You are on page 1of 10

³ Hubungan Kemampuan Kerja dan Disiplin Kerja dengan Kinerja Pegawai

di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang ³

Oleh :
Aurelia Maretha Dwi Arini, Margareta Suryaningsih, Titik Djumiarti

Jurusan Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang, Semarang Kotak Pos 12693
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman : email
Email: aureliamaretha.dwiarini@yahoo.com

Abstract

This study aims to assess the employee's performance Integrated Licensing


Service Agency of Semarang with the ability to work and work discipline. The
problems that exist in this study is still less than optimal employee performance
seen from the lack of ability to work and work discipline. This study was
conducted to determine how much the relationship between work ability variables
(X1) and work discipline (X2) with employee performance (Y). In this study the
method used is explanatory, that is the type of research that is used to examine the
relationship between the variables studied. The data obtained by questionnaires
given to 41 employees as respondents in the Integrated Licensing Service Agency
of Semarang.
The results of this study indicate that the hypothesis that there is a positive
relationship between the variables work ability and work discipline to employee
performance Integrated Licensing Service Agency of Semarang acceptable
significantly by 82.44% coefficient of determination means the employee's
performance changes by 82.44% as a result influence of ability to work and work
discipline. While the remaining 17.56% is influenced by other factors such as
motivation, leadership and work environment.
The results showed a positive and significant relationship between the variables
work ability and work discipline on employee performance. This means that in
order to improve employee performance Integrated Licensing Service Agency of
Semarang can be done by increasing the employability and self-discipline by
giving an understanding of the work presented, provide training to employees,
adherence to clock in and leave work and sincerity in completing work
responsibilty.

Keyword : employee performance, competency, and discipline

1
A. PENDAHULUAN selama ini kurang maksimal dalam
menjalankan tugasnya. Hal ini dapat
Dalam kehidupan sehari-hari,
dibuktikan karena sekarang-sekarang
organisasi sangat berkaitan erat
ini masih banyak tuntutan pelayanan
dengan hasil kerja dan para
yang diinginkan oleh masyarakat
pegawainya. Tumbuh kembang
sebagai tanda ketidakpuasan
suatu organisasi sangat bergantung
masyarakat terhadap kinerja aparatur
pada cara dan kebiasaan yang khas
Negara.
yang dibawa oleh setiap pegawainya.
Agar tercapai akuntabilitas
Sehingga akan mempengaruhi hasil
kinerja di lingkungan Pemerintah
kerjanya. Untuk mencapai hasil yang
Kota Semarang, maka
baik, badan atau instansi pemerintah
dikeluarkanlah Peraturan Walikota
membutuhkan sumberdaya yang
Semarang Nomor 29 Tahun 2007
dapat membantu pencapaian hasil
tentang Pedoman Umum Penetapan
tersebut. Sumberdaya tersebut, yaitu
Indikator Kinerja Utama di
man, money, method, material,
Lingkungan Instansi Pemerintah
machine.
Kota Semarang. Kinerja pegawai
Suatu organisasi yang
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
dibentuk sangat membutuhkan
Kota Semarang masih tergolong
manajemen yang baik yang
kurang baik atau kurang optimal
diperlukan untuk mencapai suatu
karena sebagian besar dari jenis
tujuan yang diharapkan. Kesuksesan
pelayanan perijinan bidang
suatu organisasi dalam mengelola
pembangunan tidak dapat
pegawai atau sumber daya manusia
diselesaikan sesuai waktu yang telah
sangat menentukan keberhasilan
ditentukan. Walaupun pada tahun
pencapaian tujuan organisasi.
2013 penyelesaian perijinan sudah
Sumber daya manusia harus dikelola
lebih cepat tetapi, tetap saja belum
dengan sebaik-baiknya agar bisa
sesuai dengan SOP yang ada. Oleh
memberikan kemajuan pada
karena itu, harus ada perbaikan
organisasi tersebut. Keberadaan
kinerja agar pelayanan perijinan
sumber daya manusia ini
dapat diselesaikan sesuai dengan
mempunyai pengaruh yang sangat
waktu yang diinginkan. Badan
besar terhadap keseluruhan suatu
Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
organisasi khususnya lembaga
Semarang dalam hal meningkatnya
pemerintahan. Berkaitan dengan hal
penyelesaian proses perijinan sesuai
itu, salah satu persoalan yang perlu
dengan Standar Pelayanan Minimal
mendapatkan perhatian adalah
(SPM) yang ada masih mengalami
sumber daya manusia yang
kendala, salah satunya adalah belum
tercermin dari kinerja pegawai
optimalnya ketersediaan Sumber
organisasi tersebut.
Daya Manusia (SDM) yang
Kinerja adalah seperangkat
mempunyai kompetensi yang
perilaku yang relevan dengan tujuan
memadai untuk melakukan tugas-
organisasi atau unit organisasi
tugas pelayanan (LAKIP, 2012:32).
tempat bekerja.Kinerja pemerintah
Walaupun sasaran Badan
saat ini sedang menjadi topik
Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
pembicaraan karena kinerja aparatur
Semarang dalam hal meningkatkan
pemerintah Negara yang dirasakan

