Professional Documents
Culture Documents
mamun_sarma@yahoo.com, irwanto.abdulkohar@yahoo.com
ABSTRACT
In advance of the society demand due to implementation of Good Governance, it has encouraged local
government to deliver an accountabiliy of reasonable and qualified finance statement reports. This research
aimed to analyze the finance official persepsion’s towards the variable of the human resources competency in
finance managerial, internal government control application system and local financial information system, to
analyze the elements which become strenghts and weaknesses and to formularize the priority strategic in order
to enhance the quality of financial statement reports in local government of Anambas Islands Regency. The
type of data used in this research consist of primary data dan secondary data. The primary data were obtained
by direct observation, interview and debriefing, and the questionnaire to the purposively respondents
(purposive sampling) whereas the secondary data were obtained by literature review and documents research.
The methods of analysis that were Rating Scale Analysis, SWOT Analysis and QSPM method. The research
of study result indicates of the poor human resource competency in finance official that has become the weakness
of enhancement of quality financial statement reports. The chosen of primary priority strategy that adequate
and capable to be implemented is to enhance the quality of human resources in finance managerial of local
government in order to establish financial statement reports.
Key words : Strategy on the improvement of quality of financial report, regional finance, Kepulauan Anambas
Regency
ABSTRAK
Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik
telah mendorong pemerintah daerah menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan
keuangan yang wajar dan berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk : menganalisis persepsi
pengelola keuangan terhadap variabel kompetensi sumber daya manusia pengelola keuangan,
penerapan sistem pengendalian intern pemerintah dan sistem informasi keuangan daerah terhadap
peningkatan kualitas laporan keuangan, menganalisis faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan
kelemahan dalam peningkatan kualitas laporan keuangan dan merumuskan strategi yang perlu
diprioritaskan dalam peningkatan kualitas laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten
Kepulauan Anambas. Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara observasi langsung, wawancara dan
penyebaran kuesioner kepada responden yang dipilih secara sengaja (purposive sampling).
Sedangkan untuk mendapatkan data sekunder berasal dari studi pustaka dan kajian terhadap
dokumen terkait. Metode analisis yang digunakan adalah analisis rating scale, analisis SWOT dan
metode QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lemahnya kompetensi aparatur pengelola
keuangan menjadi kelemahan dalam peningkatan kualitas laporan keuangan. Strategi prioritas
utama yang terpilih dan dapat diimplementasikan adalah meningkatkan kualitas SDM pengelola
keuangan daerah dalam penyusunan laporan keuangan.
Kata kunci : Strategi Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan, Keuangan Daerah, Kabupaten
Kepulauan Anambas
68
strategi terbaik dilakukan dengan cara responden pada setiap satuan kerja
menentukan rating atau tingkat perangkat daerah masih kurang baik
ketertarikan relatif dari strategi-strategi khususnya terhadap pernyataan yang
yang telah dipilih. Nilai Total terkait dengan pelatihan yang diberikan
Attractiveness Scores (TAS) tertinggi kepada pengelola keuangan. Sebagian
menandakan strategi yang paling layak besar responden berpendapat bahwa
untuk diimplementasikan dengan pelatihan peningkatan kompetensi
memperhatikan seluruh faktor internal dan pengelola keuangan yang dikoordinir oleh
eksternal. Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (BKPSDM) sejak terjadinya
HASIL DAN PEMBAHASAN defisit anggaran sangat berkurang bahkan
Analisis persepsi pengelola keuangan hampir tidak dilakukan. Berdasarkan hasil
terhadap kualitas laporan keuangan penelitian yang telah dilakukan oleh Eriva
Pemerintah Kabupaten Kepulauan et al. (2013) membuktikan bahwa
Anambas pelatihan yang dilakukan oleh suatu
pemerintah daerah akan sangat
Analisis persepsi pengelola mempengaruhi pemahaman pengelola
keuangan terhadap kualitas laporan keuangan suatu pemerintah daerah.
keuangan pada Pemerintah Kabupaten Instansi pemerintah seharusnya rutin
Kepulauan Anambas digunakan untuk menyelenggarakan pelatihan dan
mengukur dan melakukan evaluasi pembimbingan untuk membantu pegawai
sehingga dapat membandingkan kondisi mempertahankan dan meningkatkan
sesungguhnya mengenai kualitas LKPD. kompetensi pekerjaannya sehingga
Kompetensi SDM Pengelola Keuangan mampu mencapai pengendalian intern
yang efektif. Seseorang yang memiliki
Berdasarkan pengukuran yang kompetensi akan bekerja dengan
dilakukan terhadap persepsi responden pengetahuan dan ketrampilannya
mengenai kompetensi SDM pengelola sehingga dapat bekerja dengan mudah,
keuangan pada Pemerintah Kabupaten cepat, intuitif dan dengan pengalamannya
Kepulauan Anambas diperoleh skor total bisa meminimalisir kesalahan termasuk
rata-rata keseluruhan kompetensi SDM dalam hal kepatuhan terhadap peraturan
adalah 924 dengan persentase sebesar perundang-undangan pengelolaan
79,11 % dari skala kriterium atau 3,16 keuangan (Syarifudin, 2014).
