Professional Documents
Culture Documents
Arjunina Maqbulin
ABSTRACT
Arjunina Maqbulin
The degradation of eastern character (Indonesian) make us upset.
MAN NGANJUK
This paper is trying to find a solution how to educate character of
Jl. Letjen Suprapto 121 C
students without reducing learning hours most of which have been
Nganjuk
used by teachers to teach their subject. One way to be conducted
E-mail : Arjunina.aa@gmail.com.
Naskah : by teachers to educate students through hidden curriculum
diterima : 22 Pebruari 2018 ( through the curriculum not included in textual ) is by using learning
direvisi : 10 Maret 2018 contract. Learning contract is agreements between students and
disetujui : 27 Maret 2018 teachers about the things that deal with learning activities, including
discipline, responsibility and honesty. The agreements carried out
in early semester to ensure that the learning activities can be done
well within a semester. Therefore, this paper aims to explain how
to grow students good character in the classroom through learning
contract. To make contract learning run well, teacher must always
control the effectivity of contract learning that have been made.
Character education that uses learning contract will make students
have discipline, honest and responsible characters. That is why, in
order to make learning contract can run well, the method that is
used by teacher is by doing observation. Therefore, teacher can
control whether the agreements are done or not.
ABSTRAK
Mulai lunturnya karakter ketimuran yang merupakan karakter
asli manusia Indonesia membuat banyak pihak merasa terusik.
Dalam makalah ini penulis fokus untuk mencari solusi bagaimana
mendidik karakter siswa tanpa harus mengurangi jam
pembelajaran yang kebanyakan telah digunakan guru untuk
memberikan materi pembelajaran. Salah satu cara yang dapat
dilaksanakan guru untuk mendidik karakter siswa melalui hidden
curriculum (melalui kurikulum yang tidak tercantum secara
tekstual) adalah dengan menggunakan kontrak belajar. Kontrak
belajar adalah kesepakatan yang dibuat antara siswa dan guru
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan
pembelajaran, termasuk didalamnya adalah pemantapan karakter
kedisiplinan, tanggung jawab dan kejujuran. Kontrak belajar
141
3
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 12, no. 2, April - Juni 2018
142
3
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 12, no. 2, April - Juni 2018
dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana budaya apa yang patut dan tidak patut diwaris-
yang telah dibiasakan dalam kelas. Sebagai kan kepada generasi bangsa. Aspek yang dapat
contoh, didalam kelas Guru meminta peserta berubah meliputi variabel organisasi serta
didik untuk kreatif dalam menyelesaikan sistem sosial dan kebudayaan. Variabel
tugas yang diberikan oleh guru dan harus organisasi meliputi bagaimana guru mengelola
dikumpulkan dalam jangka waktu tertentu. kelas dan bagaimana pelajaran diberikan.
Dalam hal ini guru sebenarnya tengah Dari paparan diatas dapat disimpulkan
mendidik siswa agar menjadi manusia bahwa hidden curriculum adalah bagian
yang kreatif dan bertanggung jawab. dari kurikulum karena berhubungan dengan
penyelenggaraan Kegiatan pembelajaran
HIDDEN CURRICULUM untuk mencapai tujuan yang diharapkan, namun
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat tidak tercantum secara facta atau riil dalam
banyak aspek yang meliputinya. Selain aspek kurikulum. Karena itu pelaksanaan kontrak
utama yaitu kurikulum yang merupakan belajar merupakan bagian dari hidden
pokok dari kegiatan kependidikan. Undang- kurikulum, karena pelaksanaan kontrak belajar
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang tidak tercantum secara eksplisit dalam
Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) kurikulum namun dapat dilaksanakan oleh
menyebutkan bahwa Kurikulum adalah guru untuk mendidik karakter siswa serta
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang kondusif sehingga tujuan dari kegiatan
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran dapat tercapai.
