You are on page 1of 6

Jurnal Khasanah Ilmu - Volume 7 No.1 – 2016 – lppm3.bsi.ac.

id/jurnal/khasanah_ilmu/

Peranan Volume Usaha Dalam Mencapai Keberhasilan Koperasi


Ubaidillah
AMIK BSI Jakarta
ubaidillah.ubl@bsi.ac.id

Abstract - Cooperatives have an important role in the economy in Indonesia. Even during an
economic crisis where many companies public and private property encountered a problem and many
are falling, cooperatives proved capable of sustaining the country's economy. Besides the cooperative
development is very helpful in the development of social economy. The development of cooperatives
themselves from year to year has increased in terms of quantity, but in terms of quality has decreased.
Loss of quality can be seen from the increasing percentage of the number of cooperatives that are not
active. Many factors influence the percentage increase in the number of cooperatives that are not
active. But one of the factors that influence the development of cooperatives is the volume of
business. This study aims to determine the role of business volume in cooperative development. The
method used in this research is descriptive qualitative method where data collection techniques used
is a literature study. The results showed that the volume of business was instrumental in the
development of cooperatives, especially in realizing the independence of the cooperative, the
cooperative into a cooperative help achieve healthy, help to achieve success, as well as help in
maintaining the activity of cooperatives, especially in terms of financial cooperatives.

Keywords: cooperative, business volume, the independence of cooperative

Abstrak - Koperasi mempunyai peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. Bahkan saat
terjadi krisis ekonomi dimana banyak perusahaan milik pemerintah maupun milik swasta mengalami
masalah dan banyak yang berjatuhan, koperasi terbukti mampu menopang ekonomi negara. Selain itu
pengembangan koperasi sangat membantu dalam pengembangan ekonomi kerakyatan.
Perkembangan koperasi sendiri dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dari sisi kuantitas, tetapi dari
sisi kualitas justru mengalami penurunan. Penurunan kualitas tersebut dapat dilihat dari meningkatnya
persentase jumlah koperasi yang tidak aktif. Banyak faktor yang berpengaruh pada peningkatan
persentase jumlah koperasi yang tidak aktif tersebut. Tetapi salah satu faktor yang berpengaruh
dalam pengembangan koperasi adalah volume usaha. Penelitian ini bertujuan mengetahui peranan
volume usaha dalam pengembangan koperasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif deskriptif dimana teknik pengumpulan data yang digunakan adalah literature study.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume usaha sangat berperan dalam pengembangan koperasi
terutama dalam mewujudkan kemandirian koperasi, membantu pencapaian koperasi menjadi koperasi
sehat, membantu mencapai keberhasilan, serta membantu dalam mempertahankan keaktifan
koperasi terutama dari sisi finansial koperasi.

Kata kunci: koperasi, volume usaha, kemandirian koperasi

1.1. Pendahuluan koperasi tidak aktif (Andriani, 2014). Padahal


Perekonomian di Indonesia didasari pengembangan koperasi sangat diperlukan
oleh tiga pilar utama sebagai pelaku karena identik dengan pengembangan
perekonomian utama yaitu Badan Usaha Milik ekonomi kerakyatan. Hal ini dikarenakan latar
Negara atau Daerah (BUMN/BUMD), Badan belakang koperasi yang dalam sejarahnya
Usaha Milik Swasta (BUMS), dan koperasi. dibangun untuk melindungi kaum miskin dan
Peranan koperasi sendiri diharapkan mampu lemah. Pengembangan koperasi yang identik
menjadi “soko guru” dari perekonomian dengan pengembangan ekonomi kerakyatan
Indonesia. Bahkan peran penting koperasi tersebut diyakini dapat menjadi alternatif
sangat terlihat saat terjadinya krisis ekonomi dalam penyelesaian masalah-masalah sosial
1998 dimana banyak BUMN/BUMD dan BUMS ekonomi di Indonesia (Nasution & Hidayat,
banyak yang berjatuhan, koperasi dapat 2013). Selain itu tujuan utama koperasi yang
menjadi penopang perekonomian (Santoso, ingin meningkatkan kesejahteraan anggotanya
2004). Perkembangan koperasi sendiri dan memberikan manfaat kepada anggota dan
menunjukkan peningkatan dari sisi kuantitas. masyarakat pada umumnya, secara langsung
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah dapat membantu meningkatkan taraf ekonomi
koperasi di Indonesia dari tahun-ketahun. masyarakat.
Namun dari sisi kualitas justru menunjukkan Pemahaman tentang bagaimana
penurunan karena meningkatnya jumlah memanajemen koperasi merupakan tumpuan
ISSN : 2087 - 0086 55
Jurnal Khasanah Ilmu - Volume 7 No.1 – 2016 – lppm3.bsi.ac.id/jurnal/khasanah_ilmu/

