You are on page 1of 8

Journal of Public Sector Innovation, Vol. 3, No.

2, Mei Tahun 2019, (68 - 74)

IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN


DALAM UPAYA MENGENTASKAN KEMISKINAN DI KOTA BATU

Cahyo Sasmito
Universitas Tribhuwana Tungga Dewi Malang, Email : cahyosasmito1970@gmail.com
Ertien Rining Nawangsari
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Email : ertien.riningnawangsari@yahoo,com

ABSTRACT

This research was conducted from February to April 2018 with qualitative descriptive
methods. The data sources consist of: primary data sources and secondary data sources,
primary data sources obtained from observations, and interviews. Interview with informants
(purposive sampling) based on the interview guides as instruments, and the researchers as
research instruments. While secondary data is obtained from documentation. Data analysis used
the Miles and Huberman models of Sugiyono, 2017 whose activities include: data reduction,
data display and conclution drawing / verification.
The results of this study, the implementation of the Keluarga Harapan Program (PKH)
effort to alleviate poverty in the Social Service Office of Batu City has been going well.
Communication is established well with PKH Facilitators, and PKH Participants. The Social
Service involves the Facilitators in meetings coordination, as provisions for improving
professionals seminars and matrices in to help the Facilitators to assist PKH Participants in
providing counseling to tell the terms and conditions that must be fulfilled by the Participants.
The Government's Social Service of Batu City has exercised its authority both from
aspects: communication, resources, disposition, and bureaucratic structure with PKH Assistants
in the implementation to alleviate the PKH Participants' poverty. Therefore the implementation
is being well because of the determined terms and conditions in education terms (permanent
school participants) and in the health terms (long term health insurance), so that social
assistance through PKH cash can be received by the Participants through the BNI account of
each PKM Participant. Furthermore, the PKH Assistants help the Participants to counseling
provide to PKH Participants in skills possessed develop by the each Participant. Therefore, for
the long term PKH implementation in poverty alleviation efforts will be able to be realized by
the Government's Social Service of Batu City.

Keywords: assistance processing, developing skills, alleviating poverty

68
Cahyo Sasmito: Implementasi Program Keluarga Harapan..

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2018 dengan
metode deskriptif kualitatif. Sumber data terdiri dari: sumber data primer dan sumber data
sekunder, sumber data primer diperoleh dari hasil pengamatan, dan wawancara. Wawancara
dengan informan (purposive sampling) berdasarkan interview guide sebagai instrumen, peneliti
sebagai instrumen penelitian. Data sekunder diperoleh dari dokumentasi. Analisis data
menggunakan model Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2017 yang aktivitasnya meliputi:
data reduction, data display, dan conclution drawing/verification.
Hasil penelitian ini, bahwa implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam
upaya mengentaskan kemiskinan pada Dinas Sosial Pemerintahan Kota Batu telah berjalan
dengan baik dan lancer. Komunikasi terjalin secara baik dengan Pendamping PKH, dan Peserta
PKH. Dinas Sosial melibatkan Pendamping PKH dalam rapat koordinasi, seminar dan matrikasi
sebagai bekal untuk meningkatkan professional dalam implementasi PKH dalam upaya
mengentaskan kemiskinan. Dinas Sosial memberikan tugas pada Pendamping PKH untuk
membantu Peserta PKH dalam memberikan penyuluhan terkait syarat dan ketentuan wajib yang
harus dipenuhi Peserta PKH.
Dinas Sosial Pemerintah Kota Batu telah menjalankan kewenangannya baik dari
aspek: komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi mengandeng Pendamping
PKH dalam implementasi PKH untuk mengentaskan kemiskinan Peserta PKH. Dengan
demikian menjadi lancar karena syarat dan ketentuan yang sudah ditentukan di bidang
pendidikan (peserta tetap sekolah) dan di bidang kesehatan (tetap penjaminan kesehatan jangka
panjang), sehingga bantuan sosial melalui PKH dapat diterima secara tunai oleh Peserta PKH
melalui rekening BNI masing-masing Peserta PKM. Selanjutnya Pendamping PKH membantu
Peserta PKH untuk mengolah bantuan, dan memberikan penyuluhan kepada Peserta PKH untuk
mengembangkan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing Peserta PKH. Dengan demikian
untuk jangka panjang implementasi PKH dalam upaya pengentasan kemiskinan akan mampu
diwujudkan oleh Dinas Sosial Pemerintahan Kota Batu.

