You are on page 1of 5

Jurnal Riset Pendidikan MIPA, 4(2): 61-65, December 2020

ISSN 2549-0192 (e) | 2549-0184 (p)


http://new.jurnal.untad.ac.id/index.php/jrpm/

The Effect of the Use of Contextual Teaching and Learning (CTL)


Approach on Student Learning Outcomes about Science Grade IV to
Ampera
*Abraham F.P. Kombu, Siti Nuryanti, & Amram Rede
Pendidikan Sains Program Magister/Pascasarjana – Universitas Tadulako, Palu – Indonesia 94118
Email corresponding author: abrahamkombu@gmail.com

Article History Abstract


Received 03 September 2020 This reseacrh intends to the effect of the contextual teaching and learning
Revised 05 October 2020 outcomes of students about IPA grade IV to ampera. The research used is a
quasi-experimental with equivalent pretest-posttest design and the object was
Accepted 04 November 2020 investigateclass IV where class IVa as an experimental class (n=20) and class IVb
as a control class (n=20). Data collection techniques were carried out by
observation and learning outcomes tests. Data analysis techniques with the t test
that were previously tested prerequisites (normality and homogeneity).
Hypothesis testing was done by the n-gain test and t test at a siqnificance level of
0.05. The results showed an increase in the average value of n-gain in the
experimental class was 0.67 while in the control class was 0.46. The average value
in the experimental class was 81.45 and the control was 69.05, t test was
Keywords: obtained tcount 7.62 and ttable 1.68 thus tcount > ttable (7.62 > 1.68). This proves that
Contextual Teaching and there is a siqnificant influence on the contextual teaching and learning (CTL)
Learning (CTL), Learning approach on student learning outcomes.
Achievement doi: 10.22487/j25490192.2020.v4.i2.pp.61-65

mengarah pada kegiatan pembelajaran yang


Introduction1 cenderung monoton akibat model pembelajaran
Keberhasilan tujuan pendidikan antara lain konvensional. Hal ini dianggap oleh siswa kurang
ditentukan oleh keterampilan guru dalam memilih menarik dan membosankan. Diketahui pula
dan menerapkan metode yang tepat dan strategi perolehan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
pembelajaran yang digunakan untuk peserta didik. (IPA) peserta didik masih rendah, oleh karena itu
Belajar adalah proses berpengalaman secara guru harus menerapkan model pembelajaran yang
langsung, melalui proses berpengalaman itu tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar
diharapkan perkembangan siswa secara utuh, yang tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal,
tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, salah satunya adalah model pembelajaran
tetapi juga aspek afektif dan psikomotor contextual teaching and learning (CTL). Menurut
(Fahruddin dkk., 2016). Pendidikan sebagai usaha (Rusman, 2011) mengatakan pembelajaran
suatu bentuk kegiatan manusia dalam contextual adalah sebuah sistim yang merangsang
kehidupannya juga menetapkan tujuan sebagai otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan
sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang makna. Sedangkan (Howey, 2001) mengatakan
dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada bahwa pembelakaran contextual teaching and
rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus learnig adalah pembelajaran yang memungkinkan
untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih terjadinya proses belajar dimana siswa
tinggi. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan pemahaman dan kemampuan
(IPA) merupakan salah satu mata pelajaran di akademiknya dalam berbagai konteks dalam dan
sekolah dasar, yang banyak memberikan latihan luar sekolah untuk memecahkan masalah yang
dalam mengembangkan cara berpikir ilmiah. bersifat simulative ataupun nyata, baik sendiri
Dalam prakteknya mata pelajaran IPA sering kali maupun bersama-sama.
mengalami kendala. Kendala tersebut kebanyakan Menurut (Ali & Fatimatur, 2015)
 Pembelajaran contextual akan melibatkan kegiatan
 aktif baik fisik maupun mental. melatih peserta
 didik dalam berkehidupan nyata, karena belajar
Published by Universitas Tadulako. Author(s) retain the tidak hanya berteori di kelas, tetapi belajar
copyright of this article. merupakan aplikasi antara teori dan fakta, melatih
This article is published under the terms of the Creative kemandirian peserta didik dalam mengkonstruk
Commons Attribution-NonCommercial License 4.0. pengetahuannya, sehingga kelebihan yang terdapat
pada model kontekstual guru dapat memantau dan

