You are on page 1of 10

Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017

PEMBELAJARAN MATERI BANGUN RUANG MENGGUNAKAN


MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER
DI KELAS V SD

Yuri Irawadi
Yuri
SDN 08 Sabung
Sabung Setangga Kecamatan
Kecamatan Subah
Subah Kabupaten
Kabupaten Sambas
Sambas
Email: yuri.irawan74@gmail.com
Email: yuri.irawan74@gmail.com

Abstract
Abstract
The studywas
The study was conducted
conducted basedbased on several
on several empiricalempirical
evidences:evidences: (1) low
(1) low students’ students’
participation,
participation,
this wass found this wassthefound
when when
teacher the teacher
provided provided an
an opportunity to opportunity
ask or answer,to ask
(2) or answer,
none of the
(2) none of the students asked or answered; (3) students were less serious in doing
students asked or answered; (3) students were less serious in doing the task given; and (4) some the task
given; and (4) some students did not collect assignments at a given time. The
students did not collect assignments at a given time. The purpose of this study was to describe purpose of
this study was to describe the condition of learning mathematics, describe
the condition of learning mathematics, describe the form of RPP on building materials spacethe form of RPP
on
andbuilding
describematerials space andofdescribe
the implementation the implementation
model numbered heads togetherof model
learningnumbered heads
on the material
together learning on the material of building room design in SDN 08 Sabung Setangga. The
of building room design in SDN 08 Sabung Setangga. The model of numbered heads together
model of numbered heads together learning was one type of the cooperative learnings. Its
learning was one type of the cooperative learnings. Its typical characteristics was to assign
typical characteristics was to assign a number to each group member and then simply
a number to
appointed a each
student group member and
representing histhen simply
group appointed a the
by mentioning student representing
students’ number,his group
without
by mentioning
notifying the students’
in advance number, without
who represented notifying
the group in advance
aiming to all who represented
students’ the group
readiness. The
aiming to all students’ readiness. The conclusion obtained that using
conclusion obtained that using the model numbered heads together learning made the the model numbered
heads together
students learning
more active on made the students
the explanation more active
delivered on teacher,
by the the explanation delivered
and provided the by the
same
teacher, andofprovided
perception the same perception of the learning.
the learning.
Keywords: Model of learning Numbered Heads Together, Material Building Room,
Keywords: Elementary
Model of learning Numbered
Mathematics Heads Together, Material Building Room,
Learning
Elementary Mathematics Learning

PENDAHULUAN Namun kenyataannya, sebagian besar


Menciptakan pembelajaran yang efektif tujuan tersebut belum tercapai secara maksimal.
dan menyenangkan merupakan tugas dan Hal ini disebabkan karena rendahnya aktivitas
tanggung jawab seorang guru untuk membantu belajar siswa. Rendahnya aktivitas belajar
siswa dalam mengatasi kesulitan memahami siswa tersebut diperoleh dari beberapa sumber
dan menguasai konsep-konsep matematika. data yaitu (1) hasil tes belajar; (2) wawancara
Oleh karena itu, guru harus mampu menguasai dengan teman sejawat; (3) hasil supervisi
dan mengembangkan pembelajaran yang kepala sekolah. Ketiga sumber data tersebut
menarik dengan menggunakan model yang mengungkapkan beberapa penyebab yang
tepat guna menunjang pembelajaran optimal. terkait dengan rendahnya aktivitas belajar siswa
Berdasarkan BSNP Kurikulum Tingkat yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar
Satuan Pendidikan (2006) terdapat salah satu matematika siswa kelas V SDN 08 Sabung
tujuan dari pembelajaran matematika yaitu Setangga.
mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, Berdasarkan PAS (Penilaian Akhir
tabel, diagram , atau media lain untuk Semester 1) tahun pelajaran 2017/2018 nilai
memperjelas keadaan atau masalah. Oleh Pembelajaran Matematika siswa kelas V di
karena itu di dalam proses pembelajaran SDN 08 Sabung Setangga kecamatan Subah
matematika diperlukan suatu model Kabupaten Sambas, siswa yang penilaian akhir
pembelajaran yang dapat menunjang siswa semesternya tuntas hanya 60 % dan masih
dalam memahami pembelajaran materi bangun terdapat sekitar 40 % tidak tuntas. Hal ini,
datar. diperlihatkan secara rinci pada tabel berikut.

