You are on page 1of 6

766 Jurnal Kultivasi Vol.

17 (3) Desember 2018

Kusumiyati ∙ Farida ∙ W. Sutari ∙ J. S. Hamdani ∙ S. Mubarok

Pengaruh waktu simpan terhadap nilai total padatan terlarut,


kekerasan dan susut bobot buah mangga arumanis

The effect of storage duration on total dissolved solids, firmness and


weight loss of arumanis mango fruit
Diterima : 14 September 2018/Disetujui : 23 Desember 2018 / Dipublikasikan : 31 Desember 2018
©Department of Crop Science, Padjadjaran University

Abstract Arumanis mango is one of mango’s sehingga kemasan keranjang anyaman bambu
leading commodities in Majalengka, West Java. banyak digunakan petani buah mangga. Selama
Fruit sellers generally marketed mango fruit penyimpanan, buah mangga mengalami peruba-
using bamboo wicker baskets mainly with the han komposisi kimia dan juga fisik. Perubahan
aim of making it easier for consumers to carry tersebut mencakup nilai kekerasan buah, total
the fruit. In addition, the price of bamboo wicker padatan terlarut (TPT), dan susut bobot buah.
basket is also cheap, hence the packaging of Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
bamboo wicker basket is widely used by mango perubahan nilai kekerasan, TPT dan susut bobot
fruit sellers. During storage, mangoes experience buah pada waktu simpan berbeda meng-
changes in chemical and physical properties. gunakan keranjang anyaman bambu. Rancangan
These changes include the value of fruit yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap
firmness, total dissolved solids (TDS), and (RAL) yang terdiri dari 3 perlakukan yaitu
weight loss. The purposes of this study were to penyimpanan 0 hari, 7 hari dan 14 hari dengan
determine changes in firmness, TDS and weight 10 ulangan. Jumlah sampel yang digunakan
loss at different storage duration using bamboo sebanyak 90 sampel buah mangga arumanis.
wicker baskets. The experimental design used in Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
this research was a Completely Randomized terjadi perubahan nilai kekerasan, TPT dan
Design (CRD) consisting of 3 treatments, which susut bobot buah pada tiap perlakuan.
are 0 day, 7 days and 14 days storage duration
with 10 replications. The numbers of samples Kata kunci: Kekerasan buah ∙ Keranjang anyaman
used were 90 samples of arumanis mangoes. The bambu ∙ Klimakterik ∙ Total padatan terlarut
results of this study indicated that there were
changes in the value of firmness, TDS and
weight loss in each treatment. Pendahuluan
Keywords: Bamboo wicker basket ∙ Climacteric Buah mangga merupakan buah tropis yang
∙ Fruit firmness ∙ Total dissolved solids memiliki beragam kultivar. Salah satu kultivar
mangga yang digemari adalah mangga
Sari. Mangga arumanis merupakan salah satu arumanis. Buah jenis ini memiliki aroma yang
komoditi mangga unggulan di daerah harum, rasa yang manis sedikit asam serta
Majalengka, Jawa Barat. Para pedagang pada daging buahnya yang tebal. Buah mangga
umumnya memasarkan buah mangga dibudidayakan di berbagai kawasan di
menggunakan keranjang anyaman bambu Indonesia seperti Majalengka.
terutama dengan tujuan agar konsumen lebih Para pembeli mangga arumanis berasal dari
mudah membawanya. Selain itu, harga berbagai daerah bahkan luar negeri. Permintaan
keranjang anyaman bambu juga murah, ekspor negara Singapura mencapai 3 ton/ hari
Dikomunikasikan oleh Mohammad Djali apabila sedang musim panen permintaan tersebut
Kusumiyati1 ∙ Farida1 ∙ W. Sutari1 ∙ J. S. Hamdani1 ∙ S. hampir terpenuhi, namun apabila sedang off season
Mubarok1
1 Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi Fakultas
Indonesia hanya mampu memenuhi 300-500 kg/2
Pertanian Universitas Padjadjaran hari (Anugrah, 2009). Pemasaran lokal ataupun
Korespondensi: kusumiyati@unpad.ac.id luar negeri perlu memperhatikan pengemasan

