Professional Documents
Culture Documents
Environmental Concept Based PJBL (Project Based Learning) Models To Increase The Observation Skills of Vii Grade Students at SMPN 1 Jenangan Ponorogo
Environmental Concept Based PJBL (Project Based Learning) Models To Increase The Observation Skills of Vii Grade Students at SMPN 1 Jenangan Ponorogo
ABSTRACT
The purpose of this resreach is to determine the effect of environmental concept based
PjBL (Project Based Learning) models to the observation skills of VII grade students at SMPN 1
Jenangan. This resreach was quantitative descriptive by Nonequivalent Control Group Design.
The samples of this resreach were VII C (experimental) and VII D class (control) with a total 50
students. The instrument of this research was essay test. Essay test was applied before and after
imlplementation of environmental concept based PjBL model. Data were analized by t-test using
software minitab. The result showed that the P-value was 0,000; due to P-valu less than 0.05, so
H0 was rejected. Its mean that, there was a significant differences between the student
observations skills that use environmental concept based PjBL (Project Based Learning) models
with the students observations skills that PBL (Problem Based Learning) model at SMPN 1
Jenangan.
Key words: Environmental, observation skills, PjBL, science.
50
SEMESTA, Journal of Science Education and Teaching, Vol.3 No.1, p.50-58
Department of Science Education, Universitas Negeri Padang
berkembang semakin pesat. Pembelajaran observasi pada mata pelajaran IPA belum
IPA adalah pembelajaran yang kompleks mencapai standar yang diharapkan. Hal
dengan mengutamakan Keterampilan Proses tersebut dibuktikan dengan rendahnya nilai
Sains (KPS) yang harus dimiliki setiap dari tingkat keterampilan proses terutama
peserta didik. dalam hal keterampilan observasi yang
Keterampilan Proses Sains (KPS) dimiliki peserta didik terhadap pembelajaran
IPA itu sendiri. Rendahnya tingkat
peserta didik merupakan ketrampilan yang
keterampilan observasi yang dimiliki, dapat
telah dibedakan menjadi keterampilan
disebabkan karena proses pembelajaran di
proses dasar (melakukan pengamatan, sekolah yang masih tergolong kurang dalam
melakukan penggolongan, mengukur, latihan mengobservasi, kurangnya
mengomunikasikan, interpretasi data, pemahaman konsep secara teori maupun
memprediksi, mengoperasikan alat, secara nyata, seperti observasi dan
melakukan eksperimen dan menarik praktikum. Selain itu juga disebabkan oleh
kesimpulan) dan keterampilan proses model pemelajaran yang digunakan belum
terpadu (menentukan rumusan masalah, mendukung kemampuan observasi siswa.
identifikasi antar variabel, mendeskripsikan Salah satu model pembelajaran yang dapat
kaitan variabel-variabel, melakukan definisi meningkatkan kemampuan observasi siswa
dari variabel, menggali dan menyajikan yaitu model PjBL (Project Based Learning).
data, melakukan analisis data, menentukan Model PjBL (Project Based
Learning) merupakan model pembelajaran
hipotesis, merancang penelitian serta
dengan menggunakan pendekatan proyek
melaksanakan penyelidikan) (Dhahar, (Afriana, 2016). Tujuan penerapan PjBL
1985). Melakukan pengamatan, merupakan adalah peserta didik dapat dan mampu untuk
kegiatan dasar dan pondasi yang harus menerapkan konsep dan teori dari materi
dimiliki adalah konsep/teori sains. Dalam IPA dalam suatu proyek sebagai unjuk kerja
melakukan kegiatan pengamatan peserta dalam implementasinya pada kehidupan
didik haruslah memiliki keterampilan sehari–hari (Waras, 2008). Dalam hal ini,
observasi yang mendalam. untuk menerapkan PjBL maka diperlukan
Keterampilan observasi merupakan keterampilan proses peserta didik terutama
seperangkat keterampilan untuk melakukan keterampilan observasi yang mumpuni, guna
kegiatan pengamatan dengan menggunakan menunjang kinerja yang akan dilakukan
panca indera secara optimal dalam menggali dalam perwujudan suatu proyek berwawasan
dan mendapatkan data serta informasi dalam lingkungan.
mengamati suatu objek secara langsung di Pendidikan berwawasan lingkungan
alam maupun secara tidak langsung. merupakan pendidikan yang mengajarkan
Observasi diartikan sebagai melihat kepada masyarakat tentang segala sesuatu
fenomena, sedangkan observasi ilmiah yakni yang menyangkut pentingnya menjaga
memperluas pada penjelasan antara teori kelestarian lingkungan (UU Perlindungan
yang berkaitan dengan fenomena yang dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, 2009).
diamati, sehingga saat pelaksanaanya Berbagai upaya dan penanganan masalah
membutuhkan keterampilan menggali dan lingkungan harus diajarkan untuk
menafsirkan data yang terkumpul (Jingks, menanggulangi kerusakan lingkungan yang
1997). semakin lama semakin meningkat.
