You are on page 1of 9

Semesta Vol. 3 No.

1 (2020) Page 50-58

Science Education Journal


Departement of Science Education
Universitas Negeri Padang

Received April 2020 Accepted May 2020 Published June 2020

ENVIRONMENTAL CONCEPT BASED PjBL (PROJECT BASED


LEARNING) MODELS TO INCREASE THE OBSERVATION SKILLS OF
VII GRADE STUDENTS AT SMPN 1 JENANGAN PONOROGO

Rahmawati, N.A.1 , Fauziah, H.N.1


1
Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

E-mail : nadiaauliarahmaw@gmail.com dan haninhusein@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this resreach is to determine the effect of environmental concept based
PjBL (Project Based Learning) models to the observation skills of VII grade students at SMPN 1
Jenangan. This resreach was quantitative descriptive by Nonequivalent Control Group Design.
The samples of this resreach were VII C (experimental) and VII D class (control) with a total 50
students. The instrument of this research was essay test. Essay test was applied before and after
imlplementation of environmental concept based PjBL model. Data were analized by t-test using
software minitab. The result showed that the P-value was 0,000; due to P-valu less than 0.05, so
H0 was rejected. Its mean that, there was a significant differences between the student
observations skills that use environmental concept based PjBL (Project Based Learning) models
with the students observations skills that PBL (Problem Based Learning) model at SMPN 1
Jenangan.
Key words: Environmental, observation skills, PjBL, science.

PENDAHULUAN (SMA) dengan istilah Ilmu Pengatahuan


Alam (IPA) yang berarti ilmu pengetahuan
Di Indonesia, sains diajarkan pada
yang mempelajari suatu gejala–gejala alam.
setiap jenjang sekolah mulai pada jenjang
IPA merupakan ilmu yang sangat luas
pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK),
integrasinya dalam kehidupan terutama di
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
bidang pendidikan dan teknologi yang
Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas

50
SEMESTA, Journal of Science Education and Teaching, Vol.3 No.1, p.50-58
Department of Science Education, Universitas Negeri Padang

berkembang semakin pesat. Pembelajaran observasi pada mata pelajaran IPA belum
IPA adalah pembelajaran yang kompleks mencapai standar yang diharapkan. Hal
dengan mengutamakan Keterampilan Proses tersebut dibuktikan dengan rendahnya nilai
Sains (KPS) yang harus dimiliki setiap dari tingkat keterampilan proses terutama
peserta didik. dalam hal keterampilan observasi yang
Keterampilan Proses Sains (KPS) dimiliki peserta didik terhadap pembelajaran
IPA itu sendiri. Rendahnya tingkat
peserta didik merupakan ketrampilan yang
keterampilan observasi yang dimiliki, dapat
telah dibedakan menjadi keterampilan
disebabkan karena proses pembelajaran di
proses dasar (melakukan pengamatan, sekolah yang masih tergolong kurang dalam
melakukan penggolongan, mengukur, latihan mengobservasi, kurangnya
mengomunikasikan, interpretasi data, pemahaman konsep secara teori maupun
memprediksi, mengoperasikan alat, secara nyata, seperti observasi dan
melakukan eksperimen dan menarik praktikum. Selain itu juga disebabkan oleh
kesimpulan) dan keterampilan proses model pemelajaran yang digunakan belum
terpadu (menentukan rumusan masalah, mendukung kemampuan observasi siswa.
identifikasi antar variabel, mendeskripsikan Salah satu model pembelajaran yang dapat
kaitan variabel-variabel, melakukan definisi meningkatkan kemampuan observasi siswa
dari variabel, menggali dan menyajikan yaitu model PjBL (Project Based Learning).
data, melakukan analisis data, menentukan Model PjBL (Project Based
Learning) merupakan model pembelajaran
hipotesis, merancang penelitian serta
dengan menggunakan pendekatan proyek
melaksanakan penyelidikan) (Dhahar, (Afriana, 2016). Tujuan penerapan PjBL
1985). Melakukan pengamatan, merupakan adalah peserta didik dapat dan mampu untuk
kegiatan dasar dan pondasi yang harus menerapkan konsep dan teori dari materi
dimiliki adalah konsep/teori sains. Dalam IPA dalam suatu proyek sebagai unjuk kerja
melakukan kegiatan pengamatan peserta dalam implementasinya pada kehidupan
didik haruslah memiliki keterampilan sehari–hari (Waras, 2008). Dalam hal ini,
observasi yang mendalam. untuk menerapkan PjBL maka diperlukan
Keterampilan observasi merupakan keterampilan proses peserta didik terutama
seperangkat keterampilan untuk melakukan keterampilan observasi yang mumpuni, guna
kegiatan pengamatan dengan menggunakan menunjang kinerja yang akan dilakukan
panca indera secara optimal dalam menggali dalam perwujudan suatu proyek berwawasan
dan mendapatkan data serta informasi dalam lingkungan.
mengamati suatu objek secara langsung di Pendidikan berwawasan lingkungan
alam maupun secara tidak langsung. merupakan pendidikan yang mengajarkan
Observasi diartikan sebagai melihat kepada masyarakat tentang segala sesuatu
fenomena, sedangkan observasi ilmiah yakni yang menyangkut pentingnya menjaga
memperluas pada penjelasan antara teori kelestarian lingkungan (UU Perlindungan
yang berkaitan dengan fenomena yang dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, 2009).
diamati, sehingga saat pelaksanaanya Berbagai upaya dan penanganan masalah
membutuhkan keterampilan menggali dan lingkungan harus diajarkan untuk
menafsirkan data yang terkumpul (Jingks, menanggulangi kerusakan lingkungan yang
1997). semakin lama semakin meningkat.
Namun kenyataanya, kemampuan Berdasarkan hassil observasi yang
peserta didik dalam bidang keterampilan telah dilakukan di SMP Negeri 1 Jenangan,

