Professional Documents
Culture Documents
Prabawati Sinta
prabawatisinta887@gmail.com
Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas Maret
Indonesia
Program Studi D IVBidan Pendidik Universitas Sebelas Maret Surakarta Indonesia
ABSTRACT
The worldwide incidence of dengue were reported by the WHO with a total of 500,000
patients and 22,000 deaths. Puskesmas Gambirsari were the highest incidence of dengue in
Surakarta. 3M plus movement is an effort in order to decrease the incidence of dengue fever.
Order to determine the behavior of 3M plus community relationship with the incidence of
dengue in Puskesmas Gambirsari Surakarta.
Using observational analytic design with cross sectional design. The population in this
study is all the people in Puskesmas Gambirsari Surakarta (RT 09 RW 20 Village Kadipiro)
as much as 213 people. The sample in this study as many as 138 people and the sampling
technique used was simple random sampling by means of raffle members of the population.
Respondents who behave 3M plus community that is equal to 81.2% (112 people) and
who suffered dengue incidence is equal to 5.8% (8 people). Spearman test results obtained p-
value = 0.000 <0.05 and rs = 0.515.
There is a correlation between 3M plus behavior community with the incidence of DBD
in Puskesmas Gambirsari Surakarta.One of the possible efforts for the society in preventing
dengue disease is “3M plus” behavior; to drain (menguras), to lid (menutup), to burry
(mengubur) and the other steps that may terminate mosquito’s breeding. Thus, it is expected
to promote 3M plus behavior for the society to reduce possibilities for Aedes Aegypti to breed.
References : 41 references (2007-2015)
Keywords : 3MPlus,Behavior, DBD
93
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIAHUSADA | VOLUME 07/NOMOR 02/OKTOBER 2018
ABSTRAK
Kejadian DBD di seluruh dunia dilaporkan oleh WHO dengan jumlah sebanyak 500.000
penderita dan 22.000 kematian. Wilayah kerja Puskesmas Gambirsari menempati urutan
tertinggi kejadian DBD di Surakarta. Gerakan 3M plus merupakan upaya agar kejadian DBD
menurun. Tujuan untuk mengetahui hubungan perilaku 3M plus masyarakat dengan kejadian
DBD di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari Surakarta.
Menggunakan desain observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari
Surakarta (RT 09 RW 20 Kelurahan Kadipiro) sebanyak 213 orang. Sampel dalam penelitian
ini sebanyak 138 orang dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random
sampling dengan cara mengundi anggota populasi.
Responden yang berperilaku 3M plus masyarakat yaitu sebesar 81,2% (112 orang) dan
yang mengalami kejadian DBD yaitu sebesar 5,8% (8 orang). Hasil uji Spearman diperoleh
nilai p-value = 0,000 dan rs = 0,515.
Ada hubungan perilaku 3M plus masyarakat dengan kejadian DBD di wilayah kerja
Puskesmas Gambirsari Surakarta.Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat
dalam menanggulangi DBD adalah gerakan 3M plus masyarakat yaitu menguras, menutup,
mengubur plus melakukan langkah lain yang dapat memberantas perkembangbiakkan
nyamuk. Oleh karena itu, diharapkan kepada masyarakat untuk meningkatkan perilaku 3M
plus masyarakat untuk mengurangi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
DaftarPustaka : 41 kepustakaan(2007-2015)
Kata Kunci : Perilaku 3M Plus, Kejadian DBD
94
HUBUNGAN PERILAKU 3M PLUS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DBD.. | PRABAWATI SINTA
aktual dalam penelitian ini adalah semua mengisi kuesioner dan tidak berada di
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas rumah saat penelitian dilakukan. Cara
Gambirsari Surakarta (RT 09 RW 20 pengambilan data dalam penelitian ini
Kelurahan Kadipiro) sebanyak 213 menggunakan data primer melalui
orang.Sampel dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diberikan kepada responden
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas sebagai instrumen yang digunakan untuk
Gambirsari Surakarta (RT 09 RW 20 mengukur perilaku 3M plus
Kelurahan Kadipiro) sebanyak 138 masyarakat.Cara pengambilan data dalam
orang.Teknik pengambilan sampel yang penelitian ini juga menggunakan data
digunakan adalah simple random sampling sekunder melalui studi pendahuluan di
dengan cara mengundi anggota populasi. wilayah kerja Puskesmas Gambirsari
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah Surakarta untuk mengetahui jumlah
masyarakat yang berdomisili di RT 09 RW kejadian DBD pada tahun 2014.Teknik
20 Kelurahan Kadipiro, masyarakat yang analisis yang digunakan adalah uji Pearson
sehat jasmani maupun rohani, dan masih pada tingkat kesalahan atau α sebesar 5%
hidup sedangkan kriteria eksklusi pada dengan bantuan program SPSS versi 18.
penelitian ini adalah tidak bersedia untuk
Tabel 1 Definisi Operasional
Definisi
No Variabel Alat Ukur Skala Ukur Kategori
Operasional
1. Variabel Perilaku 3M Kuesioner Interval 0. Berperilaku 3M
Bebas: plus masyarakat plus masyarakat
Perilaku 3M dalam upaya 1. Tidak
Plus pemberantasan berperilaku 3M
Masyarakat sarang nyamuk plus masyarakat
demam berdarah
dengue
2. Variabel DBD yang Studi pendahuluan Nominal 0. DBD
Terikat: pernah dialami di wilayah kerja 1. Tidak DBD
Kejadian oleh anggota Puskesmas
DBD masyarakat Gambirsari
Surakarta
2. Laki-laki 69 50,0
HASIL PENELITIAN & Total 138 100,0
PEMBAHASAN
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 138
Tabel 2 Distribusi Responden Menurut Umur di responden, persentase pada kelompok jenis
Wilayah Kerja Puskesmas Gambirsari
kelamin perempuan dan laki-laki memiliki
Surakarta Tahun 2015
jumlah yang sama yaitu sebesar 50% (69
No Umur Jumlah Persentase
(%) orang).
