You are on page 1of 23

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

HEALTH SCIENCES JOURNAL


http://studentjournal.umpo.ac.id/index.php/HSJ

STUDI KASUS : UPAYA PENURUNAN NYERI PADA PASIEN


POST OPERASI FRAKTUR FEMUR

Rudi Hermanto*, Laily Isro’in, Saiful Nurhidayat

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo


E-mail Korespondensi : rudihermanto0109@gmail.com

Sejarah Artikel

Diterima : Februari 2020 Disetujui : Maret 2020 Dipublikasikan: April 2020

Abstract

Fracture is continuity or cracking of tissue due to trauma that is determined by the extent and type of trauma So it has
decreased physical function which is one of the potential threats to integrity. One of the fracture treatments is done by surgery.
After surgery, a person will feel pain in the surgical scar. The purpose of this paper is to be able to understand nursing care in
postoperative femoral fracture patients in Mrs. T with acute pain problems by carrying out pharmacological and
nonpharmacological measures. The method used is descriptive method. Descriptive technique is a technique of writing in the
form of presenting information described by researchers conducted on certain objects clearly and systematically. The research
site was conducted at RSUD Dr. Harjono Ponorogo Hospital on July 25 - July 29, 2019. Patients taken by researchers were
postoperative femur fracture patients named Ny. T with 74 years old who is a farmer. Actions taken on Ny.T are actions that
are in accordance with the nursing plan. There are fifteen nursing plan actions that are used to deal with the pain that Ny.T
feels that everything is done. In conducting research there are obstacles that decrease hearing on the client. Thus blocking
communication between nurses and patients in communicating. The results of the treatment for five days the patient said that
the pain appeared with scale 2. Pain with scale is included in the category of mild pain.
Keywords: Nursing Care, Femur Fracture, Acute Pain

Abstrak

Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas atau retaknya jaringan yang disebabkan trauma yang ditentukan oleh luas dan jenis
trauma. Sehingga mengalami penurunan fungsi fisik yang merupakan salah satu ancaman potensial pada integritas. Salah satu
penganan fraktur dilakukan dengan melakukan operasi. Setelah dilakukanya operasi maka seseorang akan merasakan nyeri
pada bekas luka operasi. Tujuan dari penulisan ini adalah dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien post operasi
fraktur femur pada Ny.T dengan masalah nyeri akut dengan melakukakan tindakan farmakologi dan nonfarmakologi. Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik deskriptif adalah teknik penulisan dengan bentuk penyajian informasi yang
digambarkan oleh para peneliti yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas serta sistematis. Tempat penelitian di lakukan
di RSUD Dr Harjono Ponorogo pada tanggal 25 Juli – 29 Juli 2019. Pasien yang diambil oleh peneliti merupakan pasien post
operasi fraktur femur yang bernama Ny. T dengan usia 74 tahun yang merupakan seorang petani. Tindakan yang dilakukan
pada Ny.T merupakan tindakan yang sesuai dengan rencana keperawatan. Terdapat lima belas tindakan rencana keperawatan
yang di gunakan untuk mengatasi nyeri yang di rasakan Ny.T yang semua di lakukan. Dalam melakukan penelitian terdapat
hambatan yaitu menurunya pendengaran pada klien. Sehingga mengahambat komunikasi antara perawat dan pasien dalam
berkomunikasi. Hasil dari dilakukanya perawatan selama lima hari pasien mengatakan bahwa nyeri muncul dengan sekala 2.
Nyeri dengan sekala tersebut masuk dalam katagori nyeri ringan.
Kata Kunci: Asuhan Keperawatan, Fraktur Femur, Nyeri akut

How to Cite: Rudi Hermanto, Laily Isro’in, Saiful Nurhidayat (2020). Studi Kasus : Upaya Penurunan Nyeri Pada Pasien
Post Operasi Fraktur Femur. Penerbitan Artikel llmiah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Vol 4 (No 1).

© 2020 Universitas Muhammadiyah Ponorogo. All rights reserved


ISSN 2598-1188 (Print)
ISSN 2598-1196 (Online)
Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1 | 91

PENDAHULUAN
Fraktur merupakan terputusnya femur memiliki urutan paling terbanyak
kontinuitas atau retak jaringan yang nomor satu dengan jumlah 19.629.
disebabkan trauma yang ditentukan oleh Di Jawa Timur angka kejadian
luas dan jenis trauma. Sehingga fraktur pada tahun 2016 mulai dari Bulan
mengalami penurunan fungsi fisik yang Januari sampai Bulan Oktober sebanyak
merupakan salah satu ancaman potensial 1.422 kasus (Rois, 2016). Dengan jumlah
pada integritas. Rusaknya integritas tulang persentase kasus fraktur pada ekstremitas
menyebabkan nyeri, trauma, kaku sendi, bawah dan ekstremitas atas di rumah sakit
dan gangguan muskuloskeletal (Nanda Dr. Soetomo Surabaya sebesar 68,14%
International, 2015). Salah satu penyebab (Rekam Medis RSUD. Dr. Sutomo
fraktur adalah ruda peksa pada suatu Surabaya, 2015). Pada tahun 2012 jumlah
jaringan yang menyebabkan kontinuitas pasien fraktur di RSUD Dr. Harjono
jaringan menjadi terputus (Sjamsuhidajat, Ponorogo sejumlah 794 pasien, pada tahun
2010). 2013 jumlah kejadian fraktur sejumlah 632
Kejadian fraktur di dunia meningkat pasien (Rekam Medis RSUD Dr.Harjono
setiap tahunya terbukti oleh badan Ponorogo, 2014). Pada tahun 2017 – 2018
keselamatan (WHO) tercatat 13 juta orang kejadian fraktur femur di RSUD Dr.
mengalami kecelakaan pada tahun 2012. Harjono Ponorogo sejumlah 756 kasus
Dengan 2,7% terjadi fraktur. Pada tahun (Rekam Medis RSUD Dr. Harjono
2013 dengan presentase 4,2%. Pada tahun Ponorogo, 2018).
2014 kejadian fraktur meningkat menjadi Fraktur disebabkan oleh trauma
21 juta sehingga menjadi 7,5%.). tunggal yang diberikan dengan kekuatan
Sedangkan pada tahun 2016 terdapat 8 juta yang berlebihan dan secara tiba tiba seperti
orang meninggal akibat mengalami fraktur benturan, plintiran, dan penarikan. Selain
femur. Menurut (DepKes RI), bahwa itu trauma tunggal juga menyebabkan
hampir delapan juta orang mengalami jaringan lunak menjadi rusak (Zairi dkk,
fraktur yang berbeda. Pada tahun 2011 2012). Untuk mengembalikan gerakan,
fraktur dengan prevalensi yang paling pencegahan disabilitas dan pengurangan
tinggi adalah fraktur ekstremitas bawah nyeri karena adanya rusaknya kontinuitas
46,2%. Kasus fraktur pada ekstremitas jaringan maka dilakukan penanganan pada
bawah dengan jumlah 45.987 yang daerah fraktur. Ada tiga cara dalam
diakibatkan oleh kecelakaan. Kasus fraktur melakukan penanganan fraktur yaitu
92 | Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1

