You are on page 1of 10

Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan

Volume: XX No.X. MM, YY; pp. xx-xx http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/


P-ISSN: 1411-4585 E-ISSN: 2549-6743
DOI: xxxx
Submitted: YY-MM-DD; Rivised: YY-MM-DD; Accepted: YY-MM-DD

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH


TERHADAP KEMAJUAN SEKOLAH
Rezky Suci Ramadhona
NIM :17023126
Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik
Universitas Negeri Padang
E-mail: kikisomantri21@gmail.com

Abstract
Leadership in education is a key of effective learning process. An appropriate leadership
will improve the service and quality of school. Leadership is relate to someone influences
others behavior for a purpose. Leadership closely connected to power. It can be divided
into five categories; 1. Expert power; 2. Legitimate power; 3. Referent power; 4. Reward
power; 5. Coercive power. Besides of its relation to power, leadership also connected with
characters. Many research have done to identify characters related to leadership. Indonesia
faces various problems in education, one of it is how weak the principal's ability to manage
the school that is related to the principal's leadership style. headmasters should apply
leadership styles in schools. Some appropriate leadership styles are applied by the
headmaster consisting of (1) managerial leadership, (2) transformational leadership, (3)
transactional leadership, (4) instructional leadership and (5) positive leadership. Therefore,
the headmaster not only applies a leadership style while managing the school but must be
able to combine and contextualize leadership styles based on the need to obtain school
goals.

Keywords: leadership, character, power and styles of leadership.

PENDAHULUAN mampu melaksanakan fungsi manajemen sekolah


(Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan Vol. 1
No. 1 Tahun 2016 Hal. 7-14) dengan baik agar
Pendidikan di indonesia memegang peran
mampu mengatasi permasalahan tersebut, salah
yang sangat penting dalam pembangunan bangsa,
satunya adalah dengan adanya kepemimpinan yang
khususnya pembangunan manusia. Pembangunan
baik dari kepala sekolah. Robbin (Rohmat,
manusia seutuhnya tidak terlepas dari peran serta
2010:39) mengemukakan bahwa, “leadership is
masyarakat, dan berbagai lembaga di bidang
ability to influence a group toward the achievment
pendidikan. Hasil penilaian dari PISA (Programme
goals”. Kepemimpinan dibutuhkan untuk
For International Assessment) yang
mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya
dikoordinasikan oleh OECD (Organization For
tujuan. Untuk mencapai sebuah tujuan organisasi,
Economic Cooperation And Development) yang
maka kepemimpinan mutlak harus dilakukan oleh
berkedudukan di paris perancis dalam
seorang pimpinan organisasi. Dalam mewujudkan
(www.bcc.com) mengemukakan bahwa mutu
suatu organisasi yang baik seorang pemimpin perlu
pendidikan di indonesia “mendudukui peringkat ke
memiliki gaya kepemimpinan sebagai alat dalam
69 dari 76 negara”. Hal ini menerangkan bahwa
mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan
mutu pendidikan di indonesia menempati urutan 8
organisasi.
terbawah, dan ini menunjukkan mutu pendidikan di
Menurut Kadarusman (2012)
indonesia masih sangat rendah dibanding negara
kepemimpinan (Leadership) dibagi tiga, yaitu: (1)
tetangga singapura yang menempati urutan
Self Leadership; (2) Team Leadership; dan (3)
pertama. Sehingga lembaga pendidikan dituntut
Organizational Leadership.