1. <15 41 29,7 Tabel 4 Distribusi Responden Menurut
2. 15-50 86 62,3
Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas
3. >50 11 8,0
Total 138 100,0
Gambirsari Surakarta Tahun 2015
No Pendidikan Jumlah Persentase
(%)
Tabel 2menunjukkan bahwa dari 138 1. Tidak 49 35,5
responden, persentase tertinggi pada Sekolah
kelompok umur 15-50 tahun yaitu sebesar 2. SD dan 21 15,2
SMP
62,3% (86 orang). 3. SMA atau 43 31,2
Tabel 3 Distribusi Responden Menurut Jenis SMK
Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas 4. Diploma 9 6,5
5. Perguruan 16 11,6
Gambirsari Surakarta Tahun 2015
Tinggi
No Jenis Jumlah Persentase Total 138 100,0
kelamin (%)
1. Perempuan 69 50,0
96
HUBUNGAN PERILAKU 3M PLUS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DBD.. | PRABAWATI SINTA
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 138 Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil uji
responden, persentase tertinggi pada statistik untuk mengetahui hubungan
kelompok tidak sekolah yaitu sebesar perilaku 3M plus masyarakat dengan
35,5% (49 orang). kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas
Tabel 5 Distribusi Responden Menurut Gambirsari Surakarta tahun 2015 diperoleh
Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas nilai p-value = 0,000 < 0,05 dan rs = 0,515.
Gambirsari Surakarta Tahun 2015 Nilai rs = 0,515 termasuk dalam rentang
No Pekerjaan Jumlah Persentase koefisien korelasi yang kuat, sehingga H1
(%)
1. Tidak 86 62,3 diterima. Artinya, ada hubungan perilaku
Bekerja 3M plus masyarakat dengan kejadian DBD
2. Bekerja 52 37,7 di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari
Total 138 100,0
Surakarta tahun 2015.
Tabel 5menunjukkan bahwa dari 138
responden, persentase tertinggi pada PEMBAHASAN
kelompok tidak bekerja yaitu sebesar Pada pembahasan ini akan disajikan hasil
62,3% (86 orang). penelitian mengenai hubungan perilaku 3M
Tabel 6 Distribusi Responden Menurut Perilaku plus dengan kejadian DBD.
3M Plus Masyarakat di Wilayah Kerja Umur
Puskesmas Gambirsari Surakarta Tahun 2015
Hasil penelitian ini yang ditunjukkan pada
No Perilaku 3M Jumlah Persentase
Plus (%) tabel 2 mengenai umur responden
Masyarakat menunjukkan dari 138 responden,
1. Tidak 26 18,8 persentase tertinggi pada kelompok umur
Berperilaku
3M Plus 15-50 tahun yaitu sebesar 62,3% (86 orang).
Masyarakat Menurut WHO kelompok umur 15-50
2. Berperilaku 112 81,2 tahun termasuk pada jenjang muda sampai
3M Plus
Masyarakat dewasa (Kurniawan, E., dkk). Hal ini
Total 138 100,0 didukung oleh penelitian Wuryaningsih
Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 138 dengan judul “Deteksi Virus Den pada
responden, persentase tertinggi pada Monosit dengan Uji Streptavidin Biotin
kelompok berperilaku 3M plus masyarakat untuk Diagnosis Dini Penyakit Demam
yaitu sebesar 81,2% (112 orang). Berdarah Dengue” yang menyatakan bahwa
penderita terbanyak pada rentang umur 21-
Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Kejadian
30 tahun yaitu 9 orang (28,125%).
DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Gambirsari
Surakarta Tahun 2015 Sugiyanto dalam kepustakaannya juga
No Kejadian Jumlah Persentase sependapat bahwa distribusi penderita DBD
DBD (%) yang berumur 15 tahun ke atas jumlahnya
1. DBD 8 5,8 meningkat (Wuryaningsih, Y.S.N., 2007).
2. Tidak DBD 130 94,2
Total 138 100,0 Hal ini sependapat pula dengan Achmadi,
U.F., dkk. (2010), yang menyatakan bahwa
Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 138
kasus DBD perkelompok umur dari tahun
responden, persentase tertinggi pada
1993-2009 mengalami pergeseran. Dari
kelompok tidak DBD yaitu sebesar 94,2%
tahun 1993 sampai tahun 1998 kelompok
(130 orang).
umur terbesar kasus DBD adalah kelompok
Tabel 8 Hasil Uji Korelasi Spearman Hubungan umur < 15 tahun, tahun 1999-2009
Perilaku 3M Plus Masyarakat dengan Kejadian kelompok umur terbesar kasus DBD
DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Gambirsari
Surakarta Tahun 2015 cenderung pada kelompok umur ≥ 15 tahun.
Kejadian DBD Melihat data tersebut kemungkinan
Perilaku 3M Plus p 0,000 penularan tidak hanya terjadi di rumah
Masyarakat tetapi juga di sekolah atau tempat kerja.
r 0,515
n 138
Soedarto dalam kepustakaannya juga
menyatakan bahwa DBD menginfeksi
97
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIAHUSADA | VOLUME 07/NOMOR 02/OKTOBER 2018
100
HUBUNGAN PERILAKU 3M PLUS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DBD.. | PRABAWATI SINTA
101
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIAHUSADA | VOLUME 07/NOMOR 02/OKTOBER 2018
104