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Karena itu kurikulum KONTRAK BELAJAR
adalah hal pokok dalam dunia pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan,
Disamping kurikulum yang disebutkan guru tidak hanya melaksanakan tugas kurikulum
diatas, masih ada beberapa hal yang merupakan yang riil yaitu merencanakan, melaksanakan dan
bagian dari kurikulum karena dilaksanakan mengevaluasi, namun guru juga harus membuat
dalam kegiatan pembelajaran namun tidak seperangkat perencanaan untuk mendidik
disebutkan secara riil dalam peraturan karakter siswa sebagaimana tercantum dalam
pelaksanaan kurikulum. Hal inilah yang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
kemudian dinamakan sabagai Hidden Dengan demikian, apapun aktivitas
curriculum. pembelajaran yang diupayakan guru, aktivitas-
Hidden curriculum dapat dikelompokkan aktivitas pembelajaran tersebut haruslah
ke dalam kurikulum karena kegiatan-kegiatan mampu memfasilitasi pembentukan dan
yang terdapat dalam hidden curriculum pengembangan peserta didik berkarakter. Salah
merupakan pengalaman-pengalaman siswa satu cara yang relevan diterapkan adalah
yang dilakukan secara terorganisir. Adapun pengintegrasian nilai-nilai karakter ke dalam
dikatakan hidden, karena kegiatan-kegiatan kegiatan pembelajaran setiap mata pelajaran
tersebut tidak tertulis dalam kurikulum ideal yang tertera dalam kurikulum sekolah.
ataupun faktual dalam proses pembelajaran. Sementara yang dimaksud dengan
Wina Sanjaya menulis dalam bukunya mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam
menjelaskan bahwa ada dua aspek yang dapat kegiatan pembelajaran berarti memadukan,
memengaruhi perilaku sebagai bagian hidden memasukkan, dan menerapkan nilai-nilai yang
curriculum, yaitu aspek yang relatif tetap dan diyakini dalam rangka membentuk,
aspek yang dapat berubah. Yang dimaksud mengembangkan, dan membina tabiat. Salah
dengan relatif tetap adalah ideologi, keyakinan, satu hal yang bisa dilakukan Guru untuk
dan nilai budaya masyarakat yang memengaruhi mengintegrasikan pendidikan karakter dalam
sekolah, termasuk di dalamnya menentukan kegiatan pembelajaran tanpa harus mengurangi
144
3
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 12, no. 2, April - Juni 2018
efektifitas waktu belajar adalah dengan diperlukan seperangkat aturan yang telah
menggunakan kontrak belajar. disepakati baik oleh siswa sendiri selaku
Kontrak belajar adalah istilah yang subyek pendidikan maupun guru yang berperan
sering digunakan untuk kesepakatan antara sebagai pengelola kelas agar kelas menjadi
guru dan peserta didik. Kontrak belajar ialah kondusif dan nyaman untuk belajar. (Drs. Syaiful,
salah satu aturan yang diciptakan atas dasar 2000 : 47). Cara yang digunakan untuk membuat
kesepakatan, tentunya antara pihak guru dan kontrak belajar adalah dengan musyawarah,
peserta didik. Siswa dilibatkan secara sehingga guru tidak perlu terlalu banyak ikut
penuh ketika proses pembuatan kontrak campur, guru hanya perlu memfasilitasi jika
belajar berlangsung dan dilaksanakan secara dalam musyawarah pembuatan kontrak belajar
dialogis sehingga siswa tidak merasa ada terdapat masalah, contohnya adalah, ketika
paksaan dalam pelaksanaannya kelak. siswa belum menemukan kesepakatan, guru
Secara umum kontrak belajar adalah bisa menyumbangkan saran kepada siswa,
seperangkat peraturan yang dibuat melalui meskipun begitu keputusan tetap berada di
kesepakatan yang dibuat antara guru dan tangan siswa. Dari awal pelaksanaan kontrak
peserta didik agar kegiatan pembelajaran di belajar ini siswa telah belajar bagaimana
dalam kelas bisa berjalan dengan baik. Kegiatan mengambil keputusan demi kemaslahatan
ini bisa dilaksanakan di awal tahun atau bisa bersama dan bagaimana kelak dia harus
juga diperbarui di awal semester. Pengertian menjaga sikap dan karakternya agar tidak
tentang kontrak belajar menurut PKKMB melanggar kesepakatan yang telah dibuat.
(Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Keefektifan pelaksanaan kontrak belajar ini
Baru) Unesa, ialah ”sesuatu (peraturan) yang tidak lepas dari peran siswa yang menentu-
telah dibuat dan disepakati oleh peserta didik kan sendiri bentuk pertanggungjawaban
dan pendidik yang hanya berlaku di dalam kelas mereka. Mereka tentu telah memilih bentuk
ketika pembelajaran berlangsung. Kesepakatan pertanggung jawaban yang memang mampu
yang diambil dapat berupa kesepakatan mereka laksanakan dan bentuknya mendidik.
tentang reward bagi siswa yang menaati Untuk membuat kontrak belajar guru tidak
kesepakatan atau bentuk pertanggungjawaban boleh mendominasi, karena jika hal itu dilaku-
bagi yang melanggar. Dalam kontrak belajar kan maka hal itu bukan lagi menjadi kontrak
tidak ada kata hukuman karena bentuknya belajar, namun akan menjadi peraturan kelas
adalah kesepakatan. Sehingga jika anak yang yang secara sepihak dibuat oleh guru. Ada
melanggar kesepakatan dia tidak merasa beberapa hal yang harus diperhatikan
harus menjalankan hukuman, namun harus ketika membuat kontrak belajar yaitu :
mempertanggungjawabkan perbuatannya 1. Dibuat secara dialogis tanpa paksaan dari
yang melanggar kesepakatan yang telah pihak manapun dan tidak ada yang
disepakati. Dalam hal ini guru secara tidak mendominasi.
langsung telah mengajar siswa tentang karakter 2. Dibuat, disepakati dan dilaksanakan oleh
tanggung jawab. Selain itu setiap tindakan siswa dan guru
siswa ketika di dalam kelas bisa dikontrol 3. Mengedepankan bentuk pertanggung
dengan baik oleh guru melalui kesepakatan jawaban bukan hukuman
yang telah dibuat. 4. M e mu n c ul k a n k a r a k t e r k e ju j u r a n ,
Dalam kegiatan pembelajaran unsur kedisiplinan dan mau berusaha dari siswa
guru dan anak didik harus aktif, tidak mungkin jika berkaitan dengan tugas atau pekerjaan
terjadi interaksi edukatif bila hanya satu rumah.
unsur yang aktif. (Drs. Syaiful, 2000 : 12). Untuk 5. Mengedepankan kedisiplinan baik oleh
itulah siswa dilibatkan secara penuh untuk siswa maupun guru
membuat peraturan yang mereka buat dan 6. Mengedepankan aspirasi siswa
akan mereka laksanakan sendiri. Karena itu 7. Komunikasi 2 arah.
145
3
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 12, no. 2, April - Juni 2018
Jika kontrak belajar ini diterapkan secara Karena itu penerapan Kontrak belajar
sungguh-sungguh oleh siswa melalui kontrol yang tidak memaksa dan mampu mengakomodir
yang ketat dari guru maka kebiasaan positif kepentingan siswa sangat sesuai jika diterapkan
yang di lakukan di dalam kelas di harapkan dapat untuk siswa Madrasah Aliyah karena peraturan
di aplikasikan oleh siswa dalam kehidupan dalam bentuk kesepakatan tersebut dibuat
sehari-hari di luar kelas. dan dilaksanakan sendiri oleh siswa. Kontrak
belajar dapat dilaksanakan di awal semester
KONTRAK BELAJAR MELALUI HIDDEN untuk memastikan agar kegiatan pembelajaran
KURIKULUM SEBAGAI BAGIAN DARI selama satu semester dapat berjalan dengan
PENDIDIKAN KARAKTER kondusif. Dengan melaksanakan kontrak
Kontrak belajar yang dilakukan didalam belajar di awal semester guru dapat menyusun
kelas untuk siswa Madrasah Aliyah dapat terlebih dahulu poin-poin yang dapat mendidik
diterapkan oleh semua guru bidang study karakter positif siswa, seperti karakter
meskipun hal tersebut tidak tertera secara mencintai kebersihan, tanggung jawab, dan
faktual dalam kurikulum. Kontrak belajar ini kejujuran. Namun poin-poin pendidikan
perlu dilaksanakan karena secara umur siswa karakter tersebut disampaikan oleh guru
Madrasah Aliyah adalah kategori remaja. dengan cara dialogis, dengan menyampaikan
Secara umum remaja telah menuntut agar manfaat jika karakter tersebut dimiliki siswa,
diakui menjadi pribadi yang mandiri dalam sehingga ketika pembahasan tentang kontrak
memutuskan dan melakukan apapun yang belajar yang akan dilaksanakan selama satu
mereka inginkan. Menurut Hill dan Holmbeck semester tersebut siswa terlibat secara aktif,
(dalam Steinberg, 1993) mengemukakan dalam memutuskan ataupun menolak jika
beberapa indikator dari munculnya kemandirian ada poin-poin yang dirasa kurang sesuai.
