You are on page 1of 21

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU DENGAN

KEJADIAN LUKA TUSUK JARUM SUNTIK (LTJS) PADA


PERAWAT DI RSUD KOTA CILEGON TAHUN 2018

Salsa Nabila*1, Aulia Chairani**, Diana Agustini***

*
Program Studi Sarjana Kedokteran, FK UPN “Veteran” Jakarta
**
Departemen IKM-Kedokteran Kerja, FK UPN “Veteran” Jakarta
***
Departemen Anatomi, FK UPN “Veteran” Jakarta
Jl. RS Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan 12450, Telp. (021) 7656971
E-mail : snsalsanabila@gmail.com

Abstract
Health care workers who inject or taking blood face the risk of getting Needlestick Injuries that can transmit
bloodborne pathogens. Approximately in 35 million worldwide HCWs, there are 3 million workers experienced
NSI every year. The number of NSI in Indonesia is considered to be high, reaching 38-73% from total of HCWs.
Many factors are associated in NSI. The purpose of this study was to determine any relationship between
knowledge, attitude, and behavior of the nurses at the hospital with NSI. This research was done using cross
sectional method on nurses at Emergency Room and Operating Room of Cilegon Regional General Hospital
with total sampling technique to determine sample. Data were collected by questionnaire filling method. There
were 51 respondents who participated in this study. Population for this research was all nurses at ER and OR
of Cilegon Regional General Hospital. The result showed 45 (88,2%) have good knowledge on preventing,
impact and treatment of NSI, 37 (72,5%) have good attitude, 39 (76,5%) have good behavior on following the
Standard Operating Procedure for injection and phlebotomy, and also 14 (27,5%) nurses reported had NSI on
January-July 2018 at OR and ER. The result of bivariate analysis with Chi-Square test showed that there was
indeed a relationship between knowledge (p = 0,004), attitude (p = 0,038) and behavior (p = 0,000) with NSI.
The higher the knowledge, the better attitude nurses have, also the more obedient behavior they have, the more
knowing the nurses are of the risks of their work and will reduce the incidence of NSI.

Keyword : Needlestick injuries, Knowledge, Attitude, Behavior, Nurse

PENDAHULUAN
Luka Tusuk Jarum Suntik (LTJS), adalah kesehatan di seluruh dunia, 3 juta
salah satu kecelakaan kerja yang paling mengalami LTJS setiap tahunnya
umum pada tenaga kesehatan, sekitar 12% (Jahangiri et al. 2016). Di Indonesia
dari seluruh pekerja di dunia (Gholami et sendiri, angka kejadian LTJS di Indonesia
al. 2013). Luka Tusuk Jarum Suntik cukup tinggi. Studi yang dilakukan kurun
(LTJS) didefinisikan sebagai luka yang waktu 2005-2007 mengungkapkan angka
menembus kulit karena tertusuk jarum kejadian LTJS di sejumlah rumah sakit
suntik secara tidak sengaja dan dapat yakni menimpa antara 38% sampai 73%
menularkan penyakit infeksi (CCOHS, dari total petugas kesehatan (Rival, 2012).
2005). Diperkirakan pada 35 juta tenaga Dari seluruh petugas kesehatan, perawat

1
berisiko lebih tinggi pada kejadian LJTS
Kontak Person : Salsa Nabila
Prodi Sarjana Kedokteran, FK UPN “Veteran” (Bandlish, 2015).
Jakarta, Telp. (021) 7656971

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 1
Kejadian LTJS penting dalam dua aspek. pengalaman yang tidak memadai (Asadi et
Aspek pertama adalah dampak dari LTJS al. 2007). Faktor-faktor yang
dapat menyebabkan transmisi penyakit mempengaruhi LTJS termasuk
yang ditularkan melalui darah seperti HIV, ketidakpatuhan terhadap standar
hepatitis B dan C, dan infeksi yang pengendalian infeksi, ketidakcukupan
ditularkan melalui darah yang berbahaya. sumber daya yang tepat, dan kurangnya
WHO melaporkan, LTJS bertanggung pengetahuan (Zungu et al. 2008).
jawab atas 16.000 kasus baru hepatitis C, Taksonomi Bloom, yaitu pengetahuan
66.000 kasus baru hepatitis B, dan 1000 (kognitif), sikap (afektif) dan perilaku
kasus baru infeksi HIV pada tenaga (psikomotor) yang mempengaruhi tenaga
kesehatan di seluruh dunia, 1100 di kesehatan dalam melakukan suatu
antaranya meninggal atau menjadi sangat tindakan, dapat berhubungan dengan
cacat setiap tahun (WHO, 2002). Aspek kejadian LTJS. Tenaga kesehatan harus
kedua adalah efek ekonomi dari kejadian memiliki pengetahuan mengenai prosedur
LTJS pada sistem kesehatan. Perkiraan yang benar dan aman, cara pencegahan
biaya tahunan dari tes dan perawatan yang LTJS atau kewaspadaan universal, serta
dihasilkan dari LTJS berkisar dari 6.1 juta cara penanganan LTJS. Studi
USD di Perancis hingga 118-591 juta USD menunjukkan bahwa perawat memiliki
di USA (Saia et al. 2010). pengetahuan dan praktik yang buruk
berhubungan dengan kejadian luka tusuk
Mengingat tingginya prevalensi
jarum suntik (Zia et al. 2017). Studi
LTJS, para peneliti telah menekankan
menunjukkan terdapat hubungan yang
pentingnya mengurangi kecelakaan ini
bermakna antara sikap dengan kepatuhan
melalui mengenali faktor-faktor risiko
praktek menyuntik yang aman
terkait. Penelitian sebagian besar telah
(Aprisupitha, 2017).
menilai kejadian LTJS dan hubungan
dengan beberapa faktor terutama Kejadian LTJS sering terjadi di
demografi dan karakteristik pekerjaan. bangsal yang memiliki urgensi tinggi,
Risiko kejadian LTJS meningkat dengan seperti IGD. Rumah sakit pemerintah
cakupan vaksinasi yang sangat rendah, mengalami kelebihan beban dan karena
praktik keselamatan yang buruk dan urgensi di bangsal-bangsal tertentu seperti
fasilitas pencegahan yang tidak memadai Instalasi Gawat Darurat (IGD), petugas
(Afridi et al. 2013). Faktor risiko lain kesehatan cenderung mengabaikan dan
adalah jam kerja yang panjang dan tidak mengamati langkah-langkah