Kusumiyati dkk.: Pengaruh waktu simpan terhadap nilai total padatan terlarut,
kekerasan dan susut bobot buah mangga arumanis
Jurnal Kultivasi Vol. 17 (3) Desember 2018 767

produk. Hal ini agar kualitas buah tetap layak Respirasi merupakan proses bernafas yang
konsumsi walaupun telah melewati proses menyerap O2 dan mengeluarkan CO2. Oleh
distribusi. Pengemasan yang tepat dapat karena itu konsentrasi O2 dan CO2 di udara akan
memperpanjang daya tahan produk pertanian memengaruhi laju respirasi buah. Semakin kecil
dalam rentang waktu yang diinginkan konsentrasi O2 di udara maka akan memper-
(Dewandari dkk., 2009). Para pedagang di lambat kematangan buah (Agustiningrum dkk.,
Majalengka mengemas buah mangga kedalam 2014). Peningkatan pola respirasi buah klimak-
keranjang anyaman bambu, terutama dengan terik penting untuk diperhatikan. Perubahan
tujuan agar para konsumen yang membeli buah pada buah klimakterik seperti tomat yang secara
mangga dapat membawanya dengan mudah. kasat mata dapat terlihat adalah perubahan
Namun pengemasan menggunakan keranjang warna buah. Pola respirasi dapat dijadikan
anyaman bambu tidak dapat berlangsung lama, acuan waktu simpan dan lamanya proses
karena buah yang diletakkan secara bertumpuk pematangan oleh para produsen buah, sehingga
akan beresiko mudah busuk akibat dari saling dapat diperkirakan waktu simpan maksimal
tindih saat dikemas. agar tetap didapatkan buah dengan kualitas
Pengemasan memengaruhi kualitas buah, yang baik (Saiduna dan O. R. Madkar, 2013).
selain itu faktor-faktor yang memengaruhi Terdapat berbagai faktor yang memengaruhi
kualitas buah lainnya diantaranya waktu laju respirasi pada buah klimakterik. Lingkungan
penyimpanan dan lingkungan. Proses distribusi tempat penyimpanan buah akan memengaruhi
buah membutuhkan waktu hingga dapat kecepatan proses respirasi tersebut. Suhu memiliki
dipasarkan. Selama jangka waktu tersebut buah peranan yang penting dalam ketahanan simpan
dapat mengalami perubahan atau bahkan produk hortikultura. Para pedagang biasanya
kerusakan. Secara visual kerusakan yang umum memasarkan buah tanpa melakukan modifikasi
terjadi ialah terdapat memar pada kulit buah. suhu, melainkan buah hanya disimpan dalam
Kecacatan eksternal buah seperti memar dan suhu kamar. Hal ini akan menyebabkan buah
pelukaan pada kulit maupun daging buah dapat mangga menjadi lebih cepat busuk dan
menyebabkan kerusakan yang berakibat serius, memperpendek waktu simpannya. Napitupulu
yaitu berupa menurunnya mutu buah yang (2013) menyebutkan bahwa buah yang disimpan
bersifat kimiawi atau mikrobiologis (Qanytah dalam suhu ruang akan menyebabkan laju
dan I. Ambarsari, 2011). Penurunan mutu respirasi yang tinggi dan kehilangan hasil lebih
tersebut meliputi nilai kekerasan buah, total cepat. Perubahan yang terjadi selama
padatan terlarut (TPT) dan susut bobot yang penyimpanan menunjukkan pola respirasi klimak
disebabkan oleh pembusukkan pada buah. yang berarti bahwa proses pematangan buah
Perubahan kualitas pada buah ber- sedang berlangsung (Sutomo, 2006). Kecepatan
hubungan dengan lamanya waktu simpan. Pada proses respirasi pada buah mangga akan
umumnya buah-buahan terbagi kedalam dua mengalami peningkatan selama proses pema-
golongan, yaitu golongan klimakterik dan non- tangan dan berikutnya menghadapi kemunduran
klimakterik. Setelah buah dipanen, buah masih kualitas secara cepat (Utama dkk., 2016).
terus melakukan proses respirasi. Pada buah Penentuan waktu simpan sangat penting
golongan klimakterik laju repirasi buah lebih untuk mengetahui pola kenaikan dan
tinggi dibandingkan golongan buah non- penurunan kualitas buah, sehingga konsumen
klimakterik. Laju respirasi yang tinggi akan dapat menentukan waktu simpan yang ideal
menimbulkan perubahan-perubahan sifat fisik bergantung pada selera masing-masing. Basuki
ataupun kimiawi pada buah secara signifikan. dkk. (2015) melaporkan bahwa pengujian pada
Pola respirasi telah digambarkan pada buah mangga dengan penyimpanan 7 dan 14
buah-buahan, diantaranya yaitu buah pisang, hari menyebabkan susut bobot semakin tinggi.
sawo dan tomat (Yassin dkk., 2013; Saiduna dan Utama dkk. (2016) melakukan penyimpanan
Madkar, 2013; Kusumiyati dkk., 2017). Buah buah mangga hingga 50 hari dalam suhu kamar
pisang yang disimpan dalam suhu kamar yang mengakibatkan buah membusuk pada hari
mengalami penurunan nilai kekerasan selama ke-25. Tujuan dari penelitian ini adalah
waktu simpan sedangkan pada nilai TPT buah memberikan informasi mengenai waktu simpan
terjadi peningkatan dari awal hingga akhir maksimal buah mangga arumanis dalam
penyimpanan (Yassin dkk., 2013). keranjang anyaman bambu dilihat dari nilai
TPT, kekerasan dan susut bobot buah.

