You are on page 1of 11

Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

Kinerja Koperasi
Studi Tentang Faktor-Faktor Penyebab Tidak Aktifnya Koperasi Gotong
Royong Kota Blitar

Vella Wahyu Febrianka


Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga

Abstract
Cooperative is the pillar of the Indonesian economy, the cooperative has the characteristics of mutual cooperation and
common progress, the cooperative was also able to survive in the era of globalization. The purpose of this research was to determine
the factors that cause the death of co-operatives in the city of Blitar. This is qualitative and explorative research which inductive
approach.
Department of Cooperatives and Small Micro Economic’s Blitar cityamount of the 312 cooperatives which 24% or 75 cooperatives
in Blitar City declared inactive or near to death.
The results of the study by comparing the performance of cooperatives based on the quality of the organization's
performance with four indicators of inputs (input), output (output), outcomes (results) and impact (impact). There is a 24% or 75
units a cooperative of 312 cooperatives in the Department of Cooperatives and SMEs Kota Blitar inactive or near to death,
consisting of 38 types of business cooperatives and 37 other types of cooperatives. Factors causing of inactive or near to death: (1)
inputs factor (input) is: difficult to obtain raw materials, lack of capital, lack of skilled manpower, resources are limited. (2) output
factors (output) are: difficulty inmarketing, limited marketing area, many competitors of similar products, the existence of substitute
goods, technology is simple, operation is less known brand. (3)results factors (outcomes) are: without financial records (financial
statements), limited skill to manage finances (financial management), the use of traditional technology (operations management),
limited skill to manage product (production management), limited skill to make a budget (planning), limited skill to knowledge
(skills). (4)impact factors (impact) the input (input is available, the input is available), the output (according to the market and not
according to the market), the outcomes (the production process, technology, quality), cause the purpose of the cooperative is
financially is to improve operating results, can not be achieved due to internal and external factors that generally occurs due to
limited resources and markets are less supportive

Keywords: Quality, CooperativePerformance, Inactive

Pendahuluan adalah wajar jika banyak masyarakat yang merasa


Koperasi adalah organisasi yang tidak asing di tertarik dan merasa membutuhkan koperasi ini dalam
mata masyarakat Indonesia, baik masyarakat yang ada kehidupan sehari-hari mereka. Keberadaan koperasi
di perkotaan maupun yang ada di desa-desa. Di dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah erat dalam
Indonesia sendiri, koperasi berperan mempersatukan, dewasa ini. Terlebih, memasuki era globalisasi ini,
mengarahkan, membina dan mengembangkan potensi, perekonomian Indonesia bisa dibilang sedang
daya kreasi, daya usaha ekonomi rakyat untuk mengalami masa sulit. Harus bersaing dengan produk
mengingkatkan produksi dan mewujudkan tercapainya dan jasa-jasa yang ditawarkan dari luar negeri
pendapatan yang adil dan kemakmuran yang merata. membuat banyak masyarakat Indonesia yang
Jadi pada dasarnya, koperasi di Indonesia dimaksudkan mengalami krisis ekonomi.
untuk menyejahterakan angota-angotanya, dalam Di Indonesia telah dibuat UU no. 25 tahun
artian, kopersi tidak hanya berasumsi hanya mencari 1992 tentang Perkoperasian. Prinsip koperasi
keuntungan semata, melainkan saling bahu-membahu menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah:
membantu satu sama lain anggota. 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
Di tahun 2016 ini, perekomonian Indonesia lebih 2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi.
ditekankan para peran koperasi yang menjadi 3. Pembagian SHU dilakukan secaraadil sesuai
penyokong utama demi terciptanya UMKM yang dengan jasa usaha masing-masing anggota.
berdaya saing dan berkompenten pada era Masyarakat 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap
Ekonomi Asean (MEA). Hal ini juga menambah arti modal.
pentingnya koperasi yang sehat, dan berkompenten 5. Kemandirian.
dalam kehidupan masyarakat luas dan dalam 6. Pendidikan Perkoperasian.
perekonomian Indonesia 7. Kerjasama antar koperasi.
Jika dilihat keunggulan koperasi dari pada Selain itu, koperasi sendiri mempunyai fungsi
organisasi atau lembaga perekonomian yang lain, yang dinilai akan sangat membantu masyarakat yang

1
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

saat ini lebih di dorong oleh pemerintah untuk lebih gunamemberikan kesempatan kepada para anggotanya
giat melakoni usaha-usaha kecil, baik skala lokal untuk memperolehpinjaman atas dasar kebaikan”.
maupun skala besar. Fungsi koperasi antara lain : Koperasi Simpan Pinjam menurut Rudianto
1. Koperasi pembelian/pengadaan/komsumsi (2006:76):“Koperasi Simpan Pinjam adalah Koperasi
adalah koperasi yang menyelanggakan fungsi yang kegiatannya untuk menghimpun dana dan
pembelian atau pengadaan barang dan jasa menyalurkan melalui kegiatan simpan pinjam dari dan
untuk memenuhi kebutuhan anggota. Di sini untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon
anggota berperan sebagai pemilik dan anggota koperasi yang bersangkutan,koperasi lain dan
pembeli atau konsumen bagi koperasinya. atau anggotanya. Pada dasarnya Koperasi Simpan
2. Koperasi penjualan/pemasaran adalah Pinjam (KSP) menjalankan fungsi yang hampir sama
koperasi yang meyelanggarakan fungsi dengan bank, yaitu menjalankan penggalian dana
distribusi barang atau jasa yang dihasilkan masyarakat dan menyalurkan kembali dan bentuk
oleh anggotanya agar sampai di tangan kredit pada masyarakat yang membutuhkan. Yang
konsumen. Di sini anggota berperan sebagai membedakan adalah bahwa koperasi dimiliki bersama
pemilik dan pemasok barang atau jasa kepada oleh anggotanya dengan hak dan kedudukan yang
koperasinya. sama. Sedangkan bank dimiliki oleh sejumlah
3. Koperasi produksi adalah koperasi yang orang/badan sebagai pemegang saham, pengendalian
mnghasilkan barang dan jasa, dimana dana dari masyarakat luas,namun hanya menyalurkan
anggotanya bekerja sebagai pegawai atau dana yang terhimpun kepada masyarakat yang mampu
karyawan koperasi. Di sini anggotanya memenuhi persyaratan teknis bank. Dari pengertian
berperan sebagai pekerja dan pemilik diatas dapat disimpulkan, suatu kegiatan penyimpanan
koperasi. dan penyediaan dana dari dan untuk anggota koperasi,
4. Koperasi jasa adalah koperasi yang calon anggota koperasi, dan koperasi lain berdasarkan
meyelanggarakan peayanan jasa yang kesepakatan simpan menyimpan dan pinjam meminjam
dibutuhkan oleh anggota, misalnya : simpan atas dasar kebaikan.
pinjam, asuransi, angkutan dan sebagainnya. Keberadaan koperasi yang ada di banyak wilayah,
Di sini anggota koperasi bereperang sebagai dan koperasi sendiri berdiri dikarenakan kepentingan
pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi. anggota koperasi yang bersangkutan, maka koperasi-
Koperasi jasa yang bergerak dalam usaha simpan koperasi ini dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu:
pinjam dan koperasi penjualan/pemasaran merupakan 1. Jenis Koperasi menurut fungsinya:
jenis kopeasi yang menjadi favorite bagi masyarakat di 1) Koperasi
indonsia, terlebih bagi masyarakat di kota-kota pembelian/pengadaan/konsumsi adalah
kecil,karena perekonomian di kata-kota kecil belum koperasi yang menyelenggarakan
sekuat dan sebesar perekonomian di masyarakat kota fungsi pembelian atau pengadaan
besar. Selain itu, memang banyak masyarakat yang barang dan jasa untuk memenuhi
mecari nafkah dengan cara melakukan produksi- kebutuhan anggota sebagai konsumen
produksi rumahan atau bisa dikenal dengan UMKM, akhir. Di sini anggota berperan sebagai
yang biasanya membutuhkan bantuan pinjaman modal pemilik dan pembeli atau konsumen
dan tempat untuk memasarkan produk yang mereka bagi koperasinya.
hasilkan. Koperasi merupakan pilihan pertama mereka 2) Koperasi penjualan/pemasaran adalah
untuk bisa medapatkan dua tawaran tersebut. Selain itu koperasi yang menyelenggarakan
koperasi merupakan sasaran utama untuk masyarakat fungsi distribusi barang atau jasa yang
yang memerlukan pinjaman uang secara mendadak, dihasilkan oleh anggotanya agar
meskipun kadang ada beberapa koperasi yang sampai di tangan konsumen. Di sini
bermodus sebagai koperasi namun pada kenyataannya anggota berperan sebagai pemilik dan
mereka hanyalah lintah darat yang memberi pinjaman pemasok barang atau jasa kepada
dengan bunga yang sangat tinggi, akan tetapi tetap saja koperasinya.
masyarakat memngan sangat memperlukan keberadaan 3) Koperasi produksi adalah koperasi
koperasi dalam kehidupan sehari-hari. yang menghasilkan barang dan jasa,
Di Indonesia banyak sekali usaha yang bergerak dimana anggotanya bekerja sebagai
di bidang simpan pinjam, sebagai contoh yaitu pegawai atau karyawan koperasi. Di
perbankan dan koperasi. Dari kedua contoh tersebut sini anggota berperan sebagai pemilik
terdapat banyak perbedaan sesuai dengan peraturan- dan pekerja koperasi.
peraturan yang mengatur masing-masing usaha. 4) Koperasi jasa adalah koperasi yang
Koperasi yang kegiatan usahanya menyimpan dan menyelenggarakan pelayanan jasa yang
memberi pinjaman disebut Koperasi Simpan Pinjam. dibutuhkan oleh anggota, misalnya:
Adapun beberapa pengertian koperasi simpan pinjam simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan
menurut Burhanuddin(2010:14) “Koperasi Simpan sebagainya. Di sini anggota berperan
Pinjam adalah koperasi yang didirikan sebagai pemilik dan pengguna layanan
jasa koperasi.