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 2
pencegahan universal (Motaarefi, 2016). METODE PENELITIAN
RSUD Kota Cilegon adalah Rumah Sakit Desain Penelitian
tipe B yang terakreditasi Paripurna, Jenis penelitian ini adalah
menjadi pusat pelayanan rujukan penelitian kuantitatif yang menggunakan
kesehatan di Kota Cilegon dengan jumlah metode analitik observasional dengan
pasien yang tinggi, dengan rerata 55 pasien pendekatan cross sectional, yaitu
datang per harinya di IGD, karena lokasi penelitian untuk mencari hubungan antara
berada di ujung barat pulau Jawa yang pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan
menjadi jalur lalu lintas padat antar pulau kejadian LTJS. Survei cross sectional
Jawa dan Sumatera. Pasien yang banyak ialah suatu penelitian untuk mempelajari
ditunjang juga dari tenaga kesehatannya, dinamika korelasi antara faktor-faktor
dengan total tenaga kesehatan sebanyak risiko dengan efek, dengan cara
668 orang, jumlah tenaga kesehatan pendekatan, observasi atau pengumpulan
terbesar pada Fasilitas Pelayanan data sekaligus pada suatu saat (point time
Kesehatan di Kota Cilegon (Badan approach) (Notoadmodjo, 2012).
PPSDM Kesehatan, 2017). Dengan standar
Populasi dan Sampel
Rumah Sakit tipe B, diharapkan
Populasi dalam penelitian ini adalah
kecelakaan kerja seperti LTJS tidak terjadi,
seluruh perawat yang memenuhi kriteria
namun dalam pelaksanaannya masih ada.
inklusi di Instalasi Gawat Darurat dan
Laporan Tertusuk Jarum Suntik pada bulan
Instalasi Bedah Sentral RSUD Kota
Januari 2018 di RSUD Kota Cilegon
Cilegon sebanyak 51 orang.
terdapat 9 perawat yang terkena LTJS, 2
Kriteria pada penelitian kali ini yaitu
diantaranya berasal dari IGD.
semua perawat yang bersedia menjadi
Mengingat tingginya prevalensi responden, bekerja di Instalasi Gawat
LTJS, terutama pada perawat dan Darurat atau Instalasi Bedah Sentral
dampaknya, berdasarkan latar belakang RSUD Kota Cilegon dan mengisi
tersebut, peneliti tertarik untuk kuesioner dengan lengkap.
menganalisa Hubungan Pengetahuan,
Pengambilan Sampel
Sikap, Perilaku dengan Kejadian Luka
Teknik pemilihan sampel yang
Tusuk Jarum Suntik (LTJS) pada Perawat
digunakan dalam penelitian ini adalah non
di RSUD Kota Cilegon.
random sampling dengan teknik sampling
jenuh atau total sampling karena jumlah
populasi yang relatif kecil.

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 3
Pengumpulan Data (47,1%) perawat di Instalasi Gawat
Data yang digunakan dalam Darurat (IGD). Berdasarkan tingkat
penelitian ini merupakan data primer pendidikan responden pada penelitian ini
berupa kuesioner. Kuesioner dalam terdapat 27 (52,9%) perawat dengan
penelitian ini digunakan untuk mengetahui pendidikan S1 dan 24 (47,1%) perawat
hubungan antara pengetahuan, sikap, dan dengan pendidikan D3. Berdasarkan status
perilaku dengan kejadian LTJS pada vaksinasi responden pada penelitian ini,
perawat di IGD dan IBS RSUD Kota sebagian besar responden sudah
Cilegon. melakukan vaksin Hepatitis B, yaitu
sebanyak 44 (86,3%) perawat. Dan
Prosedur Penelitian
berdasarkan dosis vaksinasi responden
Responden sebanyak 51 orang.
pada penelitian ini, sebagian besar
Peneliti melakukan penjelasan tentang
responden tidak melakukan vaksin lengkap
penelitian dan kuesioner yang akan diisi
(3 dosis atau bulan ke-6), yaitu sebanyak
kepada responden. Setelah itu, peneliti
27 (52,9%) perawat.
membagikan kuesioner kepada responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Responden
Karakteristik sampel penelitian
meliputi usia dan jenis kelamin, tempat
kerja, tingkat pendidikan, status vaksinasi
dan dosis vaksinasi. Distribusi perawat
menurut karateristik tersebut dapat dilihat
pada tabel 1. Data menunjukan bahwa
sebagian besar responden termasuk dalam
kriteria dewasa akhir dengan rentang usia
36-45 tahun yaitu sebanyak 21 orang
(42,1%). Berdasarkan jenis kelamin
sebagian besar responden berjenis kelamin
laki-laki, yaitu sebanyak 27 orang (52,9%).
Berdasarkan tempat kerja responden pada
penelitian ini terdapat 27 (52,9%) perawat
Instalasi Bedah Sentral (IBS) dan 24

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 4
Tabel 1 Distribusi Responden (Lengkap) 100 100

Berdasarkan Karakteristik Total

No Karakteristik n % Sumber : Data Primer, 2018


1 Usia
17-25 Tahun 14 27,5 Hasil Analisis Univariat
26-35 Tahun 15 29,4 Gambaran Pengetahuan, Sikap,
36-45 Tahun 21 41,2 Perilaku dan Kejadian LTJS di RSUD
46-55 Tahun 1 2 Kota Cilegon
Total 51 100 Hasil analisis univariat penelitian
di RSUD Kota Cilegon tahun 2018 dapat
2 Jenis Kelamin
dilihat pada tabel 2. Data menunjukkan
Laki-laki 27 52,9
bahwa tingkat pengetahuan paling banyak
Perempuan 24 47,1
pada responden di RSUD Kota Cilegon
Total 51 100
tahun 2018 adalah kelompok pengetahuan
baik, yaitu sebanyak 45 perawat (88,2%).
3 Tempat Kerja
Sebanyak 51 perawat (100%) menjawab
IBS 27 52,9
IGD 24 47,1
pertanyaan tentang jarum suntik safety

Total 51 100 design dengan benar, 51 perawat (100%)


menjawab pertanyaan tentang pencegahan
4 Tingkat infeksi dengan benar, dan 51 perawat
Pendidikan
24 47,1 (100%) menjawab pertanyaan tentang
D3
27 52.9 dampak LTJS dengan benar. Sedangkan
S1
51 100 beberapa responden masih memiliki
Total
pengetahuan yang kurang, diantaranya 6
5 perawat (11,7%) tidak bisa menjawab
Status Vaksinasi
7 13,7 pertanyaan tentang penanganan LTJS
Tidak vaksin
44 86,3
Vaksin
dengan benar dan 12 perawat (23,5%)
51 100
Total tidak bisa menjawab pertanyaan tentang
vaksinasi tambahan Hepatitis B.
6
Dosis Vaksinasi Kelompok sikap yang paling
7 13,7
Tidak vaksin banyak ditemukan pada responden
2 3,9
Bulan ke-0 penelitian di RSUD Kota Cilegon tahun
18 35,3
Bulan ke-1 2018 adalah kelompok sikap baik, yaitu
24 47,1
Bulan ke-6 sebanyak 37 perawat (72,4%). Sebanyak

