You are on page 1of 6

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Edisi Khusus 2019

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah


Alamat Website: http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM

Efektifitas Media Audio Visual (Video) Untuk Meningkatkan Ketrampilan Pemeriksaan Fisik Pada
Mahasiswa S1 Keperawatan

Siti Munawaroh 1, Sujiono 2, Vivi Yosafianti Pohan 3

1
Prodi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ponorogo, Indonesia
2
Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ponorogo, Indonesia
3
Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang, Indonesia

INFORMASI ABSTRACT
Korespondensi: Physical examination is one of the competencies, that is must be mastered by
munaw71@yahoo.co.id nursing students. The truth and accuracy of physical examination is the key
to success in the implementation of nursing care. Many media can be used to
understand of physical examination material, one of which is Audio Visual
Media (video). The purposif of this study is to the use of Audio Visual Media
(video) on the Teaching and Learning process of Physical examination in the
Undergraduate Students of Nursing
The research design was Quasy-eksperiment with pre test and post test design.
The sample was 103 respondens in the pre-test group and 103 respondents in
the post-test group. Sampel recruited by total sampling. Data were analyxed
using the t dependent test.
The average to perform of physical examination before the responden given
video was 24,70 white deviation standart was 7,52. The average to perform of
Keywords: physical examination after the responden given video was increase, that average
Audio Visual Media (Video), was 40,15 and deviation standart was 8,76. The t dependent test result showed
Physical examination. pvalue=0,000 (pvalue<0,05)..
It is concluded that there was a significant difference to perform of physical
examination before the responden given video and after the responden given
video. Futther research is expected to use a control group.