1
Self Leadership yang dimaksud adalah Gaya kepemimpinan adalah, sikap, gerak-
memimpin diri sendiri agar jangan sampai gagal gerik, atau penampilan yang dipilih pemimpin
menjalani hidup. Team Leadership diartikan dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya.
sebagai memimpin orang lain. Pemimpinnya Gaya yang dipakai oleh seorang pemimpin satu
dikenal dengan istilah team leader (pemimpin dengan lainnya berbeda, tergantung pada situasi
kelompok) yang memahami apa yang menjadi dan kondisi kepemimpinannya. Gaya
tanggung jawab kepemimpinannya, menyelami kepemimpinan merupakan norma perilaku yang
kondisi bawahannya, kesediaannya untuk dipergunakan seseorang pada saat orang tersebut
meleburkan diri dengan tuntutan dan konsekuensi mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.
dari tanggung jawab yang dipikulnya, serta Menurut Karwati dan Priansa, (2013) gaya
memiliki komitmen untuk membawa setiap kepemimpinan adalah “Suatu pola perilaku yang
bawahannya mengeksplorasi kapasitas dirinya konsisten yang ditujukan oleh pemimpin dan
hingga menghasilkan prestasi tertinggi. Sedangkan diketahui pihak lain ketika pemimpin berusaha
organizational leadership dilihat dalam konteks mempengaruhi kegiatan-kegiatan orang lain”.
suatu organisasi yang dipimpin oleh organizational Sebagai seorang pemimpin memiliki peran
leader (pemimpin organisasi) yang mampu penting dalam peningkatan mutu pendidikan di
memahami nafas bisnis perusahaan yang lembaga pendidikan yang dipimpinnya, maka
dipimpinnya, membangun visi dan misi pemimpin tersebut harus memiliki syarat-syarat
pengembangan bisnisnya, kesediaan untuk melebur sehingga pemimpin tersebut menjalankan tugas dan
dengan tuntutan dan konsekuensi tanggung jawab tanggung jawab yang diberikan dapat bekerja
sosial, serta komitmen yang tinggi untuk dengan guru dan stafnya. Syarat-syarat yang harus
menjadikan perusahaan yang dipimpinnya sebagai dimiliki pemimpin pendidikan menurut
pembawa berkah bagi komunitas baik di tingkat Makawimbang, (2012) antara lain: “(a) Rendah
lokal, nasional, maupun internasional. hati dan sederhana; (b) Bersifat suka menolong; (c)
Di dalam organisasi, lembaga, maupun di Sabar dan memiliki kesetabilan emosi; (d) Percaya
lembaga pendidikan, “pimpinan” merupakan motor kepada diri sendiri; (e) Jujur, adil dan dapat
penggerak dan penentu arah kebijakan organisasi. dipercaya; (f) Keahlian dalam jabatan”. Untuk
Dalam sekolah/madrasah, pemimpin akan mengatasi masalah itu sebaiknya wawasan
menentukan bagaimana tujuan-tujuan pendidikan pemimpin setingkat diatas bawahannya. Menurut
dapat direalisasikan sehingga kepala sekolah Harun, (2009) “Kepala sekolah adalah seorang
dituntut senantiasa meningkatkan efektivitas guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin
kinerja dan memuaskan hasil kinerja lembaga. suatu sekolah”. Kepala sekolah juga disebut
Kepala sekolah tidak hanya meningkatkan pemimpin pendidikan di sekolahnya, walaupun
tanggung jawab dan otoritasnya dalam program- kedua istilah tersebut identik, namun mempuyai
program sekolah, kurikulum dan keputusan perbedaan antara satu dengan lainnya”.
personil, tetapi juga memiliki tanggung jawab Kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah
untuk meningkatkan akuntabilitas Keberhasilan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
siswa dan programnya. Kepala sekolah harus Nomor 13 Tahun 2007 tentang standar kepala
pandai dalam memimpin kelompok dan sekolah/madrasah, yaitu (1) Kepribadian, (2)
pendelegasian tugas dan wewenang. Manajerial, (3) Kewirausahaan, (4) Supervisi dan
Dalam mengklasifikasi kepemimpinan (5) Sosial. Menurut Suhardiman, (2012)
Menurut Covey (Kaswan, 2013) “Ada empat peran Kompetensi kepala sekolah yaitu “Kompetensi
kepemimpinan: Peran panutan, peran perintis, kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi
peran penyelaras, dan peran pemberdayaan”. kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan
Pendapat yang sama menurut Robins kompetensi sosial. Tugas pokok kepala sekolah
(Makawimbang, 2012) ada empat perilaku menurut Priansa dan Somad, (2014) “Terdiri dari
kepemimpinan: 1. memerintah, pemimpin pencipta komunitas pembelajar, leader, manajer,
memberitahu apa dan kapan sesuatu dikerjakan, dan supervisor. Kepala sekolah sebagai pencipta
tidak ada partisipasi dalam pengambilan keputusan; komunitas pembelajaran merupakan manifestasi
2. mendukung, yaitu manajer menjadi sahabat bagi dari kompetensi keperibadian kepala sekolah, yang
pegawai dan menunjukkan minat kepada mereka; pada dasarnya merupakan seseorang yang memiliki
3. memudahkan, yaitu pemimpin memberi saran semangat belajar dan mau membelajarkan seluruh
dan melibatkan pegawai dalam pengambilan anggota sekolah dalam rangka meningkatkan
keputusan; 4. orientasi Prestasi, yaitu pimpinan kinerja sekolah.
membagi kontribusi tentang tujuan dan
menunjukan kepercayaan bahwa pegawai mampu PERMASALAHAN
mencapinya;

Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan


Open Access Journal; http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/
Vol xx No x (Tahun) 3

Pada penelitian ini penulis menitikberatkan memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas
permasalahan-permasalahan kredibilitas seorang pendidikan. Beberapa hasil studi terbaru telah
kepala sekolah dalam memanajemen unsur dan menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
instrument sekolah dalam memajukan sekolah antara kemampuan kepemimpinan kepala sekolah
tersebut dan bagaimana karakter dan gaya seorang dengan efektifitas sekolah (Bolanle, 2013; Moorosi
kepala sekolah dalam kepemimpinannya & Bantwini &, 2016; Boonla & Treputtharat,
(leadership). 2014).