reduksi, imobilisasi, dan rehabilitasi. Seseorang merasa nyeri maka akan


Imobilisasi merupakan salah satu upaya berpengaruh terhadap nafsu makan,
dalam menangani fraktur dengan menahan aktivitas sehari-hari, hubungan dengan
kontinuitas yang terjadi patahan atau orang lain serta status emosional. Nyeri
retakan. Pembedahan merupakan hal yang merupakan pengalaman personal dan
terakhir jika pada penangan sebelumnya subjektivitas seseorang salah satunya
belum bisa mengembalikan posisi tulang adalah kerusakan jaringan yang berkaitan
dengan membuka pada bagian yang dengan tanda peringatan (Alimul, 2012).
ditangani (Djamal, 2015). Intervensi keperawatan untuk mengatasi
Luka insisi pembedahan dapat masalah nyeri maka dilakukan dengan
mengakibatkan pengeluaran impuls nyeri manajemen nyeri. Manajemen nyeri me-
oleh ujung saraf bebas yang di perantara miliki dua tindakan yaitu non-farmakologi
oleh sistem sensorik. Ada beberapa tahap dan farmakologi. Dalam dunia keperawat-
proses dalam nyeri: adanya reseptor yang an manajemen nyeri berguna menghilang-
menghantarkan persepsi nyeri yang berupa kan nyeri sedikit demi sedikit (Pratintya,
stimulasi, adanya pendeteksi stimulus, 2014).
penguat, dan penghantar menuju saraf Seseorang merasa nyeri maka akan
pusat. Terdapat empat proses dalam nyeri berpengaruh terhadap nafsu makan,
yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan aktivitas sehari-hari, hubungan dengan
persepsi. Transduksi merupakan proses orang lain serta status emosional. Nyeri
perubahan stimulus nyeri menjadi aliran merupakan pengalaman personal dan
listrik yang melalui ujung saraf. Transmisi subjektivitas seseorang salah satunya
merupakan proses penerusan oleh adalah kerusakan jaringan yang berkaitan
nociceptor yang berada pada saraf perifer dengan tanda peringatan (Alimul, 2012).
menuju korteks serebri yang melewati Intervensi keperawatan untuk mengatasi
cornu dorsalis dan corda spinalis. masalah nyeri maka dilakukan dengan
Modulasi merupakan proses pengurangan manajemen nyeri. Manajemen nyeri
atau peningkatan impuls nyeri oleh memiliki dua tindakan yaitu non
pengendali internal oleh sistem saraf pusat. farmakologi dan farmakologi. Dalam
Persepsi adalah hasil penerimaan susunan dunia keperawatan manajemen nyeri
saraf pusat tentang impuls nyeri yang berguna menghilangkan nyeri sedikit demi
dihantarkan oleh saraf dan berakhir pada sedikit (Pratintya, 2014). Pengurangan
susunan saraf pusat (Andarmoyo, 2013). nyeri dengan farmakologi dengan adanya
Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1 | 93

pemberian analgesik dengan dosis tertentu. sangat menguntungkan apabila jumlah


Pada terapi non farmakologi terdapat responden sedikit maka akan didapatkan
terapi distraksi relaksasi. Distraksi gambaran yang jelas (Nursalam, 2015).
merupakan menenangkan diri dengan Penelitian ini menggunakan teknik
mengalihkan perhatian. Relaksasi penulisan dengan menggambarkan gaya
merupakan melemaskan otot otot pada penyaji informasi dalam karya tulis ilmiah.
tubuh sehingga reseptor nyeri menjari Teknik penggambaran ini disebut teknik
lentur dan berkurang. Teknik distraksi dan deskriptif. Teknik deskriptif adalah teknik
sentuhan bisa dilakukan dengan penulisan dengan bentuk penyajian
pengalihan rasa sakit pada pasien dengan informasi yang digambarkan oleh para
melihat televisi, mendengarkan musik atau peneliti yang dilakukan pada objek tertentu
berkhayal (Muttaqin, 2011). secara jelas serta sistematis (Hermanus
Berdasarkan Latar belakang tersebut Mz, 2015). Dalam rancangan ini terdapat
maka penulis menyusun Karya Tulis identifikasi peristiwa, identifikasi variabel,
Ilmiah dengan judul “Asuhan dan mengembangkan definisi pada
Keperawatan Post Op Fraktur dengan operasional oleh variabel (Nursalam,
Prioritas Masalah Keperawatan Nyeri 2015).
Akut Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Tempat penelitian yang studi kasus
Umum Dr. Harjono Ponorogo”. ini dilaksanakan di Ruang Flamboyan
RSUD Dr. Harjono Ponorogo yang
METODE PENELITIAN beralamat di Jln. Ponorogo – Pacitan, Kab.
Studi kasus adalah penelitian yang Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.
dirancang dengan mencangkup pengkajian Pengambilan data pada studi kasus ini di
yang intensif pada satu klien, keluarga, lakukan pada Ny. T yang merupakan
kelompok, komunitas maupun institusi. pasien post operasi fraktur femur. Data
Studi kasus memiliki cara dengan cara yang di gunakan untuk menyusun asuhan
mengeksplorasi suatu masalah pada keperawatan di dapatkan dari metode
pengambilan data yang mendalam dan wawancara, observasi atau pemeriksaan,
memiliki batasan yang terperinci disertai implementasi, dan melakukan evaluasi
dengan berbagai sumber informasi yang hasil tindakan. Wawancara dilakukan
digunakan (Saryono dan Anggraeni, dengan memberikan pertanyaan yang
2010). Sebelumnya adanya pengkajian merupakan jenis pertanyaan terbuka
secara rinci pada riwayat dan pola maupun tertutup yang bertujuan mendapat
perilaku. Pengkajian dengan rancangan ini data subjektif. Observasi atau pemeriksaan
94 | Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1

yang memiliki tujuan untuk mendapat data 5, durasi nyeri 10 – 20 menit. Riwayat
objekif yang terdapat pada klien yang penyakit di dapatkan data berupa pasien
dilakukan dengan inspeksi, palpasi, pernah mengalami penyakit jantung dan di
perkusi serta auskultasi. Implementasi rawat selama 3 hari. Pada riwayat
dilakukan sesuai dengan yang dikeluhkan psikososial di dapatkan data pasien tinggal
oleh pasien yang secara subjektif maupun dengan anak laki – lakinya.
objektif. Evaluasi dilakukan dengan Pada pola kesehatan sehari hari
mengamati respon dari klien yang berupa didapatkan data berupa nutrisi selama di
fisik, psikologis, rasa aman dan nyaman rumah sakit klien makan 3 kali sehari,
klien. Pada penyelesaian studi kasusu ini habis 1 porsi dalam sekali makan, minum
penulis juga mengumpulkan data dari sebanyak 2 liter sehari. Jenis minuman
jurnal, buku, artikel, web dan sumber adalah air putih. Eliminasi: buang air kecil
lainya sebagai acuan. menggunakan kateter dengan volume
sehari bisa 2500 cc, berwarna kuning
HASIL pekat, bau khas urin. Buang air besar 1
1. Pengkajian kali selama di rumah sakit. Istirahat:
Pengkajian dilakukan pada tanggal pasien beristirahat pada jam 19.00 – 22.00
25 Juli 2019 pada jam 14.00 WIB. dan malam pada jam 23.00 – 04.00. Jadi
Didapatkan data berupa biodata klien yaitu pasien beristirahat selama 8 jam. Pasien
nama: Ny.T; umur: 74 tahun; agama: sering terbangun dari tidur karena rasa
Islam; alamat: Prajegan; pendidikan sakit yang muncul. Personal Hygiene :
terakhir: SD; pekerjaan: petani; tanggal pasien disibin sehari 2 kali, ganti pakaian
masuk rumah sakit : 17 Juli 2019. Keluhan sehari sekali. Aktivitas: pada saat pasien
utama klien saat masuk rumah sakit adalah di rumah sakit kegiatan pasien dibantu
kaki kanan sakit saat berjalan dan keluhan sebagian oleh orang lain.
utama pada saat pengkajian adalah nyeri 2. Pemeriksaan Fisik
pada kaki kanan. Riwayat penyakit Didapatkan data keadaan umum
sekarang di dapatkan data pada saat lemah, nadi: 88x/menit, suhu: 360 C, TD:
pengkajian pasien mengeluhkan nyeri pada 110/80 mmHg, RR: 20x/menit.
saat kaki kanan di gerakan dan hilang Pemeriksaan muka: inspeksi wajah
ketika kaki kanan tidak digerakan, nyeri simetris, pucat, sedikit kaku menahan
terasa seperti di tarik tarik, nyeri pada luka nyeri. Palpasi pada muka tidak ada
operasi di paha kaki kanan, dengan skala benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.
Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1 | 95

Pemeriksaan anggota gerak ( ekstremitas) dengan skala 5, durasi nyeri 10 – 20 menit.


