You are on page 1of 11

Volume 1, No.

2
Agustus 2018

REAL in Nursing Journal (RNJ)


Research of Education and Art Link in Nursing Journal

https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/index

Pengaruh Supervisi Terhadap Kelengkapan


Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruangan
Non Bedah

Fitrianola Rezkiki & Annisa Ilfa

Program Studi Pendidikan Ners


STIKes Fort de Kock Bukittinggi, Indonesia
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 2
Rezkiki, F & Ilfa, A (2018). RNJ. 1(2) : 67-76

Pengaruh Supervisi Terhadap Kelengkapan Dokumentasi


Asuhan Keperawatan Di Ruangan Non Bedah
REAL in Fitrianola Rezkiki & Annisa Ilfa

Nursing ABSTRACT

Journal (RNJ) The lack of complete documentation of nursing care (58%) affects the
achievement of quality health care in hospitals. Seeing the benefits and
Research of E duc ation and Art Link in Nursing J ournal

https://ojs.fdk.ac.id/inde
x.php/Nursing/index importance of documenting nursing, it is necessary to have control over the
documentation of nursing care carried out by nurses, namely by the existence
of supervision activities. The purpose of the study was to improve the
Keywords: completeness of nursing care documentation through supervision in a Non-
Supevision, Surgical Room. This study used a pre-experimental design with a design (One-
documentation of nursing Group Pretest-Posttest design). The sampling technique used purposive
care sampling as many as 15 nurses. Data was analyzed using Paired T-Ttest with
a value of p = 0.00. The results showed that the average completeness of
Korespondensi: nursing care documentation before supervision was 70.27%. The average
Fitrianola Rezkiki completeness of nursing care documentation after supervision of 82.27%.
fitrianola.rezkiki@gmail.com There is a significant effect of supervision on the completeness of nursing care
documentation with a mean value of -12,000 and p = 0.00. The conclusions
Stikes Fort De Kock from the study indicate the influence of completeness of nursing care
Bukittinggi documentation before and after supervision. It is recommended that the head
of the room make effective the supervision of the room by making a schedule
of routine supervision of the head of the room known to managerial nursing.

ABSTRAK
Kurangnya kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan (58%) mempengaruhi pencapaian kualitas
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Melihat manfaat dan pentingnya pendokumentasian keperawatan maka
perlu adanya kontrol terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan perawat yaitu dengan
adanya kegiatan supervisi. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kelengkapan dokumentasi asuhan
keperawatan melalui supervisi di Ruangan Non Bedah. Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimental
dengan rancangan (One-Group Pretest-Posttest design). Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling sebanyak 15 perawat. Data dianalisa menggunakan Paired T-Ttest dengan nilai p=0,00.
Hasil penelitian menunjukkan rata – rata kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan sebelum supervisi
70,27%. Rata – rata kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan sesudah supervisi 82,27%. Terdapat
pengaruh yang signifikan pelaksanaan supervisi terhadap kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
dengan nilai mean adalah -12.000 dan p=0,00. Kesimpulan dari penelitian menunjukkan adanya pengaruh
kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan sebelum dan sesudah dilakukan supervisi.
Direkomendasikan agar kepala ruangan mengefektifkan pelaksanaan supervisi di ruangan dengan
membuatkan jadwal rutinitas supervisi kepala ruangan yang diketahui oleh manajerial keperawatan.

Kata Kunci : Supervisi, dan Dokumentasi Asuhan Keperawatan

67 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 2
Rezkiki, F & Ilfa, A (2018). RNJ. 1(2) : 67-76