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan


suatu kemampuan dan kesiapan kepala sekolah
PEMBAHASAN untuk mempengaruhi, membimbing, mengarahkan,
dan menggerakkan staf sekolah agar dapat bekerja
secara efektif dalam rangka mencapai tujuan
1. Kepemimpinan (Leadership) pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan,
Beberapa pendapat para ahli tentang atau bisa dikatakan bantuan yang diberikan oleh
kepemimpinan mengandung kepala sekolah terhadap penetapan pencapaian
pengertian dan makna yang sama. Antara tujuan pendidikan. Di dalam lingkungan organisasi,
lain dikemukakan oleh: kepemimpinan terjadi melalui dua bentuk, yaitu:
1. Sutarto kepemimpinan formal dan kepemimpinan informal.
Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan Kepemimpinan formal terjadi apabila di
penataan berupa kemampuan mempengaruhi lingkungan organisasi jabatan otoritas formal
perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar dalam organisasi tersebut diisi oleh orang-orang
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang yang muncul dan berpengaruh terhadap orang lain
telah ditetapkan. karena kecakapan khusus atau berbagai sumber
2. Sondang P. Siagian yang dimilikinya dirasakan mampu memecahkan
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan persoalan organisasi serta memenuhi kebutuhan
mempengaruhi orang lain agar melaksanakan dari anggota organisasi yang bersangkutan.
pekerjaan bersama menuju suatu tujuan tertentu.
3. Ordway Tead Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan adalah aktifitas Efektif Kepala sekolah yang efektif sedikitnya
mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama harus mengetahui, menyadari dan memahami tiga
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. hal: (1) mengapa pendidikan yang berkualitas
4. George Terry diperlukan di sekolah; (2) apa yang harus
Kepemimpinan adalah hubungan yang erat dilakukan untuk meningkatkan mutu dan
ada dalam diri orang atau pemimpin, produktivitas sekolah; dan (3) bagaimana
mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerja mengelola sekolah secara efektif untuk mencapai
sama secara sadar dalam hubungan tugas untuk prestasi yang tinggi. Indikator-indikator
mencapai keinginan pemimpin. kepemimpinan kepala sekolah yang efektif sebagai
5. Franklin G. Mooore berikut: (1) Menekankan kepada guru dan seluruh
Kepemimpinan adalah kemampuan membuat warga sekolah untuk memenuhi normanorma
orang-orang bertindak sesuai dengan keinginan pembelajaran dengan disiplin yang tinggi. (2)
pemimpin. Kepemimpinan adalah sangat kompleks Membimbing dan mengarahkan guru dalam
dan memiliki berbagai konsep. Northouse (2013) memecahkan masalah-masalah kerjanya, dan
memfokuskan konsep kepemimpinan hanya pada bersedia memberikan bantuan secara proporsional
empat komponen penting, yaitu (1) pengaruh, (2) dan profesional. (3) Memberikan dukungan kepada
proses, (3) komunitas, dan (4) tujuan bersama. para guru untuk menegakkan disiplin peserta didik.
Tetapi, Abbas (2014) menyatakan bahwa (4) Menunjukkan sikap dan prilaku teladan yang
kepemimpinan adalah kemampuan untuk dapat menjadi panutan atau model bagi guru,
menggerakkan segala sumber daya yang ada pada peserta didik, dan seluruh warga sekolah. (5)
organisasi, sehingga dapat didayagunakan secara Membangun kelompok kerja aktif, kreatif, dan
maksimal, guna mencapai tujuan yang telah produktif. (6) Memberikan ruang pemberdayaan
ditetapkan. Meskipun ada perbedaan tentang sekolah kepada seluruh warga sekolah.
konsep kepemimpinan, tetapi teori kepemimpinan Demikianlah enam indikator kepemimpinan kepala
tetap saja memberikan kontribusi penting dalam sekolah yang mana apabila terlaksana dengan baik
berbagai bidang, termasuk pendidikan. maka organisasi di sekolah dapat mencapai tujuan
Kepemimpinan dalam pendidikan menjadi sangat yang ditetapkan.
penting karena kepemimpinan kepala sekolah