Terdapat fraktur pada paha kanan yang Untuk data obketif Ny. T adalah keadaan
telah di operasi dengan luka operasi yang umum lemah, nadi: 88 x/menit, suhu:
di tutupi kassa steril dengan panjang 25 360 C, TD: 110/80 mmHg, RR: 20 x/menit.
cm, keadaan kassa bersih tidak kotor. Pemeriksaan muka: inspeksi wajah
Terpasang drain dengan volume 150 ml/ simetris, pucat, sedikit kaku menahan
24 jam dengan warna merah, pasien nyeri. Palpasi pada muka tidak ada
membatasi gerakan pada kaki yang di benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.
operasi. Pada saat luka di sentuh oleh Pemeriksaan anggota gerak ( ekstremitas)
perawata, pasien menjauhkan tangan Terdapat fraktur pada paha kanan yang
perawat dari luka. telah di operasi dengan luka operasi yang
Kekuatan otot di tutupi kassa steril dengan panjang 25
4 4 cm, keadaan kassa bersih tidak kotor.

1 4 Terpasang drain dengan volume 150 ml/


24 jam dengan warna merah, pasien
Didukung dengan pemeriksaan
membatasi gerakan pada kaki yang di
penunjang berupa rotgen yang
operasi. Pada saat luka di sentuh oleh
menunjukan close fraktur collum femur.
perawata, pasien menjauhkan tangan
3. Diagnosa keperawatan
perawat dari luka. tangan perawat dari
Diagnosa keperawatan adalah suatu
luka.
proses pernyataan yang menjelaskan
Kekuatan otot
tentang respon manusia. Setelah
4 4
dilakukannya pengkajian dan pemeriksaan
1 4
fisik maka akan di dapatkan dua data yang
Fraktur
berupa data objektif dan data subjektif
- -
yang di gunakan untuk mengangkat suatu
diagnosa yang di masukan dalam analisa + -

data (Caranito, 2000 dalam Nursalam, Pemeriksaan penunjang berupa


2011). Data subjektif pada pasien Ny. T rotgen yang menunjukan close fraktur
adalah pengkajian pasien mengeluhkan collum femur. Bedasarkan dari data
nyeri pada saat kaki kanan di gerakan dan tersebut yang merupakan masuk dalam
hilang ketika kaki kanan tidak digerakan, batasan karakateristik nyeri. Sehingga
nyeri terasa seperti di tarik tarik, nyeri dapat ditegakkan diagnosa nyeri akut
pada luka operasi di paha kaki kanan, berhubungan dengan agen cedera fisik
96 | Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1

(prosdur pembedahan, trauma) (NANDA, untuk mencari dan menemukan dukungan,


2015). kontrol lingkungan yang dapat
4. Intervensi mempengaruhi nyeri, pilih penanganan
Intervensi dari masalah diatas adalah nyeri (farmakologi dan non farmakologi),
proses keperawatan yang digunakan kaji tipe dan sumber nyeri untuk
sebagai kelanjutan rencana tindakan menentukan intervensi, ajarkan teknik non
keperawatan yang berfungsi untuk farmakologi, evaluasi keefektifan kontrol
mengurangi, menghilangkan dan nyeri, tingkatkan istirahat, kolaborasi
mencegah masalah – masalah pasien. dengan dokter untuk pemberian analgesik
Maka intervensi ini memiliki tujuan yaitu untuk mengurangi nyeri dan monitor
skala nyeri turun, nyeri dapat di kontrol. penerimaan pasien tentang manajemen
Dengan kriteria hasil pasien mampu nyeri. Berdasarkan intervensi yang
mengontrol nyeri yang timbul (mengetahui disebutkan dapat dilakukan semua.
penyebab nyeri, mampu menggunakan Sehingga dapat mencapai tujuan yang ada.
teknik non farmakologi untuk mengurangi 5. Implementasi
nyeri, mencari bantuan), pasien Implementasi keperawatan di mulai
melaporkan bahwa nyeri berkurang dari tanggal 25 Juli 2019 – 29 Juli 2019.
dengan menggunakan manajemen nyeri, Implementasi yang dilakukan pertama
nyeri dapat dikenali (skala, intensitas, pada hari kamis tanggal 25 Juli 2019 jam
frekuensi, dan tanda nyeri). 14.30 WIB yaitu melakukan pengkajian
Rencana tindakan yang akan nyeri secara komprehensif termasuk
dilakukan kepada klien yaitu lakukan lokasi, karakteristik, frekuensi, kualitas
pengkajian nyeri secara komprehensif dan faktor presipitasi, mengobservasi
termasuk lokasi, karakteristik, frekuensi, reaksi verbal dan non verbal dan
kualitas dan faktor presipitasi, observasi ketidaknyamanan, menggunakan
reaksi verbal dan non verbal dan komunikasi terapeutik untuk mengetahui
ketidaknyamanan, gunakan komunikasi pengalaman nyeri, mengkaji kultur yang
terapeutik untuk mengetahui pengalaman mempengaruhi pengalaman nyeri pasien,
nyeri, kaji kultur yang mempengaruhi mengevaluasi pengalaman nyeri masa
pengalaman nyeri pasien, evaluasi lampau, mengevaluasi bersama pasien dan
pengalaman nyeri masa lampau, evaluasi tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan
bersama pasien dan tim kesehatan lain kontrol nyeri masa lampau, membantu
tentang ketidakefektifan kontrol nyeri pasien dan keluarga untuk mencari dan
masa lampau, bantu pasien dan keluarga menemukan dukungan, mengontrol
Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1 | 97

lingkungan yang dapat mempengaruhi Implentasi yang selanjutnya


nyeri, memilih penanganan nyeri (farma- dilakukan di hari jumat pada 26 Juli 2019
kologi dan non farmakologi), mengkaji pada jam 07. 30 WIB. Implentasi yang
tipe dan sumber nyeri untuk menentukan dilakukan adalah melakukan pengkajian
intervensi, mengajarkan teknik non farma- nyeri secara komprehensif termasuk
kologi, mengevaluasi keefektifan kontrol lokasi, karakteristik, frekuensi, kualitas
nyeri, meningkatkan istirahat, ber- dan faktor presipitasi, mengorbservasi
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian reaksi verbal dan non verbal dan ketidak
analgesik untuk mengurangi nyeri, nyamanan, mengontrol lingkungan yang
memonitor penerimaan pasien tentang dapat mempengaruhi nyeri, mengajarkan
manajemen nyeri. Implentasi tersebut teknik non farmakologi, mengkaji tipe dan
merupakan tindakan yang berguna untuk sumber nyeri untuk menentukan
mengurangi rasa nyeri pada klien. intervensi, mengevaluasi keefektifan
Pada saat perawat memberikan kontrol nyeri, meningkatkan istirahat,
penyuluhan teknik nafas dalam. Klien berkolaborasi dengan dokter untuk
mendengarkan dengan seksama. Klien pemberian analgesik untuk mengurangi
mengerti tentang teknik nafas dalam yang nyeri.
akan dilakukan. Klien melakukan nafas Implentasi pada tanggal 27 Juli – 29
dalam keadaan tidur dengan merilekskan Juli 2019. Implementasi yang dilakukan
badan. Klien menarik napas dari hidung adalah melakukan pengkajian nyeri secara
dan di tahan selama 3-5 detik. Lalu di komprehensif termasuk lokasi,
keluarkan secara perlahan lewat hidung. karakteristik, frekuensi, kualitas dan faktor
Napas dalam dilakukan sebanyak 5-15 kali presipitasi, mengobservasi reaksi verbal
ketika merasakan nyeri. Selain itu dan non verbal dan ketidaknyamanan,
perawatan juga menganjurkan kepada mengontrol lingkungan yang dapat
klien agar meningkatkan istirahat yang mempengaruhi nyeri, Mengajarkan teknik
berguna untuk menurunkan nyeri. Istirahat non farmakologi, mengkaji tipe dan
klien dianjurkan dalam posisi yang rileks sumber nyeri untuk menentukan
dan dalam posisi yang nyaman sehingga intervensi, mengevaluasi keefektifan
tidak menimbulkan nyeri pada bekas luka kontrol nyeri, meningkatkan istirahat,
operasi. Implementasi ini sebagai peng- berkolaborasi dengan dokter untuk
ganti waktu istirahat yang kurang karena pemberian analgesik untuk mengurangi
rasa nyeri yang timbul sewaktu waktu. nyeri.
98 | Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1

