Professional Documents
Culture Documents
Efektifitas Media Audio Visual (Video) Untuk Meningkatkan Ketrampilan Pemeriksaan Fisik Pada
Mahasiswa S1 Keperawatan
1
Prodi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ponorogo, Indonesia
2
Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ponorogo, Indonesia
3
Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang, Indonesia
INFORMASI ABSTRACT
Korespondensi: Physical examination is one of the competencies, that is must be mastered by
munaw71@yahoo.co.id nursing students. The truth and accuracy of physical examination is the key
to success in the implementation of nursing care. Many media can be used to
understand of physical examination material, one of which is Audio Visual
Media (video). The purposif of this study is to the use of Audio Visual Media
(video) on the Teaching and Learning process of Physical examination in the
Undergraduate Students of Nursing
The research design was Quasy-eksperiment with pre test and post test design.
The sample was 103 respondens in the pre-test group and 103 respondents in
the post-test group. Sampel recruited by total sampling. Data were analyxed
using the t dependent test.
The average to perform of physical examination before the responden given
video was 24,70 white deviation standart was 7,52. The average to perform of
Keywords: physical examination after the responden given video was increase, that average
Audio Visual Media (Video), was 40,15 and deviation standart was 8,76. The t dependent test result showed
Physical examination. pvalue=0,000 (pvalue<0,05)..
It is concluded that there was a significant difference to perform of physical
examination before the responden given video and after the responden given
video. Futther research is expected to use a control group.
171
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Edisi Khusus 2019
172
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Edisi Khusus 2019
den 3 minggu. Untuk menyamakan lamanya mempe- Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Kendala dalam
lajari video, maka responden diberikan 3 hari sebelum melakukan Pemeriksaan Fisik
jadwalnya post intervensi. Responden diteliti oleh enu- Kendala Melaku-
merator yang sama antara pre intervensi dengan post kan Pemeriksaan Jumlah Prosentase
intervensi agar persepsi peneliti (enumerator) tetap Fisik
sama. Hasil penelitian pre test dan post test dilakukan
Lupa 63 61,16
uji analisis dengan uji t dependen alfa 0,05.
Sulit memahami 27 26,21
Kurang Latihan 13 12,62
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Tabel 1 Distribusi Usia Responden pada Fakultas Ilmu Tabel 3 menunjukkan bahwa responden menyatakan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo lupa (63 responden/ 61,16%) terhadap materi yang su-
dah diberikan dan sulit memahami ceklist yang diber-
Mini- ikan (27 responden/26,21%) dan sisanya (13 respon-
Variabel Mean SD Median
mal-Maksimal den/12,62%) menyatakan kurang latihan.
Tabel 4. Distribusi Rata-Rata Nilai Pemeriksaan Fisik
Umur 21,51 1,03 20 - 26 21 Responden Berdasarkan Observasi Sebelum dan Sesu-
dah Diberi Video
Hasil Analisis didapatkan rata-rata umur responden
Variabel Maksi- Mean SD SE N
adalah 21,51 tahun, dengan standart deviasi 1,03. Umur mum-Mini-
termuda 20 tahun dan umur tertua 26 tahun. mum
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kemampuan
Jenis Kelamin, Semester dan Sumber Motivasi Kuliah Pemeriksaan
Di FIK Unmuh Ponorogo Fisik:
173
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Edisi Khusus 2019
ancara peneliti bahwa responden menyatakan lupa Hasil post intervensi setelah diberi video ada pening-
(63 responden/ 61,16%) terhadap materi yang sudah katan ketrampilan melakukan pemeriksaan fisik yaitu
diberikan dan sulit memahami ceklist yang diberikan dengan nilai rata-rata 40,15, nilai minimal 18 dan mak-
(27 responden/26,21%) sedangkan sisanya (13 respon- simal 57. Adanya peningkatan kemampuan melaku-
den/12,62%) menyatakan kurang latihan. Materi yang kan pemeriksaan fisik ini membuktikan bahwa media
telah diberikan oleh dosen selama ini adalah metode audio dalam hal ini video efektif untuk proses pembe-
ceramah dan demonstrasi. Metode ini punya kelebihan lajaran mahasiswa terutama yang membutuhkan skill.
dan kelemahan masing-masing. Metode ini membuat Pemeriksaan fisik merupakan mata ajar yang tidak ha-
mahasiswa pasif (Heru Setiawan, 2010). Ada kemun- nya membutuhkan kemampuan kognitif saja tetapi
gkinan mahasiswa setelah mendapatkan pelajaran tidak ketrampilan lebih penting. Dalam dunia keperawatan,
pernah mempelajarinya lagi karena merasa tidak diper- pemeriksaan fisik merupakan bagian dari ketrampilan
lukan kalau tidak di rumah sakit. Kurangnya latihan ini yang harus dikuasai oleh mahasiswa karena merupa-
akan menunjang responden lupa. Pembelajaran dengan kan salah satu kompetensi di pendidikan keperawatan.