PENDAHULUAN penting untuk menjamin dokumentasi asuhan


Di Indonesia kurangnya kelengkapan keperawatan ditulis secara lengkap dan dapat
pendokumentasian asuhan keperawatan dapat dipertanggungjawabkan.Kontrol yang dapat
dibuktikan dengan beberapa penelitian, dilakukanadalah dengan supervisi.Supervisi
diantaranya yakni penelitian Diyanto adalah melakukan pengamatan secara
menunjukkan bahwa penatalaksanaan langsung dan berkala oleh atasan terhadap
pengisian dokumentasi asuhan keperawatan di pekerjaan yang dilakukan bawahan untuk
RSUD Tugurejo Semarang dalam kategori kemudian bila ditemukan masalah, segera
kurang (48%), sedang (35%) dan baik (17%). diberikan bantuan yang bersifat langsung guna
Penelitian Pribadi menunjukkan bahwa mengatasinya (Suarli & Yayan 2010,p.80).
pelaksanaan dokumentasi asuhan
keperawatan di RSUD Kelet Jepara dalam Keterbatasan tenaga perawat menjadikan
kategori baik (58,1%) dan kategori tidak baik perawat bekerja hanya berorientasi pada
(41,9%).Penelitian Budianto menunjukkan tindakan saja, sehingga tidak cukup waktu
bahwa pelaksanaan dokumentasi asuhan untuk menuliskan setiap tindakan yang telah
keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah diberikan pada lembar format dokumentasi
Sakit Islam Faisal Makasar dalam kategori baik keperawatan, supervisi masih belum
(70%), cukup (20%) dan kurang (10%). terorganisir dengan jelas mulai dari jadwal
Penelitian Wirawan dengan hasil pelaksanaan supervisi kapan harus dilakukannya supervisi,
dokumentasi asuhan keperawatan di RSUD pemberian arahan dan bimbingan jarang
Ambarawa (69,1%) dalam kategori baik. dilakukan, untuk mendorong perawat lebih giat
Penelitian Fatmawati, di RSUD Syekh Yusuf dalam bekerja menjadi alasan bagi perawat
Gowa menunjukkan bahwa kelengkapan untuk tidak melengkapi pendokumentasian
dokumentasi asuhan keperawatan masuk asuhan keperawatan (Nursalam 2003; Bara
dalam kategori baik (51% - 75%). Penelitian 2014).
tersebut menggambarkan bahwa di Indonesia
kelengkapan pendokumentasian asuhan Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
keperawatan masih menjadi fenomena dalam supervisi terhadap kelengkapan dokumentasi
pelayanan asuhan keperawatan (Abdi, 2016). asuhan keperawatan sebelum dan sesudah
dilakukan supervisi. Penelitian ini dapat
Di Sumatera Barat, berdasarkan hasil memberi masukan bagi rumah sakit dan
penelitian Etlidawati (2012) di RSUD Kota manajemen untuk program peningkatan
Pariaman kelengkapan dokumentasi asuhan pelayanan keperawatan terutama dalam
keperawatan (42%) dokumentasi terisi lengkap, meningkatkan kelengkapan dokumentasi
dan (58%) tidak diisi lengkap, sedangkanNadia asuhan keperawatan.
(2015)menyatakan di RSI Ibnu Sina Padang
kelengkapan dokumentasi asuhan METODOLOGI PENELITIAN
keperawatan tahap pengkajian (68%), Penelitian ini merupakan penelitian pre-
diagnosa keperawatan (70%), perencanaan eksperimental dengan rancangan pre-post test
(69%), implementasi (67%), evaluasi (73%) dalam satu kelompok (One-Group Pretest-
dan catatan asuhankeperawatan (65%). Posttest design). Sampel penelitian terdiri dari
Kontrol terhadap dokumentasi asuhan 15 orang perawat di ruangan interne RSUD
keperawatan merupakan hal yang sangat Padang Pariaman yang diambil secara

68 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 2
Rezkiki, F & Ilfa, A (2018). RNJ. 1(2) : 67-76

purposive sampling. Variabel bebas adalah Instrumen penelitian menggunakan lembar


Supervisi dan variabel terikat adalah observasi supervisi dan lembar observasi
kelengkapan dokumentasi asuhan kelengkapan dokumentasi asuhan
keperawatan. Analisa data menggunakan uji T- keperawatan.
testdengan uji beda dua mean dependen
(paired t-test).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Karakteristik perawat
No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)
(1) (2) (3) (4)
1. Umur :
≤ 35 tahun 14 93,3%
≥ 35 tahun 1 6,7%