6. Evaluasi yang dialami pasien. Serta di dapatkan


Evaluasi keperawatan merupakan data objektif berupa keadan umum lemah,
kegiatan dimana perawat membandingkan wajah sedikit pucat, sedikit kaku menahan
hasil setelah dilakukan tindakan nyeri, nyeri yang muncul adalah nyeri akut
keparawatan. Hasil ini di ukur untuk yang di sebabkan oleh luka post operasi
mengetahui seberapa besar penyelesaian pada kaki kanan dengan di tutupi kassa
masalah pada klien. Selain itu merupakan steril dengan panjang 25 cm dengan
acuan perawat ketika masalah belum bisa keadaan kassa bersih tidak kotor.
teratasi. Sehingga perawat akan me- Terpasang drain dengan volume 150 ml/
modifikasi atau mengganti implementasi 24 jam dengan warna merah, pasien
yang diberikan kepada klien (Diagnosa membatasi gerakan pada kaki yang di
keperawatan, 2015). Tujuan dari evaluasi operasi. Pada saat luka di sentuh perawat,
ini di gunkan untuk memandingkan apakah pasien menjauhkan tangan perawat dari
sesuai dengan kriteria hasil yang di tulis. luka. Pasien bisa melakukan teknik nafas.
Hasil evaluasi pada tanggal 25 Juli Pemberian obat deketoprofen dengan dosis
2019 pada jam 20.00 perawat melakukan 50 mg. Masalah yang timbul adalah nyeri
pengambilan data evaluasi sehingga di akut. Rencana selanjutkan adalah
peroleh data subjektif berupa pasien melanjutkan intervensi yang di
mengeluhkan nyeri, muncul saat kaki rencanakan.
kanan di gerakan, seperti di tarik tarik, Pada tanggal 26 Juli evaluasi
nyeri pada luka operasi di paha kanan, dilakukan pada jam 14.00 WIB. Di
dengan skala 5, durasi nyeri 10 – 20 menit. dapatkan data subjektif berupa pasien
Pasien mengatakan memiliki pengalaman mengeluhkan nyeri, muncul saat kaki
nyeri karena penyakit jantung. Nyeri akan kanan di gerakan, seperti di tarik tarik,
hilang ketika pasien istirahat. Pasien nyeri pada luka operasi di paha kanan,
menggatakan bahwa pasien tidak memiliki nyeri memiliki skala 4 muncul selama 10 –
riwayat nyeri karena operasi. Pasien 15 menit.. Pasien merasa nyaman dengan
merasa nyaman dengan ditutupnya ditutupnya lingkungan dengan sketsel
lingkungan dengan sketsel sehingga sehingga mengurangi stress. Pasien bisa
mengurangi stress. Pasien mengatakan melakukan teknik napas. Pasien
waktu istirahat selama 2 jam dengan. mengatakan waktu istirahat selama 9 jam.
Pasien dapat tidur dengan tenang. Dengan data objektif keadaan umum
Keluarga mampu memberikan dukungan lemah. Wajah sedikit pucat, sedikit kaku
kepada pasien untuk mengatasi keluhan menahan nyeri. Nyeri yang muncul adalah
Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1 | 99

nyeri akut yang di sebabkan oleh luka post volume 150 ml/ 24 jam dengan warna
operasi pada kaki kanan dengan panjang merah, pasien membatasi gerakan pada
luka 25 cm dengan keadaan luka bersih kaki yang di operasi, pemberian obat
tidak kotor atau pus, jahitan jelujur. dekoprofen dengan dosis 50 mg. Dapat di
Terpasang drain dengan volume 150 ml/24 simpulkan bahwa masalah nyeri akut
jam dengan warna merah, pasien belum teratasi. Perencanaan melanjutkan
membatasi gerakan pada kaki yang di intervensi yang telah direncanakan.
operasi. Pemberian obat deketoprofen Pada tanggal 28 Juli evaluasi
dengan dosis 50 mg. Pasien melakukan dilaksanakan pada jam 14.00 WIB. Pada
teknik napas dalam. Dapat di simpulkan evaluasi di dapatkan data subjektif yaitu
bahwa masalah nyeri akut teratasi pasien mengeluhkan nyeri, muncul saat
sebagian. Perencanaan melanjutkan kaki kanan di gerakan, seperti di tarik
intervensi yang telah direncanakan. tarik, nyeri pada luka operasi di paha
Pada tanggal 27 Juli evaluasi kanan, dengan skala 4, durasi nyeri 5 – 10
dilakukan di jam 14.00. Dapatkan hasil menit. Pasien mengatakan belum ada
data subjektif pasien mengeluhkan nyeri penurunan skala nyeri. Nyeri memiliki
,muncul saat kaki kanan di gerakan, seperti skala 4 muncul selama 5 – 10 menit.
di tarik tarik, nyeri pada luka operasi di Pasien mengatakan waktu istirahat selama
paha kanan, dengan skala 4, durasi nyeri 10 jam. Pasien merasa nyaman dengan
10 – 15 menit. Pasien merasa nyaman adanya aliran udara yang tidak terlalu
dengan posisi tidur terlentang dengan dingin atau panas melalui jendela sehingga
bagian kaki yang di operasi didukung rasa nyeri berkurang. Pasien melakukan
dengan bantal. Pasien melakukan teknik teknik nafas dalam. Di dukungan dengan
napas dalam. Pasien mengatakan belum data objektif yaitu keadaan umum lemah.
ada penurunan skala nyeri. Pasien Inspeksi wajah pucat, tenang. Luka post
mengatakan waktu istirahat selama 10 jam. operasi pada kaki kanan dengan panjang
Di dukungan dengan data objektif berupa luka 25 cm dengan keadaan luka bersih
keadan umum pasien lemah, wajah sedikit tidak kotor atau pus, jahitan delujur.
pucat, tenang, pasien melakukan teknik Terpasang drain dengan volume 100 ml/
napas dalam, luka post operasi pada kaki 24 jam dengan warna merah, pasien
kanan dengan panjang luka 25 cm dengan membatasi gerakan pada kaki yang di
keadaan luka bersih tidak kotor atau pus, operasi. Pemberian obat deketoprofen
jahitan delujur, terpasang drain dengan dengan dosis 50 mg. Dapat di simpulkan
100 | Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1