Judul…)
Kompetensi Kepala Sekolah Kompetensi yang keberhasilan pelaksanaan hasil manajemen kepala
harus dimiliki oleh Kepala Sekolah / Madrasah sekolah.
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Ada konsep yang di populerkan oleh bapak
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Ki Hajar Dewantara tidak hanya dikenal sebagai
Kepala Sekolah/Madrasah terdiri dari 5 kompetensi bapak Pendidikan, namun juga sebagai pemimpin
di antaranya: kompetensi manajerial, kompetensi yang tangguh. Dimana ia memotivasi orang-orang
kewirausahaan, kompetensi supervisi, kompetensi untuk terus menerus belajar dan belajar tanpa henti.
kepribadian, dan kompetensi sosial. Berikut unsur- Kharismanya sebagai pemimpin dalam memajukan
unsur selengkapnya tentang 5 kompetensi yang pendidikan menjadikan ajarannya terus menjadi
harus dimiliki oleh kepala sekolah ataupun kepala motivasi hingga sekarang. (Sudirga, 2006: 25)
madrasah: (1) Kompetensi Manajerial (2) 1. Ing Ngarso Sun Tulodo
Kompetensi Kewirausahaan (3) Kompetensi Ing Ngarso mempunyai arti di depan/di
Supervisi (4) Kompetensi Kepribadian (5) muka, Sun berasal dari kata Ingsun yang artinya
Kompetensi Sosial. saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing
Ngarso Sun Tulodo adalah menjadi seorang
Adapun fungsi kepemimpinan pendidikan pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan
menurut Soekarto Indrafachrudi (1993:33) adalah bagi orang – orang disekitarnya. Sehingga yang
pada dasarnya dapat dibagai menjadi dua yaitu: a) harus dipegang teguh oleh seseorang adalah kata
Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak suri tauladan. Jadi seorang kepala sekolah mampu
dicapai (1) Pemimpin berfungsi memikirkan dan menjadi tauladan bagi setiap warga sekolah. Dalam
merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta ajaran Ki Hajar Dewantara yang pertama ini
menjelaskan supaya anggota dapat berkerjasama menggambarkan situasi dimana seorang pemimpin
mencapai tujuan itu. (2) Pemimpin berfungsi bukan hanya sebagai orang yang berjalan di depan,
memberi dorongan kepada anggota-anggota namun juga harus menjadi teladan bagi orang-
kelompok untuk menganalisis situasi supaya dapat orang yang mengikutinya. Kata Ing Ngarso tidak
dirumuskan rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat berdiri sendiri, jika tidak mendapatkan
dapat memberi harapan baik. (3) Pemimpin kalimat penjelas dibelakangnya.
berfungsi membantu anggota kelompok dalam 2. Ing Madyo Mangun Karso
memberikan keterangan yang perlu supaya dapat Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mangun
mengadakan pertimbangan yang sehat. (4) berarti membangkitan atau menggugah dan Karso
Pemimpin berfungsi menggunakan kesempatan dan diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi
minat khusus anggota kelompok. b) Fungsi yang makna dari kata Ing Madyo Mangun Karso adalah
bertalian dengan suasana pekerjaan yang sehat dan seseorang ditengah kesibukannya harus juga
menyenangkan (5) Pemimpin berfungsi memupuk mampu membangkitkan atau menggugah
dan memelihara kebersamaan di dalam kelompok. semangat. Karena itu seseorang juga harus mampu
(6) Pemimpin berfungsi mengusahakan suatu memberikan inovasi-inovasi dilingkungannya
tempat bekerja yang menyenangkan, sehingga dengan menciptakan suasana yang lebih kodusif
dapat dipupuk kegembiraan dan semangat bekerja untuk keamanan dan kenyamanan. Selain itu
dalam pelaksanaan tugas. (7) Pemimpin dapat pemimpin harus kreatif dalam memimpin, sehingga
menanamkan dan memupuk perasaan para anggota orang yang dipimpinnya mempunyai wawasan baru
bahwa mereka termasuk dalam kelompok dan dalam bertindak. Ditambah lagi seorang pemimpin
merupakan bagian dari kelompok. harus melindungi segenap orang yang dipimpinnya.
Kepemimpinan dalam penerapan manajemen Jadi seorang kepala sekolah mampu berada di
sekolah memerlukan dua keterampilan yaitu tengah-tengah warga sekolah dalam memberikan
keterampilan memimpin dan keterampilan nasihatnasihat yang dialami oleh warga sekolah.
mengelola (kepemimpinan dan manajerial). 3. Tut Wuri Handayani
Perilaku kepemimpinan dalam melaksanakan Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan
keterampilan ini memegang peranan yang sangat Handayani berati memberikan dorongan moral atau
penting untuk untuk meningkatkan kualitas dorongan semangat. Ajaran kepemimpinan yang
sekolah. Perilaku kepemimpinan yang positif dan ketiga ini merupakan semboyan dari dunia
mendukung terhadap penerapan manajemen kepala Pendidikan, yang tentunya mempunyai makna yang
sekolah akan lebih mencapai keberhasilan. Hasil mendalam. Jika diartikan secara keseluruhan Tut
penelitian Douglas & Hakim (2001), menemukan Wuri Handayani bertujuan untuk menciptakan
bahwa sebagian besar pemimpin yang hanya pribadi yang Mandiri dan tidak bergantung kepada
memberikan pelayanan untuk peningkatan kualitas orang lain. Dan diharapkan akan muncul generasi
tanpa ada perilaku yang mendukung, mengurangi baru yang akan berani memimpin tanpa menunggu
orang lain untuk memimpin. Adapun dorongan

Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan


Open Access Journal; http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/
Vol xx No x (Tahun) 5