171
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Edisi Khusus 2019

PENDAHULUAN profesional. Hal ini dapat tercapai jika dalam proses


Proses belajar mengajar dengan paradigma dosen se- pembelajaran lebih banyak metode demonstrasi dari-
bagai orang yang mengetahui segalanya sekarang sudah pada ceramah. Namun metode demonstrasi juga masih
tidak berlaku lagi. Mahasiswa kurang aktif berperan mempunyai kelemahan. Mahasiswa bisa saja setelah
serta dalam proses belajar mengajar jika hanya berpusat dosen melakukan demonstrasi akan lupa. Hal ini akan
pada dosen (Teacher Centered Learning) sehingga ku- berbeda jika proses pembelajaran dengan memakai vid-
rang menghasilkan output yang maksimal. Mahasiswa eo. Pembelajaran melalui video membuat mahasiswa
lebih banyak mendengarkan atau membaca dengan dapat mempelajari berulang-ulang dan kemampuan
metode Teacher Centered Leaning sehingga pengem- untuk memahami materi akan benar-benar didapatkan.
bangan kognitif secara mandiri minimal. Pengem- Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 5 mahasiswa,
bangan kognitif yang minimal akan berdampak pada semuanya (100%) menyatakan bahwa ketrampilan yang
pengembangan ketrampilan. Hal ini dapat diminimal- paling sulit dihafal dan dilakukan dengan benar adalah
kan jika dosen mempunyai beberapa media yang di- ketrampilan pemeriksaan fisik jika dibandingkan den-
gunakan dalam proses belajar mengajar seperti media gan ketrampilan lainnya seperti injeksi, infus, rawat luka,
audio visual (video). dan lainnya. Hasil juga didapatkan bahwa saat peneliti
Video dapat dijadikan salah satu alternatif media yang meminta mahasiswa untuk melakukan pemeriksaan
bisa meningkatkan ketrampilan mahasiswa terutama fisik secara spontan, rata-rata hanya 40% yang mereka
untuk materi pelajaran yang membutuhkan skill. Ma- lakukan dengan benar. Alasan semuanya (100%) lupa.
hasiswa akan lebih senang melihat video dan tidak pa- Hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan pe-
sif karena melihat video lebih mengarah pada rekreatif nelitian dengan media video sebagai sarana meningkat-
dengan adanya unsur warna, gerakan, suara sehingga kan ketrampilan pemeriksaan fisik mahasiswa.
membuat karakter lebih hidup (Djauhari, 2003). Me-
lihat video membuat mahasiswa lebih kuat memahami METODE PENELITIAN
materi ajar karena lebih dibawa ke unsur emosi yang Penelitian ini menggunakan Quasy Experiment dengan
ada dalam alur video tersebut. Potensi dampak emo- pre test-post test design. Sampel dalam penelitian ini 103
tional yang dihasilkan oleh video sangat kuat sehingga pada kelompok pre test dan 103 pada kelompok post
efek ranah psikomotornya dapat memperlihatkan lebih test. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling
simpel, mendetail, serta bisa diulang-ulang (Munadi, pada mahasiswa S1 Keperawatan semester 6 dan semes-
2008), terutama untuk mata ajar yang butuh ketrampi- ter 8 tahun ajaran 2016/2017. Penelitian dilaksanakan
lan seperti pemeriksaan fisik. di Program studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kese-
Materi pembelajaran pemeriksaan fisik adalah materi hatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo selama
aplikasi dalam kurikulum S1 Keperawatan. Pemerik- 4 minggu pada pre intervensi dan 3 minggu pada post
saan fisik merupakan bagian dari pengkajian sebelum intervensi. Instrumen yang digunakan adalah ceklist
dokter maupun perawat menentukan diagnosa medis pemeriksaan fisik berupa SOP (Standart Operasional
atau diagnosa keperawatan. Pemeriksan fisik merupa- Prosedur). Pemeriksaan fisik ada beberapa sistem, da-
kan pemeriksaan tubuh untuk menemukan kelainan lam penelitian ini sistem yang diambil adalah pemer-
dari suatu sistim atau suatu organ tubuh dengan em- iksaan sistem penglihatan (mata). Tahap awal, peneliti
pat metode yaitu melihat (inspeksi), meraba (palpasi), melakukan kontrak dengan responden dan menjelaskan
mengetuk (perkusi) dan mendengarkan atau auskultasi maksud dan tujuan penelitian. Peneliti dibantu oleh
(Raylene M Rospond, 2009;Lyrawati, 2009). Pemerik- enumerator (tiga orang) melakukan pre intervensi pada
saan fisik head to toe perlu dilakukan dengan benar kare- responden selama 4 minggu sesuai kontrak yang sudah
na hasil pemeriksaan fisik dapat dijadikan dasar bagi disepakati. Peneliti melakukan observasi dengan men-
perawat untuk menegakkan diagnosa keperawatan yang centangi ceklist yang sudah disiapkan yang terdiri dari
selanjutnya sebagai dasar asuhan keperawatan. Hasil ini 30 item pernyataan yang harus dilakukan oleh respon-
dapat diperoleh selama proses pendidikan. den. Peneliti juga menanyakan karakteristik atau data
Pendidikan keperawatan di Indonesia sekarang sudah demografi responden yang terdiri dari umur, jenis ke-
berada pada jenjang mulai dari Diploma sampai pen- lamin, semester, sumber motivasi masuk Fakultas Ilmu
didikan doktor Keperawatan. Masing-masing jenjang Kesehatan.
pendidikan mempunyai kompetensi yang berbeda. Tahap selanjutnya setelah pre intervensi selesai, peneliti
Pendidikan Sarjana Keperawatan merupakan pendi- memberikan video pemeriksaan mata kepada respon-
dikan profesional. Pendidikan profesional tentunya den untuk dipelajari selama 3 hari. Setelah video sudah
dituntut dapat menghasilkan lulusan yang mampu diberikan ke semua responden dan pada hari ke 4, pe-
melakukan ketrampilan pada kompetensinya secara neliti melakukan post intervensi terhadap 103 respon-