Kusumiyati dkk.: Pengaruh waktu simpan terhadap nilai total padatan terlarut,
kekerasan dan susut bobot buah mangga arumanis
768 Jurnal Kultivasi Vol. 17 (3) Desember 2018

Parameter utama yang diamati yaitu nilai


Bahan dan Metode TPT, kekerasan buah dan susut bobot buah.
Nilai TPT dinyatakan dalam satuan %Brix dan
Bahan dan alat penelitian. Sampel yang diperoleh dengan menggunakan bantuan alat
digunakan adalah buah mangga kv. Arumanis. refraktometer. Buah dibagi menjadi tiga bagian,
Buah tersebut berasal dari petani Kec. Tomo, yaitu atas (dekat tangkai buah), tengah dan
Kab. Sumedang, dengan derajat kematangan bawah, lalu buah diparut dan diambil sarinya
matang hijau. Buah mangga yang dipanen dan diteteskan pada sensor detektor refrakto-
berumur 110 hari sejak bunga mekar. Alat-alat meter, kemudian diambil nilai rerata dari tiap
yang dipakai dalam penelitian adalah refrakto- buah. Nilai kekerasan diuji dengan tension gauge.
meter (Atago, Model 41325, Japan), tension gauge Alat ditusukkan pada bagian tengah buah dan
(AD-4932A-50N, A&D, Taiwan), pisau, tisu dan besarannya dinyatakan dalam satuan Newton
timbangan digital (ACIS, MN Series). (Weliana dkk., 2014). Pengamatan susut bobot
Metode. Penelitian ini dimulai pada Bulan bertujuan untuk mengetahui kandungan air
April hingga Juni 2018 dan dilaksanakan di yang hilang selama proses penyimpanan.
Laboratorium Hortikultura Fakultas Pertanian,
Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Metode
eksperimental yang digunakan adalah Ranca- Hasil dan Pembahasan
ngan Acak Lengkap (RAL). Terdapat 3
perlakuan yang terdiri atas penyimpanan 0 hari Pengamatan penunjang yang diamati meliputi
(P0), 7 hari (P7) dan 14 hari (P14) dengan 10 parameter fisik berupa diameter dan panjang
ulangan. Pada tiap perlakuan per ulangan buah. Tujuan pengamatan ini untuk mengamati
terdapat 3 buah sampel mangga, sehingga total nilai terendah dan tertinggi dari sampel buah
terdapat 90 buah mangga. yang digunakan. Diamater buah berkisar antara
Semua data dianalisis statistik dengan uji 62,25-87,45 mm dan panjang buah berkisar
ANOVA menggunakan software SPSS 21, serta antara 103,6-155,2 mm.
dilanjutnya dengan uji Duncan pada taraf 5%. Pengamatan utama terdiri atas nilai TPT,
Pengamatan penunjang meliputi diameter dan kekerasan buah dan susut bobot. Selama penyim-
panjang buah. Pengamatan utama yaitu nilai panan terjadi perubahan pada buah dikarenakan
TPT, kekerasan buah dan susut bobot buah. proses respirasi dan transpirasi yang masih ber-
Tahapan penelitian. Buah mangga langsung walapun buah telah dipanen. Perubahan
dimasukkan kedalam keranjang anyaman kualitas ini juga dipercepat dengan penyimpanan
bambu dan disimpan sesuai dengan waktu buah yang dilakukan dalam suhu ruang.
simpan yang telah ditentukan (Gambar 1). Peningkatan nilai TPT pada buah mangga
Sampel disimpan pada suhu kamar yaitu ±25 oC. terjadi selama penyimpanan. Berdasarkan data,
terjadi perbedaan yang nyata pada masing-
masing perlakuan, nilai TPT tertinggi berada
pada penyimpanan 14 hari disusul penyim-
panan 7 hari dan terendah pada penyimpanan 0
hari (Tabel 1). Hal ini terjadi karena selama
penyimpanan buah mengalami perombakan
karbohidrat menjadi kandungan gula. Pada
buah yang belum matang banyak tersimpan
karbohidrat dalam bentuk pati dan selama
proses menuju matang kandungan tersebut akan
berubah menjadi gula (Putri dkk., 2015).
Gambar 1. Buah mangga yang dimasukkan ke Perlakuan waktu simpan 7 dan 14 hari
dalam keranjang anyaman bambu. memberikan pengaruh pada peningkatan nilai
TPT buah. Pola peningkatan ini merupakan ciri
Parameter penunjang yang diamati yaitu khas dari buah klimakterik. Buah pada tingkat
diameter dan panjang buah. Diameter dan kematangan lanjut memiliki kandungan TPT
panjang buah diamati dengan menggunakan paling tinggi, karena terjadi hidrolisis pati
jangka sorong dan dinyatakan dalam satuan mm menjadi gula dan akan menyentuh puncak
(milimeter). klimakterik (Arifiya, 2017).