bahwa masalah nyeri akut teratasi Tahap dalam proses keperawatan yaitu
sebagian. Perencanaan melanjutkan pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi yang telah direncanakan. intervensi, implementasi dan terakir
Pada tanggal 29 Juli evaluasi di evaluasi yang di gunakan untuk mengukur
lakukan pada jam 14.00 WIB. Pada keberhasilan proses keperawatan (Potter &
evaluasi ini didapatkan data subjektif yaitu perry, 2009).
pasien mengeluhkan nyeri ,muncul saat 1. Pengkajian
kaki kanan di gerakan, seperti di tarik Keluhan utama pada saat pengkajian
tarik, nyeri pada luka operasi di paha Ny. T pada tanggal 25 Juli 2019 pasien
kanan, dengan skala 2, durasi nyeri 5 – 10 mengeluhkan nyeri. Muncul saat kaki
menit. Pasien merasa nyaman dengan kanan di gerakan ,seperti di tarik-tarik,
posisi bed yang setengah duduk sehingga nyeri pada luka operasi di kaki kanan,
memudahkan pasien dalam beraktivitas dengan skala 5, durasi nyeri 10 – 20 menit.
dan mengurangi nyeri. Pasien melakukan Nyeri kerusakan jaringan oleh sesuatu
teknik nafas dalam. Pasien mengatakan yang menyebabkan rangsangan sehingga
waktu istirahat selama 11 jam. Di timbul rasa emosional (Helmi, 2012).
dapatkan juga data objektif yaitu keadaan Nyeri yang dialami oleh Ny. T adalah
umum lemah, inspeksi wajah sedikit pucat, nyeri akut yang dirasakan pada tanggal 25
tenang. Luka post operasi pada kaki kanan Juli 2019 yang timbul setelah dilakukanya
dengan panjang luka 25 cm dengan tindakan operasi di RSUD Dr. Harjono
keadaan luka bersih tidak kotor atau pus, Ponorogo. Nyeri tersebut selaras dengan
jahitan delujur. Terpasang drain dengan teori yang mengatakan nyeri adalah
volume 50 ml/ 24 jam dengan warna pengalam sensori yang di gambarkan
merah. Pemberian obat deketoprofen secara tiba – tiba dan awitan dengan akhir
dengan dosis 50 mg. Dapat di simpulkan dapat diprediksi yang disebabkan
bahwa masalah nyeri akut teratasi kerusakan jaringan aktual atau potensial
sehingga intervensi di hentikan. yang muncul kurang dari 3 bulan, dengan
intensitas tinggi sampai rendah (Heather
PEMBAHASAN herdman, 2014).
Pada pembahasan akan memaparkan Pengkajian nyeri menggunakan
hasil dari proses keperawatan yang metode P ( Provoking incident ), Q (
dilakukan pada pasien. Proses keperawatan Quality of pain ), R( Region ), S( Severity
memiliki beberapa tahap dalam of pain ) dan T ( Time ). Nyeri yang
menentukan penyelesaian masalah pasien. dirasakan oleh pasien Ny. T
Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1 | 101

berkarakteristik provoking incident nyeri dengan penyakit patologis yang


muncul ketika di gunakan untuk bergerak, menyebabkan tulang menjadi lemah.
dan berkurang ketika posisi tidur, quality Ketiga fraktur suprakondiler femur terjadi
of pain nyeri seperti ditarik – tarik, region bagian distal menyebabkan dislokasi ke
nyeri terasa pada luka bekas operasi pada posterior. Fraktur ini disebabkan adanya
paha kanan, severity of pain dengan angka penarikan otot-otot gastrocnemius.
5, time nyeri berlangsung sekitar 10 – 20 Keempat fraktur kondiler femur ini
menit (Heather Herdman, 2014). disebabkan adanya tekanan ke di sumbu
Pemeriksaaan fisik pada pasien Ny. femur ke atas yang dikombinasikan dari
T terdapat luka operasi dengan panjang dua gaya yaitu hiper abduksi dan adduksi.
luka sepanjang 20 cm dengan keadaan Kelima fraktur batang femur adalah fraktur
luka bersih tidak ada pes, jahitan jelujur. terjadi karena adanya trauma langsung
Terpasang drain pada luka dengan volume yang memiliki kekuatan dengan intensitas
150 ml. Hal ini sama dengan teori yang tinggi. Ke enam fraktur collum femur
mengatakan pada saat operasi akan adalah fraktur yang disebabkan oleh
dilakukan sayatan pada bagian tubuh yang perubahan struktur tulang yang disebabkan
ditangani, lalu melakukan perbaikan dan tekanan yang mengenai lingkaran
diakhir dengan penutupan dan penjahitan acetabulum yang berotasi ke arah posterior
(Sjamsuhidajat, 2010). (Subagyo, 2013). Menurut teori fraktur
Fraktur femur adalah rusaknya yang dialami oleh Ny. T adalah fraktur
jaringan pada tulang paha, kondisi dari collum femur karena dilihat dari hasil
fraktur femur bisa menjadi fraktur tertutup pemeriksaan penunjang terdapat hasil
maupun terbuka yang disertai dengan close fraktur collum femur.
rusaknya jaringan lunak (otot, pembuluh Dari hasil penelitian pada
darah, kulit, jaringan saraf) disebabkan pemeriksaan fisik terdapat kekuatan otot
adanya oleh trauma langsung pada bagian pada kaki kanan memiliki angka 1 dengan
paha (Helmi, 2014 ). adanya fraktur. Terdapat luka operasi
Terdapat enam klasifikasi fraktur dengan panjang luka sepanjang 20 cm
femur. Pertama fraktur intertrochanter dengan keadaan luka bersih tidak ada pus,
femur yaitu fraktur yang terdapat garis jahitan jelujur. Terpasang drain pada luka
melintang mulai dari trochanter mayor dengan volume 150 ml/ 24 jam.
sampai trochanter minor. Kedua fraktur 2. Perencanaan
subtrochanter femur disebabkan oleh Hasil pengkajian diperoleh data
trauma berkekuatan tinggi yang disertai terdapat rasa nyeri. Muncul saat kaki
102 | Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1

kanan di gerakan, seperti di tarik tarik, termasuk lokasi, karakteristik,skala,


nyeri pada luka operasi di kaki kanan, frekuensi, kualitas dan faktor
dengan skala 5, durasi nyeri 10 – 20 menit. presipitasi.
Selain dari data subjektif terdapat data b. Observasi reaksi verbal dan non
obyektif yang yang menguatkan diagnosa verbal dan ketidaknyamanan.
nyeri akut yaitu mimik wajah pasien yang c. Gunakan komunikasi terapeutik untuk
menahan nyeri dan terdapat luka operasi mengetahui pengalaman nyeri.
dengan panjang luka sepanjang 20 cm d. Kaji kultur yang mempengaruhi nyeri.
dengan keadaan luka bersih tidak ada pes, e. Evaluasi pengalaman nyeri masa
jahitan jelujur. Terpasang drain pada luka lampau.
dengan volume 150 ml/ 24 jam. f. Evaluasi bersama pasien dan tim
Diagnosa keperawatan yang muncul kesehatan lain tentang
dari hasil pengkajian adalah nyeri akut ketidakefektifan kontrol nyeri masa
berhubungan dengan luka post operasi, lampau.
sesuai dengan tanda gejala yang muncul g. Bantu pasien dan keluarga untuk
pada pasien, sesuai dengan tanda dan mencari dan menemukan dukungan.
gejala yang muncul yaitu pasien h. Kontrol lingkungan yang dapat
mengeluhkan nyeri, terdapatnya luka mempengaruhi nyeri.
operasi, ekspresi wajah yang menahan i. Pilih penanganan nyeri ( farmakologi
nyeri. Nyeri akut didefinisikan oleh dan non farmakologi).
Nursing Interventions Classification j. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
sebagai pengalaman sensori dan emosional menentukan intervensi.
yang tidak menyenangkan yang muncul k. Ajarkan teknik non farmakologi.
diakibatkan oleh kerusakan jaringan yang l. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri.
secara aktual dan potensial yang muncul m. Tingkatkan istirahat.
secara tiba – tiba atau lambat yang muncul n. Kolaborasi dengan dokter untuk
dari intensitas ringan sampai berat selama pemberian analgesik untuk
kurang dari enam bulan. mengurangi nyeri.
Dalam Nursing Interventions o. Monitor penerimaan pasien tentang
Classification terdapat intervensi manajemen nyeri.
keperawatan yang dapat digunakan untuk 3. Tindakan keperawatan
mengatasi masalah nyeri akut meliputi : Tindakan Keperawatan yang
a. Manajemen nyeri yang berisi dilakukan untuk mengatasi masalah
pengkajian nyeri secara komprehensif keperawatan nyeri akut merupakan
Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1 | 103

