You are on page 1of 14

Analisis Penilaian Risiko Kebakaran di Gedung X

ANALISIS PENILAIAN RISIKO KEBAKARAN DI GEDUNG X


Eka Cempaka Putri
Universitas Esa Unggul, Jakarta, Indonesia
Jalan Arjuna Utara No 9 Kebon Jeruk Jakarta 11510
eka.putri@esaunggul.com

Abstract
Fire case is contributing for propery damage not only in developed countries but
also developing countries like Indonesia. The Geneva Association in 2014
recorded a loss due to fires is 1% of the GDP (Gross Domestic Product). The fire
occurred in a residential area, apartment buildings and high-rise office. High risk
building poses higher risk if fires including asset damage, loss of securities,
deaths and injuries from fire more significant. The author conducted research
descriptive analytic, of desain studycrosecctional for the analysis the fire risk in
one of high risk buildings in Jakarta, where the research is to identify risk factors
that have the potential to cause a fire, failure factors in dealing with fires, and
factors that complicate the evacuation of occupants buildings seen from the point
of view of man, material, method, machine and environment.Then the results of
risk identification were analyzed for frequency and its consequences through
semi-quantitative analysis and resulting that the most high risk factors of fire in
the building X is lack of control for unsafe action and unsafe condition that lead
to fire in building. Nevertheless X building have low risk of fire.

Keywords : environment; gdp; fire; man; material; method; machine;


risk

Abstrak
Kasus kebakaran merupakan kasus yang menelan kerugian material yang tidak
sedikit baik di negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. The
Geneva Association pada tahun 2014 mencatat kerugian akibat kebakaran adalah 1
% dari GDP (Gross Domestic Product). Penulis melakukan penelitian deskriptif
analitik dengan desain studi kroseksional untuk melakukan analisis risiko
kebakaran di salah satu gedung tinggi di Jakarta, dimana penelitian ini
mengindetifikasi faktor risiko kebakaran baik itu faktor yang berpotensi untuk
menyebabkan kebakaran, faktor kegagalan dalam menangani kebakaran, dan
faktor yang mempersulit evakuasi penghuni gedung yang dilihat dari sudut
pandang man, material, method, machine dan environment. Kemudian hasil
identifikasi risiko dianalisis dari frekuensi dan konsekuensinya melalui analisis
semi kuantitatif dan dihasilkan bahwa faktor risiko utama kebakaran di gedung X
adalah kurangnya pengawasan dari pihak manajemen gedung terhadap tindakan
tidak aman dan kondisi tidak aman yang dapat menyebabkan kebakaran di gedung
X. Meskipun demikian gedung X dikategorikan sebagai gedung dengan tingkat
kebakaran yang rendah.

Kata kunci :environment; gdp; kebakaran; man; material; method;