Keywords: mengolah bantuan, mengembangkan keahlian, mengentaskan kemiskinan

69
Journal of Public Sector Innovation, Vol. 3, No. 2, Mei Tahun 2019, (68 - 74)

PENDAHULUAN kementerian seperti : Ketenagakerjaan,


Permasalahan kemiskinan merupakan Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kesehatan.
permasalahan yang dihadapi oleh semua negara, sehingga upaya pemerintah dalam rangka
semua provinsi dan semua daerah, kemiskinan mengentaskan kemiskinan tersebut dapat segera
muncul karena ketidak berdayaan seseorang diwujudkan.
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. di KERANGKA TEORITIS
Indonesia data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Implementasi kebijakan adalah tahapan
disebutkan bahwa indeks kedalaman kemiskinan sangat penting dalam keseluruhan struktur
dan indeks keparahan kemiskinan indonesia kebijakan. Tahap Implementasi menentukan
periode bulan September Tahun 2016 sampai apakah kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah
dengan bulan Maret Tahun 2017 di Indonesia benar-benar aplikabel di lapangan dan berhasil
mengalami peningkatan dari aspek angka menghasilkan output dan outcomes seperti
kemiskinan. direncanakan. Upaya mewujudkan output dan
Secara nyata permasalahan data Peserta outcomes yang ditetapkan, maka kebijakan publik
PKH di lapangan dari hasil verifikasi KSM oleh perlu diimplementasian. Tanpa implementasi
pendamping masih dijumpai adanya Peserta PKH maka kebijakan tersebut hanya akan menjadi
yang tidak memenuhi syarat, sementara di sisi catatan-catatan elit sebagaimana dipertegas oleh
yang lain ada beberapa masyarakat yang Udoji (dalam Agustino, 2006) bahwa pelaksanaan
memenuhi syarat sebagai peserta PKH namun kebijakan adalah sesuatu yang penting bahkan
justru tidak masuk di data penerima PKH mungkin jauh lebih penting daripada pembuatan
tersebut. Pada instansi terkait perannya belum kebijakan, Kebijakan-kebijakan hanya akan
maksimal dalam menunjang suksesnya sekedar berupa impian atau rencana bagus yang
implementasi PKH tersebut, hal ini disebabkan tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak
instansi puskesmas dan sekolah merasa berat jika diimplementasikan.
melakukan verifikasi secara terus menerus Sejalan dengan pendapat Udoji, George
(continue). Masalah berikutnya yang terjadi Edward III (dalam Winarno, 2008) berpandangan
adalah implementasi pembayaran PKH tidak tepat bahwa implementasi adalah krusial bagi
waktu, hal ini diakibatkan lambannya verifikasi administrasi publik dan kebijakan publik.
yang dilakukan pihak terkait. Implementasi merupakan tahap kebijakan antara
Masalah selanjutnya masih kurangnya pembentukan program dan konsekwensi
koordinasi yang dilakukan oleh kementerian: kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya.
Ketenagakerjaan, Pendidikan dan Kebudayaan, Apabila suatu program tidak tepat atau tidak bisa
dan Kesehatan. Permasalahan berikutnya adalah mengurangi masalah yang merupakan sasaran
tidak semua dari Keluarga Sangat Miskin itu kebijakan, maka program itu mungkin akan
menerima jaminan kesehatan, dan tidak semua mengalami kegagalan sekalipun program itu
siswa dari keluarga miskin tersebut menerima diimplementasikan dengan baik, sedangkan suatu
bantuan pendidikan. program yang cemerlang mungkin juga akan
Hasil survei yang dilakukan oleh menghadapi kegagalan bila program tersebut
Kementrian Keuangan pada bulan september kurang diimplementasikan dengan baik.
Tahun 2017 yang lalu, bahwa bantuan sosial jenis George C. Edward III dalam Agustino,
PKH ini memiliki dampak yang signifikan pada (2012: 149-154) Implementasi menurut Edwards,
penurunan angka kemiskinan serta ketimpangan, diartikan sebagai tahapan dalam proses
(CNN Indonesia). Oleh karena itu pengentasan kebijaksanaan yang berada diantara tahapan
kemiskinan melalui PKH ini menjadi prioritas penyusunan kebijaksanaan dan hasil atau
pemerintah Indonesia dan sekaligus menjadi konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan oleh
program andalan sebagai upaya pemerintah untuk kebijaksanaan itu (output, outcome). Yang
mengentaskan kemiskinan. Selanjutnya perlu termasuk aktivitas implementasi menurutnya
koordinasi dan sinergisitas dan dukungan lintas adalah perencanaan, pendanaan,