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 5
42 perawat (82,3%) setuju untuk perlu membaca SOP sebelum bekerja dan 38
memakai handscoen saat menyuntik atau orang (74,5%) tidak menempatkan sharps
mengambil darah, 37 perawat (72,5%) container setinggi mata dan sejangkauan
setuju untuk perlu memastikan jarum tangan.
suntik yang sudah dipakai tidak dipakai Kejadian Luka Tusuk Jarum Suntik
lagi, dan 31 perawat (60,7%) setuju untuk (LTJS) yang terjadi pada responden
perlu memastikan jarum suntik penelitian di RSUD Kota Cilegon bulan
pengambilan obat dan injeksi kepada Januari-Juli 2018 sebanyak 14 perawat
pasien berbeda. Sedangkan beberapa tertusuk jarum suntik (27,4%), yang terdiri
responden memiliki sikap kurang, dari 9 perawat IGD dan 5 perawat IBS.
diantaranya 38 perawat (74,5%) merasa Sebagian besar penyebab responden
tidak perlu menempatkan sharps container mengalami LTJS adalah pada saat
setinggi mata atau sejangkauan tangan, 12 memasukkan jarum kembali ke cap
perawat (23,5%) tidak merasa perlu (recapping), serta beberapa responden
sedapat mungkin tidak menyuntik atau mengalami LTJS karena faktor kelelahan
mengambil darah serta 9 perawat (17,6%) dan jumlah pasien yang banyak sehingga
tidak merasa perlu menggantikan suntikan tergesa-gesa dalam melakukan tindakan.
dengan obat per oral, per inhalasi atau
transdermal.
Kelompok perilaku yang paling
banyak ditemukan pada responden
penelitian di RSUD Kota Cilegon tahun
2018 adalah kelompok perilaku patuh,
yaitu sebanyak 39 perawat (76,4%).
Sebanyak 47 perawat (92,1%) memakai
handscoen sebagai APD, 38 perawat
(74,5%) melakukan prosedur menyuntik
sesuai SOP, 38 perawat (74,5%)
melakukan prosedur pengambilan darah
sesuai SOP, 32 perawat (62,7%) tidak
memakai jarum suntik yang sudah dipakai.
Sedangkan beberapa responden memiliki
perilaku tidak patuh pada SOP,
diantaranya 45 orang (88,2%) tidak

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 6
Tabel 2 Gambaran Pengetahuan, bertugas (Intan, 2013). Dalam penelitian
Sikap, Perilaku dan Kejadian ini, dari 51 perawat, 14 perawat terkena
LTJS di RSUD Kota Cilegon LTJS (27,4%). Kejadian ini tinggi jika
No Karakteristik n % dibandingkan dengan penelitian Bhardwaj
1 Pengetahuan et al. (2014) yang menyatakan bahwa
Baik 45 88,2 terdapat 32 dari 153 perawat mengalami
Cukup 3 5,9 LTJS (20,9%). Selain itu pada penelitian
Kurang 3 5,9 Sharma et al. (2012) yaitu terdapat 38 dari
Total 51 100 376 perawat yang terkena LTJS (10,1%).
Namun rendah jika dibandingkan dengan
2 Sikap penelitian Penelitian Ebraihimi (2007) dari
Baik 37 72,5 180 perawat, 114 perawat terkena LTJS
Cukup 12 23,5 (63,3%). Serta pada penelitian Laishram et
Kurang 2 3,9 al. (2013), 86 dari 306 perawat terkena
Total 51 100 LTJS (28,1%). Dari penelitian ini juga
didapatkan bahwa sebagian besar
3 Perilaku responden yang terkena LTJS yaitu
Patuh 39 76,5
responden dengan usia dewasa akhir (36-
Tidak patuh 12 23,5
45 tahun), dikarenakan tingkat
Total 51 100
kewaspadaannya sudah berkurang.
Sebagian besar responden yang terkena
4 LTJS
LTJS adalah jenis kelamin laki-laki,
Tertusuk 14 27,5
karena laki-laki cenderung memiliki sikap
Tidak Tertusuk 37 72,5
acuh dalam melakukan tindakan. Selain
Total 51 100
itu, responden yang terkena LTJS sebagian
Sumber : Data Primer 2018
besar terjadi pada tingkat pendidikan D3,

Pembahasan karena tingkat pengetahuan responden

Luka tusuk jarum suntik mengenai risiko, pencegahan, pelaporan,

merupakan ancaman serius bagi perawat PEP dan dampak mengenai LTJS kurang.

yang memaparkan mereka terhadap risiko Sebagian responden yang terkena LTJS

tertular patogen darah melalui jarum telah melakukan vaksinasi Hepatitis B, hal

suntik. LTJS adalah luka karena tertusuk ini dikarenakan responden yang telah

jarum suntik secara tidak sengaja saat melakukan vaksin cenderung tidak berhati-
hati dalam melakukan tindakan. Penyebab

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 7
utama terjadinya LTJS pada penelitian ini rutin staf pada tindakan pencegahan
adalah recapping jarum suntik. Recapping standar, dimasukkannya praktek
jarum suntik secara umum tidak tepat. pengendalian infeksi dalam kurikulum
Jarum yang telah digunakan harus pengajaran, pengawasan dan praktik
ditempatkan dalam wadah pembuangan penggunaan sarung tangan dan
benda tajam tanpa recapping (OSHA, ketersediaan alat pelindung diri (Bhardwaj
2007). Namun permasalahan et al. 2014).
sesungguhnya adalah perawat cenderung Dari hasil penelitian ini juga
tidak mengetahui bahwa recapping jarum melaporkan bahwa 86,3% perawat telah
suntik tidak diperbolehkan, sehingga melakukan vaksinasi Hepatitis B, namun
masih tetap melakukan recapping, yang yang menjadi perhatian adalah sebanyak 7
secara tak langsung meningkatkan risiko perawat yang belum melakukan vaksinasi
terkena LTJS. Selain itu, Instalasi Gawat Hepatitis B serta 20 perawat belum
Darurat juga memiliki prevalensi yang menyelesaikan jadwal vaksinasi Hepatitis
tinggi terhadap kejadian LTJS. IGD B mereka, yang menempatkan mereka
merupakan instalasi yang setiap harinya pada risiko infeksi karena respon antibodi
terdapat banyak pasien dengan kondisi yang tidak memadai. Faktor hanya
gawat darurat, sehingga penanganan di mengikuti program dari Rumah Sakit dan
IGD dituntut cepat dan tepat. Tak hanya lupa akan jadwal vaksinasi adalah alasan
itu, IGD RSUD Kota Cilegon setiap utama mereka. Vaksinasi tambahan adalah
harinya melayani pasien tidak kurang dari salah satu perlindungan terhadap LTJS.
60 pasien IGD per hari dan kurang lebih Dengan tidak melakukan vaksinasi
20 pasien menjalani operasi setiap harinya tambahan atau vaksin tidak lengkap,
di IBS RSUD Kota Cilegon. Hal ini dapat perawat akan memiliki antibodi yang
menyebabkan kelelahan pada perawat kurang memadai, hal ini akan
sehingga meningkatkan risiko kejadian meningkatkan risiko terpapar infeksi
LTJS. Kejadian LTJS masih sering terjadi patogen darah lebih tinggi jika terkena
di rumah sakit, hal ini menandakan bahwa LTJS. Secara tidak langsung akan
keamanan dan keselamatan tindakan masih meningkatkan risiko terkena Hepatitis B
buruk oleh pekerja kesehatan, serta tidak ataupun penyakit infeksi patogen darah
sesuai dengan prinsip safe injection. lainnya.
Variasi pada hasil prevalensi mungkin Responden dengan tingkat
dapat dikaitkan dengan adanya program pengetahuan terhadap LTJS yang
pengendalian infeksi yang ketat, pelatihan ditemukan pada penelitian di RSUD Kota

