You are on page 1of 7

Beban Pencemaran Kali Jompo di Kecamatan Patrang.....

Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No. 01 (2018)

BEBAN PENCEMARAN KALI JOMPO DI KECAMATAN


PATRANG-KALIWATES KABUPATEN JEMBER
Pollution Load at The Jompo River in Patrang-Kaliwates, Jember District

Siti Nur Aziza1), Sri Wahyuningsih1)*, Elida Novita1)


1)
Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember
Jalan Kalimantan No. 37 Kampus Tegalboto, Jember
*E-mail: busri301172@gmail.com

ABSTRACT

Jompo River is one of many tributaries in Jember District has become one of the water source
for inhabitant around use for their daily needs. People activities can make water quality in Jompo
River has been polluted gradually. The measurement need to knows water quality and polution load
which enter in to Jompo River. Location of research was start form Patrang to Kaliwates District
with six node and distantance 625 m. each node. This research was conducted in March-July 2017.
Based on data analysis, average value of water quality were TSS was 67 mg / l, TDS was 104.78 mg /
l, pH was 6.73, DO was 8.34 mg / l, and BOD was 1.20 mg / l. Based on Government Regulation No.
82 of 2001, the Jompo river water quality was included in class II criteria. The highest pollution load
was at the 6th node of 394.39 kg/day. Jompo River has an average reaeration rate of 0.65 mg / l.day
and deoxygenation rate of 0.284 mg / l.day. The river was ability to accomodate of pollution load
because the rate of reaeration rate was higher than the value of deoxygenation rate.

Keywords: Jompo River, pollution load, water quality

PENDAHULUAN Jumlah penduduk Kabupaten Jember


Wilayah Jember memiliki beberapa mencapai 2.369.250 jiwa, dua dari tiga
sungai besar yang dimanfaatkan untuk kecamatan yang memiliki kepadatan
kegiatan sehari-sehari. Salah satu sungai tertinggi yaitu Kecamatan Patrang dan
besar di Kabupaten Jember adalah Sungai Kaliwates. Kecamatan Patrang dengan
Bedadung. Sungai Bedadung memiliki tingkat kepadatan 2.553,96 jiwa/km2 dan
banyak anak sungai satu diantaranya Kaliwates dengan kepadatan 4.485,20
adalah Kali Jompo. Kali Jompo jiwa/km2 (Dinas Pemerintah Kabupaten
memegang peranan penting bagi Jember, 2016). Kepadatan penduduk ini
kehidupan warga kota Jember khususnya mempengaruhi jumlah limbah yang
bagi warga masyarakat kecamatan Patrang, dihasilkan, dengan adanya masukan
Sumbersari dan Kaliwates. limbah dari kegiatan yang dilakukan
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten masyarakat seperti mencuci, mandi, dan
Jember, Nomor 1 Tahun 2015 tentang sebagai tempat pembuangan yang dapat
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), mencemari sungai sehingga menyebabkan
Kabupaten Jember Tahun 2015-2035 permasalahan pada sungai.
dinyatakan bahwa rencana sistem kegiatan Tujuan dari penelitian ini adalah (1)
di wilayah Kecamatan Patrang dan untuk mengetahui kualitas air di Kali
Sumbersari akan dijadikan sebagai sistem Jompo dengan parameter Zat Padatan
perkotaan. Seiring bertambahnya jumlah Tersuspensi (TSS), Zat Padatan Terlarut
penduduk dan aktivitas masyarakat yang (TDS), pH, Kebutuhan Oksigen Biologis
beragam, potensi pencemaran Kali Jompo (BOD), dan Oksigen Terlarut (DO) dan (2)
menjadi meningkat. menentukan besarnya beban pencemaran
yang masuk pada sungai.

100
Beban Pencemaran Kali Jompo di Kecamatan Patrang.....
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No. 01 (2018)