70
Cahyo Sasmito: Implementasi Program Keluarga Harapan..

pengorganisasian, pengangkatan dan pemecatan dasarnya sudah baik dan lancar.


karyawan, negosiasi dan lain-lain. Implementasi PKH pada Dinas Sosial
Model ini dikembangkannya, ia Pemerintahan Kota Batu telah bekerjasama
mengemukakan ada 4 (empat) faktor kritis yang dengan Pendamping PKH.
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan Sejak awal implementasi kebijakan
implementasi. Pendekatan yang dilakukan dengan Pendamping PKH sudah dilibatkan dalam
mengajukan pertanyaan :”Prakondisi apa yang rapat koordinasi, seminar dan matrikulasi
harus ada agar implementasi berhasil?” dan untuk membekali pendamping PKH supaya
“ Apa yang menjadi kendala pokok bagi menjadi profesional, di sisi yang lain Dinas
suksesnya suatu implementasi?” Sosial Pemerintahan Kota Batu juga
Ke empat variabel tersebut adalah : 1. memberikan dukungan yang berupa
Komunikasi; 2. Sumberdaya; 3. Disposisi atau finansial yakni memberikan bantuan uang
Sikap Pelaksana; 4. Struktur Birokrasi, yang jajan dan transpor kepada Pendamping PKH
keseluruhannya saling berhubungan dan saling sebesar dua ratus ribu rupiah
mempengaruhi satu sama lain dalam menentukan perpendamping, perbulan. Proses inilah
keberhasilan atau kegagalan implementasi. yang merupakan bentuk komunikasi yang
dibangun dengan baik dalam implementasi
METODE PENELITIAN PKH di Kota Batu.
Metode yang digunakan dalam 2. Sumber Daya dalam Implementasi Program
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Keluarga Harapan (PKH) dalam upaya
Penentuan sumber data dari: sumber data primer mengentaskan kemiskinan pada Dinas Sosial
yang diperoleh dari hasil wawancara yang Pemerintahan Kota Batu melibatkan
mengaju pada pedoman wawancara yang sudah Pendamping PKH dan Peserta PKH sesuai
ditetapkan sebelumnya, sedangkan data sekunder, syarat dan ketentuan di bidang pendidikan
bersumber pada hasil informasi dari orang kedua, dan kesehatan. Besarnya sumber daya
dan dokumentasi yang diperoleh dari Dinas keuangan yang diberikan kepada Peserta
Sosial Kota Batu dan Pendamping PKH. Dalam PKH sebesar lima ratus ribu rupiah setiap
penelitian ini instrument penelitiannya adalah orang, setiap bulan.
peneliti sendiri. Teknik penentuan sample dengan Temuan di lapangan mayoritas
menggunakan purposive sampling, data primer sumber daya Peserta PKH memiliki latar
juga diperoleh dari observasi, selanjutnya data belakang pendidikan yang kurang, sehingga
sekunder diperoleh dari Dokumentasi. Teknik keahlian yang dimiliki Peserta PKM juga
Pengumpulan Data melalui observasi, interview, sangat kurang, karena keterbatasan
dokumentasi, menguji dan mengecek data dengan kemampuan pendidikan ini tidak jarang
Triangulasi. Analisis data menggunakan model Pendamping sedikit memaksa dan
Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2017 yang memperingatkan jika syarat dan ketentuan
meliputi: reduksi data, penyajian data, dan tidak dipenuhi maka akan kena
verifikasi / kesimpulan. sangksi/pinalti program akan dihentikan
kepada Peserta PKH yang bersangkutan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi Tugas Pendamping PKH yang
Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam diberikan oleh Dinas Sosial Pemerintahan
Upaya Mengentaskan Kemiskinan Pada Kota Batu adalah mengolah bantuan, serta
Dinas Sosial Pemerintahan Kota Batu memberikan penyuluhan kepada Peserta
PKH untuk mengembangkan keahlian yang
1. Komunikasi Implementasi Program dimiliki oleh Peserta PKH ditengah-tengah
Keluarga Harapan (PKH) dalam upaya keterbatasan pendidikan yang mereka
mengentaskan kemiskinan pada Dinas Sosial miliki. Dengan demikian untuk jangka
Pemerintahan Kota Batu. Komunikasi yang panjang PKH mampu mengentaskan
terjalin antara Dinas Sosial, Pendamping kemiskinan di Kota Batu.
PKH dan Peserta PKH pada

