You are on page 1of 15

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, LINGKUNGAN

BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG MEDIA


PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
DI KELAS XI SMA N 4 Kotabumi
Oleh:
Sisca Triana, Adelina Hasyim, Riswandi
FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
e-mail: visit.sisca@gmail.com
0819696568

Abstract: Correlation between study motivation, environment and students


perception about learning media through student study achievement at SMA
N 4 Kotabumi. The objective of research is aimed to (1) study motivation
through economic study achievement, (2) study environment through economic
study achievement, (3) students perception about learning media through
economic study achievement, (4) study motivation, study environment, and
learning media usage through economic study achievement.This research used ex
post facto method by correlation approach. To collecting the sample of data used
random sampling. To collecting the data was done by questionnaire and
documentation techniques. The result of research show: there is correlation
between study motivation (X1) through economic study achievement (Y) which
was 0,609 grade correlation; correlation study environment (X2) through
economic study achievement (Y) was gotten 0,705 grade correlation; correlation
student perception about learning media (X3) through economic study
achievement (Y) was gotten 0,718 grade correlation. According the data above,
student perception about learning media (X3) is very highest grade correlation, it
means learning media factors is factor which influence in economic study
achievement directly, if it compared between study motivation and study
environment.

Key words: study motivation, study environment, student perception about


learning media, study achievement.

Abstark: Hubungan motivasi belajar, lingkungan belajar dan persepsi siswa


tentang media pembelajaran terhadap prestasi belajar di SMAN 4 kotabumi
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan (1) motivasi belajar dengan prestasi
belajar ekonomi, (2) lingkungan belajar dengan prestasi belajar ekonomi, (3)
persepsi siswa tentang media pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi, (4)
motivasi belajar, lingkungan belajar, dan pemanfaatan media pembelajaran
dengan prestasi belajar ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode ex post facto
dengan pendekatan korelasional. Teknik pengambilan sampel secara acak
sederhana (simple random sampling). Instrumen penelitian berupa teknik angket
dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan temuan: terdapat hubungan
motivasi belajar (X1) dengan prestasi belajar ekonomi (Y) diperoleh angka
korelasi sebesar 0,609; hubungan lingkungan belajar (X2) dengan prestasi belajar
ekonomi (Y) diperoleh korelasi sebesar 0,705; hubungan persepsi siswa tentang
2

media pembelajaran (X3) dengan prestasi belajar ekonomi (Y) diperoleh angka
korelasi sebesar 0,718. Hal ini berarti bahwa faktor media pembelajaran
merupakan faktor yang secara langsung paling menentukan prestasi belajar
ekonomi jika dibandingkan dengan motivasi belajar dan lingkungan belajar.

Kata Kunci: Motivasi Belajar, Lingkungan Belajar, Persepsi Siswa tentang


Media Pembelajaran, Prestasi Belajar.

PENDAHULUAN bias memotivasi, dan menggunakan


keterampilan, termasuk penggunaan
Interaksi antara guru dengan media pembelajaran akan mampu
siswa merupakan aktivitas yang mendukung peningkatan prestasi
mendominasi dalam proses belajar belajar siswa.
mengajar di sekolah. Keberhasilan Menurut Tu’u (2004: 75)
dalam proses interaksi antara guru “Prestasi adalah hasil yang dicapai
dengan siswa dalam proses belajar seseorang ketika mengerjakan tugas
mengajar tidak hanya tergantung pada atau kegiatan terterntu”. Selanjutnya
metode atau cara yang dipakai dalam menurut Arifin (1991: 3) “Prestasi
mengajar, akan tetapi komponen- didefinisikan sebagai kemampuan,
komponen lain juga mempengaruhi keterampilan, dan sikap seseorang
keberhasilan dalam interaksi belajar dalam menyelesaikan sesuatu hal”.
mengajar tersebut. Menurut Prestasi belajar adalah “Istilah yang
Sardiman (2004:173) komponen- telah dicapai individu sebagai usaha
komponen yang mempengaruhi yang dialami secara langsung serta
keberhasilan interaksi belajar merupakn aktivitas yang bertujuan
mengajar antara lain adalah guru, untuk memperoleh ilmu pengetahuan,
siswa, metode, alat atau teknologi, ketrampilan, kecerdasan, kecakapan
sarana dan tujuan. dan sebagainya dalam keadaan
Dalam mengajar seorang guru kondisi serta situasi tertentu”
harus dapat menarik perhatian siswa (Depdikbud, 1984: 298).
dan membangkitkan semangatnya Dengan demikian, prestasi
untuk belajar. Hal ini membutuhkan belajar merupakan hasil yang telah di
kemampuan khusus guru dalam capai oleh peserta didik dalam proses
mengajar, yaitu kemampuan untuk pembelajaran yang ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka dari hasil
3

