You are on page 1of 5

Pengertian Ta'alluq Shuluhi Qadim Tanjizi Qadim dan Tanjizi

Hadits
Pengertian Ta'alluq Shuluhi Qadim Tanjizi Qadim dan Tanjizi Hadits

Didalam ilmu tauhid ada istilah yang disebut dengan taa'lluq shuluhi qadim, tanjizi qadim dan
tanjizi hadits. Apa arti tiap-tiap istilah tersebut dan apa perbedaannya tgk

Jawaban dengan merujuk kepada kitab-kitab akidah seperti kifayatul awam, karya  Syaikh
Muhammad al-Fazhaali :

Istilah-istilah ini merupakan istilah-istilah yang digunakan dalam kajian sifat dua puluh yang wajib
bagi Allah Ta’ala. Adapun pengertiannya adalah sebagi berikut :

Sifat Qudrat (Kuasa) Allah SWT

َ ِّ ‫ َقاد ِْر ُم ِر ْي ٌد َعالِ ٌم ِب ُكل‬#  ‫َو َقا ِئ ٌم َغنِي َو َوا ِح ٌد َو َح ْي‬


‫ش ْي‬

“Dan Allah SWT Adalah Dzat Yang berdiri sendiri, Tunggal, Hidup, Berkuasa, Berkehendak dan
Mengetahui segala sesuatu”

Syarah atau Penjelasan: Sifat Qudrat (Kuasa)

Sifat yang wajib diketahui ke 7 dari 20 sifat yang dibahas dalah kitab Aqidatul Awam adalah Sifat
Qudrat (Kuasa).
Definisi sifat qudrat adalah:

‫هي صفة وجودية قائمة بذاته تعالى يتأتى بها ايجاد كل ممكن و اعدامه‬

Artinya: ” Sifat qudrat ialah sifat yang wujud yang tetap pada Dzat Allah ta’ala, di mana dengan adanya
sifat itu mudah menjadikan/menciptakan atau meniadakan setiap sesuatu yang bersifat mungkin”. Seperti
Allah swt menciptakan manusia di bumi dan menghancurkan alam semesta pada hari kiamat
nanti.

Allah SWT Maha Kuasa dengan kekuasaan yang tidak terbatas. Kekuasaan Allah SWT meliputi
terhadap segala sesuatu. Kuasa untuk mewujudkan dan meniadakan segala sesuatu yang
dikehendaki-Nya. Allah SWT berfirman:

‫ش ْي ٍء َقدِي ٌر‬
‫) القرآن‬6 ،‫(الحشر‬  َ ِّ ‫َوهللاُ َع َلى ُكل‬

“Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Hasyr: 6).


Ta’alluq Sifat Qudrat

Secara global, sifat qudrat Allah SWT mempunyai dua ta’alluq, yaitu:
1. Ta’alluq Shuluhi Qadim  (‫)تعلق صلوحى قديم‬
2. Ta’alluq Tanjizi Hadits (‫)تعلق تنجيزى حادث‬
Adapun definisi ta’alluq shuluhi qadim ialah:

‫هو صالحيتها فى األزلى لاليجاد و االعدام‬

Artinya: “Ta’alluq shuluhi qadim ialah kelayakan sifat Qudrat Allah swt di azali (masa sebelum
terciptanya makhluk dan hanya ada Dzat Allah semata beserta sifat-sifat-Nya) untuk menciptakan dan
meniadakan makhluk”.

Jadi, segala sesuatu yang ada dan terjadi di alam semesta ini, baik di masa lalu, masa sekarang,
dan masa yang akan datang sudah ada dalam ta’alluq shuluhi qadimnya Allah swt.

Sedangkan definisi ta’alluq tanjizi hadits ialah:

‫هو االيجاد و االعدام بالفعل‬


Artinya: “Ta’alluq Tanjizi Hadits ialah ta’alluq di mana Allah swt menciptakan dan meniadakan makhluk
dengan fakta yang nyata”. Seperti segala sesuatu yang ada dan tiada di alam semesta ini.

Secara tafshili (terperinci), sifat qudrat mempunyai tujuh ta’alluq, yaitu:


 1). Ta’alluq Shuluhi Qadim (‫)تعلق صلوحى قديم‬, yaitu:
‫هو صالحيتها فى األزلى لاليجاد و االعدام‬
 2). Ta’alluq Qabdhah (‫)تعلق قبضة‬, yaitu:
‫هو كون الممكن فيما ال يزال قبل وجوده‬

Artinya: “Ta’alluq di mana sesuatu yang mungkin itu sudah menjadi ketetapan di azalinya, namum belum
wujud”. 