kerjasama antara perawat dan klien dalam Implementasi yang kedua adalah
mendiskusikan tindakan yang akan observasi reaksi verbal dan nonverbal
dilakukan dan merupakan realita yang ada dengan ketidaknyamanan. Observasi
sehingga meminimalisir efek–efek yang reaksi verbal yaitu mengamati reaksi
menyebabkan nyeri dan meningkatkan terhadap nyeri dengan cara mengadu ke
derajat pemulihan nyeri. keluarga atau ke orang lain. Sedangkan
4. Pelaksanaan reaksi non verbal yaitu reaksi tubuh
Tindakan yang dilaksanakan pada terhadap nyeri dengan adanya tanda tanda
pasien Ny. T berdasarkan data yang dari gerakan tubuh (Musliha dan
terdapat dengan masalah keperawatan Fatmawati 2010).
Nyeri akut berhubungan dengan Agen Implementasi yang ketiga adalah
cedera fisik (prosedur pembedahan, menggunakan komunikasi terapeutik untuk
trauma). Implementasi keperawatan mulai mengetahui pengalaman nyeri. Teknik ini
dilakukan pada tanggal 25 Juli 2019 merupakan salah satu teknik untuk
sampai 29 Juli 2019. Implementasi ini mengetahui pengalaman nyeri secara
dilakukan untuk tercapainya suatu tujuan umum yang pernah pasien alami dan untuk
dalam mengatasi suatu masalah mengetahui apakah pasien pernah
keperawatan. Di setiap implementasi yang mengalami nyeri yang sama (Musliha dan
dilakukan ini memiliki kelemahan dan Fatmawati 2010). Implementasi yang ke
kelebihan. empat adalah kaji kultur yang
Implementasi pertama yang mempengaruhi pengalaman nyeri pasien.
dilakukan melakukan pengkajian nyeri Mengkaji kultur merupakan salah satu cara
dengan mencangkup skala nyeri, untuk mengetahui pengalaman nyeri
frekuensi, lokasi nyeri, karakteristik dan menurut budaya pasien dan orang yang
durasi nyeri. Dalam menentukan ada disekitar pasien. Selain itu juga untuk
pengukuran nyeri juga harus menentukan mengetaui budaya yang di gunakan
fisiologis, psikologis dan lingkungan. penangan nyeri secara umum yang di
Dalam penilaian nyeri meliputi lakukan oleh pasien ( Tamsuri, 2012 ).
pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, Implementasi yang ke kelima adalah
anamnesis spesifik nyeri, skala nyeri, mengevaluasi pengalaman nyeri masa
keadaan yang dapat menimbulkan lampau. Intervensi ini digunakan untuk
perasaan nyeri, durasi serta intensitas nyeri mengetahui nyeri yang dulu pernah
(Prasetyo, 2010). dialami pasien karena riwayat operasi atau
104 | Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1

tidak. Apabila pasien pernah melakukan adalah memilih penanganan nyeri.


operasi sehingga pasien memiliki rasa Intervensi ini merupakan intervensi yang
nyeri yang sama karakteristik dan digunakan untuk menentukan penanganan
sumbernya ( Potter & Perry, 2010 ). nyeri. Penanganan nyeri dibagi menjadi
Implementasi yang ke enam adalah dua yaitu farmakologi dan non
mengevaluasi bersama tim kesehatan lain farmakologi. Dalam penanganan nyeri
tentang ketidakefektifan kontrol nyeri. apabila salah satu penanganan nyeri non
Intervensi ini merupakan intervensi yang farmakologi belum berhasil maka akan di
digunakan untuk melakukan pengkajian lakukan kolaborasi antara penanganan
manajemen nyeri masa lampau yang nyeri non farmakologi dan farmakologi.
dilakukan oleh pasien (Tetty, 2015). Nyeri yang dialami oleh pasien
Implementasi yang ke ketujuh merupakan nyeri akut dengan skala
adalah membantu pasien dan keluarga sedang. Maka perlu adanya dilakukannya
untuk mencari dan menemukan dukungan. kedua penanganan nyeri tersebut (Smeltzer
Intervensi ini digunakan untuk and Bare, 2010).
memperkuat kondisi psikologis keluarga Implementasi yang kesepuluh adalah
dan pasien agar selalu berpikiran untuk mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk
sembuh lebih cepat. Keadaan psikologis menentukan intervensi. Intervensi ini
akan membantu kesembuhan pasien digunakan untuk menentukan tipe nyeri
sehingga pasien akan patuh untuk yang ada pada pasien termasuk nyeri akut
melakukan pengobatan. Dalam hal ini atau nyeri kronis dan menentukan sumber
keluarga memberikan dukungan moral yang menimbulkan nyeri (Andarmoyo,
kepada pasien agar berusaha sembuh dari 2013). Implementasi yang ke sebelas
rasa nyeri yang dialami oleh pasien adalah mengajarkan teknik non
(Widjanarko, 2012). farmakologi. Teknik non farmakologi
Implementasi yang ke delapan adalah teknik pengurangan nyeri dengan
adalah kontrol lingkungan yang dapat tidak menggunakan obat. Teknik non
mempengaruhi nyeri. Lingkungan yang farmakologi terdapat beberapa teknik yang
tenang dan dan nyaman pengunjung akan diantaranya adalah teknik distraksi dan
menurunkan stimulus stress sehingga akan relaksasi nafas dalam. Teknik relaksasi
menurunkan impuls nyeri yang disebabkan nafas dalam adalah teknik yang bertujuan
oleh faktor eksternal sehingga untuk melepaskan ketegangan pada otot
meningkatkan kadar oksigen (Mander, dan mengurangi emosional. Teknik nafas
2010). Implementasi yang kesembilan dalam ini dapat mengurangi nyeri yang
Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1 | 105

menuju saraf bebas sehingga dapat berperan mengurangi bengkak (Kee &
mengurangi persepsi nyeri (Tamsuri, Hayes dalam Ropyanto, 2011).
dalam Zees, 2012). Implementasi ke lima belas adalah
Implementasi yang ke dua belas memonitor penerimaan pasien tentang
adalah mengevaluasi keefektifan kontrol manajemen nyeri. Intervensi merupakan
nyeri. Evaluasi ini berguna untuk melihat evaluasi terhadap pasien tentang
keefektifan penanganan nyeri. Ketika penerimaan penanganan nyeri dengan
penangan nyeri tidak efektif maka akan manajemen nyeri. Penerimaan pasien
dilakukan pertimbangan penangan nyeri terhadap manajemen nyeri dapat
selanjutnya secara lebih komprehensif. mempengaruhi keadaan nyeri. Ketika
Implementasi ketigabelas adalah intervensi penerimaan manajemen nyeri oleh pasien
meningkatkan istirahat. Meningkatkan sangat baik maka nyeri berkurang atau
istirahat juga mengurangi impuls stress ketika penerimaan manajemen nyeri oleh
yang menyebabkan impuls nyeri timbul. pasien kurang baik maka nyeri akan
Selain itu kebutuhan oksigen pada jaringan memiliki rasa yang sama atau bertambah (
perifer akan menurun. Sehingga darah Lesmana, 2009 ).
pada miokardium akan meningkatkan Implementasi yang dilakukan adalah
kadar oksigen yang berguna untuk sejumlah lima belas yang disebutkan
menurunkan iskemia (Smletzer dan Bare , diatas. Menurut peneliti terdapat
2010). kesenjangan antara kasus dan teori, pasien
Implementasi ke empat belas adalah merupakan pasien dengan umur 74 tahun
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian yang dimana merupakan dalam kriteria
deketoprofen yang merupakan jenis obat usia lansia sehingga menurunya
analgesik dengan dosis 50 mg melalui pendengaran pasien sehingga perlu ada
jalur intravena. Obat analgesik adalah obat dukungan keluarga yang baik untuk
yang mengurangi persepsi nyeri yang juga bekerja sama mengatasi masalah yang
berakibat menghilangnya fungsi sensori terjadi pada pasien sehingga skala nyeri
dan kesadaran (Imail, 2013). Memberikan turun. Sehingga proses kesembuhan pasien
injeksi analgesik seperti ketorolac dapat dapat lebih cepat.
mengurangi cyclooxygenase dan memiliki 5. Evaluasi
akibat proteksi membran mukosa pada Evaluasi adalah proses tahapan
pencernaan terhambat dan menghambat terakhir dari suatu proses. Evaluasi dalam
terjadinya pembekuan darah. Selain proses keperawatan adalah tindakan
mengurangi persepsi nyeri obat ini juga
106 | Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1