2
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

Setiap koperasi bisa saja mempunyai 4. Modal sendiri


banyak fungsi, dalam artian ada koperasi 1) Simpanan pokok. Simpanan pokok
yang hanya bergerak dalam satu bidang. adalah sejumlah uang yang wajib
Misal, koperasi yang bergerak dalam dibayarkan oleh anggota kepada
bidang jasa atau koperasi yang bergerak koperasi pada saat masuk menjadi
dalam bidang produksi saja. Atau bisa saja anggota. Jumlah simpanan pokok
koperasi tersebut bergerak dalam dua setiap anggota adalah sama besar.
bidang atau lebih. Misal, koperasi yang Simpanan pokok tidak dapat diambil
menyediakan jasa dan sekaligus menjadi kembali selama yang bersangkutan
produsen suatu produk. Koperasi satu masih menjadi anggota.
fungsi disebut koperasi tunggal usaha 2) Simpanan wajib. Simpanan wajib
(single purpose cooperative), sedangkan adalah sejumlah uang yang wajib
koperasi yang menyelenggarakan lebih dari dibayarkan anggota dalam jangka
satu fungsi disebut koperasi serba usaha waktu tertentu. Biasanya dibayar tiap
(multi purpose cooperative). bulan. Jumlah simpanan wajib tidak
2. Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas harus sama untuk tiap anggota.
daerah kerja: Simpanan wajib tidak dapat diambil
1) Koperasi Primer. Koperasi primer ialah kembali selama yang bersangkutan
koperasi yang yang minimal memiliki masih menjadi anggota.
anggota sebanyak 20 orang 3) Dana cadangan. Dana cadangan adalah
perseorangan. sejumlah uang yang diperoleh dari
2) Koperasi Sekunder adalah koperasi penyisihan Sisa Hasil Usaha (SHU).
yang terdiri dari gabungan badan- Dana cadangan berfungsi untuk
badan koperasi serta memiliki cakupan memupuk modal sendiri dan untuk
daerah kerja yang luas dibandingkan menutup kerugian koperasi bila
dengan koperasi primer. Koperasi diperlukan.
sekunder dapat dibagi menjadi : a) 5. Modal pinjaman. Modal pinjaman koperasi
koperasi pusat-adalah koperasi yang berasal dari:
beranggotakan paling sedikit 5 1) Anggota:
koperasi primer. b) gabungan koperasi- 2) Koperasi lain dan/atau anggotanya;
adalah koperasi yang anggotanya 3) Bank dan Lembaga;
minimal 3 koperasi pusat. c) induk 4) Penerbitan obligasi dan surat hutang
koperasi-adalah koperasi yang lainnya;
minimum anggotanya adalah 3 5) Sumber lain yang sah. (UU No 25
gabungan koperasi. tahun 1992 pasal 41 Tentang
3. Jenis Koperasi menurut status Perkoperasian.)
keanggotaannya: Suatu koperasi dikatakan aktif jika koperasi
1) Koperasi produsen adalah koperasi yang dalam dua tahun terakhir mengadakan Rapat
yang anggotanya para produsen Tahunan Usaha (RAT) atau koperasi dalam tahun
barang/jasa dan memiliki rumah tangga terakhir melakukan kegiatan usaha (Statistik
usaha. Perkoperasian 2005 storage.jak-stik.ac.id). sedangkan
2) Koperasi konsumen adalah koperasi jika dilihat berdasarkan jenis dokumen yang akan
yang anggotanya para konsumen akhir digunakan untuk melakukan pencatatatan kegiatan
atau pemakai barang/jasa yang koperasi itu aktif atau tidak, dibedakan menjadi dua,
ditawarkan para pemasok di pasar. yaitu dokumen aktif dan dokumen inaktif ( Deserno
Anggota koperasi bisa memerankan peran dan Kynaston, 2005:60-63).
baik sebagai konsumen baik dalam 1. Dokumen aktif yaitu dokumen yang
produsen, dalam artian, mereka bisa saja digunakan secara kontinyu minimal
menjadi konsumen dan produsen disaat 12 kali dlam setahun. Dokumen ini
yang bersamaan. Hal ini disebabkan oleh mencakup berkas pegawai yang
keberadaan koperasi ini harus fleksibel masih bekerja, dokumen pembelian
yaitu harus bisa memenuhi kebutuhan bahan baku pada tahun anggaran
anggota-anggota koperasi tersebut. yang sedang berjalan, dan
Sama seperti jenis koperasi yang koerespondensi yang dilakukan
cenderung lebih mengikuti pada kebutuhan organisasi dengan pihak eksternal.
para anggota, untuk masalah modal, 2. Dokumen inaktif yaitu dokumen
koperasi juga bergantung pada anggota jangka panjang dan dokumen semi
koperasi tersebut. Modal koperasi berasal aktif. Dokumen disebut semi aktif
dari dua(2) modal sendiri atau modal bila hanya digunakan inimal 5 kali
mandiri dan berasal dari modal pinjaman. dalam setahun.