121
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Irawadi, Y

Tabel 1
Hasil Penilaian Akhir Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018
No. Ragam Data Skor/Jumlah
1. Banyak Siswa 20
2. Siswa Perempuan 9
3. Siswa Laki-laki 11
4. Banyak yang Tuntas 12 (60 %)
5. Banyak yang Tak Tuntas 8 (40%)
6. Skor Tertinggi 82
7. Skor Terendah 34
8. Rata-rata 58,72
KKM = 62
adalah memperbaharui model pembelajaran.
Berdasarkan tabel 1.1 di atas, dapat
Salah satu model yang dapat meningkatkan
diuraikan sebagai berikut. Ketuntasan yang
aktivitas dan hasil belajar siswa adalah model
diperoleh yakni 8 siswa dari 20 siswa sekitar 40
pembelajaran numbered heads together. Model
% tergolong sangat rendah. Bila dikaji
pembelajaran numbered heads together adalah
penyebabnya, salah satunya adalah aktivitas
model pembelajaran dengan cara memberikan
belajar siswa masih rendah. Rata-rata hasil
nomor pada setiap anggota kelompok dan
ulangan hanya 58,72. Hasil belajar yang dicapai
kemudian hanya menunjuk seorang siswa yang
ini masih sangat jauh dari KKM yang
mewakili kelompoknya dengan menyebutkan
ditentukan yaitu 62. Nilai tertinggi 82 dan
nomor siswa tersebut, tanpa memberi tahu
terendah 34, hal ini menunjukkan rentang nilai
terlebih dahulu siapa yang akan mewakili
siswa yang tertinggi dan yang terendah terpaud
kelompok itu yang bertujuan agar semua siswa
jauh dengan selisih 48. Maknanya, data
siap dan bertanggung jawab secara individu
perolehan ulangan harian tersebut
maupun kelompok. Karena itu penulis memilih
menggambarkan terjadinya jarak yang cukup
judul makalah “ Pembelajaran Materi Bangun
jauh antara siswa maksimal dan minimal. Perlu
Ruang Menggunakan Model Pembelajaran
suatu upaya khusus agar rentang data tidak
Koopertif Tipe Numbered Heads Together
terlalu tinggi. Skor terendah ini dimiliki oleh
Pada Siswa Kelas V SD ”
siswa yang aktivitas belajarnya masih rendah,
Menurut Komalasari (2013: 57) model
dikarenakan kurang memperhatikan dalam
pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran
proses pembelajaran.
yang tergambar dari awal sampai akhir yang
Sedangkan hasil wawancara dengan
disajikan secara khas oleh guru. Model
teman sejawat bapak Abdul Hadi,S.Pd.SD wali
pembelajaran dengan kata lain merupakan
kelas VI pada tanggal 4 Januari 2018.
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
Terungkap beberapa hal terkait dengan
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
Sumantri (2015: 39) mengemukakan model
matematika di kelas V. Pertama, siswa kurang
pembelajaran dapat dipahami sebagai kerangka
memperhatikan pada saat proses
konseptual yang mendeskripsikan dan
pembelajaran,kondisi ini ditemukan saat guru
melukiskan prosedur yang sistematik dalam
mengajar ternyata perhatian siswa dikelas V
mengorganisasikan pengalaman belajar dan
pada kegiatan proses belajar mengajar rata-rata
pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar
hanya 25-35 menit diawal pembelajaran.
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
Kedua, partisipasi siswa rendah, ini ditemukan
perencana pembelajaran bagi para guru dalam
ketika guru memberikan kesempatan untuk
melaksanakan aktivitas pembelajaran.
bertanya atau menjawab, tidak ada satupun
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut,
siswa yang mau bertanya atau memberikan
peneliti menyimpulkan bahwa model
jawaban. Ketiga, Siswa kurang bersungguh-
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola
sungguh dalam mengerjakan tugas yang
pembelajaran yang mendeskripsikan dan
diberikan. Ini terlihat dari beberapa siswa yang
melukiskan prosedur yang sistematik dari awal
tidak mengumpulkan tugas tepat pada waktu
sampai akhir proses pembelajaran untuk
yang ditentukan.
mencapai tujuan belajar.
Berdasarkan paparan diatas, dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

122
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Irawadi, Y

Pembelajaran kooperatif merupakan sebagai fasilitator. Isjoni (2013: 23)


