You are on page 1of 5

akhirat.

Pemimpin pemberi uswah terbaik yang tiada banding dan tiada


‫ َا ُهلل َأ ْك َب ْر‬.‫ َا ُهلل َأ ْك َب ُر َا ُهلل َأ ْك َب ُر َا ُهلل َأ ْك َب ُر‬.‫ َا ُهلل َأ ْك َب ُر َا ُهلل َأ ْك َب ُر َا ُهلل َأ ْك َب ُر‬.‫َا ُهلل َأ ْك َب ُر َا ُهلل َأ ْك َب ُر َا ُهلل َأ ْك َب ُر‬ tanding. Hari ini gema takbir berkumandang memenuhi langit.

‫ َص َد َق َو ْع َد ُه َو َن َص َر‬،‫هللا َو ْح َد ُه‬ ُ ‫ اَل إ َله إ َّال‬،‫هللا ُب ْك َر ًة َوَأ ِص ْي ًال‬ ِ ‫ان‬ َ ‫ح‬ َ ‫َكب ْي ًرا َو ْال َح ْم ُد ِهلل َك ِث ْي ًرا َو ُس ْب‬ Bersahut-sahutan tiada henti. Hati siapakah yang tidak tergetar
ِ ِ ِ mendengar keagungan dan kebesaran Allah terus-menerus dilantunkan oleh
ْ‫ َا ُهلل َأ ْك َب ُر َو ِهلل ْا َلحمد‬،‫هللا َأ ْك َب ُر‬ ُ ‫هللا َو‬ ُ ‫ َالإ َله إ َّال‬،‫َع ْب َد ُه َوَأ َع َّز ُج ْن َد ُه َو َه َز َم اَأْل ْح َز َاب َو ْح َد ُه‬
ِ ِ lebih dari 1,5 miliar manusia di seluruh pelosok bumi? Takbir itu terus
ُ‫ َا ْل َح ْم د‬.‫ َا ْل َح ْم ُد ِهلل ًّالذ ْي َأ َم َر َن ا ب َّالت ْق َوى َو َن َه َان ا َعن ِّات َب اع ْال َه َوى‬.‫ات َو َأ ْح َيى‬ َ ‫َا ْل َح ْم ُد ِهلل َّال ِذ ْي َأ َم‬ bergema dan menggelegar, sambung-menyambung dari satu negeri ke negeri
ِ
َ ْ َ ْ َ ْ َ ِ َ ْ ِ َ ْ ُ َّ َ َ َ ِ ْ ‫َّ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ ْ َأل ْ َ َأ ْ َ ُ َأ‬ lain. Hanya hati yang telah mengeras bagai batu belaka yang tidak merespon
،‫ ِنعم الو ِكيل و ِنعم الم ولى‬ ‫ ش هد ن ال اِ ل ه ِإال هللا‬.‫ِهلل ال ِذي جع ل لن ا ِعي د ال ِفط ِر و ا ض حى‬
ُ ‫ َو َص َّل‬.‫َوَأ ْش َه ُد َأ َّن َس ّي َد َنا ُم َح َّم ًدا َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُل ُه َو َم ْن ُي ْن ِك ْر ُه َف َق ْد َض َّل َض َال ًال َب ِعي ًدا‬ dengan amat positif salah satu tanda-tanda kebesaran Allah ini.  