Maksudnya: Sesungguhnya Allah swt apabila menghendaki sesuatu yang bersifat mungkin,
maka Ia dapat menetapkan ketiadaannya. Begitupula, apabila Ia menghendaki, maka Ia dapat
mewujudkannya.
 3). Ta’alluq Tanjizi Hadits (‫)تعلق تنجيزى حادث‬, yaitu:
‫هو ايجاد هللا تعالى الشيئ بها فيما ال يزال‬

Artinya: “Ta’alluq di mana Allah ta’ala menjadikan atau menciptakan sesuatu dengan perantaraan sifat
qudrat-Nya sesuai dengan ketentuan di azalinya”.
 (‫)تعلق قبضة‬, yaitu:
4). Ta’alluq Qabdhah 
‫هو كون الممكن حالة وجوده فى قبضة القدرة‬

Artinya: “Ta’alluq di mana adanya sesuatu yang mungkin itu dalam keadaan sudah wujud dan berada
pada genggaman sifat qudratnya Allah swt”. 

Maksudnya: Apabila Allah swt menghendaki, maka Ia dapat menetapkan atas wujudnya sesuatu
yang bersifat mungkin itu. Begitupula, apabila Ia menghendaki, maka Ia dapat meniadakannya
dengan sifat Qudrat-Nya.
 5). Ta’alluq Tanjizi Hadits (‫)تعلق تنجيزى حادث‬, yaitu:
‫هو اعدام هللا الشيئ بها‬

Artinya: “Ta’alluq di mana Allah swt meniadakan sesuatu (alam semesta) dengan sifat qudrat-
Nya”. Seperti Allah swt mematikan seseorang, atau menjelang hari kiamat akan terjadi
kehancuran alam semesta.
 6). Ta’alluq Qabdhah (‫)تعلق قبضة‬, yaitu:
‫هو كون الممكن حالة عدمه فى قبضة القدرة‬

Artinya: “Ta’alluq di mana sesuatu yang bersifat mungkin (alam semesta) dalam keadaan ketiadaan dan
berada pada genggaman sifat Qudrat atau Maha Kuasanya Allah swt.” 

Maksudnya: Seandainya Allah menghendaki, maka Ia dapat menetapkan sesuatu yang bersifat
mungkin itu atas ketiadaannya. Begitupula, apabila Ia menghendaki, maka Ia dapat
menciptakannya dengan sifat Qudrat-Nya.
 7). Ta’alluq Tanjizi Hadits (‫)تعلق تنجيزى حادث‬, yaitu:
‫هو ايجاد هللا الشيئ بها حين البعث‬

Artinya: “Ta’alluq di mana Allah swt menjadikan atau menciptakan sesuatu (alam semesta) dengan
perantaraan sifat Qudrat-Nya ketika dibangkitkannya makhluk (manusia) di alam kubur.”

Kalau Allah SWT tidak kuasa, tentu Ia tidak akan mampu meciptakan alam raya yang sangat
menakjubkan ini. Karena itu, mustahil bagi Allah SWT memiliki sifat al-‘Ajzu ( ‫العجز‬ ) yang berarti
lemah.

Hikmah dan Atsar

Seorang ayah yang bijaksana, sukses dan shalih hidup bersama keluarganya dengan bahagia.
Setelah usianya 65 tahun ia terkena serangan jantung yg mengharuskannya menjalani operasi,
Setelah 2 kali operasi, bukannya sembuh ia malah harus mengalami kenyataan pahit, ia kena
virus jahat melalui tranfusi darah yg ia terima. Ia harus menerima kenyataan yang ada. Ia akan
segera meninggal.

Melihat keadaan sang ayah yang sudah tidak berdaya, wajah yang pucat dan rambutnya yang
habis rontok, Anaknya yang duduk disamingnya di rumah sakit berkata: “Mengapa Allah memilih
ayah untuk menderita penyakit itu?”

Ayahnya menjawab dengan lembut: Ketika aku berhasil aku tidak pernah bertanya kepada Allah
“mengapa aku berhasil”. Begitu pula ketika aku sehat aku tidak pernah bertanya kepada Allah
“mengapa aku sehat”. Jadi ketika aku dalam kesakitan, tidak seharusnya juga aku bertanya
kepada Allah “Mengapa aku menderita penyakit?”.
Dalam hidup ini kadang kadang kita merasa hanya pantas menerima hal hal yang baik,
kesuksesan yg mulus, kesehatan dll. Ketika kita menghadapi hal yang sebaliknya, penyakit,
kesulitan, kegagalan, kita menganggap Allah tidak adil. Sehingga kita merasa berhak untuk
menggugat Nya.

Maka, bersyukurlah dengan apa yang telah diberikan Allah kepada kita, baik atau buruk,
kesehatan atau penyakit, keberhasilan atau kegagalan. Manusia itu lemah dan memiliki
keterbatasan, sedang Allah Maha Kuasa memiliki segala kehendak yang tidak terbatas.

You might also like