51
SEMESTA, Journal of Science Education and Teaching, Vol.3 No.1, p.50-58
Department of Science Education, Universitas Negeri Padang

diketahui bahwa kemampuan obsevasi indera dengan maksimal; 3) menemukan dan


peserta didik masih rendah. Hal ini menggunakan fakta yang relevan; 4)
berdasarkan hasil tes terhadap indikator melakukan penarikan kesimpulan
kemampuan observasi yakni menggunakan Tabel 1. Design Penelitian Nonequivalent
sebanyak mungkin indera memiliki kategori Control Group Design
kurang dengan hasil 2,875; indikator
mengumpulkan atau menggunakan fakta Pre Post
Kelas Perlakuan
yang relevan memiliki kategori kurang baik Test Test
dengan hasil 2,375 dari standar yang telah Eksperimen O1 X O2
ditentukan yakni > 3,2. Rendahnya nilai Kontrol O3 - O4
kemampuan observasi peserta didik model
pembelajaran yang digunakan kurang
Keterangan :
bervariasi, dan jarang melakukan praktikum.
O1 = Pre test (tes awal) yang diberikan
Hal tersebut mempengaruhi kualitas
sebelum perlakuan pada kelas
pemahaman yang berdampak pada hasil
eksperimen
belajar peserta didik. Model PjBL
O2 = Post test (tes akhir) yang diberikan
berwawasan lingkungan merupakan
setelah penerapan perlakuan pada
pembelajaran yang menerapkan praktikum
kelas eksperimen
sebagai kinerja yang berorientasi pada
O3 = Pre test (tes awal) yang diberikan
proyek berwawasan lingkungan. Sehingga
sebelum perlakuan pada kelas kontrol
dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan
O4 = Post test (tes akhir) yang diberikan
siswa dalam proses belajar. Tujuan
setelah penerapan perlakuan pada
penelitian ini yaitu untuk mengetahui
kelas kontrol
apakah ada perbedaan kemampuan observasi
antara peserta didik yang diajar dengan
Prosedur penelitian ini dimulai
menggunakan model pembelajaran PjBL
dengan memberikan soal pre test kepada
(Project Based Learning) berwawasan
peserta didik kelas eksperimen dan kontrol
lingkungan dengan peserta didik yang
untuk mengetahui keterampilan observasi
menggunakan model pembelajaran PBL
sebelum diberikan perlakuan. Setelah
(Problem Based Learning).
dilakukannya pre test kemudian peneliti
menerapkan pembelajaran menggunakan
model PjBL (Project Based Learning)
METODE PENELITIAN
berwawasan lingkungan pada kelas
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen dan pembelajaran menggunakan
kuantitatif dengan Nonequivalent Control
model PBL (Problem Based Learning) pada
Group Design. Variabel dalam penelitian ini
kelas kontrol. Setelah diterapkannya model
adalah model PjBL berwawasan lingkungan
pembelajaran tersebut peserta didik
(x) dan keterampilan observasi peserta didik
diberikan soal post test untuk mengetahui
(y). Sampel pada penelitian ini yaitu peserta
perbedaan keterampilan observasi peserta
didik kelas VII C sebagai kelas eksperimen
didik pada kelas eksperimen dan kontrol.
dan kelas VII D sebagai kelas kontrol yang
Setelah mendapatkan hasil penelitian
seluruhnya berjumlah 50 peserta didik.
kemudian data dianailisi dengan
Sampel diambil secara random. Indikator
menggunakan uji t dengan bantuan software
keterampilan observasi yang digunakan ada
minitab. Uji t yang digunakan ada dua yaitu
empat yaitu 1) melakukan persiapan alat dan
t two-tailed dan uji t one-tailed. Uji t two-
bahan; 2) menggunakan sebanyak mungkin
tailed digunakan untuk mengetahui apakah