dalam kunci keberhasilan maupun kegagalan tujuan bersama yaitu memenuhi kebutuhan
koperasi. Manajemen koperasi dapat diartikan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya dari
sebagai suatu proses kegiatan yang dilakukan para anggotanya melalui perusahaan yang
di dalam koperasi dalam rangka mencapai dimiliki dan dikendalikan secara demokratis
sasaran dan tujuan koperasi yang sebelumnya (Burhanuddin, 2005). Menurut Arifin Sitio dan
telah ditetapkan dalam anggaran dasar Halomoan Tamba, Koperasi menurut Hatta
koperasi dengan tetap memperhatikan orang- adalah usaha bersama untuk memperbaiki
orang yang menjadi pelaksana koperasi nasib penghidupan ekonomi berlandaskan
maupun bekerjasama dengan mereka pada tolong menolong, dimana semangat
(Sitompul, 2013). Koperasi harus diposisikan tolong menolong yang dijadikan landasan
sebagai sebuah organisasi bisnis swasta yang merupakan dasar seorang untuk semua dan
dimiliki bersama dan dikendalikan oleh para semua untuk seorang (Budiyanto, 2013).
anggotanya dimana anggota ini juga berperan Sedangkan sistem koperasi merupakan
sebagai pengguna jasanya. Beberapa faktor kumpulan objek yang secara dinamis
yang mempengaruhi keberhasilan berkomunikasi dan bekerjasama dalam rangka
pengembangan koperasi antara lain kondisi mencapai tujuan umum atau tujuan bersama
pasar, kebijakan pemerintah dan lingkungan (Butenko, Murphey, & Pardalos, 2003).
hukum yang kondusif. Namun kepemimpinan Landasan koperasi di Indonesia adalah
dan kemampuan manajemen serta sumber pedoman yang digunakan koperasi dalam
keuangan atau modal serta volume usaha juga menentukan arah, tujuan, peran, serta
berperan penting dalam keberhasilan koperasi kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku
(Koopmans, 2006). Namun seberapa ekonomi lainnya yang terdapat di dalam sistem
pentingkah peranan volume usaha dalam perekonomian di Indonesia. Landasan tersebut
pengembangan koperasi di Indonesia? antara lain:
Pada penelitian sebelumnya yang 1. Landasan Idiil Koperasi sesuai dengan bab
berjudul “Pengaruh Modal Pinjaman dan 2 UU No.25/1992, yaitu Pancasila
Volume Usaha Terhadap Sisa Hasil Usaha”, 2. Landasan Struktural yitu Undang-Undang
meneliti tentang pengaruh variabel modal Dasar 1945
pinjaman volume usaha terhadap tinggi dan Pada pasal 5 ayat 1 UU No.25 tahun
rendahnya sisa hasil usaha atau SHU. Hasil 1992, menyatakan beberapa prinsip dari
dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada koperasi, antara lain:
pengaruh yang positif dan signifikan secara 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
simultan dari modal pinjaman dan volume Hal ini menunjukkan sifat keanggotaan
usaha terhadap SHU (Widiartin, Suwendra, & koperasi tidak mempunyai unsur paksaan
Yudiaatmaja, 2016). dari pihak manapun. Kesadaran dan
Tujuan dari penelitian ini adalah kemauan untuk menjadi anggota
menganalisa peranan volume usaha dalam merupakan bentuk keinginan yang timbul
mempengaruhi pengembangan koperasi. secara pribadi. Terbuka mempunyai
Sedangkan rumusan masalah dari penelitian pengertian bahwa tidak ada batasan dalam
ini diuraikan dalam beberapa pertanyaan hal keanggotaan atau siapa saja dapat
penelitian (Research Question) berikut: menjadi anggota koperasi tanpa
1. Bagaimanakah peranan volume usaha membedaan suku, agama, jenis kelamin,
dalam pengembangan koperasi? dan lain-lain. Sifat keanggotaan yang
2. Apakah faktor volume usaha berpengaruh terbuka ini harus diikuti oleh tanggung
terhadap keberhasilan koperasi? jawab yaitu tidak keluar masuk dari
keanggotaan koperasi seenaknya.
2.1. Tinjauan Pustaka 2. Pengelolaan koperasi secara demokrasi
Azas gotong royong yang merupakan Dalam setiap kegiatan pengelolaan
pondasi dibangunnya koperasi sudah lama koperasi seperti penyusunan rencana
diterapkan oleh masyarakat Indonesia jauh kegiatan, pengorganisasian, pelaksanaan
sebelum dikenal istilah koperasi. Asal kata kegiatan, serta proses pengawasan
koperasi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu koperasi dilakukan secara demokratis. Hal
Co dan Operatus yang berarti bekerjasama. ini dibuktikan bahwa kekuasaan tertinggi
Pada konferensi di Manchester tahun 1995 dalam koperasi adalah Rapat Anggota.
dan di Singapura tahun 1997, International 3. Sisa Hasil Usaha (SHU) dibagi seadil-
Cooperatives Alliance (ICA) mendefinisikan adilnya berbanding dengan besarnya jasa
koperasi sebagai sebuah perkumpulan otonom usaha masing-masing anggota.
yang terdiri dari orang-orang yang bergabung 4. Pembelian balas jasa terbatas pada modal
secara sukarela dalam rangka mencapai
ISSN : 2087 - 0086 56
Jurnal Khasanah Ilmu - Volume 7 No.1 – 2016 – lppm3.bsi.ac.id/jurnal/khasanah_ilmu/