3
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

Koperasi menggunakan dokumen, atau laporan 11 KSP 36 15,2 6 7


sebagai salah satu indikator apakah koperasi tersebut 12 KJKS 2 0,8 - -
masih aktif atau tidak aktif, sehingga bisa dikatakan 13 Koppas 1 0,4 1 1,3
jika suatu koperasi yang hanya memiliki dokumen 14 Kopwan 26 10,9 2 3
inaktif, atau tidak melakukan suatu kegiatan usaha 15 Kop Pemuda 1 0,4 1 1,3
sama sekali maka disebut sebagai koperasi yang tidak 16 Kop PK 1 0,4 2 4
aktif. Lima
17 Kop Jamu - - 1 1,3
Kota Blitar merupakan salah satu kota di Gendong
Indonesia yang getol dalam melakukan pembinaan dan 19 K S U 87 36,7 38 49,1
pengadaan UMKM bagi masyarakatnya. UMKM di 20 Kop Lainnya 8 3,7 14 20
Blitar mempunyai komoditi yang cukup meyakinkan,
JUMLAH 237 100% 75 100%
dan menghasilkan produk yang beragam, mulai produk
Prosentase 76% 24%
pangan, batik, sampai kerajinan tangan. Dan peranan
Total
koperasi dalam membantu kelancaran UMKM di Kota
Sumber : Data Dinas Koperasi dan UKM kota
Blitar ini juga sangat penting, karena memang koperasi
Blitar
lah yang mayoritas menjadi sarana untuk memasarkan
Dari data tabel di atas, bisa dlihat jika koperasi-
produk-produk tersebut ke masyarakat umum. Akan
koperasi di Kota Blitar sedang mengalami kesulitan
tetapi, pentingnya keberadaan koperasi bagi
untuk mempertahankan eksistensinya. Hal ini juga
masyarakat dan sebagai faktor pendukung majunya
membuat penulis menjadi tertarik untuk mengetahui
UMKM ini, tidak begitu disadari oleh masyarakat dan
lebih lanjut tentang hal-hal atau faktor-faktor apa saja
pemerintah setempat. Tercatat bahwa dari 313 koperasi
yang menyebabkan banyak matinya atau tidak aktifnya
yang ada, 75 koperasi mengalami mati suri, dengan
kegiatan koperasi-koperasi yang ada di kota Blitar.
kata lain, tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Organisasi dimana peneliti mengadakan
Hal ini juga dibenarkan oleh Kepala Dina Koperasi dan
penelitian ini adalah di Koperasi Gotong Royong
UKM kota Blitar, dikutip dari radio bonafit kota Bliar,
Blitar, yang didirikan pada tanggal 27 Agustus 2004.
meyebutkan bahwa, “ Hampir 24% diantaranya atau
Koperasi ini didirikan sesuai dengan dasar Undang-
sebanyak 75 koperasi di Kota Blitar dinyatakan tidak
undang No.25 Tahun 1992 pasal 35 dan 36. Dengan
aktif” (www.mayangkararadio.com)
menggunakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Jika persentase koperasi yang tidak aktif di kota
Tangga Koperasi Gotong Royong Blitar.
Blitar tersebut terus mengalami peningkatan, maka
Bidang usaha yang telah dilaksanakan oleh
tidak mustahil jika kelak akan mempengaruhi
Koperasi Gotong Royong Blitar adalah Unit Simpan
perekonomian masyarakat setempat juga. Oleh karena
Pinjam dengan anggota tercatat 104 pada akhir tahun
itu, baik masyarakat, anggota keperasai dan
2015 RAT Tutup Buku. Sedangkan usaha lain yang
pemerinta/dinas koperasi harus lebih peka terhadap
dimiliki oleh koperasi ini adalah unit toko kecil yang
masalah koperasi ini.
menjual sembako, sehingga anggota dapat
melaksanakan pembelian kebutuhan pokoknya pada
Koperasi Gotong Royong Blitar.
Status Koperasi Gotong Royong saat ini bisa
Tabel I.1.
dikatakan sedang tidak aktif atau inactive, tidak aktif di
Data Aktifitas Identitas Koperasi Kota Blitar
sini bermaksud, koperasi ini masih dikatakan sebagai
Posisi Per Desember 2015
kopeasi aktif, karena pihak Dinas Koperasi memang
Tidak
Identitas Aktif tidak bisa menonkatifkan koperasi ini, akan tetapi di
No % Aktif %
Koperasi (Unit) siis lain, Koperasi Gotong Royong sudah tidak bisa
(Unit)
melakukan atau tidak bisa beroperasi sebagai koperasi
1 KUD 1 0,4 - - yang masih aktif lainnya. Hal ini disebabkan karena
Pangan laporan pengeluaran mereka yang paling terbaru tidak
2 Kopti 1 0,4 - - bisa lolos dari sistem audit baik secara eksternal
3 Koppontren 9 3,8 2 3 maupun audit internal yang dilakukan oleh pihak Dinas
4 Kopinkra - - 2 3 Koperasi. Kondisi koperasi Gotong Royong yang
5 KPRI 37 15,6 - - seperti inilah yang dinilai cocok untuk dijadikan
6 Kopkar 14 5,9 6 7 sampel penelitian ini.
7 Kop 2 0,8 - - Baik dalam individu, kelompok atau dalam suatu
Angkatan organisasi, adanya penilaian atau usaha untuk
Darat mencapai hasil akhir yang maksimal sangatlah
8 Kop 1 0,4 - - diperlukan, hal itu biasa disebut sebagai kinerja atau
Kepolisian performance. Adanya kinerja dan penilaian tetang
9 Kop Pepabri 1 0,4 - - kinerja saat bekerja ini dinilai sangat penting, karena
10 Kop 9 3,8 - - dengan ini bisa dilihat bagaimana usaha atau kinerja
Wredatama karyawan dalam mencapai target yang sudah