71
Journal of Public Sector Innovation, Vol. 3, No. 2, Mei Tahun 2019, (68 - 74)

3. Struktur Birokrasi dalam Implementasi Sikap dan watak Peserta PKH


Program Keluarga Harapan (PKH) dalam yang nurut dan patuh terhadap bimbingan
upaya mengentaskan kemiskinan pada dan arahan dari Pendamping PKH
Dinas Sosial Kota Batu. Kepala Dinas menyebabkan terpenuhinya syarat dan
Sosial memberikan tugas pokok, fungsi ketentuan secara tepat waktu, pencairan
dan kewenangan kepada Kepala Bidang dana PKH tepat waktu sesuai jadual yang
Pemberdayaan Bantuan dan Jaminan ditetapkan, serta tercapainya
Sosial, untuk berkoordinasi dengan pengembangan keahlian yang dimiliki
Pendamping PKH dalam melaksanakan oleh Peserta PKH memudahkan Dinas
dan pembinaan kepada Peserta PKH atas Sosial Pemerintahan Kota Batu
syarat dan ketentuan yang ditentukan mewujudkan upaya pengentasan
termasuk juga memberikan sanksi dan kemiskinan di wilayah Kota Batu.
pinalti kepada Peserta PKH yang tidak
memenuhi syarat dan ketentuan tersebut. Faktor-Faktor Pendukung Implementasi
Dinas Sosial Pemerintahan Kota Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam
Batu memberikan tugas kepada Upaya Mengentaskan Kemiskinan Pada
Pendamping PKH untuk membantu Dinas Sosial Kota Batu
Peserta PKH dalam mengolah bantuan Komunikasi yang telah terjalin dengan
sebesar lima ratus ribu perorang- baik antara Pendamping dan Peserta PKH.
perbulan, serta memberikan penyuluhan Komunikasi tersebut telah memberikan
kepada Peserta PKH, dan mengingatkan pengetahuan dan pemahaman untuk memenuhi
Peserta PKH akan kewajiban yang harus syarat dan ketentuan yang merupakan syarat
dipenuhi yakni melengkapi semua syarat wajib bagi Peserta PKH sebelum memperoleh
dan ketentuan yang sudah ditentukan, hak menerima dana sebagai Peserta PKH di
seperti di bidang pendidikan (agar peserta rekeningnya. Dirasakan oleh peserta PKH Dinas
tetap sekolah) dan di bidang kesehatan selalu melakukan komunikasi dan PKH dapat
(agar peserta tetap penjaminan kesehatan memberikan manfaat bagi Peserta PKH untuk
jangka panjang), setelah semua syarat memecahkan persoalan hidup sehari-hari mereka.
dan ketentuan ini dipenuhi oleh Peserta Sumber Daya yang memadai merupakan
PKH, maka selanjutnya bantuan sosial sarana pendukung bagi Peserta PKH. Ketika
yang diberikan melalui PKH ini dapat peserta PKH diberikan bantuan pengolahan dana
diterima secara tunai oleh Peserta PKH bantuan dan penyuluhan pengembangan keahlian
melalui rekening BNI masing-masing yang disampaikan oleh Pendamping PKH
Peserta PKH tersebut. mendorong potensi keahlian Peserta PKH ini bisa
4. Disposisi dalam Implementasi Program dikembangkan. PKH sudah memberikan manfaat
Keluarga Harapan (PKH) dalam upaya bagi penerima untuk mengentaskan kemiskinan.
mengentaskan kemiskinan pada Dinas Struktur Birokrasi Dinas Sosial
Sosial Kota Batu. Sikap dan watak Pemerintahan Kota Batu, yang dipimpin oleh
aparatur Dinas Sosial, Pendamping PKH seorang Kepala Dinas Sosial telah mendukung
dan Peserta PKH secara umum sudah implementasi PKH. Dinas telah mampu
baik, hanya saja ada beberapa Peserta mendelegasikan kewenangan kepada Kepala
PKH yang kurang baik dari sisi Bidang Pemberdayaan Bantuan dan Jaminan
kerjasama dan tanggungjawab khususnya Sosial, untuk mensukseskan PKH. Telah
untuk batas akhir pemenuhan syarat dan dilakukan berkoordinasi dengan Pendamping
ketentuan ini yang tidak diperhatikan PKH dalam melaksanakan dan pembinaan kepada
oleh Peserta PKH, sehingga terlambat Peserta PKH baik mengenai syarat dan ketentuan
dari waktu yang ditentukan, dan yang ditentukan, termasuk ancaman akan sanksi
berakibat pada mundurnya waktu dan pinalti kepada Peserta PKH yang tidak
pencairan dana ke rekening BNI Peserta memenuhi syarat dan ketentuan tersebut.
PKH tersebut.