2. Jenis kelamin :
Laki- laki 2 13,3%
Perempuan 13 86,7%

3. Tingkat pendidikan :
D3 5 33,3%
S1 10 66,7%

4. Lama kerja :
≤ 5 tahun 7 46,7%
≥ 5 tahun 8 53,3%

Tabel 1 menunjukkan bahwa jenis kelamin laki- laki berjumlah 2 orang (13,3%). Tingkat
diklasifikasikan menjadi dua,yaitu laki-laki dan pendidikan responden dengan tingkat
perempuan. Tabel 5.1 menunjukkan bahwa pendidikan D3 sebanyak 5 orang (33,3%) dan
dari 15 responden yang diteliti dapat diketahui dengan tingkat pendidikan S1 sebanyak 10
bahwa umur responden ≤35 tahun sebanyak orang (66,7%). Sedangkan karakteristik lama
14 orang (93,3%), dan ≥ 35 tahun sebanyak 1 kerja responden menunjukkan, responden
orang (6,7%). Jenis kelamin responden paling dengan lama kerja ≤ 5 tahun sebanyak 7 orang
banyak adalah perempuan berjumlah 13 orang (46,7%) dan lama kerja ≥ 5 tahun sebanyak 8
(86,7%) dan responden yang berjenis kelamin orang (53,3%).

Tabel 2. Pengaruh Supervisi dalam meningkatkan kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan di


ruangan Non Bedah
Variabel N Mean Mean SD Min-Maks Pvalue
difference
Sebelum 15 70,27 7.704 60-84 0,000
-12.000
Sesudah 15 82,27 8.876 72-96

69 | R N J
Tabel 2 menggambarkan bahwa dikembangkan atau diperbaiki (Nursalam,
kelengkapan dokumentasi asuhan 2014).
keperawatan sebelum dilakukan supervisi
adalah 70,27% dengan standar deviasi Alasan mengapa perawat jarang untuk
7.704. Sedangkan kelengkapan melengkapi dokumentasi asuhan
dokumentasi asuhan keperawatan sesudah keperawatan salah satu faktornya karena
supervisi adalah 82,27% dengan standar kurangnya pengawasan, pengontrolan
deviasi 8.876%. Terdapat perbedaan dalam terhadap dokumentasi asuhan keperawatan.
kelengkapan dokumentasi asuhan Perawat merasa dokumentasi
keperawatan sebelum dan sesudah asuhankeperawatan terlalu banyak, tidak
dilakukan supervisi, dan terdapat ada hubunganya dengan gaji serta
peningkatan dalam kelengkapan kurangnya teguran dari atasan.Jumlah
dokumentasi asuhan keperawatan setelah perawat ruangan yang sangat sedikit
supervisi dengan pvalue= 0,00 dengan kapasitas pasien dan beban kerja
yang sangat banyak membuat perawat
Kelengkapan Dokumentasi Asuhan jarang menuliskan dokumentasi asuhan
Keperawatan Sebelum Supervisi keperawatan secara lengkap, perawat
Tabel 2 menunjukkan bahwa kelengkapan biasanya hanya menuliskan nama pasien
dokumentasi asuhan keperawatan sebelum tanpa nomor RM, tidak melengkapi data
dilakukan supervisididapatkan nilainya pemeriksaan fisik pasien, tidak menuliskan
adalah 70,27% dari(100%) yang menuliskan analisa data, tujuan dan rencana tindakan,
dokumentasi asuhan keperawatan. Dalam pada lembar implementasi perawat sering
tahapan pendokumentasian asuhan tidak menuliskan, evaluasi perawat sering
keperawatan masih ada beberapa point tidak menuliskan catatan perkembangan
yang belum maksimal dilakukan oleh pasien dan tidak mencantumkan paraf
perawat seperti perencanaan dan catatan (Lestari, 2014).
asuhan keperawatan yang sering menjadi
kendala dalam pencatatan dokumentasi Selain itu penelitian ini diperkuat oleh
asuhan keperawatan secara lengkap. penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Yanti (2013). Kelengkapan dokumentasi
Menurut teori hakikat dokumentasi asuhan proses asuhan keperawatan dalam kategori
keperawatan adalah terciptanya kegiatan- kurang baik adalah sebesar 54,7%.
kegiatan keperawatan yang menjamin Penyebab dari kurang baiknya dokumentasi
tumbuhnya pandangan, sikap, cara berpikir, asuhan keperawatan yang dilakukan adalah
dan bertindak profesional pada setiap karenamasih kurangnya pengetahuan dan
perawat. Pendekatan yang sistematis dan pemahaman dari perawat, perawat lebih
logis dengan landasan ilmiah yang benar, memprioritaskan tindakan langsung dari
serta melalui dokumentasi proses pada dokumentasi, serta kekurangan
keperawatan, semuakegiatan dalam proses tenaga keperawatan. Pada tahap
keperawatan dapat ditampilkan kembali pengkajian menunjukkan bahwa sebagian
sehingga dapat diteliti ulang untuk besar responden mencatat data hasil
pengkajian sesuai dengan pedoman