Kusumiyati dkk.: Pengaruh waktu simpan terhadap nilai total padatan terlarut,
kekerasan dan susut bobot buah mangga arumanis
Jurnal Kultivasi Vol. 17 (3) Desember 2018 769

Tabel 1. Pengaruh berbagai waktu simpan Tabel 2. Pengaruh berbagai waktu simpan
terhadap nilai rerata TPT buah mangga. terhadap nilai rerata kekerasan buah mangga.
Perlakuan Total Padatan Terlarut Perlakuan Kekerasan
(%Brix) (Newton)
Penyimpanan 0 hari 7,02 a Penyimpanan 0 hari 36,57 c
Penyimpanan 7 hari 15,35 b Penyimpanan 7 hari 13,91 b
Penyimpanan 14 hari 16,78 c Penyimpanan 14 hari 10,04 a
Keterangan : Nilai rata-rata yang ditandai dengan Keterangan : Nilai rata-rata yang ditandai dengan
huruf sama untuk kolom yang sama huruf sama untuk kolom yang sama
mendeskripsikan bahwa nilai yang dimaksud mendeskripsikan bahwa nilai yang dimaksud
tersebut tidak memiliki perbedaan yang nyata tersebut tidak memiliki perbedaan yang nyata
menurut uji jarak berganda Duncan taraf 5%. menurut uji jarak berganda Duncan taraf 5%.

