You are on page 1of 12

JURNAL IDEGURU Vol.3, No.

1 Mei 2018

KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI KUIS ”BBM”


(BERMAIN DENGAN BINTANG DAN METEOR)
DI SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA

Oleh: Agriyati
SMA Negeri 7 Yogyakarta

ABSTRACT: This study describes a learning innovations that generally aims to optimize the
student skill in writing or producing text of the pantun. Specifically, the aims of this study were (1) to
find an interesting appraisal model by applying quiz game, (2) to find the latest assessment model
that was not boring, as well as able to made the student more active, enthusiastic, happy and vibrant,
(3) to emerge the student’s interest in writing the pantun, which recently miswriting and contravene
the requirement of the pantun writing. As writing is considered as one of four most difficult language
skills both by students and teachers, this learning innovation is needed to create a learning system or
model, as well as an attractive assessment model that promotes student activity. Therefore, "BBM"
(Bermain dengan Bintang dan Meteor) quiz becomes a priority to overcome the low ability of writing
/ producing texts of the pantun among student of class XI SMA Negeri 7 Yogyakarta. This "BBM"
quiz was a form of game that offers star and meteor for student (participants/groups) for each time
they answering questions. The correct answer gets a star. On the contrary, the false answer gets a
meteor. The star score was ten (10) and the meteor score was zero (0). The star or meteor is mounted
on the panel board. Stars that form vertical, horizontal, and diagonal patterns on the panel board
will get a bonus of 100 perfect values. The star cannot be removed, but the meteor can be removed.
Result of this study shows that this learning innovation was able to create a fun and varied learning,
the student were more motivated, enthusiastic, and more active in attending the learning. This result
is expected to optimize the student’s writing ability, especially in writing of the pantun.
Keywords: writing or producing text of the pantun, "BBM" quiz

PENDAHULUAN pendidikan di Indonesia. Namun, Pakar


Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan Prof. Dr. Djohar MS telah
kurikulum di Indonesia sering mengalami mengungkapkan keprihatinannya mengenai
perubahan. Belum lama ini telah terjadi kondisi pendidikan di Indonesia bahwa
perubahan Kurikulum Tahun 2006 yang lebih pendidikan yang diterapkan saat ini belum
dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat sesuai dengan ajaran Kihadjar Dewantara.
Satuan Pendidikan (KTSP) kemudian menjadi (KR, 2015: 11).
Kurikulum Tahun 2013 yang telah Perubahan kurikulum tersebut juga
dilaksanakan secara massif, berskala nasional. ternyata dapat menimbulkan reaksi positif dan
Maksudnya Kurikulum 2013 secara serentak negatif dari berbagai praktisi pendidikan,
telah diberlakukan di seluruh sekolah yang ada khususnya dari kalangan guru. Ada sebagian
di Indonesia pada pertengahan bulan Juli 2014 guru yang dengan antusias dan optimisme
yang lalu. Walaupun ada beberapa sekolah di tinggi dapat menerima perubahan tersebut.
daerah tertentu dengan terpaksa harus kembali Namun, di sisi lain ada sebagian guru yang
ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menerima perubahan kurikulum tersebut
(KTSP) dengan berbagai pertimbangan. dengan pesimis, acuh tak acuh, bahkan ada
Perubahan kurikulum tentunya yang mengatakan itu termasuk hal yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas berlebihan.