72
Cahyo Sasmito: Implementasi Program Keluarga Harapan..

Disposisi Penerima PKH walaupun KESIMPULAN


sudah dapat bantuan, namun masih diberikan Komunikasi; terjalin secara baik antara
pendampingan. Dinas tetap memberikan Dinas Sosial Pemerintahan Kota Batu,
pembinaan kepada penerima PKH dalam Pendamping PKH dan Peserta PKH. Pendamping
pengelolaan bantuan, sehingga dapat berjalan dilibatkan dalam kegiatan seminar, dan
terus. Selain itu juga adanya dukungan dari matrikulasi, Pendamping PKH memberikan
Pemerintahan Daerah Kota Batu melalui Dinas penyuluhan tentang syarat dan ketentuan wajib
Sosial Pemerintahan Kota Batu yang berupa sebagai Peserta PKH. Pendamping PKH juga
memberi uang bensin dan uang jajan bagi mendapatkan dukungan finansial berupa uang
pendamping PKH. Dinas Sosial Pemerintahan jajan dan uang trasnport. Peserta PKH
Kota Batu juga mengikutsertakan pendamping berkewajiban memenuhi syarat dan ketentuan
dalam kegiatan seminar dan matrikulasi hal ini yang ditetapkan, sebelum menerima bantuan
bertujuan agar menjadikan pendamping sosial yang ditransfer melalui rekening BNI
lebihprofessional, sehingga Program Keluarga Peserta PKH.
Harapan (PKH) dapat terus berkembang sampai Sumber daya; Pendamping PKH diberi
saat ini. tugas membantu Penerima PKH mengolah dana
bantuan sosial, yang sudah diterima oleh Peserta
Faktor-Faktor Penghambat Implementasi PKH.
Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Struktur Birokrasi; Kepala Dinas
Upaya Mengentaskan Kemiskinan Pada Sosial Mendelegasikan kewenangan kepada
Dinas Sosial Kota Batu sebagai berikut : Kepada Bidang Pemberdayaan Bantuan dan
Watak dan sikap yang kurang Jaminan Sosial. Selanjutnya menggunakan
tanggungjawab dari Peserta PKH atas informasi ruangan dan sarana prasarana Dinas Sosial untuk
yang diberikan oleh Pendamping PKH. diperuntukkan menunjang kelancaran PKH di
Akibatnya menyebabkan tidak tepatnya waktu Kota Batu.
penyerahan syarat dan ketentuan dari Peserta Disposisi; sikap dan watak Aparatur
PKH, sehingga pencairan dana ke rekening Dinas Sosial, Pendamping, dan Peserta PKH