machine; risiko

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 2, Mei 105


2019
Analisis Penilaian Risiko Kebakaran di Gedung X

Pendahuluan pembayaran upah karyawan walaupun


Kebakaran merupakan kasus yang tidak dapat bekerja, biaya-biaya untuk
menelan kerugian yang besar, baik perbaikan setelah terjadinya kebakaran
kerugian secara materi, luka dan kematian sehingga biaya yang terlihat dapat lebih
hingga citra buruk jika kebakaran terjadi di meningkat hingga 2 sampai 3 kali lipatnya
perusahaan atau suatu organisasi. seperti dalam fenomena gunung es. Biaya
Berdasarkan data Annual StatisticFire yang besar tersebut sudah seharusnya
Report, 2012 British Coloumbia (BC) menjadi suatu perhatian dan diperlukan
selama 5 tahun dari 2008 hingga tahun upaya-upaya untuk mengendalikan dan
2012 telah terjadi kasus kebakaran mengelola risiko kebakaran khususnya di
sebanyak 37,517 kasus dan mengakibatkan tempat kerja. Melihat besarnya kerugian
terjadinya kematian sebanyak 223 orang. yang ditimbulkan sebagai dampak
Sedangkan kasus kebakaran di Indonesia kebakaran, maka dibuatlah penelitian ini
khususnya Jakarta selama kurun waktu 1 dengan melakukan identifikasi bahaya di
dekade yaitu tahun 1998 hingga tahun gedung dari faktor man, method, material,
2008 mencapai 225,763 kasus dengan mechine dan environmentdan menilai
kerugian materi mencapai faktor risiko yang paling tinggi dengan
1,225,091,940.080 rupiah dan kematian metode analisis semi quantitative sehingga
sebanyak 323 orang. Kejadian kebakaran dapat dibuatkan rekomendasi untuk
tersebut terjadi di area perumahan, area tindakan pencegahan kebakaran, langkah-
industri dan gedung bertingkat tinggi. langkah dalam menghadapi kebakaran dan
Gedung bertingkat memiliki risiko tinggi langkah-langkah pemulihan setelah terjadi
jika terjadi kebakaran dikarenakan gedung kebakaran.
bertingkat tinggi dihuni oleh ribuan orang
dimana harus dilakukan evakuasi jika Metode Penelitian
terjadi kebakaran. Dalam jurnal “Fire Risk Penelitian ini merupakan
Assessment in Super High Risk Building” penelitian deskriptif analitik dengan desain
yang ditulis oleh Xiao-qian Sun dan Ming- studi kroseksional yang dilakukan di
Chun Luo tahun 2014 rata-rata frekuensi gedung X pada bulan Maret-April tahun
kejadian kebakaran gedung setiap 2015. Penelitian ini menggunakan
tahunnya di Shanghai adalah 0,024 atau instrumen penelitian berupa data primer
2,4 x 10-2. Frekuensi rata-rata kebakaran dan data sekunder, dimana data primer
gedung di Shanghai tersebut menunjukan menggunakan data dari hasil observasi dan
bahwa kejadian kebakaran cukup sering wawancara penghuni gedung. Wawancara
terjadi dan menimbulkan kerugian yang dilakukan kepada 277 orang pemnghuni
tidak sedikit. gedung, ketua tim tanggap darurat gedung,
Besarnya kerugian yang kepala engineering gedung dan perwakilan
ditimbulkan oleh kebakaran menurut manajemen gedung. Hasil observasi dan
berbagai data diatas hanyalah biaya wawancara kemudian dilakukan analisis
langsung yang terlihat setelah terjadinya menggunakan pedoman analisis semi
kebakaran namun, biaya yang ditimbulkan kuantitatif dari CCPS.
sebagai dampak kejadian kebakaran tidak
terhitung terlebih jika kejadian kebakaran
terjadi di tempat kerja. Kerugian tidak
langsung tersebut dapat berupa hilangnya
dokumen-dokumen penting perusahaan,
citra buruk perusahaan, biaya asuransi,

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 2, Mei 106


2019
Analisis Penilaian Risiko Kebakaran di Gedung X

Tabel 1
Kriteria Frekuensi Semi Quantitative Risk Assessment
Deskripsi Tingkat Item individual yang spesifik Inventaris
Frequent A Sangat sering terjadi dengan kemungkinan Terus mengalami
kejadian lebih dari 10-1
Probable B Akan terjadi beberapa kali dengan kemungkinan Akan sering terjadi
kejadian kurang dari 10-1 tetapi lebih besar dari
10-2
Occasional C Terkadang terjadi dengan kemungkinan kejadian Akan terjadi
kurang dari 10-2 tetapi lebih besar dari 10-3 beberapa kali
Remote D Tidak terjadi tetapi mungkin terjadi dengan Tidak terjadi tetapi
kemungkinan kejadian lebih dari 10-3 tetapi lebih diduga dapat terjadi
besar dari 10-6
Improbable E Tidak mungkin terjadi, tidak ada pengalaman Tidak terjadi tapi
dimana kejadian muncul, dengan kemungkinan mungkin
kejadian kurang dari 10-6
Sumber : CCPS

Tabel 2
Kriteria Konsekuensi Semi Quantitative Risk Assessment
Deskripsi Kategori Kriteria keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
Catastrophic I Dapat menyebabkan kematian, cacat permanen, kerugian
total lebih dari $1 M, kerusakan lingkungan yang tidak
dapat diperbaiki dan pelanggaran hukum dan peraturan.
Critical II Dapat menyebabkan cacat permanen sebagian, dapat
menyebabkan maslah kesehatan hingga dirawat dirumah
sakit 3 personil, kerugian lebih dari $200 juta tetapi
kurang dari 1 M kerusakan lingkungan yang tidak dapat
diperbaiki dan dapat menyebabkan pelanggaran hukum
dan peraturan.
Marginal III Menyebabkan cidera atau maslah kesehatan dengan
kehilangan 1 hingga 2 hari kerja, kerugiaan lebih dari $10
juta tetapi kurang dari $200 juta dan dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan tetapi tidak menimbulkan tuntutan
hukum.
Negligible IV Dapat menyebabkan cidera dan masalah kesehatan yang
tidak mengakibatkan hilangnya hari kerja, kerugian lebih
dari $2 juta tetapi kurang dari $10 juta, dan kerusakan
lingkungan minor dan tidak mengakibatkan tuntutan
hukum.
Sumber : CCPS
Tabel 3
Risk Matrix Semi Quantitative Risk Assessment
Konsekuensi Catastrophic Critical Marginal Negligible
Frekuensi
Frequent 1 3 7 13
Probable 2 5 9 16
Occasional 4 6 11 18
Remote 8 10 14 19
Improbable 12 15 17 20