70 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 2
Rezkiki, F & Ilfa, A (2018). RNJ. 1(2) : 67-76

(71,7%), data dikelompokan berdasarkan memberitahu kepada perawat tentang


(bio-psiko-sosialspiritual) sebanyak (54,7%), aspek-aspek yang dinilai dalam
dan masalah tidak dirumuskan berdasarkan pendokumentasian asuhan
kesenjangan antara status kesehatan keperawatan.Diperkuat juga oleh penelitian
dengan keadaan normal (79,2%). Diagnosa yang dilakukan oleh Diyanto (2007) dalam
keperawatan (51,0%). Tahap perencanaan penelitiannya menyebutkan bahwa masih
tidak disusun menurut urutan prioritas kurangnya pengisian kelengkapan
(95,3%), Tahap implementasi perawat dokumentasi asuhan keperawatan yang
mengobservasi respons pasien (58,5%), dilakukaan perawat, penatalaksanaan
revisi tindakan tidak berdasarkan hasil pengisian dokumentasi asuhan
evaluasi (56,6%), pada tujuan (70,8%) dan keperawatan dalam kategori kurang
hasil evaluasi tidak dicatat (51,9%). Evaluasi sebanyak (48%), kategori sedang sebanyak
merupakan langkah akhir proses (35%) dan baik (17%). Hal ini disebabkan
keperawatan, tugas selama tahap ini oleh kepala ruangan tidak pernah
termasuk pendokumentasian pernyataan melakukan bimbingan dan arahan. Obervasi
evaluasi dan revisi rencana asuhan yang dilakukan hanya difokuskan kepada
keperawatan dan intervensi. Pernyataan catatan keperawatan pasien yang akan
evaluasi memberikan informasi yang pulang dan evaluasi juga tidak dilakukan
penting tentang pengaruh intervensi yang oleh kepala ruangan. Serta faktor
direncanakan pada status kesehatan klien penghambat yang terdapat dalam
(Nursalam, 2014). pendokumentasian asuhan keperawatan
diantaranya adalah tidak seimbangnya
Sedangkan hasil penelitian Nindyanto jumlah perawat dengan pekerjaan yang ada,
(2014)menunjukkan bahwa supervisi yang serta format pendokumentasian yang diisi
baik adalah kepala ruangan memberikan terlalu panjang.
semangat kepada perawat untuk melakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan, Menurut asumsi peneliti, dokumentasi
kepala ruangan dapat menjawab kesulitan merupakan catatan penting yang harus
perawat dalam pendokumentasian asuhan dilakukan oleh perawat sebagai tanggung
keperawatan.Selain itu, kepala ruangan jawab tindakan yang telah dilakukan mulai
harus memberikan penjelasan dengan dari tahap pengkajian sampai dengan
kalimat yang mudah dimengerti tentang evaluasi, perawat biasanya hanya
pendokumentasian asuhan keperawatan menuliskan nama pasien, tidak melengkapi
dan memberikan kesempatan kepada data pemeriksaan fisik pasien, tidak
perawat untuk menyampaikan kesulitan menuliskan analisa data, tujuan dan
yang dihadapi perawat dalam rencana tindakan, pada lembar
mendokumentasikan asuhan implementasi perawat sering tidak
keperawatan.Hal ini yang tidak kalah menuliskan, pada evaluasi perawat sering
pentingnya adalah kepala ruangan tidak menuliskan catatan perkembangan
memberikan suasana yang menyenangkan pasien dan tidak mencantumkan parafnya
setiap penjelasan dokumentasi asuhan dan ada juga yang tidak menuliskan
keperawatan, dan kepala ruangan namanya pada lembar okumentasi yang