4
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

ditentukan dadi awal. Selain itu penilaian kinerja juga e. Sarana dan prasarana yang dimiliki, yang
sangat penting sebagai indikator sukses atau tidaknya berhubungan dengan penggunaan teknologi
baik individu, kelompok atau suatu organisasi dalam bagi penyelenggaraan organisasi pada setiap
menyelesaikan pekerjaannya. Menurut Keban, kinerja aktivitas organisasi.
merupakan terjemahan dari performance yang sering Selain itu, masih banyak faktor-faktor
diartikan sebagai “penampilan”, “unjuk rasa” atau yang bisa mempengaruhi kinerja organisasi,
“prestasi”(Keban, 2004: : 45). Selain itu seperti yang dikemukakan Ruky dalam Hessel
Mangkunegara (2008 : 67), juga mengatakan, bahwa Nogi (Nogi, 2005 : 180) mengidentifikasikan
istilah kinerja berasal dari kata job performance atau faktor-faktor yang berpengaruh langsung
actual performance yakni prestasi kerja atau prestasi terhadap tingkat pencapaian kinerja organisasi
yang ingin dicapai. Dengan demikan bisa mengartikan sebagai berikut :
kinerja sebagai upaya atau usaha, tolok ukur, atau 1. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan
prestasi dari pekerjaan yang dilakukan baik oleh metode kerja yang digunakan untuk
individu atau secatra berkelompok. Kinerja yang sudah menghasilkan produk dan jasa yang dihasilkan
dilakukan akan selalu dituntut agar selalu mengalami oleh organisasi, semakin berkualitas teknologi
perubahan yang semakin meningkat. yang digunakan, maka akan semakin tinggi
Keberadaan koperasi-koperasi ini tentu saja tidak kinerja organisasi tersebut.
terlepas dari campur tangan manusia, dan keberadaan 2. Kualitas input atau material yang digunakan
manusia sebagai makhluk sosial seperti itu memaksa oleh organisasi.
untuk selalu hidup berkelompok dan berdampingan 1. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi
satu sama lain. Hal ini juga mendorong untuk selalu keselamatan kerja, penataan ruangan, dan
berkembang yang lebih maju, baik dari hasil, cara dan kebersihan.
jangka waktu dalam meyelesaikan sesuatu. Oleh karena 2. Budaya organisasi sebagai pola tingkah
itu, banyak orang yang lebih memilih untuk bekerja laku dan pola kerja yang ada dalam
secara berkelompok dan bersama-sama. Organisasi organisasi yang bersangkutan
adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk 3. Kepemimpinan sebagai upaya untuk
tujuan bersama. Dengan adanya organisasi ini, bisa mengendalikan anggota organisasi agar
menyelesaikan sesuatu dengan lebih efektif, efisien dan bekerja sesuai dengan standard dan tujuan
praktis. Menurut Reitz dalam Prastowo (1999 : 20) organisasi.
yang menyatakan suatu organisasi adalah unit sosial 4. Pengelolaan sumber daya manusia yang
yang dibentuk mencapai tujuan atau beberapa tujuan. meliputi aspek kompensasi, imbalan,
Dapat dikatakan jika suatu organisasi pasti promosi, dan lain-lainnya.
memerlukan kinerja yang baik, baik dari kerja individu Menurut Atmosoeprapto, dalam Hessel
atau dari secara berkelompok supaya tujuan bersama Nogi (2005 : 181) mengemukakan bahwa
yang ingin dicapai bisa berjalan sesuai rencana yang kinerja organisasi dipengaruhi oleh faktor
sudah ada. Hal ini bisa disimpulkan juga dari Yeremias internal dan faktor eksternal, secara lebih
T Keban (keban, 2004 : 138 ) yang mengatakan jika, lanjut kedua faktor tersebut diuraikan sebagai
kinerja organisasi, yaitu menggambarkan sampai berikut :
seberapa jauh satu kelompok telah melaksanakan 1. Faktor eksternal, yang terdiri dari :
semua kegiatan pokok sehingga mencapai visi dan misi 1) Faktor politik, yaitu hal yang
institusi. berhubungan dengan keseimbangan
Dengan adanya kinerja organisasi yang baik, maka kekuasaan Negara yang berpengaruh
hasil yang akan diperoleh organisasi tersebut juga akan pada keamanan dan ketertiban, yang
baik pula. Berjalan dengan baik atauu tidaknya suatu akan mempengaruhi ketenangan
kinerja organisasi dipengaruhi beberapa faktor. organisasi untuk berkarya secara
Menurut Soesilo dalam Hessel Nogi (Nogi, 2005 : maksimal.
180), kinerja suatu organisasi dipengaruhi adanya 2) Faktor ekonomi, yaitu tingkat
faktor-faktor berikut : perkembangan ekonomi yang
a. Struktur organisasi sebagai hubungan internal berpengaruh pada tingkat pendapatan
yang berkaitan dengan fungsi yang masyarakat sebagai daya beli untuk
menjalankan aktivitas organisasi. menggerakkan sektor-sektor lainya
b. Kebijakan pengelolaan, berupa visi dan misi sebagai suatu system ekonomi yang
organisasi. lebih besar.
c. Sumber daya manusia, yang berhubungan 3) Faktor sosial, yaitu orientasi nilai
dengan kualitas karyawan untuk bekerja dan yang berkembang di masyarakat,
berkarya secara optimal. yang mempengaruhi pandangan
d. Sistem informasi manajemen, yang mereka terhadap etos kerja yang
berhubungan dengan pengelolaan data base dibutuhkan bagi peningkatan kinerja
untuk digunakan dalam mempertinggi kinerja organisasi.
organisasi.

