You are on page 1of 10

Journal of IntegratedAgribusiness

Website Jurnal :
Publikasi Artikel Penelitian

Analysis Of White Pepper Production Factors On the Agricultural


Economy in the Central Bangka District, Bangka Belitung Islands
Province
Analisis Faktor Produksi Lada Putih Terhadap Ekonomi Pertanian
di Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Juan Arjuna Saputra, Fitriyani, Suci Novika Putri, Della Safitri, Hilsha Aprilla
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Perikanan dan
Biologi Universitas Bangka Belitung, Bangka, Indonesia
*Email Korespondensi: yamichilboth49@gmail.com

Abstract
The Province of Bangka Belitung Islands is one of the provinces that
produces the largest white pepper production in Indonesia, one of which is
located in the Central Bangka Regency which is known for its pepper
production. However, the export of pepper in Bangka Tengah district has
decreased in price and also. However, pepper production in Central Bangka
district has decreased and the price of pepper has also become unstable.
Therefore, to increase the optimal production yield and the stability of the
agricultural economy in Central Bangka district, an evaluation is needed in
order to find out the factors that cause the production of pepper is not
optimal. In addition, analyzing the feasibility of pepper farming, analyzing the
factors that cause the price fluctuation of pepper, formulating directions to
create agricultural economic stabilization in Central Bangka Regency.
Analyzing the impact of the agricultural economy requires commitment and
efforts that are based on a proportional and professional plantation
development policy.
Keywords: white pepper, production, impact
Abstrak
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu provinsi yang
menghasilkan produksi lada putih terbesar di Indonesia, salah satunya terletak
di kabupaten Bangka Tengah yang terknenal akan hasil produksi lada. Tetapi,
ekspor lada di kabupaten Bangka Tengah mengalami penurunan harga dan
juga Akan tetapi, produksi lada di kabupaten Bangka Tengah mengalami
penurunan dan harga lada juga menjadi jadi tidak stabil. Oleh karena itu
untuk meningkatkan hasil produksi yang optimal dan stabilnya ekonomi
pertanian yang ada di kabupaten Bangka Tengah maka diperlukan evaluasi
agar dapat mengetahui faktor yang menyebabkan produksi lada tidak optimal.
Selain itu, menganalisis kelayakan pertanian lada, menganalisis faktor yang
menyebabkan naik-turunnya harga lada, menyusun arahan agar tercipta
stabilisasi ekonomi pertanian di Kabupaten Bangka tengah. Untuk
menganalisis dampak perekonomian pertanian ini membutuhkan komitmen
dan upaya yang dilandasi oleh kebijakan pembangunan perkebunan yang
dilaksanakan secara proporsional dan profesional.
Kata kunci: Lada putih, produksi, dampak

1. PENDAHULUAN

Bangka Belitung merupakan salah Hal ini didukung dengan


satu provinsi yang menghasilkan penelitian Siti Julaiha (2017)
produksi lada terbesar di Indonesia. dengan judul penelitian Perilaku
Bahkan untuk lada yang dihasilkan di Petani Lada Putih terhadap
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Fluktuasi Harga Lada Putih di Desa
telah dikenal di dunia sejak zaman Puput Kecamatan Simpangkatis.
Belanda. Lada sebagai komoditas Berdasarkan hasil wawancara
unggulan perkebunan itu telah bahwa selama ini petani hanya
ditekuni secara turun temurun oleh memproduksi lada dalam bentuk
masyarakat di Provinsi Kepulauan biji sehingga tidak ada penghasilan
Bangka Belitung. Akan tetapi, ekspor tambahan yang diterima oleh
lada di Provinsi Kepulauan Bangka petani. Oleh sebab itu, perlu
Belitung pada tahun 2015 sampai menciptakan produk turunan dari
2017 mengalami penurunan. lada putih agar dapat memberikan
Penurunan ini terjadi disebabkan penghasilan tambahan bagi para
karena banyaknya tanaman lada yang petani. Salah satu produk turunan
terserang hama dan penyakit dari lada putih, yaitu lada bubuk.
sehingga mempengaruhi Adapun yang menjadi tujuan
produktivitas dan kualitas lada yang dari analisis ini adalah ;
dihasilkan kurang baik. Permasalahan 1. Mengetahui faktor-faktor
lainnya adalah harga lada di Provinsi produksi yang menyebabkan harga
Kepulauan Bangka Belitung juga lada turun drastis di Kabupaten
mengalami fluktuasi. Bangka Tengah ;
Fluktuasi harga lada ini 2. Menganalisis dampak ekonomi
menentukan keputusan para petani yang terjadi atas jumlah produksi
terhadap usahatani lada yang mereka lada di Kabupaten Bangka Tengah ;
miliki.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Lada 2.2 Potensi dan Produksi