-9-
JURNAL IDEGURU Vol.3, No.1 Mei 2018

Berkenan atau tidak dalam masalah ini memiliki komitmen tinggi terhadap profesinya
guru tetap dituntut berperan aktif dan tersebut, sudah pasti akan selalu
profesional dalam menghadapi berbagai memberdayakan dirinya seoptimal mungkin.
perubahan. Oleh karena itu, para guru juga Ini sejalan dengan pendapat Ismail, bahwa
diharapkan dapat menemukan kiat-kiat khusus guru yang profesional adalah mereka yang
dan menyiapkan strategi yang jitu agar dapat setiap saat memperbarui metode mengajarnya,
melaksanakan pembelajaran dengan sebaik- menambah wawasan ilmu pengetahuannya,
baiknya, untuk meningkatkan kualitas dan menyadari profesi sebagai agen perubahan
pendidikan di Indonesia secara maksimal. dan ujung tombak penyebarluasan ilmu
Seperti yang telah dikemukakan oleh Emil pengetahuan (2005: 37).
Salim dalam Konvensi Pendidikan Persatuan Berbicara mengenai peran guru dalam
Guru Republik Indonesia (PGRI) bahwa” lingkup yang lebih luas tentu akan berbeda
Kunci untuk meningkatkan kualitas dengan peran guru dalam lingkup yang lebih
pendidikan ada pada guru. Guru yang harus sempit yaitu peran guru dalam kegiatan
lebih dulu ditingkatkan kualitasnya. (Kompas, pembelajaran di kelas. Peran guru sesuai
2014: 12) dengan situasi dan kondisi sekarang ini, perlu
Setiap bersinggungan dengan masalah mendapatkan perhatian semaksimal mungkin.
peningkatan kualitas pendidikan ini tentu tidak Jangan sampai slogan lama yang hanya selalu
lepas dari keberadaan seorang guru. Dalam hal berkumandang di telinga kita bahwa guru
ini guru sangat dielu-elukan. Hampir setiap adalah sosok “yang digugu dan ditiru”. Seperti
media cetak dan elektronik mengupas tuntas dalam filosofis Jawa. Peran guru sekarang
guru dengan berbagai problematika. Salah satu lebih dari itu antara lain: (1) guru sebagai
permasalahan yang muncul terkait dengan fasilitator yakni memberi kemudahan-
beban yang tidak ringan yang harus diemban kemudahan bagi peserta didik selama kegiatan
seorang guru dalam memperbaiki dan pembelajaran berlangsung, (2) guru sebagai
meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini komunikator yakni sewaktu-waktu menjadi
pernah ditegaskan oleh Ketua Umum PGRI partisipan bebas dalam kegiatan komunikasi
Sulistyo melalui Ekawati dkk. bahwa, seorang yang dilakukan peserta didik, (3) guru sebagai
guru harus independen dan profesional dengan organisator yakni sebagai pengatur dan
segala tugas-tugas yang diembannya. Untuk penyusun serta sebagai sumber belajar peserta
mengajar para peserta didik, guru harus fokus didik, (4) guru sebagai motivator yakni dapat
dan proporsional (KR, 2011: 15) membangkitkan semangat belajar peerta didik,
Memang sebenarnya, guru merupakan (5) guru sebagai konselor yakni dapat
salah satu faktor yang paling urgen dan membimbing dan menasihati peserta didik, (6)
strategis bahkan dapat dikatakan sebagai guru sebagai mediator yakni sebagai
ujung tombak dalam mendidik anak bangsa penghubung atau perantara peserta didik
agar menjadi bangsa yang berakhlak mulia, dalam kesulitan pembelajaran yang dialami
cerdas, dan mandiri. Berapa pun besarnya (7) guru sebagai analisator yakni menganalisis
investasi yang telah ditanamkan guru dalam kebutuhan belajar peserta didik, dan (8) guru
meningkatkan kualitas pendidikan. Tanpa sebagai evaluator yakni memberikan penilaian
kehadiran guru yang berkompeten, hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
profesional, bermartabat dan sejahtera dapat Berbagai peran guru yang telah
dipastikan tidak akan mencapai tujuan yang diuraikan di atas, memang tugas guru tidaklah
diharapkan. mudah. Guru yang profesional dituntut dapat
Mengingat posisi guru yang sangat mengembangkan sistem pembelajaran yang
strategis itu, maka guru sebagai tenaga aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
profesional di bidang pendidikan yang menyenangkan, serta memberi rasa aman yang

- 10 -
JURNAL IDEGURU Vol.3, No.1 Mei 2018

sering diakronimkan PAIKEMA. Oleh karena diselesaikan dengan memperhatikan rambu-


itu, berbagai cara dapat dilakukan oleh guru, rambu tertentu, pemilihan tema menulis yang
antara lain: memilih pendekatan pembelajaran tidak sesuai dengan situasi dan kondisi serta
yang baik, strategi pembelajaran yang tepat usia peserta didik, waktu yang tersedia masih
dan jitu, metode pembelajaran yang relatif terbatas, dan sistem penilaian yang
komunikatif dan menyenangkan, media kurang tepat. Karena pembelajaran menulis
pembelajaran yang bervariasi, model-model yang dianggap sulit dan kurang disenangi
pembelajaran yang inovatif, bahkan yang terutama oeh peserta dididk tersebut, akan
paling penting adalah sistem penilaian yang berdampak pada rendahnya kemampuan
menyenangkan, bukan penilaian yang menulis peserta didik. Itu semua tampaknya
monoton yang dapat mengakibatkan peserta semakin memperkeruh permasalan di atas.
didik menjadi bosan. Sedangkan bagi guru, ada beberapa
Sistem penilaian dalam mata pelajaran penyebab yang menengarainya misalnya
Bahasa Indonesia sangat beraneka ragam. pembelajaran menulis yang bersifat teoretis.
Namun, berbagai penilaian tersebut tercakup Guru lebih menekankan teori dan pengetahuan
dalam empat aspek kemampuan atau bahasa daripada mengutamakan keterampilan
keterampilan berbahasa dalam pembelajaran atau kemampuan berbahasa. Pembelajaran
Bahasa Indonesia yakni mendengarkan, Bahasa Indonesia cenderung membawa
berbicara, membaca, dan menulis yang peserta didik belajar tentang bahasa daripada
masing-masing dapat untuk mengukur baik belajar berbahasa. Kenyataan di lapangan
kemamapuan berbahasa maupun bersastra. menunjukkan bahwa sebagian guru mengakui,
Dalam Kurikulum 2013 penilaian dibedakan mengajarkan kemampuan berbahasa lebih
atas tiga macam, antara lain: (1) Penilian sulit daripada mengajarkan pengetahuan
Sikap yang meliputi teknik penilaian tentang bahasa, Hal inilah yang menjadi
observasi/ jurnal, penilaian diri, dan penilaian pilihan banyak guru, untuk sekedar
antarteman; (2) Penilaian Pengetahuan yang menghindari materi menulis, atau mengarang.
meliputi teknik penilaian yang berupa tes Tidak banyak guru yang bertekun dalam
tertulistes lisan (dapat berupa kuis) dan mencermati apalagi mengoreksi penggunaan
penugasaan; (3) Penilaian Keterampilan kata, susunan kalimat, bahkan logika
yang meliputi teknik penilaian unjuk pemikiran.
kerja/kinerja/praktik, penilaian proyek, Pembelajaran menulis seharusnya
penilaian produk, dan penilaian portofolio. menjadi puncak pembelajaran Bahasa
(Panduan Penilaian, 2017: 15-40) Indonesia yang menggabungkan penguasaan
Dari sekian macam penilaian untuk ejaan, kosakata, tata kalimat, logika, dan nilai
kemampuan berbahasa dalam pembelajaran rasa untuk pembelajaran menulis ilmiah.
Bahasa Indonesia, penulis kali ini tertarik pada Sedangkan untuk menulis sastra terutama
penilaian kemampuan menulis. Menulis yang bentuk puisi, harus memperhatikan rima,
merupakan salah satu dari empat kemampuan diksi, gaya bahasa, nada, suasana, pencitraan,
berbahasa yang paling dianggap sulit. Seorang tema, amanat dan lain sebagainya. Akan
penulis dalam hal ini peserta didik, dituntut tetapi, pembelajaran tersebut tidak mendapat
dapat menuangkan ide atau gagasannya dalam porsi perhatian lebih serius dari guru. Banyak
media tulis agar dapat dengan mudah alasan yang dikemukakan oleh guru seperti
ditangkap oleh pembacanya. Dengan kendala menyita banyak waktu, tidak dinilai dalam
demikian, menulis menjadi pembelajaran yang ujian nasional, atau biar peserta didik belajar
tidak disukai oleh peserta didik maupun guru. sendiri. Akhirnya, kesempatan berharga untuk
Alasannya bagi peserta didik, menulis membiasakan peserta didik berbahasa dengan
merupakan beban pekerjaan yang harus