172
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Edisi Khusus 2019

den 3 minggu. Untuk menyamakan lamanya mempe- Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Kendala dalam
lajari video, maka responden diberikan 3 hari sebelum melakukan Pemeriksaan Fisik
jadwalnya post intervensi. Responden diteliti oleh enu- Kendala Melaku-
merator yang sama antara pre intervensi dengan post kan Pemeriksaan Jumlah Prosentase
intervensi agar persepsi peneliti (enumerator) tetap Fisik
sama. Hasil penelitian pre test dan post test dilakukan
Lupa 63 61,16
uji analisis dengan uji t dependen alfa 0,05.
Sulit memahami 27 26,21
Kurang Latihan 13 12,62
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Tabel 1 Distribusi Usia Responden pada Fakultas Ilmu Tabel 3 menunjukkan bahwa responden menyatakan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo lupa (63 responden/ 61,16%) terhadap materi yang su-
dah diberikan dan sulit memahami ceklist yang diber-
Mini- ikan (27 responden/26,21%) dan sisanya (13 respon-
Variabel Mean SD Median
mal-Maksimal den/12,62%) menyatakan kurang latihan.
Tabel 4. Distribusi Rata-Rata Nilai Pemeriksaan Fisik
Umur 21,51 1,03 20 - 26 21 Responden Berdasarkan Observasi Sebelum dan Sesu-
dah Diberi Video
Hasil Analisis didapatkan rata-rata umur responden
Variabel Maksi- Mean SD SE N
adalah 21,51 tahun, dengan standart deviasi 1,03. Umur mum-Mini-
termuda 20 tahun dan umur tertua 26 tahun. mum
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kemampuan
Jenis Kelamin, Semester dan Sumber Motivasi Kuliah Pemeriksaan
Di FIK Unmuh Ponorogo Fisik:

Variabel Jumlah Persentase Sebelum Diberi 9 - 43 24,70 7,52 0,74 103


Video
18 - 57 40,15 8,76 0,86 103
Jenis kelamin Sesudah Diberi
Laki-laki 33 32 Video
Perempuan 70 68 Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan pe-
meriksaan fisik responden sebelum diberi video 24,70
Semester dengan standart deviasi 7,52. Kemampuan pemeriksaan
Enam 46 44,7 fisik sesudah diberi video meningkat yang terlihat dari
Delapan 57 55,3 rata-rata yaitu 40,15 dengan standart deviasi 8,76.
Tabel 5 Hasil Analisis Uji T Dependent pada Respon-
den
Asal Motivasi Varia- 95% CI
P Value
Diri Sendiri 64 62,1 Mean SD SE df
bel
Orang Tua 39 37,9 Lower Upper        
 
Sebe-
Tabel 2 menunjukkan distribusi jenis kelamin maha- lum
siswa yang menjadi responden lebih banyak perempuan inter-
dibanding laki-laki yaitu 70 responden (68%) pada re- ven-
0,000

-17.43 -13.46 15,44 10,15 1,00 102


sponden perempuandan 33 (32%) laki-laki. Responden si-se-
hampir merata untuk semester yang ditempuh yaitu 46 sudah
inter-
(44,7%) semester 6 dan 57 (55,3%) semester 8. Tidak
vensi
semua responden mempunyai motivasi sendiri dalam
Tabel 5 terlihat nilai mean perbedaan ketrampilan pe-
menempuh kuliah di FIK Universitas Muhammadiyah
meriksaan fisik sebelum diberi video dan sesudah diberi
Ponorogo yang ditunjukkan bahwa 39 (37,9%) berasal
video yaitu 15,44 dengan standart deviasi 10,15. Hasil
dari orang tua dan 64 (62,1%) dari diri sendiri.
uji t dependent diperoleh nilai pvalue 0,000 sehingga
dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan ket-
rampilan pemeriksaan fisik sebelum diberi video dan
sesudah diberi video.
Hasil pre intervensi menunjukkan rata-rata nilai pe-
meriksaan fisik masih rendah yaitu 24,70. Hasil waw-