berbuat pada seorang remaja diantaranya Dalam Rencana Pelaksanaan
adalah sebagai berikut: Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kurikulum
1] Kemampuan untuk membuat keputusan 2013, dapat kita lihat bahwa pendidikan karakter
sendiri dan mengetahui dengan pasti kapan siswa telah dilaksanakan, hal ini dapat dilihat
seharusnya meminta/ mem-pertimbangkan pada Indikator Pencapaian Kompentensi (IPK)
nasehat orang lain, dan tujuan pembelajaran. Kemudian dalam
2] Mampu mempertimbangkan bagian- ranah penilaian terdapat pada Lembar
bagian alternatif dari tindakan yang dilakukan pengamatan sikap peserta didik, penilaian
berdasarkan penilaian diri sendiri dan saran- keaktifan siswa, dan penilaian diri. Dari kelima
saran orang lain, hal diatas nampak bahwa proses pelaksanaan
3] Mencapai suatu keputusan yang bebas tentang pendidikan karakter telah dilaksanakan dengan
bagaimana seharusnya bertindak/ baik oleh guru bidang study Madrasah Aliyah
melaksanakan keputusan dengan penuh sesuai dengan kurikulum 2013. Namun sekali
percaya diri, lagi kendala terbesar yang dihadapi guru
4] Value autonomy (kemandirian nilai), yaitu untuk memaksimalkan hasil dari pendidikan
aspek kebebasan untuk memaknai karakter yang dilaksanakan sesuai kurikulum
seperangkat prinsip tentang benar dan salah, 2013 adalah manajemen waktu. Sementara
hak dan kewajiban. disisi lain guru juga dituntut untuk bisa
mengeksplor kemampuan kognitif siswa.
Dari paparan diatas, nampak bahwa
Sehingga waktu pembelajaran di dalam kelas
siswa sebagai pelajar pada madrasah aliyah
yang dilaksanakan oleh guru terforsir lebih
telah menuntut agar didukung memiliki
banyak di bidang kognitif.
kemandirian dalam membuat keputusan,
Untuk mengatasi hal tersebut guru
mengambil tindakan, menentukan salah
dapat melaksanakan kontrak belajar, karena
dan benar, dan sebagainya.
poin-poin penting dari karakter yang baik
146
3
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 12, no. 2, April - Juni 2018
Daftar Pustaka
Djamarah, Bahri, Syaiful, 2000, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Goleman, Daniel, Kecerdasan Emosional, Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2003
Huda, Misbahul, 2011, Ummi Inside Inspirasi Ibu Cerdas Untuk Anak Cerdas, Surabaya:Matahati
(lini Penerbitan JP Books)
Kementrian Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter (Jakarta: Kemendiknas,
2011)
Plowden report (1967) Children and their primary schools London:HMSO. Available at
www.dg.dial.pipex.com/documents/plowdwn.shtml.
Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis, Cet. Ke-2, Jakarta: Kencana, 2003.
Samani, Muchlas., Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sanjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), Cet. Ke-1, Jakarta: Kencana, 2008.
Setyowati, Lilis, Dkk. (2013) Makalah Perkembangan Peserta Didik. Diunduh pada 12 April 2017 f
rom phyrahysteria.blogspot.co.id
148
3