- 11 -
JURNAL IDEGURU Vol.3, No.1 Mei 2018

baik dan benar akan terlewatkan begitu saja lisan maupun tulis, serta menumbuhkan
(ST Kartono, 2007: 6). apresiasi terbadap hasil karya kesastraan
Sehubungan berbagai permasalahan manusia Indonesia. Jadi, pembelajaran sastra
yang demkian kompleks, oleh karena itu, perlu merupakan upaya untuk mengembangkan
dilakukan suatu inovasi dalam pembelajaran pemahaman, penghayatan, dan sikap positif
kemampuan menulis. Apalagi telah ditegaskan terhadap karya sastra Indonesia sebagai
dalam Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 khasanah kekayaan budaya bangsa.
bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia lebih Menggarisbawahi uraian di atas maka
menekankan pada pengembangan kemampuan pembelajaran kemampuan bersastra tidak
berbahasa, termasuk menulis seperti yang dapat dipisahkan dengan kemampuan
telah dikemukakan di atas. Di samping itu, berbahasa. Kemampuan bersastra yang
guru telah diberikan kebebasan untuk dimiliki peerta didik akan mendukung
mengeksplor segala kemampuannya untuk kemampuan berbahasa begitu juga sebaliknya.
dapat menciptakan sistem pembelajaran, Sebagai contoh kemampuan berpikir,
terutama sistem penilaian yang menarik. Maka berapresiasi, berekspresi, berkreasi, dan
Kuis “BBM” (Bermain dengan Bintang dan berimajinasi yang tumbuh melalui kegiatan
Meteor) inilah yang merupakan bentuk tes bersastra akan mendukung kemampuan untuk
yang menjadi alternatif atau pilihan penulis. mengekspresikan pikiran, gagasan, pendapat,
“BBM” tersebut di atas akan digunakan dan perasaanya melalui bahasa. Kemampuan
untuk mengukur pembelajaran menulis bersastra juga dapat mengasah kemampuan
kemampuan bersastra. Mengapa demikian? untuk memahami pikiran, perasaan, dan
Sastra dalam kehidupan tidak dapat pendapat yang disampaikan orang lain melalui
dipandang sebelah mata. Sastra akan memberi bahasa. Hal itu terjadi dalam kegiatan menulis
warna dalam kehidupan manusia, karena puisi dalam hal ini menulis pantun, yang
dengan bersastra manusia dapat melakukan merupakan pembelajaran sastra yang
kegiatan olah pikir, olah rasa, olah cipta, olah menggunakan keterampilan menulis sebagai
karya, dan olah karsa. Dengan demikian, akan salah satu aspek kemampuan berbahasa.
membantu keselarasan kehidupan manusia Salah satu sasaran pembelajaran
agar menjadi manusia yang simpatik, pemikir, bersastra adalah agar peserta didik mempunyai
berkepribadian, dan berbudaya. Lebih dari itu pengalaman berekspresi. Pengalaman
sastra juga dapat memperluas dimensi berekspresi sastra ini dilakukan sebagai
kehidupan dengan pengalaman-pengalaman kegiatan pengembangan daya cipta dan
baru yang dapat memperkaya wawasan pengekspresian diri dalam wujud bahasa.
kehidupan sehingga akan menjadikan manusia Pengalaman ekspresi sastra tersebut akan lebih
dari bagian peradaban modern yang bermakna apabila diintegrasikan dengan
berwawasan luas. memproduksi sebuah karya sastra, satu di
Mengingat begitu berharganya peranan antaranya adalah menulis pantun. Oleh karena
sastra sebagai penyeimbang unsur hakiki itu, fokus kegiatan pembelajaran sastra bagi
manusia, hal itu menjadikan sastra penting peserta didik jenjang SMA tentunya adalah
diberikan sebagai bahan pembelajaran di kegiatan menulis pantun seperti yang
sekolah yang tentunya ada dalam mata dijelaskan di atas.
pelajaran Bahasa Indonesia. Seperti yang Namun ironisnya, pembelajaran
ditegaskan Depdiknas (2006: 1) bahwa, menulis pantun kurang diminati, kurang
pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan disenangi, bahkan sebagian ada yang
untuk meningkatkan kemampuan peserta mengatakan tidak penting dan kuno atau
didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa klasik. Padahal, dulu dalam kehidupan
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara masyarakat lama, pantun dapat digunakan

