You are on page 1of 2

Abstract-1

Anti-inflammatory and Antioxidant activities of the aqueous (CFA) and methanolic extracts
(CFM) of the Cassia fistula Linn. bark were assayed in wistar albino rats. The extracts were
found to posses significant anti-inflammatory effect in both acute and chronic models. Cassia
fistula bark extracts showed significant radical scavenging by inhibiting lipid peroxidation
initiated by CCl4 and FeSO4 in rat liver and kidney homogenates. Both extracts exhibited
significant antioxidant activity in DPPH, Nitric oxide and Hydroxyl radical induced invitro
assay methods. Both extracts showed Dose-Dependent protective effect against lipid
peroxidation and free radical generation in liver and kidney homogenates. Further, the acute
toxicity study with the extracts showed no sign of toxicity up to a dose level of 2000 mg/ po.
Thus it could be concluded that cassia fistula bark extracts (CFA & CFM) possess significant
antiinflammatory and anti oxidant properties.
Key words: Cassia fistula, Anti-inflammatory, Antioxidant activity.

Abstract-2
Piper betle L. become one of plants often found in the yard of house because it can be easily
cultivated. In this study, the antifungal effect of crude extract of Piper betle L. leaves was
investigated. The research was initiated by extracting the powdered material with n-hexane,
ethyl acetate and methanol. Phytochemical screening on crude extracts was conducted to
exploring chemical constituens of the leaves extract. Antifungal activity test indicated that
ethyl acetate extract was more active than two other extract. The ethyl actetae extract was
then subjected to contact bioautography. The investigation was further carried out to
determine minimal inhibitory concentration of the most potential extract.

Keywords: Piper betle L, antifungal, phytochemical screening, bioautography.

Abstract-3
Penelitian yang mempelajari pengaruh penambahan pektin kulit jeruk bali terhadap sifat
mekanik dan biodegradasi bioplastik pati garut terplastisasi gliserol pada media tanah telah
dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana pengaruh penambahan pektin
kulit jeruk bali pada sifat mekaniknya meliputi ketebalan, kuat tarik, elongasi, dan modulus
young. Penelitian ini juga bertujuan untuk memahami bagaimana pengaruh penambahan
pektin kulit jeruk bali pada biodegradabilitas bioplastik pati garut pada media tanah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penambahan pektin jeruk bali dapat menaikkan nilai
ketebalan, menurunkan nilai kuat tarik, menaikkan nilai elongasi, dan menurunkan modulus
young. Uji biodegradasi bioplastik pada media tanah menunjukkan adanya penurunan pada
parameter bentuk, tekstur, dan warna. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
penambahan pektin kulit jeruk bali berpengaruh signifikan terhadap sifat mekanik dan
biodegradasi bioplastik pati garut terplastisasi gliserol

Kata Kunci: Pektin Kulit Jeruk Bali, Pati, Bioplastik, Biodegradasi


Abstract-4
Bawang putih (Allium sativum Linn.) merupakan salah satu tanaman yang biasanya
dimanfaatkan sebagai salah satu bumbu dapur dan mempunyai khasiat sebagai obat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya reduksi pada ekstrak aseton, etanol, dan
metanol kulit umbi bawang putih berdasarkan nilai persen kapasitas reduksi. Nilai IC50
(Inhibition Concentration 50%) yang didapatkan dari perhitungan pada persamaan regresi
linear digunakan untuk mengetahui besarnya aktivitas antioksidan pada ketiga ekstrak.
Ekstrak aseton, etanol, dan metanol kulit umbi bawang putih diperoleh dengan cara
maserasi. Ekstrak yang diperoleh dilakukan pengujian kandungan metabolit sekundernya
yang meliputi uji alkaloid, flavonoid, fenol dan tanin, terpenoid dan steroid, serta saponin
secara kualitatif dengan uji fitokimia. Uji antioksidan yang dilakukan pada ekstrak
menggunakan metode CERAC (Cerium (IV) ions reducing antioxidant capacity) dengan
asam askorbat sebagai pembanding.
Ketiga ekstrak terbukti dapat mereduksi ion serium (IV) menjadi ion serium (III)
berdasarkan nilai persen kapasitas reduksi yang diperoleh. Semakin besar konsentrasi yang
digunakan, nilai persen kapasitas reduksi pada ketiga ekstrak juga semakin besar. Adanya
kemampuan pada ketiga ekstrak untuk mereduksi ion serium (IV) menunjukkan bahwa ketiga
ekstrak tersebut mempunyai aktivitas antioksidan. Berdasarkan nilai IC 50 yang diperoleh,
dapat disimpulkan bahwa ekstrak aseton merupakan golongan antioksidan yang kuat,
sedangkan ekstrak etanol dan ekstrak metanol merupakan golongan antioksidan yang sangat
kuat.

Kata Kunci: antioksidan, metode CERAC, daya reduksi, persen kapasitas reduksi.

You might also like