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 8
Cilegon adalah kelompok tingkat terpapar patogen darah apabila terkena
pengetahuan baik. Responden dianggap LTJS. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
memiliki pengetahuan yang baik apabila di Rumah Sakit sampai saat ini belum
>80% jawaban dari kuesioner benar. Dari menjadi prioritas penting bagi rumah sakit.
hasil kuesioner pada penelitian ini, Rumah sakit masih lebih mementingkan
sebagian besar responden memiliki kelangsungan usaha, keuntungan,
pengetahuan yang baik tentang jarum pemenuhan kebutuhan logistik, sumber
suntik safety design, pencegahan LTJS, daya manusia dan pengembangan jenis
dan dampak LTJS. Perawat yang pelayanan baru. Sementara itu karyawan
mengetahui pencegahan terjadinya LTJS rumah sakit, terutama mereka yang
serta dampak yang terjadi jika terkena sebenarnya berisiko tinggi mengalami
LTJS cenderung akan melakukan prosedur penyakit akibat kerja atau kecelakaan kerja
dengan baik dan menghindari apa yang seperti dokter, perawat, radiolog, dan
akan menyebabkan terjadinya LTJS. Hal petugas laboratorium belum mendapatkan
ini akan mengurangi terjadinya penyakit perhatian yang cukup (Pusat Kesehatan
akibat kecelakaan kerja. Namun pada Kerja, 2009).
penelitian ini, masih terdapat beberapa Tingkat pengetahuan setiap orang
responden yang memiliki pengetahuan untuk dapat diwujudkan menjadi suatu
kurang terhadap penanganan LTJS dan tindakan atau praktik berbeda-beda, setiap
vaksinasi tambahan Hepatitis B. Perawat orang akan melalui proses tahu
yang tidak mengetahui penanganan LTJS memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan
akan meningkatkan risiko infeksi patogen evaluasi. Sehingga, pengetahuan yang
darah saat ia tertusuk jarum suntik, yang dimiliki setiap orang akan berbeda
secara tidak langsung meningkatkan meskipun informasi yang didapatnya sama
kejadian penyakit Hepatitis B dan penyakit (Shobib, 2013). Pengetahuan merupakan
infeksi patogen darah lainnya. Tak hanya domain yang paling penting untuk
perawat, semua petugas kesehatan harus terbentuknya tindakan seseorang. Tingkat
mengetahui vaksinasi tambahan bagi pengetahuan yang baik akan mengurangi
mereka yang mempunyai risiko tinggi risiko terjadinya kecelakaan kerja
terpapar patogen darah, salah satunya (Notoatmodjo, 2011). Pada penelitian ini,
adalah vaksinasi Hepatitis B. Perawat yang terdapat tingkat pengetahuan baik tentang
tidak mengetahui tentang vaksinasi LTJS yang tinggi (80%), hal tersebut
tambahan, cenderung tidak melakukan sejalan dengan penelitian Zia et al. (2017)
vaksin, sehingga meningkatkan risiko yang menyatakan bahwa dari 253 perawat,

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 9
184 perawat memiliki pengetahuan baik dilakukan oleh seseorang akan
(72,7%), karena pengetahuan adalah hal menimbulkan efek atau reaksi terhadap
yang sangat penting yang mempengaruhi orang itu sendiri.
praktik kinerja secara signifikan. Selain itu Sikap yang paling banyak
pada penelitian Sharma et al. (2012) yaitu ditemukan pada responden penelitian di
dari 376 tenaga kesehatan, 276 tenaga RSUD Kota Cilegon adalah kelompok
kesehatan memiliki pengetahuan baik sikap baik (81,1%). Dari hasil penelitian
tentang LTJS (73,6%). Hasil penelitian ini, sebagian besar responden setuju untuk
tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pemakaian alat pelindung diri sebagai
penelitian yang dilakukan oleh Alam bentuk pencegahan LTJS dan memastikan
(2002) yaitu 46 dari 72 tenaga kesehatan jarum suntik yang sudah dipakai tidak
memiliki pengetahuan yang baik tentang dipakai lagi atau kepada pasien berbeda.
LTJS (61%) dan Mapanawang et al. Tetapi, masih ada responden yang
(2017) yaitu 49 dari 72 perawat memiliki memiliki sikap yang kurang baik,
pengetahuan baik tentang LTJS (68,1%). diantaranya sikap tidak perlu untuk
Tingkat pengetahuan yang baik, pun akan menempatkan sharps container setinggi
mencerminkan tindakan yang baik dan mata atau sejangkauan tangan. Sebagian
benar, hal ini akan mengurangi risiko besar responden juga tidak setuju untuk
terkena LTJS. sedapat mungkin menghindari tindakan
Sikap seseorang dipengaruhi oleh menyuntik/ mengambil darah atau
pengetahuan, karena pengetahuan menggantikan suntikan dengan obat per
memiliki 2 aspek, yaitu aspek positif dan oral, per inhalasi atau transdermal. Sikap
aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan kondisi saat melakukan
menentukan sikap seseorang, semakin pekerjaan, semakin baik sikap seseorang
banyak aspek positif terhadap penggunaan ketika melakukan pekerjaan, maka
alat pelindung diri, maka akan semakin kecil kemungkinan untuk
menimbulkan sikap yang positif juga terjadinya kecelakaan kerja. Hal tersebut
terhadap penggunaan alat pelindung diri sejalan dengan penelitian Zafar et al.
(Nurcahyanti, 2014). Menurut (2008) 68 dari 80 tenaga kesehatan
Notoatmodjo (2011), sikap merupakan memiliki sikap baik terhadap LTJS (86%).
kesiapan/kesediaan seseorang untuk Selain itu pada penelitian Malik et al.
bertindak sebagai objek di lingkungan (2012) yang menyatakan bahwa dari 100
tertentu sebagai suatu penghayatan tenaga kesehatan, 74 tenaga kesehatan
terhadap objek. Setiap sesuatu yang memiliki kesadaran yang tinggi terhadap