2
penyelenggaraan administrasi performance. Menurut Bernardin
perkantoran dengan akurat dan tepat dan Russel (Khaerul Umam,
waktu melalui peningkatan SDM, 2010:186) definisi performance
sarana, dan prasarana yang memadai adalah catatan mengenai akibat-
dikatakan berhasil, nyatanya sasaran akibat yang dihasilkan pada sebuah
ini juga masih memiliki kendala, fungsi pekerjaan atau aktivitas
yaitu keterbatasan Sumber Daya selama periode tertentu yang
Manusia (SDM) dan tidak meratanya berhubungan dengan tujuan
tingkat ketrampilan dan penguasaan organisasi. Jadi, kinerja adalah
teknologi di lingkungan aparatur tentang melakukan pekerjaan dan
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu hasil yang dicapai dari pekerjaan
Kota Semarang (LAKIP, 2012:34). tersebut (Wibowo, 2011:7).
pegawai Badan Pelayanan Perijinan Ada 3 komponen besar dari
Terpadu Kota Semarang memiliki kinerja menurut Ratundo dan Sackett
disiplin kerja yang sangat kurang. (Khaerul Umam, 2010:188), yaitu:
Pegawai Badan Pelayanan Perijinan kinerja tugas (task performance),
Terpadu Kota Semarang seharusnya kinerja keanggotaan (citizenship
masuk pukul 07.00 tetapi, para performance), dan kinerja kontra
pegawai banyak yang datang pukul produktif (counter productive
08.00. Sehingga apabila diadakan performance). Oleh karena itu,
kegiatan apel banyak pegawai yang kinerja bukan hanya menyangkut
tidak mengikuti apel tersebut. karakteristik pribadi yang
ditunjukkan oleh seseorang melalui
B. Tujuan hasil kerja yang telah dan akan
dilakukan seseorang (Khaerul
1. Mengetahui hubungan
Umam, 2010:186).
kemampuan kerja dengan
Dalam suatu perusahaan bagi
kinerja pegawai Badan
pegawai yang telah berkembang
Pelayanan Perijinan Terpadu
karirnya, dan ditempatkan pada
Kota Semarang.
tugas atau job-job tertentu, perlu
2. Mengetahui hubungan
senantiasa diadakan pengawasan
disiplin kerja dengan kinerja
pekerja lebih lanjut agar mampu
pegawai Badan Pelayanan
mengembangkan suatu organisasi
Perijinan Terpadu Kota
yang efektif dan efisien. Sedangkan
Semarang.
cara penilaian seringkali dilakukan
3. Mengetahui hubungan
dalam perusahaan, baik secara
kemampuan kerja dan
formal ataupun informal terhadap
disiplin kerja dengan kinerja
prestasi prestasi dalam bekerja.
pegawai Badan Pelayanan
Menurut Mangkunegara (2007:9)
Perijinan Terpadu Kota
kinerja pegawai adalah hasil kerja
Semarang.
secara kualitas dan kuantitas yang
4. Menguji Hipotesis
dicapai oleh seseorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai
C. Teori
dengan tanggungjawab yang
C.1 Kinerja Pegawai
diberikannya.
Istilah kinerja merupakan
pengalih bahasaan dari kata