173
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Edisi Khusus 2019

ancara peneliti bahwa responden menyatakan lupa Hasil post intervensi setelah diberi video ada pening-
(63 responden/ 61,16%) terhadap materi yang sudah katan ketrampilan melakukan pemeriksaan fisik yaitu
diberikan dan sulit memahami ceklist yang diberikan dengan nilai rata-rata 40,15, nilai minimal 18 dan mak-
(27 responden/26,21%) sedangkan sisanya (13 respon- simal 57. Adanya peningkatan kemampuan melaku-
den/12,62%) menyatakan kurang latihan. Materi yang kan pemeriksaan fisik ini membuktikan bahwa media
telah diberikan oleh dosen selama ini adalah metode audio dalam hal ini video efektif untuk proses pembe-
ceramah dan demonstrasi. Metode ini punya kelebihan lajaran mahasiswa terutama yang membutuhkan skill.
dan kelemahan masing-masing. Metode ini membuat Pemeriksaan fisik merupakan mata ajar yang tidak ha-
mahasiswa pasif (Heru Setiawan, 2010). Ada kemun- nya membutuhkan kemampuan kognitif saja tetapi
gkinan mahasiswa setelah mendapatkan pelajaran tidak ketrampilan lebih penting. Dalam dunia keperawatan,
pernah mempelajarinya lagi karena merasa tidak diper- pemeriksaan fisik merupakan bagian dari ketrampilan
lukan kalau tidak di rumah sakit. Kurangnya latihan ini yang harus dikuasai oleh mahasiswa karena merupa-
akan menunjang responden lupa. Pembelajaran dengan kan salah satu kompetensi di pendidikan keperawatan.
metode demonstrasi memberikan kesempatan kepada Menurut Wilms, Schneiderman dan Algranati (2005)
mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan men- dalam NV Manalu (2016) pemeriksan fisik merupakan
gamati segala benda yang terlibat dalam proses serta proses yang dilakukan para klinisi melalui inspeksi, pal-
dapat mengambil kesimpulan dari apa yang dilihat pasi, perkusi, dan auskultasi terhadap fisik pasien seh-
(Susilofy, 2011). Selama ini demonstrasi yang diikuti ingga Tanda dan gejala dari gangguan dapat ditemukan
oleh praktek masing-masing mahasiswa dengan media melalui proses pemeriksaan fisik tersebut. Ketepatan
SOP (Standart Operasional Prosedur) memungkinkan dalam melakukan pemeriksaan fisik merupakan penen-
responden masih merasa bingung dan kurang bisa me- tu keberhasilan dalam menegakkan diagnosa medis dan
mahami, ditunjang tidak ada media interaktif (video) diagnosa keperawatan.
yang bisa dipelajari di rumah.Hal ini membuat respon- Banyak penelitian yang membuktikan keunggulan vid-
den lupa akan prosedur melakukan pemeriksaan fisik. eo untuk proses belajar mengajar. Choi dan Johnson
Berdasarkan analisis di atas bahwa media audio visual dalam Nindya Aryanty, dkk (2014) mengatakan bah-
(Video) efektif untuk meningkatkan ketrampilan pe- wa motivasi dan retensi pengetahuan mahasiswa pada
meriksaan fisik pada mahasiswa S1 Keperawatan. Peneli- materi online yang disajikan dapat ditingkatkan melalui
ti mengambil sampel pada semua mahasiswa semester 6 video yang dirancang sesuai dengan konteksnya. Pene-
dan 8 karena pada semester tersebut sudah mendapat- litian lainnya oleh Brecht (2012) di California State
kan materi pemeriksaan fisik dan pemantapan laborato- University menemukan bahwa video bermanfaat dalam
rium dengan kelompok kecil 6 orang. Mahasiswa sudah pembelajaran mahasiswa apabila video dipersiapkan
melalui proses belajar mandiri, namun jika dilihat dari dengan baik oleh tenaga pengajar karena video dapat
hasil rata-rata pre test 24,70 dengan nilai minimal 9 dan diputar dengan sajian yang lebih lambat dan dapat dia-
maksimal 43 dari scor maksimal 90 maka dapat disim- tur bertahap dengan jeda sesuai yang diinginkan. Nin-
pulkan bahwa kemampuan mahasiswa masih kurang dya Aryanty, dkk (2014).Hasil penelitian Kurniawati,
dari separo kompetensi yang diteliti. N (2014) bahwa media video lebih baik dari pada me-
Hasil yang kurang pada tindakan pre intervensi adalah dia leaflet untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil
persiapan alat (hanscoon), persiapan lingkungan (tidak tentang tentang cara mengatasi keluhan pada masa ke-
menjaga privacy pasien), tahap pra kerja (mendapat hamilan di RSUD Kota Surakarta.
persetujuan dari pasien, mencuci tangan). Memakai Video sebagai salah satu media audio-visual yang meng-
hanscoon dan mencuci tangan sangat penting bagi per- gabungkan beberapa indera. Hal ini sejalan dengan pe-
awat, untuk perlindungan terhadap diri seorang per- nelitian Lufianti (2010) bahwa proses belajar mengajar
awat. Kebiasan responden yang tidak melakukan cuci dengan menggunakan video pesan yang disampaikan
tangan sebelum dan sesudah tindakan akan berdampak lebih menarik perhatian dan penonton lebih termoti-
kepada perilaku sehari-hari. Responden adalah perawat. vasi, karena gambar yang bergerak dapat mengkomu-
Perawat adalah tenaga paramedis yang selama 24 jam nikasikan pesan dengan cepat dan nyata. Baugh dalam
bersama dengan pasien yang dituntut mempunyai pen- Arsyad, Azhar (1997) menyatakan bahwa sekitar 90%
getahuan, ketrampilan dan sikap yang baik agar pasien untuk memperoleh nilai belajar seseorang dengan cara
dapat terawat dengan baik. Kepatuhan perawat dalam indera pandang, 5% didapatkan dengan cara indera
melaksanakan prosedur tindakan keperawatan (dalam dengar,dan 5% lagi dengan indera lainnya (Sokhibul
hal ini cuci tangan) sangat penting akrena sebagai pe- Anshor, 2015). Penelitian Kumboyono (2011) didapa-
nentu keberhasilan pencegahan infeksi nosokomial tkan hasil bahwa media audio visual memberikan hasil
(Cospy P, 2013). yang lebih baik dari media cetak pada penelitian ten-