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 2, Mei 2019 107


Analisis Penilaian Risiko Kebakaran di Gedung X

Tabel 4
Kategori Risiko Semi Quantitative Risk Assessment
Nilai risk assessment Kategori risiko Tingkat penerimaan risiko*
1-5 High Component Acquisition
Executive
6-9 Serious Program Executive Officer
10-17 Medium Program Manager
18-20 Low As Directed
Sumber : CCPS

Hasil dan Pembahasan mengetahui cara memadamkan


- Faktor Man api.
Hasil penelitian faktor man di gedung 6. Pengetahuan mengenai hidran
X didapatkan hasil sebagai berikut ini Sebanyak 56,7% penghuni
: gedung X sudah mengetahui
1. Usia lokasi hidran dan cara
Rata-rata penghuni gedung X menggunakannya dan sebanyak
berada di usia produktif yaitu 15- 43,3% belum mengetahui lokasi
40 tahun dengan prosentase hidran dan cara menggunakannya.
81,9%. 7. Pengetahuan mengenai detektor
2. Jenis Kelamin asap
Penghuni gedung X lebih banyak Sebanyak 84,5% penghuni
laki-laki daripada wanita dengan gedung X sudah mengetahui
prosentase laki-laki 58,5% dan mengenai detektor asap.
penghuni wanita 41,5%. 8. Pengetahuan mengenai nomer
3. Tingkat Pendidikan darurat gedung
Penghuni gedung X rata-rata Sebanyak 44% penghuni gedung
memiliki tingkat pendidikan yang X sudah mengetahui mengenai
tinggi, dimana prosentase paling nomer darurat di gedung yang
besar memiliki pendidikan S1 dapat dihubungi ketika keadaan
sebanyak 57,8%. darurat dan 56% tidak mengetahui
4. Pengetahuan mengenai cara mengenai nomer darurat yang
memadamkan api di gedung dapat dihubungi ketika keadaan
Penghuni gedung X sudah darurat.
diberitahukan cara memadamkan 9. Lokasi master point
api di gedung X dengan Sebagian besar penghuni gedung
prosentase sebesar 66,4% dan X sudah mengetahui lokasi master
33,6% belum pernah point di gedung dengan
diberitahukan cara memadamkan prosentase 90,3%.
api. 10. Prilaku ketika menghadapi
5. Pengetahuan mengenai kebakaran
penggunaan APAR Sebanyak 64,6 % penghuni
Sebanyak 66,1% penghuni gedung X menunda evakuasi
gedung X sudah mengetahui cara denganalasanuntuk
menggunakanAPARdan memadamkan api dan
sebanyak33,9%belum memberitahukan kepada orang
lain terkait keadaan darurat

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 2, Mei 108


2019
Analisis Penilaian Risiko Kebakaran di Gedung
X
11. Pengetahuan mengenai rambu- terdapat 4 buah hidran halaman

rambu eksit dan 2 buah siamase.