METODE PENELITIAN Tabel 1. Titik lokasi penelitian Kali Jompo


Keterangan Desa Kecamatan Koordinat (0)
Alat dan Bahan Titik 1 Gebang Patrang 113.6967365
Alat yang digunakan pada penelitian Segmen
I -8.17052202
ini dibagi menjadi dua bagian yaitu alat Titik 2 Jember Kidul Kaliwates
Segmen 113.6.940.339
yang digunakan di lapang dan di II -8.17387556
laboratorium. Alat yang digunakan di Titik 3 Jember Kidul Kaliwates 113.6907750
Segmen
lapang yaitu kamera digital, current meter, II -8.17654216
meteran, tali rafia, botol sampel, cool box, Titik 4 Jember Kidul Kaliwates 113.6887197
Segmen
stopwatch, GPS, dan termometer. IV -8.17974124
Sedangkan alat yang digunakan di Titik 5 Sempusari Kaliwates 113.6873929
Segmen
laboratorium yaitu botol Winkler 250 ml, V -8.18405044
Titik 6 Kaliwates Kaliwates
erlenmeyer 1000 ml, pipet volumetrik 100 113.6833410
ml, buret 25 ml, corong, bola hisap, pipet -8.18631035
suntik, pH meter, TDS meter, desikator,
timbangan analitik, oven, dan kertas saring
ukuran 0,45 µm. Penentuan batas lokasi
Bahan yang digunakan pada Lokasi penelitian ditentukan
penelitian ini yaitu sampel air Kali Jompo. berdasarkan panjang sungai sesudah
Bahan kimia yang digunakan adalah adanya percabangan dan diakhiri sebelum
aquades, MnSO4, Alkali-iodida-azida, percabangan sungai. Total jarak lokasi
H2SO4 0,1 N, tio sulfat 0,025 N. penelitian di Kali Jompo dari titik awal
sampai titik akhir sebesar 3,12 km. Setelah
jarak total diketahui selanjutnya
Tahapan Penelitian menetukan pembagian segmen. Penentuan
Survei dan penentuan titik lokasi segmen dibagi menjadi 6 titik sepanjang
Penentuan lokasi dan survei lapang lokasi penelitian dengan jarak yang sama
bertujuan untuk melihat kondisi daerah antar titik dengan mempertimbangkan
sekitar aliran sungai. Survei lokasi lokasi yang dapat dijangkau dan
penelitian sangat penting untuk kemudahan akses. Setelah itu dilakukan
merencanakan kemungkinan resiko dalam pembagian pias pada masing-masing titik.
pelaksanaan penelitian. Penentuan titik Jumlah pias pada setiap titik berkisar
lokasi dilakukan setelah percabangan anak antara 10-20 pias. Semakin banyak pias
sungai yang masuk ke Kali Jompo. Lokasi pada setiap titik penampang sungai akan
setiap titik penelitian disajikan pada Tabel nampak lebih jelas. Pembagian jarak setiap
1. titik pada lokasi penelitian disajikan pada
Gambar 1.

101
Beban Pencemaran Kali Jompo di Kecamatan Patrang....
Jurnal Agroteknologi Vol. 18 No. 01 (2018)

Titik 2 Titik 4 Titik 6

625 m 625 m

Kali Jompo
625 m 625 m

Titik 1 Titik 3 Titik 5


Masukan anak sungai

3, 12 km

Gambar 1. Jarak lokasi penelitian

Jarak yang diambil setiap titik lokasi Tabel 2. Perhitungan kecepatan aliran
pada penelitian ini kurang lebih sebesar
No Kedalaman Kedalaman V rata-rata (m/detik)
625 meter. Hal ini dikarenakan jarak Pengukuran
Air (d) m
tersebut sudah memenuhi dalam
mengetahui kemampuan sungai dalam 1. 0-0,6 0,6 d V= V0,6

menerima beban pencemaran. 2. 0,6 – 3,0 0,2 d dan 0,8 d V= 0,5 (V0,2d + V0,8d)

3. 3,0–6,0 0,2 d, 0,6 d dan V=0,25 (V0,2d + V0,6d +


Pengukuran debit 0,8 d V0,8d)
Pengukuran debit sungai dilakukan
4. >6 S. 0,2 d, 0,6 d, 0,8 V= 0,1 (V
untuk mengetahui besarnya debit pada d dan B SC+3V0,2+2V0,6+3V0,
setiap titik. Pada penelitian ini pengukuran 8+Vb)
debit menggunaan current meter. Alat ini
digunakan untuk menentukan nilai Konstanta current meter yang
kecepatan aliran air. Dalam menentukan digunakan bergantung pada banyaknya
nilai debit dibutuhkan nilai luas putaran baling-baling. Baling-baling yang
penampang vertikal sungai. Metode yang digunakan yaitu berdiamater 125 mm.
digunakan berdasarkan kecepatan aliran Berikut konstanta current meter
setiap kedalaman pengukuran pada interval berdasarkan jumlah putaran disajikan pada
tertentu. Penentuan kedalaman pengukuran Tabel 3.
dan perhitungan kecepatan aliran dapat
ditentukan dengan menggunakan
perhitungan pada Tabel 2.