Selain bertujuan mencari laba, usaha


koperasi juga bertujuan memberi daya
manfaat bagi para anggotanya.
5. Koperasi mempunyai prinsip Kemandirian
Berdasarkan pada kemampuan dari para
anggotanya, koperasi diharapkan mampu
mengembangkan usahanya secara mandiri
tidak bergantung pihak lain.
6. Pendidikan perkoperasian
7. Kerjasama antar koperasi
Menurut Casselman dalam (Subandi,
2013) Koperasi mempunyai fungsi yang dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1. Aliran Yardstick
2. Aliran Sosialis
3. Aliran Persemakmuran
Pada dasarnya koperasi mempunyai dua
fungsi penting selain fungsi yang sudah
disebutkan diatas dimana fungsi tersebut tidak
dapat dipisahkan satu sama lain yaitu fungsi
bidang ekonomi dan funsi bidang sosial.
Kegiatan usaha koperasi dilakukan
karena adanya kesamaan kebutuhan ekonomi
dari para anggotanya. Kegiatan usaha
koperasi ini harus mengutamakan pelayanan
atau pemenuhan kebutuhan ekonomi
anggotanya. Sehingga diharapkan dapat
memberikan keuntungan bagi para Gambar 1. Kerangka penelitian
anggotanya dan bagi koperasi itu sendiri
(Sukmalega, 2009). Volume usaha koperasi Dalam penelitian ini diawali dengan identifikasi
diartikan sebagai total nilai penjualan atau masalah yang dilanjut dengan penetapan
pendapatan barang dan atau jasa pada tahun solusi. Untuk pelaksanaan solusi untuk
buku yang bersangkutan. Menurut Sitio, mengatasi masalah yang telah diidentifikasi
volume usaha juga dapat diartikan sebagai terdapat beberapa tahapan dalam metode
total nilai penjualan atau penerimaan yang penelitian yang digunakan. Seperti yang
berasal dari barang dan atau jasa pada ditunjukkan pada Gambar 1 dengan
periode tertentu atau pada tahun buku yang menggunakan metode deskriptif dan teknik
bersangkutan. Dengan demikian volume pengumpulan data dengan literature study
usaha koperasi merupakan total akumulasi seperti buku, jurnal, dan paper dilakukan
nilai yang diperoleh dari penerimaan barang analisa bagaimana peranan Volume Usaha
dan atau jasa mulai awal sampai akhir tahun dalam mencapai keberhasilan koperasi. Hasil
buku (Widiartin, Suwendra, & Yudiaatmaja, analisa dari berbagai literature study tersebut
2016). akan diperoleh bagaimana peranan volume
usaha dalam mencapai keberhasilan koperasi.
3.1. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam 4.1. Hasil dan Pembahasan
penelitian ini adalah penelitian kualitatif Koperasi dianggap berhasil jika telah
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan mencapai dan memenuhi dua harapan yaitu
penelitian yang dilakukan dengan menganalisa meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan
suatu fakta yang hanya sampai pada taraf dapat memberikan manfaat kepada anggota
deskripsi (Azwar, 2010). Teknik pengumpulan maupun masyarakat pada umumnya
data yang digunakan dalam penelitian ini (Setianingrum, 2013). Terdapat banyak faktor
adalah Literatur. Sumber literature meliputi yang mempengaruhi keberhasilan koperasi
bacaan-bacaan tentang teori, penelitian, dan salah satunya adalah volume usaha. Peranan
berbagai macam jenis dokumen seperti volume usaha dalam pengembangan koperasi
biografi, Koran, dan majalah (Strauss & dapat dilihat dari beberapa hal berikut:
Corbin, 2013). Sedangkan langkah-langkah
dalam penelitian ini digambarkan dalam
kerangka penelitian berikut:
ISSN : 2087 - 0086 57
Jurnal Khasanah Ilmu - Volume 7 No.1 – 2016 – lppm3.bsi.ac.id/jurnal/khasanah_ilmu/