strategi pembelajaran yang mengutamakan mengemukakan pembelajaran kooperatif
adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok merupakan suatu model pembelajaran yang saat
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para ini banyak digunakan untuk mewujudkan
siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada
kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi siswa (student oriented), terutama untuk
pelajarn yang telah ditentukan (Bistari, 2017: mengatasi permasalahan yang ditemukan guru
301) dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat
Model pembelajaran kooperatif bekerja sama dengan orang lain, siswa yang
merupakan model pembelajaran yang memiliki agresif dan tidak peduli pada yang lain.
banyak tipe atau jenis model pembelajaran Berdasarkan uraian di atas, dapat
yang dapat diterapkan dalam proses disimpulkan bahwa model pembelajaran
pembelajaran. Menurut Trianto (2011: 67) kooperatif merupakan suatu model
terdapat beberapa tipe dalam model pembelajaran yang membutuhkan kerja sama
pembelajaran kooperatif antara lain STAD, tim atau kelompok yang anggotanya terdiri dari
jigsaw, investigasi kelompok (group 2 sampai 6 orang dengan struktur kelompok
investigation), teams games tournaments, bersifat heterogen untuk mencapai tujuan
Group Investigation (GI), dan numbered head pembelajaran yang telah ditetapkan dan model
together. pembelajaran kooperatif merupakan model
Model pembelajaran dapat dijadikan pembelajaran secara berkelompok yang
sebagai salah satu cara untuk meningkatkan mempunyai berbagai macam variasi dalam
kualitas pembelajaran di kelas. Model-model pembelajarannya, sesuai dengan kebutuhan.
pembelajaran memiliki banyak variasi, salah Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered
satunya yaitu model pembelajaran kooperatif Head Together (NHT) merupakan salah satu
atau dalam bahasa Inggris disebut cooperative tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan
learning. Cooperative mengandung pengertian pada struktur-struktur khusus yang dirancang
bekerja bersama dalam mencapai tujuan untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa
bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi dalam memiliki tujuan untuk meningkatkan
pencapaian tujuan secara bersama-sama yang penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan
sifatnya merata dan menguntungkan setiap oleh Kagen (Ibrahim, 2000) dengan melibatkan
anggota kelompoknya. para siswa dalam menelaah bahan yang
learning di antaranya (a) jigsaw, (b) tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
Group Investigation (GI), (c) number heads pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
together, (d) group investigation, (e) two stay tersebut. Kagen menyatakan bahwa, tekhnik ini
twostray, (f) make a match, (g) listening team, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
(h) inside outside circle, (i) bamboo dancing, saling membagikan ide-ide dan
(j) point counter point, dan (k) the power of mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
two. Selain itu, tekhnik ini juga mendorong siswa
Menurut Slavin dalam Isjoni (2013: 15) untuk meningkatkan kerjasama mereka.
cooperative learning adalah suatu model Dari definisi diatas tergambar bahwa
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja model pembelajaran numbered heads together
dalam kelompok-kelompok kecil secara menuntut kerjasama yang baik antara anggota
kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan kelompok, model pembelajaran ini juga
struktur kelompok heterogen. Suprijono (2015: menekankan pada kegiatan-kegiatan pembinaan
73) mengemukakan model pembelajaran kerjasama tim sebelum siswa mulai
kooperatif adalah konsep yang lebih luas, bekerjasama dan melakukan diskusi terjadwal
meliputi semua jenis kerja kelompok, termasuk di dalam kelompok tentang seberapa jauh
bentukbentuk yang dipimpin oleh guru atau mereka berhasil bekerjasama.
diarahkan oleh guru. Menurut Muslimin Ibrahim (2000: 24),
Menurut Lie dalam Wena (2013: 189) guru menggunakan struktur empat langkah
pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
pembelajaran yang memberi kesempatan Together (NHT) seperti berikut ini: (1)Langkah
kepada siswa untuk bekerja sama dengan 1. Penomoran Guru membagi siswa kedalam
sesama siswa dalam tugas-tugas yang kelompok beranggotakan 3-5 orang dan kepada
terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1