5
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

2. Faktor internal, yang terdiri dari : asumsi yang telah ditetapkan. (Bastian, 2001 :
1) Tujuan organisasi, yaitu apa yang 33).
ingin dicapai dan apa yang ingin Dengan penjabaran latar belakang
diproduksi oleh suatu organisasi. diatas, peneliti ingin lebih memfokuskan
2) Struktur organisasi, sebagai hasil penelitian ini pada kinerja koperasi, di mana
desain antara fungsi yang akan diharapkan dengan fokus pada topik tersebut,
dijalankan oleh unit organisasi peneliti akan mengetahui faktor-faktor yang
dengan struktur formal yang ada. seperti apa/bagaimana yang nantinya kan
3) Sumber Daya manusia, yaitu kualitas memperngaruhi aktif atau tidaknya kinerja
dan pengelolaan anggota organisasi suatu koperasi. Dengan harapan, penelitian ini
sebagai penggerak jalanya organisasi akan berguna untuk menanggulagi jika ada
secara keseluruhan. suatu permasalahan yang serupa pada
4) Budaya Organisasi, yaitu gaya dan koperasi-koperasi lain, sehingga tidak akan
identitas suatu organisasi dalam pola terjadi error atau kesalahan yang sama yang
kerja yang baku dan menjadi citra sudah dilakukan oleh Koperasi Gotong
organisasi yang bersangkutan. Royong ini.
Dari faktor-faktor tersebut, diketahui bahwa, jika Metode Penelitian
faktor yang mempunyai pengaruh paling dominan Penelitian ini merupakan penelitian
dalam suatu kinerja organisasi adalah faktor internal eksplanatif kualitatif dengan menggunakan pendekatan
(faktor yang berasal dari dalam organisasi tersebut) dan induktif. Lokasi penelitian yang dipilih adalah Dinas
faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar Koperasi dan UMKM Kota Blitar, dan pada Koperasi
organisasi tersebut). Kinerja organisasi merupakan Gotong Royong Kota Blitar. Teknik penentuan
gambaran mengenai hasil kerja organisasi dalam informan dilakukan secara purposive sampling.
mencapai tujuannya yang tentu saja akan dipengeruhi Sedangkan, teknik pengumpulan data yang dilakukan
oleh sumber daya yang dimiliki oleh organisasi terdiri atas wawancara mendalam dengan format
tersebut. Sumber daya yang dimaksud dapat berupa pertanyaan atau wawancara terbuka, obeservasi
fisik seperti sumber daya manusia maupun nonfisik langsung, dokumen dan mengunakan wawancara
seperti peraturan, informasi, dan kebijakan, maka untuk terstuktur sebagai pedoman. Teknik analisis data yang
lebih memahami mengenai faktor-faktor yang mampu digunakan dalam penelitian ini meliputi reduksi data,
mempengaruhi sebuah kinerja organisasi. Perlu penyajian data dan menarik kesimpulan. Sementara
diketahui, perbedaan sumber daya dan faktor internal teknik pemeriksanaan dan keabsahan data yang
dan faktor eksternal setiap organisasi, hal ini akan digunakan adalah triangulasi.
meyebabkan perbedaan hasil penilaian dan pencapaian
setiap kinerja suatu organisasi.
Kinerja organisasi juga memiliki indikator- Hasil dan Pembahasan
indikator tertentu, indikator kinerja ini berguna untuk
menilai atau mengukur tingkat pencapaian kinerja Laporan Keuangan KSU Gotong Royong
organisasi tersebut. Selain itu adanya perbedaan-
perbedaan penilaian dan pencapaian hasil kinerja Pendapatan operasional dari KSU Gotong
organisasi ini meyebabkan orang bingung untuk Royong pada tanggal 31 Desember 2013 adalah
menilai secara pasti bagaimana kinerja suatu organisasi sebesar Rp. 15.829.991,- yang terdiri dari pendapatan
tersebut, maka dari itu adanya indikator yang menjadi bunga Rp.9.054.196,- pendapatan administrasi
patokan berhasil atau tidaknya suuatu kinerja sangatlah Rp.6.245.605,- dan pendapatan lain-lain yaitu sebesar
penting. Bastian menyebutkan bahwa ada baiknya jika Rp.530.190,-. Jumlah pendapatan ini merupakan
kinerja organisasi memiliki dan memiliki indikator pendapatan yang belum dikurangi dengan biaya-biaya
sebagai berikut: yang timbul antara lain adalah beban bunga untuk
1. Indikator masukan (inputs) adalah segala tabungan sebesar Rp.11.200.325,- beban sumber daya
sesuatu yang dibutuhkan agar organisasi manusia adalah sebesar Rp.6.823.957,- beban
mampu menghasilkan produknya, baik barang administrasi dan umum sebesar Rp.1.246.050,- biaya
atau jasa yang meliputi sumber daya manusia, penyusutan dan amortisasi sebesar Rp.306.750,- dan
informasi, kebijakan dan sebagainya. beban lain-lain sebesar Rp.25.360,- sehingga total dari
2. Indikator keluaran (outputs) adalah sesuatu beban adalah Rp.19.611.442,-
yang diharapkan langsung dicapai dari suatu
kegiatan yang berupa fisik ataupun nonfisik. Pendapatan koperasi dibandingan dengan
3. Indikator hasil (outcomes) adalah segala beban koperasi apabila dilihat secara keseluruhan
sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari adalah beban koperasi lebih besar dibandingkan
pelaksanaan kegiatan. pendapatan koperasi. Beban koperasi yang lebih besar
4. Indikator dampak (impacts) adalah pengaruh dari jumlah pendapatan inilah yang menyebabkan
yang ditimbulkan baik positif maupun negatif koperasi tidak mampu untuk memberikan pembagian
pada setiap tingkatan indikator berdasarkan Sisa Hasil Usaha, karena SHU yang dimiliki bersaldo

6
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

negatif atau mengalami kerugian yaitu sebesar yang merupakan laba dari koperasi yang akan
Rp.3.781.451,-. Kerugian pada tahun tersebut dibagikan kepada anggota koperasi mempunyai saldo
merupakan kerugian yang secara langsung akan negatif atau rugi sebesar Rp.3.403.305,- dan
mengurangi modal secara keseluruhan atau kekayaan penyertaan modal sebesar Rp.3.000.000,- sehingga
bersih dari KSU Gotong Royong. kakayaan bersih sebesar Rp.4.090.851,- Apabila dilihat
dari jumlah kekayaan bersih sebesar 7,64% dari total
Neraca KSU Gotong Royong mempunyai aset koperasi, hal ini mempunyai kekayaan bersih yang
komposisi pada kas sebesar Rp.15.000,- piutang kecil karena tidak ada 25% atau seperempat dari aset
kepada anggota yang belum dibayar adalah keseluruhan.
Rp.41.430.726,- surat-surat berharga yang dimiliki
adalah sebesar Rp.506.500,- dan beban dibayar dimuka Analisis Kinerja Koperasi dengan Indikator Input
adalah sebesar Rp.605.623,- total aktiva lancar KSU Input suatu perusahaan yang bergerak di bidang
Gotong Royong adalah Rp.42.557.849,-. Pada produk dan jasa dapat dikategorikan kepada sumber
komposisi aktiva tetap terdapat kendaraan bermotor daya manusia, sumber daya modal, sumber daya alam
berupa sepeda motor seharga Rp.10.000.000,- dengan dengan sumber daya infomasi dan teknologi. Koperasi
akumulasi penyusutan sebesar Rp.250.000,- sehingga itu sendiri sangat bergantung pada adanya input,
nilai bukunya menjadi Rp.9.750.000,- pada inventaris terutama dalam pendanaan yang diperoleh dari
kantor yang tercatat adalah sebesar Rp.1.316.310,- simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan
dengan nilai penyusutan sebesar Rp.113.500,- sehingga dana pinjaman. Koperasi Gotong Royong merupakan
nilai buku adalah sebesar Rp.1.202.810,-. Total asset koperasi serba usaha, yang bergerak dalam bidang
perusahaan adalah sebesar Rp.53.510.659,-. simpan pinjam dan usaha kecil seperti memperjual
belikan sembako. Oleh karena itu, faktor modal
Pada sisi pasiva KSU Gotong Royong dengan membawa peranan penting bagi eksistensi dan sepak
tabungan peserta sejumlah Rp.49.259.753,- dan terjang koperasi ini.
kewajiban lain-lain sebesar Rp.160.056,- jumlah Dalam hal ini, peneliti akan meneliti tentang
kewajiban lancar adalah sebesar Rp.49.419.809,- pada bagaimana sirkulasi input yang berupa sumber daya
kekayaan bersih yang menjadi tanggungan koperasi manusia, sumber daya modal, sumber daya alam
atau modal dan kewajiban adalah : simpanan pokok dengan sumber daya infomasi dan teknologi, dalam
adalah Rp.2.130.056,- simpanan wajib Rp.1.765.035,- perannya memberikan kontribusi utama pada
cadangan umum Rp.599.065,- modal penyetaan pada berjalannya usaha dan kinerja suatu koperasi.
koperasi tersebut adalah Rp.599.065,- modal Hasil dari penelitian dengan indikator masukan
penyertaan adalah sebesar Rp. 3.000.000,-. Pada sisi ini (input) diketahui bahwa koperasi mempunyai
terdapat kerugian atau SHU negatif sebesar keterbatasan dalam penyediaan barang atau jasa
Rp.3.403.305,- total aset pada pasiva adalah sebesar sebagai input, faktor-faktor penyebab tidak aktif
Rp.53.510.659,- koperasi kota Blitar adalah:
1. Bahan baku sulit didapat
Apabila dilihat dari sisi aktiva lancar terdapat Faktor internal sumber daya kapital dan faktor
piutang yang menumpuk, hal ini merupakan indikasi eksternal ekonomi. Koperasi mempunyai keterbatasan
bahwa masih banyak anggota yang meminjam uangnya dalam hal supplai bahan baku, untuk bahan baku yang
akan tetapi belum mengembalikan sehingga piutang ini tersedia di sekitar dapat terpenuhi hanya dalam jangka
menjadi banyak. Jumlah surat berharga yang dimiliki pendek saja dan habis, sehingga untuk mendapatkan
juga tidak sebanding dengan kas yang ada, demikian bahan baku lagi harus mencari dari luar daerah. Hal ini
juga beban dibayar dimuka juga lebih besar daripada menambah ongkos produksi, imbasnya pada harga
kas yang tersedia, seharusnya koperasi menjual surat- yang meningkat. Apabila harga meningkat dan kurang
surat berharganya dan menangguhkan pembayaran mampu bersaing, maka barang dagangan akhirnya
uang dimuka, sehingga uangnya dapat diputar dan tidak laku terjual.
belum kembali. Semakin mahalnya harga barang-barang pokok,
dan semakin melemahnya nilai tukar mata uang
Pada sisi kewajiban lancar taungan anggota Indonesia terhadap nilai tukar uang mata asing,
koperasi dan kewajiban lain-lain sebesar terutama dollar membawa peranan penting juga pada
Rp.49.419.809,- apabila dibandingkan dengan aktiva keterbatasan dalam hal supplai bahan baku yang
lancar saja, posisi koperasi Gotong Royong sudah tidak dibutuhkan.
likuid, karena mempunyai rasio yang negatif. Dengan
demikian koperasi tidak mampu membayar semua 2. Modal kurang
hutang jangka pendeknya yang sudah jath tempo. Faktor internal sumber daya kapital.Modal
koperasi sebagian besar dari iurang pokok dan iuran
Kekayaan bersih yang meliputi simpanan
wajib anggota koperasi, secara prinsip memang
pokok sebesar Rp.2.130.056,- simpanan wajib
dipungut agar tidak memberatkan anggota koperasi, hal
Rp.1.765.035,- dimana simpanan wajib dan simpanan
inilah yang membuat sulit untuk berkembang.
pokk adalah milik anggota dan harus dikembalikan.
Cadangan umum sebesar Rp.599.065. Sisa Hasil Usaha