3
Menurut Robert L. Mathis dan jasa sesuai dengan yang diharapkan.
John H. Jackson, faktor-faktor yang Menurut Zwell (Sudarmanto,
mempengaruhi kinerja pegawai 2009:54), ada 7 faktor yang
(Khaerul Umam, 2010:189) adalah mempengaruhi kemampuan, yaitu
kemampuan, motivasi, keberadaan kepercayaan dan nilai, keahlian /
pekerjaan yang mereka lakukan, dan ketrampilan, pengalaman,
hubungan mereka dengan organisasi. karakteristik personal, motivasi, isu-
Menurut Soeprihatno (1996:25) isu emosional, kapasitas intelektual.
faktor-faktor yang mempengaruhi Dimensi yang menjadi tolok ukur
kinerja pegawai, yaitu kemampuan kemampuan kerja, yaitu kemampuan
kerja, kerajinan, disiplin kerja, interaksi, kemampuan konsptual,
hubungan kerja, dan kepemimpinan. kemampuan administrasi,
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan teknis. Menurut
kinerja pegawai menurut Husein Marshall (Sudarmanto, 2009:67) ada
Umar (1997:266), yaitu mutu 6 tahap dalam mendefinisikan model
pekerjaan, kejujuran karyawan, kemampuan untuk pekerjaan atau
pengetahuan tentang pekerjaan, peran tertentu, yaitu menjelaskan
kehadiran, sikap, kerjasama, kriteria kinerja, mengidentifikasikan
kehandalan. Ketiga teori di atas, orang-orang untuk sampel-sampel
digunakan untuk melakukan kriteria, mengumpulkan data melalui
penarikan pada variabel kemampuan BEI dan atau metode-metode lain,
kerja dan disiplin kerja. Dimensi menganalisis data dan
yang dapat dijadikan sebagai tolok mendefinisikan kemampuan-
ukur kinerja, yaitu kualitas kerja, kemampuan, mengesahkan model
kuantitas kerja, penggunaan waktu kemampuan, dan mendesain
dalam kerja, dan kerjasama antar aplikasi-aplikasi
pegawai. Berdasarkan beberapa
penjelasan mengenai teori
C.2 Kemampuan Kerja kemampuan pegawai ini, dapat
Menurut Richard E. Boyatzis disimpulkan bahwa kemampuan
(Sudarmanto, 2009:46) kemampuan kerja pegawai adalah suatu daya
adalah karakteristik-karakteristik kekuatan potensial seseorang yang
yang berhubungan dengan kinerja berupa pengetahuan dan ketrampilan
unggul dan atau efektif di dalam yang dapat diperoleh dari
pekerjaan. Menurut Michael pendidikan, pelatihan dan
Armstrong (Sudarmanto, 2009:46) pengalaman, serta berinteraksi
kemampuan adalah apa yang orang dengan rekan kerja yang lain agar
bawa pada suatu pekerjaan dalam dapat menyelesaikan pekerjaan
bentuk tipe dan tingkat-tingkat administrasi secara berdaya guna
perilaku yang berbeda-beda. dan berhasil guna. Pegawai yang
Kompetensi menentukkan aspek- memiliki kemampuan kerja baik
aspek proses kinerja pekerjaan. maka ia dapat menyelesaikan
Kemampuan (Moenir, 1998:105) pekerjaannya sesuai dengan waktu
adalah seseorang atau individu dapat yang telah ditentukan. Sebaliknya
melakukan tugas atau pekerjaan pegawai yang memiliki kemampuan
sehingga menghasilkan barang atau kerja kurang baik maka ia kurang