‫هللا َع َلى‬ ِ Allahu akbar, Allahu akbar Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah
ٌ‫ ِإ ْن ُه َو ِإ َّال َو ْحي‬،‫ َّال ِذ ْي َال َي ْن ِط ُق َع ْن ْال َه َوى‬،‫ ُم َح َّم ٍد َن ِب ّ ِي ْال ُه َدى‬،‫َس ِّي ِد َنا َو َح ِب ْي ِب َن ا ْال ُم ْص َط َفى‬ Setiap kali sampai pada momen Idul Adha, kita diingatkan kembali akan
َ ْ ْ
‫ َا َّلل ُه َّم ْاج َعل َن ا ِم َم ْن اِ َّت َب َع ُه ْم ِب ِإ ْح َس ٍان ِإلى َي ْو ِم‬.‫دق َو ال َو َف ا‬ ِ ّ ِ ‫ َو َع َلى َا ِل ِه َو َأ ْص َحا ِب ِه َأ ْه ل‬،‫ُي ْو َحى‬
‫الص‬ ِ ْ
kisah agung keluarga Ibrahim AS. Kisah penuh teladan bagi segenap manusia
sepanjang zaman. Kisah yang telah dengan amat indah Allah rekam dalam
َ‫ َق ال‬،‫ أ ْو ُص ْي ُك ْم َو َن ْفس ْي ب َت ْق َوى هللا َو َط َاعت ه َل َع َّل ُك ْم ُت ْفل ُح ْو ْن‬،‫ان‬ َ َ ُّ ‫ َف َياأ‬:‫ َأ َّما َب ْع ُد‬.‫ْال َج َزا‬
ِ ِِ ِ ِ َ ِ َّ ‫و‬ ‫خ‬ ‫اإل‬
ِ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬ surat TQS. Ash Shafaat [37] : 100-113. Kisah keluarga Ibrahim telah menjadi
َّ‫الرح ْي ْم َولله‬ ُ ‫َأ‬ ْ ْ َ ََ ُ
ِ ِ ِ ‫هللا الرحم ِن‬َّ َ ْ َّ ْ َّ
ِ ‫ ِب ْس ِم‬،‫اهلل ِمن الشيط ِان الر ِجيم‬ ْ َ ِ ‫ عوذ ِب‬:‫الى ِفي ا ُلق ْر ِان ا َلك ِريم‬
ْ ُ ْ ‫هللا تع‬ legenda sejak lebih dari 5.000 tahun silam. Inilah kisah keluarga teladan.
َ‫ َوق ال‬.‫ين‬ َ ْ َّ ‫اًل‬ َ َ
َ ‫َع َلى َّالناس ِح ُّج ال َب ْي ِت َمن ْاس َتط َاع ِإل ْي ِه َس بي َو َم ْن َك َف َر ف ِإ َّن الل َه َغ ِن ٌّي َعن ال َع الم‬
َ ْ Keluarga yang telah berhasil membangun dan menanamkan tauhid pada
ِ ِ ِ ِ ِ ً ‫َأ‬ segenap sendi-sendi kehidupan. Ibrahim, Hajar, dan Ismail adalah potret
ْ‫هللا َالع ِظيم‬ ُ ‫ َص َد َق‬.‫ إ َّن َشا ِن َئ َك ُه َو اَأْل ْب َت ُر‬.‫ َف َص ّل ِل َر ّب َك َو ْان َح ْر‬.‫اك ْال َك ْو َث َر‬ َ ‫ضا إ َّنا َأ ْع َط ْي َن‬ ْ
ِ ِ ِ ِ ‫ي‬ anggota keluarga sempurna dalam pengabdian dan penghambaan kepada
Allah SWT, robbul ‘izzati. Setiap individu dalam keluarga utama ini, benar-
Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah. benar menunjukkan kwalitas ultraprima dalam bertauhid secara murni dan
Alhamdulillah, kita panjatkan segala puji dan syukur bagi Allah SWT. luar biasa. Sejak kita kanak-kanak, kisah keluarga ini sudah begitu akrab. Di
Allah satu-satunya Tuhan. Itu berarti tidak ada tuhan selain Dia. Tidak ada satu sekolah para guru menceritakannya. Di surau, langgar, dan mushola-mushola,
zat pun, apa pun  dan siapa pun yang pantas, yang berhak, yang layak, dan para ustadz dan guru ngaji mengisahkannya.