yang diberikan oleh seorang kepala sekolah pemimpin, tetapi tidak satu pun karakter tersebut
tersebut dapat berupa moral dan semangat kepada menjamin sukses.
orang lain. Maka dari itu pendidikan mengambil
semboyan ini, agar pendidikan menjadi sebuah 3. Kekuasaan Pemimpin (Power Of
perantara membentuk generasi mandiri dan tidak
bergantung pada orang lain. Maka dimasa yang
Leader)
Sebelum nya sudah disebutkan bahwa
akan datang dengan pendidikan yang dimilikinya
seorang pemimpin itu identik dengan kekuasaan
orang tersebut tidak akan mudah untuk diperalat.
(Power). 1. Kekuasaan keahlian (expert power); 2.
Kekuasaan legitimasi (legitimate power);3.
2. Karakter Pemimpin (Caracter Of Kekuasaan referensi (referent power);4. Kekuasaan
Leader) penghargaan (reward power);5. Kekuasaan paksaan
(coercive power).
Berbagai upaya riset dilakukan untuk Dengan kekuasaan, pemimpin dapat
mengidentifikasi karakter-karakter yang konsisten memengaruhi perilaku para bawahannya. Hersey,
dengan kepemimpinan. Upaya riset yang dilakukan Blanchard dan Natemeyer (Thoha, 2010)
untuk memisahkan karakter kepemimpinan banyak menyatakan bahwa seorang pemimpin seharusnya
menemui jalan buntu. tidak hanya menilai perilakunya sendiri untuk
Robbins (2003) menyebutkan ada 20 telaah memengaruhi orang lain, tetapi juga harus mengerti
yang berbeda mengidentifikasi hampir 80 karakter posisi mereka dan bagaimana cara menggunakan
kepemimpinan, tetapi hanya 5 dari karakter kekuasaan untuk memengaruhi orang lain sehingga
tersebut yang dijumpai bersama oleh 4 menghasilkan kepemimpinan yang efektif.
penyelidikan. Dinyatakan juga bahwa pencarian Kekuasaan (power) seringkali diartikan sebagai
untuk mengidentifikasi seperangkat karakter yang pengaruh (influence) atau otoritas (authority).
membedakan pemimpin dan pengikut dan antara Seseorang memiliki kekuasaan dikatakan sebagai
pemimpin yang efektif dan tidak efektif, banyak seseorang yang berpengaruh atau seseorang
yang gagal. Hal tersebut menimbulkan sikap mempunyai otoritas/wewenang untuk melakukan
sedikit optimis untuk yakin menemukan karakter- sesuatu. Pengertian kekuasaan seperti yang
karakter yang konsisten dan unik yang berlaku dikemukakan oleh Walter Nord (Thoha, 2010)
secara universal pada semua pemimpin yang adalah kemampuan untuk memengaruhi aliran,
efektif. energi, dan dana yang tersedia untuk suatu tujuan
Menurut Krause (2000), pemimpin yang yang berbeda secara jelas dengan tujuan lainnya.
efektif adalah orang yang mempersatukan semua Definisi kekuasaan juga banyak
orang dalam menghadapi tantangan, dikemukakan oleh para ahli lainnya seperti
menggabungkan ke dalam kesatuankesatuan yang Bierstedt yang mengemukakan kekuasaan adalah
erat, mengembangkan strategi untuk mengatasi kemampuan untuk menggunakan kekuatan, Roger
tantangan, dan berhasil melaksanakan strategi mengemukakan kekuasaan adalah suatu potensi
tersebut. Hasil yang paling dapat diterima adalah dari suatu pengaruh. Secara sederhana,
riset yang bertujuan hanya untuk melakukan kepemimpinan adalah setiap usaha untuk
identifikasi terhadap karakter-karakter yang dapat memengaruhi, sementara itu kekuasaan dapta
dikaitkan secara konsisten dengan kepemimpinan. diartikan sebagai suatu potensi pengaruh dari
Ada suatu riset yang menyatakan bahwa seorang pemimpin. Jadi kekuasaan merupakan
ambisi dan energi, hasrat untuk memimpin, salah satu sumber seorang pemimpin untuk
kejujuran dan integritas, percaya diri, kecerdasan, mendapatkan hak untuk mengajak atau
dan pengentahuan yang relevan terhadap pekerjaan memengaruhi orang lain. Sedangkan otoritas dapat
merupakan enam karakter yang cenderung dapat dirumuskan sebagai suatu bentuk khusus dari
membedakan pemimpin dan bukan pemimpin. kekuasaan yang biasanya melekat pada jabatan
Riset lainnya menyatakan bahwa sifat pemantauan yang ditempati oleh pemimpin. Dengan demikian,
diri yang tinggi (sangat luwes dalam menyesuaikan otoritas adalah kekuasaan yang disahkan
perilaku pada situasi yang berlainan), mempunyai (legitimatized) oleh suatu peranan formal
kemungkinan yang lebih besar muncul sebagai seseorang dalam suatu organisasi. Sumber
pemimpin kelompok daripada pemantauan dirinya kekuasaan dapat ditelusuri dari pernyataan
rendah. Secara keseluruhan Robbins (2003) Machiavelli pada abad ke-16 yang menyatakan
berpendapat bahwa penemuan dari riset yang ada bahwa hubungan yang baik itu tercipta dari rasa
selama setengah abad lebih mendorong untuk cinta (kekuasaan pribadi) dan rasa takut (kekuasaan
diambilnya kesimpulan bahwa beberapa karakter jabatan). Dari hal tersebut lah Amitai Etziomi
meningkatkan kemungkinan sukses sebagai membahas sumber kekuasaan, yaitu kekuasaan