metode demonstrasi memberikan kesempatan kepada Menurut Wilms, Schneiderman dan Algranati (2005)
mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan men- dalam NV Manalu (2016) pemeriksan fisik merupakan
gamati segala benda yang terlibat dalam proses serta proses yang dilakukan para klinisi melalui inspeksi, pal-
dapat mengambil kesimpulan dari apa yang dilihat pasi, perkusi, dan auskultasi terhadap fisik pasien seh-
(Susilofy, 2011). Selama ini demonstrasi yang diikuti ingga Tanda dan gejala dari gangguan dapat ditemukan
oleh praktek masing-masing mahasiswa dengan media melalui proses pemeriksaan fisik tersebut. Ketepatan
SOP (Standart Operasional Prosedur) memungkinkan dalam melakukan pemeriksaan fisik merupakan penen-
responden masih merasa bingung dan kurang bisa me- tu keberhasilan dalam menegakkan diagnosa medis dan
mahami, ditunjang tidak ada media interaktif (video) diagnosa keperawatan.
yang bisa dipelajari di rumah.Hal ini membuat respon- Banyak penelitian yang membuktikan keunggulan vid-
den lupa akan prosedur melakukan pemeriksaan fisik. eo untuk proses belajar mengajar. Choi dan Johnson
Berdasarkan analisis di atas bahwa media audio visual dalam Nindya Aryanty, dkk (2014) mengatakan bah-
(Video) efektif untuk meningkatkan ketrampilan pe- wa motivasi dan retensi pengetahuan mahasiswa pada
meriksaan fisik pada mahasiswa S1 Keperawatan. Peneli- materi online yang disajikan dapat ditingkatkan melalui
ti mengambil sampel pada semua mahasiswa semester 6 video yang dirancang sesuai dengan konteksnya. Pene-
dan 8 karena pada semester tersebut sudah mendapat- litian lainnya oleh Brecht (2012) di California State
kan materi pemeriksaan fisik dan pemantapan laborato- University menemukan bahwa video bermanfaat dalam
rium dengan kelompok kecil 6 orang. Mahasiswa sudah pembelajaran mahasiswa apabila video dipersiapkan
melalui proses belajar mandiri, namun jika dilihat dari dengan baik oleh tenaga pengajar karena video dapat
hasil rata-rata pre test 24,70 dengan nilai minimal 9 dan diputar dengan sajian yang lebih lambat dan dapat dia-
maksimal 43 dari scor maksimal 90 maka dapat disim- tur bertahap dengan jeda sesuai yang diinginkan. Nin-
pulkan bahwa kemampuan mahasiswa masih kurang dya Aryanty, dkk (2014).Hasil penelitian Kurniawati,
dari separo kompetensi yang diteliti. N (2014) bahwa media video lebih baik dari pada me-
Hasil yang kurang pada tindakan pre intervensi adalah dia leaflet untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil
persiapan alat (hanscoon), persiapan lingkungan (tidak tentang tentang cara mengatasi keluhan pada masa ke-
menjaga privacy pasien), tahap pra kerja (mendapat hamilan di RSUD Kota Surakarta.
persetujuan dari pasien, mencuci tangan). Memakai Video sebagai salah satu media audio-visual yang meng-
hanscoon dan mencuci tangan sangat penting bagi per- gabungkan beberapa indera. Hal ini sejalan dengan pe-
awat, untuk perlindungan terhadap diri seorang per- nelitian Lufianti (2010) bahwa proses belajar mengajar
awat. Kebiasan responden yang tidak melakukan cuci dengan menggunakan video pesan yang disampaikan
tangan sebelum dan sesudah tindakan akan berdampak lebih menarik perhatian dan penonton lebih termoti-
kepada perilaku sehari-hari. Responden adalah perawat. vasi, karena gambar yang bergerak dapat mengkomu-
Perawat adalah tenaga paramedis yang selama 24 jam nikasikan pesan dengan cepat dan nyata. Baugh dalam
bersama dengan pasien yang dituntut mempunyai pen- Arsyad, Azhar (1997) menyatakan bahwa sekitar 90%
getahuan, ketrampilan dan sikap yang baik agar pasien untuk memperoleh nilai belajar seseorang dengan cara
dapat terawat dengan baik. Kepatuhan perawat dalam indera pandang, 5% didapatkan dengan cara indera
melaksanakan prosedur tindakan keperawatan (dalam dengar,dan 5% lagi dengan indera lainnya (Sokhibul
hal ini cuci tangan) sangat penting akrena sebagai pe- Anshor, 2015). Penelitian Kumboyono (2011) didapa-
nentu keberhasilan pencegahan infeksi nosokomial tkan hasil bahwa media audio visual memberikan hasil
(Cospy P, 2013). yang lebih baik dari media cetak pada penelitian ten-
174
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Edisi Khusus 2019
176