yang wajib kita ibadahi selain Allah. Peribadatan dan penghambaan hanya kita Seperti baru kemarin, kisah berusia ribuan tahun itu disampaikan
pasrahkan kepada Allah SWT. Allah Sang Pencipta dan Pemilik jagat raya,  kembali kepada kita. Kita masih ingat, bagaimana Ibrahim AS teramat sangat
pemelihara langit dan bumi seisinya. Inilah tauhid, inti ajaran  para rasul sejak merindukan anak. Di usianya yang sudah renta, Allah belum juga
Adam AS hingga Muhammad SAW. Tauhid yang harus kita pegang dengan menganugrahi keturunan baginya. Sementara Sarah, istrinya yang juga sudah
teguh sampai kapan pun dan apa pun konsekwensinya. Kemudian kita tua, tidak kunjung menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Buat Ibrahim AS,
mohonkan agar shalawat dan salam tetap Allah limpahkah kepada anak bukanlah sekadar pelanjut keturunan. Bagi sang khalilullah, kekasih Allah
Muhammad Rasulullah SAW. Khataman nabiyyin yang dengan risalah yang ini, anak juga sekaligus pewaris risalah kenabian. Berapa lama di antara kita
dibawanya, sanggup mengantarkan  ummatnya pada kebahagiaan dunia dan yang menanti kehadiran si buah hati dalam keluarga? Lima tahun? Tujuh
tahun? 10 tahun, 12 tahun, atau mungkin bahkan 15 tahun? Suasana seperti
apakah yang mewarnai kehidupan keluarga tanpa tangis bayi? Sepi. Sunyi. Jamaaah Sholat Ied Rohimakumullah
Sepertinya hari demi hari berlalu berselimut suram dan muram. Hampir pasti, Perasaan seperti apakah yang menyelimuti Ibrahim saat mendapat
hari-hari seperti itulah yang dijalani pasangan Ibrahim AS dan Sarah.  Namun perintah menyembelih Ismail, putra yang amat dikasihinya? Dapatkah kita
Ibrahim tidak putus-putusnya terus berdoa kepada Allah agar dikaruniai bayangkan, setelah puluhan tahun menanti keturunan, bahkan ketika fisiknya
keturunan. sudah semakin renta, lalu ketika anak yang teramat didamba itu ada, Allah
‫) َف َب َّش ْر َن ُاه ب ُغاَل‬100( ‫ين‬ َّ ‫َر ّ ِِّب َه ْب ِلي ِم َن‬
‫ٍم َح ِل ٍيم‬ ِ
َ ‫الصا ِل ِح‬ perintahkan untuk menyembelih? Ibrahim pun menghadapi dua pilihan,
mengikuti perasaan hatinya dengan ”menyelamatkan” Ismail buah cinta
Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk
keluarga. Atau, menaati perintah Allah dengan ”mengorbankan” putra
orang-orang yang saleh. Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang
kesayangannya. Situasi seperti inilah yang sejatinya setiap saat kita hadapi
anak yang Amat sabar. (TQS. Ash Shafaat [37] : 100-101) Alhamdulillah, sejarah
dalam hidup sehari-hari. Mengutamakan Allah dan rasulNya, atau memilih
akhirnya mengabarkan, melalui Hajar, Allah menganugrahi Ibrahim AS
tetap menggenggam ‘Ismail-Ismail’ lain di sekeliling kita? Walau sering lidah
keturunan. Lahirlah Ismail, bayi laki-laki yang telah teramat lama didamba.
kita mengatakan, “ini adalah karunia Allah”, namun praktiknya kita sering
Kalau saja kita mencoba hadir pada peristiwa itu, maka akan dapat kita
merasa menjadi ‘pemilik’ karunia itu. Sekarang, mari kita kenali segala sesuatu
rasakan betapa kebahagiaan membuncah dari dada Ibrahim AS dan istrinya
yang kita cintai. Begitu kita cintai sesuatu itu, hingga kita rela mengorbankan
Hajar. Anak yang diharapkan telah hadir di pangkuan.
apa saja untuknya. Ketahuilah, itulah ‘Ismail’ kita. ‘Ismail’ kita adalah segala
Sejuta doa dan harapan tumpah-ruah kepada si bayi. Kasih dan sayang
sesuatu yang dapat melemahkan iman dan dapat menghalangi kita menuju
tercurah bagi penyambung risalah dan keturunan, Ismail kecil. Hari-hari pun
taat kepada Allah. Setiap sesuatu yang dapat membuat diri kita tidak
bagai dipenuhi pelangi. Warna-warni indah senantiasa mengiringi. Senyum
mendengarkan perintah Allah dan enggan mengikuti kebenaran. ‘Ismail’ kita
dan tawa bahagia setiap saat pecah menghiasi kehidupan keluarga utama ini.