123
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Irawadi, Y

sampai 5; (2)Langkah 2 Guru mengajukan disetiap kelompok; (6) guru menunjuk siswa
sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan secara acak untuk menjawab soal latihan
dapat bersifat variasi dari yang spesifik hingga tersebut dan mengerjakannya di papan tulis
yang bersifat umum; (3) Langkah 3, Siswa dengan cara mengundi nomor siswa terlebih
menyatukan pendapatnya terhadap jawaban dahulu baru kemudian mengundi kelompok
pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota (Answering), setelah itu Guru mengevaluasi
dalam timnya mengetahui jawaban itu; (4) hasil belajar kelompok siswa. Tiap pertanyaan
Langkah 4. Guru memanggil suatu nomor dijawab oleh siswa yang berbeda yang
tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai merupakan perwakilan dari masing-masing
mengacungkan tangannya dan mencoba untuk kelompok yang dipilih berdasarkan
menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. pengundian. Sebelum kegiatan belajar
Adapun langkah-langkah pembelajaran mengajar dilaksanakan, pengajar sudah
Kooperatif Tipe Numbereds Heads Together mempersiapkan kertas undian terlebih dahulu.
dalam penelitian ini adalah: (1) menyampaikan Kertas undian tersebut dibuat dalam dua
tujuan dan memotivasi siswa ; (2) tempat. Tempat pertama berisikan kertas
mengorganisasikan siswa kedalam kelompok undian nomor (1, 2, 3, 4, dan 5), dan tempat
belajar; (3) guru mengorganisasikan siswa kedua berisikan kertas undian kelompok
kedalam kelompok-kelompok belajar yang (semangka, durian, apel dan anggur).
beranggotakan 5 orang yang telah disusun Pengundian ini akan dilakukan pada saat
sebelumnya oleh peneliti berdasarkan nilai membahas soal diskusi yang telah dikerjakan
raport mata pelajaran Matematika. Selanjutnya secara berkelompok. Guru memanggil salah
setiap kelompok diberi nama dengan huruf satu siswa untuk melakukan pengundian.
alfabet, sedangkan setiap siswa dalam Pertama-tama dilakukan pengundian kelompok
kelompok dinomori dengan angka terlebih dahulu, baru kemudian nomor. Siswa
(penomoran). Setiap kelompok diberi nama yang nomor dan kelompoknya sesuai dengan
dengan nama buah (semangka, durian, apel dan yang disebutkan maju ke depan kelas untuk
anggur), sedangkan setiap siswa dalam tiap menuliskan jawaban dipapan tulis dan
kelompok dinomori dengan angka (1, 2, 3, 4, memberikan penjelasan jawaban soal tersebut.
dan 5). Penomoran ini untuk memudahkan Siswa yang lain menanggapi jawaban soal
dalam memanggil siswa yang dilakukan secara tersebut. Setelah itu, siswa tersebut mencabut
acak. Untuk mengoptimalkan pembelajaran undi untuk soal selanjutnya. Setiap selesai
kooperatif teknik Numbereds Heads Together, melakukan pengundian, kertas undian nomor
dalam penelitian ini keanggotaan dibuat dimasukkan kembali ke dalam tempat undian.
heterogen dari segi kemampuannya. Sehingga Sedangkan kertas undian kelompok
dalam kelompok terjadi ketergantungan positif, dikeluarkan. Hal ini bertujuan untuk
yaitu terjadi kerjasama antara yang menghindari kelompok yang sama maju
berkemampuan tinggi dengan yang kembali; (7) guru memberikan penghargaan
berkemampuan sedang dan rendah. Kerjasama kepada kelompok yang berhasil dengan baik
ini dapat terjadi karena masing-masing individu menjawab setiap pertanyaan dengan pujian; (8)
merasa bertanggung jawab atas nilai menghentikan pembelajaran, saat semua
kelompoknya sebagai waspada apabila pertanyaan telah selesai dijawab; (9) erefleksi
nomornya yang dipanggil, sehingga masing- proses pembelajaran yang sudah berlangsung
masing kelompok bertanggung jawab untuk (fase 8).
memastikan bahwa seluruh anggota kelompok Berikut disajikan balok yang dibangun
telah menguasai materi pelajaran tersebut; (4) berdasarkan kubus satuan
guru menjelaskan materi secara singkat dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya, kemudian guru memberikan
pendalaman materi dengan memberikan soal
latihan (Questioning); (5) guru meminta siswa
mendiskusikan dan menyelesaikan soal latihan
dalam kelompok masing-masing (Heads
Together), kemudian Guru mengawasi jalannya
diskusi yaitu dengan berkeliling dan berhenti
ditiap-tiap kelompok untuk mengamati kegiatan Gambar 1 Kubus d
Balok dari beberapa Kubus Satuan M
Perhatikan gambar di atas Balok ini
124 volumenya = 60 kubus satuan. Jika kubus Ga
satuan panjang rusuknya 1 cm, maka volume dari be
tiap satuan = 1 cm x 1 cmx 1cm =1cm3Volume pertama(b
balok itu = 60 x 1 cm3 = 60 cm3. Jika satuan satuan K
Gambar
Jurnal Pembelajaran Kubus
1 Volume 2 Nomor 2, Agustus
Prospektif 2017 dari Beberapa Kubus Satuan untukY
Irawadi,
Gambar 1 Kubus dari Beberapa Kubus Satuan untuk
Balok dari beberapa Kubus Satuan Menentukan Volume Kubus
Balok dari beberapa Kubus Satuan Menentukan Volume Kubus
Perhatikan gambar di atas Balok ini
Perhatikan gambar di atas Balok ini
volumenya = 60 kubus satuan. Jika kubus Gambar dibawah ini balok yang disusun
volumenya = 60 kubus satuan. Jika kubus Gambar dibawah ini balok yang disusun
satuan panjang rusuknya 1 cm, maka volume dari beberapa kubus satuan Lapisan
satuan panjang rusuknya 1 cm, maka volume dari beberapa kubus satuan Lapisan
tiap satuan = 1 cm x 1 cmx 1cm =1cm3Volume pertama(bawah) = 8x5 kubus satuan = 40 kubus
tiap satuan = 1 cm x 1 cmx 1cm =1cm3Volume pertama(bawah) = 8x5 kubus satuan = 40 kubus
balok itu = 60 x 1 cm3 = 60 cm3. Jika satuan satuan Ke atas ada 4 lapisan. Jadi, volume
balok itu = 60 x 1 cm3 = 60 cm3. Jika satuan satuan Ke atas ada 4 lapisan. Jadi, volume
volume m3, artinya panjang rusuk satuan balok = 4 x ( 8 x 5)= 160 kubus satuan.
volume m3, artinya panjang rusuk satuan balok = 4 x ( 8 x 5)= 160 kubus satuan.
adalah 1 m. Sehingga satuan volume = 1m x Cara lain:
adalah 1 m. Sehingga satuan volume = 1m x Cara lain:
1m x 1m = 1m3. Banyak kubus satuan ke kanan (AD),
1m x 1m = 1m3. Banyak kubus satuan ke kanan (AD),
Gambar berikut adalah sebuah kubus yang merupakan panjang (p) balok = 8. Banyak
Gambar berikut adalah sebuah kubus yang merupakan panjang (p) balok = 8. Banyak
dibangun berdasarkan kubus satuan kubus satuan ke belakang (DC), merupakan
dibangun berdasarkan kubus satuan kubus satuan ke belakang (DC), merupakan
lebar (l) balok = 5. Banyak kubus satuan ke atas
lebar (l) balok = 5. Banyak kubus satuan ke atas
(AE), merupakan tinggi (t) balok = 4. Banyak
(AE), merupakan tinggi (t) balok = 4. Banyak
kubus satuan seluruhnya = 8 x 5 x 4 = 160.
kubus satuan seluruhnya = 8 x 5 x 4 = 160.
Jadi, volume balok =160 kubus satuan.
Jadi, volume balok =160 kubus satuan.
Perhatikan bahwa balok mempunyai rusuk-
Perhatikan bahwa balok mempunyai rusuk-
rusuk yang merupakan panjang (p), lebar (l),
rusuk yang merupakan panjang (p), lebar (l),
dan tinggi (t), yang tidak sama panjang.
dan tinggi (t), yang tidak sama panjang.
Volume balok = panjang x lebar x tinggi = (V
Volume balok = panjang x lebar x tinggi = (V
balok = p x l x t)
balok = p x l x t)
Gambar 2
Gambar 2
Kubus dari Beberapa Kubus Satuan
Kubus dari Beberapa Kubus Satuan
Gambar dibawah ini kubus yang disusun
Gambar dibawah ini kubus yang disusun
dari beberapa kubus satuan. Lapisan pertama
dari beberapa kubus satuan. Lapisan pertama
(bawah) = 4 x 4 kubus satuan = 16 kubus
(bawah) = 4 x 4 kubus satuan = 16 kubus
satuan. Ke atas ada 4 lapisan. Jadi, volume
satuan. Ke atas ada 4 lapisan. Jadi, volume
kubus = 4 x (4 x 4) = 64 kubus satuan. Kita
kubus = 4 x (4 x 4) = 64 kubus satuan. Kita
dapat menghitung dengan cara lain, sebagai
dapat menghitung dengan cara lain, sebagai
berikut. Banyak kubus satuan ke kanan (AD) =
berikut. Banyak kubus satuan ke kanan (AD) =
4. Banyak kubus satuan ke belakang (DC) = 4.
4. Banyak kubus satuan ke belakang (DC) = 4.
Banyak kubus satuan ke atas (AE) = 4. Banyak
Banyak kubus satuan ke atas (AE) = 4. Banyak
kubus satuan seluruhnya = 4 x 4 x 4 = 64.
kubus satuan seluruhnya = 4 x 4 x 4 = 64.
Jadi, volume kubus = 64 kubus satuan.
Jadi, volume kubus = 64 kubus satuan. Gambar 3
Perhatian bahwa kubus mempunyai panjang Gambar 3
Perhatian bahwa kubus mempunyai panjang Balok dari Beberapa Kubus Satuan untuk
rusuk yang sama. AD, DC, dan AE adalah Balok dari Beberapa Kubus Satuan untuk
rusuk yang sama. AD, DC, dan AE adalah Menentukan Volume Kubus
rusuk-rusuk kubus, AD = DC = AE. Menentukan Volume Kubus
rusuk-rusuk kubus, AD = DC = AE.
Volume kubus = rusuk x rusuk x rusuk= (V = r
Volume kubus = rusuk x rusuk x rusuk= (V = r Kondisi Pembelajaran matematika Siswa
x r x r) Kondisi Pembelajaran matematika Siswa
x r x r) kelas V SDN 08 Sabung Setangga
kelas V SDN 08 Sabung Setangga
Pembelajaran matematika siswa kelas V
Pembelajaran matematika siswa kelas V
SDN 08 Sabung Setangga Kecamatan Subah
SDN 08 Sabung Setangga Kecamatan Subah
Kabupaten Sambas, Tahun Pelajaran 2017/
Kabupaten Sambas, Tahun Pelajaran 2017/
2018 semester 1 dengan jumlah siswa 20 siswa
2018 semester 1 dengan jumlah siswa 20 siswa
laki-laki 9 orang dan siswa perempuan 11
laki-laki 9 orang dan siswa perempuan 11
orang. Alamat sekolah adalah Jalan raya Subah
orang. Alamat sekolah adalah Jalan raya Subah
Desa Sabung Kecamatan kecamatan Subah
Desa Sabung Kecamatan kecamatan Subah
Kabupaten Sambas.
Kabupaten Sambas.
Pembelajaran yang biasa dilakukan guru
Pembelajaran yang biasa dilakukan guru
saat ini, cenderung pada pembelajaran masih
saat ini, cenderung pada pembelajaran masih
terfokus pada guru. Kegiatan pembelajaran
terfokus pada guru. Kegiatan pembelajaran
yang dilakukan guru untuk beberapa bulan
yang dilakukan guru untuk beberapa bulan
terakhir jarang menggunakan media dan model
Gambar 3 terakhir jarang menggunakan media dan model
Gambar 3 pembelajaran yang dapat meningkatkan
pembelajaran yang dapat meningkatkan
Kubus dari Beberapa Kubus Satuan untuk
Satuan Menentukan Volume Kubus
Balok ini
Jika kubus Gambar dibawah ini balok yang disusun
maka volume dari beberapa kubus satuan Lapisan
1cm3Volume pertama(bawah) = 8x5 kubus satuan = 40 kubus 125
. Jika satuan satuan Ke atas ada 4 lapisan. Jadi, volume
usuk satuan balok = 4 x ( 8 x 5)= 160 kubus satuan.
ume = 1m x Cara lain:
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Irawadi, Y