Sebagian besar penghuni gedung 6. Penghalang asap
X sudah mengetahui mengenai Gedung X memiliki instalasi
rambu-rambu eksit dengan penghalang asap berupa pressure
prosentase 96,4%. vent di atas tangga daurat yang
akan aktif ketika terjadi
- Faktor Machine kebakaran.
1. Detektor Asap 7. Simbol keadaan darurat
Gedung X memiliki detektor asap Gedung X memiliki simbol
tipe titik yang dipasang 50 titik keadaan darurat berupa rambu
untuk luasan area 805 m2. eksit yang terpasang dalam neon
Detektor asap akan terhubung box tepat di depan tangga darurat.
dengan panel kontrol yang berada 8. Sistem pencahayaan darurat
di area ruang pengendali untuk Sistem pencahayaan darurat di
memantau zona alarm di gedung gedung X menggunakan lampu
X. darurat dengan kapasitas 12 V dan
2. Alarm Kebakaran dapat bertahan selama 12 jam.
Alarm kebakaran di gedung X 9. Titik berkumpul dalam keadaan
terhubung secara otomatis dengan darurat
panel kontrol di area ruang Titik berkumpul dalam keadaan
pengendali. Masing-masing lantai darurat di gedung X
memiliki 2 sampai dengan 3 titik menggunakan parkiran sebelah
panggil manual yang diletakkan utara gedung X, dimana area
di atas kotak hidran dengan tersebut sempit dan sangat penuh
ketinggian 2 meter. dengan mobil.
3. Sprinkle
Sprinkler di gedung X diletakkan - Faktor Material
berdekatan dengan detektor asap. 1. Tingkat Ketahanan Api
Kepala sprinkle dipasang 50 titik Gedung X memiliki konstruksi
untuk luasan area 805 m2. beton, kaca dan alumunium solid.
4. APAR Konstruksi gedung X masuk ke
Gedung X memiliki 2 tipe APAR dalam konstruksi tipe I dengan
yaitu tipe dry chemical dan tipe ketahanan api 3 sampai 4 jam.
Co2. Dry chemical diletakkan di 2. Konstruksi dan penunjangnya
area lobi, area kantor dan area Konstruksi penunjang berupa
dapur, sedangkan Co2 diletakan di jalan raya dengan lebar 9 meter,
ruang gas, diarea trafo, ruang gerbang halaman gedung
genset dan ruang kendali. Area memiliki lebar 3,5 meter dengan
lobi APAR diletakan di kotak halaman gedung memiliki lebar 7
kaca dan diberi tanda APAR, meter dan diberi lapisan
namun untuk area lainnya pengerasan berupa paving blok.
dibiarkan tergeletak dilantai. 3. Saf petugas pemadam kebakaran
5. Hidran Gedung X tidak memiliki saf
Terdapat kurang lebih 30 kotak pemadam kebakaran.
hidran di seluruh area gedung X, 4. Akses eksit koridor

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 2, Mei 2019 109


Analisis Penilaian Risiko Kebakaran di Gedung X

Akses eksit koridor di gedung X lantai dan 3 buah sarana jalan


menyatu dengan gedung dengan keluar menuju titik berkumpul.
beban hunian tetap mulai dari
pertama kali ditempati. - Faktor Method
5. Eksit Gedung X belum memiliki sistem
Eksit di gedung X melewati manajemen keselamatan kebakaran
koridor dengan panjang koridor yang terintegrasi dengan sistem
10 hingga 20 meter, kemudian manajemen kebakaran di perusahaan.
memasuki tangga darurat dengan Gedung X hanya membentuk tim
lebar 90 cm dan 95 cm, ke area tanggap darurat untuk menghadapi
pelepasan. Area pelepasan keadaan darurat dalam gedung,
terdapat 3 buah eksit yang berada melakukan inspeksi rutin terkait
di lobi gedung. sistem proteksi kebakaran di gedung,
6. Pintu inspeksi kelistrikan dan melakukan
Pintu darurat gedung merupakan latihan evakuasi setiap satu tahun
pintu tipe engsel disisi kiri dan sekali, serta latihan pemadaman
membuka kearah tangga darurat. menggunakan APAR dan hidran
Untuk pintu pelepasan di lobi dan setiap 6 bulan sekali.
masing-masing lantai penyewa
menggunakan pintu otomatis - Faktor Environment
dimana terhubung dengan sistem 1. Sumber ignisi
darurat gedung. Pintu akan Sumber ignisi di gedung X berupa
terbuka otomatis dalam keadaan pemakaian 7 buah kompor dengan
daurat. api terbuka di area kafetaria,
7. Ruang terlindung dan proteksi penggunaan mirowave dan
tangga pemanas air dimasing-masing
Ruang terlindung dan proteksi lantai, terdapat pekerjaan
tangga di gedung X berada di menggerinda dan pengelasan
dalam gedung dengan ketahanan dengan prosentase 5 persen,
konstruksi hingga 4 jam. masing- terdapat staker listrik yang terlihat
masing lantai diberi identitas di kelebihan beban di beberapa area
atas pintu daruratnya. di gedung X.
8. Jalan terusan eksit 2. Sumber bahan bakar dan oksigen
Jalan terusan eksit di gedung X Sumber bahan bakar di gedung X
adalah lobi gedung dengan tingkat berupa bahan bakar solar yang
ketahanan api 4 jam. diletakkan dalam 1 buah tangki
9. Kapasitas sarana jalan keluar dengan kapasitas 10,000 liter dan
Gedung X emmiliki kelebihan gas untuk menyuplai kompor di
beban hunian di lantai 2, 10 dan kafetaria. Tempat penampungan
lantai 12 dan tidak ada area solar tersebut berada di luar area
pertemuan yang menyebabkan gedung.
efek bottle neck pada saat 3. Lain-lain
evakuasi. Gedung X dikelilingi oleh
10. Jumlah sarana jalan keluar gedung-gedung yang lain dengan
Gedung X memiliki 2 buah sarana jarak terdekat adalah 50 meter
jalan keluar dimasing-masing dibagian utara.