4
dapat menyelesaikan pekerjaaannya menurut Peraturan Pemerintah
sesuai dengan waktu yang telah Nomor 30 Tahun 1980 tentang
ditentukan. Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil,
dinyatakan bahwa disiplin
C.3 Disiplin Kerja merupakan bentuk ketaatan pegawai
Disiplin kerja sangat dalam melaksanakan tugasnya sesuai
diperlukan pegawai dalam dengan aturan yang ditetapkan dan
menyelesaikan pekerjaannya. kesediaan menerima sanksi apabila
Pegawai dalam menyelesaikan melanggar aturan tersebut. Ada
pekerjaannya harus disertai dengan beberapa faktor yang mempengaruhi
disiplin kerja. Dengan adanya disiplin kerja, yaitu (Moenir,
disiplin kerja yang dimiliki pegawai 1998:97) pembagian tugas dan
tersebut, maka kinerja pegawai pekerjaan yang belum diketahui oleh
tersebut baik. Sebaliknya jika para pekerja; adanya petunjuk kerja
pegawai tersebut tidak memiliki yang sulit dimengerti oleh pegawai;
disiplin kerja, maka kinerja pegawai kurangnya kesadaran setiap pekerja
tersebut kurang baik. Seorang terhadap tugas atau pekerjaan yang
pegawai harus menyelesaikan menjadi tanggung jawabnya.
pekerjaannya sesuai dengan waktu Menurut Sulistiyani (Siagian,
yang ditentukan sehingga tidak 2003:178), ada beberapa indikator
menghambat penyelesaian pekerjaan dalam mengukur disiplin kerja, yaitu
yang lain dari pegawai tersebut. keinginan melakukan pekerjaan,
Hal ini berarti pegawai sikap didalam melaksanakan
tersebut memiliki disiplin kerja. pekerjaan, kepatuhan terhadap
Sebaliknya pegawai yang tidak dapat kesepakatan bersama.
menyelesaikan pekerjaannya sesuai Disiplin pegawai pegawai
dengan waktu yang ditentukan maka sangat penting dalam kehidupan
hal tersebut akan menghambat organisasi, karena dapat menjamin
penyelesaian pekerjaan yang lain tercapainya tujuan organisasi secara
dari pegawai tesebut. Hal ini berarti optimal, menyadari pentingnya
pegawai tersebut tidak memiliki disiplin bagi organisasi sudah
disiplin kerja. Disiplin berasal dari selayaknya pimpinan berupaya
kata disciple yang berarti latihan secara optimal meningkatkan
atau pendidikan kesopanan atau disiplin kerja pegawainya. Menurut
kerohanian, serta pengembangan Sutopo (1999:213), kegiatan ini
tabiat. dapat dilakukan dengan disiplin
Disiplin kerja perlu preventif (kegiatan yang dilakukan
ditumbuhkan, ditegakkan, dan untuk mendorong pegawai agar
dipelihara dengan sebaik-baiknya mengikuti berbagai standard dan
demi keberhasilan organisasi dalam aturan, sehingga penyelewengan
mencapai tujuannya. Menurut dapat dicegah), disiplin korektif
Mangkuprawira dan Aida (kegiatan yang diambil untuk
(2006:122-123), disiplin kerja adalah menangani pelanggaran terhadap
sifat seorang pegawai secara sadar aturan-aturan dan mencoba untuk
mematuhi aturan dan peraturan menghindari pelanggaran lebih
organisasi tertentu. Sedangkan lanjut), dan disiplin progresif