(likert skala 4). Hasil perolehan skor Pernyataan ini didukung kuat oleh
menunjukkan bahwa kompetensi SDM hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan
sudah baik namun belum optimal dan pada Laporan Hasil Pemeriksaan tahun
masih harus dilakukan berbagai perbaikan 2016 yang menyatakan bahwa masih
pada indikator yang dinilai masih kurang. lemahnya sistem pengendalian intern
Adapun berdasarkan penilaian Pemerintah Kabupaten Kepulauan
indikator kompetensi SDM masih terdapat Anambas yang diakibatkan kurangnya
indikator yang kurang baik yaitu : pemahaman pengelola keuangan sehingga
1. Pengetahuan menyebabkan rendahnya kepatuhan
Sebagian besar responden terhadap peraturan perundang-undangan.
menjawab bahwa mereka masih kurang Lemahnya sistem mutasi dan promosi
memahami siklus akuntansi yang berlaku mengakibatkan belum tersedianya
dikarenakan sebagian besar pengelola pegawai pengelola keuangan dengan
keuangan memiliki latar belakang kompetensi yang memadai sebagai kader
pendidikan non ekonomi. atau penggantinya. Hal ini mengakibatkan
2. Keahlian banyak pengelola keuangan kurang 71
Indikator kompetensi SDM yaitu memahami pengelolaan keuangan daerah
keahlian menurut persepsi sebagian besar
Tabel 3 (lanjutan)
Kelemahan Bobot Rating Skor
1 Pelatihan dan sosialisasi keuangan daerah dari pemerintah daerah
0.094 2.00 0.189
kurang memadai
2 Keterbatasan pagu anggaran dalam mendukung peningkatan
0.100 1.67 0.167
kinerja pengelola keuangan
3 Lemahnya pengawasan internal 0.085 1.67 0.142
4 Lemahnya kompetensi aparatur pengelola keuangan 0.096 2.00 0.193
5 Belum tersedianya tenaga auditor yang handal 0.089 1.67 0.148
Total Kelemahan 0.465 0.838
Total 1.000 2.700
Sumber : Data diolah (2017)
Hasil perhitungan Internal Factor 0,467 yang ditunjukkan dengan nilai
Evaluation (IFE) menunjukkan total nilai rating 4. Berdasarkan perhitungan untuk
tertimbang untuk faktor kekuatan sebesar faktor kelemahan, lemahnya kompetensi
1,862 dan 0,838 untuk faktor kelemahan. aparatur pengelola keuangan menjadi
Hal ini mengindikasikan bahwa kelemahan bagi Pemerintah Kabupaten
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Kepulauan Anambas dengan nilai
Anambas berada dalam posisi internal tertimbang sebesar 0,193. Lemahnya
yang kuat dan memiliki kekuatan yang kompetensi pengelola keuangan
lebih besar dibandingkan faktor Pemerintah Kabupaten Kepulauan
kelemahannya. Hasil perhitungan IFE Anambas sesuai dengan hasil yang
pada Tabel 3 menunjukkan bahwa diperoleh berdasarkan analisis rating
kebijakan pemerintah daerah dalam scale pada tujuan penelitian pertama
mendukung pengelolaan keuangan bahwa sebagian besar responden
sebagai kekuatan utama bagi Pemerintah menjawab masih kurangnya pelatihan
Kabupaten Kepulauan Anambas dengan yang diselenggarakan bagi pengelola
nilai tertimbang paling tinggi sebesar keuangan.