7
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

3. Tenaga Kerja Kurang Terampil barang, tidak memperhatikan kebutuhan dan keinginan
Faktor internal sumber daya modal. konsumen serta teknik pemasaran yang masih
Keterbatasan tenaga terampil koperasi karena pendirian tradisional. Distribusi dilakukan dengan cara yang
koperasi yang bukan semata-mata untuk tujuan profit, sederhana hanya dilakukan misalnya dari mulut ke
karena faktor gotong-royong memegang prinsip yang mulut atau hanya menunggu ada pembeli atau
utama, sehingga siapapun boleh menjadi anggota. konsumen yang datang cara ini sebetulnya harus
Koperasi yang tidak selektif ini membuat anggotanya dirubah dengan cara jemput bola. Barang yang
rata-rata mengikuti tidak mempunyai motivasi bisnis, dipasarkan oleh anggota koperasi juga tidak
perlu untuk ditumbuh kembangkan lagi. memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen
Koperasi adalah suatu organisasi yang sehingga ketika barang dibawa ke pasar, tidak begitu
dibentuk atas azas kekeluargaan dan azas percaya. banyak yang membutuhkan. Teknik pemasaran yang
Kondisi seperti ini merupakan bisa menjadi pedang sederhana lebih memperburuk situasi pemasaran
bermata dua bagi koperasi, sisi baiknya adalah, karena anggota koperasi. Apabila barang tidak laku, maka
azas percaya yang dipakai maka pengurus koperasi akan kembali menumpuk di gudang dan seterusnya
yang ditunjuk biasanya adalah kerabat atau warga apabila kadaluarsa, barang harus dibuang, dan apabila
sekitar lokasi koperasi. Namum kelemahan dalam hal ini terjadi memicu kerugian.
pemakaian azas ini adalah kurangnya daya saing untuk 2. Area pemasaran terbatas
mendapatkan pengurus yang kompeten dan yang Faktor eksternal ekonomi dan sosial. Keterbatasan
mempunyai kualitas yang mumpuni dibidang sarana untuk pemasaran sehingga anggota koperasi
perkoperasian. hanya mampu memasarkan barangnya pada daerah
4. Sumber Informasi yang Terbatas sekitar saja. Area pemasaran yang terbatas juga
Faktor internal budaya organisasi. Pengetahuan membawa pengaruh menurunnya tingkat penjualan dan
anggota koperasi antara yang satu dengan yang lain omset penjualan.
tidak sama, rata-rata mereka tidak mempunyai akses Blitar adalah kota yang kecil dengan daya beli
terhadap sumber informasi yang seharusnya dimiliki masyarakat yang terbatas, hal ini menyebabkan jenis
oleh mereka. Keterbatasan infomasi yang diperoleh barang yang dibeli dan dikonsumsi oleh warga juga
anggota koperasi seharusnya diimbangi dengan terbatas juga.
keterbukaan komunikasi antara anggota koperasi 3. Pesaing produk sejenis banyak
sehingga saling memberi dan menerima informasi yang Faktor eksternal ekonomi. Persaingan dengan
bermanfaat bagi perkembangan usaha mereka. Karena perusahaan atau produk lain selain koperasi juga sering
keterbatasan sumber informasi itulah pengetahuan akan memicu penurunan omset penjualan. Persaingan terjadi
koperasi dan dunia luar secara umum terbatas sehingga pada level harga, koperasi tidak mampu menekan harga
kurang memotivasi anggota untuk berkembang sesuai karena ongkos produksi yang tinggi, oleh karena itu
dengan perkembangan jaman. perlu koperasi perlu diberikan wadah dari pemerintah
untuk mempromosikan berang dagang. Kualitas produk
Analisis Kinerja Koperasi dengan Indikator yang diproduksi oleh koperasi juga relatif sedang
Output sehingga ketika ada pesaing dengan harga yang sama
Output suatu perusahaan yang bergerak di dengan kualitas produk yang lebih baik, maka
bidang produk dan jasa dapat berupa barang dan jasa konsumen cenderung untuk memilih produk yang
yang dihasilkan dari proses produksi oleh koperasi. ditawarkan oleh pesaing.
Koperasi Gotong Royong yang berlaku serba usaha 4. Adanya barang subtitusi
memang memiliki usaha dalam pemasaran sembako Faktor eksternal ekonomi. Adanya barang
produk warga sekitar, koperasi ini awalnya memang pengganti (subtitusi) semakin bertambah di pasar,
menjadi wadah pemasaran hasil produksi warga apabila hal ini tidak segera melakukan diversifikasi
sekitar, seperti tahu, tempe, beras, dan lain-lain. Suatu produk dan anggota koperasi tidak mampu
koperasi serba usaha sendiri bisa dikatakan maju jika membendung serangan dari barang pengganti ini, maka
mereka bisa memasarkan produk-produk mereka barang yang dipasarkan tidak mempunyai nilai tawar
dengan baik sehingga tidak mendapat perhatian dari konsumen.
Dalam point ini, akan dibahas tentang Pada akhirnya akan menambah penumpukan barang
bagaimana kualitas barang dan jasa yang dihasilkan yang tidak laku.
dari proses produksi oleh koperasi, terutama dalam 5. Teknologi masih sederhana
faktor barang. Faktor internal sumber daya kapital. Kemajuan
Indikator keluaran (output) hasil penelitian teknologi juga membawa dampak yang baik dan buruk
diketahui bahwa koperasi menghasilkan barang dan bagi koperasi, dampak yang baik dirasakan apabila
jasa dengan kualitas di bawah standart, faktor-faktor anggota koperasi mampu memanfaatkan seluruh
penyebab tidak aktif koperasi adalah: potensi untuk memajukan koperasinya, dampak
1. Pemasaran sulit buruknya adalah dengan adanya teknologi baru.
Faktor internal sumber daya modal dan faktor 6. Brand operasi yang kurang dikenal
eksternal sosial. Koperasi dalam memasarkan Faktor internal sumber daya manusia dan faktor
barangnya mempunyai kesulitan pada faktor distribusi eksternal ekonomi dan sosial.Merek merupakan salah