adalah setiap sesuatu yang menghalangi kita untuk melaksanakan kewajiban-
Namun agaknya Allah punya rencana sendiri. Allah ingin menguji cinta Ibrahim
kewajiban syar’i. Setiap sesuatu yang menyebabkan dan menjadikan kita
kepadaNya. Adakah cinta kepada Allah itu adalah cinta yang tidak tertandingi?
mengajukan bermacam alasan dan dalih untuk menghindar dari perintah
Atau, jangan-jangan Ismail yang amat rindukan itu menjadi “pesaing” cinta
Allah SWT. Anak, istri, keluarga, kerabat, harta benda, perniagaan/bisnis,
Ibrahim kepada Allah Tuhannya yang Maha Agung?
ْ ْ
‫الس ْع َي َق َال َي ا ُب َن َّي ِإ ِِّّني َأ َرى ِفي ال َم َن ِام َأ ِِّّني َأ ذ َب ُح َك َف ْان ُظ ْر َم َاذا َت َرى َق َال َي ا َأ َب ِت‬
َّ ‫َف َل َّما َب َل َغ َم َع ُه‬ rumah-rumah tinggal sejatinya adalah ‘Ismail-ismail’ buat kita. Jika semua itu
lebih kita cintai daripada cinta kepada Allah, Rasul-Nya, dan jihad di jalan Allah,
  102 :‫الصا ِب ِر َين (الصافات‬ َّ ‫ْاف َع ْل َما ُت ْؤ َم ُر َس َت ِج ُد ِني ِإ ْن َش َاء َّالل ُه ِم َن‬ maka sungguh, kita sudah membuat pilihan yang keliru. Karena dengan
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama- demikian, berbagai karunia yang Allah anugrahkan tadi, buat kita telah
sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam menjadi tuhan-tuhan tandingan bagi Allah. Dan itu artinya, kita sedang
mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menanam benih-benih yang akan berujung pada panen kemurkaan Allah.
menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Naudzu billahi mindzalik!  ‫قل إن كان آباؤكم وأبناؤكم وإخوانكم وأزواجكم وعشيرتكم وأموال اقترفتموه ا‬
insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar". (TQS. ‫وتجارة تخشون كسادها ومساكن ترضونها أحب إليكم من هللا ورسوله وجهاد في س بيله فتربص وا ح تى ي أتي هللا ب أمره‬
Ash Shafaat [37] ; 102) ‫ وهللا ال يه دي الق وم الفاس قين‬Katakanlah: "Jika bapa-bapa kamu, anak-anak kamu,
saudara-saudara kamu, isteri-isteri kamu, kaum keluargamu, harta kekayaan
yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan Allah untuk mendampingi Ibrahim AS dan melahirkan keturunan para nabi.
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Dia telah mampu membentuk bayi merah Ismail yang ditinggalkan suaminya
RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah di tengah padang gersang tak berpenghuni, menjadi anak muda istimewa.
mendatangkan keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada Hajar telah suskes mentransformasikan kesalehan, kesabaran, kepasrahan,
orang-orang yang fasik (Al-taubah; 24). Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu dan ketakwaannya   kepada anak yang amat dicintainya.  Dan, proses
akbar Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.  Hikmah lain yang transformasi itu berlangsung setiap hari, setiap detik, setiap saat. Bagaimana
bisa kita petik dari kisah agung ini adalah betapa luar biasanya Ismail. Sebagai dengan pemuda-pemuda kita hari ini? Adakah mereka mewarisi kedahsyatan
seorang pemuda, yang tengah tumbuh dengan segala potensinya, yang masa Ismail? Sayang sekali, yang terjadi justru sebaliknya. Sebagian (besar) anak-
depan gemilang menantinya, Ismail telah menunjukkan kualitas jauh di atas anak muda kita, pelajar dan mahasiswa kita, hari-harinya dipenuhi dengan
rata-rata. Tauhid telah terpatri dengan sangat kokoh di dadanya. Bisakah kita berbagai perilaku memprihatinkan. Tawuran pelajar, penyalahgunaan
membayangkan, perasaan seperti apakah yang kira-kira berkecamuk di dada narkoba, dan seks bebas telah menjadi konsumsi harian mereka. Data-data
seorang pemuda, ketika ayah yang amat dicintai dan mencintainya, berkata yang tersaji tentang perilaku anak-anak muda kita sungguh membuat miris.