61
Abraham F.P. Kombu

mengarahkan anak didik sehingga siswa dapat Jadi, pembelajaran kontekstual adalah suatu
menerima pembelajaran yang bermakna (Sujana, usaha untuk menjadikan siswa aktif dalam
2014). memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi
Selain mengaitkan materi dengan kehidupan manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep
sehari hari siswa di dalam model pembelajaran sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan
kontekstual juga diharapkan siswa mendapatkan dunia nyata (Ahmadi dkk., 2016). Tulisan ini
pembelajaran yang bermakna (Johnson, 2008). dimaksudkan untuk mendeskripsikan pengaruh
Pembelajaran bermakna yang didapat oleh siswa pendekatan contextual teaching and learning
pada saat pembelajaran membuat siswa lebih (CTL) terhadap hasil belajar siswa tentang IPA
mengingat materi pembelajaran tersebut sehingga Kelas IV SD Negeri Ampera.
dapat mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh
(Handini dkk., 2016). Materials and Method
Menggunakan model pembelajaran, Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen
pelajaksanaan pembelajaran akan lebih sistematis dengan desain penelitian menggunakan “Equivalen
karena didalam model pembelajaran terdapat Pretest-Posttest Design (Rancangan Prates-Pascates
kerangka konseptual yang digunakan sebagai yang Ekuivalen) Adapun desain penelitian menurut
pedoman dalam melakukan kegiatan, sehingga (Suharsaputra, 2012), dapat dilihat pada Tabel 1.
pembelajaran berlangsung dengan baik (Sutardi &
Sudirjo, 2007).

Tabel 1. Equivalen Pretest-Posttest Design


(Rancangan Prates-Pascates yang Ekuivalen)
Kelas Tes awal Perlakuan Tes akhir

Eksperimen O X1 O
Kontrol O X2 O

Populasi menurut (Sugiyono & Wibowo,


2002) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Uji Normalitas
objek yang mempunyai kualitas dan karateristik Hasil analisis uji normalitas data
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk menggunakan uji liliefors (Sugiyono, 2011). Pada
dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi taraf signifikan α =0.05. Hasil perhitungan nilai
pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri pretest pada kelas eksperimen diperoleh nilai Lo=
Ampera yang berjumlah 40 siswa. 0.102326 pada taraf signifikan 0,05 = 0.190
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan demikian Lo < Lt. Nilai pretest pada kelas
dengan sampling jenuh (sampel populasi), artinya kontrol diperoleh nilai Lo = 0.108357 pada taraf
semua anggota populasi dijadikan sampel. signifikan 0,05 = 0.190 dengan demikian Lo < Lt.
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel Nilai postest pada kelas eksperimen diperoleh nilai
bila semua anggota populasi digunakan sebagai Lo = 0.110488 pada taraf signifikan 0,05 = 0.190
sampel (Sugiyono, 2011). dengan demikian Lo < Lt. Nilai postest pada kelas
Variabel yang diteliti adalah variable bebas kontrol diperoleh nilai Lo = 0.100292 pada taraf
(X1) Contextual Teaching and Learning (CTL) (Y) signifikan 0,05 = 0.190 dengan demikian Lo < Lt,
hasil belajar. Teknik pengumpulan data dilakukan artinya data berdistribusi normal, maka uji t-test
dengan observasi dan tes hasil belajar, tes yang dapat dilakukan.
diberikan berbentuk tes objektif dalam bentuk
pilihan ganda yang terdiri dari empat alternatif Uji Homogenitas
jawaban dengan jumlah soal sebanyak dua puluh
nomor yang telah di validasi. Teknik analisis data Uji Rata-rata N-Gain
dengan uji t yang sebelumnya di uji prasyarat
Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh
(Normalitas dan Homogenitas). Adapun materi
pokok yang diajarkan yaitu gaya. dari kelas eksperimen yang menggunakan
pendekatan pembelajaran contextual teaching and
Results and Discussion learning (CTL) dan kelas kontrol yang
menggunakan pembelajaran konvensional yang
Uji prasyarat analisis data yang dilakukan dihitung menggunakan persamaan N-Gain (Hake,
adalah uji normalitas dengan menggunakan uji
1998) dapat dilihat pada Tabel 2.
liliefors dan uji homogenitas data menggunakan
varians terbesar dibagi dengan varians terkecil
(Sugiyono, (2011).