evaluasi yang dilakukan oleg guru. motivasi dapat dikatakan sebagai


Jadi prestasi belajar siswa terfokus keseluruhan daya penggerak di dalam
pada nilai atau angka yang dicapai diri siswa yang menimbulkan
siswa dalam proses pembelajaran di kegiatan belajar, yang menjamin
sekolah. Sehingga, seorang guru kelangsungan dari kegiatan belajar
dapat mengetahui apakah peserta dan memberikan arah pada kegiatan
didik sudah menguasai materi belajar, sehingga tujuan yang
pelajaran atau belum. Selain sebagai dikehendaki oleh subjek belajar itu
indikator keberhasilan program dapat tercapai (Sardiman,23: 2000).
tertentu, prestasi belajar juga sebagai Siswa yang memiliki motivasi
indikator dari kualitas suatu institusi belajar akan bergantung pada apakah
pendidikan. aktivitas tersebut memiliki isi yang
Berdasarkan hasil wawancara menarik atau proses yang
antara peneliti dengan siswa serta menyenangkan. Intinya, motivasi
hasil pengamatan, ditemukan bahwa belajar melibatkan tujuan-tujuan
faktor motivasi, lingkungan dan belajar dan strategi yang berkaitan
penggunaan media sangat dalam mencapai tujuan belajar
mempengaruhi proses pembelajar tersebut (Brophy,42: 2004). Terdapat
siswa di SMA Negeri 4 Kotabumi. dua aspek dalam teori motivasi
Apakah motivasi yang sifatnya belajar yang dikemukakan oleh
instrinsik atau pun ekstinsik dari Santrock (61:2007), yaitu:
siswa itu sendiri, serta pengaruh 1. Motivasi ekstrinsik, yaitu
suasana lingkungan sekolah itu melakukan sesuatu untuk
sendiri. mendapatkan sesuatu yang lain
Menurut Santrock, motivasi (cara untuk mencapai tujuan).
adalah proses yang memberi Motivasi ekstrinsik sering
semangat, arah, dan kegigihan dipengaruhi oleh insentif
perilaku. Artinya, perilaku yang eksternal seperti imbalan dan
memiliki motivasi adalah perilaku hukuman. Misalnya, murid belajar
yang penuh energi, terarah, dan keras dalam menghadapi ujian
bertahan lama (Santrock, 79:2007). untuk mendapatkan nilai yang
Dalam kegiatan belajar, maka baik.
4

2. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi lingkungan, baik lingkungan fisik


internal untuk melakukan sesuatu maupun sosial” (2001: 28). Dengan
demi sesuatu itu sendiri (tujuan demikian, dapat diambil kesimpulan
itu sendiri). Misalnya, murid bahwa lingkungan belajar adalah
belajar menghadapi ujian karena segala sesuatu yang berada di luar diri
dia senang pada mata pelajaran siswa yang dapat mendukungnya
yang diujikan itu. Murid dalam proses belajar.
termotivasi untuk belajar saat Menurut Bimo Walgito (2004:
mereka diberi pilihan, senang 155) apabila kita berbicara tentang
menghadapi tantangan yang lingkungan belajar, maka kita akan
sesuai dengan kemampuan membahas masalah yang
mereka, dan mendapat imbalan berhubungan dengan tempat, alat-alat
yang mengandung nilai untuk belajar, suasana, waktu, dan
informasional tetapi bukan pergaulan. Dalam proses belajar dan
dipakai untuk kontrol, misalnya mengajar, peralatan dan perlengkapan
guru memberikan pujian kepada belajar merupakan komponen penting
siswa. yang turut menentukan kualitas
Menurut Brophy (102: 2004), pembelajaran. Proses belajar dan
terdapat lima faktor yang dapat mengajar tidak akan dapat berjalan
mempengaruhi motivasi belajar siwa, dengan baik tanpa adanya dukungan
yaitu: dari perlatan yang memadai. Tak
a. Harapan guru terkecuali penggunaan media untuk
b. Instruksi langsung
pembelajaran. Dalam posisi seperti
c. Umpanbalik (feedback) yang
tepat ini, penggunaan media pembelajaran
d. Penguatan dan hadiah
dikaitkan dengan apa-apa saja yang
e. Hukuman
dapat dilakukan oleh media, yang
Berkaiatan denga hal tersebut
mungkin tidak mampu dilakukan oleh
Hamalik menjelaskan “Proses
guru (atau guru melakukannya kurang
perubahan akibat pembelajaran pun
efisien). Dengan kehadiran media
dapat terjadi melalui interaksi dengan
pembelajaran maka posisi guru bukan
lingkungan, Artinya inti dari belajar
lagi sebagai satu-satunya sumber
adalah pengalaman, dan pengalaman
belajar, tetapi sebagai fasilitator.
ini diperoleh melalui interaksi dengan
5