- 12 -
JURNAL IDEGURU Vol.3, No.1 Mei 2018

sebagai ukuran kepandaian seseorang. keterampilan ini guru juga dituntut untuk
Seseorang yang cakap berpantun dianggap mampu menciptakan. (KR, 2014: 7)
orang yang pandai. Sekarang pun banyak syair Dengan melihat permasalan tersebut,
lagu yang menggunakan bentuk pantun. dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut.
Demikian juga berbagai acara hiburan di Bagaimanakah Kuis “BBM” dalam
televisi banyak menggunakan pantun sebagai pembelajaran Bahasa Indonesia yang
media komunikasi yang sangat tren, Ini diterapkan pada pembelajaran kemampuan
menunjukkan bahwa pantun sampai sekarang menulis pantun pada Kurikulum 2006 di Kelas
masih hidup, dan berkembang serta, digemari X dan memproduksi teks pantun untuk peserta
oleh masyarakat Indonesia. Pantun sebagai didik kelas XI SMA Negeri 7 Yogyakarta?
salah satu warisan budaya bangsa Indonesia Sedangkan tujuan inovasi pembelajaran ini
yang pantas dijaga kelestariannya. adalah untuk: (1) Menemukan model
Fenomena ini sudah tampak jelas pembelajaran menulis pantun yang dapat
kemampuan peserta didik dalam pembelajaran mengoptimalkan kemampuan bersastra pada
bersastra terutama kemampuan menulis peserta didik. (2) Menemukan sistem penilaian
pantun dalam Kurikulum 2006 di Kelas X dan yang jarang dilakukan oleh guru yaitu berupa
memproduksi teks pantun dalam Kurikulum permaianan kuis (3) Menumbuhkan minat dan
2013 di kelas XI SMA melalui permainan gemar menulis di kalangan peserta didik. (4)
Kuis “BBM” yang merupakan skala prioritas Menunjukkan adanya bukti empiris yang
dalam pemilihan model pembelajaran dan membuktikan bahwa pembelajaran menulis
sekaligus model penilaian yang diharapkan dengan menggunakan Kuis “BBM” dapat
dapat mengubah paradigma lama yang bersifat mengoptimalkan kemampuan peserta didik
monoton dan membosankan menjadi dalam bersastra khususnya menulis atau
pembelajaran yang dianggap menarik, efektif, memproduksi teks pantun. Adapun manfaat
inovatif, baik, dan tepat untuk meningkatkan inovasi pembelajaran ini diarahkan pada
kemampuan menulis pantun pada peserta pengoptimalan kemampuan menulis pantun
didik kelas X dan XI di SMA Negeri 7 dengan menggunakan model pembelajaran
Yogyakarta. dan model penlaian dalam pembelajaran
Hal ini sesuai Kurikulum 2013 yang bahasa Indonesia agar terbentuk komunikasi
telah didesain agar mampu menghasilkan yang humanis.
insan Indonesia yang produktif, kreatif, Di dalam masyarakat modern seperti
inovatif, afektif melalui penguatan sikap, sekarang ini dikenal dua macam cara
keterampilan, dan pengetahuan yang berkomunikasi, yaitu komunikasi secara
terintegrasi. Untuk dapat demikian, para guru langsung dan komunikasi tidak langsung.
nantinya harus membentuk sikap, Kegiatan mendengar dan berbicara
keterampilan, dan pengetahuan pada diri (menyimak) merupakan komunikasi secara
peserta didik melalui aktivitas proses langsung, sedangkan komunikasi tidak
pembelajaran seperti: menerima; merespons; langsung berupa kegiatan membaca dan
menilai; mengorganisasikan; dan menulis. Menulis adalah menurunkan atau
karakterisasi. Dalam aspek keterampilan juga melukiskan lambang-lambang grafis yang
harus memiliki kompetensi dalam membentuk menggambarkan suatu bahasa yang dipahami
keterampilan pada diri peserta didik melalui oleh orang lain sehingga orang lain dapat
proses pembelajaran yang memiliki indikator membaca lambang-lambang grafis tersebut
aktivitas seperti: mengamati; bertanya; kalau mereka memahami bahasa dan lambang
menguji-coba; menghubungkan; grafis tersebut (Tarigan, 1993: 21). Artinya,
mengomunikasikan dan pada akhirnya dari bahwa menulis adalah suatu kegiatan yang
tidak sekedar menggambarkan simbol-simbol