Peserta PKH tidak tepat waktu. sangat berperan dalam suksesnya PKH dalam
Data di lapangan masih ditemukan upaya mengentaskan kemiskinan di Kota Batu.
adanya data Peserta PKH yang tidak akurat, Faktor Pendukung: komunikasi yang
dimana penerima PKH tersebut tidak memenuhi baik, sumber daya yang profesional, struktur
kriteria yang berrlaku, namun terdaftar pada data birokrasi yang sudah ada, dan disposisi yang
mendukung. Faktor Penghambat: masih adanya
sebagai Peserta PKH. Pada sisi yang lain ketika
sikap dan watak yang apatis Peserta PKH. Data
verifikasi oleh Pendamping PKH ditemukan Peserta PKH masih ada yang belum akurat,
biodata nama tertentu di masyarakat yang kapasitas ruangan, sarana dan prasarana, yang
kondisinya sangat miskin, dan sangat layak terbatas.
sebagai Penerima PKH, namun orang yang
bersangkutan tidak terdaftar di data Kementerian
Sosial, maka orang tersebut tidak berhak
menerima bantuan sosial dalam Program
Keluarga Harapan tersebut.
Ruangan dan fasilitas untuk Pendamping
PKH yang terbatas, baik ruangan, meja kursi,
komputer dan penunjang lainnya. Kondisi ini
dianggap logis saja karena ruangan Pendamping
PKH masih jadi satu lokasi dengan Dinas Sosial
Pemerintahan Kota Batu.

73
Journal of Public Sector Innovation, Vol. 3, No. 2, Mei Tahun 2019, (68 - 74)

DAFTAR PUSTAKA Model Implementasi Kebijakan Publik.


Bumi Aksara. Jakarta
Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik.
Publik. Bandung : CV. Alfabeta. Bandung : Alfabeta.
Bungin, M. Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik Teori
Jakarta : Prenada Media Group. dan Proses. Yogyakarta : Media
Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Pressindo.
Untuk Penelitian Yang Bersifat: CNN Indonesia, 2017. Program Keluarga
Eksploratif, Enterpretif, Interaktif Dan Harapan Diklaim Efektif Tekan
Konstruktif. Alfabeta. Bandung. Kemiskinan. (Online).
Solichin AW, 2016. Analisis Kebijakan Dari https://www.cnnindonesia.com/ekono
Formulasi ke Penyusunan Model- mi

74

You might also like