52
SEMESTA, Journal of Science Education and Teaching, Vol.3 No.1, p.50-58
Department of Science Education, Universitas Negeri Padang

ada perbedaan keterampilan observasi antara observasi kelas eksperimen dan kontrol
peserta didik yang menggunakan model disajikan pada gambar 2.
PjBL (Project Based Learning) berwawasan
lingkungan (eksperimen) dengan peserta
didik yang menggunakan model PBL
(Problem Based Learning) (kontrol) di
SMPN 1 Jenangan. Jika Ho ditolak
kemudian dilanjutkan dengan uji t one-
tailed. Uji t one-tailed digunakan untuk
mengetahui mana yang lebih baik antara
keterampilan observasi peserta didik yang
menggunakan model PjBL (Project Based
Learning) berwawasan lingkungan
(eksperimen) dengan peserta didik yang
Gambar 2. Hasil Analisis Indikator
menggunakan model PBL (Problem Based
Keterampilan Observasi
Learning) (kontrol) di SMPN 1 Jenangan.
Kelas Eksperimen dan
Kontrol
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil penelitian Berdasarkan gambar 2 diketahui
diketahui bahwa nilai rata-rata keterampilan bahwa nilai semua indikator keterampilan
observasi kelas eksperimen lebih tinggi observasi kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol (Gambar dibandingkan nilai kelas kontrol. Nilai
1). Nilai rata-rata keterampilan observasi tertinggi untuk kelas ekperimen terdapat
kelas eksperimen sebesar 88 sedangkan pada indikator penggunaan indra dengan
kelas kontrol sebesar 77. maksimal dengan nilai sebesar 95,
sedangkan untuk nilai terendah terdapat
pada indikator menuliskan fakta yang
relevan dengan nilai sebesar 85 dan
persiapan alat dan bahan dengan nilai
sebesar 88. Untuk kelas kontrol nilai
tertinggi terdapat pada indikator menarik
kesimpulan dengan nilai sebesar 79,
sedangkan nilai terendah terdapat pada
indikator persiapan alat dan bahan dengan
Gambar 1. Perbandingan Nilai Rata-rata nilai sebesar 76 dan menuliskan fakta yang
Nilai Keterampilan Observasi relevan dengan nilai sebesar 76.
Kelas Eksperimen dan Untuk mengukur peningkatan
Kontrol keterampilan observasi peserta didik
sebelum dan sesudah penerapan model
Keterampilan observasi peserta didik pembelajaran PjBL (Project Based
dibangun berdasarkan empat indikator yaitu Learning) berwawasan lingkungan yang
menyiapkan alat dan bahan, menggunakan telah diterapkan pada kelas eksperimen,
indera dengan maksimal, menulis fakta yang maka dilakukan perhitungan N-gain dengan
relevan dan menarik kesimpulan. Nilai rumus sebagai berikut:
masing-masing indikator keterampilan
N-gain =

53
SEMESTA, Journal of Science Education and Teaching, Vol.3 No.1, p.50-58
Department of Science Education, Universitas Negeri Padang

Setelah dilakukan perhitungan N-gain, didik kelas VII reguler pada mata pelajaran
diperoleh hasil sebagai berikut: IPA di SMPN 1 Jenangan.