- 13 -
JURNAL IDEGURU Vol.3, No.1 Mei 2018

grafis secara konkret, tetapi juga menuangkan metode dan teknik yang benar-benar dapat
buah pikiran, ide atau gagasan ke dalam mengubah paradigma bahwa menulis adalah
bahasa tulis yang berupa rangkaian kalimat hal yang sulit dan beban bagi peserta didik.
yang utuh, lengkap dan dapat di Pembelajaran menulis masih menekankan
komunikasikan kepada orang lain. Intinya, pada produk atau hasil. Sementara itu, proses
menulis merupakan keterampilan belum dikelola dan diperhatikan secara baik
berkomunikasi antarkomunikan dalam usaha oleh guru. akibatnya, peserta didik melakukan
menyampaikan informasi dengan media kegiatan menulis sebagai sebuah pekerjaan
bahasa tulis. yang tidak menyenangkan.
Menulis merupakan salah satu dari Pembelajaran menulis hendaknya
empat keterampilan berbahasa. Sebagai suatu dilakukan dengan pendekatan, metode, dan
keterampilan berbahasa, menulis merupakan teknik yang sesuai. Paradigma kebosanan dan
kegiatan yang kompleks. Soeparno (2002: kurangnya motivasi penulisan pada peserta
126) mengatakan bahwa dalam kegiatan didik dapat teratasi apabila guru mengolah
menulis, penulis di tuntut untuk dapat pembelajaran menulis menjadi
menyusun dan mengorganisasikan isi menyenangkan. Hal tersebut dapat dicapai
tulisanya serta menuangkannya dalam apabila model pembelajaran dan model
formulasi ragam bahasa tulis dan konvensi penilaian yang digunakan guru dalam
penulisan. Oleh karena itu, di dalam kegiatan mengajar menulis tepat sesuai tujuannya.
menulis ada dua hal yang dijadikan perhatian,
yaitu menulis sebagai sebuah proses dan Materi Kemampuan Menulis
menulis untuk menghasilkan suatu hasil atau
produk. Di dalam kegiatan pembelajaran ini 1. Berdasarkan Kurikulum 2006
terjadi proses belajar peserta didik dan guru Materi kemampuan menulis sebagai
mengajar. Untuk itu, pembelajaran Bahasa bagian kegiatan pembelajaran adalah
Indonesia diarahkan agar peserta didik menjadi bagian teknik pembelajaran yang
terampil berkomunikasi baik secara lisan dilakukan, misalnya berupa latihan-latihan
maupun tertulis. Dalam pembelajaran Bahasa melakukan aktivitas tertentu. Berdasarkan
Indonesia tersebut peserta didik dilatih lebih Permen Nomor 22 Tahun 2006 pada
banyak menggunakan bahasa untuk Standar Isi mata pelajaran Bahasa
berkomunikasi, bukan dituntut untuk Indonesia untuk kelas X semester satu,
menguasai atau menghafalkan pengetahuan Materi kemampuan menulis sesuai
tentang bahasa. Ini terlihat pada materi yang Kompetensi Dasarnya itu dapat berupa: (1)
tercakup Silabus mata pelajaran tersebut. Menulis gagasan dengan menggunakan
Kita tahu bahwa pembelajaran pola urutan waktu dan tempat dalam
kemampuan atau keterampilan menulis bentuk paragraf, (2) Menulis hasil
diajarkan dalam semua jenjang pendidikan, observasi dalam bentuk paragraf deskriptif,
mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. (3) Menulis gagasan secara logis dan
Peserta didik telah diarahkan untuk menguasai sistematis dalam bentuk ragam paragraf
keterampilan menulis. Karena memang yang ekspositif, (4) Menulis puisi lama
terpenting dalam pembelajaran bahasa adalah (pantun) dengan memperhatikan bait,
membaca dan menulis, sedangkan aspek irama, dan rima, (5) Menulis puisi baru
linguistik dapat dilihat melalui karya tulis dengan memperhatikan bait, irama, dan
mereka. Namun demikan, menurut beberapa rima.
studi ternyata kemampuan menulis masih Sedangkan materi untuk. semester
perlu mendapat perhatian khusus dan dua berupa: (1) Menulis gagasan untuk
ditingkatkan. Guru belum dapat menemukan mendukung suatu pendapat dalam bentuk