Bahkan pada saat ini media telah memungkinkan siswa belajar sendiri
diyakini memiliki posisi sebagai berdasarkan minat dan
sumber belajar. kemampuannya, dan mengatasi sikap
Penggunaan media pengajaran pasif siswa; dan (iv) memberikan
akan sangat membantu keefektifan rangsangan yang sama, dapat
proses pembelajaran dan menyamakan pengalaman dan
penyampaian informasi (pesan dan isi persepsi siswa terhadap isi pelajaran.
pelajaran) pada saat itu. Kehadiran Berdasarkan atas beberapa
media dalam pembelajaran juga fungsi media pembelajaran yang
dikatakan dapat membantu dikemukakan di atas, maka dapat
peningkatan pemahaman siswa, disimpulkan bahwa penggunaan
penyajian data/informasi lebih media dalam kegiatan belajar
menarik dan terpercaya, memudahkan mengajar memiliki pengaruh yang
penafsiran data, dan memadatkan besar terhadap alat-alat indera.
informasi. Jadi dalam hal ini Terhadap pemahaman isi pelajaran,
dikatakan bahwa fungsi media adalah secara nalar dapat dikemukakan
sebagai alat bantu dalam kegiatan bahwa dengan penggunaan media
belajar mengajar. akan lebih menjamin terjadinya
Sadiman (42:1990) pemahaman yang lebih baik pada
menyampaikan fungsi media (media siswa. Pebelajar yang belajar
pendidikan) secara umum, adalah lewat mendengarkan saja akan
sebagai berikut: (i) memperjelas berbeda tingkat pemahaman dan
penyajian pesan agar tidak terlalu lamanya “ingatan” bertahan,
bersifat visual; (ii) mengatasi dibandingkan dengan pebelajar yang
keterbatasan ruang, waktu, dan daya belajar lewat melihat atau sekaligus
indera, misal objek yang terlalu besar mendengarkan dan melihat. Media
untuk dibawa ke kelas dapat diganti pembelajaran juga mampu
dengan gambar, slide, dsb., peristiwa membangkitkan dan membawa
yang terjadi di masa lalu bisa pebelajar ke dalam suasana rasa
ditampilkan lagi lewat film, video, senang dan gembira, di mana ada
fota atau film bingkai; (iii) keterlibatan emosianal dan mental.
meningkatkan kegairahan belajar, Tentu hal ini berpengaruh terhadap
6

semangat mereka belajar dan kondisi Kotabumi Lampung Utara dengan


pembelajaran yang lebih hidup, yang populasi sebanyak 320 orang siswa.
nantinya bermuara kepada Sedangkan yang menjadi subjek
peningkatan pemahaman terhadap penelitian adalah siswa kelas XI
materi ajar. Jurusan IPS SMA tahun pelajaran
Berdasarkan permasalahan di 2011/2012. Penelitian ini
atas, tujuan penelitian yang ingin menekankan pada proses maupun
dicapai dalam penelitian ini adalah produk dalam pembelajaran ekonomi.
untuk (1) Menjelasankan hubungan Prosep Pengumpulan data
motivasi dengan prestasi belajar, (2) dalam penelitian ini dilakukan dengan
Menjelaskan hubungan lingkungan teknik angket dan dokumentasi.
dengan prestasi belajar, (3) Angket digunakan untuk
Menjelaskan hubungan pemanfaatan mendapatkan data tentang motivasi
media photo dengan prestasi belajar, belajar, lingkungan belajar, dan media
dan (4) Menjelaskan hubungan pembelajaran. Penyusunan dan
motivasi, lingkungan dan pengembangan butir-butir instrumen
pemanfaatan media photo dengan dibuat berlandaskan teori dann
prestasi belajar ekonomi. literatur yang berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti.
METODE PENELITIAN
Pengukuran angket dengan
Penelitian ini menggunakan menggunakan skala likert dengan
model ex post facto dengan bentuk checklist. Sedangkan teknik
pendekatan korelasional. Metode dokumentasi digunakan untuk
survey adalah suatu metode penelitian memperoleh data prestasi belajar
yang mengambil sampel dari suatu siswa yang diperoleh dari nilai raport
populasi tertentu. Metode ini siswa.
digunakan untuk mengemukakan ada Analisis deskriptif digunakan
tidaknya hubungan antar variabel satu untuk menggambarkan sebaran data
dengan variabel yang lain, serta tidak yang meliputi analisis deskriptif yang
memberikan perlakukan apapun selanjutnya masing-masing variabel
terhadap subyek penelitian. Penelitian dibagi menjadi empat katagori
ini telah dilaksanakan di SMAN 4
7