Namun kenyataanya, kemampuan Berdasarkan hassil observasi yang
peserta didik dalam bidang keterampilan telah dilakukan di SMP Negeri 1 Jenangan,
51
SEMESTA, Journal of Science Education and Teaching, Vol.3 No.1, p.50-58
Department of Science Education, Universitas Negeri Padang
52
SEMESTA, Journal of Science Education and Teaching, Vol.3 No.1, p.50-58
Department of Science Education, Universitas Negeri Padang
ada perbedaan keterampilan observasi antara observasi kelas eksperimen dan kontrol
peserta didik yang menggunakan model disajikan pada gambar 2.
PjBL (Project Based Learning) berwawasan
lingkungan (eksperimen) dengan peserta
didik yang menggunakan model PBL
(Problem Based Learning) (kontrol) di
SMPN 1 Jenangan. Jika Ho ditolak
kemudian dilanjutkan dengan uji t one-
tailed. Uji t one-tailed digunakan untuk
mengetahui mana yang lebih baik antara
keterampilan observasi peserta didik yang
menggunakan model PjBL (Project Based
Learning) berwawasan lingkungan
(eksperimen) dengan peserta didik yang
Gambar 2. Hasil Analisis Indikator
menggunakan model PBL (Problem Based
Keterampilan Observasi
Learning) (kontrol) di SMPN 1 Jenangan.
Kelas Eksperimen dan
Kontrol
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil penelitian Berdasarkan gambar 2 diketahui
diketahui bahwa nilai rata-rata keterampilan bahwa nilai semua indikator keterampilan
observasi kelas eksperimen lebih tinggi observasi kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol (Gambar dibandingkan nilai kelas kontrol. Nilai
1). Nilai rata-rata keterampilan observasi tertinggi untuk kelas ekperimen terdapat
kelas eksperimen sebesar 88 sedangkan pada indikator penggunaan indra dengan
kelas kontrol sebesar 77. maksimal dengan nilai sebesar 95,
sedangkan untuk nilai terendah terdapat
pada indikator menuliskan fakta yang
relevan dengan nilai sebesar 85 dan
persiapan alat dan bahan dengan nilai
sebesar 88. Untuk kelas kontrol nilai
tertinggi terdapat pada indikator menarik
kesimpulan dengan nilai sebesar 79,
sedangkan nilai terendah terdapat pada
indikator persiapan alat dan bahan dengan
Gambar 1. Perbandingan Nilai Rata-rata nilai sebesar 76 dan menuliskan fakta yang
Nilai Keterampilan Observasi relevan dengan nilai sebesar 76.
Kelas Eksperimen dan Untuk mengukur peningkatan
Kontrol keterampilan observasi peserta didik
sebelum dan sesudah penerapan model
Keterampilan observasi peserta didik pembelajaran PjBL (Project Based
dibangun berdasarkan empat indikator yaitu Learning) berwawasan lingkungan yang
menyiapkan alat dan bahan, menggunakan telah diterapkan pada kelas eksperimen,
indera dengan maksimal, menulis fakta yang maka dilakukan perhitungan N-gain dengan
relevan dan menarik kesimpulan. Nilai rumus sebagai berikut:
masing-masing indikator keterampilan
N-gain =
53
SEMESTA, Journal of Science Education and Teaching, Vol.3 No.1, p.50-58
Department of Science Education, Universitas Negeri Padang
Setelah dilakukan perhitungan N-gain, didik kelas VII reguler pada mata pelajaran
diperoleh hasil sebagai berikut: IPA di SMPN 1 Jenangan.