8
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

satu hal yang menjadi sangat penting ketika seorang jasa yang berkualitas yag memiliki daya saing bagi
konsumen harus mengenali sesuatu barang dengan koperasi.
mengerti kualitas yang ada di dalamnya, dengan 4. Kurang mampu mengelola produk
adanya merek, maka konsumen lebih tidak hanya (manajemen produksi)
mengenal akan tetapi menaruh kepercayaan mereka Faktor internal sumber daya manusia. Jenis
pada merek yang merek gunakan. produk yang monoton dan terbatas juga akan
mempengaruhi hal ini, kurang mampunya koperasi
Analisis Kinerja Koperasi dengan Indikator untuk mengolah dan memproduksi barang yang lebih
Outcome bervariasi juga berpengaruh dalam daya saing
Outcome suatu perusahaan yang bergerak di penjualan. Kreatifitas dan originalitas sangat
bidang produk dan jasa hasil yang dicapai oleh diperlukan dalam faktor ini, hal ini diperlukan karena
perusahaan yaitu dengan indikator pendapatan banyaknya penjualan produk yang sma di pasaran, jika
dikurangi dengan pengeluaran sehingga menghasilkan produk koperasi tidak mempunyai kreatifitas dan
selisih positif berupa laba dari koperasi. Pengolahan originalitas, tentu saja akan kalah bersaing dengan
dari pengeluaran dan dari pemasukan yang didapat, produk-produk yang sama dan menunyai keunggualn
yang nantinya akan memperlihatkan apakah mengalami lain.
rugi atau untungnya suatu usaha, perlu dikelola dengan 5. Kurang mampu membuat anggaran
baik. Karena, laporan keuangan inilah yang nantinya (perencanaan)
akan menjadi patokan bagaimana kondisi usaha itu Faktor internal sumber daya manusia dan
bersebut kelak. Koperasi pun juga memperlukan hal tujuan perusahaan .Perencanaan secara kuantitatif atau
ini, terlennih dikarenakan modal utama yang mereka rencana perusahaan yang dicetuskan dalam bentuk
dapat adalah dari simpanan wajib dan simpanan pokok angka disebut dengan anggaran, koperasi rata-rata tidak
para anggotanya, maka lapooran keuangan mereka juga mempunyai perencanaan yang fokus pada masa depan
harus lebih jelas, terperinci dam benar. koperasi. Koperasi hanya membuat tanpa ada rencana
Indikator hasil (outcomes) hasil penelitian akan dipasarkan di mana, atau bagaimana seandainya
diketahui bahwa koperasi dalam menghasilkan barang biaya simpan terlalu tinggi atau rusaknya produk
atau jasa kurang fokus pada tujuan akhir yaitu sisa hasil karena terlalu lama disimpan. Anggaran dibuat untuk
usaha atau laba, faktor-faktor penyebab koperasi tidak dilaksanakan dan diawasi serta dikendalikan, apabila
aktif adalah: koperasi tidak mempunyai perencanaan, maka koperasi
1. Kurang mampu membukukan akan berjalan tidak tentu arah, oleh karena itu sulit
kegiatan (laporan keuangan) untuk dikendalikan, akibatnya koperasi mudah goyah
Faktor internal sumber daya manusia. dan berjalan tidak sesuai dengan AD dan ART yang
Kebanyakan koperasi di wilayah kota Blitar memiliki telah disepakati.
kemampuan terbatas dalam melaksanakan tata kelola di 6. Keterbatasan pengetahuan (Skill)
bidang pencatatan transaksi yang mereka lakukan, Faktor internal sumber daya manusia, budaya
sehingga kegiatan pembukuan juga terganggu. organisasi dan tujuan perusahaan. Skill merupakan
Terganggunya kegiatan pembukuan akan berdampak salah satu kemampuan yang tidak bisa dimiliki dengan
pada kurang dapat dikendalikan kegiatan koperasi dari sekejap, koperasi di kota Blitar, rata-rata dibentuk oleh
segi pendanaan. Apabila hal ini terus menerus terjadi, sekumpulan orang-orang yang mempunyai
maka transaksi koperasi yang berhubungan dengan pengetahuan terbatas pada bidang bisnis. Kemampuan
dana tidak dapat ditelusuri, inilah yang membuat yang terbatas akan cenderung untuk menjalankan
berkurangnya aset keuangan dalam koperasi. bisnis apa adanya.
2. Kurang mampu mengelola keuangan
(manajemen keuangan) Analisis Kinerja Koperasi dengan Indikator Impact
Faktor internal sumber daya manusia dan Impact suatu perusahaan yang bergerak di
struktur organisasi. Faktor internal struktur dan sumber bidang produk dan jasa. Hasil yang dicapai oleh
daya manusia. Pengelolaan keuangan tidak mudah dan perusahaan yaitu dengan indikator kelancaran dalam
tidak semua orang dapat melakukkan dengan baik, hal input, proses produksi dan luaran dari perusahaan.
sebenarnya koperasi boleh mempekerjakan atau Indikator dampak (impact) hasil penelitian
menunjuk salah satu orang sebagai manager keuangan, merupakan pengaruh yang ditimbulkan baik positif
penunjukkan ini biasanya disertai dengan gaji yang maupun negatif pada setiap tingkatan indikator
relatif tinggi, koperasi rata-rata kurang mampu untuk berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan, diketahui
menggaji manager keuangan. indikator yang lain dari kualitas organisasi adalah
3. Pengunaan teknologi kurang input, output dan outcomes bahwa faktor-faktor
(manajemen operasional) penyebab tidak aktif koperasi kota Blitar adalah:
Faktor internal sumber daya kapital dan 1. Input (Input tersedia, input tidak
budaya organisasi. Pengelolaan produksi mulai dari tersedia)
input proses dan output, merupakan salah satu Faktor internal sumber daya alam, sumber
rangkaian yang tidak terputus dan membentuk suatu daya manusia dan sumber daya kapital dan faktor
sistem produksi yang akan menghasilkan produk dan eksternal ekonomi. Koperasi rata-rata kekurangan