sebagaimana tertera pada table di prestasi belajar ekonomi (Y)


bawah ini. diperoleh angka korelasi sebesar
Katagori pada masing- 0,718.
Interval
masing variabel 4. Berdasarkan angka korelasi yang
Nilai
I II III IV diperoleh, ternyata pemanfaatan
>Mi–1 Tin Tin Ting Tin media pembelajaran (X3) paling
SD ggi ggi gi ggi
besar angka korelasinya yaitu
Mi–1 SD Sed Sed Seda Sed
sebesar 0,718 hal ini berarti
-M+1 SD ang ang ng ang
bahwa pemanfaatan media
<Mi–1 Re Re Rend Re
pembelajaraan merupakan faktor
SD nda nda ah nda
yang secara langsung paling
h h h
menentukan prestasi belajar
Keterangan : ekonomi jika dibandingkan
I : Motivasi motivasi belajar dan lingkungan
II : Lingkungan belajar. Hal ini menunjukkan
III : Media dalam pembelajaran dibutuhkan
IV : Prestasi media penghubung yang dapat
Mi = Nilai Rerata mengajak siswa memasuki
SD = Simpangan Baku dunianya. Sedangkan faktor
lingkungan belajar (X2) dengan
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN angka korelasi 0,705 lebih dekat
hubunganya dengan prestasi
Hasil Penelitian
1. Hubungan motivasi belajar (X1) belajar jika dibandingkan dengan

dengan prestasi belajar ekonomi motivasi belajar (X1) yang angka

(Y) diperoleh angka korelasi korelasinya 0,609. Sebab dalam

sebesar 0,609. unsur lingkungan terdapat unsur

2. Hubungan lingkungan belajar pemenuhan kebutuhan siswa

(X2) dengan prestasi belajar seperti kondisi keluarga yang

ekonomi (Y) diperoleh korelasi hangat, proses pembelajaran yang

sebesar 0,705. menyenangkan, disiplin yang

3. Hubungan pemanfaatan media tinggi, gedung bersih dan

pembelajaran (X3) dengan nyaman, dan sebagainya.


8

Pembahasan menjaga dan memelihara motivasi


1. Motivasi Belajar
internal, hampir semua sepakat nilai,
Motivasi dapat tumbuh dari
hadiah, kompetisi dan yang lainya
dalam diri individu. (instrinsik) dan
sangat diperlukan untuk hal tersebut,
dapat pula timbul akibat pengaruh
sebaba kekuatan dari dalam masih
dari luar dirinya (eksternal).
kurang cukup untuk merealisasikan
Berdasarkan penelitian di atas dimana
cita-cita dan harapanya.
(95% siswa ) SMA Negeri 4
Kotabumi memiliki cita – cita yang 2. Lingkungan Belajar
tinggi yakni ingin menjadi Lingkungan belajar adalah
pejabat/PNS dilingkungan segala sesuatu yang mempengaruhi
pemerintahan. dan dipertimbangkan oleh
Motivasi ini, memicu pola penyelenggara program untuk
belajar yang giat dan penuh perhatian, menjalankan proses pembelajaran
hal ini ditandai dengan antusiasme yang meliputi kondisi lingkungan
siswa mengikuti pelajaran yang baik fisik maupun sosial
tengah disampaikan guru. Dan untuk pembelajaran (Arikunto:2009 : 46).
merealisasikan cita-citanya tersebut Lingkungan sosial yang baik
77% siswa meyakini pendidikan memungkinkan para siswa untuk
yang berada di luar Lampung akan berinteraksi secara baik, siswa dengan
sanggup mewujudkan impinya siswa, guru dengan siswa, guru
tersebut, sehingga dalam proses dengan guru, atau guru dengan
menuju kesana, dominan peserta karyawan, dan siswa dengan
didik selalu giat mengikuti karyawan, serta secara umum
pembelajaran yang menjadi paforit interaksi antar personil. Dan kondisi
atau unggulannya. pembelajaran yang kondusif hanya
Motivasi instrinsik untuk dapat dicapai jika interaksi sosial ini
melejitkan potensi diri masih belum berlangsung secara baik.
cukup, mesti disempurnakan dengan Kondisi lingkungan sosial
motovasi eksternal/ekstrinsik 80% SMA Negeri 4 Kotabumi juga baik,
siswa mengakui, bahwa faktor dengan perolehan skor 65%. Hal ini
ekstrinsik menjadi salah satu motivasi berarti bahwa lingkungan sosial
terkuat dan terbesar yang mampu (guru, karyawan, teman sekelas) di
9