akan menyembelihnya? Benarkah ayahandanya itu sungguh-sungguh Menurut Komisi Perlindungan Anak (KPAI), misalnya, pada semester satu 2012
mencintainya? Kalau benar, cinta seperti apakah yang mampu menggerakkan saja ada 229 kasus tawuran antarpelajar, 19 tewas dan sisanya luka berat dan
lidah ayahandanya untuk mengucapkan kata-kata itu? Tapi lagi-lagi Ismail ringan. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun
bukanlah seorang pemuda rata-rata. Perintah yang amat berat itu pun 2011, yaitu 128 kasus tawuran. Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebut
disambut Ismail dengan penuh kesabaran. Dia menyanggupi menyerahkan pada 2008 terdapat 3,4 juta penyalahgunaan narkoba. Angkanya naik menjadi
lehernya untuk disembelih. Bukan itu saja, Ismail yang tahu persis bahwa 3,83 juta pada 2010. Pada 2015, diperkirakan jumlah pengguna narkoba
perintah itu pasti amat berat bagi ayahandanya, bahkan mendorong menembus 5,13 juta jiwa. Sementara itu, seks bebas juga marak di kalangan
keteguhan jiwa Ibrahim AS untuk melaksanakan perintah Allah tersebut. remaja. Hal itu antara lain ditandai dengan tingginya angka aborsi di kalangan
Wahai bapakku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya’a Allah remaja. Komnas Perlindungan Anak (PA) mencatat, pada periode 2008–2010
engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (TTQS ash- terjadi 2,5 juta kasus, 62,6% dilakukan anak di bawah umur 18 tahun.
Shaffat [37]: 102) Pertanyaan besar yang bisa diajukan dari adegan luar biasa Sementara berdasarkan data dari BKKBN  tahun 2013, anak usia 10-14 tahun
ini adalah, gerangan apakah yang membuat Ismail menjadi setegar ini? Menu yang telah melakukan aktivitas seks bebas atau seks di luar nikah mencapai
apakah yang setiap hari mengisi kepala dan dadanya, sehingga dia bisa 4,38%. Sedangkan pada usia 14-19 tahun sebanyak 41,8% telah melakukan
dengan rela menyerahkan lehernya untuk disembelih ayahnya? Pendidikan aktivitas seks bebas.  Data lain mengatakan bahwa tidak kurang dari 700.000
seperti apa yang bahkan membuat Ismail juga meneguhkan hati ayahnya agar siswi melakukan aborsi setiap tahunnya. Apa yang terjadi dengan pemuda-
tidak ragu-ragu melaksanakan perintah Allah? Tentu saja kehebatan Ismail itu pemudi kita? Kenapa ini bisa terjadi? Benarkah anak-anak muda itu nakal?
bukanlah sesuatu yang instan apalagi sim salabim. Keluarbiasaan Ismail Kurang ajar, tidak bermoral, dan berkhlak rendah? Sudah berapa lama ini
adalah buah dari pendidikan dan bimbingan dari seorang ibu yang juga sangat semua terjadi? Semestinya bukan pertanyaan-pertanyaan bernada kecaman
luar biasa. Inilah peran dahsyat dari Siti Hajar, perempuan yang telah dipilih seperti itu yang kita sorongkan. Pertanyaan yang seharusnya diajukan adalah,
dimana saja selama ini kita; para orang tua, guru, dan pemerintah berada? pejabat di kursi-kursi kekuasaannya. Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Apa yang telah kita lakukan dan berikan kepada anak-anak itu? Sebagai orang Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah Kalau kita ingin memiliki anak seperti
tua, bukankah selama ini nyaris tidak ada apa pun yang kita berikan kepada Ismail, maka dengan sendirinya diperlukan seorang bapak seperti Ibrahim AS.