9
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

sumber daya alam, sumber daya tenaga kerja dan mengelola produk (manajemen produksi), kurang
sumber daya modal. Oleh karena itu banyak koperasi mampu membuat anggaran (perencanaan) dan
yang mati karena dari dalam operasi itu sendiri, keterbatasan pengetahuan (Skill) hasil ini tidak sesuai
sedangkan dari faktor eksternal terdapat faktor dengan kualitas kinerja organisasi yaitu segala sesuatu
ekonomi, hal ini meliputi pasar, pesaing dan suhu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan
politik dan ekonomi makro yang kurang mendukung kegiatan.
untuk tumbuh kembangnya koperasi. Penyebab tidak aktif dengan indikator dampak
2. Output (sesuai pasar dan tidak sesuai (impact) hasil penelitian diketahui bahwa dampak dari
pasar) masalah input, output yaitu input tersedia, input tidak
Faktor internal tujuan koperasi merupakan tersedia), output(sesuai pasar dan tidak sesuai pasar),
faktor eksternal yaitu ekonomi dan sosial yaitu tingkat outcomes(proses produksi, teknologi, kualitas), hasil
keterbatasan ekonomi dan lingkungan sosial yang ini tidak sesuai dengan kualitas kinerja organisasi yaitu
kurang memahami proses bisnis secara keseluruhan. memberikan pengaruh yang ditimbulkan baik positif
Sehingga dari segi faktor internal yang terjadi adalah maupun negatif pada setiap tingkatan indikator
kegagalan koperasi untuk mencapai tujuan perusahaan, berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.
hal inilah yang menyebabkan tidak aktifnya koperasi di Selain itu, kurang sinkron dan kerjasama
Indonesia. antara dinas terkait, koperasi dan pemerintah dinilai
3. Outcomes (Proses produksi, teknologi, masih sangat kurang. Kurangnya pembinaan dari dinas
kualitas) serta minimnya perhatian dari pemerintah, ditambah
Tujuan koperasi secara finansial yaitu dengan kepasifan dari pihak koperasi semakin
meningkatkan sisa hasil usaha, tidak dapat tercapai membuat kondisi koperasi semakin memburuk situasi
karena faktor internal dan eksternal yang pada yang sudah ada.
umumnya terjadi karena terbatasnya sumber daya dan
pasar yang kurang mendukung. Daftar Pustaka
Kesimpulan
Analisis kinerja koperasi berdasarkan kualitas BUKU
kinerja organisasi dimulai dengan mengetahui indikator
dari kualitas kinerja organisasi yang memiliki empat
indikator yaitu input (masukan), output (keluaran), Arikunto, Suharsimi, (2006). Prosedur Penelitian –
outcome (hasil) dan impact (dampak). Hasil temuan Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,
ternyata koperasi yang tidak aktif mempunyai Jakarta.
permasalahan sebagai berikut:
Penyebab tidak aktif dengan indikator Bastian, Indra., (2001). Akuntansi Sektor Publik di
masukan (input) hasil penelitian diketahui bahwa Indonesia, BPFE, Jogjakarta.
koperasi mempunyai keterbatasan dalam penyediaan
barang atau jasa sebagai input yaitu bahan baku sulit Burhan, Bungin, (2001). Metodelogi Penelitian
didapat, modal kurang, tenaga kerja kurang terampil, Kualitatif, PT Raja Grfindo Persada, Jakarta.
sumber informasi yang terbatas, hasil ini tidak sesuai
Burhan, Bungin., (2003). Analisis Data Penelitian
dengan kualitas kinerja organisasi yaitu segala sesuatu
Kualitatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
yang dibutuhkan agar organisasi mampu menghasilkan
produknya, baik barang atau jasa yang meliputi sumber Burhanuddin, (2010). Prosedur Mudah Mendirikan
daya manusia, informasi, kebijakan dan sebagainya. Koperasi, Pustaka Yustisia, Yogyakarta.
Penyebab tidak aktif koperasi dengan
indikator keluaran (output) hasil penelitian diketahui Keban Yeremias T., (2004). Enam Dimensi Strategis
bahwa koperasi menghasilkan barang dan jasa dengan Administrasi Publik: Konsep, Teori dan Isu ,
kualitas di bawah standart yaitu pemasaran sulit, area Gava Media, Jogjakarta.
pemasaran terbatas, pesaing produk sejenis banyak,
adanya barang subtitusi, teknologi masih sederhana, Kountur Ronny, (2009). Metodelogi penelitian – Untuk
dan brand operasi yang kurang dikenal, hasil ini tidak Penulisan Tesis dan Skripsi (Edisi Revisi), PPM
sesuai dengan kualitas kinerja organisasi yaitu sesuatu Mnanagement, Jakarta.
yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan
yang berupa fisik ataupun nonfisik. Moleong, Lexy J., (2004). Metodologi Penelitian
Penyebab tidak aktif dengan indikator hasil Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja Rosdakarya
(outcomes) hasil penelitian diketahui bahwa Offset, Bandung
operasional dalam menghasilkan barang atau jasa
kurang fokus pada tujuan akhir yaitu sisa hasil usaha ------------------ (2001). Metodelogi Penelitian
atau laba yaitu kurang mampu membukukan kegiatan Kualitatif, Remaja Rosdakarya Offset,
(laporan keuangan), kurang mampu mengelola Banadung.
keuangan (manajemen keuangan), pengunaan teknologi
kurang (manajemen operasional), kurang mampu

10
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016

Prawirosentono.S, (1999). Manajemen Sumber Daya


Manusia, Kebijakan Kinerja Karyawan. BPFE,
Jogjakarta.

Rudiono, (2006). Akuntansi Koperasi, Grafindo,


Jakarta.

Surhartai Jaeson, Tati, (2005). Manajeman Strategik


Koperasi, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sutopo, H.B, (2002). Metode Penelitian Kualitatif,


UNS Press, Surakata.

Tangkilisan, Hessel Nogi S.,(2005). Manajemen


Publik, Grasindo, Jakarta.

INTERNET

http://indraachmadi.blogspot.com/2012/04/kinerja-
organisasi.html diakses tanggal 18 Maret 2016,
pukul 21:24.

Koperasi diakses dari


http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi tanggal 22
Maret 2016 pukul 2:30.

Organisasi, diakses dari:


http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi pada
tanggal 20 Maret 2016 pukul 22:16.

www.mayangkararadio.com diakses pada tanggal 11


Januari 2015, pukul 01:55.

Storage.jak-stik.ac.id diakses pada tanggal 1 Agustus


2016, pukul 19:19

JURNAL

Deserno I dan Kyhaston, D. (2005), A Records


Management Program That Works For
Archives. The Information Management
Journal. 60-63

UNDANG-UNDANG

UU No 25 tahun 1992 Tentang Perkoperasian

Peraturan Pemerintah Daerah Kota Blitar No 7 Tahun


2008 Tetang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Kota Blitar

11

You might also like