Judul…)
jabatan (position power) dan kekuasaan pribadi
(personal power). Dari sekian banyaknya 4. Gaya Kepemimpinan (Style Of
pernyataan yang menyatakan sumber kekuasaan,
pandangan French dan Raven (Thoha, 2010)
Leadership)
mendapat perhatian yang cukup luas. Mereka
membagi sumber kekuasaan menjadi lima, yaitu: Salah satu faktor yang sangat menentukkan
1. Kekuasaan keahlian (expert power) keberhasilan suatu organisasi adalah gaya
Kekuasaan ini ada sebagai akibat dari kepemimpinan, sebab setiap manusia antara satu
keahlian atau kepakaran yang dimiliki oleh seorang dengan yang lain berbeda baik pengalaman,
pemimpin. Kekuasaan ini didasarkan pada pendidikan, kondisi, lingkungan, pribadi, dan lain
pengetahuan, keahlian, kecakapan dan kemampuan sebagainya.
seseorang dalam suatu bidang tertentu. Gaya kepemimpinan adalah, sikap, gerak-
2. Kekuasaan legitimasi (legitimate power) gerik, atau penampilan yang dipilih pemimpin
Seseorang akan memiliki kekuasaan legitimasi dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya.
bila orang tersebut memiliki jabatan tertentu. Gaya yang dipakai oleh seorang pemimpin satu
Semakin tinggi jabatan yang dimiliki, maka dengan lainnya berbeda, tergantung pada situasi
semakin besar kekuasaan atau pengaruh yang dan kondisi kepemimpinannya. Gaya
dimilikinya. Seorang pemimpin yang memiliki kepemimpinan merupakan norma perilaku yang
kekuasaan legitimasi tinggi akan cenderung untuk dipergunakan seseorang pada saat orang tersebut
memengaruhi orang lain karena dia merasakan mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.
memiliki hak atau wewenang yang diperoleh dari Menurut Karwati dan Priansa, (2013) gaya
jabatan dalam suatu organisasi. kepemimpinan adalah “Suatu pola perilaku yang
3. Kekuasaan referensi (referent power) konsisten yang ditujukan oleh pemimpin dan
Kekuasaan referensi adalah kekuasaan yang diketahui pihak lain ketika pemimpin berusaha
dimiliki oleh pemimpin karena pemimpin tersebut mempengaruhi kegiatan-kegiatan orang lain”.
memiliki karisma atau kepribadian yang menarik.
Dengan demikian pemimpin yang memiliki Kartini Kartono menjelaskan bahwa tipe
kepribadian menarik akan mampu memengaruhi kepemimpinan terbagi atas:
bawahannya. 1. Tipe Kharismatik
4. Kekuasaan penghargaan (reward power) Tipe ini mempunyai daya tarik dan
Kekuasaan penghargaan adalah kekuasaan pembawaan yang luar biasa, sehingga mereka
yang dimiliki pemimpin bersumber dari mempunyai pengikut yang jumlahnya besar.
kemampuan pemimpin untuk memberikan hadiah, Kesetiaan dan kepatuhan pengikutnya timbul dari
penghargaan atau upah kepada bawahannya kepercayaan terhadap pemimpin itu. Pemimpin
sehingga semangat kerja bawahannya bisa dianggap mempunyai kemampuan yang diperoleh
meningkat. 5. Kekuasaan paksaan (coercive power) dari kekuatan Yang Maha Kuasa.
Kekuasaan paksaan adalah kekuasaan yang 2. Tipe Paternalistik
dimiliki oleh seorang pemimpin karena pemimpin Tipe Kepemimpinan dengan sifat-sifat antara
tersebut memiliki posisi yang sangat kuat. lain; a. Menganggap bawahannya belum dewasa; b.
Kekuasaan ini bertentangan dengan kekuasaan bersikap terlalu melindungi; c. Jarang memberi
penghargaan karena kekuasaan penghargaan kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan ;
memberikan hadiah atau penghargaan sedangkan d. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
kekuasaan paksaan memberikan hukuman 3. Tipe Otoriter
(punishment) atas kinerja yang buruk dari Pemimpin tipe otoriter mempunyai sifat
bawahannya. Setiap pemimpin tentu harus berhati- sebagai berikut:
hati dalam menggunakan kekuasaan ini karena a. Pemimipin organisasi sebagai miliknnya
pada prinsipnya tidak ada orang yang b. Pemimpin bertindak sebagai dictator
menginginkan mendapatkan hukuman. Pada c. Cara menggerakkan bawahan dengan
perkembangan pemikiran selanjutnya, Raven paksaan dan ancaman.
menambahkan sumber kekuasaan yang keenam, 4. Tipe Militeristik
yaitu kekuasaan informasi (information power). Dalam tipe ini pemimpin mempunyai siafat
Kemudian pada tahun 1979, Hersey dan Goldsmith sifat:
menambahkan sumber kekuasaan yang ketujuh a. menuntut kedisiplinan yang keras dan kaku
yaitu kekuasaan koneksi (connection power). b. lebih banyak menggunakan system perintah
c. menghendaki keputusan mutlak dari
bawahan
d. Formalitas yang berlebih-lebihan

Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan


Open Access Journal; http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/
Vol xx No x (Tahun) 7