5
(memberikan hukuman yang lebih tugas dan wewenang yang
berat terhadap pelanggaran- dibebankan kewenangannya.
pelanggaran yang terulang).
Dalam Peraturan Pemerintah D. Metode
Nomor 30 Tahun 1980 tentang D.1 Metode Penelitian
Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil, Jenis penelitian ini
ditetapkan lima hal pokok berkaitan menggunakan pendekatan
dengan disiplin kerja pegawai, yaitu kuantitatif. Dengan tipe penelitian
kewajiban, larangan, sanksi, pejabat yang digunakan adalah penelitian
yang berwenang menghukum, eksplanatif, yaitu menguji hubungan
pengajuan keberatan. Berdasarkan atau mencari sebab akibat antara dua
ketentuan tersebut, pegawai yang atau lebih variabel yang akan diteliti.
disiplin adalah pegawai yang
memiliki kepatuhan terhadap D.2 Populasi
landasan negara, pimpinan, dan Populasi dalam penelitian ini
norma atau ketentuan organisasi. adalah seluruh pegawai Badan
Tujuan utama dari diberinya Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
sanksi disiplin kerja bagi para Semarang yang berjumlah 71 orang.
pegawai yang melanggar norma
organisasi adalah memperbaiki dan D.3 Sampel
mendidik para pegawai yang Sampel yang digunakan
melakukan pelanggaran disiplin, dalam penelitian ini berjumlah 41
hukuman bagi para pegawai meliputi orang, yang diperoleh dari
hal-hal berikut hukuman disiplin perhitungan dengan menggunakan
ringan (teguran lisan, teguran rumus Frank Lynch. Yang mana
tertulis, dan pernyataan tidak puas menggunakan teknik pengambilan
secara tertulis), hukuman disiplin sampel yang digunakan adalah
sedang (penundaan gaji berkala, stratified random sampling. Cara
penundaan gaji, penundaan kenaikan demikian dilakukan bila anggota
pangkat), hukuman disiplin berat populasi yang kita miliki tidak
(penurunan pangkat, pembebasan memiliki sifat homogen, tetapi
dari jabatan, pemberhentian dengan heterogen, yaitu karakteristik
hormat tidak atas permintaan populasi yang kita miliki bervariasi.
sendiri), pemberhentian dengan tidak
hormat sebagai pegawai negeri sipil. D.4 Teknik Pengumpulan Data
Oleh karena itu, dapat Ada beberapa teknik
disimpulkan bahwa disiplin kerja pengumpulan data yang digunakan
merupakan suatu sikap untuk taat dalam penelitian yaitu :
dan patuh terhadap landasan hukum 1. Interview atau wawancara
yang berlaku di Indonesia dan patuh Dengan wawancara peneliti
terhadap pimpinan sesuai dengan dapat mengetahui apa yang
peraturan atau aturan organisasi melatarbelakangi permasalahan
maupun norma yang berlaku serta yang terjadi serta dapat
bersedia menjalani dan menerima mengenal responden secara lebih
sanksi atau hukuman apabila mendalam.
melakukan pelanggaran terhadap