62
Volume, 4, No. 2, 2020, 61-65 Jurnal Riset Pendidikan MIPA

Tabel 2. Hasil uji peningkatan hasil belajar siswa


kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas Pretest Posttest Rata-rata Gain

Eksperimen 42.85 81.45 0.67


Kontrol 42.35 69.05 0.46

Pada Tabel 2 dapat dilihat perbedaan Hal ini menunjukkan peningkatan hasil belajar
peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen siswa yang menggunakan pendekatan pembelajaran
dan kelas kontrol. Pada tabel di atas menunjukkan contextual teaching and learning (CTL)
rata-rata peningkatan hasil belajar siswa pada kelas dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran
eksperimen adalah 0,67 dan kelas kontrol adalah konvensional.
0,46 dimana kriteria peningkatan hasil belajar siswa
keduanya pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Uji Hipotesis (Uji-t)
termasuk kriteria sedang, meskipun keduanya Setelah terpenuhinya uji normalitas dan
memiliki kriteria peningkatan sedang namun homogenitas, maka dilakukan uji beda rata-rata
terdapat nilai yang lebih baik pada kelas atau uji t (dua pihak). Uji t tersebut diperoleh
eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol berdasarkan data pretest dan data posttest.
yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Tabel 3 Uji beda rata-rata (satu pihak) pretest kelas eksperimen dan kontrol
ttabel
Kelas Nilai rata-rata X thitung Keputusan
(α = 0,05)
Eksperimen 42,85
0,36 1,68 Ho diterima
Kontrol 42,35

Berdasarkan Tabel 3 kriteria pengujian siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
dimana H0 diterima dapat dilihat nilai thitung berada sama.
pada daerah penerimaan Ho. Dengan kata lain,
tidak terdapat perbedaan rata-rata skor hasil belajar Uji Hipotestis (Uji-t) posttest
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Hasil perhitungan analisis uji hipotesis tes akhir
dengan demikian kemampuan awal yang dimiliki pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
ditunjukan pada Tabel 4.

Tabel 4. Uji beda rata-rata (satu pihak) Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

No. Kelas Nilai rata-rata X thitung ttabel Keputusan

1 Eksperimen 81,45
7,62 1,68 H1 diterima
2 Kontrol 69,05

Berdasarkan Tabel 4 di atas bahwa kriteria siswa baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
pengujian dimana H0 diterima dapat dilihat nilai adalah sama. Selain itu disebabkan pula siswa pada
thitung berada di luar daerah penerimaan H0. Dengan kelas eksperimen dan kontrol belum mendapatkan
demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan kata pembelajaran materi tentang gaya. Penelitian ini
lain, terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa melakukan pemberian tes akhir setelah materi
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran tentang gaya berakhir dimana dengan soal yang
contextual teaching and learning (CTL) dan sama dengan tes awal yang telah diujikan kepada
menggunakan pembelajaran konvensional. Dengan siswa. Tes akhir (posttest) diberikan untuk
demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengetahui kemampuan akhir siswa di kedua kelas
akhir yang dimiliki siswa pada kelas eksperimen masing-masing dengan memiliki perlakuan yang
dan kelas kontrol berbeda. berbeda yaitu kelas eksperimen menggunakan
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh pendekatan contextual teaching and learning
nilai rata-rata tes awal pada kelas eksperimen dan (CTL) dan kelas kontrol menggunakan
kontrol adalah 42,85 dan 42,35. Hal ini pembelajaran konvensional (Anugraheni dkk.,
menunjukkan kemampuan awal yang dimiliki oleh 2018).