102
Beban Pencemaran Kali Jompo di Kecamatan Patrang....
Jurnal Agroteknologi Vol. 18 No. 01 (2018)

Tabel 3. Konstanta current meter 2. Pengukuran zat padatan terlarut (TDS)


No N (Putaran) Persamaan Kecepatan menggunakan TDS meter
Aliran (m/detik) 3. Pengukuran zat padatan tersuspensi
1. 0,26 < N 0,97 V = 0,034 + 0,00991 N (TSS) menggunakan persamaan
2. 0,97 < N < 4,71 V = 0,023 + 0,1105 N berikut:
TSS (mg/l) = ...................... (3.3)
3. 4,71 < N < 27,86 V = 0,039 + 0,1071 N
4. Pengukuran oksigen terlarut (DO)
Sumber: Rahayu et al. (2009) menggunakan persamaan sebagai
berikut:
Sehingga perhitungan debit menggunakan OT = .......................................... (3.4)
persamaan sebagai berikut.
Keterangan :
Q = V x A........................(3.1)
OT = oksigen terlarut (mg/I);
Keterangan :
a = volum natriumtiosulfat (ml);
Q = debit air (m3/detik)
N = normalitas larutan
V = kecepatan arus (m/detik)
natriumtiosulfat (ek/I);
A = luas penampang (m3)
V = volum botol Winkler (ml).

5. Pengukuran Kebutuhan Oksigen


Pengambilan sampel
Biologis (BOD) menggunakan
Teknik pengambilan sampel diambil
persamaan sebagai berikut:
pada lokasi yang dianggap mewakili
seluruh karakteristik limbah dan
kemungkinan pencemaran yang akan ....(3.5)
ditimbulkan. Pengambilan sampel
dilakukan pada setiap segmen dengan Keterangan:
jumlah 3 botol sampel dilakukan BOD5 = Kebutuhan Oksigen Biologi
pengambilan dengan waktu yang (mg/l)
bersamaan. Pengukuran kualitas air pada X0 = OT sampel pada t = 0 (mg O2/l)
sanpel air sungai pada setiap titik lokasi X5 = OT sampel pada t = 5 (mg O2/l)
menggunakan botol sampel dilakukan di B0 = OT blanko pada t = 0 (mg O2/l)
laboratorium dengan parameter B5 = OT blanko pada t = 5 (mg O2/l)
pengamatan pH, TDS, TSS, DO dan BOD. P = Derajat pengenceran
Sampel air yang telah diambil kemudian
dimasukkan ke dalam cool box dengan Analisis Data
suhu 4(oC) agar suhu tetap terjaga dan Kualitas Air Kali Jompo
tidak berpengaruh terhadap kandungan Analisis data yang digunakan berasal
oksigen yang ada dalam botol sampel. dari data lapang yang didapatkan melalui
Sampel air yang telah didapatkan, survei lokasi dan pengukuran debit.
kemudian dilakukan analisis kualitas air di Sedangkan data laboratorium didapatkan
laboratorium. melalui pengukuran parameter kualitas air
yaitu zat padatan terlarut (TSS), zat
Pengukuran di laboratorium padatan tersuspensi (TDS), pH, DO dan
Pengukuran parameter kualitas air BOD.
Kali Jompo adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran pH untuk mengetahui Penentuan Beban Pencemaran
derajat keasaman menggunakan pH Penentuan beban pencemaran
meter diperlukan untuk mengetahui besarnya
nilai beban atau zat pencemar di setiap

103
Beban Pencemaran Kali Jompo di Kecamatan Patrang....
Jurnal Agroteknologi Vol. 18 No. 01 (2018)

titik lokasi pengamatan. Penentuan beban oleh pemukiman yang padat di lokasi
pencemaran dapat dilakukan dengan pengamatan, sehingga memungkinkan
pengukuran debit air dan konsentrasi banyaknya limbah domestik yang masuk
limbah. Nilai debit air didapat dari ke dalam sungai. Kepadatan penduduk
pengukuran kecepatan aliran dan profil tersebut meningkatkan aktivitas warga
sungai. Dalam penentuan beban seperti mandi, mencuci, dan aktivitas-
pencemaran menggunakan konsentrasi aktivitas lain di daerah aliran sungai.
BOD yang terkandung dalam air pada Nilai parameter TDS pada Kali
setiap titik lokasi sebagai parameter Jompo masuk ke dalam kelas mutu I yang
limbah. Berdasarkan pengukuran debit dan peruntukkannya dapat digunakan sebagai
kosentrasi limbah, maka beban sumber air minum. Tetapi berdasarkan
pencemaran dapat dihitung menggunakan pengamatan yang dilakukan di lapang,
persamaan (3.6) yaitu sebagai berikut: nilai TDS cenderung masuk ke mutu kelas
BP = Q x C .......................(3.6) II yang peruntukkanya dapat digunakan
Keterangan : sebagai sarana/prasarana rekreasi dan
BP = beban pencemaran (kg/hari); untuk mengairi pertanaman. Nilai TDS
Q = debit air sungai (m3/detik); yang tinggi dipengaruhi oleh pelapukan
C = konsentrasi limbah (mg/l). batuan dan limpasan dari tanah.