6
2. Kuesioner yang telah ditentukan (Robbin Stuart
Kuesioner merupakan teknik ± Kottze dalam Wibowo, 2011:87).
pengumpulan data yang Berdasarkan hasil penelitian
dilakukan dengan cara memberi dapat disimpulkan bahwa
seperangkat pertanyaan atau kemampuan kerja Badan Pelayanan
pernyataan tertulis kepada Perijinan Terpadu Kota Semarang
responden untuk dijawabnya. tergolong sangat baik. Hal tersebut
Kuesioner dapat berupa dikarenakan, pegawai dengan atasan
pertanyaan atau pernyataan memiliki hubungan yang sangat erat
tertutup atau terbuka, dapat dan akrab, atasan sering memberi
diberikan kepada responden kesempatan kepada pegawai untuk
secara langsung atau dapat menyampaikan gagasan atau saran
dikirim. pada saat terdapat masalah, pegawai
sangat mampu bekerjasama dengan
PEMBAHASAN pegawai lain, pekerjaan yang
Berdasarkan hasil penelitian diberikan atasan kepada pegawainya
dapat disimpulkan bahwa kinerja sesuai dengan pendidikan terakhir,
pegawai Badan Pelayanan Perijinan pegawai sering mengikuti diklat
Terpadu Kota Semarang tergolong untuk menambah pengalamannya,
sangar baik. Hal tersebut pegawai mampu mengambil
dikarenakan, pegawai dapat keputusan pada saat ada masalah,
menyelesaikan pekerjaan dengan pegawai dalam menyelesaikan
waktu yang lebih cepat yaitu 1-2 pekerjaannya sering mengikuti
hari, pegawai selalu tepat dalam prosedur yang ada, pegawai mampu
menyelesaikan pekerjaannya, menggunakan komputer secara
pegawai kadang-kadang salah dalam optimal untuk menyelesaikan
menyelesaikan pekerjaannya, pekerjaannya, pegawai sering
perijinan yang dihasilkan seimbang menggunakan pengalamannya untuk
dengan perijinan yang masuk, menyelesaikan pekerjaannya, pada
pegawai dalam menyelesaikan saat berada dilapangan pegawai
pekerjaannya membutuhkan waktu menggunakan fungsi manajemen
yang sangat cepat, pegawai dalam untuk menyelesaikan pekerjaannya.
menyelesaikan pekerjaannya sangat Oleh karena itu, perlu ada upaya
sering meminta bantuan pegawai peningkatan kemampuan kerja.
yang lain. Harus terdapat standar Upaya peningkatan kemampuan
kinerja untuk menghasilkan kinerja kerja dapat dilakukan dengan
yang baik atau sesuai dengan mengikuti pendidikan dan
harapan. Standar kinerja merupakan pelatihanataupun pemberian
elemen penting dalam menilai motivasi tentang kemampuan yang
kinerja. Standar kinerja merupakan dimiliki oleh masing-masing
pernyataan tentang situasi yang pegawai. Pelatihan dan pendidikan
terjadi ketika sebuah pekerjaan pegawai merupakan salah satu upaya
dilakukan secara baik (Wibowo, meningkatkan kualitas sumber daya
2011:74). Kinerja yang baik manusia. Pelatihan dan
merupakan hasil dari melakukan pengembangan dipahami sebagai
pekerjaan yang benar pada waktu proses peningkatan potensi atau