1. Volume usaha merupakan salah satu tinggi atau surplus menunjukkan koperasi
faktor agar dapat menciptakan tersebut memiliki kemandirian yang
kemandirian koperasi menunjukkan keberhasilan pertumbuhan
koperasi. Sehingga secara tidak langsung
Keberhasilan pertumbuhan koperasi di pertumbuhan volume usaha yang dimiliki
Indonesia dipengaruhi dua faktor utama koperasi berdampak tidak langsung pada
yaitu Kemandirian dan Partisipasi keberhasilan pertumbuhan koperasi.
Anggotanya. Kedua faktor utama tersebut
harus saling terjalin secara harmonis agar 2. Volume usaha merupakan salah satu
tercapai keberhasilan koperasi. indikator untuk mengukur kesehatan
Kemandirian sendiri merupakan prinsip koperasi
yang dianut koperasi dalam mengatur
hubungan eksternal koperasi yang Selain dari sisi kemandirian, keberhasilan
mempunyai tujuan mencegah adanya pertumbuhan koperasi dapat dilihat dari sisi
ketergantungan dari kebijakan atau kesehatan usaha koperasi. Kesehatan
asistensi pihak ketiga secara tidak wajar koperasi merupakan salah satu bentuk
(Burhanuddin, 2005). Dalam mencapai kinerja dari keseluruhan aspek di dalam
kemandirian koperasi tentunya terdapat koperasi. Tingkat kesehatan koperasi
usaha-usaha yang harus dilakukan oleh dibedakan atas Sehat, Cukup Sehat,
pengelola koperasi. Tidak dipungkiri ukuran Kurang Sehat, Tidak Sehat, dan Sangat
kemandirian dari sebuah koperasi dapat tidak Sehat (Munir & Indarti, 2012).
dinilai dari seberapa besar kemampuan Kesehatan usaha koperasi dapat diukur
koperasi dalam mengembangkan usaha dengan tiga indikator yaitu pertumbuhan
untuk mensejahterakan anggotanya. Hal volume usaha, pertumbuhan net assets,
tersebut selaras dengan tujuan utama dari dan pertumbuhan Sisa Hasil Usaha atau
koperasi yaitu mensejahterakan SHU (Djumiko, Wiratno, & Pinasti, 2013).
anggotanya. Sehingga jika koperasi tidak Pertumbuhan yang baik dari volume usaha
mampu mensejahterakan anggotanya, koperasi akan berdampak pada
maka koperasi dianggap gagal mencapai pertumbuhan keuangan koperasi sehingga
tujuan dan secara langsung dapat secara finansial kesehatan koperasi dapat
dikatakan tidak mencapai keberhasilan. dicapai. Selanjutnya apabila kesehatan
koperasi tercapat maka koperasi memiliki
Kemandirian koperasi dapat tercapai kemampuan dalam meningkatkan
apabila koperasi mempunyai pendapatan kesejahteraan anggotanya. Secara tidak
yang surplus pada satu tahun buku langsung akan berdampak pada
dikurangi dengan pengeluaran. keberhasilan koperasi.
Pendapatan pada satu tahun buku (bulan
Januari sampai dengan Desember dalam 3. Volume usaha merupakan salah satu
satu tahun) ditunjukkan dengan adanya kunci keberhasilan koperasi
Sisa Hasil Usaha atau SHU koperasi
(Ganitri, Suwendra, & Yulianthini, 2014). Dalam perencanaan strategis terdapat
Beberapa penelitian sebelumnya delapan kunci keberhasilan koperasi
menunjukkan terdapat faktor-faktor yang dimana salah satu kunci keberhasilan
mempengaruhi SHU koperasi. Berdasarkan koperasi adalah keamanan komitmen
hasil penelitian sebelumnya tersebut volume usaha dari para anggotanya
terdapat pengaruh yang positif dan (Abdullah & Hossain, 2013).
signifikan secara bersama-sama atau Perkembangan volume usaha pada
simultan dari Modal Sendiri, Total Aset dan koperasi juga berdampak pada kenaikan
Volume Usaha terhadap SHU. Semakin tingkat pendapatan koperasi (Holcomb &
tinggi modal sendiri, total asset, dan volume Kenkel, 2011).
usaha yang dimiliki koperasi, maka SHU
yang diperoleh juga semakin tinggi 4. Perkembangan volume usaha
(Saputra, Susila, & Cipta, 2016). Dari hasil berdampak pada aktif atau tidak aktifnya
penelitian tersebut menunjukkan bahwa koperasi
secara langsung tingkat volume usaha
yang dimiliki koperasi berdampak pada Dalam pengukuran kinerja koperasi
tinggi rendahnya SHU, dan SHU yang perkembangan volume usaha juga
tinggi berdampak pada keuangan yang dijadikan salah satu indikator. Hal ini
dimiliki koperasi. Keuangan koperasi yang dikarenakan perkembangan volume usaha
ISSN : 2087 - 0086 58
Jurnal Khasanah Ilmu - Volume 7 No.1 – 2016 – lppm3.bsi.ac.id/jurnal/khasanah_ilmu/