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 10
pedoman universal (74%) dan pada kuesioner memiliki skor ≥14. Sebagian
penelitian Gurubacharya et al. (2003) yaitu besar responden melakukan tindakan
47 dari 72 tenaga kesehatan sadar akan menyuntik atau pengambilan darah sesuai
pedoman universal (66%), serta pada dengan SOP. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian Bhardwaj et al. (2014) yang penelitian Umar et al. (2017) yaitu 76 dari
juga menyatakan bahwa dari 153 tenaga 125 perawat memiliki perilaku patuh
kesehatan, 103 tenaga kesehatan memiliki (60,9%), masih lebih tinggi dibandingkan
kesadaran tentang pedoman pencegahan dengan penelitian Intan (2013) yaitu
universal (67,3%) dan menunjukkan sebesar 32 dari 100 perawat memiliki
persepsi risiko tinggi terhadap LTJS perilaku patuh (32%). Penerapan SOP
(72,5%). Dengan mereka memiliki sikap penting dan relevan untuk beberapa bidang
yang baik yaitu memiliki kesadaran pada praktik, terutama di dalam praktik medis.
pedoman universal, hal ini akan Tak hanya itu, menurut Amare (2012)
meningkatkan kewaspadaan mereka dalam nilai-nilai SOP dalam medis juga sangat
melakukan tindakan, dan terhindar dari diakui. SOP diklaim memiliki peran
kejadian LTJS. Selain itu juga pada meminimalkan kesalahan yang mungkin
penelitian Intan (2013) yang menyatakan terjadi karena salah tafsir atau
bahwa dari 100 perawat, 28 perawat miskomunikasi informasi; menghindari
memiliki sikap yang baik terhadap LTJS campur tangan prosedural; menghindari
(28%). Sikap yang baik akan menimbulkan ketidakpastian dan kebingungan; dan
tindakan yang baik, hal ini akan berfungsi sebagai alat penting untuk
mengurangi kecelakaan kerja, salah mentransfer pengetahuan dan
satunya LTJS. keterampilan. Dengan kepatuhan
Standar Operasional Prosedur melaksanakan SOP, perawat cenderung
menjelaskan serangkaian langkah yang melakukan tindakan sesuai dengan urutan
harus dilakukan seseorang atau atau langkah yang ada di dalam SOP
sekelompok orang untuk menyelesaikan tersebut, hal ini secara tidak langsung akan
suatu pekerjaan dengan menghapus variasi mengurangi kejadian LTJS.
(EMEA, 2002). Perilaku terhadap
kepatuhan melaksanakan sesuai SOP
paling banyak ditemukan pada responden
penelitian di RSUD Kota Cilegon adalah
kelompok patuh terhadap SOP. Responden
dianggap patuh apabila dari hasil

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 11
Hasil Analisis Bivariat Berdasarkan hasil uji fisher exact
Hubungan Pengetahuan dengan didapatkan p value sebesar 0,004 (p <
Kejadian LTJS 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
Hubungan pengetahuan dengan terdapat hubungan antara pengetahuan
kejadian LTJS di RSUD Kota Cilegon dengan kejadian LTJS. Nilai odd ratio
dapat dilihat pada tabel 3. (OR) pada tingkat kepercayaan 95%
adalah sebesar 20 yang artinya, perawat
Tabel 3 Hubungan Pengetahuan dengan
yang memiliki pengetahuan kurang akan
Kejadian LTJS
memiliki kecenderungan sebesar 20 kali
LTJS Sumber
P untuk tertusuk jarum suntik dibandingkan
Peng
Total OR
95%
Val : Data
e- Tidak CI
Tertus
Ter- ue dengan yang memiliki pengetahuan baik.
tahu tusuk Primer
an uk
2018
Nilai confidence interval (CI) yaitu 2,071-
n % n % n %
193,178 yang memiliki arti, responden
1
3 4
Baik 80 9 20 0
6 5
0
2,071 dengan pengetahuan kurang memiliki
20,0 - 0,0
1
00 193,1 04 kemungkinan sekurang - kurangnya
Kura 16 83 78
1 5 6 0
ng ,7 ,3
0 tertusuk jarum suntik sebesar 2,071 kali
lipat dan paling besar sebesar 193,178 kali
Tabel 3 menunjukkan bahwa
lipat tertusuk jarum suntik.
responden dengan tingkat pengetahuan
yang baik, mayoritas tidak tertusuk jarum
Pembahasan
suntik (80%) dan responden dengan
Berdasarkan hasil analisis dengan
tingkat pengetahuan kurang, mayoritas
uji fisher exact menggunakan perhitungan
tertusuk jarum suntik (83,3%).
komputer didapatkan p value sebesar 0,004
Berdasarkan hasil uji chi-square
(p<0,05), sehingga dapat disimpulkan
didapatkan 4 kolom (66,7%) yang
bahwa terdapat hubungan antara
memiliki nilai expected count <5, sehingga
pengetahuan dengan kejadian LTJS,
tidak memenuhi syarat uji chi-square.
dengan nilai odd ratio 20 yang artinya,
Kemudian dilakukan penggabungan kolom
perawat yang memiliki pengetahuan baik
yang memiliki nilai expected count <5
akan memiliki risiko sebesar 20 kali tidak
yaitu kolom pengetahuan cukup dengan
tertusuk jarum suntik dibandingkan dengan
kolom pengetahuan kurang dan setelah itu
yang memiliki pengetahuan kurang. Hasil
dilakukan uji alternatif dengan
penelitian ini selaras dengan teori
menggunakan uji fisher exact.
Lawrence Green yang menyatakan bahwa

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 12
pengetahuan merupakan hasil dari yang bermakna antara pengetahuan dengan
mengerti dan ini terjadi setelah orang kejadian luka tusuk jarum suntik pada
melakukan penginderaan terhadap suatu perawat (p value = 0,042) (Mapanawang et
objek tertentu. Pengetahuan kognitif al. 2017).
merupakan domain yang sangat penting Namun, hal tersebut bertentangan
dalam membentuk tindakan seseorang dengan penelitian Suliman et al. (2017)
(Notoatmodjo, 2011). Perawat yang yang menyimpulkan bahwa tidak ada
mengetahui risiko, pencegahan, dampak hubungan antara pengetahuan dengan
serta penanganan LTJS akan melakukan kejadian LTJS (p value = 0,87), karena
tindakan menyuntik dan mengambil darah LTJS tersebut kebanyakan disebabkan oleh
dengan hati-hati dan sesuai prosedur, faktor lain, terutama pada pengendalian
sehingga dapat mengurangi risiko infeksi dan masalah keamanan dalam
terjadinya penyakit atau gangguan kurikulum keperawatan, serta
kesehatan akibat kerja. Hal serupa juga menyediakan vaksinasi HBV dan
dikemukakan oleh Suma’mur (2014) mengembangkan kebijakan tindak lanjut
menyatakan bahwa pengetahuan pasca-paparan di sekolah keperawatan. Hal
mempengaruhi penggunaan alat pelindung tersebut juga dikemukakan pada penelitian
diri pada seseorang, semakin baik tingkat Bekele et al. (2015) bahwa tidak ada
pengetahuan seseorang terhadap alat hubungan antara pengetahuan tentang
pelindung diri, maka semakin tinggi juga risiko LTJS dengan LTJS (p value = 0,06),
tingkat kepatuhan seseorang dalam karena prediktor utama LTJS adalah
menggunakan alat pelindung diri, sehingga recapping needle.
kecelakaan kerja dapat dihindari. Sejalan
dengan penelitian Zia et al. (2017) Hubungan Sikap dengan Kejadian
menyatakan bahwa terdapat hubungan LTJS
yang signifikan antara pengetahuan dan Hubungan sikap dengan kejadian
praktik (p value = 0,05). Penelitian LTJS di RSUD Kota Cilegon dapat dilihat
menunjukkan bahwa perawat yang pada tabel 4.
memiliki pengetahuan dan praktik yang
buruk terkena luka tusuk jarum suntik.
LTJS adalah indikasi penting dari injeksi
yang buruk oleh pekerja kesehatan (Zia et
al. 2017). Selain Zia, Mapanawang juga
menyatakan bahwa terdapat hubungan