71 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 2
Rezkiki, F & Ilfa, A (2018). RNJ. 1(2) : 67-76

dilakukan. Kurangnya kelengkapan Penelitian ini diperkuat oleh penelitian


dokumentasi yang dilakukan oleh perawat Lestari (2014) menunjukkan bahwa
dapat terjadi karena kurangnya pengawasan kelengkapan dokumentasi asuhan
dan pengontrolan yang dilakukan oleh keperawatan setelah dilakukan supervisi
kepala ruangan terhadap kerja yang menjadi semakin baik dan lengkap.
dilakukan perawat pelaksana.Sehingga Kelengkapan dokumentasi di masing-
perawat pelaksana tidak melakukan masing bagiannya menunjukkan
pendokumentasian sesuai dengan format peningkatan, dari dokumentasi pengkajian
yang diberikan. sebanyaak (87,20%), diagnosa dan
intervensi sebnayak (94,28%), implementasi
Kelengkapan Dokumentasi Asuhan (87,5%) dan evaluasi (81,49%). Untuk hasil
Keperawatan Sesudah Supervisi kelengkapannya terdapat 71,4% perawat
Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat yang menuliskan dokumentasi secara
82,27% kelengkapan dokumentasi asuhan lengkap dan 28,6% perawat yang tidak
keperawatan yang dilakukan oleh perawat. menuliskan dokumentasi secara lengkap.
Terjadi peningkatan dalam kelengkapan Sedangkan penelitian Etlidawati (2012)
dokumentasi asuhan keperawatan yang menyatakan bahwa kegiatan supervisi
dilakukan perawat sesudah dilakukan dengan kelengkapan dokumentasi asuhan
supervisi yaitu sebanyak 12%, dimana dari keperawatan yang dilakukan di ruang rawat
tahap pengkajian sampai catatan asuhan RSUD Pariaman, dari 86 responden
keperawatan, yang sebelumnya pada tahap mengatakan baik (59,3 %). Baik nya struktur
perencanaan dan catatan asuhan supervisi kepala ruang tergambar dari
keperawatan dalam rumusan tujuan kepala ruang sering memberikan penjelasan
mengandung komponen pasien, perubahan, yang mudah dimengerti tentang
perilaku, kondisi pasien/keluarga, serta dokumentasi , menilai asuhan keperawatan,
dalam melakukan tindakan/kegiatan membuat rencana pelaksanaan, serta
perawat jarang mencantumkan secara sering memberikan penilaian hasil
lengkap paraf/nama jelas, tanggal dan jam supervisi.Perawat pelaksana dalam
dilakukan tindakan, sesudah dilakukan memberikan asuhan keperawatan
supervisi terdapat peningkatan dalam memerlukan dorongan dan dukungan baik
kategori tersebut. secara internal maupun eksternal termasuk
dari atasan yaitu kepala ruang. Dorongan
Menurut teori supervisi keperawatan tersebut di perlukan untuk mempermudah
merupakan suatu proses formal dan perawat dalam memberikan asuhan
professional yang dilakukan oleh supervisor keperawatan sehingga pelayanan yang
atau pemimpin untuk mendukung, diberikan berkualitas.
membimbing, mengarahkan, mengevaluasi,
serta mengembangkaan pengetahuan dan Sedangkan penelitian Nindyanto (2014)
kompetensi perawat untuk menyelesaikan hubungan supervisi kepala ruangan dengan
tugas dengan penuh tanggung jawab guna kelengkapan dokumentasi asuhan
mencapai tujuan rumah sakit dan keperawatan di ruang rawat inap RSUD
keselamatan pasien. Ungaran sebagian besar dokumentasi