Parameter Kimia
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil
analisis parameter kimia meliputi
Kualitas Air Kali Jompo parameter BOD, DO dan pH. Konsentrasi
Penelitian ini dilakukan di sepanjang BOD masuk ke dalam mutu kelas I, yang
aliran Kali Jompo dimulai dari Kecamatan peruntukanya dapat digunakan sebagai
Patrang sampai Kaliwates, Kabupaten sumber air minum. Tetapi berdasarkan
Jember. Jumlah titik lokasi yang diambil pengamatan yang dilakukan di lapang atau
sebanyak 6 titik dengan jarak sejauh 3,12 pada keadaan yang sebenarnya, nilai BOD
km. Kualitas air Kali Jompo terdiri dari cenderung masuk ke mutu kelas II yang
parameter fisik dan kimia (Tabel 4). peruntukkanya dapat digunakan sebagai
sarana/prasarana rekreasi dan untuk
Tabel 4. Hasil pengukuran kualitas air mengairi pertanaman. Konsentrasi BOD
Jenis Kriteria Mutu Air Nilai dapat dipengaruhi oleh banyaknya bahan-
berdasarkan Kelas* Kualitas
No Param Satuan
Air Kali
bahan organik yang berasal dari limbah
eter domestik dan limbah lainnya (Rahayu,
I II III IV Jompo
1. TSS mg/l 50 50 400 400 67 2009). Selain itu banyaknya aktivitas
2. TDS mg/l 1000 1000 1000 2000 104,78 warga masyarakat dan sampah di sungai
3. pH 6-9 6-9 6-9 5-9 6,73
juga dapat menyebabkan kenaikan
konsentrasi BOD.
4. DO mg/l 6 4 3 0 8,34
Pada titik lokasi pengamatan
5. BOD mg/l 2 3 6 12 1,20
konsentrasi DO lebih tinggi dari syarat
*Sumber: Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun minimum ambang batas berdasarkan
2001 tentang kriteria mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
kelas I, II, III, dan IV Nomor 82 Tahun 2001. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kehidupan organisme
Parameter Fisik yang ada di dalam air dapat hidup dengan
Parameter fisik meliputi TSS dan baik. Debit yang cukup besar pada aliran
TDS. Parameter TSS masuk pada mutu sungai dapat berakibat pada tingginya
kelas III. Besarnya nilai TSS dipengaruhi