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 13
Tabel 4 Sikap dengan Kejadian LTJS kecenderungan sebesar 4,3 kali untuk
tertusuk jarum suntik dibandingkan dengan
LTJS
yang memiliki sikap baik. Nilai confidence
Tidak Total P
Sika 95%
p Tertus
Ter- OR
CI
Val interval (CI) yaitu 1,131 – 16,238 yang
tusuk ue
uk
memiliki arti, responden dengan sikap
n % n % n %

3 81 18 3 10
kurang memiliki kemungkinan sekurang-
Baik 7 1,13
0 ,1 ,9 7 0
4,2 1- 0,03 kurangnya tertusuk jarum suntik sebesar
86 16,2 8
Kura 1 10
7 50 7 50 38
ng 4 0 1,131 kali lipat dan paling besar sebesar
16,238 kali lipat tertusuk jarum suntik.
Sumber : Data Primer 2018

Pembahasan
Tabel 4 menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil analisis, terdapat
responden dengan sikap yang baik,
hubungan antara sikap dengan kejadian
mayoritas tidak tertusuk jarum suntik
LTJS di RSUD Kota Cilegon. Dari hasil
(81,1%) dan responden dengan sikap
analisis bivariat berdasarkan uji statistic
kurang, mayoritas tertusuk jarum suntik
fisher exact didapatkan p value sebesar
(50%). Berdasarkan hasil uji chi-square
0,038 (p<0,05) dengan nilai odd ratio
didapatkan 3 kolom (50%) yang memiliki
4,286 (4,3) yang artinya, perawat yang
nilai expected count <5, sehingga tidak
memiliki sikap baik akan memiliki risiko
memenuhi syarat uji chi-square. Kemudian
sebesar 4,3 kali tidak tertusuk jarum suntik
dilakukan penggabungan kolom yang
dibandingkan dengan yang memiliki sikap
memiliki nilai expected count <5 yaitu
kurang. Sikap merupakan konsep yang
kolom sikap cukup dengan kolom sikap
sangat penting dalam komponen sosio-
kurang dan setelah itu dilakukan uji
psikologis, karena merupakan
alternatif dengan menggunakan uji fisher
kecenderungan bertindak dan berpersepsi.
exact.
Sikap merupakan kesiapan tatanan saraf
Berdasarkan hasil uji fisher exact
(neural setting) sebelum memberikan
didapatkan p value sebesar 0,038 (p<0,05),
respon (Ardila, 2017). Hal ini sesuai
sehingga dapat disimpulkan bahwa
dengan penelitian Yang (2011)
terdapat hubungan antara sikap dengan
mengemukakan bahwa sikap dan tindakan
kejadian LTJS. Nilai odd ratio (OR) pada
tenaga kesehatan setelah terkena LTJS
tingkat kepercayaan 95% adalah sebesar
sangat penting dalam mencegah
4,286 (4,3) yang artinya, perawat yang
dampaknya. Petugas kesehatan harus
memiliki sikap kurang akan memiliki
mengambil tindakan yang tepat setelah

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 14
cedera jarum suntik. Diperkuat dengan
penelitian Vaz et al. (2010) yaitu bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara
tingkatan sikap terhadap pencegahan Tabel 5 Hubungan Perilaku dengan
universal dengan kejadian LTJS (p value = Kejadian LTJS
0,0001). Sikap yang buruk mengenai Sumber : Data Primer 2018
LTJS
kewaspadaan universal yang akan P
95%
Total OR Val
mencegah LTJS di antara para petugas Peri- Tidak
Tertus
Ter- CI
ue
laku tusuk
uk
kesehatan dapat dikaitkan dengan tidak
n % n % n %
adanya informasi tentang pencegahan
1
3 87 12 3
LTJS selama kursus pelatihan pengantar Baik
4 ,2
5
,8 9
0
4,082
0
20,4 - 0,0
dan program orientasi. 1
00 101,9 00
Kura 1 46
3 25 9 75 0
Namun, hasil tersebut bertentangan ng 2
0

dengan penelitian yang dilakukan oleh


Bekele et al. (2015) yang menyatakan
Tabel 5 menunjukkan bahwa
bahwa tidak terdapat hubungan antara
responden dengan perilaku patuh,
sikap dengan LTJS (p value = 0,82).
mayoritas tidak tertusuk jarum suntik
Sejalan dengan penelitian Kurniawati et al.
(87,2%) dan responden dengan perilaku
(2014) yang menyatakan bahwa tidak
tidak patuh, mayoritas tertusuk jarum
terdapat hubungan antara sikap dengan
suntik (75%). Berdasarkan hasil uji chi-
kecelakaan kerja (p value = 0,649).
square didapatkan 1 kolom (25%) yang
Meskipun telah mengetahui risiko cedera
memiliki nilai expected count <5, sehingga
jarum suntik, umumnya tenaga kesehatan
tidak memenuhi syarat uji chi-square.
mencerminkan sikap kurang atau tidak
Kemudian dilakukan uji alternatif dengan
peduli terhadap tindakan yang dilakukan
menggunakan uji fisher exact.
Berdasarkan hasil uji fisher exact
Hubungan Perilaku dengan Kejadian
didapatkan p value sebesar 0,000 (p<0,05),
LTJS
sehingga dapat disimpulkan bahwa
Hubungan perilaku dengan kejadian
terdapat hubungan antara perilaku dengan
LTJS di RSUD Kota Cilegon dapat dilihat
kejadian LTJS. Nilai odd ratio (OR) pada
pada tabel 5.
tingkat kepercayaan 95% adalah sebesar
0,049 (0,05) yang artinya, perawat yang
memiliki perilaku tidak patuh akan