tempat mereka cukup membantu dalam menimba, artinya SMAN 4


pertumbuhan pengetahun dan Kotabumi memenuhi standar yang
motivasi belajar. Hal ini menunjukan telah diatur oleh menteri pendidikan
standar yang diharapkan juga nasional.
terpenuhi. Aspeknya terlihat pada
3. Media Pembelajaran
hubungan antara siswa dengan siswa,
Berdasarkan penelitian yang
siswa dengan guru, dan guru dengan
diadakan peneliti, media
guru terlihat baik dan harmonis. .
pembelajaran dalam hal ini adalah
Faktor penting selanjutnya
media photo, yang secara signifikan
yang dapat memaksimalkan
membantu siswa dalam memahami
kesempatan pembelajaran bagi anak
pembelajaran yang diberikan oleh
adalah penciptaan lingkungan
guru, sebanyak 19 siswa atau 59,50%
pembelajaran yang kondusif (Non
responden mengaku terbantu dengan
sosial). Lingkungan pembelajaran
media photo yang sajikan guru di
dalam hal ini, adalah segala sesuatu
depan kelas. Dengan jumlah yang
yang berhubungan dengan tempat
sama yakni 59,50% responden siswa
proses pembelajaran dilaksanakan.
mengakui materi yang disampaikan
Sedangkan kondusif berarti kondisi
guru memberi pemahaman yang lebih
yang benar-benar sesuai dan
baik kepada mereka dibanding hanya
mendukung keberlangsungan proses
sekedar verbalisme semata artinya
pembelajaran. Proses pembelajaran
media pembelajaran yang
merupakan interaksi antara anak
menampilkan sisi visualisasi lebih
dengan lingkungannya, sehingga pada
muda dideskripsikan dengan kata-
diri anak terjadi proses pengolahan
kata daripada sekedar narasi, hal ini
informasi menjadi pengetahuan,
diperkuat 78,25% responden yang
keterampilan dan sikap sebagai hasil
menhyatakan bahwa media photo
dari proses belajar.
memperkuat ingatan mereka terhadap
Berdasarkan hasil observasi
materi pelajaran yang baru saja di
lingkungan non social hampir 65%
sampaikan. Ditambah kesesuaian
memberikan pendapat bahwa
antara gambar yang disajikan dengan
lingkungan non sosial yang ada di
materi yang akan dibahas memiliki
sekolah ini cukup membantu mereka
korelasi yang signifikan, 93,75%
10