Peristiwa hidrolisis mengubah senyawa Pelunakkan pada buah yang disimpan di


kompleks menjadi lebih sederhana. Proses ini suhu kamar berjalan cepat karena perombakkan
adalah reaksi yang menguraikan senyawa terjadi didalam buah tersebut selama proses
dengan bantuan air agar senyawa yang respirasi. Polisakarida yang makin banyak
kompleks dapat terpecah (Yuniwati dkk., 2011), terurai menjadikan buah semakin lunak dan
sehingga karbohidrat dapat berubah menjadi terombaknya senyawa dinding sel yang awalnya
guloksa. Berikut merupakan reaksi dari berupa protopektin tidak larut beralih menjadi
karbohidrat yang berubah menjadi glukosa: pektin yang larut, rangkaian tersebut terjadi
(C6H10O5)x + H2O  x(C6H12O6) sepanjang proses respirasi pada pemasakan
Karbohidrat Air Glukosa buah (Purwadi dkk., 2007). Dinding sel yang
berubah dari relatif padat menjadi bersifat larut
Tingginya kandungan TPT pada memengaruhi gaya tarik-menarik didalam buah.
penyimpanan yang lebih lama menandakan Perombakan yang menyebabkan melemahnya
buah klimakterik memerlukan waktu simpan dinding sel akan mengurangi gaya tarik menarik
yang tepat pasca dilakukan pemanenan. Hal ini antar sel (Broto 2003). Suhu kamar mendorong
bertujuan agar didapatkan buah yang lebih enzim-enzim pada buah berjalan semakin aktif.
manis saat dikonsumsi. Besarnya nilai Enzim pektinase dan enzim selulase yang
kandungan TPT setelah dilakukan penyimpanan digunakan untuk melakukan proses penguraian
disebabkan oleh tertimbunnya glukosa yang protopektin bergerak makin aktif pada suhu
diakibatkan dari proses hidrolisis karbohidrat kamar (Ilmi dkk., 2015).
yang lebih cepat dibandingkan dengan proses Terdapat hubungan yang berbanding
transformasi glukosa yang menghasilkan energi terbalik antara parameter TPT dan kekerasan
dan H2O (Amiarsi, 2012). buah. Buah mangga yang disimpan hingga hari
Penyimpanan buah mangga pada 0, 7 dan ke-14 memperlihatkan peningkatan nilai TPT.
14 hari menunjukkan perbedaan nilai kekerasan Disisi lain terjadi penurunan nilai kekerasan
yang signifikan satu sama lain. Penyimpanan 0 buah pada mangga yang disimpan hingga hari
hari menampilkan buah yang relatif masih keras ke-14. Buah mangga memiliki nilai TPT yang
dibandingkan perlakuan lainnya. Buah yang bertambah dan nilai kekerasan buah berkurang
disimpan pada 14 hari menunjukkan buah yang selama proses menuju matang penuh
paling lunak. Pada masa penyimpanan, terjadi (Suyantohadi dan G. T. Mulyati, 2001).
penurunan nilai kekerasan pada buah-buahan Hasil analisis menunjukkan bahwa susut
yang tergolong klimakterik akibat dipengaruhi bobot pada tiap perlakuan berbeda nyata. Hal
oleh proses respirasi pada buah (Kusumiyati ini terlihat dari hasil penyimpanan 14 hari yang
dkk., 2017). Suhu kamar menyebabkan laju merupakan waktu simpan dengan susut bobot
respirasi buah yang disimpan terjadi lebih cepat tertinggi disusul oleh penyimpanan 7 hari dan 0
jika dibandingkan dengan penyimpanan pada hari (Tabel 3). Proses respirasi dan transpirasi
suhu dingin. Buah mangga yang disimpan pada juga menyebabkan susut bobot pada buah.
suhu ruang mengakibatkan penurunan nilai Berkurangnya bobot disebabkan oleh dominasi
kekerasan buah secara drastis bila dibandingkan proses transpirasi dan sebagian lainnya oleh
dengan buah mangga yang disimpan pada proses respirasi saat terjadi perombakkan gula
kondisi atmosfir terkendali (Utama dkk., 2011). menjadi gas CO2. (Sukasih dan Setyadjit, 2016).

Kusumiyati dkk.: Pengaruh waktu simpan terhadap nilai total padatan terlarut,
kekerasan dan susut bobot buah mangga arumanis
770 Jurnal Kultivasi Vol. 17 (3) Desember 2018

Tabel 3. Pengaruh berbagai waktu simpan keberadaan oksigennya lebih tinggi jika
terhadap nilai rerata susut bobot buah mangga. dibandingkan buah yang disimpan didalam media
Perlakuan Susut Bobot (g) simpan seperti plastik (Ikhsan dkk., 2014). Buah
Penyimpanan 0 hari 0,00 a yang disimpan pada suhu ruang akan menye-
Penyimpanan 7 hari 46,60 b babkan susut bobot lebih tinggi dibandingkan
Penyimpanan 14 hari 61,33 c dengan suhu 15oC dan kemasan plastik fleksibel
Keterangan : Nilai rata-rata yang ditandai dengan (tidak kedap udara), hai ini dikarenakan kecepatan
huruf sama untuk kolom yang sama penguapan dipengaruhi oleh temperatur dan
mendeskripsikan bahwa nilai yang dimaksud kelembaban udara (Hasbi dkk., 2005).
tersebut tidak memiliki perbedaan yang nyata
menurut uji jarak berganda Duncan taraf 5%.
Kesimpulan
Proses transpirasi berhubungan dengan suhu
disekitar buah sehingga mengakibatkan pengua- Waktu simpan memberikan pengaruh terhadap
pan air. Semakin lama buah disimpan maka makin kualitas buah mangga yang berupa nilai TPT,
tinggi susut bobot buah, selain itu secara visual kekerasan dan susut bobot buah. Semakin lama
buah akan menjadi keriput. Laju transpirasi yang penyimpanan berakibat pada nilai TPT dan
cepat berbanding lurus dengan kecepatan buah susut bobot buah mangga berbanding terbalik
kehilangan susut bobot (Pudja, 2009). dengan nilai kekerasan buah. Pada
Persentase susut bobot meningkat sejalan penyimpanan 14 hari memiliki nilai TPT dan
dengan semakin lamanya buah tersebut susut bobot tertinggi diikuti oleh penyimpanan
disimpan (Gambar 2). Buah yang telah terlepas 7 dan 0 hari sedangkan nilai kekerasan buah
dari pohon akan mengalami gejala kehilangan mangga mengalami penurunan apabila semakin
bobot selama penyimpanan. Hal ini terjadi lama disimpan. Penyimpanan buah mangga 0
karena buah yang telah dipanen akan terus hari memiliki kekerasan buah tertinggi diikuti
memakai cadangan makanan dalam mekanisme oleh penyimpanan 7 dan 14 hari.
metabolismenya, sehingga cadangan makanan
akan terus berkurang dan tidak akan bertambah
karena telah terlepas dari pohonnya dan
menyebabkan proses pematangan buah menjadi
Ucapan Terima Kasih
lebih cepat (Sumiasih dkk., 2016).
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
DRPMI UNPAD, civitas akademika Universitas
15% Padjadjaran dan berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penelitian ini.
Susut Bobot (%)