- 14 -
JURNAL IDEGURU Vol.3, No.1 Mei 2018

paragraf argumentatif, (2) Menulis gagasan Pantun/Teks Pantun


untuk meyakinkan atau mengajak pembaca Dalam Buku Bahasa Indonesia Ekspresi
bersikap atau melakukan sesuatu dalam Diri dan Akademik untuk SMA Kelas XI
bentuk paragraf persuasif, (3) Menulis (2015: 67-68) disebutkan bahwa pantun
hasil wawancara ke dalam beberapa merupakan salah satu jenis sastra lisan yang
paragraf dengan menggunakan ejaan yang berbentuk puisi. Pantun dikenal di berbagai
tepat, (4) Menyusun teks pidato, (5) daerah di Indonesia dengan nama yang
Menulis karangan berdasarkan kehidupan berbeda-beda. Dalam bahasa Minang, pantun
diri sendiri dalam cerpen (pelaku, bersal dari kata patuntun. Dalam bahasa Jawa,
peristiwa, latar), (6) Menulis karangan pantun dikenal dengan nama parikan dan
berdasrkan pengalaman orang lain dalam dalam bahasa Sunda dikenal dengan
cerpen (pelaku, peristiwa, latar). paparikan. Pada masyarakat Batak, pantun
dikenal dengan sebutan umpama atau ende-
2. Berdasarkan Kurikulum 2013 ende, dan masyarakat Toraja menyebutnya
Materi yang tercantum dalam dengan londe. Orang Aceh dan Ambon juga
kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa mengenal pantun dan menyebutnya dengan
Indonesia sesuai dengan lampiran panton, sedangkan orang Bengkulu
Peraturan Mendikbud Nomor 59 Tahun menyebutnya dengan rejong. Hampir setiap
2014 tentang Kurikulum 2013, untuk kelas daerah di Indonesia mempunyai teks pantun
XI adalah sebagai berikut. 3.1) Memahami walaupun dengan nam yang berbeda.
struktur dan kaidah teks cerita pendek, Penyebaran pantun sampai ke pelosok
pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, Nusantara menjadi bukti bahwa pantun
dan film/drama baik melalui lisan maupun merupakan salah satu sastra lama yang hidup
tulisan; 3.2) Membandingkan teks cerita dalam kebudayaan Indonesia, masih disukai
pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi sebagian masyarakat Indonesia hingga
kompleks, dan film/drama baik melalui sekarang, banyak lagu atau nyanyian sekarang
lisan maupun tulisan; 3.3) Menganalisis tek yang syairnya tersusun seperti pantun. Oleh
scerita pendek, pantun, cerita ulang, karena itu, pantun merupakan salah satu
eksplanasi kompleks, dan film/drama baik kebudayaan Indonesia yang perlu kita
melalui lisan maupun tulisan; 3.4) lestarikan.
Mengidentifikasi teks cerpen baik secara Lahirnya pantun diawali dengan
lisan maupun tulisan; 4.1) Menginterpretasi kebiasaan masyarakat Melayu yang senang
makna teks cerita pendek, pantun, cerita menggunakan kiasan untuk menyampaikan
ulang, eksplanasi kompleks, dan maksud. Pantun merupakan salah satu bentuk
film/drama baik melalui lisan maupun kiasan yang sering digunakan dalam setiap
tulisan; 4.2) Memproduksi teks cerita acara, baik acara kelahiran, pertemuan,
pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi pernikahan, maupun acara adat. Dengan
kompleks, dan film/drama yang koheren demikian pantun merupakan alat komunikasi
sesuai dengan karakteristik teks yang akan yang sangat penting dalam masyarakat
dibuat baik secara lisan mupun tulisan; 4.3) Melayu, sehingga dahulu pantun dapat
Menyunting teks cerita pendek, pantun, dijadikan alat untuk mengukur kepandaian
cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan seseorang. Orang yang cakap dalam berpantun
ulasan/reviewfilm/drama sesuai dengan dianggap orang yang pandai. Untuk
struktur dan ciri teks baik secara lisan memahami pantun dengan baik perlu
maupun tulisan; 4.4) Mengabstraksi teks diuraikan hal-hal sebagai berikut.
pantun baik secara lisan maupun tulisan.

- 15 -
JURNAL IDEGURU Vol.3, No.1 Mei 2018

1. Syarat-syarat Pantun bawah atau baris 3 dan 4); 4) Rima akhir


Dalam Buku Pelajaran sastra 1, karya larik tersusun atas: ab/ab (rima silang); 5)
Zaidan Hendy (1991: 132) Pantun Isinya mengandung pengungkapan
mempunyai syarat-syarat: 1) Tiap bait perasaan; 6) Tiap bait mengandung
terdiri atas 4 larik (4 baris); 2) Tiap larik penungkapan makna tertentu.
tersusun atas 4-6 kata, atau 8-12 suku kata;
3) Terdiri atas sampiran (2 larik bagian atas 2. Struktur Teks Pantun
atau baris 1 dan 2), dan isi (2 larik bagian

Baris 1/-a/
Sampiran
Stuktur Baris 2/-b/
Teks
Pantun Isi Baris 3/-a/

Baris 4/-b/

3. Bentuk Pantun Berdasarkan bentuknya 4. Isi Pantun


pantun dibedakan atas: 1) Pantun Kilat Berdasarkan isinya pantun
(Karmina) yaitu pantun yang hanya dibedakan atas: 1) Pantun Anak-Anak,
tersusun dua larik atau dua baris. Baris yang berupa pantun suka cita dan duka cita.
pertama dapat dianggap sebagai sampiran. 2) Pantun Orang Muda, yang berupa pntun
Sedang baris kedua merupakan isi. Makna dagang dan pantun muda. Pantun muda itu
yang terkandung terkilat saja atau sekilas. sendiri dapat dibedakan atas: perkenalan,
2) Pantun Biasa, yaitu pantun yang terdiri berkasih-kasihan, perceraian, dan beriba
atas empat larik sebait. Pantun ini sudah hati. 3) Pantun Orang Tua, yang berupa
biasa atau sudah umum dipergunakan. 3) pantun nasihat, agama, dan adat. 4) Pantun
Pantun Berkait (Seloka) Pantun jenis ini Jenaka. Dan 6) Pantun Teka-Teki. (Surana,
disebut pantun berantai, yaitu poantun 2001: 32 s.d. 34).
yang tersusun secara berkaitan antara bait
pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Kuis “BBM” (Bermain dengan Bintang dan
Kaitannya adalah sebagai berikut. Larik Meteor)
kedua pada bait pertama dijadikan baris Pengukuran atas kemampuan atau
pertama pada bait kedua. Larik keempat keterampilan menulis dilakukan berdasarkan
pada bait pertama dijadikan larik ketiga kriteria tertentu. Pengukuran atau penilaian
pada bait kedua. Demikian pula larik kedua kemampuan menulis dapat dilakukan dengan
pada bait kedua dijadikan larik pertama berbagai macam model penilaian seperti yang
pada bait ketiga. Larik keempat pada bait dijelaskan di atas. Sekali lagi ditegaskan
kedua dijadikan larik ketiga pada bait bahwa model penilaian bentuk kuis yang
ketiga, dan seterusnya. 4) Talibun, yaitu selama ini jarang dilakukan oleh guru, ini
pantun yang lariknya lebih dari empat, diharapkan dapat membuat pembelajaran
tetapi genap. Jadi lariknya dalam satu bait lebih hidup, menyenangkan, dan dapat
bisa terdiri atas enam, delapan, sepuluh meningkatkan motivasi peserta didik dalam
atau dua belas. (Zaidan Hendy, 1991: 133 belajar.
s.d. 136). Kuis itu sendiri menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI, 1999: 537) dapat
diartikan: (1) ujian lisan atau tertulis yang
- 16 -
JURNAL IDEGURU Vol.3, No.1 Mei 2018