7
kemampuan yang dimiliki oleh Koefisien Determinasi (KD) yaitu
setiap manusia (Sudarmanto, sebesar 25,1%. Dengan demikian
2009:226-227). dapat disimpulkan bahwa kedua
Berdasarkan hasil penelitian variabel yang diuji mempunyai
dapat disimpulkan bahwa disiplin hubungan positif dan signifikan.
kerja pegawai Badan Pelayanan Sehingga hipotesis antara
Perijinan Terpadu Kota Semarang kemampuan kerja dan kinerja
sangat tinggi. Hal tersebut pegawai dapat diterima. Variabel
dikarenakan pegawai memiliki disiplin kerja memiliki hubungan
kesungguhan dalam menyelesaikan yang positif terhadap kinerja
pekerjaannya yang menjadi pegawai. Dari hasil perhitungan
tanggungjawabnya, pegawai didapat nilai Z hitung (Zo) > Z tabel
tepatwaktu pada saat masuk kerja, (Zt) yaitu 4,0526 > 1,635.
pegawai sangat tepat waktu dalam Sedangkan besar pengaruhnya
menyelesaikan pekerjaannya, diperoleh dari hasil perhitungan nilai
pegawai taat terhadap peraturan KD yaitu sebesar 19,36%. Dengan
yang telah ditetapkan, pegawai patuh demikian dapat disimpulkan bahwa
terhadap keputusan yang telah kedua variabel yang diuji
diambil bersama-sama. Semakin mempunyai hubungan positif dan
baik disiplin kerja pegawai, semakin signifikan. Sehingga hipotesis
baik pula kinerja yang dihasilkan. antara disiplin kerja dan kinerja
Tanpa disiplin pegawai yang baik, pegawai dapat diterima.
sulit bagi suatu organisasi mencapai Berdasarkan hasil analisis data
hasil yang optimal. Disiplin yang dengan menggunakan Kendall Wtest
baik mencerminkan besarnya rasa dapat disimpulkan bahwa antara
tanggungjawab seseorang terhadap kemampuan kerja (X1) dan disiplin
pekerjaan-pekerjaan yang diberikan. kerja (X2) dengan kinerja pegawai
Disiplin kerja dapat dikatakan baik (Y) ada korelasi positif dan
apabila sebagian besar pegawai signifikan dengan demikian
menaati peraturan-peraturan yang hipotesis dapat diterima. Variabel
ada. Disiplin kerja harus kinerja pegawai dipengaruhi sebesar
ditegakkandalam suatu organisasi. 82,44% dari variabel kemampuan
Tanpa dukungan disiplin kerja kerja (X1) dan disiplin kerja(X2).
pegawai yang baik, sulit organisasi Sedangkan sisanya 17,56%
untuk mewujudkan tujuan. Jadi, dipengaruhi oleh variabel lain di luar
disiplin kerja adalah kunci variabel kemampuan kerja dan
keberhasilan suatu organisasi dalam disiplin kerja.
mencapai tujuannya (Hasibuan,
2005:193-194). PENUTUP
Variabel kemampuan kerja A. Kesimpulan
memiliki hubungan yang positif Kinerja pegawai di Badan
dengan kinerja pegawai Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang menunjukkan hasil kinerja
Semarang. Dari hasil perhitungan pegawai yang sangat tinggi yaitu
didapat nilai Z hitung (Zo) > Z tabel sebanyak 27 orang atau sebesar
(Zt) yaitu 4,614>1,635. Perhitungan 65,9%. Ini menunjukkan bahwa

8
pegawai dapat menyelesaikan antara kemampuan kerja (X1) dan
pekerjaan yang diberikan dengan disiplin kerja (X2) dengan kinerja
baik. pegawai (Y) ada korelasi positif
Kemampuan kerja di Badan dan signifikan dengan demikian
Pelayanan Perijinan Terpadu Kota hipotesis dapat diterima.
Semarang menunjukkan hasil yang
sangat tinggi yaitu sebanyak 17 B. Saran
pegawai atau sebesar 41,5%. Ini Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pegawai tentang kemampuan kerja dan
memiliki kemampuan dalam disiplin kerja terhadap kinerja
menyelesaikan perijinan yang ada. pegawai Badan Pelayanan Perijinan
Disiplin kerja di Badan Terpadu Kota Semarang, maka
Pelayanan Perijinan Terpadu Kota penulis mencoba mengajukan saran-
Semarang menunjukkan hasil yang saran sebagai berikut:
sangat tinggi, yaitu sebanyak 19 1. Permasalahan kinerja pegawai
orang atau sebesar 46,3%. Ini masih perlu diperhatikan
ditunjukkan dengan melihat dikarenakan masih adanya
ketepatan waktu pegawai pada saat pegawai yang melakukan
masuk kerja, pulang kerja, dan kesalahan dalam memasukkan
penyelesaian pekerjaan. data pemohon. Maka akan lebih
Berdasarkan pada hubungan baik dalam memasukkan data
antar variabel kemampuan kerja dan dilakukan oleh pemohon itu
variabel disiplin kerja dengan kinerja sendiri. Pendaftaran yang
pegawai Badan Pelayanan Perijinan dilakukan sebaiknya secara
terpadu Kota Semarang, yaitu: online. Sehingga pegawai hanya
Variabel kemampuan kerja meneliti persyaratan pendaftaran
mempunyai hubungan yang positif perijinan saja. Oleh karena itu,
terhadap kinerja pegawai. Dengan pegawai tidak bertanggungjawab
demikian dapat disimpulkan bahwa penuh terhadap kesalahan
kedua variabel yang diuji pemasukan data pemohon.
mempunyai hubungan positif dan 2. Permasalahan kemampuan kerja
signifikan antara kemampuan kerja masih perlu diperhatikan
dengan kinerja pegawai yang dikarenakan pegawai dalam
hipotesisnya dapat diterima. mengambil keputusan apabila
Variabel disiplin kerja terdapat masalah masih kurang.
mempunyai hubungan yang positif Maka akan lebih baik pada saat
dengan kinerja pegawai. Dengan diadakan rapat atau pertemuan
demikian dapat disimpulkan bahwa antara atasan dengan bawahan,
kedua variabel yang diuji pegawai diberikan kesempatan
mempunyai hubungan positif dan untuk memberikan saran atau
signifikan antara disiplin kerja gagasannya terkait dengan
dengan kinerja pegawai yang pembicaraan dalam rapat.
hipotesisnya dapat diterima. Sehingga pegawai nantinya
Berdasarkan hasil analisis sudah terbiasa mengambil suatu
data dengan menggunakan Kendall keputusan pada saat terjadi suatu
Wtest dapat disimpulkan bahwa masalah dan pegawai tidak