aktivitas belajar siswa. Siswa kurang meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
memperhatikan pada saat proses siswa adalah memperbaharui model
pembelajaran,kondisi ini ditemukan saat guru pembelajaran. Salah satu model yang dapat
mengajar ternyata perhatian siswa dikelas V. meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
pada kegiatan proses belajar mengajar hanya adalah model pembelajaran numbered heads
diawal pembelajaran. Kedua, partisipasi siswa together. Model pembelajaran numbered heads
rendah, ini ditemukan ketika guru memberikan together adalah model pembelajaran dengan
kesempatan untuk bertanya atau menjawab, cara memberikan nomor pada setiap anggota
tidak ada satupun siswa yang mau bertanya kelompok dan kemudian hanya menunjuk
atau memberikan jawaban. Ketiga, Siswa seorang siswa yang mewakili kelompoknya
kurang bersungguh-sungguh dalam dengan menyebutkan nomor siswa tersebut,
mengerjakan tugas yang diberikan. Ini terlihat tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang
dari beberapa siswa yang tidak mengumpulkan akan mewakili kelompok itu yang bertujuan
tugas tepat pada waktu yang ditentukan. agar semua siswa siap dan bertanggung jawab
Upaya yang dapat dilakukan guru dalam secara individu maupun kelompok.

Bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Kooperatif


Tipe Numbereds Heads Together (NHT)
Satuan Pendidikan : SDN 08 sabung Setangga
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : V /Genap
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Materi Pokok : Volume Bangun Ruang
Alokasi Waktu : 3 JP (1 Pertemuan)
1. Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran mengamati, menanya, mengeksplorasi,
menganalisis dan mengkomunikasikan peserta didik diharapkan dapat
a. Siswa dapat mengenal bagian-bagian kubus
b. Siswa dapat menghitung volum kubus.
c. Siswa dapat mengenal bagian-bagian balok.
d. Siswa dapat menghitung volum balok
2. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.5 Menjelaskan, dan menentukan volume 3.5.1 Memahami satuan volume
bangun ruang dengan menggunakan 3.5.2 Menganalisis unsur dan volume kubus
satuan volume (seperti kubus satuan) 3.5.3 Menganalisis unsur dan volume balok
serta hubungan pangkat tiga dengan 3.5.4 Memahami cara menentukan volume kubus dan
akar pangkat tiga. balok
4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan 4.5.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
dengan volume bangun ruang dengan volume bangun ruang dengan menggunakan
menggunakan satuan volume (seperti satuan volume
kubus satuan) melibatkan pangkat tiga 4.5.2 Menyajikan penyelesaian masalah yang berkaitan
dan akar pangkat tiga. dengan volume bangun ruang dengan
menggunakan satuan volume
3. Materi Pembelajaran
Menentukan Volume Kubus dan Balok
a. Volume Kubus
Volume kubus = rusuk x rusuk x rusuk = r x r x r
b. Volume Balok
Volume balok = panjang x lebar x tinggi = p x l x t

126
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Irawadi, Y

4. Metode Pembelajaran
a. Pendekatan : Scientific Learning
b. Model Pembelajaran : Model Pembelajaran Numbered Heads Together