berdampak pada aktif dan tidak aktifnya [2] Afriyanti, M. (2011). Analisis Pengaruh
koperasi (Tambunan, 2009). Dari histori Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt
data koperasi di Indonesia, meningkatnya to Equity Ratio, Sales and Size terhadap
persentase jumlah koperasi tidak aktif di ROA (Return on Asset). Semarang:
Indonesia dipengaruhi oleh beberapa Undip.
faktor. Dan dari hasil penelitian sebelumnya [3] Andriani, A. (2014). Application of C4.5
diperoleh hasil bahwa faktor yang paling Algorithm for Detection of Cooperatives
berpengaruh terhadap sebagian besar Failure in Province Level. International
persentase jumlah koperasi tidak aktif di Seminar on Scientific Issues and Trends
Indonesia adalah Volume Usaha (Andriani, (ISSIT) (pp. 168-174). Jakarta: BSI.
2014). [4] Azwar, S. (2010). Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
5. Volume usaha merupakan nilai yang [5] Budiyanto, A. (2013). Analisis Tingkat
digunakan dalam perhitungan Asset Kesehatan Koperasi Kartika Kuwera Jaya
Turn Over (ATO) dengan Menggunakan Peraturan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Asset Turn Over atau ATO adalah Menengah Republik Indonesia Nomor:
perbandingan antara asset koperasi 14/PER/M.KUKM/XII/2009. ESENSI, 39-
dengan volume usaha yang diperoleh 54.
koperasi pada tahun yang bersangkutan. [6] Burhanuddin. (2005). Menata Kembali
Total Asset Turn Over (TATO) merupakan Pembangunan Koperasi. Infokop, 23-34.
rasio aktivitas yang digunakan untuk [7] Butenko, S., Murphey, R., & Pardalos, P.
mengukur seberapa besar efektivitas M. (2003). Cooperative Control: Models,
perusahaan dalam menggunakan sumber Applications, and Algorithms. USA:
dayanya yang berbentuk asset. Tingkat Springer-Science+Business Media, BV.
efisiensi penggunaan asset berbanding [8] Djumiko, Wiratno, A., & Pinasti, M. (2013).
lurus dengan kecepatan pengembalian Penerapan Standar Akuntansi Keuangan
dana dalam bentuk kas. Sedangkan tingkat Koperasi Pasca Pencabutan PSAK 27
volume usaha pada koperasi harus cukup tentang Akuntansi Koperasi. JPFEB
untuk ukuran investasi sebesar total Unsoed, 1-16.
aktivanya (Afriyanti, 2011). [9] Ganitri, P. T., Suwendra, I. W., &
Yulianthini, N. N. (2014). Pengaruh Modal
5.1. Kesimpulan Sendiri, Modal Pinjaman, dan Volume
Salah satu faktor penting dalam Usaha terhadap Selisih Hasil Usaha
pengembangan koperasi untuk mencapai (SHU) pada Koperasi Simpan Pinjam.
keberhasilan adalah volume usaha. Peranan Bisma, 1-10.
volume usaha dalam pengembangan koperasi [10] Holcomb, R., & Kenkel, P. (2011). Factors
antara lain membantu menciptakan Impacting Participation In and Purchases
kemandirian koperasi, sebagai indikator untuk Made by Members of the Oklahoma Food
mengukur tingkat kesehatan koperasi, sebagai Cooperative. Southern Agricultural
salah satu kunci keberhasilan koperasi, Economics Association Annual Meeting
sebagai salah satu faktor yang berdampak Corpus Christi. Texas.
pada aktif atau tidak aktifnya koperasi, serta [11] Koopmans, R. (2006). Starting a
volume usaha merupakan nilai yang cooperative. Wageningen: Agromisa
digunakan dalam perhitungan Asset Turn Foundation and CTA.
Over. Peran-peran volume usaha tersebut [12] Munir, M., & Indarti, I. (2012). Analisis
menunjukkan bahwa perkembangan volume Tingkat Kesehatan Koperasi pada
usaha sangat berpengaruh pada Koperasi Simpan Pinjam "Cendrawasih"
pengembangan koperasi menjadi koperasi Kecamatan Gubug Tahun Buku 2011.
yang berhasil atau gagal terutama dari sisi Jurnal Kajian Akuntansi dan Bisnis, 1-23.
finansial koperasi. [13] Nasution, A. S., & Hidayat, P. (2013).
Analisis Strategi Pengembangan Koperasi
Daftar Pustaka di Kota Medan dengan Metode Analisis
[1] Abdullah, M., & Hossain, M. R. (2013). A SWOT dan Analytical Hierarchy Process
New Cooperative Marketing Strategy for (AHP). Jurnal Ekonomi dan Keuangan,
Agricultural Products in Bangladesh. 400-411.
World Review of Business Research, 130- [14] Santoso, P. B. (2004). Eksistensi
144. Koperasi: Peluang dan Tantangan di Era