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 15
memiliki kecenderungan sebesar 20 kali membaca SOP sebelum menyuntik atau
untuk tertusuk jarum suntik dibandingkan mengambil sampel dengan kejadian LTJS
dengan yang memiliki perilaku patuh. (p value = 0,000). Hal ini diperkuat dengan
Nilai confidence interval (CI) yaitu 4,082- penelitian Umar et al. (2017) menunjukkan
101,946 yang memiliki arti, responden bahwa terdapat hubungan yang signifikan
dengan perilaku tidak patuh memiliki antara perilaku patuh dengan kejadian
kemungkinan sekurang-kurangnya tertusuk cedera tertusuk jarum suntik (p value =
jarum suntik sebesar 4,082 kali lipat dan 0,001) dan kepatuhan merupakan faktor
paling besar sebesar 101,946 kali lipat yang paling berpengaruh terhadap kejadian
tertusuk jarum suntik LTJS. Kepatuhan yang baik terhadap SOP
dapat mengurangi angka kejadian
Pembahasan kecelakaan kerja tertusuk jarum suntik.
Berdasarkan hasil analisis bivariat Namun hal tersebut bertentangan
dengan uji fisher exact didapatkan p value dengan penelitian Bekele et al. (2015)
sebesar 0,000 (p<0,05), sehingga dapat bahwa tidak ada hubungan antara
disimpulkan bahwa terdapat hubungan penyediaan SOP dengan LTJS (p value =
antara perilaku dengan kejadian LTJS, 0,16). Pada umumnya kecelakaan pada
dengan nilai odd ratio 0,05 yang artinya, perawat yaitu LTJS terjadi karena kondisi
perawat yang berperilaku patuh pada SOP yang tidak aman, seperti jumlah pasien
akan memiliki risiko sebesar 0,05 kali yang banyak, kelelahan dan tergesa-gesa
tidak tertusuk jarum suntik dibandingkan dalam melakukan tindakan.
dengan yang memiliki perilaku tidak patuh
pada SOP. Menurut American National KESIMPULAN
Standards Institute (ANSI) Z10 (2005), Berdasarkan hasil penelitian dan
upaya pengendalian kecelakaan dapat pembahasan, dapat disimpulkan bahwa,
dilakukan dengan menggunakan hirarki hasil data yang diperoleh dari 51 perawat,
control. Standard Operational Procedure 45 perawat (88,2%) memiliki pengetahuan
(SOP) merupakan kontrol administratif yang baik terhadap LTJS, 37 perawat
upaya pengendalian kecelakaan kerja ke-4 (72,5%) memiliki sikap yang baik terhadap
yaitu menerapkan petunjuk khusus dalam LTJS, 39 perawat (76,5%) memiliki
proses kerja dengan memperhatikan aspek perilaku yang patuh terhadap SOP serta 14
keselamatan dan kesehatan kerja. Sejalan perawat (27,5%) terkena LTJS di RSUD
dengan penelitian Intan (2013) bahwa Kota Cilegon. Terdapat hubungan antara
terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 16
kejadian LTJS pada perawat di RSUD Pengelolaan Limbah Oleh Perawat
Kota Cilegon. Di ruang Rawat Inap RSUD dr.
Rasidin Padang Tahun 2017’
Diploma thesis, Universitas Andalas,
Diakses pada 31 Agustus 2018
http://scholar.unand.ac.id/30191

DAFTAR PUSTAKA Ardila 2017, ‘Faktor-faktor yang


Afridi, AA, Kumar, A, Sayani, R 2013, berhubungan dengan Kecelakaan
‘Needle stick injuries–risk and Kerja akibat tertusuk Jarum Suntik
preventive factors: a study among (Needle Stick Injury) pada perawat
health care workers in tertiary care di IGD RSUP dr. Kariadi Semarang
hospitals in Pakistan’, Global tahun 2017’ Universitas Dian
Journal of Health Science. 5(4):85, Nuswantoro, diakses pada 31
diakses pada 10 April 2018 Agustus 2018
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm http://eprints.dinus.ac.id/22491/
ed/23777725
Asadi, N, Zandi, A, Mehran, Alavian, SM,
Alam, M 2002, ‘Knowledge, attitude and Dehkordi, H 2007, ‘The assessment
practices among health care workers of education’s effect on quality of
on needle-stick injuries’, Ann Saudi life in patients under p-d feron
Med. 22(5-6):396-9, diakses pada 31 treatment’ Razi J Med Sci,
Agustus 2018 14(56):21-28, diakses pada 10 April
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm 2018 rjms.iums.ac.ir/browse.php?
ed/17146275 a_id=769&sid=1&slc_lang=en

Amare, G 2012, ‘Reviewing the Values of Badan Pengembangan dan Pemberdayaan


a Standard Operating Procedure’, Sumber Daya Manusia Kesehatan,
Ethiopian Journal of Health 2017, Rekapitulasi SDM Kesehatan
Sciences, 22(3), 205–208, diakses yang didayagunakan di Fasilitas
pada 31 Agustus 2018 Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) di
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/a Kota Cilegon, Provinsi Banten,
rticles/PMC3511899/#R2 Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, diakses pada 11 April
American National Standard Institute 2018
2005. A New American National http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sd
Standard for Occupational Health mk/info/rekap_kab?kab=3672
and Safety, diakses pada 31 Agustus
2018 Bandlish, D 2015, ‘The Prevalence of
https://www.usbr.gov/safety/sap/doc Needle Stick Injury among
uments/teamreports/Team02.pdf Healthcare Personnel in a Tertiary
Care Hospital in Kolkata’, Webmed
Aprisupitha, D 2017, ‘Hubungan Tingkat Central, diakses pada 8 April 2018
Pengetahuan Dan Sikap Perawat https://www.webmedcentral.com/arti
Dengan Kepatuhan Penerapan cle_view/4983
Praktek Menyuntik Yang Aman Dan

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 17
Bekele, T, Gebremariam, A, Kaso, M, edf23c9fdfaada895808b0a365191c.p
Ahmed, K 2015, ‘Factors Associated df
with Occupational Needle Stick and
Sharps Injuries among Hospital Gurubacharya, DL, Mathura, KC, Karki,
Healthcare Workers in Bale Zone, DB 2003, ’Knowledge, attitude and
Southeast Ethiopia’, PLoS ONE practices among health care workers
10(10): e0140382, diakses pada 31 on needle-stick injuries’, Kathmandu
Agustus 2018 University Medical Journal Vol. 1,
https://doi.org/10.1371/journal.pone. No. 2, 91-94, diakses pada 31
0140382 Agustus 2018
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm
Bhardwaj, A, Sivapathasundaram, N, ed/16388204
Yusof, M, Minghat, A, Swe, K,
Sinha, N 2014, ‘The Prevalence of Indonesia, Departemen Kesehatan RI
Accidental Needle Stick Injury and Pusat Kesehatan Kerja 2009, Modul
their Reporting among Healthcare Pelatihan Bagi Fasilitator Kesehatan
Workers in Orthopaedic Wards in Kerja, Jakarta.
General Hospital Melaka, Malaysia’,
Malays Orthop J, Juli; 8(2):6-13, Intan, J 2013. ‘Faktor-faktor yang
diakses pada 31 Agustus 2018 berhubungan dengan Terjadinya
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm Luka Tusuk Jarum Suntik (LTJS)
ed/25279086 pada Paramedis di RUMKITAL dr.
Midiyato S Tanjungpinang Tahun
Canadian Centre for Occupational Health 2012’ Diploma thesis Universitas
and Safety 2005, Needle Stick Indonesia, diakses pada 31 Agustus
Injuries, Government of Canada, 2018 lib.ui.ac.id/file?
diakses pada 14 April 2018 file=pdf/abstrak-20335604.pdf
http://www.ccohs.ca/oshanswers/dis
eases/needlestick_injuries.html Jahangiri, M, Rostamabadi, A, Hoboubi,
N, Tadayon, N, Soleimani, A 2016,
European Medicines Agency (EMEA) ‘Needle stick injuries and their
2002, Guideline for Good Clinical related safety measures among
Practice, ICH E6 (R1), nurses in a University Hospital,
CPMP/ICH/135/95 (1.55), diakses Shiraz, Iran’ Saf Health Work
pada 31 Agustus 2018 7(1):72e77, diakses pada 31 Agustus
http://www.emea.europa.eu/docs/en_ 2018
GB/document_library/Scientific_gui https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/a
deline/2009/09/WC500002874.pdf. rticles/PMC4792920/