10%

5% Daftar Pustaka

0% Agustiningrum, D. A., B. Susilo dan R.


0 7 14 Yulianingsih. 2014. Studi pengaruh konsen-
Lamanya Penyimpanan (Hari ke- ) trasi oksigen pada penyimpanan atmosfer
termodifikasi buah sawo (Achras zapota L.).
Gambar 2. Persentase susut bobot buah mangga J. Bioproses Komoditas Tropis. 2(1): 22-34.
selama penyimpanan. Amiarsi, D. 2012. Pengaruh konsentrasi oksigen
dan karbondioksida dalam kemasan
Buah yang disimpan dalam suhu kamar terhadap daya simpan buah mangga
mengalami penurunan susut bobot yang lebih gedong. J. Hortikultura. 22(2): 196-203.
cepat apabila dibandingkan dengan yang Anugrah, I. S. 2009. Mendudukkan komoditas
disimpan dalam suhu dingin. Laju respirasi dan mangga sebagai unggulan daerah dalam
transpirasi berjalan dengan lebih cepat pada suhu suatu kebijakan sistem agribisnis: upaya
kamar. Penelitian Ikhsan dkk. (2014) menyatakan menyatukan dukungan kelembagaan bagi
bahwa buah yang disimpan pada suhu kamar eksistensi petani. J. Analisis Kebijakan
memiliki nilai susut bobot yang lebih besar karena Pertanian. 7(2): 189-211.

Kusumiyati dkk.: Pengaruh waktu simpan terhadap nilai total padatan terlarut,
kekerasan dan susut bobot buah mangga arumanis
Jurnal Kultivasi Vol. 17 (3) Desember 2018 771