Tabel 2. Indeks Kategori N-gain


Ternormalisasi (Nismalasari,
2016)
Nilai Gain Kategori
0,70  g  100 Tinggi
0,30  g < 0,70 Sedang
0,00 < g < 0,30 Rendah
g = 0,00 Tidak terjadi
peningkatan
-1,00  g < 0,00 Terjadi penurunan

Berdasarkan hasil penelitian


diketahui bahwa nilai rata-rata ketrampilan
Gambar 3. N-gain Keterampilan Observasi observasi kelas eksperimen sebesar 88 dan
Kelas Eksperimen kelas kontrol sebesar 77. Hasil ini
menunjukkan bahwa keterampilan observasi
Berdasarkan gambar di atas peserta didik yang menggunakan model
diketahui bahwa keempat indikator PjBL (Project Based Learning) berwawasan
keterampilan observasi peserta didik kelas lingkungan (eksperimen) dengan peserta
VII Reguler di SMPN 1 Jenangan pada mata didik yang menggunakan menggunakan
pelajaran IPA meningkat setelah diterapkan model PBL (Problem Based Learning)
pembelajaran dengan model PjBL (Project (kontrol) memiliki perbedaan.
Based Learning) berwawasan lingkungan. Hasil ini diperkuat dengan dengan
Nilai N-gain indikator menyiapkan alat dan hasil uji t (two-tailed) yang menunjukkan
bahan sebesar 0,00 dengan kategori tidak bahwa P-Value sebesar 0,000. Karena P-
terjadi perubahan, hal ini karena semua Value kelas eksperimen dan kontrol tersebut
siswa sudah mengenal alat dan bisa kurang dari 0,05, maka Ho di tolak. Hal ini
menyiapkan peralatan praktikum dengan menunjukkan terdapat perbedaan yang
baik, nilai N-gain indikator penggunaan signifikan pada keterampilan observasi
indra dengan maksimal sebesar 66,67 antara peserta didik yang menggunakan
dengan kategori sedang, nilai N-gain model pembelajaran PjBL (Project Based
indikator menuliskan fakta yang relevan Learning) berwawasan lingkungan
sebesar 35,29 dengan kategori sedang, dan (eksperimen) dengan peserta didik yang
nilai N-gain indikator menarik kesimpulan menggunakan pembelajaran model PBL
sebesar 30,77 dengan kategori sedang. (Problem Based Learning) (kontrol).
Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa Beradasarkan hasil t (one-tailed) maka
nilai rata – rata N-gain seluruh indikator diketahui P-Value sebesar 0,000. Karena
keterampilan observasi sebesar 33,18 nilai P-Value kelas eksperimen dan kontrol
dengan kategori sedang. Hal ini tersebut kurang dari 0,05, maka Ho di tolak.
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan Hal ini menunjukkan keterampilan observasi
model PjBL (Project Based Learning) antara peserta didik yang menggunakan
berwawasan lingkungan cukup efektif untuk pembelajaran model PjBL (Project Based
meningkatkan ketrampilan observasi peserta Learning) berwawasan lingkungan
(eksperimen) lebih baik dibandingkan