Lada (Piper nigrum L) adalah Lada di Babel
komoditas non-migas yang cukup strategis Provinsi Kepulauan Bangka
bagi Indonesia di dunia internasional. Belitung merupakan daerah sentra
Indonesia berkontribusi 14% terhadap pengembangan lada putih di
seluruh produksi lada dunia dan 15% dari Indonesia sejak tahun 2015
perdagangan lada di pasar internasional. menurut Kepmentan
Peran tersebut adalah yang terbesar kedua No.46/KPTS/PD.120/ 1/2015. Hal
di dunia setelah dominasi Vietnam dengan tersebut karena provinsi ini
kontribusi produksi dan perdagangan lada memiliki iklim dan kodisi geografis
dengan kontribusi lebih dari 30% produksi yang sesuai serta ketersediaan lahan
dan perdagangan dunia1. Provinsi yang luas untuk perkebunan lada
Kepulauan Bangka Belitung merupakan putih. Di Kabupaten Bangka sendiri
salah satu sentra produksi lada putih misalnya, masih tersedia lahan
terbesar di Indonesia (38% produksi) seluas 3 10.614,09 Ha yang
selain Lampung dengan produk lada berpotensi untuk dijadikan
hitamnya (Perkebunan, 2016). perkebunan lada.
Lada putih merupakan komoditas Meskipun telah menjadi sentra
perkebunan utama yang banyak utama pengembangan lada putih di
dikembangkan di Provinsi Kepulauan Indonesia, kenyataannya agribisnis
Bangka Belitung selain komoditas karet lada putih masih belum
dan kelapa sawit. Usahatani komoditas berkembang dengan baik. Fluktuasi
lada di Provinsi Kepulauan Bangka produksi dan produktivitas masih
Belitung seluruhnya dilakukan oleh menjadi masalah utama disini.
masyarakat atau dikuasai oleh pekebun Semenjak tahun 2014 hingga 2016,
rakyat (Perkebunan, 2016) produktivitas turun dari 1,53
donesia sendiri memiliki dua jenis lada menjadi 1,24. Data ini dapat dilihat
yang dibudidayakan yaitu: jenis lada hitam pada Tabel 3 (BPS Babel 2017).
(Lampung Black Pepper) dan lada putih Selain itu, produksi yang
(Muntok White Pepper). Umumnya lada dicapai pada tahun 2015 yaitu
hitam dibudidayakan di daerah Lampung
sebesar 31.408 ton , masih jauh dari
dan lada putih di Kepulauan Bangka
Belitung (Pusdatin 2015). target produksi yang telah
Menurut data IPC (2014), pada akhir ditetapkan oleh PEMDA yang
tahun 2014, harga komposit lada hitam sebesar 54.747 ton. Terus
dipasar dunia sebesar US$ 9.783 per menurunnya produktivitas lada
metrik ton sedangkan lada putih sebesar putih menunjukkan bahwa adanya
US$ 13.969 per metrik ton. permasalahan dalam pengelolaan
lada putih selama ini meskipun
faktanya terjadi peningkatan luas
areal perkebunan.
Meningkatnya luas areal
perkebunan lada beberapa tahun 2.3 Teori produksi dan Hasil
terakhir diduga merupakan bagian Produksi
Menurut Miller dan Meiners
dari respon masyarakat terhadap
(2000), produksi merupakan suatu
harga jual komoditi lada putih yang
kegiatan yang dikerjakan untuk
tinggi di pasar domestik yang
menambah nilai guna suatu benda atau
terpengaruh dengan harga pasar
menciptakan benda baru sehingga lebih
dunia.
bermanfaat dalam memenuhi
Provinsi Kepulauan Bangka
kebutuhan.
Belitung memiliki potensi sumber
Menurut Sukirno (2006) faktor
daya alam yang cukup tinggi, salah
produksi adalah benda-benda yang
satunya yaitu lada putih. Lada putih
disediakan oleh alam atau diciptakan
yang dihasilkan dari Provinsi
oleh manusia yang dapat digunakan
Kepulauan Bangka Belitung ini
untuk memproduksi barang dan jasa.
merupakan salah satu komoditas
Produksi pertanian yang optimal
ekspor unggulan perkebunan
adalah produksi yang mendatangkan
Indonesia yang berkontribusi besar
produk yang menguntungkan ditinjau
terhadap sumber devisa negara
dari sudut ekonomi ini berarti biaya
maupun pendapatan daerah dan
faktor-faktor input yang berpengaruh
masyarakat setempat karena memiliki
pada produksi jauh lebih kecil bila
harga jual yang tinggi.
dibandingkan dengan hasil yang
Lada putih ditujukan untuk
diperoleh sehingga petani dapat
pangsa pasar ekspor dunia daripada
memperoleh keuntungan dari usaha
konsumsi nasional, selain itu
taninya. Faktor-faktor yang dimaksud
Indonesia merupakan penghasil lada
adalah: alam, tenaga kerja, modal, dan
terbesar dunia kedua setelah
skill.
Vietnam. Jumlah permintaan dunia
Berdasarkan teori dari menurut
akan lada putih dalam beberapa tahun
para ahli di atas, penulis
ini terus meningkat sekitar 5-6
menyimpulkan bahwa produksi adalah
persen, sementara itu Indonesia
suatu proses perubahan input menjadi
hanya mampu memenuhi 20 persen
output. Sedangkan faktor produksi
dari permintaan lada secara global,
merupakan komponen-komponen yang
potensi ekspor lada yang cukup luas
digunakan untuk memproduksi suatu
ini dapat membuka peluang bagi
barang/jasa.
Indonesia Harga Konsumen Lada
Putih (Rp/Kg) Bulan 5 untuk menjadi
pemain utama dalam perdagangan
lada putih.
3. METODELOGI
PENELITIAN