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 2, Mei 110


2019
Analisis Penilaian Risiko Kebakaran di Gedung X

4. Akses petugas pemadam program, tidak melakukan analisis


kebakaran ke lingkungan gedung peraturan dan laporan ketaatannya,
Jalan kases petugas pemadam tidak memiliki SOP (standard
kebakaran ke lingkungan gedung operating procedure), tidak memiliki
sama dengan jalan akses dokumen identifikasi bahaya, tidak
kendaraan lain menuju gedung. terdapat dokumen skenario kebakaran,
Terdapat 2 buah siamase di areal tidak terdapat audit dan tidak terdapat
gedung. tinjauan manajemen. Rendahnya
5. Akses petugas pemadam pengawasan dari pihak manajemen
kebakaran ke dalam gedung terhadap potensi-potensi kebakaran
Gedung X tidak memiliki akses sebagai langkah awal terjadinya
khusus untuk pemadam kebakaran kecelakaan kebakaran. Pengawasan
ke dalam gedung. ini dapat dilakukan dengan membuat
6. Lokasi pemadam kebakaran di kebijakan keselamatan kebakaran,
sekitar gedung X program dan objektif target, dan SOP,
Terdapat 5 buah lokasi pemadam kemudian dilakukan sosialisasi dan
kebakaran di sekitar gedung training kepada seluruh penghuni
dengan jarak terdekat 2 km. gedung dan dilakukan pengawasan
7. Lokasi sumber air untuk hidran di terhadap implementasi dari
gedung X pelaksanaan prosedur tersebut.
Sumber air untuk hidran terdiri Implementasi dapat berupa pemberian
dari air dari PDAM dan air dari reward untuk sikap kepedulian dan
sumur artesis yang ditampung kesadaran penghuni gedung akan
dalam ground tank dengan bahaya kebakaran di gedung dan
kapasitas 2000 m3. pemberian hukuman atau punishment
jika terjadi kelalaian, kecerobohan
1. Identifikasi Risiko dan pelanggaran aturan yang telah di
Setelah melakukan penelitian di tetapkan. Hal ini harus dilakukan
gedung X, maka kemudian hasil penelitian tinjauan secara berkala untuk
tersebut dibandingkan dengan peraturan pembaharuan dan kesesuaiannya
permen no. 26 tahun 2008 dan SNI untuk dengan kondisi gedung yang terkini.
melihat gap antara hasil penelitian dengan
peraturan dan melihat besarnya risiko dari 2. Basic Causes
hasil penelitian tersebut. Dibawah ini Basic Causes atau penyebab dasar
adalah identifikasi bahaya dengan dalam teori yang dikemukakan oleh
menggunakan diagram ishikawa atau fish Frank Bird terkait dengan faktor
bone. pribadi dan faktor pekerjaan. Faktor
Analisis dalam domino Frank Bird pribadi penghuni gedung X yang
1. Lack Of Management Control dapat berpotensi untuk
Dari hasil identifikasi bahaya mengakibatkan terjadinya kecelakaan
didapatkan bahwa manajemen di kebakaran yang diakibatkan oleh
gedung X tidak memiliki sistem lemahnya kendali dari manajemen
manajemen kebakaran di gedung. antara lain :
Tidak memiliki kebijakan, tidak - Rendahnya pengetahuan mengenai
memiliki objektif target dan program, nomer darurat gedung
tidak melakukan sosialisasi terkait
kebijakan, objektif target dan

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 2, Mei 111


2019
Analisis Penilaian Risiko Kebakaran di Gedung X
- Rendahnya pengetahuan untuk segera sesuai dengan persyaratan undang-

melakukan evakuasi ketika terjadi undang


kebakaran - Tidak ada saf pemadam kebakaran di
Faktor Pekerjaan : gedung
- Kurang pengawasan dari pihak - Area titik berkumpul sempit dan tidak
manajemen gedung terkait perilaku mampu menampung seluruh penghuni
penghuni gedung X yang dapat gedung
menjadi penyebab terjadinya - Beban hunian yang melebihi
kebakaran di gedung. persyaratan undang-undang
- Penggunaan kompor dengan api dibeberapa lantai
terbuka - Tidak ada akses khusus pemadam
- Titik panggil nanual alarm kebakaran kebakaran memasuki gedung
di letakan terlalu tinggi dan tidak