9
bergantung kepada pegawai lain DAFTAR PUSTAKA
apabila menemukan suatu
masalah dalam bekerja. Laporan Akuntabilitas Kinerja
3. Permasalahan disiplin kerja Instansi Pemerintah. 2012.
masih perlu diperhatikan Semarang : Badan Pelayanan
dikarenakan tidak adanya Perijinan Terpadu.
penegakkan disiplin seperti Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007.
teguran secara lisan. Maka akan Evaluasi Kinerja SDM.
lebih baik dalam meningkatkan Bandung : PT Refika
disiplin dimulai dari disiplin diri, Aditama.
yaitu disiplin yang dikontrol atau Mangkuprawira, Sjafri, dan Aida
dikembangkan diri sendiri. Vitayala Hubeis. 2006.
Disiplin diri sangat besar Manajemen Mutu Sumber
perannya dalam mencapai tujuan DayaManusia. Bogor :
institusi. Dalam rangka Ghalia.
mengurangi keterlambatan Moenir, H. A. S. 1998. Manajemen
pegawai dan pulang terlalu cepat Pelayanan Umum di
instansi dapat menggunakan Indonesia. Jakarta : Bumi
absensi elektronik. Apabila Aksara.
masih terdapat pegawai yang Siagian, Sondang P. 2003.
melanggar, maka perlu diberikan Manajemen Sumber Daya
sanksi sesuai dengan Manusia. Jakarta : Bumi
pelanggarannya. Pegawai yang Aksara XIV.
melakukan pelanggaran ringan Soeprihatno, John. 1996. Penilaian
maka sanksi yang diberikan Kinerja dan Pengembangan
berupa sanksi pelanggaran ringan Karyawan Edisi II.
(teguran lisan, teguran tertulis, Yogyakarta : BPFE.
ataupun pernyataan tidak puas Sudarmanto. 2009. Kinerja dan
secara tertulis), pegawai yang Pengembangan Kompetensi
melakukan pelanggaran sedang Sumber Daya Manusia.
maka sanksi yang diberikan Yogyakarta : Pustaka Setia.
berupa sanksi pelanggaran Sutopo, N. 1999. Organisasi dan
sedang (penundaan kenaikan Manajemen. Bandung :
gaji, penurunan gaji, penurunan Rosdakarya.
gaji, ataupun penundaan Umam, Khaerul. 2010.Perilaku
kenaikan jabatan), serta pegawai Organisasi. Bandung :
yang melakukan pelanggaran Pustaka Setia.
berat maka sanski yang diberikan Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja.
berupa sanksi pelanggaran berat Jakarta : Rajawali Pers.
(penurunan pangkat, pembebasan
dari jabatan, pemberhentian, dan
pemecatan).

10

You might also like