Metode penelitian ini Data untuk analisis usaha tani


dilaksanakan di kabupaten Bangka dilakukan melalui pemilihan sampel
Tengah yang memiliki 6 kecamatan. petani secara sengaja (purposive
Metode ini juga menggunakan desain sampling) yang diambil dari petani
kualitatif. Metode kualitatif yang bermatapencaharian utama
menyajikan data yang kaya akan sebagai petani lada yang sudah
kehidupan nyata situasi masyarakat, berproduksi sekaligus pemilik
selain itu juga lebih mampu kebun pada kelas. Dalam
menangkap dan memahami suatu menganalisis faktor-faktor yang
perilaku dalam konteks yang lebih mempengaruhi produksi maka
luas. Analisis kualitatif pada dasarnya produksi lada (Q) diperlakukan
bersifat non-linier untuk memahami sebagai variabel dependen yang
suatu sistem yang bekerja dalam diestimasi dengan variabel
jangka panjang secara holistik dan independen : luas lahan, jumlah
komprehensif. pupuk Urea, pupuk SP-36, pupuk
Jenis data yang digunakan dalam KCl, dan pupuk kandang, jumlah
penelitian ini adalah data sekunder. fungisida, jumlah tenaga kerja.
Data sekunder berupa Peta Validasi dalam penelitian
Administrasi Kabupaten Bangka kualitatif berbeda dengan penelitian
Tengah, Peta Tanah, Peta kuantitatif, terdapat beberapa
Penggunaan Lahan, RTRW langkah yang digunakan untuk
Kabupaten Bangka Tengah 2011- memastikan akurasi dari hasil yang
2031, Peta Kawasan Hutan, Peta diperoleh dalam penelitian ini di
Kawasan Pertambangan, Data antaranya:
Perkebunan, dan Data Penduduk,. - Triangulasi sumber data yang
Metode analisis yang digunakan berbeda dengan memeriksa berbagai
adalah analisis spasial untuk kejadian yang membangun kepada
suatu koherensi - Klarifikasi hasil
menentukan lokasi yang sesuai dan
temuan dengan berbagai studi yang
tersedia untuk perkebunan lada, dilakukan dan data yang tersedia
analisis pendapatan petani dan - Memunculkan informasi yang
kelayakan usaha tani, analisis rantai tidak sesuai untuk mengimbangi
pemasaran, serta analisis deskriptif informasi yang diperoleh,
terhadap suatu objek dengan tujuan diskusikan informasi yang bertolak
membuat deskripsi atau gambaran belakang berdasarkan kredibilitas
sumber informasi.
secara sistematis mengenai fakta-
fakta yang sedang diteliti.
- Berada di lapangan untuk waktu Selanjutnya para tokoh tani, ketua
yang lama untuk memperolah asosiasi (petani, pedagang),
pemahaman yang mendalam atas pimpinan pemerintah daerah yang
fenomena yang terjadi dan menangani lada (Dinas Perkebunan)
menentukan kredibilitas dari dan petugas penyuluh lapangan
narasumber (informan) yang (PPL), dan para peneliti lada adalah
sebenarnya. pakar yang memiliki pengetahuan
- Gunakan narasumber ahli dari dan pengalaman yang terlibat
eksternal untuk memperoleh masukan langsung dalam sistem komoditas
informasi sebelum menarik suatu lada.
kesimpulan.
Akurasi dari setiap data yang 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
diperoleh sangat diperlukan untuk
memperoleh suatu kebenaran dari apa Persoalan lada putih yang paling
yang diteliti, diperlukan teknik menonjol pada tahun 2018 mengenai
validasi yang mampu mengeliminasi harga beli yang rendah di tingkat
bias-bias yang mungkin terbentuk petani. Harga yang diterima petani
dalam penelitian. Validasi adalah tidak memberikan insentif bagi
komponen yang tidak dapat petani untuk membudidayakan
dihilangkan dalam suatu penelitian tanaman lada. Kondisinya berbeda
untuk menghasilkan kesimpulan. dengan era tahun 1980-1990an