Gambar 1
Analisis Fish Bone
kompor dekat dengan sumber
3. Immediate Causes material mudah terbakar,
Tindakan tidak aman penanganan sumber bahan
- Kecerobohan dalam bakar kompor yang tidak
membuang puntung rokok baik)
sembarang terutama di area - Kelalaian meninggalkan
dengan material mudah pemanas air dan makanan
terbakar ketika dalam posisi peralatan
- Kelalaian ketika memasak hidup
menggunakan kompor - Kebiasaan buruk
(meninggalkan kompor dalam menggunakan staker listrik
keadaan nyala, menghidupkan dengan banyak beban listrik

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 2, Mei 112


2019
Analisis Penilaian Risiko Kebakaran di
Gedung X
dan mengakibatkan kelebihan barrier di atas dapat di perbaiki

beban pada satu staker listrik dengan cepat dan tepat.


Kondisi tidak aman
- Penempatan APAR yang 5. Loss
tidak sesuai dengan peraturan Loss atau kerugian yang timbul
dan peletakannya akibat kebakaran di gedung X
disembarang tempat. berupa cidera dan kematian
penghuni gedung X, kehilangan
4. Incident harta benda dan aset berharga di
Insiden kebakaran dapat terjadi di perusahaan dan menghambat
gedung X apabila masing-masing kelancaran perusahaan dalam
barier di atas tidak dilakukan rangka mencari keuntungan.
perbaikan. Prioritas dalam
perbaikan dapat ditentukan melalui Analisis dan Evaluasi Risiko
analisis penilaian risiko, sehingga
kekurangan dari masing-masing
Tabel 5
Analisis dan Evaluasi Risiko
Hasil Orang Tingkat Risiko Katego Pengendalian
Yang F C R ri yang tersedia
Identifikasi Konsekuensi Terlibat Risiko
Bahaya
Faktor Method
Manajemen Tidak ada Manajem B I 2 High - Membentu
gedung X panduan en (probabl (catastrophi k tim
tidak keselamatan Gedung X e) c) tanggap
memiliki kebakaran di darurat
sistem gedung X untuk - Melaksana
manajemen tim tanggap kan
kebakaran darurat dan inspeksi
dan ledakan penghuni gedung rutin
yang X dalam - Melaksana
didalamnya mencegah kan latihan
terdiri dari terjadinya darurat
kebijakan, kebakaran dan kebakaran
objektif menyelamatkan rutin
target, diri dari
program, kebakaran
identifikasi
bahaya,
SOP
keselamatan
kebakaran,
audit, dan
tinjauan
manajemen
Manajemen Kurangnya Manajem B I 2 High - Melakukan
gedung X pengetahuan en (probabl (catastrophi latihan
tidak penghuni gedung Gedung X e) c) tanggap
melakukan X dalam darurat
sosialisasi mencegah kebakaran
dan training terjadinya rutin
mengenai kebakaran dan

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 2, Mei 113


2019
Analisis Penilaian Risiko Kebakaran di Gedung X

Hasil Orang Tingkat Risiko Katego Pengendalian


Yang F C R ri yang tersedia
Identifikasi Konsekuensi Terlibat Risiko
Bahaya
Faktor Method
tindakan penyelamatan
pencegahan diri dalam
bahaya kebakaran
kebakaran
dan
penanganan
kebakaran
Belum - Meningkatka Manajem A I 1 High - Inspeksi
menjalankan n potensi en (Frequen (Catastrophi petugas
pengawasan kebakaran Gedung X t) c) keamanan
rutin dengan akibat keseluruh
baik kelalaian, gedung
khususnya kecerobohan - Memasang
menyentuh dan kebiasan kamera
kepada buruk pengawas
prilaku dan penghuni di seluruh
kondisi tidak gedung area
aman di - Meningkatka gedung
gedung X n potensi - Inspeksi
kegagalan rutin
sistem proteksi
proteksi aktif pasif
dan pasif kebakaran
kebakara setiap
minggu
Faktor Man
Rendahnya - Kebakaran Seluruh B I 2 High - Tidak ada
pengetahuan dengan penghuni (probabl (catastrophi pengendalia
mengenai cepat gedung X e) c) n untuk
nomer membesar rendahnya
darurat dan meluas pengetahua
- Memperlam n mengenai
a waktu nomer
evakuasi darurat
Rendahnya - Memperlam Seluruh B I 2 High - Latihan
pemahaman a waktu penghuni (probabl (catastrophi tanggap
untuk segera evakuasi gedung X e) c) darurat
melakukan rutin
evakuasi
ketika
terjadinya
kebakaran
Kecerobohan - Menyebabka Seluruh B I 2 High - Memasang
dalam n kebakaran penghuni (probabl (catastrophi tanda
membuang terutama di gedung e) c) larangan
puntung area dengan X, tamu merokok di
rokok material dan areal
sembarang mudah vendor dilarang
terutama di terbakar merokok
area dengan (basement) - Membuat
material area
mudah khusus