54
SEMESTA, Journal of Science Education and Teaching, Vol.3 No.1, p.50-58
Department of Science Education, Universitas Negeri Padang

dengan keterampilan observasi peserta didik informasi yang dilakukan pada sebuah
yang menggunakan model PBL (Problem proyek, menghasilkan sebuah produk nyata
Based Learning) (kontrol). hasil peserta didik yang kemudian dapat
Pembelajaran menggunakan model diterapkan dalam kehidupan (Yulita dkk,
PjBL (Project Based Learning) berwawasan 2016).
lingkungan dapat meningkatkan Pembelajaran menggunakan model
keterampilan observasi peserta didik, karena PjBL (Project Based Learning) berwawasan
peserta didik diajak untuk terlibat secara lingkungan dapat meningkatkan
langsung dalam pengamatan proyek keterampilan observasi peserta didik
berwawasan lingkungan untuk memahami dikarenakan peserta didik lebih aktif dan
contoh nyata dari materi yang dipelajari, termotivasi untuk mengikuti pembelajaran,
maka peserta didik lebih senang, sehingga mereka lebih percaya diri dalam
termotivasi, terlibat aktif, memiliki rasa melakukan pengamatan proyek berwawasan
keingintahuan yang tinggi, berpikir kritis, lingkungan pada saat pembelajaran. Selain
dapat mengaitkan fakta dan teori yang itu, peserta didik merasa senang, karena
relevan dalam mengikuti kegiatan belajar pembelajaran tidak hanya membahas teori
sehingga mereka mudah dalam menyerap saja, tetapi mereka teribat langsung dalam
materi yang disampaikan pada saat mengamati suatu objek berupa proyek
pembelajaran. Hal ini pada akhirnya berwawasan lingkungan, sehingga mereka
meningkatkan pemahaman materi dan dapat menemukan temuan yang relevan
motivasi dalam mengikuti kegiatan terkait dengan materi pembelajaran. Hal ini
pembelajaran, sehingga keterampilan membuat peserta didik tidak merasa bosan
observasi peserta didik menjadi lebih baik. selama kegiatan belajar dan lebih mudah
Menurut Santi dalam Yulita dkk (2016) memahami materi yang disampaikan.
pembelajaran dengan model Project Based Dengan pemahaman materi yang baik maka
Learnig membantu siswa dalam belajar : 1) keterampilan observasi peserta didik dapat
pengetahuan dan keterampilan yang kokoh meningkat, sehingga hasil belajar peserta
dan bermakna (meaningfull-use) yang didik juga dapat ditingkatkan. Hal tersebut
dibangun melalui tugas-tugas dan suatu sesuai dengan National Research Council
kinerja; 2) memperluas pengetahuan melalui bahwa dalam proses pembelajaran IPA
kinerja yang terdukung oleh proses kegiatan peserta didik diajak lebih aktif dalam belajar
belajar melakukan perencanaan (designing) dan melakukan sesuatu bukan hanya guru
atau investigasi yang opened dengan hasil yang memberikan materi kepada peserta
yang tidak ditetapkan jawabanya oleh didik (Budiyono, 2016).
prespektif tertentu; 3) membangun Faktor-faktor yang dapat
pengetahuan melalui pengalaman dunia meningkatkan keterampilan observasi
nyata dan negosisasi kognitif antar personal diantaranya peserta didik harus memiliki
yang berlangsung pada saat kinerja. motivasi belajar observasi, senang dalam
Sedangkan menurut Yulita dkk (2016). kegiatan belajar pengamatan, aktif sehingga
pembelajaran dengan model PjBL memiliki rasa keingintahuan yang tinggi,
berwawasan lingkungan merupakan berpikir kritis, pemahaman materi pada
pembelajaran yang merujuk pada pengetahuan awal secara maksimal,
lingkungan guna membantu peserta didik pengalaman awal dalam pengamatan, alat
merancang proses untuk menentukan sebuah dan bahan pengamatan yang lengkap dan
hasil, melatih peserta didik untuk memadai, rasa percaya diri yang dari dalam
bertanggungjawab dalam mengelola diri peserta didik setelah penerapan