keperawatan yang paling akhir setelah Observasi reaksi verbal dan non verbal dan
diberikan beberapa rencana keperawatan ketidaknyamanan. 8) Kontrol lingkungan
yang diberikan kepada klien dan yang yang dapat mempengaruhi nyeritipe dan
telah dilaksanakan (Diagnosa sumber nyeri untuk menentukan
Keperawatan, 2015). Pada tahap ini juga intervensi. 11) Ajarkan teknik non
berguna memonitor tindakan apa saja yang farmakologi. 12) Evaluasi keefektifan
belum dilakukan oleh perawat selama kontrol nyeri. 13) Tingkatkan istirahat. 14)
dilakukannya pengkajian, analisa, Kolaborasi dengan dokter untuk
perencanaan dan implementasi pemberian analgesik untuk mengurangi
(Ignatavicius & Bayne, 1994 dalam nyeri.
Nursalam 2011). Hasil evaluasi pada tanggal 26 Juli
Setelah melakukan tindakan 2019. Diperkuat dengan adanya data
keperawatan dengan diagnosa nyeri akut subjektif menunjukan pasien yang
pada tanggal 25 Juli 2019. Terdapat data menyatakan nyeri ,muncul saat kaki kanan
subjektif pasien mengeluhkan nyeri pada digerakan ,seperti di tarik – tarik, nyeri
daerah luka operasi, dengan skala 5, pada luka operasi di paha kanan, dengan
seperti di tarik – tarik, terasa sekitar 10 – skala 4, durasi nyeri 10 – 15 menit. Pasien
20 menit, menghilang timbul. Pasien merasa nyaman dengan ditutupnya
merasa nyaman dengan ditutupnya lingkungan dengan sketsel sehingga
lingkungan dengan sketsel sehingga mengurangi stress Pasien mengatakan ada
mengurangi stress. Pasien mengatakan penurunan skala nyeri dan waktu istirahat
waktu istirahat selama 2 jam. Didukung selama 9 jam. Selain itu juga di dukung
dengan data objektif keadaan umum dari data objektif keadaan umum lemah,
lemah, wajah sedikit pucat, sedikit kaku pemeriksaan pada wajah sedikit pucat,
menahan nyeri, pasien bisa melakukan sedikit kaku menahan nyeri. Didukung
teknik nafas dalam, pemberian obat dengan data objektif pasien melakukan
analgesik berupa dekoprofen sebanyak 50 teknik nafas dalam pemberian obat
mg. Sehingga di dapatkan assessment hari analgesik berupa dekoprofen sebanyak 50
pertama masalah belum teratasi maka mg. Sehingga di dapatkan assessment
perlu dilanjutkan intervensi yaitu 1) masalah keperawatan teratasi sebagian
Manajemen nyeri yang berisi pengkajian sehingga intervensi dilanjutkan adalah 1)
nyeri secara komprehensif termasuk Manajemen nyeri yang berisi pengkajian
lokasi, karakteristik,skala, frekuensi, nyeri secara komprehensif termasuk
kualitas dan faktor presipitasi. 2) lokasi, karakteristik,skala, frekuensi,
Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1 | 107

kualitas dan faktor presipitasi. 2) faktor presipitasi. 2) Observasi reaksi


Observasi reaksi verbal dan non verbal dan verbal dan non verbal dan
ketidaknyamanan. 8) Kontrol lingkungan ketidaknyamanan. 8) Kontrol lingkungan
yang dapat mempengaruhi nyeritipe dan yang dapat mempengaruhi nyeri tipe dan
sumber nyeri untuk menentukan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi. 11) Ajarkan teknik non intervensi. 11) Ajarkan teknik non
farmakologi. 12) Evaluasi keefektifan farmakologi. 12) Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri. 13) Tingkatkan istirahat. 14) kontrol nyeri. 13) Tingkatkan istirahat. 14)
Kolaborasi dengan dokter untuk Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgesik untuk mengurangi pemberian analgesik untuk mengurangi
nyeri. nyeri.
Hasil evaluasi pada tanggal 27 Juli Hasil evaluasi pada tanggal 28 Juli
2019, didapatkan data subjektif pasien 2019. Pernyataan dari Pasien
mengeluhkan nyeri, muncul saat kaki mengeluhkan nyeri, muncul saat kaki
kanan digerakan, seperti di tarik – tarik, kanan di gerakan, seperti di tarik tarik,
nyeri pada luka operasi di paha kanan, nyeri pada luka operasi di paha kanan,
dengan skala 4, durasi nyeri 5 - 10 menit. dengan skala 3, durasi nyeri 5 - 10 menit.
Pasien merasa nyaman dengan posisi tidur Pasien merasa nyaman dengan adanya
terlentang dengan bagian kaki yang di aliran udara yang tidak terlalu dingin atau
operasi di sokong dengan bantal. Pasien panas melalui jendela sehingga rasa nyeri
mengatakan belum ada penurunan skala berkurang. Pasien mengatakan belum ada
nyeri. Pasien mengatakan waktu istirahat penurunan skala nyeri. Pasien mengatakan
selama 10 jam. Serta didukung dengan waktu istirahat selama 10 jam. Didukung
data objektif keadaan umum klien lemah, dengan data objektif keadaan umum
pemeriksaan wajah sedikit pucat, tenang. lemah, pemeriksaan wajah sedikit pucat,
pasien melakukan teknik nafas dalam wajah tampak tenang, pasien bisa
untuk mengurangi nyeri. Pemberian obat melakukan teknik nafas dalam, pemberian
analgesik berupa deketoprofen sebanyak obat deketoprofen dengan dosis 50 mg.
50 mg. Sehingga di dapatkan assessment Sehingga di dapatkan assessment masalah
masalah belum teratasi sehingga intervensi teratasi sebagian karena ada penurunan
dilanjutkan yaitu 1) Manajemen nyeri skala nyeri dan dilanjutkannya intervensi
yang berisi pengkajian nyeri secara kepada pasien yaitu 1) Manajemen nyeri
komprehensif termasuk lokasi, yang berisi pengkajian nyeri secara
karakteristik, skala, frekuensi, kualitas dan komprehensif termasuk lokasi,
108 | Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1