Validasi dari tahapan penelitian dimana harga lada saat itu saat
sebelumnya, termasuk data yang menjanjikan dan memberikan
diperoleh pada awal pengumpulan keuntungan berlipat dan
data. Tahap pengujian terdiri atas kesejahteraan yang sangat baik
perilaku model dan evaluasi model. kepada para petani di Bangka
Mekanisme yang paling dasar dari Belitung.
pengujian perilaku model adalah “Harga lada anjlok sekali. Dulu
dengan cara referensi (reference orang Bangka kaya-kaya. Kulkas
mode), salah satunya dengan dibeli untuk taruh baju. Mesin cuci
menggunakan data statistik. Kemudian dibeli untuk menaruh baju. Karena
evaluasi model dilakukan dengan harga lada sempat mencapai Rp
verifikasi struktur oleh pakar yang 200.000 per kilogram” ujar Jauhari
memiliki keahlian atau bagian dari salah satu petani lada Bangka
sistem yang digambarkan (LunaReyes Belitung.
& Andersen, 2003). Referensi yang “Harga lada putih Bangka
digunakan dalam sistem komoditas mengalami pasang-surut. Tahun
lada adalah data luas lahan, produksi 1998 mencapai Rp. 100.000 per
dan produktivitas lada. kilogram, tetapi kemudian anjlok
menjadi tak lebih dari Rp 20.000 per
kilogram. Sejak saat itu, penanaman
lada tak lagi dilirik masyarakat”
Berdasarkan perilaku harga ekspor lada, Petani menerima harga beli
diperoleh informasi bahwa pada masa tahun dari pedagang rata-rata 150.000
1980an sampai 2000an harga lada tercatat rupiah, bahkan ada yang
berfluktuasi sangat tinggi, senada dengan mencapai 170.000 rupiah untuk
penyampaian petani dan informasi dari para satu kilogram lada putih di
narasumber yang terkait dengan lada putih. tahun 20155, sementara harga
Perilaku flutuasi harga yang cukup tinggi jual ekspor berkisar antara 7
menunjukan tingginya dinamika yang sampai 8 dolar AS (Amerika
terjadi. Jika dilihat berdasarkan pola harga Serikat) per kilogram.
ekspor lada (Gambar 2), diketahui bahwa Bila dibandingkan antara
dalam waktu 30 tahun (tahun 1980 sampai harga ekspor lada dan produksi,
2010) harga lada mengalami kenaikan secara historis harga ekspor lada
sebanyak tiga kali dan penurunan sebanyak kurang dari 2 dolar AS per
dua kali dengan perbedaan yang cukup kilogram tidak memberikan
tajam (harga tertinggi lima kali lipat dari insentif bagi petani, penurunan
harga terendahnya). produksi pada tingkat harga
tersebut menunjukan
keengganan petani untuk
bertanam lada. Keengganan
petani tersebut sangat beralasan
karena harga lada pada titik
impas menurut penuturan petani
adalah 50.000 rupiah per
kilogram. Senada dengan
analisis yang dilakukan oleh
pemerintah daerah Provinsi
Bangka Belitung dimana titik
impas atau biaya produksi lada
ptuih kering adalah 52.500
rupiah per kilogram6. Harga
lada putih di tingkat petani pada
Gambar Produksi dan Produktivitas tahun 2018 berada pada kisaran
Lada Putih tahun 2002-2017 dan Harga 50.000 per kilograam lada
Ekspor Lada Putih tahun 1980-2016 di kering. Implikasinya, nilai
Provinsi Kep. Bangka Belitung. Setelah tersebut tidak memberikan
tahun 2010, harga lada terus merangkak naik insentif bagi petani karena biaya
dan mencapai puncaknya pada tahun 2015. produksi lebih besar nilai yang
Harga lada pada tahun 2015 tersebut diterima, yang berarti secara
memecahkan rekor dari dari tahun-tahun ekonomi petani tidak
sebelumnya karena mengalami lonjakan memperoleh keuntungan dari
yang luar biasa. usahatani lada. Harga yang
diharapkan petani dan
memberikan insentif apabila
lada putih dibeli oleh pedagang