54
SEMESTA, Journal of Science Education and Teaching, Vol.3 No.1, p.50-58
Department of Science Education, Universitas Negeri Padang
dengan keterampilan observasi peserta didik informasi yang dilakukan pada sebuah
yang menggunakan model PBL (Problem proyek, menghasilkan sebuah produk nyata
Based Learning) (kontrol). hasil peserta didik yang kemudian dapat
Pembelajaran menggunakan model diterapkan dalam kehidupan (Yulita dkk,
PjBL (Project Based Learning) berwawasan 2016).
lingkungan dapat meningkatkan Pembelajaran menggunakan model
keterampilan observasi peserta didik, karena PjBL (Project Based Learning) berwawasan
peserta didik diajak untuk terlibat secara lingkungan dapat meningkatkan
langsung dalam pengamatan proyek keterampilan observasi peserta didik
berwawasan lingkungan untuk memahami dikarenakan peserta didik lebih aktif dan
contoh nyata dari materi yang dipelajari, termotivasi untuk mengikuti pembelajaran,
maka peserta didik lebih senang, sehingga mereka lebih percaya diri dalam
termotivasi, terlibat aktif, memiliki rasa melakukan pengamatan proyek berwawasan
keingintahuan yang tinggi, berpikir kritis, lingkungan pada saat pembelajaran. Selain
dapat mengaitkan fakta dan teori yang itu, peserta didik merasa senang, karena
relevan dalam mengikuti kegiatan belajar pembelajaran tidak hanya membahas teori
sehingga mereka mudah dalam menyerap saja, tetapi mereka teribat langsung dalam
materi yang disampaikan pada saat mengamati suatu objek berupa proyek
pembelajaran. Hal ini pada akhirnya berwawasan lingkungan, sehingga mereka
meningkatkan pemahaman materi dan dapat menemukan temuan yang relevan
motivasi dalam mengikuti kegiatan terkait dengan materi pembelajaran. Hal ini
pembelajaran, sehingga keterampilan membuat peserta didik tidak merasa bosan
observasi peserta didik menjadi lebih baik. selama kegiatan belajar dan lebih mudah
Menurut Santi dalam Yulita dkk (2016) memahami materi yang disampaikan.
pembelajaran dengan model Project Based Dengan pemahaman materi yang baik maka
Learnig membantu siswa dalam belajar : 1) keterampilan observasi peserta didik dapat
pengetahuan dan keterampilan yang kokoh meningkat, sehingga hasil belajar peserta
dan bermakna (meaningfull-use) yang didik juga dapat ditingkatkan. Hal tersebut
dibangun melalui tugas-tugas dan suatu sesuai dengan National Research Council
kinerja; 2) memperluas pengetahuan melalui bahwa dalam proses pembelajaran IPA
kinerja yang terdukung oleh proses kegiatan peserta didik diajak lebih aktif dalam belajar
belajar melakukan perencanaan (designing) dan melakukan sesuatu bukan hanya guru
atau investigasi yang opened dengan hasil yang memberikan materi kepada peserta
yang tidak ditetapkan jawabanya oleh didik (Budiyono, 2016).
prespektif tertentu; 3) membangun Faktor-faktor yang dapat
pengetahuan melalui pengalaman dunia meningkatkan keterampilan observasi
nyata dan negosisasi kognitif antar personal diantaranya peserta didik harus memiliki
yang berlangsung pada saat kinerja. motivasi belajar observasi, senang dalam
Sedangkan menurut Yulita dkk (2016). kegiatan belajar pengamatan, aktif sehingga
pembelajaran dengan model PjBL memiliki rasa keingintahuan yang tinggi,
berwawasan lingkungan merupakan berpikir kritis, pemahaman materi pada
pembelajaran yang merujuk pada pengetahuan awal secara maksimal,
lingkungan guna membantu peserta didik pengalaman awal dalam pengamatan, alat
merancang proses untuk menentukan sebuah dan bahan pengamatan yang lengkap dan
hasil, melatih peserta didik untuk memadai, rasa percaya diri yang dari dalam
bertanggungjawab dalam mengelola diri peserta didik setelah penerapan
55
SEMESTA, Journal of Science Education and Teaching, Vol.3 No.1, p.50-58
Department of Science Education, Universitas Negeri Padang
56
SEMESTA, Journal of Science Education and Teaching, Vol.3 No.1, p.50-58
Department of Science Education, Universitas Negeri Padang
57
SEMESTA, Journal of Science Education and Teaching, Vol.3 No.1, p.50-58
Department of Science Education, Universitas Negeri Padang
58