174
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Edisi Khusus 2019

tang perbedaan efek penyuluhan kesehatan dengan mudah paham.


menggunakan media cetak dan media audio visual un-
tuk meningkatkan pengetahuan pasien tuberkulosis. DAFTAR PUSTAKA
Efektifitas media audio-visual (video) dalam hasil pene- Ambarwati, dkk. 2014. Media Leaflet, Video dan
litian ini dapat dilihat dari hasil uji T dependen yang Pengetahuan Siswa SD tentang Bahaya Mero-
diperoleh nilai p value 0,000 sehingga dapat disimpul- kok. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 10 No.
kan ada perbedaan yang signifikan kemampuan pe- 1. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ke-
meriksaan fisik sebelum diberi video dengan sesudah mas. Diunduh tanggal 14 September 2017.
diberi video. Pemutaran video yang berkali-kali sesuai Chepy Ryana. 2007.Pedoman Pengembangan Media
dengan keinginan membuat mahasiswa termotivasi un- Video. Jakarta: P3AI UPI
tuk menganalisa dan mengamati setiap tahap sehingga Cospy, P. 2013. Simposium Ilmiah Teknologi Mutakh-
lebih cermat dalam belajar. Mahasiswa dapat memu- ir Sebagai Perlindungan dari Kuman dan Peran-
tar video tersebut sesuai dengan kesempatan yang ada nya dalam Mencegah Infeksi Nosokomial. Jakarta
dan waktu senggang yang dimiliki. Hal ini sejalan den- Djauhari, O. 2003. Pemanfaatan Video Image Se-
gan penelitian Chepy Ryana (2007) yang menyatakan bagai Bahan Ekspose (Diktas TOT Bidang Perko-
bahwa informasi yang disampaikan melaui video dapat taan Dengan Media Audio Visual). Surabaya:
dipahami secara utuh dan informasi akan tersimpan Balai Produksi Bahan Pelatihan Audio Visual.
dalam memori panjang sehingga pesan pembelajaran Heru Setawan. 2010. Pengertian, kelebihan dan Keku-
lebih bermakna. Penelitian ini bertentangan dengan
rangan Metode Ceramah. http://zonainfosemua.
hasil penelitian Ambarwati (2014) bahwa media leaf-
blogspot.com/2011/01/pengertian-kelebi-
let diperoleh lebih efektif dipakai sebagai media pen-
han-dan-kekurangan.html. Diakses Tanggal 14
didikan kesehatan pada anak SD dibandingkan media
September 2017
video, akan tetapi berdasarkan hasil evaluasi terhadap
Kumboyono. 2011. Perbedaan Efek Penyuluhan
media yang digunakan didapatkan responden memiliki
kecenderungan lebih tertarik pada materi yang penuh Kesehatan Menggunakan Media Cetak dengan
gambar yaitu video. Hasil penelitian ini sesuai dengan Media Audio Visual terhadap Peningkatan peng-
hasil analisa kuesioner pertanyaan terbuka dengan re- etahuan Pasien Tuberkulosis. Jurnal Ilmiah Kes-
sponden pada saat post test pemeriksaan fisik didapa- ehatan Keperawatan. Vol 7 No.1. Februari 2011
tkan bahwa 87,37% (90 responden) mengatakan video Kurniawati, N 2014.Perbedaan Media Leaflet Dan