ISSN : 2087 - 0086 59


Jurnal Khasanah Ilmu - Volume 7 No.1 – 2016 – lppm3.bsi.ac.id/jurnal/khasanah_ilmu/

Pasar Global. Dinamika Pembangunan [18] Strauss, A., & Corbin, J. (2013). Dasar-
Vol.1 No.2, 111-117. dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
[15] Saputra, I. G., Susila, G. P., & Cipta, W. Pustaka Pelajar.
(2016). Pengaruh Modal Sendiri, Total [19] Subandi. (2013). Ekonomi Koperasi (Teori
Aset, dan Volume Usaha terhadap Sisa dan Praktik). Bandung: Alfabeta.
Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi [20] Sukmalega, D. (2009). Pengaruh
Simpan Pinjam. Bisma, 1-10. Pemodalan dan Volume Usaha terhadap
[16] Setianingrum, M. E. (2013). Pengaruh Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai
Partisipasi Anggota dan Pelayanan Kredit Negeri di Kabupaten Solok Sumatera
terhadap Keberhasilan Usaha Koperasi Barat. Sumatera Utara: USU.
Pegawai Republik Indonesia (KPRI) [21] Tambunan, T. T. (2009). Kenapa
Kopekoma Kota Magelang. Economic Koperasi di Negara-Negara
Education Analysis Journal, 53-59. Kapitalis/Semi-Kapitalis Lebih Maju?
[17] Sitompul, A. (2013). Manajemen Koperasi Forum Ekonomi Indonesia. Jakarta.
menuju Global Cooperative. Infokop, 67- [22] Widiartin, P. I., Suwendra, I. W., &
78. Yudiaatmaja, F. (2016). Pengaruh Modal
Pinjaman dan Volume Usaha Terhadap
Sisa Hasil Usaha. Bisma, 1-8.

ISSN : 2087 - 0086 60

You might also like