72 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 2
Rezkiki, F & Ilfa, A (2018). RNJ. 1(2) : 67-76

asuhan keperawatan yang baik dengan dilakukan oleh perawat mengalami


supervisi yang baik (67,4%). Supervisi yang peningkatan.Jika hal ini terus menerus
baik mampu meningkatkan kelengkapan dilakukan oleh kepala ruangan, maka
dokumentasi asuhan keperawatan 3 kali pendokumentasian yang dilakukan perawat
lebih baik.sehingga semakin baik supervisi dapat meningkat lagi jika dipantau secara
kepala ruangan maka semakin baik pula terus menerus, dan kegiatan supervisi ini
kelengkapan dokumentasi asuhan cukup baik dan dapat berpengaruh besar
keperawatan di ruang rawat inap RSUD dalam pendokumentasian yang dilakukan
Ungaran. Penelitian Wirawan (2013) perawat.
hubungan supervisi kepala ruangan dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan di Pengaruh Supervisi Terhadap
rumah sakit umum daerah ambarawa, hasil Kelengkapan Dokumentasi Asuhan
penelitian didapatkan pendokumentasian Keperawatan
asuhan keperawatan oleh perawat Menurut teori supervisi terhadap
pelaksana paling banyak adalah baik pendokumentasian asuhan keperawatan
sebanyak (69,1%). Terdapat hubungan merupakan kegiatan yang perlu dilakukan
yang signifikan antara supervisi kepala terhadap perawat pelaksana.Perawat perlu
ruangan dengan pendokumentasian asuhan dijaga, dibina, dan ditingkatkan sikap
keperawatan di Rumah Sakit Umum positifnya terhadap pekerjaannya. Sikap
Ambarawa (p value 0,000). positif perawat terhadap pekerjaannya akan
tercapai apabila diberikan motivasi,
Menurut asumsi peneliti, kegiatan supervisi bimbingan dan penghargaan terhadap hasil
yang dilakukan oleh kepala ruangan sangat kerjanya yang akan menciptakan kepuasan
berpengaruh terhadap kelengkapan kerja perawat. Kepuasan kerja perawat
dokumentasi asuhan keperawatan yang pada praktik keperawatan tercapai apabila
dilakukan perawat pelaksana, karena perawat merasa telah memberikan
dokumentasi asuhan keperawatan dapat kontribusi, dianggap penting, mendapat
dilaksanakan dengan baik. Dengan adanya dukungan dari sumber-sumber yang ada,
kegiatan supervisi yang dilakukan kepala dan out-come keperawatan banyak tercapai.
ruangan dapat membantu dan
mempermudah perawat pelaksana dalam Selain itu, menurut hasil penelitian
menyelasaikan permasalahan jika (Anggeria & Maria, 2018)menunjukkan
ditemukan kendala dalam pekerjaan, dan pentingnya hubungan supervisi dalam
dapat mengevaluasi sejauh mana perawat pendokumentasian yang dilakukan perawat
tersebut mengisi format pendokumentasian, sehingga akan meningkat mutu pelayanan
mulai dari pengkajian sampai dengan keperawatan termasuk dalam
evaluasi.Hal ini dapat dibuktikan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan.
hasil penelitian yang telah peneliti lakukan Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui
tentang pengaruh supervisi dengan bahwa penelitian pengaruh supervisi
kelengkapan dokumentasi asuhan dengan kelengkapan dokumentasi asuhan
keperawatan bahwa didapatkan hasil keperawatan dapat meningkatkan
dokumentasi asuhan keperawatan yang kelengkapan dokumentasi asuhan