responden atau 30 orang siswa media photo yang ditampilkan dalam


menyatakan bahwa tampilan media proses pembelajaran kemampuanya
photo sangat baik dan berkesesuaian sangat baik untuk menembus ruang
dengan materi yang diajarkan, jadi dan waktu.
mereka sangat mudah untuk Dengan sifatnya yang
memahami materi yang diberikan situasional, media photo juga
oleh guru yang bersangkutan. fleksibel, artinya dapat di tunjukan
Penelitian menunjukan bahwa dalam ruangan atau di luar ruangan,
alat bantu belajar dalam hal ini media sifat ini memungkinkan semua guru
photo sangat membantu siswa dalam tidak terbatas hanya pada mata
memahamai pelajaranya, diantaranya pelajaran ekonomi saja, sebagaimana
dinyatakan 31 orang siswa atau di ungkapkan 29 orang siswa atau
96,75% responden, dengan 90,75% bahwa, sangat baik bila semu
ditampilkanya photo sangat guru dalam menyampaikan
mendukung materi pembelajaran, pembelajaranya menggunakan media
mereka merasakan bahwa media photo. Hal tersebut dapat
photo tersebut sangat baik mendekatkan siswa pada objek yang
membangun pengalaman baru siswa tengah dipelajarinya.
dalam pembelajaran, selain itu photo Karenanya dapat dimaklumi kalau
sebagai media juga melintasi ruang sebanyak 26 orang siswa atau
dan waktu, artinya media photo dapat 82,50% responden menyatakan
menampilkan kejadian-kejadian atau tertarik mengikuti pembelajaran yang
pristiwa-pristiwa yang sama sekali menggunakan media photo. Sehingga
siswa tidak mengalaminya, karena sebanyak 25 orang siswa atau
boleh jadi saat peristiwa berlangsung 77,50% responden menyatakan
si siswa belum lahir, sehingga dengan memperhatikan pembelajaran
ditampilkanya photo yang bersifat Pelajaran Ekonomi hingga tuntas, ini
situasional dapat menumbuhkan menunjukan keantusiasan siswa
chamestry antara siswa dengan objek dalam mengikuti materi pelajaran
yang ditampilkan guru di depan kelas, yang diberikan oleh guru, buah
sebanyak sebanyak 25 orang siswa keantusiasan siswa ini dapat
atau 78,10% responden menyatakan dimengerti dari 25 orang siswa atau
11

67,75% responden menyatakan tidak proses belajar mengajar dalam waktu


mengajukan pertanyaan terhadap tertentu baik berupa perubahan
materi yang disampaikan guru, akan tingkah laku, keterampilan dan
tetapi sebanyak 27 orang siswa atau pengetahuan dan kemudian akan
84,75% responden menyatakan diukur dan dinilai yang kemudian
menjawab pertanyaan yang guru diwujudkan dalam angka atau
ajukan. pernyataan. Berdasarkan hasil
Kondisi ini mendeskripsikan observasi dan dokumentasi, prestasi
bahwa tingkat pemahaman siwa belajar siswa dalam hal ini meliputi
terhadap materi yang diberikan guru (sikap, pengetahuan dan pemahaman,
begitu tinggi, ketika diminta bertanya kecerdasan dan keterampilan) dapat
tidak mengajukan pertanyaan, diketahui bahwa, terjadi peningkatan
manakala diberi pertanyaan dengan yang cukup baik nilai pelajaran
antusias menjawab pertanyaan guru, ekonomi antara sebelum dengan
apalagi hal tersebut dilengkapi sesudah menggunakan media photo
dengan sikap mengerjakan tugas dalam pembelajaran. Seperti pada
dengan baik sebagaiamana prestasi dalam hal sikap, ada
diungkapkan 21 orang siswa atau perubahan signifikan sebelum dan
65,00% responden menyatakan sesudah menggunakan media photo
mengerjakan tugas sesuai dengan pembelaja, 65% responden
intruksi guru, dan mereka juga menunjukan sikap antusias dalam
menganggap tugas yang guru berikan mengikuti pembelajaran yang
tersbut bukanlah beban melainkan disampaikan sang guru, padahal
tantangan yang harus dihadapi dan sebelum media photo digunakan
diselesaikan dengan tuntas, sebagai instrumen pembelajaran
sebagaimana dinyatakan 19 orang peserta didik cuek dan masa bodoh,
siswa atau 50,25 % responden bahkan pemanfaatan photo sebagai
menyatakan tertantang dengan tugas media pembelajaran menjadikan
yang guru berikan. mereka lebih bersifat positif dan
Prestasi belajar adalah hasil selalu tertantang untuk menjalankan
atau taraf kemampuan yang telah tugas-tugas yang diberikan guru, ini
dicapai siswa setelah mengikuti terlihat dari respon 19 orang siswa
12