63
Abraham F.P. Kombu

Setelah diberi perlakuan pembelajaran pada (CTL) terhadap hasil belajar siswa tentang IPA
kelas eksperimen dan kontrol, keduanya Kelas IV SD Negeri Ampera.
memperoleh nilai yang meningkat dari keadaan
awal dengan nilai rata-rata yang dimiliki oleh siswa Acknowledgements
kelas eksperimen adalah 81,45 dan kelas kontrol Penulis mengakui dalam penyelesaian tesis
69,05 selain itu dapat dilihat dari hasil analisis ini penulis sudah banyak mendapat bantuan,
menggunakan uji N-Gain dengan kriteria tinggi, bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat dari
sedang, dan rendah. Hasil belajar siswa kelas berbagai pihak.
eksperimen lebih tinggi dibandingkan hasil belajar Penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang diperoleh oleh siswa kelas kontrol. Pada kelas ibu Siti Nuryanti dan bapak Amram Rede selaku
eksperimen diperoleh rata-rata N-gain dengan 8 ketua dan anggota tim pembimbing, bapak Daud
siswa kriteria tinggi, 12 siswa kriteria sedang. Pada K. Walanda selaku koordinator program studi
kelas kontrol diperoleh rata-rata N-gain dengan 3 bahkan semua pihak yang telah menyumbangkan
siswa kriteria tinggi, 10 siswa kriteria sedang, dan 7 pikiran dan kontribusi dalam penyelesaian tulisan
siswa kriteria rendah. Hasil ini kemudian ini.
didukung dengan adanya uji hipotesis yaitu uji-t.
Dari hasil analisa dan tes akhir yang ada diperoleh References
bahwa H1 diterima dengan kata lain terdapat Ahmadi, H. P., Suryati., & Khery, Y. (2016).
perbedaan antara pendekatan pembelajaran Pengembangan modul kontextual teaching
contextual teaching and learning (CTL) dengan and learning (CTL) berorientasi green
pembelajaran konvensional. Hal ini dikarenakan chemistry untuk pertumbuhan literasi sains
pada kelas eksperimen dilakukan sebuah siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia
pembelajaran yang lebih aktif dalam pembelajaran Hydrogen, 4(1), 17-25.
serta membuat proses belajar mengajar dikelas Ali, M & Fatimatur, E. (2015). Desain
lebih aktif dan menyenangkan sehingga siswa akan pembelajaran inovatif, Jakarta: Raja Grafindo
lebih memahami materi yang diajarkan Persada.
(Almodaires dkk., 2018).
Pembelajaran contextual teaching and Anugraheni, A. D., Oetomo, D., & Santosa, S.
learning dapat membantu meningkatkan hasil (2018). The effect of discovery learning model
belajar siswa karena model pembelajaran ini lebih with contextual teaching and learning
approach to written skill argumentation in
memfokuskan pada pemahaman serta menekankan terms of karangpandan senior high school. Bio
pada pengembangan minat dan pengalaman siswa Edukasi: Jurnal Pendidikan Biologi, 11(2),
dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sekedar 123-128.
hafalan sehari-hari (Hasibuan, 2014). Penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Almodaires, A. A., Alayyar, G. M., Almsaud, T.
oleh (Kasmawati dkk., 2017) bahwa terdapat O., & Almutairi, F. M. (2019). The
perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar evectiveness of flipped learning: A quasi-
dengan menggunakan metode contextual teaching experimental study of the perceptions of
and learning (CTL) dan yang tidak diajarkan kuwaiti preservice teachers. International
menggunakan Contextual Teaching and Learning Education Studies, 12(1), 10-23.
(CTL) hal ini dapat dilihat dari hasil uji t bahwa Djarwati, I. (2013). Penerapan model
nilai thitung < ttabel (2,139 < 2,00). Sejalan dengan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran
penelitian yang telah dilakukan oleh (Djarwati, IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa
2013) menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa sekolah dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan
yang diajarkan pendekatan CTL diperoleh nilai Guru Sekolah Dasar, 1(2), 1-7.
thitung sebesar 4,24 dan tabel sebesar 1,66. Fahruddin., Jufri, A. W., & Jamaluddin. (2016).
Pengaruh model pembelajaran kooperatif
Conclusion terhadap hasil belajar kognitif ditinjau dari
Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan akademis mahasiswa. Jurnal
pengaruh pendekatan pembelajaran contextual Penelitian Pendidikan IPA, 2(1), 1-9.
teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar Firdaus, S., Isnaeni, W., & Ellianawati. (2018).
siswa. Hal ini telah dibuktikan berdasarkan Motivation and learning achievement of
pengumpulan data dan analisis melalui pengolahan primary students in theme-based learning
data, diperoleh nilai n-gain pada kelas eksperimen using blended learning model. Jurnal of
adalah 81,45 (interpretasi tinggi) dan kelas kontrol Primary Education, 7(3), 324-331.
adalah 69,05 (intepretasi sedang). Uji t diperoleh
bahwa thitung = 7,62 dan ttabel = 1,68 pada taraf Hake, R. R. (1998). Interactive engagement versus
traditional methods a six-thousand student
signifikan 5% dengan demikian dapat disimpulkan survey of mechanics test data for introductory
bahwa t hitung > t tabel (7,62 > 1,68) sehingga physics courses. American Journal of Physics,
hasil pengujian hipotesis yang dinyatakan Ho 66(1), 64-74.
ditolak H1 diterima. Hal ini membuktikan bahwa
ada pengaruh penggunaan pendekatan Handini, D., Gusrayani, D., & Panjaitan, R. L.
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (2016). Penerapan model contextual teaching