Arifiya, N. 2017. Prediksi kandungan pati pepaya dan tingkat kematangan buah terhadap
IPB9 selama penyimpanan dengan mutu dan lama simpan tomat (Lycopersicum
Spektroskopi NIR. J. String. 1(3): 265-275. esculentum mill). J. Agroswagati. 1(1): 43-50.
Basuki, E dan A. Prarudiyanto. 2015. Penyimpanan Sukasih, E. dan Setyadjit. 2016. Formulasi
mangga secara modifikasi atmosfir dengan antifungal kombinasi dari ekstrak limbah
penggunakan Ca(OH)2 sebagai absorbent. J. mangga dengan pengawet makanan
Ilmu dan Teknologi Pangan. 1(1): 8-14. komersial untuk preservasi buah mangga.
Dewandari, K. T., I. Mulyawanti dan D. Amiarsi. J. Penelitian Pascapanen Pertanian. 14(1): 22
2009. Pembekuan cepat puree mangga – 34.
arumanis dan karakteristiknya selama Sumiasih, I. H., L. Octaviani, D. I. Lestari dan E. R.
penyimpanan. J. Pascapanen 6(1): 27-33. Yunita. 2016. Studi perubahan kualitas
Hasbi,. D. Saputra dan Juniar. 2005. Masa simpan pascapanen buah belimbing dengan
buah manggis (Garcinia mangostana L.) pada beberapa pengemasan dan suhu simpan. J.
berbagai tingkat kematangan, suhu dan Agrin. 20(2): 115-124.
jenis kemasan. J. Teknol dan Industri Pangan. Sutomo, H. 2006. Hubungan kadar CaCl2 terhadap
16(3): 199-205. laju respirasi dan pematangan buah
Ikhsan, A. M., Tamrin dan M. Z. Kadir. 2014. mangga arumanis (Mangifera indica L.). J.
Pengaruh media simpan pasir dan biji Agrijati. 3(1): 1-5.
plastik dengan pemberian air pendingin Suyantohadi, A dan G. T. Mulyati. 2001.
terhadap perubahan mutu pada buah Perubahan warna, tekstur, denditas dan
pisang kepok (Musa normalis L). J. Teknik komposisi sebagai parameter tingkat
Pertanian Lampung. 3(2): 173-182. ketuaan buah mangga arumanis. J. Agritech.
Ilmi, N. K., Poerwanto. R dan Sutrisno. Perlakuan 21(1): 26-29.
air panas dan pengaturan suhu simpan Utama, I. G. M., I. M. S. Utama dan I.A. R. P. Pudja.
untuk mempertahankan kualitas buah 2016. Pengaruh konsentrasi emulsi lilin
mangga (Mangifera indica L.) cv. gedong. J. lebah sebagai pelapis buah mangga aru-
Hortikultura. 25(1): 78-87. manis terhadap mutu selama penyimpanan
Kusumiyati, Farida, W. Sutari dan S. Mubarok. pada suhu kamar. J. Biosistem dan Teknik
2017. Mutu buah sawo selama periode Pertanian. 4(2): 81-92.
simpan berbeda. J. Kultivasi. 16(3): 451-455. Utama, I. M. S., Y. Setiyo., I. A. R. P. Puja dan N.
Napitupulu, B. 2013. Kajian beberapa bahan S. Antara. 2011. Kajian atmosfir terkendali
penunda kematangan terhadap mutu buah untuk memperlambat penurunan mutu
pisang Barangan selama penyimpanan. J. buah mangga arumanis selama penyim-
Hortikultura. 23(3): 263-275. panan. J. Hortikultura Indonesia. 2(1):27-33.
Pudja, I. A. R. P. 2009. Laju respirasi dan susut Weliana, S., E. R. Sari dan J. Wahyudi. 2014.
bobot buah salak bali segar pada Penggunaan CaCO3 untuk mempertahan-
pengemasan plastik polyethylene selama kan kualitas tekstur dan sifat organoleptik
penyimpanan dalam atmosfer termodifi- pisang ambon (Musa acuminata) selama
kasi. J. Agrotekno 15(1): 8-11. penyimpanan. J. AGRITEPA. 1(1): 1-8.
Purwadi, A., W. Usada dan Isyuniarto. 2007. Qanytah dan I. Ambarsari. 2011. Efisiensi
Pengaruh lama waktu ozonisasi terhadap penggunaan kemasan kardus distribusi
umur simpan buah tomat (Lycopersicum mangga arumanis. J. Litbang Pertanian.
esculentum mill). Prosiding PP–PDIPTN 30(1): 8-15.
Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN. Yassin, T., R. Hartanto., A. Haryanto dan Tamrin.
234-242. 2013. Pengaruh komposisi gas terhadap laju
Putri, T. K., D. Veronika., A. Ismail., A. respirasi pisang janten pada penyimpanan
Karuniawan., Y. Maxiselly., A. W. Irwan atmosfer termodifikasi. J. Teknik Pertanian
dan W. Sutari. 2015. Pemanfaatan jenis-jenis Lampung. 2(3): 147-160.
pisang (banana dan plantain) lokal Jawa Yuniwati, M., D. Ismiyati dan R. Kurniasih. 2011.
Barat berbasis produk sale dan tepung. J. Kinetika reaksi hidrolisis pati pisang tanduk
Kultivasi. 14(2): 63-70. dengan katalisator asam chlorida. J. Teknologi.
Saiduna dan O. R. Madkar. 2013. Pengaruh suhu 4(2): 107-112

Kusumiyati dkk.: Pengaruh waktu simpan terhadap nilai total padatan terlarut,
kekerasan dan susut bobot buah mangga arumanis

You might also like