karakteristik, skala, frekuensi, kualitas dan yang difokuskan dalam masalah


faktor presipitasi. 2) Observasi reaksi keperawatan yang muncul. Data fokus
verbal dan non verbal dan yang muncul ketika pemeriksaan yang
ketidaknyamanan. 8) Kontrol lingkungan ada adalah keadaan umum lemah,
yang dapat mempengaruhi nyeritipe dan jumlah denyutan nadi 88 kali per
sumber nyeri untuk menentukan menit, suhu 360 C, tekanan darah
intervensi. 11) Ajarkan teknik non 110/80 mmHg, jumlah pernapasan 20
farmakologi. 12) Evaluasi keefektifan kali per menit. Inspeksi keadan muka
kontrol nyeri. 13) Tingkatkan istirahat. 14) pucat , sedikit kaku menahan nyeri.
Kolaborasi dengan dokter untuk Pemeriksaan anggota gerak
pemberian analgesik untuk mengurangi (Ekstremitas)
nyeri. Kekuatan otot :
Hasil evaluasi pada tanggal 29 Juli 4 4
2019. Pasien mengatakan nyeri ,muncul 1 4
saat kaki kanan digerakan ,seperti di tarik
tarik, nyeri pada luka operasi di paha Fraktur:
kanan, dengan skala 2, durasi nyeri 5 - 10 - -
menit. Disertai dengan data objektif + -
berupa keadaan umum yang lemah, wajah
sedikit pucat, ekspresi wajah tenang. Kaki Kanan: Terdapat fraktur
Pasien bisa melakukan teknik nafas dalam. pada paha kanan yang telah di operasi
Pemberian obat deketoprofen dengan dosis dengan luka operasi yang di tutupi
50 mg. Sehingga di dapatkan assessment kassa steril dengan panjang 25 cm,
dihentikan disebabkan nyeri yang keadaan kassa bersih tidak kotor.
dirasakan memiliki skala 2 dalam kriteria Terpasang drain dengan volume 150
nyeri ringan. ml/ 24 jam dengan warna merah,
pasien membatasi gerakan pada kaki
KESIMPULAN yang di operasi. Pada saat luka di
1. Pengkajian dalam penelitian ini sentuh oleh perawata, pasien
menggunkan teknik head to toe yang menjauhkan tangan perawat dari luka.
merupakan teknik memeriksa seluruh Di dukungan dengan pemeriksaan
bagian tubuh pasien. Tetapi data yang penunjang rontgen yang menunjukan
disajikan oleh penulis merupakan data close fraktur collum femur.
Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1 | 109

Di dukungan dengan data ketidakefektifan kontrol nyeri masa


subjektif dari pasien yaitu saat lampau. 7) Bantu pasien dan keluarga
pengkajian pasien mengeluhkan nyeri untuk mencari dan menemukan
pada saat kaki kanan di gerakan dan dukungan. 8) Kontrol lingkungan
hilang ketika kaki kanan tidak yang dapat mempengaruhi nyeri. 9)
digerakan, nyeri terasa seperti di tarik Pilih penanganan nyeri ( farmakologi
tarik, nyeri pada luka operasi di paha dan non farmakologi). 10) Kaji tipe
kaki kanan, dengan skala 5, durasi dan sumber nyeri untuk menentukan
nyeri 10 – 20 menit. Maka peneliti intervensi. 11) Ajarkan teknik non
menyimpulkan bahwa pasien farmakologi. 12) Evaluasi keefektifan
mengalami nyeri dengan skala 5 yang kontrol nyeri. 13) Tingkatkan
di ukur menggunkan skala numerik istirahat. 14) Kolaborasi dengan
dan skala analog visual (Andarmoyo, dokter untuk pemberian analgesik
2013). untuk mengurangi nyeri. 15) Monitor
2. Diagnosa yang muncul pada saat penerimaan pasien tentang manajemen
melakukan proses keperawatan adalah nyeri.
nyeri akut berubungan dengan agen 4. Tindakan keperawatan yang dilakukan
cedera fisik (prosedur pembedahan, peneleneliti dalam mengatasi masala
tarauma). klien adalah 1) Manajemen nyeri yang
3. Setelah di temukan diagnosa berisi pengkajian nyeri secara
keperaawatan maka akan dilakukan komprehensif termasuk lokasi,
rencena keperawatan yaitu 1) karakteristik,skala, frekuensi, kualitas
Manajemen nyeri yang berisi dan faktor presipitasi. 2) Observasi
pengkajian nyeri secara komprehensif reaksi verbal dan non verbal dan
termasuk lokasi, karakteristik,skala, ketidaknyamanan. 3) Gunakan
frekuensi, kualitas dan faktor komunikasi terapeutik untuk
presipitasi. 2) Observasi reaksi verbal mengetahui pengalaman nyeri. 4) Kaji
dan non verbal dan ketidaknyamanan. kultur yang mempengaruhi nyeri. 5)
3) Gunakan komunikasi terapeutik Evaluasi pengalaman nyeri masa
untuk mengetahui pengalaman nyeri. lampau. 6) Evaluasi bersama pasien
4) Kaji kultur yang mempengaruhi dan tim kesehatan lain tentang
nyeri. 5) Evaluasi pengalaman nyeri ketidakefektifan kontrol nyeri masa
masa lampau. 6) Evaluasi bersama lampau. 7) Bantu pasien dan keluarga
pasien dan tim kesehatan lain tentang untuk mencari dan menemukan
110 | Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1

dukungan. 8) Kontrol lingkungan Andarmoyo. 2013. Konsep dan


yang dapat mempengaruhi nyeri. 9) Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Ar
Pilih penanganan nyeri ( farmakologi – Ruzz Media.
dan non farmakologi). 10) Kaji tipe Helmi, Z., N. 2012. Buku Gangguan
dan sumber nyeri untuk menentukan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba
intervensi. 11) Ajarkan teknik non Medika.
farmakologi. 12) Evaluasi keefektifan Herdman, T.H & Kamitsuru, S. 2014.
kontrol nyeri. 13) Tingkatkan International Nursing Diagnoses :
istirahat. 14) Kolaborasi dengan Definitions & Classification. Oxford
dokter untuk pemberian analgesik : Wiley Blackwell.
untuk mengurangi nyeri. 15) Monitor Hermanus Mz. 2015. Riset Kesehatan.
penerimaan pasien tentang manajemen Yogyakarta : Ombak.
nyeri. Terdapat kesenjangan antara Muttaqin, A. 2011. Asuhan Keperawatan
kasus dan teori, pasien merupakan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta
pasien dengan umur 74 tahun yang : Salemba Medika.
dimana merupakan dalam kriteria usia NANDA NIC NOC. 2015. Aplikasi
lansia sehingga menurunya Asuhan keperawatan berdasarkan
pendengaran pasien sehingga perlu diagnosa medis dan nanda.
ada dukungan keluarga yang baik Jogjakarta : Mediaction.
untuk bekerja sama mengatasi Nursalam. 2011. Konsep Dan Penerapan
masalah yang terjadi pada pasien Metodologi Penelitian Ilmu
sehingga skala nyeri turun. Sehingga Keperawatan. Jakarta : Medika
proses kesembuhan pasien dapat lebih Salemba.
cepat. Nursalam. 2015. Metodologi Penelitian
5. Pada hasil akhir evaluasi keperawatan, Ilmu Keperawatan Pendekatan
peneliti mendapatkan hasil nyeri yang Praktis Edisi 4. Jakarta : Salemba
dirasakan memiliki skala 2 dalam Medika.
kriteria nyeri ringan. Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009)
Fundamental of Nursing:
DAFTAR PUSTAKA Fundamental Keperawatan. Buku 1.
Alimul dan Uliya. 2012. Buku Ajar Edisi 7. Jakarta:
Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya Pranacintya, Dwi, A, Harmilah, Subroto.
: Health Books. 2014. Kompres Hangat Menurunkan
Nyeri Persendian Osteoartritis pada
Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 9 0 - 1 1 1 | 111

lanjut usia. Jurnal Kebidanan dan Sjamsuhidayat. 2010. Buku Ajar Ilmu
Keperawatan, 10(1). Bedah, Edisi II. Jakarta : Egc.
Prasetyo,S.N. 2010. .Konsep dan Proses Smeltzer, S.C., & Bare, B. (2012). Buku
Keperawatan (Musliha dan Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Fatmawati 2010). Brunner & Suddarth, Volume 1 Edisi
Ropyanto, Candra. 2011. Analisis faktor – 12. Jakarta: EGC.
faktor yang berhubungan dengan Tamsuri. 2012. Konsep dan
status fungsional pasien pasca open Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta :
reduction internal fixation (ORIF) EGC.
Fraktur Ekstremitas bawah. Di rs. Zairi. 2012 Buku Ajar Gangguan
Ortopedi PROF Soeharso Surakarta. Muskuloskeletall. Jakarta : Salemba
Jurnal Ilmiah Kesehatan.
Saryono & Anggraeni. 2010. Metodologi
Penelitian Kualitatif dalam Bidang
Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Medika.

You might also like