64
Volume, 4, No. 2, 2020, 61-65 Jurnal Riset Pendidikan MIPA

and learning meningkatkan hasil belajar siswa Putri, K. D., Suyanto., & Nyeneng, I. D. P.
kelas IV pada materi gaya. Jurnal Pena Ilmiah, (2019). Pengaruh penerapan model
1(1), 1-10. pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran
Hasibuan, I. (2014). Model pembelajaran fisika terhadap hasil belajar siswa pada energy
contextual teaching and learning (CTL) materi energy terbarukan. Titian Ilmu: Jurnal
Logaritma: Jurnal Ilmu-Ilmu Pendidikan dan Ilmiah Multi Science, 11(2), 87-93.
Sains, 2(1), 1-12. Rukajat, A. (2018). Pembelajaran contextual
Hindasah, L. (2010). Penerapan pendekatan teaching and learning untuk meningkatkan
kontekstual untuk meningkatkan sikap ilmiah mutu hasil pembelajaran. Jurnal for Islamic
siswa pada pembelajaran gaya di kelas V Studies, 2(1), 55-72.
sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Dasar Edu Rusman (2011) Model-model pembelajaran:
Humaniora, 2(2), 1-12. mengembangkan profesionalisme guru.
Howey R, K. (2001). Contextual teaching and Jakarta: Rajawali Pers.
learning: Preparing teacher to enchance Sitepu, S.B. (2016). Meningkatkan hasil belajar
student sucsess in and beyond school. siswa melalui model pembelajaran contextual
Washington DC: ERIC clearinghouse on teaching and learning (CTL) di SMP Negeri 1
teaching and teaching education American Payung. Jurnal Handayani, 5(1), 160-170.
asociation of College for teacher education. Sugiyono., & Wibowo, E. (2002). Statistik untuk
Johnson, E, B. (2008). Contextual teaching & penelitian dan aplikasinya dengan SPSS 10.0
learning menjadikan kegiatan belajar mengajar windosws. Bandung: Alfabeta.
mengasyikkan dan bermakna. Bandung: Sugiyono. (2011). Metode penelitian pendidikan
Mizan Learning Center (MLC) pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&B.
Kasmawati., Latuconsina, N. K., & Abrar, A. I. P. Bandung: Alfabeta.
(2017). Pengaruh model pembelajaran Suharsaputra, U. (2012). Metode penelitian
contextual teaching and learning (CTL) kuantitatif, kualitatif dan tindakan. Bandung:
terhadap hasil belajar. Jurnal Pendidikan PT Refika Aditama.
Fisika, 5(2), 70-75.
Sujana, A. (2014). Pendidikan IPA. Bandung:
Komalasari, K. (2013). Pembelajaran kontekstual Rizqi Press.
konsep dan aplikasi. Bandung: Refika
Aditama. Sutardi, D. & Sudirjo, E. (2007). Pembaharuan
dalam PBM di SD Bandung: UPI PRESS.
Lubrick, M., Zhou, G., & Zhang, J. (2019). Is the
future bright? The potential of lighboard Tantu, Y. R. P. (2018). Penerapan pembelajaran
videos for student achievement and kontekstual untuk meningkatkan kemampuan
engagement in learning. Eurasia Journal of berpikir kritis siswa kelas XI pada pelajaran
Mathematics, Science and Technology kimia di UPH college. Polygot: Jurnal Ilmiah,
Education, 15(8), 1-14. 14(2), 209-222.
Nirmalasari., Santiani., & Rohmadi, M. (2016). Zakiyatun, C., Cawang., & Kurniawan, R.A.
Penerapan model pembelajaran learning cycle (2017). Pengaruh media peta konsep dalam
terhadap keterampilan proses sains dan hasil model pembelajaran kooperatif tipe numbered
belajar siswa pada pokok bahasan getaran heads together (NHT) terhadap hasil belajar
harmonis. Edusains, 4(2), 74-94. dan daya ingat siswa pada materi hidrologis
garam Kelas XI MIPA SMA Negeri 7
Priyono, S. (2016). Pengaruh penerapan Pontianak. Ar-Razi Jurnal Ilmiah, 5(2), 159-
pembelajaran kontekstual terhadap hasil 168.
belajar ipa siswa kelas IV SD Negeri
Karangjati. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, 9(5), 1-10.

65

You might also like