55
SEMESTA, Journal of Science Education and Teaching, Vol.3 No.1, p.50-58
Department of Science Education, Universitas Negeri Padang

pembelajaran menggunakan model PjBL proyek berdasarkan pengetahuan dan


(Project Based Learning) berwawasan kemampuan yang telah mereka siapkan
lingkungan (Lestari, 2017). Berdasarkan dengan maksimal guna mencari suatu fakta
uraian di atas diketahui bahwa pembelajaran dengan kontribusi seutuhnya dan secara
menggunakan model PjBL (Project Based langsung. Berdasarkan penelitian yang
Learning) berwawasan lingkungan dapat dilakukan oleh Batudoka (2014)
meningkatkan keterampilan observasi menunjukkan bahwa penguasaan materi
peserta didik kelas VII reguler pada mata pada siswa tidak lepas dari besarnya
pelajaran IPA. keterlibatan dan keaktifan siswa itu sendiri
Hasil penelitian ini juga sejalan dalam mencari, menemukan dan menggali
penelitian yang dilakukan oleh Umara dkk pengetahuanya sendiri, hal tersebut dapat
(2016) dalam Batudoka (2014), hasil meningkatkan keterampilan proses sains
penelitian menunjukkan bahwa Model PjBL yang didalamnya terdapat ketrampilan
(Project Based Learning) pada konsep observasi peserta didik.
pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat Melalui hasil penelitian ini, maka
meningkatkan keterampilan proses sains dapat dilihat bahwa kelebihan pembelajaran
yang di dalamnya terdapat keterampilan menggunakan model PjBL (Project Based
observasi ditunjukkan dengan nilai post test Learning) berwawasan lingkungan
kelas eksperimen memperoleh nilai rata–rata diantaranya dapat memeperkuat ingatan
keterampilan observasi sebesar 91 dalam peserta didik karena menyaksikan fakta dan
kategori sangat tinggi. Hal demikian terjadi mengaitkan teori secara langsung,
karena dalam pembelajaran tersebut peserta memberikan wawasan yang lebih luas
didik diminta untuk menunjukkan mengenai materi pembelajaran yang
keterampilan-keterampilan yang mereka diterapkan, serta membuat suasana belajar
miliki dalam mengobervasi, berkomunikasi, menjadi asik dan menyenangkan. Sedangkan
bertanya, berhipotesisis, memprediksi, kelemahan yang ditemukan pada
mengklasifikasi, menyimpulkan, pembelajaran menggunakan model PjBL
menerapkan konsep dan melakukan (Project Based Learning) berwawasan
percobaan terhadap fenomena yang terjadi lingkungan yaitu kurang terlaksananya
di sekeliling mereka. pembelajaran jika alat dan bahan tidak
Hasil penelitian ini juga didukung memenuhi atau terbatas, memerlukan
oleh penelitian Nawawi dkk (2017) dalam persiapan baik pengetahuan maupun
Batudoka (2014) menunjukkan hasil bahwa kemampuan yang mumpuni serta dalam
penerapan pembelajaran berbasis proyek penerapanya memerlukan waktu yang cukup
berpengaruh signifikan terhadap lama. Namun demikian, dalam artikel
keterampilan proses sains yang didalamnya Widodo (2014) mengenai implementasi
terdapat ketrampilan observasi peserta didik, PjBL guna membangun 4C Skills (critical
hal tersebut dibuktikan dengan perolehan thinking, komunikasi, kolaborasi, dan
presentase ketuntasa keterampilan observasi kreativitas) peserta didik dalam seminar
pada kelas eksperimen sebesar 97,5 %, menyatakan bahwa pembelajaran berbasis
sedangkan skor rata-ratanya sebesar 2,87 proyek merupakan model pembelajaran
dengan kriteria baik lebih tinggi yang sudah banyak di terapkan di luar negeri
dibandingan kelas kontrol yakni sebesar dan dikembangkan di negara-negara maju
1,73 dengan kriteria cukup. Hal tersebut seperti Amerika Serikat. Pembelajaran
terjadi karena pada pembelajaran peserta menggunakan model PjBL memberikan
didik diarahkan untuk merangkai suatu peluang bagi peserta didik untuk

56
SEMESTA, Journal of Science Education and Teaching, Vol.3 No.1, p.50-58
Department of Science Education, Universitas Negeri Padang

mempelajari konsep sains secara mendalam Kreatif Tadulako Online. 4.