lebih enak dipakai belajar karena dalam mempelajari Video Terhadap Pengetahuan IbuTentang Cara
lebih santai dan cepat masuk. 12,62% (13 responden) Mengatasi Keluhan Pada Masa Kehamilan.
mengatakan tergantung dari keseriusan dalam belajar E-journal.akbid-purworejo.ac.id
mau memakai media apapun. Lufianti, Anita. 2010. Perbedaan Pengaruh Pembela-
jaran Perawatan Payudara (Breast Care) dengan
KESIMPULAN Video Cpmpact Disc (VCD) dibanding dengan
Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan nilai Phantom terhadap pengetahuan dan motivasi
rata-rata kemampuan melakukan pemeriksaan fisik Belajar pada Mahasiswa DIII Keperawatan Se-
yaitu dari 24,70 menjadi 40,15. Hasil uji t dependen kolah Tinggi Ilmu Kesehatan An-Nur Purwoda-
menghasilkan p value 0,000 berrati media audio visu- di. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana Uni-
al (video) efektif untuk meningkatkan kemampuan versitas Sebelas Maret.
melakukan pemeriksaan fisik. Manalu, N.V . 2016. Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik
Oleh perawata di Rumah Sakit Advent Bandar
SARAN Lampung. Jurnal Skolastik Keperawatan. Vol
Merujuk hasil penelitian ini maka disarankan dosen 2, No. 1 Januari-Juni 2016 . ISSN: 2443-0935.
perlu melakukan modifikasi media dan metode dalam E-ISSN: 2443-1699
proses belajar mengajar sesuai dengan capaian pembe- Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran, Sebuah
lajaran yang diinginkan. Materi yang perlu ketrampilan Pendekatan Baru, Gaung Persada Press, Ciputat.
tidak bisa dilakukan dengan hanya metode ceramah, Nindya Aryanty, Anggelia Puspasari, Anati Pur-
namun perlu ada tambahan visualisasi yang bisa mer- wakanthi. 2014.Perbandingan Efektivitas Pem-
angsang mahasiwa lebih tertarik untuk mempelajarinya. belajaran Clinical Skill Lab (CSL) dengan
Dosen sebaiknya mempunyai produk media yang dapat Menggunakan Video Ajar Keterampilan Klinik
dipakai oleh mahasiswa, dimana media tersebut dapat Neurologi terhadap Demonstrasi oleh Instruktur.
dipelajari dengan santai namun membuat lebih lebih Jambi Medical Journal. Jurnal Kedokteran dan
175
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Edisi Khusus 2019

Kesehatan. Vol.2 No.2

Sokhibul Anshor, I Gede Sugiyanta, Rahma Kurnia


Sri. 2015. Penggunaan Media Pembelajaran Ber-
basis Video Terhadap Aktifitas dan Hasil Belajar
Geografi. JPG (Jurnal Penelitian Geografi). Vol.
3 No.7
Susilofy. 2011. Penerapan Metode Demonstrasi Den-
gan Media Benda Asli Untuk Meningkatkan Ha-
sil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Klas
V Semester I. https://susilofy. wordpress.com.
Diakses tanggal 14 September 2017.

176

You might also like