Gholami, A, Borji, A, Lotfabadi, P, Kurniawati, W, Asfawi, S, Nurjana 2014,


Asghari, A 2013, ‘Risk factors of ‘Hubungan Praktik Penerapan
needlestick and sharps injuries Standart Operating Prosedure (SOP)
among healthcare workers’, Int J dan Pemakaian Alat Pelindung Diri
Hosp Res. 2(1): 31e38, diakses pada (APD) dengan Kejadian Kecelakaan
31 Agustus 2018 Kerja pada Perawat Unit
http://ijhr.iums.ac.ir/article_3875_bf Perinatologi di RSUD Tugurejo

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 18
Semarang’, Fakultas Kesehatan Kepatuhan Bidan Dalam
Universitas Dian Nuswantoro Penggunaan APD Dalam
Semarang, diakses pada 31 Agustus Melakukan APN di Puskesmas
2018 Sumbang Kabupaten Banyumas
http://eprints.dinus.ac.id/6636/1/jurn Tahun 2014, STIKES Ngudi Waluyo
al_13404.pdf Ungaran, diakses 7 Januari 2018,
http://www.stikesayani.ac.id/publika
Malik, A, Shaukat, MS, Qureshi, A 2012, si/e-
‘Needle-stick injury: a rising bio- journal/filesx/2011/201104/201104-
hazard’ J Ayub Med Coll 005.pdf
Abbottabad, Jul-Dec; 24(3-4):144-6,
diakses pada 31 Agustus 2018 Occupational Safety Health Association,
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm Department of Labor, United States
ed/24669637 Government 2007, Safer Needle
Devices, Government of United
Mapanawang, K, Pandelaki, J, Panelewen States, diakses pada 14 April 2018,
2017, ‘Hubungan antara https://www.osha.gov/dte/library/blo
Pengetahuan, Kompetensi, Lama odborne/saferneedledevices/safernee
Kerja, Beban Kerja dengan Kejadian dledevices.ppt
Luka Tusuk Jarum Suntik pada
Perawat Di RSUD Liun Kendage Rival, A 2012, Standar Kesehatan Dan
Tahuna’, Jurnal EMBA Vol.5 No.3, Keselamatan Kerja di Rumah Sakit,
p.4336-4344, diakses pada 31 Kementerian Kesehatan Republik
Agustus 2018 Indonesia, Jakarta.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph
p/emba/article/view/19091 Saia, M, Hofmann, F, Sharman, J,
Dominique, A, Martí, M, Burkowitz,
Motaarefi, H 2016, ‘Factors Associated J 2010, ‘Needlestick injuries:
with Needlestick Injuries in Health incidence and cost in the United
Care Occupations: A Systematic States, United Kingdom, Germany,
Review’, Journal of Clinical and France, Italy, and Spain’,
Diagnostic Research, Vol-10(8): Biomedicine International, 41-49,
IE01-IE04, diakses pada 10 April diakses pada 31 Agustus 2018
2018 https://www.researchgate.net/publica
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/a tion/285310698_Needlestick_injurie
rticles/PMC5028444 s_Incidence_and_cost_in_the_Unite
d_States_United_Kingdom_German
Notoatmodjo, S 2011, Kesehatan y_France_Italy_and_Spain
Masyarakat: Ilmu dan Seni, Rineka
Cipta, Jakarta Sharma, A, Gur, R, Bhalla, P 2012, ‘Study
on prevalence of needle stick injury
Notoatmodjo, S 2012. Metodologi among health care workers in a
Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, tertiary care hospital in New Delhi: a
Jakarta two-year review’, Indian J Public
Health Jan-Mar; 56(1):101-3,
Nurcahyanti, KKA 2014, Analisis Faktor diakses pada 31 Agustus 2018
Yang Berhubungan Dengan

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 19
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm Vaz, K, McGrowder, D, Alexander-Lindo,
ed/22684185 R, Gordon, L, Brown, P, Irving, R
2010, ‘Knowledge, Awareness
Shobib, MN 2013, Hubungan Antara and Compliance with Universal
Pengetahuan dan Sikap dengan Precautions among Health Care
Praktik Pemakaian (APD) Alat Workers at the University
Pelindung Diri Pada Petani Hospital of the West Indies,
Pengguna Pestisida di Desa Curut Jamaica’ The International
Kec. Penawangan Kab. Grobogan Journal of Occupational and
Tahun 2013, Fakultas Kesehatan Environmental Medicine, October,
Universitas Dian Nuswantoro, Vol 1 Number 4, diakses pada 31
Skripsi, diakses tanggal 9 Januari Agustus 2018
2018, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pub
http://eprints.dinus.ac.id/6513/1/jurn med/23022806
al_12524.pdf

Suliman, M, Qadir, MA, Alazzama, M, World Health Organization 2002, “First,


Alousha, S, Alsaraireh, A, do no harm” Introducing auto-
Alsaraireh, FA 2017, ‘Students disable syringes and ensuring
nurses' knowledge and prevalence of injection safety in immunization
Needle Stick Injury in Jordan’, systems of developing countries,
Department of Community and Geneva, WHO, diakses pada 31
Mental Health Nursing, Princess Agustus 2018
Salma Faculty of Nursing, Al-alBayt http://apps.who.int/iris/bitstream/han
University, Mafraq, Jordan, diakses dle/10665/67612/WHO_V-
pada 31 Agustus 2018 B_02.26_eng.pdf;jsessionid=3AF2B
https://www.sciencedirect.com/scien 01F43B5BAFC7120CBA149084A0
ce/article/pii/S0260691717302265? F?sequence=1
via%3Dihub#bb0090
Yang, L & Mullan, B 2011, ‘Reducing
Suma’mur 2014, Keselamatan Kerja dan needle stick injuries in healthcare
Pencegahan Kecelakaan, Gunung occupations: an integrative review of
Agung, Jakarta the literature’ ISRN Nurs: 315432,
diakses pada 31 Agustus 2018
Umar, JE, Doda, VD, Kekenusa, JS 2017, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm
‘Faktor-Faktor yang Berhubungan ed/22007320
dengan Kejadian Cedera Tertusuk
Jarum Suntik pada Perawat di Zia, M, Afzal, M, Sarwar, H, Waqas, A,
Rumah Sakit Liunkendage Tahuna’, Gilani, S 2017, ‘Knowledge and
Pascasarjana Universitas Sam Practice of Nurses about Needle
Ratulangi Vol 2, No 4, diakses pada Stick Injury at Lahore General
31 Agustus 2018 Hospital’, Saudi Journal of Medical
http://ejournalhealth.com/index.php/ and Pharmaceutical Science, Vol-3,
CH/article/view/609/597 571 diakses pada 31 Agustus 2018
https://www.researchgate.net/publica
tion/318861990_Knowledge_and_Pr

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 20
actice_of_Nurses_about_Needle_Sti
ck_Injury_at_Lahore_General_Hosp
ital

Zungu, L, Sengane, M, Setswe, K 2008,


‘Knowledge and experiences of
needle prick injuries (NPI) among
nursing students at a university in
Gauteng, South Africa’, South
Africa Family Practice Vol. 50 (5)
pp 48, diakses pada 11 April 2018
https://www.tandfonline.com/doi/abs
/10.1080/20786204.2008.10873762

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Luka Tusuk ……........... (Salsa Nabila, Aulia Chairani, Diana Agustini) | 21

You might also like