singkat, (2) acara hiburan dalam radio atau menulis pantun ini, Standar Kompetensinya
televisi yang berupa perlombaan adu cepat adalah: (8) Mengungkapkan pikiran dan
menjawab pertanyaan; cepat tepat; cerdas perasaan melalui kegiatan menulis puisi.
cermat, (3) daftar pertanyaan yang berhadiah Sedangkan Kompetensi Dasarnya adalah:
biasanya dalam majalah dan (kadang-kadang (8.1) Menulis puisi lama (pantun) dengan
mengandung promosi dagang). memperhatikan bait, irama, dan rima. Oleh
Dari beberapa arti kata kuis di atas karena itu, tujuan pembelajarannya dapat
penulis menyimpulkan dan mengartikan dirumuskan sebagai berikut. (1) Peserta didik
bahwa kuis itu adalah salah satu bentuk tes dapat menulis puisi lama (pantun). (2) Peserta
baik lisan maupun tertulis yang pertanyaannya didik dapat menulis bermacam-macam pantun
cukup singkat, mengandung permainan atau berdasarkan bentuknya. (3) Pesera didik dapat
bersifat menghibur penonton atau audiance menulis bermacam-macam pantun
dan dapat digunakan sebagai perlombaan adu berdasarkan isinya. (4) Peserta didik dapat
cepat untuk menjawab sederetan pertanyaan mengidentifikasi puisi lama (pantun)
(dalam hal ini dibatasi dengan waktu) serta berdasarkan bait, irama, dan rima. (5) Peserta
biasanya diberikan hadiah sebagai kompensasi didik dapat menyunting puisi lama (pantun)
atas pertanyaan yang telah dijawabnya. yang dibuat teman.
Sedangkan “BBM” merupakan Sedangkan dalam Kurikulum 2013,
akronim dari Bermain dengan Bintang dan materi yang tercantum dalam kompetensi
Meteor yang maksunya adalah dalam proses dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia sesuai
pembelajaran berlangsung peserta didik diajak dengan lampiran Peraturan Mendikbud
bermain kuis dengan cara menjawab setiap Nomor 59 Tahun 2014, untuk kelas XI adalah
pertanyaan. Apabila jawaban benar akan sebagai berikut. (4.2) Memproduksi teks
mendapatkan tanda bintang, sedangkan cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi
jawaban yang salah akan mendapatkan tanda kompleks, dan film/drama yang koheren
meteor. Untuk penyekoran setiap satu tanda sesuai dengan karakteristik teks yang akan
bintang dihargai dengan skor 10 (sepuluh), dibuat baik secara lisan mupun tulisan.
dan tanda meteor skornya 0 (nol). Sehingga tujuan pembelajarannya dapat
Keistimewaan tanda bintang apabila peserta dirumuskan sebagai berikut. (1) Peserta didik
kuis mendapatkan beberapa tanda bintang, dan dapat menentukan maksud isi pantun. (2)
tanda bintang tersebut dapat membentuk arah Peserta didik dapat menentukan jenis pantun
vertikal, horizontal, dan diagonal, maka akan berdasarkan bentuknya. (3) Peserta didik dapat
mendapat bonus atau skor yang diperoleh menentukan jenis pantun berdasarkan isinya.
benar-benar sempurna, yaitu 100. Satu lagi (4) Menyusun/memproduksi pantun sesuai
yang penting adalah tanda bintang tidak dapat dengan bentuk dan jenisnya.
dilepas dari papan panel, sedangkan tanda
meteor dapat dilepaskan dari papan panel. Media Pembelajaran Kemampuan
Menulis/Memproduksi Teks Pantun
PEMBAHASAN dengan Menggunakan Model
Pembelajaran dan Penilaian Kuis ”BBM”
Tujuan Pembelajaran Kemampuan Media yang digunakan dalam
Menulis/Memproduksi Teks Pantun pembelajaran kemampuan menulis/menulis
Berdasarkan Permen No. 22 Tahun pantun dengan menggunakan model
2006 dalam Standar Isi mata pelajaran Bahasa pembelajaran dan penilaian ”BBM” antara
Indonesia untuk kelas X semester satu (gasal), lain:
tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan

- 17 -
JURNAL IDEGURU Vol.3, No.1 Mei 2018

1. Papan Media (Papan Panel) 2. Tanda Bintang dan Meteor

3. Papan Kelompok

KELOMPOK 1 KELOMPOK 2

KELOMPOK 3

KELOMPOK 4 KELOMPOK 5

4. Nomor undian untuk kelompok 5. Tombol atau Bel

Langkah-langkah Pembelajaran Menulis/ 2. Menyiapkan pembelajaran yang meliputi:


Memproduksi Pantun Melalui Model media LCD yang berupa Power Point,
Pembelajaran dan Penilaian Kuis ”BBM” modul, dan LKS (Lembar Kerja Siswa)
Langkah-langkah pembelajarannya adalah 3. Siapkan atau pasang papan media atau
sebagai berikut. papan panel untuk permainan Kuis
1. Mempersiapkan dan mengondisikan ”BBM” di depan kelas atau diletakkan di
peserta didik untuk mengikuti bawah papan tulis.
pembelajaran.