atau 50,25 % yang menyatakan Media Photo dengan Prestasi


Belajar.
tertantang dengan tugas yang guru
berikan. Tidak hanya menjadikan Berdasarkan hasil
tugas sebagai suatu tantangan, pengamatan dan hasil test dapat
sebagian siswapun sudah dapat diketahui bahwa media foto pada
menyelesaikan tugas dengan baik dan mata pelajaran ekonomi dengan
dikerjakan secara mandiri (81,25%). materi pokok ketenagakerjaan dan
Sementara pada prestasi APBN dapat meningkatkan prestasi
dalam hal keterampilan, 7 orang belajar siswa kelas XI SMA N 4
siswa atau 32,25% responden Kotabumi. Hal tersebut dapat dilihat
menyatakan mengajukan pertanyaan dengan hasil test yang kami lakukan
terhadap materi yang disampaikan sebelum dan sesudah menggunakan
guru, pada hal sebelumnya hanya 2 media foto, sebanyak 25 siswa
orang saja yang berani mengajukan nilainya mengalami kenaikan, 5
pertanyaan, perubahan ini walau siswa nilainya tidak berubah serta 2
secara kuantitas tidak menunjukan anak yang mengalami penurunan,
kehebohan, akan tetapi secara meskipun mengalami penurunan nilai
kuantitas terlihat trend yang positif, namun masih cukup. Selain dapat
siswa sudah berani mengemukakan dilihat dari nilai dapat dilihat dari
pendapatnya. Disisi lain, yaitu hasil pengamatan yang kami lakukan.
keterampilan menjawab pertanyaan Kebanyakan siswa menyukainya
guru terlihat lebih fenomenal, dari dengan berbagai alasan salah satunya
hanya 5 orang sebelum dapat melihat langsung objek yang
dikembangkanya media photo sedang dipelajrinya, khususnya pada
menjadi 27 orang siswa atau 84,75% mata pelajaran ekonomi dengan
responden yang secara serius meteri pokok ketenaga kerjaan dan
menyatakan menjawab pertanyaan APBN dan juga mereka belum
yang guru ajukan, artinya disini siswa pernah menggunakan media foto
sudah mulai memahami secara utuh sebagai media pembelajaran.
materi-materi yang guru berikan. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa metode yang disukai
4. Hubungan Motivasi,
oleh siswa akan sangat membantu
Lingkungan dan Pemanfaatan
13

untuk meningkatkan prestasi siswa. disiplin yang tinggi, gedung yang


Menurut Asnawir Anwar dan Usman bersih dan nyaman dan sebagainya.
Basyiruddin tentang beberapa alasan Lingkungan belajar yang kondusif ini
penggunaan foto sebagai media sangat penting bagi keberlangsungan
pengajaran sebagai berikut: a) proses pembelajaran, hal ini sesuai
Bersifat kongrit, para siswa akan dengan pendapat Indra Jati Sidi
dapat melihat dengan jelas sesuatu (2005:148), menurutnya lingkungan
yang sedang dibicarakan atau belajar sangat berperan dalam
didiskusikan; b) Dapat mengatasi menciptakan suasana belajar
ruang dan waktu, melalui gambar menyenangkan. Memang ada
dapat diperlihatkan kepada siswa sebagian siswa yang mempunyai
foto- foto benda yang jauh atau yang motivasi yang tinggi dalam mengikuti
terjadi beberapa waktu lalu; c) Mudah pembelajaran ekonomi, akan tetapi
digunakan baik untuk perorangan jika lingkunganya tidak kondusif,
maupun untuk kelompok. Dengan akan sulit mendapatkan hasil yang
demikian terbukti bahwa siswa dalam maksimal.
belajar dengan sesuatu yang Motivasi belajar yang tinggi
disenangi, menarik serta mudah tidaklah cukup untuk mendapatkan
pemahamannya akan mampu prestasi yang tinggi tanpa didukung
meningkatkan prestasi belajar siswa. oleh lingkungan yang kondusif, tetapi
Faktor lingkungan belajar (X2) sebaliknya jika lingkungan yang
dengan angka korelasi sebesar 0,705 kondusif kemudian motivasi
lebih dekat hubunganya dengan belajarnya rendah, masih bisa
prestasi belajar siswa dalam pelajaran disiasati, sebab pembelajaran
ekonomi (Y) jika dibandingkan ekonomi kadangkala tidak harus
dengan motivasi belajar (X1) dengan serius. Jadi inilah yang menjadi faktor
angka korelasi 0,609 dikarenakan lingkungan belajar lebih dekat dengan
dalam unsur lingkungan tersebut prestasi belajar jika dibandingkan
terdapat unsur pemenuhan kebutuhan dengan faktor motivasi belajar siswa.
siswa seperti kondisi keluarga yang Meningkatnya peran serta siswa
hangat, ekonomi yang mapan, proses dalam proses pembelajaran memang
pembelajaran yang menyenangkan, di picu oleh adanya media
14

pembelajaran, kemudian pembelajaran maka akan semakin


disempurnakan oleh motivasi dan baik prestasi belajar.
lingkungan yang ada. Dengan
Saran
demikian dapat difahami bahwa,
a. Untuk siswa. Hendaknya siswa
motivasi, lingkungan dan media
bisa memotivasi diri dengan cara
pembelajaran yang ada
tekun mengerjakan tugas, ulet
mempengaruhi prestasi siswa baik
mengahadapi kesulitan, selalu
dari sisi akademiknya, sikapnya
berusaha sebaik mungkin dan
maupun keterampilanya.
berusaha meraih prestasi.