kisaran 80.000-100.000 per kilogram International Pepper Community),


sehingga harga jual lada dapat
Sistem Sosial (Ekonomi) meningkat di pasar nternasional
Pendekatan sub-sistem ekonomi (Kemala, 2006; Usmiati &
dilihat dari hukum ekonomi permintaan Nurdjannah, 2007). Namun
dan penawaran. Secara sistem, efek demikian, pengembangan teknologi
memerlukan biaya yang cukup
ketersediaan lada di pasar internasional
besar yang sult dijangkau oleh para
merupakan umpan balik negatif yang petani lada skala kecil dengan
bergerak berlawanan arah dengan jumlah luasan 0,5 hektar per petani.
stok, apabila terdapat banyak Diperlukan sistem kolektif
ketersediaan lada di pasar internasional, dalam pengembangan teknologi ini
maka harga akan mengalami tekanan yang berimplikasi kepada peran
(feedback loop B1: efek ketersediaan dan fungsi kelembagaan.
terhadap harga). Fluktuasi harga dan Pemerintah daerah telah berupaya
ketersediaan lada di pasar terjadi dalam dengan pengembangan teknologi
hitungan tahun, berbeda dengan sayuran pasca panen melalui peran
yang berfluktuasi lebih cepat. Lada kelompok tani, namun daya ungkit
merupakan komoditas yang cukup lama untuk upaya tersebut masih belum
untuk disimpan, berdasarkan penuturan dirasakan oleh sebagian besar
petani lada dapat disimpan sampai petani. Bantuan teknologi pasca
dengan 2 tahun, dengan teknik panen dengan biaya besar
penyimpanan dan tingkat kekeringan lada memakan anggaran yang besar pula
yang baik. sehingga masih sangat terbatas
Persepsi petani terhadap isu kualitas pada beberapa kelompok tani saja.
dianggap sebagai upaya para pedagang Keberlanjutan ekonomi dalam
untuk menjatuhkan harga beli di tingkat usahatani lada putih sangat
petani Walaupun isu kualitas sering kali ditentukan oleh keputusan ekonomi
dianggap sebagai penghambat oleh petani petani lada itu sendiri sebagai
lada dalam aspek pasca panen lada, tetapi feedback atau respon dari sistem
pada faktanya dilihat dari aspek standar ekologi. Berdasarkan analisis di
kualitas internasional, mutu lada yang atas, keberlanjutan ekonomi dalam
dihasilkan para petani di Bangka Belitung usahatani lada putih memiliki
masih berada di bawah standar, seperti kerentanan lebih tinggi
kadar air, kandungan benda asing dan dibandingkan keberlanjutan
bakteri (Usmiati & Nurdjannah, 2007). ekologi.
Diperlukan perbaikan teknologi pasca
panen agar dapat memenuhi standar
internasional (IPC:

Suksesi ekologi sebagai proses sehingga usahatani ladapun hanya


biologis berjalan lambat karena bersifat dilirik sebagian kecil petani.
sistematis alamiah dalam mecapai Tentunya hal ini mempengaruhi
kondisi perekonomian usahatani
keseimbangan ekologi (Marten, 2001).
lada di Kabupaten Bangka tengah.
Keputusan ekonomi yang tepat dari para Seperti yang kita ketahui untuk
petani dalam rangka merespon dinamika usahatani lada memerlukan modal
harga (ekonomi) menjadi kunci bagi yang sangat besar, sehingga para
sistem ekologi untuk merespon atas usahatani ladapun banyak yang
perubahan yang terjadi, salah satunya mengalami kerugian akibat fluktasi
adalah dengan meningkatkan kualitas harga lada tersebut. Belum lagi
masalah yang menyerang pada saat
lada putih agar memiliki daya saing yang
penanaman lada seperti,
tinggi di pasar global. kekeringan, serangan hama,
Pada akhirnya, hampir tidak mungkin daunnya kuning dan lain-lain
memisahkan aspek ekonomi dari aspek
sosial dan lingkungan. Ditinjau dari DAFTAR PUSTAKA
perspektif kompleksitas sistem sosial,
Lara M, Fornita A, Yudi S.P (2019).
diperlukan ontologi yang mendalam
Analysis of white pepper
dalam mengenali ketersalinghubungan farming financaial feasibility
antara ekonomi, pemerintahan, dan sosial with good agricultural
kemasyarakatan (Walby, 2007). Terdapat practices (GAP) Method and
banyak hubungan sosial yang terbentuk pepper powders bussines
baik antar manusia maupun manusia feasibility in Bangka Belitung
Island Province. JIA, 15-16.
dengan lingkungannya, yang pada
Maryadi, Atang S, Ivanovich A (20
akhirnya memberikan dampak yang besar
pada kedua sistem. Sistem sosial 6) analisis usaha tani lada dan
(individu) dan ekologi memiliki arahan pengembangannya
ketahanan atau resilience untuk di Kabupaten Bangka
menjalankan fungsinya walapun terdapat Tengah, 26-27.
Sarpian, T. 2003. Pedoman
banyak tekanan yang tida diharapkan Berkebun Lada dan Analisis
(Marten, 2001). Pemahaman terhadap Usaha Tani. Kanisius:
dinamika lingkungan secara Yogyakarta.
komprehensif dalam sistem sosial- Julaiha, S. 2017. Perilaku Petani
ekologi memiliki peran besar dalam Lada Putih Terhadap
Fluktuasi Harga Lada Putih
membangun konsep pembangunan Di Desa Puput Kecamatan
berkelanjutan. Simpangkatis. Skripsi. Bangka
Belitung: Universitas Bangka
KESIMPULAN Belitung.
Dari Analisa terbesubut dapat Kemala, S. 2011. Strategi
Pengembangan Sistem
disimpulkan bahwa faktor yang membuat Agribisnis Lada untuk
produksi lada putih turun dikarenakan Meningkatkan Pendapatan
harga lada yang terus menlonjak turun, Petani. Jurnal
Pengembangan Inovasi
Pertanian 4(2): 137-155.

Yuhono, JT. 2007. Sistem Agribisnis


Lada dan Strategi
Pengembangannya. Jurnal
Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
26(2): 76-81.
Mahra A.H dan Adi N, 2018.
Analisis sistem sosial-ekologi
lada putih provinsi Kepulauan
bangka Belitung, Agricore,
397-398.
Ahya k, 2018. Analisis ekonomi
alih fungsi lahan pertanian di
kota bekasi (kasus kecamatan
bekasi utara dan bantar
gebang,
http://jurnal.unismabekasi.ac.i
d/index.php/cefars/article/vie
w/48
Awang F.I, 2013. Pengaruh nilai
tambah sektor pertanian
terhadap penyerapan tenaga
kerja di Kalimantan timur
http://journal.ipb.ac.id/index.p
hp/jagbi/article/view/8838/69
12
Andi A.S, Valeriana D, 2018
Performance and Perpective
Agribusiness of Agribusiness
In Efforts to Increase Farmer
Welfare
http://ejurnal.litbang.pertanian.g
o.id/index.php/psp/article/view/8
252/pdf

You might also like