5. Media Pembelajaran
a. Media LCD projector,
b. Laptop,
c. Bahan Tayang
6. Sumber Belajar
a. Buku Siswa Matematika Kelas V Revisi 2017
b. Buku Petunjuk Guru Matematika Kelas V Revisi 2017
c. Modul/bahan ajar dan Internet,
7. Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
Fase 1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa (+ 5 menit)
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
b) Guru memotivasi siswa dengan memberikan apersepsi
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b. Kegiatan Inti
Fase 2. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar (+ 5 menit)
Guru meminta siswa kembali kekelompoknya masing-masing seperti pada pembelajaran
sebelumnya.
Fase 3. Menyajikan informasi (+ 15 menit)
a) Guru menjelaskan materi secara singkat.
b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
c) Guru memberikan pendalaman materi dengan memberikan soal latihan (Questioning)
Fase 4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar (+ 20 menit)
a) Guru meminta siswa mendiskusikan dan menyelesaikan soal latihan dalam kelompok
masing-masing (Heads Together).
b) Guru mengawasi jalannya diskusi yaitu dengan berkeliling dan berhenti ditiap-tiap
kelompok untuk mengamati kegiatan disetiap kelompok.
Fase 5. Evaluasi (+ 20 menit)
a) Guru menunjuk siswa secara acak untuk menjawab soal latihan tersebut dan
mengerjakannya di papan tulis dengan cara mengundi nomor siswa terlebih dahulu baru
kemudian mengundi kelompok (Answering).
b) Guru mengevaluasi hasil belajar kelompok siswa.
Fase 6. Memberikan penghargaan
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil dengan baik menjawab setiap
pertanyaan dengan pujian.
Fase 7. Menghentikan pembelajaran, saat semua pertanyaan telah selesai dijawab.
Fase 8. Merefleksi proses pembelajaran yang sudah berlangsung.
c. Kegiatan Penutup
Fase 9. Menyimpulkan hasil pembelajaran. (+5 menit).
a) Tindak lanjut
b) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
8. Penilaian
a. Penilaian Proses
1) Memperhatikan penjelasan mengenai materi yang dipelajari.
2) Mendengarkan penjelasan mengenai materi yang dipelajari.
3) Menulis hal-hal yang sesuai dengan materi yang dipelajari.
4) Bertanya tentang pembahasan materi yang belum dimengerti.
5) Menanggapi pertanyaan dengan tepat sesuai dengan materi yang dipelajari.
6) Memecahkan soal yang diberikan.
7) Bergembira mengikuti pembelajaran
8)

127
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Irawadi, Y

b. Penilaian Hasil
1) Aspek yang dinilai : Kemampuan belajar siswa.
2) Bentuk Penilaian : Isian
3) Jenis Penilaian : Lisan dan Tulisan.
4) Instrumen : Soal diskusi kelompok

Skenario Model Kooperatif Tipe Numbereds teknik Numbereds Heads Together, dalam
Heads Together (NHT) pada Materi Bangun penelitian ini keanggotaan dibuat
Ruang di siswa kelas V SD heterogen dari segi kemampuannya.
Sehingga dalam kelompok terjadi
1. Guru mengucapkan salam ketika masuk
ketergantungan positif, yaitu terjadi
kelas dan dilanjutkan salah satu dari siswa
kerjasama antara yang berkemampuan
memimpin do‟a sebelum mulai
tinggi dengan yang berkemampuan sedang
pembelajaran. Kemudian guru mengecek
dan rendah. Kerjasama ini dapat terjadi
kehadiran siswa.
karena masing-masing individu merasa
2. Guru menggali kemampuan awal siswa
bertanggung jawab atas nilai kelompoknya
dengan cara memberikan beberapa
sebagai waspada apabila nomornya yang
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dipanggil, sehingga masing-masing
dengan bangun ruang yang dapat
kelompok bertanggung jawab untuk
dicermati siswa agar dapat mempermudah
memastikan bahwa seluruh anggota
dan mengoptimalkan perolehan,
kelompok telah menguasai materi
pengorganisasian, dan mengungkap
pelajaran tersebut.
kembali pengetahuan baru (hasil belajar )
5. Guru menyajikan informasi dengan cara
seseorang. Ketika mengungkapkan
menjelaskan materi secara singkat dan
pengetahuan awal siswa serta pengalaman
memberikan kesempatan kepada siswa
yang konteksnya sesuai dengan kondisi
untuk bertanya, kemudian guru
siswa.
memberikan pendalaman materi dengan
3. Penyampaian tujuan pembelajaran oleh
memberikan soal latihan (Questioning)
guru kepada siswa adalah salah satu fase
6. Guru meminta siswa mendiskusikan dan
penting dalam setiap pembelajaran. Guru
menyelesaikan soal latihan dalam
menggunakan model, strategi, atau
kelompok masing-masing (Heads
pendekatan apapun, maka salah satu
Together) agar setiap kelompok bekerja
tahapannya selalu memuat fase
dan belajar, kemudian guru mengawasi
penyampaian tujuan pembelajaran. Ini
jalannya diskusi yaitu dengan berkeliling
sudah menyiratkan kepada kita betapa
dan berhenti ditiap-tiap kelompok untuk
pentingnya menyampaikan tujuan
mengamati kegiatan disetiap kelompok.
pembelajaran itu. Fase penyampaian
7. Guru menunjuk siswa secara acak untuk
tujuan pembelajaran selalu dilakukan oleh
menjawab soal latihan tersebut dan
guru di kegiatan awal pembelajara
mengerjakannya di papan tulis dengan
4. Mengorganisasikan siswa kedalam
cara mengundi nomor siswa terlebih
kelompok belajar yang beranggotakan 5
dahulu baru kemudian mengundi
orang yang telah disusun sebelumnya oleh
kelompok (Answering), setelah itu Guru
peneliti berdasarkan nilai raport mata
mengevaluasi hasil belajar kelompok
pelajaran Matematika. Selanjutnya setiap
siswa. Tiap pertanyaan dijawab oleh siswa
kelompok diberi nama dengan nama buah,
yang berbeda yang merupakan perwakilan
sedangkan setiap siswa dalam kelompok
dari masing-masing kelompok yang dipilih
dinomori dengan angka (penomoran).
berdasarkan pengundian. Sebelum
Setiap kelompok diberi nama dengan
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan,
nama buah (semangka, durian, apel dan
pengajar sudah mempersiapkan kertas
anggur), sedangkan setiap siswa dalam
undian terlebih dahulu. Kertas undian
tiap kelompok dinomori dengan angka (1,
tersebut dibuat dalam dua tempat. Tempat
2, 3, 4, dan 5). Penomoran ini untuk
pertama berisikan kertas undian nomor (1,
memudahkan dalam memanggil siswa
2, 3, 4, dan 5), dan tempat kedua berisikan
yang dilakukan secara acak. Untuk
kertas undian kelompok (semangka,
mengoptimalkan pembelajaran kooperatif