e. Tidak menerima saran dan kritik dari Penelitian menunjukkan bahwa gaya
bawahan kepemimpinan manajerial berpengaruh terhadap
f. Sifat komunikasi hanya sepihak kepuasan guru. Misalnya, Silfianti (2013)
5. Tipe Demokrasi menemukan bahwa kompetensi manajerial yang
Tipe demokrasi mengutamkan masalah dimiliki oleh kepala sekolah berkontribusi positif
kerja sama sehingga terdapat terhadap motivasi kerja guru. Ketika motivasi kerja
koordinasi pekerjaan dari semua bawahan. guru semakin baik, maka guru akan memiliki
Kepemimpinan demokrasi kinerja lebih baik lagi dalam mendidik dan
menjalin hubungan sosial degan guru dan staf
Sebenarnya, dengan adanya kemampuan kependidikan lainnya. Dengan adanya kontribusi
yang memadai dan gaya kepemimpinan yang positif dari gaya kepemimpinan manajerial kepala
sesuai, kepala sekolah pasti mampu sekolah terhadap motivasi kinerja guru, tentu
mewujudkan sekolah yang efektif. Namun membawa dampak positif juga dalam mewujudkan
karena kendala dalam memahami dan peningkatan efektifitas sekolah karena guru
mengimplementasikan gaya-gaya kepemimpinan memiliki semangat dan loyalitas terhadap sekolah.
pendidikan di sekolah, sekolah tidak begitu
berhasil sebagai wadah pendidikan. Dengan Gaya Kepemimpinan Transformasional
demikian, ada beberapa gaya kepemimpinan yang Kepemimpinan transformasional adalah
dapat diimplementasikan oleh kepala sekolah di komprehensif karena memiliki pendekatan
Indonesia ketika mengelola sekolah supaya efektif normatif terhadap kepemimpinan sekolah. Fokus
dan mencapai tujuan pendidikan, yaitu utama kepemimpinan transformasional adalah
kepemimpinan manajerial, kepemimpinan pemimpin menemukan aktifitas yang memiliki
transformasional, kepemimpinan transaksional, pengaruh dan hasil (Bush, 2008; 2015). Northouse
Pengajaran (Bush, 2008; 2015), dan positif (Chen, (2013) menyatakan ada lima faktor penting yang
Tsai, Chen & Wu, 2016). berkaitan dengan kepemimpinan transformasional,
yaitu: (1) pengaruh ideal, (2) karisma, (3) motivasi
Gaya Kepemimpinan Manajerial yang menginspirasi, (4) rangasangan intelektual,
Kepemimpinan manajerial lebih dan (5) pertimbangan yang diadaptasi. Dengan
memfokuskan pada setiap hal supaya dapat adanya faktor-faktor ini kepala sekolah didorong
terkelola dengan baik. Bush (2015) menyatakan supaya lebih bijak dalam bertindak dan berhadapan
“managerial leadership assumes that the focus of dengan para guru dan staf kependidikan di
leadership ought to be on functions, task, and lingkungan sekolah. Oleh karena itu, pemimpin
behaviors and if these functions are carried out transformasional adalah pemimpin yang cendurung
completely, the work of others in the organization mengadopsi pendekatan demokratis pada gaya
will be facilitated. Oleh karena itu, setiap bagian kepemimpinannya (Giltinane, 2013).
pada organisasi sekolah harus diposisikan dengan Sebagai hasilnya, ketika kepala sekolah
benar supaya tujuan sekolah dapat tercapai. mengimplementasikan gaya kepemimpinan
Namun, kelemahan pada kepemimpinan transformasional dengan baik, maka akan memiliki
manajerial ini adalah tidakmengikutsertakan potensi untuk melibatkan para steakholder dalam
konsep visi (Bush, 2008). Artinya, kepemimpinan mencapai tujuan-tujuan pendidikan (Bush, 2015).
manajerial lebih memfokuskan diri pada Misalnya, ketika kepala sekolah memiliki
pengelolaan berbagai kegiatan supaya berhasil. kepemimpinan transformasional yang baik, maka
Sehingga kepala sekolah dengan gaya kepala sekolah mampu melibatkan para guru, staf
kepemimpinan manajerial memiliki kecenderungan kependidikan, dan orang tua siswa sehingga
untuk mengurusi kegiatan-kegiatan sekolah, berperan aktif untuk pengembangan efektivitas
misalnya kegiatan lomba, perayaan event tertentu, sekolah. Dalam konteks Indonesia, gaya
dan lain sebagainya. kepemimpinan ini sangat dibutuhkan karena
Meskipun demikian, gaya kepemimpinan dengan adanya prinsip demokratis dalam
manajerial sebenarnya memberikan dampak positif pengelolaan sekolah akan mendorong semakin
terhadap sekolah. Karena dengan kemampuan munculnya ide-ide kreatif dan inovasi untuk
mengorganisir program yang dimiliki oleh kepala memajukan sekolah dari berbagai pihak.
sekolah akan membawa suasana educatif dan tidak Lebih lanjut, kepemimpinan
membosankan bagi guru dan peserta didik yang transformasional yang efektif membutuhkan
berada di lingkungan sekolah. Selain membuat kepercayaan antara pemimpin dan bawahan
program sekolah terlaksana dengan baik, (Giltinane, 2013). Kepala sekolah yang memiliki
kepemimpinan manajerial juga dapat memberikan gaya kepemimpinan transformasional berperan
dampak postif terhadap guru-guru di sekolah. dalam mendorong pengembangan sekolah (Yang,

Judul…)
2014). Dengan demikian, kepala sekolah harus kepemimpinan pengajaran sebagai tindakan
mampu membangun kepercayaan terhadap guru kepemimpinan yang secara tidak langsung
dan staf kependidikan sehingga guru dan staf mempengaruhi belajar siswa. Misalnya kepala
kependidikan juga mampu mengembangkan sekolah menciptakan budaya dan penentuan waktu
kepemimpinan dan tanggung jawabnya. Selain itu, yang efektif di sekolah .
kepala sekolah juga harus membagikan visi dan Hallinger dan Murphy (1985) merupakan ahli
misi sekolah kepada warga sekolah sehingga ini utama yang mengembangkan konsep
akan mewujudkan suasana kondusif untuk kepemimpinan pengajaran. Hallinger dan Murphy
pembelajaran. mengajukan 10 aspek penting dalam
kepemimpinan pengajaran, yaitu: (1) framing the
Gaya Kepemimpinan Transaksional school’s goals, (2) communicating the school’s
Gaya kepemimpinan transaksional adalah goals, (3) coordinating the curriculum, (4)
berorientasi pada tugas dan bisa efektif ketika supervising and evaluating instruction, (5)
berhadapan dengan deadline (Giltinane, 2013). monitoring student progress, (6) protecting
Northouse (2013) menyatakan bahwa instructional time, (7) providing incentives for
kepemimpinan transaksional berbeda dengan teachers, (8) providing incentives for learning, (9)
kepemimpinan transformasional. Hal tersebut promoting professional development dan (10)
dikarenakan pemimpin yang mengimplementasikan maintaining high visibility.
gaya kepemimpinan transaksional tidak Dari kesepuluh aspek kepemimpinan
menyesuaikan kebutuhan pengikut, tetapi berfokus pengajaran tersebut, kepala sekolah harus mampu
pada pengembangan pribadi para anggota. Pada menjadi inisiator dan fasilitator dalam
umumnya, ada tiga tipe kepemimpinan mengupayakan proses belajar mengajar di sekolah
transaksional, yaitu: Continget reward (Pemberian terlaksana dengan baik. Selain itu, kepala sekolah
penghargaan saat target tercapai), management by juga harus mampu menciptakan budaya organisasi
exception active (ada intervensi sebelum terjadi di sekolah sekondusif mungkin sehingga prestasi
permasalahan), dan managemen by exception- belajar siswa dan kinerja guru dapat meningkat.
passive (ada intervensi ketika permasalahan
muncul) (Giltinane, 2013). Gaya Kepemimpinan Positif
Ketiga tipe kepemimpinan ini sangat Gaya kepemimpinan positif adalah gaya
efektif untuk mencegah dan menyelesaikan kepemimpinan yang baru dikembangkan dari
permasalahan yang ada di lingkungan sekolah. konsep positif. Chen, Tsai, Chen dan Wu (2016)
Oleh karena itu, di lingkungan sekolah, menyatakan kepemimpinan positif adalah tipe
kepemimpinan transaksional dapat pemimpin yang mengurusi berbagai hal dengan
diimplementasikan dengan cara pemberian melibatkan pemikiran positif sehingga terwujud
penghargaan kepada setiap yang telah memberikan situasi yang memaafkan, simpatik, dan penuh
kinerja terbaik dalam melaksanakan tugasnya. kasih. Selain itu, tipe kepemimpinan ini
Selain itu, kepala sekolah juga dapat mengupayakan adanya saling mendukung satu
membantu guru yang terkendala dengan tugas sama lain di antara anggota-angota supaya saling
mengajar atau permasalahan yang dihadapi dengan peduli dan mengasihi untuk menciptakan hubungan
siswa atau dengan orang tua murid. Dan juga positif di tempat kerja.
kepala sekolah dapat memberikan seminar atau Hasil penelitian Chen, dkk (2016)
pelatihan kepada para guru ketika guru tidak membuktikan bahwa kepemimpinan positif
mampu dalam mengajar dengan metode yang berhubungan signifikan dengan efektifitas sekolah
kreatif. Pengimplementasian strategi ini akan yang dimediatori oleh budaya organisasi sekolah.
semakin mendorong para guru semakin memiliki Pentingnya seorang pemimpin yang berpikiran
kinerja yang baik dan profesional dalam positif sangat mendukung dalam mewujudkan
mengerjakan tugasnya. lingkungan sekolah yang kondusif. Artinya kepala
sekolah harus melakukan yang benar dan memiliki
Gaya Kepemimpinan Pengajaran optimis.
Gaya kepemimpinan pengajaran terdiri atas Penerapan gaya kepemimpinan positif
konsep khusus dan umum (Ng, dkk, 2015). Konsep dipandang penting dilakukan oleh kepala sekolah
khusus mendefinisikan kepemimpinan pengajaran di Indonesia. Pada umumnya sekolah di Indonesia
sebagai tindakan yang secara langsung berkaitan terdiri dari berbagai ras, suku, dan agama. Oleh
dengan pengajaran dan proses belajar. Misalnya karena itu, kepala sekolah harus mampu memiliki
adalah kepala sekolah melakukan pengamatan pola pikir positif supaya dapat mewujudkan
langsung di dalam kelas. Sedangkan konsep suasana sekolah yang kondusif dan demokratis
kepemimpinan pengajaran umum mendefenisikan sehingga dapat terwujud sekolah yang efektif.

Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan


Open Access Journal; http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/
Vol xx No x (Tahun) 9

Gaya Partisipatif Fridayana Y. Kepemimpinan: Konsep, Teori Dan


Gaya partisipatif mengupayakan kepala Karakternya: Universitas Pendidikan Ganesha.
sekolah dan guru turut andil dalam mengambil Online:(file:///C:/Users/user/Documents/My
keputusan, kepala sekolah sangat menghargai %20Bluetooth/1681-3053-1-SM.pdf)
usaha dan mengkomsumsikan beberapa hal yang
berkaitan dengan guru, terutama motivasi dan Herawati s. Penerapan Kepemimpinan Kepala
kreativitas guru serta mempromosikan guru Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada
menjadi kepala sekolah. Sedangkan gaya Jenjang Sekolah Menengah Pertama (Smp):
kepemimpinan instruktif (telling) yaitu kepala Program Pascasarjana Pendidikan Agama Islam,
sekolah banyak berperan dalam mengarahkan UMI Makassar.
tugas-tugas guru. Kepala sekolah merumuskan Online: (file:///C:/Users/user/Documents/My
peranan-peranan guru dan memberikan instruksi %20Bluetooth/4271-9420-1-SM.pdf
kepada guru sehingga kepala sekolah melakukan )
pengawasan yang ketat agar tujuan program
tercapai.

KESIMPULAN
Masalah kepemimpinan disekolah atau
lembaga maupun organisasi selalu menjadi sorotan
karena sebagaimana kredibilitas dari
kepemimpinan itu sendiri menjadi acuan kemajuan
sekolah. Kepemimpinan (leadership) yang baik
dilihat dari beberapa bentuk antara lain: Gaya
kepemimpinan seorang Kepala Sekolah; Karakter
seorang pemimpin; dan Kekuasaan untuk
menjalankan sekolah.
Kemajuan sekolah akan bagus apabila
karakter seorang pemimpin itu baik dan sesuai
kebutuhan sekolah tersebut. Kepala sekolah juga
harus mempunyai gaya kepemimpinan sendiri
dalam mengelola seluruh unsur yang ada disekolah
baik kinerja guru, mutu pendidikan dan lainnya.
Selain itu, bagaimana seorang kepala sekolah
menggunakan kekuasaannya sehingga tujuan, visi
dan misinya tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Lilis, Siti. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah


Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Guru
Dan Tenaga Kependidikan:Universitas Negeri
Surabaya. Online:
(file:///C:/Users/user/Documents/My
%20Bluetooth/555-1041-2-PB.pdf)

Nasib T.L.G. Teori dan Implementasi Gaya


Kepemimpinan Kepala Sekolah: Universitas
Pelita Harapan Medan. Online:(
file:///C:/Users/user/Documents/My
%20Bluetooth/1295-Article%20Text-3912-2-
10-20180109.pdf)

Judul…)
Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan
Open Access Journal; http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/

You might also like