73 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 2
Rezkiki, F & Ilfa, A (2018). RNJ. 1(2) : 67-76

keperawatan yang dilakukan oleh perawat di Hasil penelitian menunjukkan bahwa


ruangan non bedah.Penelitian ini diperkuat kegiatan supervisi yang baik yang dilakukan
oleh riset yang dilakukan Lestari (2014) kepala ruangan memberikan dampak
Kelengkapan dokumentasi asuhan peningkatan terhadap kelengkapan
keperawatan di ruangan setelah dilakukan dokumentasi asuhan keperawatan yang
supervisi menggunakan metode klinis dilakukan oleh perawat di ruangan non
semakin baik dan lengkap. Hasil bedah.Kelengkapan dokumentasi asuhan
kelengkapan dokumentasi dimasing bagian keperawatan yang dilakukan oleh perawat
menunjukan peningkatan, dari dokumentasi dikarenakan adanya kontrol dan
pengkajian sebanyak 87,20%, diagnosa dan pengawasan dari kepala ruangan terhadap
intervensi sebanyak 94,28%, implementasi dokumentasi asuhan keperawatan yang
87,5%dan evaluasi 81,49%. Untuk dilakukan oleh perawat dengan adanya
kelengkapannya terdapat 71,4% perawat kegiatan supervisi. Kegiatan supervisi yang
menuliskan dokumentasi secara lengkap dilakukan dapat membantu perawat dalam
dan hanya 28,6% yang menuliskan pendokumentasian asuhan keperawatan,
dokumentasi asuhan keperawatan secara supervisi yang dilakukan secara berulang
kurang lengkap. Responden yang dapat mengurangi kesalahan perawat dalam
mendapatkan perlakuan berupa nursing melakukan pendokumentasian dan supervisi
clinical pathway lebih mendapatkan asuhan yang dilakukan dengan baik akan
keperawatan secara menyeluruh, sehingga meningkatkan pendokumentasian asuhan
mempermudah perawat dalam mengontrol keperawatan.
setiap perkembangan kesehatan pasien
yang terangkum dalam kelengkapan SIMPULAN DAN SARAN
dokumentasi asuhan keperawatan(Rezkiki, Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
Dharma, & Yasmi, 2018) bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
dalam Kelengkapan Dokumentasi Asuhan
Asumsi peneliti penerapan pendekatan Keperawatan Di Ruangan Non Bedah
manajemen yang ditujukan untuk memantau Sebelum dan Sesudah dilakukan Supervisi.
pendokumentasian asuhan keperawatan Disarankan kepada Kepala Ruangan agar
adalah kegiatan supervisi yang dapat membuat jadwal rutin supervisi terjadwal
dilakukan oleh kepala ruangan. Adanya dalam mengevaluasi kelengkapan
kegiatan supervisi diharapkan akan dokumentasi asuhan keperawatan.
berpengaruh pada pendokumentasian yang
benar pada proses keperawatan, maka bukti UCAPAN TERIMA KASIH
secara profesional dan legal dapat Ucapan Terimakasih kepada STIKes Fort
dipertanggung jawabkan, oleh karena itu De Kock yang telah membantu sehingga
pelaksanaan pendokumentasian merupakan penelitian ini dapat diselesaikan dengan
aspek yang harus diperhatikan sehingga baik. Dan kepada responden yang sudah
apa yang telah dilaksanakan telah tercatat bersedia menjadi subjek dalam penelitian
dengan baik dan benar. ini.