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 2, Mei 114


2019
Analisis Penilaian Risiko Kebakaran di Gedung X

Hasil Orang Tingkat Risiko Katego Pengendalian


Yang F C R ri yang tersedia
Identifikasi Konsekuensi Terlibat Risiko
Bahaya
Faktor Method
terbakar merokok
diluar
gedung
Kelalaian - Menyebabka Koki di B I 2 High - Inspeksi
ketika n kebakaran Kafetaria (probabl (catastrophi petugas
memasak di gedung X e) c) keamanan
menggunaka keseluruh
n kompor gedung
(meninggalk - Memasang
an kompor APAR dan
dalam melengkap
keadaan i dengan
nyala, sistem
menghidupk alarm dan
an kompor sprinkle
dekat dengan diareal
sumber kafetaria
material
mudah
terbakar,
penanganan
sumber
bahan bakar
kompor yang
tidak baik)
Kelalaian - Menyebabka Seluruh B I 2 High - Inspeksi

meninggalka n kebakaran penghuni (probabl (catastrophi petugas


n perlaatan di gedung X gedung X e) c) keamanan
pemanas keseluruh
dalam gedung
keadaan - Memasang
masih nyala APAR dan
melengkap
i dengan
sistem
alarm,
detektor
asap dan
sprinkle di
seluruh
area
gedung
Kebiasaan - Menyebabka Seluruh B I 2 High - Inspeksi
buruk n kebakaran penghuni (probabl (catastrophi petugas
menggunaka di gedung X gedung X e) c) keamanan
n staker keseluruh
listrik gedung
dengan
banyak
beban listrik
dan

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 2, Mei 115


2019
Analisis Penilaian Risiko Kebakaran di Gedung X

Hasil Orang Tingkat Risiko Katego Pengendalian


Yang F C R ri yang tersedia
Identifikasi Konsekuensi Terlibat Risiko
Bahaya

Faktor Method
mengakibatk
an kelebihan
beban pada
satu staker
listrik

Faktor Material
Tidak - Memperlam Manajem B IV 1 Mediu Melengkapi
terdapat saf a waktu en (Probabl (negligible) 6 m sistem proteksi
pemadam pamadaman Gedung X e) aktif dan pasif
kebakaran di api kebakaran di
gedung X - Memperlua gedung
s area yang
terbakar
- Meningkatk
an risiko
cidera dan
fatality pada
orang
- Meningkatk
an biaya
kerusakan
Beban - Padatnya Seluruh B I 2 High Melengkapi
hunian di pintu eksit penghuni (probabl (catastrophi sistem proteksi
beberapa - Memperlam gedung X e) c) aktif dan pasif
lantai a waktu kebakaran di
mengelami evakuasi gedung
kelebihan - Meningkatk
beban an
kemungkin
an cidera
dan fatality
Faktor Machine
APAR tidak - Tabung Manajem B IV 1 Mediu Melengkapi
diletakkan akan cepat en gedung (Probabl (negligible) 6 m dengan sistem
dengan baik berkarat X e) proteksi aktif
dan sesuai - Bubuk dry lain seperti
dengan chemical sprinkle dan
peraturan akan detektor asap ke
menggump seluruh area
al dibawah gedung
- APAR sulit
ditemukan
dalam
keadaan
darurat
sehingga
dapat
meluas dan
membesar