sekaligus 21st Century Skills karena peserta http://media.neliti.com
didik dapat terlibat secara langsung dalam Budiyono, Agus. 2016. Pengaruh Penerapan
praktikum proyek yang telah direncanakan Model Pembelajaran Argument Based
dengan tepat. Berdasarkan penjelasan Science Inquiry (ABSI) Terhadap
tersebut mengenai kebijakan kependidikan Peningkatan Kemampuan
IPA, model PjBL (Project Based Learning) Berargumentasi Siswa SMA. Jurnal
berwawasan lingkungan seharusnya Pemikiran Penelitian Pendidikan dan
dianjurkan untuk digunakan dalam Sains.1.
pembelajaran IPA dengan anjuran minimal Emi S., dkk. 2018. Keterampilan Proses
atau maksimal penerapan yang telah Sains Siswa (KPS) dengan Model
ditetapkan (Setiyo, 2014). Predict Observe and Explain (POE)
pada Materi Energi.Jurnal STKIP
KESIMPULAN Singkawang.1.2.
Berdasarkan hasil penelitian yang Fauzia, Iva Siti, dkk. 2018. Pengaruh
telah dilakukan diketahui bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek
keterampilan observasi peserta didik yang Dengan Portofolio Terhadap
menggunakan model PjBL (Project Based Penguasaan Konsep Agiospermae dan
Learning) berwawasan lingkungan Sikap Siswa SMA Terhadap
(eksperimen) lebih baik dibandingkan Sains.Indonesian Journal of Biology
dengan keterampilan obsrvasi peserta didik Education.1
yang menggunakan model PBL (Problem Gusdiantini, L., Aeni, A.N., dan Jayadinata,
Based Learning) (kontrol). A.K. 2017. Pengembangan
Keterampilan Proses Sains Siswa
DAFTAR PUSTAKA Kelas V Pada Materi Gaya Gesek
Ai H.R. dan Poppy A. 2017. Analisis Profil Melalui Pembelajaran Kontekstual.
Keterampilan Proses Sains Siswa Jurnal Pena Ilmiah. 2.1
Sekolah Dasar Di Kabupaten Hall, Nancy. 2016. Teaching Observation
Sumedang. Jurnal Pesona Dasar. 5.2 Skills: A Survey of CSD Program
Andrian G.W., dkk. 2017. Keefektifan Practices. Journal In Communication
Model Project Based Learning Science and Disorders.43
Terbimbing untuk Meningkatkan Lestari, Umi dkk. 2017. Deskripsi
Keterampilan Proses Sains dan Hasil Ketrampilan Proses Sains Mahasiswa
Belajar IPA.Journal of Primary Pendidikan Fisika Universitas Jambi
Education, 6.2. Pada Kegiatan Praktikum Fisika
Astuti, Yuli. 2019. Improving Grade 9 Dasar 1. Artikel Edu Fisika.
Science Process Skills Of SMPN 5 Nismalasari, dkk. 2016. Penerapan Model
Probolinggo Using Discovery Pembelajaran Learning Cycle
Learning Model. Jurnal Penelitian Terhadap Ketrampilan Proses Sains
Pendidikan IPA (JPPIPA). 4.1 Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok
Batudoka, Hartati Dj. 2016. Penerapan Bahasan Getaran Harmonis. Jurnal
Pengamatan Lingkungan Untuk EduSains, 4.
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Utari, dkk. 2016. Pengaruh Model Project
Pada Pembelajaran IPA di Kelas IV Based Learning Terhadap
SDN 2 Labuan Lobo Kecamatan Ketrampilan Proses Sains dan Hasil
Ogodeide Kabupaten Tolitoli. Jurnal Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

57
SEMESTA, Journal of Science Education and Teaching, Vol.3 No.1, p.50-58
Department of Science Education, Universitas Negeri Padang

Fisika di SMA.Jurnal Pembelajaran


Fisika. 5.
Widodo, Setiyo W. 2014. Implementasi
Model Project-Based Learning
(PJBL) Dalam Pembelajaran Sains
untuk Memebangun 4CS Skills
Peserta Didik Sebagai Bekal Dalam
Menghadapi Tantangan Abad 21.
Artikel Seminar Nasional IPA.
Yulita, Dyah K., dkk. 2016. Model
Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning) pada
Pembelajaran Fisika Disma’’, Jurnal
Pembelajaran Fisika.5.
Zainul. 2001. LKS. Yogyakarta.

58

You might also like