anak-anak itu? Kita sudah merasa menuntaskan kewajiban jika sudah Tentu saja, tidak 100% seperti Ibrahim. Mungkin cuma 50%, 25%, 10%, bahkan
menjejali mereka dengan aneka hadiah dan kebutuhan fisiknya. mungkin 1% dari kualitas Ibrahim. Anak-anak seperti Ismail juga memerlukan
Pertanyaannya, adakah perhatian dan kasih-sayang kita masih tercurah seorang ibu seperti Hajar. Tentu saja, tidak 100% seperti Hajar. Cukup 50%,
kepada mereka? Bagaimana dengan waktu dan kebersamaan di rumah dan 25%, 10%, bahkan mungkin 1% dari kualitas bunda Hajar. Pertanyaannya
keluarga? Masihkah kita shalat berjamaah dan membaca al quran bersama sekarang, seper berapa persenkah para bapak dan suami  zaman ini dari
mereka? Dan, di atas semua itu, masih adakah teladan yang kita tunjukkan Ibrahim? Apakah ada tanda-tanda bunda Hajar pada istri dan para ibu di
kepada anak-anak itu? Bukankah di rumah kita telah menjadi para diktator rumah tangga kita sekarang? Dimanakah kita bertemu jodoh yang kemudian
bagi anak-anak. Kita melarang mereka melakukan ini-itu. Namun pada saat berlanjut pada pernikahan dan keluarga? Apakah di night club, karaoke atau
yang sama kita tetap saja asyik dengan larangan tersebut. Para ayah melarang lokasi-lokasi maksiat lain yang menjadi tempat pertemuan dengan jodoh kita?
anak-anaknya merokok, sementara di sela-sela jemarinya terselip rokok yang Jangan pernah berharap di rumah kita akan hadir anak-anak sekelas Ismail,
masih mengepulkan asap. Para ibu menyuruh anak-anaknya belajar dan kalau kita sendiri sebagai orang tua tidak mewarisi keutamaan Ibrahim dan
melarang mereka menonton tv, sementara dia sendiri asyik duduk di sofa Hajar. Sebagai kepala keluarga, sudahkah para bapak hanya memberi nafkah
sambil matanya tidak lepas dari sinetron pengumbar mimpi dan nafsu. Para anak dan istri dengan harta yang halal? Adakah rupiah yang kita bawa pulang
guru di sekolah mengajarkan moral kepada para siswanya, sementara benar-benar bersih dari unsur haram? Sah dan halalkah kelebihan
berbagai kecurangan terus dilakukan. Tidak disiplin dengan kehadiran yang penghasilan di luar gaji yang kita berikan kepada anak istri dalam bentuk
membuat anak-anak gaduh di kelas. Sibuk mencari tambahan di luar kelas nafkah, rumah, vila, tabungan dan deposito, saham dan obligasi, mobil, dan
hingga kwalitas pengajaran terus melorot. Para kepala sekolah sibuk harta benda lain? Ibu seperti apakah yang mampu melahirkan dan
mengutak-atik anggaran bantuan operasional sekolah (BOS) untuk membimbing anak-anaknya seperti Ismail? Atau, ibu yang bagaimanakah yang
kepentingan sendiri. Para pejabat publik di eksekutif, legislatif, dan yudikatif memiliki surga di bawah telapak kakinya? Al-jannatu tahta aqdamil ummahat,
yang digaji dengan uang rakyat, tidak lagi memikirkan dan bekerja dengan surga di bawah telapak kaki ibu. Sebagian ulama memang menyebut ini hadits
sungguh-sungguh agar rakyatnya sejahtera dan tercerahkan. Mereka justru palsu. Sebagian lain mengatakan munkar, karena ada Manshur dan Abu
sibuk bermanuver untuk melanggengkan jabatan untuk menumpuk harta dan Nadzhar, sebagai perawi tidak dikenal. Bahkan Al-Hafidz menyebutkan perawi