Peletakan Penghuni gedug Manajem B IV 1 MediuMelengkapi

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 2, Mei 116


2019
Analisis Penilaian Risiko Kebakaran di Gedung X

Hasil Orang Tingkat Risiko Katego Pengendalian


Yang F C R ri yang tersedia
Identifikasi Konsekuensi Terlibat Risiko
Bahaya
Faktor Method
titik panggil X kesulitan en gedung (Probabl (negligible) 6 m dengan sistem
manual tidak untuk menekan X e) proteksi aktif
sesuai titik panggil lain seperti
dengan manual sehingga sprinkle dan
peraturan jika terjadi smoke detector
perundangan kebakaran ke seluruh area
memerlukan gedung
waktu yang lebih
lama
Area titik Area aman untuk Manajem B IV 1 Mediu Tidak ada
berkumpul tempat en gedung (Probabl (negligible) 6 m pengendalian
sempit berkumpul X e) untuk bahaya ini
menjadi terbatas sebelumnya
untuk
menampung
seluruh penghuni
geudng
Faktor Environment
Penggunaan Kompor dengan Manajem B I 2 High - Inspeksi
kompor api terbuka lebih en gedung (probabl (catastrophi petugas
dengan api mudah X dan e) c) keamanan
terbuka menyebabkan pemilik rutin ke
bukan kebakaran kafetaria kafetaria
dengan terlebih bila - Melengkap
kompor dekat dengan i dengan
listrik material mudah sistem
terbakar proteksi
aktif dan
pasif
kebakaran
Staker listrik Staker listrik Manajem B I 2 High - Inspeksi

yang yang kelebihan en gedung (probabl (catastrophi petugas


kelebihan beban dapat X e) c) keamanan
beban di memicu rutin ke
beberapa terjadinya kafetaria
area konsleting listrik - Melengkapi
yang menjadi dengan
penyebab sistem
kebakaran proteksi
aktif dan
pasif
kebakaran
Tidak ada - Menghambat Manajem B IV 1 Mediu Melengkapi
akses khusus proses en gedung (Probabl (negligible) 6 m sistem proteksi
pemadam evakuasi X e) aktif dan pasif
kebakaran - Memperlama kebakaran di
memasuki proses gedung
area gedung pemadaman
kebakaran

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 2, Mei 117


2019
Analisis Penilaian Risiko Kebakaran di Gedung X

Kesimpulan content/uploads/permenaker+apar.
Semua faktor (man, material, pdf.
method, machine, dan environment)
memiliki risiko terhadap terjadinya No Name. SNI 03-3985-2000, Tata Cara
kebakaran di gedung X. Hasil penilaian Perencanaan, Pemasangan, dan
dan evaluasi risiko kebakaran di gedung X, Pengujian Sistem Deteksi
faktor method yaitu kurangnya dan Alarm Kebakaran untuk
pengawasan dari manajemen gedung X Pencegahan Bahaya
terkait tindakan tidak aman dan kondisi Kebakaran pada Bangunan
tidak selamat. Hasil penilaian risiko dan Gedung. Dilihat tanggal 15 Maret
evaluasi risiko menunjukan bahwa gedung 2015.
X memiliki potensi bahaya kebakaran yang http://ciptakarya.pu.go.id/pbl/asset /
rendah. doc/sni/SNI_UJI.PDF

Daftar Pustaka No Name. SNI 03-3989-2000, Tata Cara


Australia Standard.2004. Manajemen Perencanaan dan Pemasangan
Risiko (AS/NZS 4360:2004.New Sistem Sprinkler Otomatik
Zealand untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan
Centre for Chemical Process Safety Gedung. ilihat tanggal 15 Maret
(CCPS). 2000. Guidelines for 2015.
Developing Quantitative Safety http://ciptakarya.pu.go.id/pbl/asset/
Risk Criteria. New York. doc/sni/SNI_SPRINKLER.PDF

ISO. (2009). Risk Management-Principles No Name. SNI 03-1745-2000. Tata Cara


and Guidelines. Dilihat tanggal 10 Perencanaan dan Pemasangan
Februari 2015. Tersedia pdf Sistem Pipa Tegak dan Selang
https://www.iso.org/obp/ui/#iso:std Untuk Pencegahan Bahaya
:iso:31000:ed-1:v1:en Kebakaran Pada Bangunan
Rumah dan Gedung. Dilihat
No Name. (2008). Peraturan Menteri tanggal 17 Maret 2015.
Pekerjaan Umum Nomor https://drive.google.com/file/d/0B_
26/PRT/M/2008 tentang o69Yt0mty6RlJiWEUzRjRvTXc/e
Persyaratan Teknis Sistem dit?pli=1
Proteksi Kebakaran Pada
Bangunan Gedung dan No Name. SNI 03-6574-2000. Sistem
Lingkungan. Dilihat tanggal 9 Pencahayaan Darurat Bangunan.
maret 2015. Dilihat tanggal 17 Maret 2015.
https://www.pu.go.id/uploads/servi Tersedia pdf
ces/2011-12-01-13-00-48.pdf http://id.scribd.com/doc/14963058
7/SNI-03-6574- 2001-Sistem-
No Name. Permen/04/men/1980. Syarat- Pencahayaan-Darurat-
Syarat Pemasangan dan Bgnan#scribd
Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan. Dilihat tanggal 16 Maret
2015. http://betterwork.org/in-
labourguide/wp-

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 2, Mei 118


2019

You might also like