104
Beban Pencemaran Kali Jompo di Kecamatan Patrang....
Jurnal Agroteknologi Vol. 18 No. 01 (2018)

konsentrasi oksigen terlarut dalam air Patrang-Kaliwates Kabupaten Jember


sungai. berdasarkan konsentrasi parameter BOD
pH merupakan nilai derajat dapat disajikan pada Tabel 5.
keasamaan yang menunjukkan keadaan
asam maupun basa (Effendi, 2003). Nilai Tabel 5. Nilai beban pencemaran Kali Jompo
pH di Kali Jompo masih berada di ambang
batas baku mutu air yang sudah ditetapkan. Titik Q BOD BP
Sebagian biota yang hidup di dalam air Pengambilan (m3/s) (mg/l) (kg/hari)
memiliki tingkat sensitif terhadap Sampel
1 3,56 1,12 345,88
perubahan pH dan menyukai nilai pH 2 3,74 1,17 376,90
berkisar 7-8,5 (Effendi, 2003). Nilai pH air 3 3,42 1,19 351,78
Kali Jompo memiliki rata-rata 6,73 yang 4 3,09 1,21 323,26
masuk ke kelas mutu II. Hal ini 5 3,27 1,23 348,59
menunjukkan kualitas air Kali Jompo 6 3,64 1,25 394,39
Rata-rata 3,45 1,20 356,80
masih dapat mendukung kehidupan biota
air. Keterangan:
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Q : Debit Air (m3/detik)
BOD : Kebutuhan Oksigen Biologi (mg/l)
Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 BP : Beban Pencemaran(kg/hari)
tentang kelas mutu air sungai yang
disajikan pada Tabel 4 menunjukkan
bahwa parameter kualitas air di Kali Tabel 5 menunjukkan bahwa beban
Jompo masuk ke dalam kriteria sungai pencemaran tertinggi berada pada titik ke-
kelas II. Hal ini dikarenakan menurut 6 yaitu sebesar 394,39 kg/ hari. Kenaikan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun konsentrasi BOD tersebut dapat
2001 yang menyatakan bahwa sungai atau disebabkan oleh kondisi tata guna lahan
badan air yang belum ditetapkan dan aktivitas masyarakat. Secara teoritis
peruntukannya berlaku kriteria mutu air debit sungai juga mempengaruhi beban
kelas II yang peruntukannya dapat pencemaran. Semakin tinggi debit yang
digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi dihasilkan maka beban pencemaran yang
air, pembudidayaan ikan air tawar, terjadi juga semakin tinggi. Pada lokasi
peternakan, dan air untuk mengairi titik ke-6 nilai beban pencemaran tinggi
pertanaman. Selain itu dari hasil yang terjadi karena nilai konsentrasi yang
didapatkan rata-rata nilai parameter dihasilkan pada titik ke-6 lebih tinggi dari
kualitas air menunjukkan kecenderungan setiap titik lokasi sebelumnya. Kenaikan
kriteria mutu kelas II. konsentrasi BOD tersebut disebabkan oleh
pemukiman yang padat di lokasi titik
Beban Pencemaran penelitian, sehingga memungkinkan
Menurut Peraturan Pemerintah banyaknya limbah domestik yang masuk
Republik Indonesia Nomor 82 Tahun ke dalam air sungai. Banyaknya aktivitas
(2001) bahwa beban pencemaran masyarakat seperti MCK (mandi, cuci,
merupakan jumlah suatu unsur pencemar kakus) dan penumpukan sampah yang
yang terkandung dalam air atau air limbah. ditemukan di sekitar aliran sungai pada
Besarnya beban pencemaran air titik ke-6. Besarnya nilai BOD tersebut
dipengaruhi oleh debit air dan konsentrasi dapat mempengaruhi jumlah beban
masing-masing unsur pencemaran dalam pencemaran yang terjadi di badan air. Oleh
air. Perhitungan beban pencemaran air sebab itu parameter debit dan konsentrasi
sungai dilakukan di 6 titik lokasi BOD saling mempengaruhi terjadinya
pengambilan sampel. Nilai beban kenaikan beban pencemaran, jika salah
pencemaran Kali Jompo Kecamatan satu parameter mengalami kenaikan yang

105
Beban Pencemaran Kali Jompo di Kecamatan Patrang....
Jurnal Agroteknologi Vol. 18 No. 01 (2018)

Gambar 2. Lokasi titik beban pencemaran tertinggi

cukup tinggi. Lokasi titik ke-6 dapat Kordi, M. G. H. dan A. B. Tancung. 2007.
dilihat melalui google earth pada Gambar Pengelolaan Kualias Air dalam Budidaya
2. Perairan. Rineka Cipta, Jakarta.
Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 1
KESIMPULAN Tahun 2015. Rencana Tata Ruang
Kualitas air Kali Jompo masih Wilayah (RTRW) Kabupaten Jember
memenuhi standar baku mutu air Tahun 2015-2035.
berdasarkan parameter TSS, TDS, pH, http://sipd.bangda.kemendagri.go.id/doku
suhu, BOD dan DO sehingga sesuai men/uploads/rtrw_258_2016.pdf[Diakses
dengan Peraturan Pemerintah Republik tanggal 29 September 2017].
Indonesia No.82 Tahun 2001 tentang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Pengelolaan Kualitas Air dan Nomor 82 Tahun 2001. Pengelolaan
Pengendalian Pencemaran Air. Kualitas air Kualitas Air dan Pengendalian
Kali Jompo masuk ke dalam baku mutu air Pencemaran Air. 14 Desember 2001.
kelas II. Nilai beban pencemaran tertinggi Jakarta: http://storage.jak-
stik.ac.id/ProdukHukum/LingkunganHi
di titik ke-6 yaitu berada di Jalan P.
dup/IND-PUU-32001lLampiran.pdf
Mangkubumi II Desa Kaliwates [Diakses tanggal 29 April 2017].
Kecamatan Kaliwates yaitu sebesar 394,39
kg/hari. Suryadi, I., dan Verbist, B. 2009.
Monitoring Air di Daerah Aliran
DAFTAR PUSTAKA Sungai. World Agroforestry Centre,
Dinas Pemerintahan. Tahun 2016. Rencana Bogor.
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Southeast Asia Regional
Kabupaten Jember Tahun 2016. Office.http://www.worldagroforestry.or
Kabupaten Jember, Jawa Timur. g/downloads/Publications/PDFS/B1639
6.pdf. [Diakses pada 24 April 2016].

106

You might also like