kekuasaan, kekuasaan dan harta. Teladan telah menjadi barang amat langka lain hadits ini, yaitu Musa, adalah al-kadzdzab atau pendusta. Meski demikian,
di negeri ini. Anak-anak kita tidak lagi bisa menemukan contoh hidup ada hadits lain yang senada namun punya kedudukan shahih. Sanad hadits ini
sederhana, arif, santun, dan penuh kasih kepada sesama yang bisa ditiru. Yang oleh banyak ulama diterima sebagai hadits yang hasan. Bahkan Al-Hakim dan
ada, setiap hari mereka dijejali dengan budaya hedonis, konsumtif, koruptif, Adz-Dzahabi menyebutnya sebagai hadits shahih. Hadits itu adalah hadits dari
dan manipulatif. Dan semua hal buruk itu setiap saat dipertontonkan  dengan Mu'awiyah bin Jahimah. Beliau pernah mendatangi Rasulullah SAW dan
sangat telanjang oleh para orang tua di rumah, guru di sekolah, dan para bertanya : "Ya, Rasulallah. Aku ingin ikut dalam peperangan, tapi sebelumnya
Aku minta pendapat Anda". Rasulullah SAW bertanya, "Apakah kamu masih Shalat, Kompas Kiblat, Wirid, Ziarah, Ensiklopedia NU, Maulid, Khutbah, Doa,
punya ibu?". "Punya", jawabnya. Rasulullah SAW," Jagalah ibumu, karena dan lain-lain.
sesungguhnya surga itu di bawah kedua telapak kakinya". (HR. An-Nasai,
Ahmad dan Ath-Thabarani). Pesan yang ingin disampaikan di sini adalah,
hanya para ibu utama dan mulia saja yang mampu menyediakan surga di
bawah telapak kakinya. Dan para ibu itu juga tidak sendiri. Mereka harus
didampingi para suami yang sholeh, yang memurnikan tauhidnya sesuai
dengan millah Ibrahim yang hanif. Di tangan para orang tua seperti inilah
kelak akan lahir dan terbentuk anak-anak yang berakhalak mulia. Generasi
muslim yang juga memegang tahuid dengan teguh dan istiqomah. Sebab,
pada dasarnya tiap anak lahir dengan bersih. Ibu dan bapaknyalah yang akan
mewarnai anak-anak itu menjadi “sesuai” di kemudian hari.   ‫ط َر ِة‬ ْ ِ‫ُكلُّ َموْ لُو ٍد يُولَ ُد َعلَى ْالف‬
‫ فَأَبَ َواهُ يُهَ ِّودَانِ ِه أَوْ يُنَصِّ َرانِ ِه أَوْ يُ َمجِّ َسانِ ِه‬  “Setiap anak dilahirkan dlm keadaan fitrah (Islam),
maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani atau
Majusi.” (HR. al-Bukhari&Muslim) ‫ إب دأ بنفسك‬Mulailah dari dirimu sendiri.
Demikian Muhammad Rasulullah SAW bersabda. Jika para orang tua memulai
dari diri sendiri, baik dalam hal kebaikan dan menghindari keburukan, maka
anak-anak akan menemukan teladan. Para pemuda-pemudi kita bisa
menduplikasi perilaku mulia dari orang tua, guru, dan para pejabat publik
negeri ini. Alangkah indahnya hidup ini dan damainya Indonesia, jika tiap
keluarga hanya menularkan kebaikan dalam perilaku sehari-harinya. Tidak ada
lagi perkelahian antarpelajar. Tidak ada lagi tawuran antakampung. Tidak ada
lagi korupsi yang menyengsarakan rakyat. Sungguh, Indonesia akan menjadi
baldatun thoyibatun warobbun ghafur. Sebuah negara yang baik dan berada
di bawah perlindungan Allah yang Maha Pengampun. Insya Allah, aamiin...

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/62373/kurban-dan-pendidikan-
tauhid-keluarga
===
Yuk, install NU Online Super App versi Android (s.id/nuonline) dan versi iOS
(s.id/nuonline_ios). Akses dengan mudah fitur Al-Qur'an, Yasin & Tahlil, Jadwal

You might also like