- 18 -
JURNAL IDEGURU Vol.3, No.1 Mei 2018

4. Bentuk kelompok, satu kelas menjadi 5 papan panel dengan memerlukan


(lima) kelompok. kecermatan dan strategi yang tepat.
5. Masing-masing peserta didik mengambil 11. Satu tanda bintang dihargai dengan skor
undian berdasarkan urutan nomor 10 (sepuluh), sedangkan meteor skornya
presensi. 0 (nol).
6. Setelah terbentuk menjadi 5 (lima) 12. Tanda bintang yang diperoleh beberapa
kelompok, pilihlah salah satu peserta kali, apabila membentuk garis atau pola
didik sebagai ketuanya, dan ambilah vertikal, horizontal, dan diagonal akan
papan panel yang bertuliskan kelompok memperoleh skor sempurna (bonus) yaitu
1. 2, 3, 4, atau 5 yang telah tersedia. 100.
7. Siap mengikuti permainan kuis, karena di 13. Tanda bintang dalam permainan kuis
saat pembelajaran berlangsung dan saat tidak boleh dilepaskan atau ditanggalkan,
pelaksanaan penilaian (Postes) selalu tetapi untuk tanda meteor boleh
muncul pertanyaan yang harus dijawab dilepaskan atau ditanggalkan.
oleh kelompok secara rebutan. 14. Di akhir permainan dilakukan
8. Tekanlah tombol (bel) apabila dapat penjumlahan skor atau nilai masing-
menjawab pertanyaanm yang bertugas masing kelompok.
memejet atau menekan tombol adalah 15. Menentukan juara 1, 2, dan 3, kemudian
ketua kelompok. dilanjutkan dengan pemberian hadiah
9. Apabila Guru mengatakan jawabannya atau reward kepada para pemenang.
adalah benar, maka ketua kelompok
mengambil tanda bintang, dan bila Contoh
jawaban salah mengambil tanda meteor Untuk mendapatkan gambaran yang
yang telah disediakan. lebih jelas, biar tidak tampak abstrak, maka
10. Lalu tanda bintang atau tanda meteor perlu diberikan contoh, seperti berikut.
tersebut dipasang di papan media atau

- 19 -
JURNAL IDEGURU Vol.3, No.1 Mei 2018

KESIMPULAN Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan


Dengan inovasai pembelajaran yang Silabus Mata Pelajaran Bahasa
digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen Pendidikan
Indonesia, terutama dalam pembelajaran Ekawati, Riyana. dkk. 2011. ”Guru Jangan
kemampuan menulis/memproduksi pantun Jadi Alat Poloitik”, Kedaulatan Rakyat
dengan menerapkan model pembelajaran dan 26 November, hlm. 15.
model penilaian Kuis ”BBM” maka: Hendy, Zaidan.1991. Pelajaran Sastra 1.
1. Kegiatan pembelajaran yang lebih menarik Jakarta: PT Gramedia.
(menyenangkan) bukan membosankan, Ismail, Taufik. 2005. Pencucian Citra SDM
karena lebih mengutamakan permainan. Warisan Kolonial. Peletakan
2. Interaksi yang bervariasi , interaksi justru Paradigma Baru : Mungkinkah ?
banyak berasal dari peserta didik karena Yogyakarta : UNY .
berupa kuis yang merupakan tantangan Kartono, ST. 2007. ”UU atau Pengajaran
untuk dapat menjawab secara cepat seperti Bahasa?”, Kompas. 14 April, hlm. 6.
dalam kegiatan cerdas cermat. Kemendikbud. Bahasa Indonesia. 2014.
3. Motivasi belajar yang tinggi atau antusias Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta:
di kalangan para peserta didik karena Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
jawaban yang benar akan mendapatkan Balitbang, Kemendikbud.
hadiah berupa tanda bintang, dan yang Kemendikbud. 2017. Panduan Penilaian.
salah akan mendapatkan tanda meteor. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA
4. Keaktifan peserta didik dalam menjawab Ditjen Pendidikan Dasar dan
pertanyaan dalam kuis dapat menimbulkan Menengah.
persaingan yang cukup seru. Luk. 2014. ”Dana Pendidikan Tak Efektif.
5. Mengingatkan kembali pemahaman Tdak Seimbang dengan Kualitas
peserta didik mengenai berbagai bentuk Pendidikan”, Kompas 20 Februari,
pantun yang nantinya akan terealisasikan hlm. 12.
dalam peningkatan nilai tes kemampuan Soeparno dan Muhammad Yunus.2002.
bersastra. Keterampilan Dasar menulis. Jakarta:
Universitas Terbuka.
SARAN Surana. 2001. Pengantar Sastra Indonesia.
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
menggunakan model pembelajaran dan Mandiri
model penilaian yang efektif dan disertai Suyanto. 2014. ”Analisis Kecemasan
media yang bervariatif. Kurikulum 2013”, Kedaulatan Rakyat
2. Gunakanlah model pembelajaran dan 20 Februari, hlm. 7.
model penilaian yang tepat bagi Tarigan, Henry Guntur. 1993. Menulis
pembelajaran Bahasa Indonesia, Sebagai Suatu Keterampilan
khususnya untuk pembelajaran Berbahasa. Bandung : Angkasa.
kemampuan menulis/memproduksi teks Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
pantun. Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi.
DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Pendidikan dan
Depdikbud. 1999. Kamus Besar Bahasa Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

- 20 -

You might also like