74 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 2
Rezkiki, F & Ilfa, A (2018). RNJ. 1(2) : 67-76

DAFTAR PUSTAKA Keperawatan Universitas Andalas


Abdi, A. 2016.Hubungan Persepsi Perawat Padang.[Tesis].
Tentang Karakteristik Pekerjaannya
Dengan Kepatuhan Dalam Lestari, N,W dkk. 2014. Pengaruh Supervisi
Pendokumentasian Asuhan Metode Klinis Terhadap
Keperawatan (Kajian Di Instalasi Kelengkapan Dokumentasi Asuhan
Rawat Inap Rsud Kota Mataram, Keperawatan di RSUD .H
Ntb). [Tesis].Program Studi Soewondo Kendal.
Magister Ilmu Keperawatan
Universitas Diponegoro Semarang. Nadia. 2015. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kualitas
Anggeria, E., & Maria. (2018). Hubungan Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Supervisi Dengan Pelaksanaan Di Ruangan Rawat Inap Rumah
Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Sakit Ibnu Sina Padang.Program
Inap Lantai 10 Rumah Sakit Umum Magister Ilmu Keperawatan
Royal Prima Medan Tahun 2017. Universitas Andalas Padang.[Tesis].
Jurnal JUMANTIK, 3(2), 78–97.
Ali, Z. 2010. Dasar- Dasar Dokumentasi Notoatmodjo Soekidjo. 2012. Metodologi
keperawatan. Jakarta: EGC Penelitian Kesehatan. Penerbit
Jakarta : Rineka Cipta.
Diyanto Yahyo. 2007. Analisis Faktor – Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan :
Faktor PelaksanaanDokumentasi Aplikasi Dalam Praktek
Asuhan KeperawatanDi Rumah Keperawatan Profesional. Jakarta :
Sakit Umum Daerah Medica Salemba.
TugurejoSemarang. Pribadi, A. 2009.Analisis Pengaruh
[Tesis].Program Pasca Sarjana Pengetahuan, Motivasi Dan
Universitas Diponegoro Semarang. Persepsi Perawat Tentang
Supervisi Kepala Ruang Terhadap
Wirawan dkk. 2013. Hubungan Antara Pendokumentasian Pelaksanaan
Supervisi Kepala Ruang Dengan asuhan Keperawatan Di RSUD
Pendokumentasian Asuhan Kelet Japara, Jawa Tengah.
Keperawatan Di Rumah Sakit [Tesis].Megister Ilmu Kesehatan
Umum Daerah Ambarawa. Jurnal Masyarakat Universitas Diponegoro
Manajemen Keperawatan. Vol.1 Semarang.
No.1 Mei 2013, hal 1-6.
Rezkiki, F., Dharma, S., & Yasmi. (2018).
Etlidawati. 2012. Hubungan Strategi Pengaruh Penerapan Nursing Clinical
Supervisi Kepala Ruang Dengan Pathway Terhadap Lama Hari Rawat
Motivasi Perawat Dalam Pasien Stroke Non Hemoragik. Jurnal
Pelaksanaan Pendokumentasi IPTEKS Terapan, 12(1), 8–18.
Asuhan Keperawatan Di Ruang
Rawat Inap Rsud Pariaman. Nindyanto. 2014. Pengaruh supervisi kepala
Program Magister Ilmu ruang terhadap dokumentasi

75 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 2
Rezkiki, F & Ilfa, A (2018). RNJ. 1(2) : 67-76

asuhan keperawatan di ruang rawat


inap RSUD Ungaran. Jurnal
Keperawatan.

Suarli, S, Bahtiar Y. 2008. Manajemen


keperawatan dengan pendekatan
praktis. Erlangga

Sugiharto, Achmad Sigit. 2012. Manajemen


Keperawatan : aplikasi MPKP di
rumah sakit/penulis. Jakarta : EGC

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian


Pendidikan. Penerbit Alfabeta.

Yanti dan Warsito. 2013. Hubungan


Karakteristik Perawat, Motivasi, Dan
Supervisi Dengan Kualitas
Dokumentasi Proses Asuhan
Keperawatan. Jurnal Manajemen
Keperawatan [online] Vol 1, No. 2,
November 2013; 107-114.

76 | R N J

You might also like