128
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Irawadi, Y

durian, apel dan anggur). Pengundian ini bersama dan menjawab. Tes hasil belajar
akan dilakukan pada saat membahas soal sesuai tujuan pembelajaran yang
diskusi yang telah dikerjakan secara dirumuskan; (3) Skenario pembelajaran
berkelompok. Guru memanggil salah satu menggunakan model pembelajaran
siswa untuk melakukan pengundian. kooperatif tipe numbered heads together,
Pertama-tama dilakukan pengundian
kelompok terlebih dahulu, baru kemudian
dimungkinkan mampu membuat siswa
nomor. Siswa yang nomor dan kerjasama yang baik antara anggota
kelompoknya sesuai dengan yang kelompok, model pembelajaran ini juga
disebutkan maju ke depan kelas untuk menekankan pada kegiatan-kegiatan
menuliskan jawaban dipapan tulis dan pembinaan kerjasama tim sebelum siswa
memberikan penjelasan jawaban soal mulai bekerjasama dan melakukan diskusi
tersebut. Siswa yang lain menanggapi terjadwal di dalam kelompok tentang
jawaban soal tersebut. Setelah itu, siswa seberapa jauh mereka berhasil bekerjasama.
tersebut mencabut undi untuk soal
selanjutnya. Setiap selesai melakukan Saran
pengundian, kertas undian nomor Saran dalam makalah ini adalah: (1)
dimasukkan kembali ke dalam tempat
undian. Sedangkan kertas undian
Dalam proses pembelajaran sebaiknya
kelompok dikeluarkan. Hal ini bertujuan menggunakan model pembelajaran yang
untuk menghindari kelompok yang sama sesuai dengan materi yang disampaikan,
maju kembali. agar dapat meningkatkan aktivitas belajar
8. Guru memberikan penghargaan kepada siswa dalam pembelajaran; (2)
kelompok yang berhasil dengan baik Disarankan kepada setiap guru untuk aktif
menjawab setiap pertanyaan dengan pujian dalam merancang atau mendesain
agar siswa secara individu dan kelompok pembelajaran yang bermutu seperti
semakin termotivasi dalam pembelajaran. pembelajaran matematika dengan
9. Guru menghentikan pembelajaran, saat menggunakan model pembelajaran
semua pertanyaan telah selesai dijawab
kooperatif tipe numbered heads together
dan melanjutkan dengan kegiatan
merefleksi proses pembelajaran yang
agar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
sudah berlangsung, untuk mengingat belajar siswa.
kembali pengetahuan yang didapat oleh
siswa selama proses pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
berlangsung.
Bistari, 2017. Mewujudkan Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta : PT Ekadaya Multi
KESIMPULAN DAN SARAN Inovasi
Kesimpulan Isjoni. 2013. Pembelajaran Kooperatif
Berdasarkan uraian di atas dapat Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
disimpulkan bahwa; (1) Kondisi belajar Antar Peserta Didik. Pustaka Belajar.
matematika siswa kelas V SDN 08 Sabung Yogyakarta.
Setangga Kecamatan Subah Kabupaten Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran
Sambas, Tahun Pelajaran 2017/ 2018 Kooperatif. Surabaya : Unesa
semester 1 yakni pembelajaran masih University Press.
Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran
terfokus pada guru. Kegiatan pembelajaran
Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.
jarang menggunakan media dan model Sumantri, Mohamad Syarif. 2015. Strategi
pembelajaran yang dapat meningkatkan Pembelajaran Teori dan Praktik di
aktivitas belajar siswa; (2) Bentuk RPP Tingkat Pendidikan Dasar. Rajawali
yang diungkapkan dalam kegiatan inti Pers. Jakarta.
sudah memuat model pembelajaran Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning
kooperatif tipe numbered heads together Teori & Aplikasi Paikem. Pustaka.
yaitu melalui beberapa tahan mulai dari Belajar.Yogyakarta.
penomoran, pengajuan pertanyaan, berpikir

129
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Irawadi, Y

Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Konseptual Operasional. Bumi Aksara.


PT Bumi Aksara. Jakarta. Jakarta.
Wena, Made. 2013. Strategi Pembelajaran
Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan

130

You might also like