SIMPULAN DAN SARAN b. Untuk Guru. Lebih kreatif dan

1. SIMPULAN inovatif dalam mengembangkan


media pembelajaran, khususnya
a. Terdapat kecendrungan bahwa
media foto, dengan harapan siswa
semakin tinggi motivasi belajar
akan senang mengikuti
siswa, maka akan semakin tinggi
pembelajaran.
prestasi belajar siswa mata
pelajaran ekonomi. c. Untuk Sekolah. Hendaknya
sekolah menyediakan dan
b. Terdapat kecendrungan bahwa
mempersiapkan lingkungan
semakin baik lingkungan belajar
belajar yang kondusif dan asri,
siswa, maka akan semakin baik
baik yang bersifat sosial maupun
prestasi belajar siswa mata
non sosial, sehingga pembelajaran
pelajaran ekonomi.
yang diberlangsungkan dapat
c. Terdapat kecendrungan bahwa tumbuh berkembang, harmonis
semakin baik media dan dinamis.
pembelajaran, maka akan semakin
baik pula prestasi belajar siswa DAFTAR PUSTAKA
mata pelajaran ekonomi.
Ali, Moh dan Asrori, Moh, 2004.
d. Terdapat kecendrungan bahwa Psikologi Remaja. Jakarta:
Bumi Aksara.
semakin tinggi motivasi belajar, AM, Sardiman, 2004. Interaksi dan
semakin baik lingkungan belajar Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara
siswa, dan semakin baik media
15

Aqib, Zainal. 2002. Profesionalisme Paradigma Baru Pendidikan .


Guru Dalam pembelajaran. Jakarta: Paramadina
Surabaya: Insan Cendekia. Sudjana, Nana.2005. Media
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Pembelajaran . Sinar Baru.
Penelitian. Jakarta: Rineka Bandung
Cipta. Sugiyono. 2002. Statistika Untuk
Bruner, J. S. 2001. Toward a Theory Penelitian. Bandung:
of Instruction. Cambridge: Alfabeta.
Harvad university Supardi, Imam. 2003. Lingkungan
Criticos, C. 1996. Media selection. Hidup dan Kelestariannya.
Plomp, T., & Ely, D. P. (Eds.): Bandung PTAlumn.
International. Suryabrata, S .2004. Pembimbing ke
Departemen Pendidikan dan Psikodiagnostik. Edisi II.
Kebudayaan. 2002. Kamus Yogyakarta : Raka Press
Besar Bahasa Indonesia, Tirtonegoro, Sutratina. 2004. Anak
Jakarta: Balai Pustaka Supernormal dan Program
Djamarah, Saeful Bahri. 2006. Pendidikannya. Jakarta : Bina
Strategi Belajar Mengajar. Aksara.
Jakarta: Rineka Cipta Tu’u Tulus. 2004. Peran Disiplin
Hamalik, Oemar. 2001. Proses pada Perilaku dan Prestasi
Belajar mengajar. Jakarta: Siswa. Jakarta: Grasindo.
Bumi Aksara. Winkel, W.S. 2001. Bimbingan dan
Nurman, Muhammad. 2006. Konseling di Institusi
”Pengaruh Penggunaan Pendidikan. Jakarta :
Metode Pembelajaran Inkuiri Gramedia.
dan Ekspositori Terhadap Yusuf, Syamsu. 2002. Dasar-dasar
Sikap Politik Berdemokrasi Pembinaan Kemampuan
dan Prestasi belajar Siswa Proses Belajar Mengajar.
Pada Pembelajaran PPKn di Bandung : CV. Andria.
SMA (Studi Eksperimen
tentang Pengaruh Metode
Pembelajaran Terhadap Sikap
Politik Berdemokrasi dan
Prestasi Belajar PPKn Siswa
di SMA NW Pancor – Lombok
Timur) Tesis (tidak
diterbitkan) Program
Pascasarjana IKIP Negeri
Singaraja.
Saroni, Muhammad. 2006. Menjadi
Guru Profesional. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Sardiman, A.M. 2008.
Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta. PT. Raya
Grafindo Persada.
Sidi, I. D. 2005. Menuju Masyarakat
Belajar: Menggagas

You might also like