Tabel 4 (lanjutan)
Ancaman Bobot Rating Skor
1 Kewajiban Implementasi PP Nomor 71 tentang SAP berbasis akrual
0.095 1.67 0.158
dalam penyusunan laporan keuangan
2 Belum adanya evaluasi rutin atas hasil pemeriksaan keuangan 0.091 2.00 0.182
3 Rendahnya kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan 0.082 3.33 0.274
4 Mutasi dan promosi jabatan terhadap aparatur pengelola keuangan
0.087 2.00 0.174
daerah
5 Pelayanan dari pihak Bank belum maksimal 0.090 1.67 0.149
6 Perubahan SOTK baru berdasarkan PP 18 Tahun 2016 0.088 3.67 0.324
Total Ancaman 0.533 1.261
Total 1.000 2.925
Sumber : Data diolah (2017)
Total nilai tertimbang atau skor maka perlu dilakukan interaksi kombinasi
untuk faktor eksternal yang menjadi strategi internal maupun eksternal.
peluang adalah sebesar 1,664 sedangkan Adapun perumusan strategi disusun
untuk ancaman memiliki skor atau nilai berdasarkan faktor internal serta faktor
tertimbang sebesar 1,261. Hasil eksternal ke dalam matriks SWOT seperti
perhitungan EFE pada Tabel 4 disajikan pada Tabel 5.
menunjukkan bahwa Pemerintah
Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki Perumusan Strategi Prioritas melalui
faktor peluang yang lebih besar daripada Quantitative Strategic Planning Matrix
faktor yang menjadi ancaman. (QSPM)
Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner
menunjukkan bahwa faktor peningkatan Penggunaan QSPM bertujuan untuk
jumlah dan kualitas SDM aparatur memperoleh prioritas strategi terbaik yang
pengelola keuangan daerah melalui paling menarik untuk diimplementasikan
seleksi ASN merupakan peluang utama sesuai dengan arah dan kebijakan
dengan skor tertinggi yaitu 0,323. Faktor Pemerintah Kabupaten Kepulauan
ancaman yaitu perubahan Susunan Anambas dalam hal pengelolaan
Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) baru keuangan daerah. Penentuan prioritas
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor strategi terbaik dilakukan dengan cara
18 Tahun 2016 tentang perangkat daerah menentukan rating atau tingkat
merupakan ancaman utama dengan nilai ketertarikan relatif dari strategi-strategi
tertimbang sebesar 0,324. Terjadinya yang telah dipilih. Nilai skor daya tarik
perubahan terhadap organisasi perangkat tertinggi menandakan strategi yang paling
daerah (OPD) di Lingkungan Pemerintah layak untuk diimplementasikan dengan
Kabupaten Kepulauan Anambas semakin memperhatikan seluruh faktor internal dan
mempersulit penyusunan laporan eksternal (David, 2015). Hasil perumusan
keuangan dan pendataan aset daerah strategi prioritas menggunakan QSPM
dikarenakan membutuhkan penyesuaian memprioritaskan pada strategi ketiga yaitu
kembali terhadap penyajian laporan “Meningkatkan kualitas SDM pengelola
keuangan. keuangan daerah dalam penyusunan
Perumusan Alternatif Strategi Melalui laporan keuangan.” Dengan skor TAS
Analisis SWOT sebesar 6,549.
Dalam menentukan alternatif 75
strategi dan keterkaitan antar strategi,
dalam unsur unsur sistem pengendalian yang diperkuat oleh hasil analisis data
intern yang meliputi lingkungan pada variabel kompetensi SDM.
pengendalian dan penilaian resiko. Penentuan prioritas strategi dari beberapa
Lemahnya sistem pengendalian intern ini strategi yang dihasilkan dalam matriks
diperkuat oleh temuan Badan Pemeriksa SWOT selanjutnya akan dilakukan
Keuangan pada LHP Pemerintah menggunakan alat analisis Quantitative
Kabupaten Kepulauan Anambas tahun Strategic Planning Matrix (QSPM).
2015 nomor 03.C/LHP/XVIII.TJP/5/2016 Hal ini mengindikasikan bahwa
yang menyatakan bahwa sistem Pemerintah Kabupaten Kepulauan
pengendalian intern Pemerintah Anambas perlu melakukan percepatan
Kabupaten Kepulauan Anambas belum dalam meningkatkan kualitas SDM
memadai sehingga mengakibatkan pengelola keuangan termasuk dalam hal
rendahnya kepatuhan terhadap peraturan kompetensinya serta keahliannya
perundang-undangan. Rendahnya sehingga diharapkan akan terjadi
kepatuhan terhadap peraturan perundang- peningkatan dalam pengelolaan keuangan
undangan diakibatkan kurangnya dan kualitas pelaporan keuangan
kompetensi SDM pengelola keuangan kedepannya. Hasil analisis QSPM
dalam memahami peraturan terkait disajikan pada Tabel 6.
dengan pengelolaan keuangan daerah
77
81