You are on page 1of 13

Christy Lavenia, Nafa Febrianti Mutia Dewi / Pengarsipan Obat Tradisional | 79

Suku Batak Karo di Sumatera Utara

PENGARSIPAN OBAT TRADISIONAL SUKU BATAK KARO


DI SUMATERA UTARA

ARCHIVING TRADITIONAL MEDICINE


OF TRIBE BATAK KARO AT NORTH SUMATRA
Christy Lavenia1, Nafa Febrianti Mutia Dewi2
1
Universitas Indonesia
Jl. Margonda Raya, Pondok Cina, Beji, Depok, Jawa Barat
Email: christy.lavenia@ui.ac.id
2
Universitas Indonesia
Jl. Margonda Raya, Pondok Cina, Beji, Depok, Jawa Barat
Email: nafa.febrianti@ui.ac.id

Abstract
Traditional medicine in Indonesia has been used for thousands of years, biodiversity is an
opportunity for the development of traditional medicine. One of the ethnic groups that still use
and develop traditional medicine is the Batak Karo. Some traditional medicines of the Batak
Karo ethnic group such as parem, tawar, and massage oil. The medicines are inherited from
generation to generation so that the archive of traditional medicine is still very lacking, even its
use in public is difficult. Community Archives (AK) can be empowered to do archiving with
protection and preservation of traditional medicine. Documentation of traditional medicine
using AK is evidence that these traditional medicines belong to the Karo Batak. In addition,
well-managed traditional medicine can facilitate its publication through archival networks and
traditional medicine is disseminated as traditional knowledge. Publication of traditional
medicine is expected to be able to maintain the existence of traditional knowledge, especially
traditional medicine from generation to generation.

Keywords: Batak Karo, Traditional Medicine, Archives

Abstrak
Pengobatan tradisional di Indonesia sudah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu.
Keanekaragaman hayati yang berlimpah menjadi modal utama pengembangan obat tradisional.
Salah satu suku yang masih menggunakan dan mengembangkan pengobatan tradisional ialah
suku Batak Karo, dengan menggunakan beberapa ramuan seperti parem, tawar, dan minyak urut.
Ramuan tersebut diwariskan secara turun-temurun melalui lisan, sehingga arsip mengenai obat
tradisional sangatlah minim, bahkan akses penggunaannya di kalangan umum masih terbilang
sulit. Arsip Komunitas (AK) dapat diberdayakan untuk melakukan pengarsipan dengan tujuan
proteksi dan preservasi obat tradisional. Dokumentasi resep obat tradisional melalui AK menjadi
bukti bahwa obat tradisional tersebut adalah milik masyarakat Suku Batak Karo. Selain itu, obat
tradisional yang dikelola dengan baik dapat memudahkan publikasi obat tradisional melalui
archives network-of-network dan obat tradisional dapat disebarluaskan sebagai pengetahuan
80 | Jurnal Kearsipan Volume 15 Nomor 1, Juni 2020

tradisional. Publikasi obat tradisional diharapkan dapat mempertahankan eksistensi pengetahuan


tradisional, khususnya obat tradisional dari generasi ke generasi.

Kata Kunci: Batak Karo, Obat Tradisional, Arsip

PENDAHULUAN 9,8% penduduk Indonesia memiliki cara


Pengobatan tradisional sudah pengobatan tradisional lainnya (Badan Pusat
digunakan sejak ribuan tahun yang lalu. Hal Statistik, 2001). Persentase penduduk
tersebut dapat dilihat pada lukisan relief Indonesia yang melakukan pengobatan
Candi Borobudur dan beberapa resep tradisional dapat dikatakan cukup besar,
tanaman obat sejak tahun 991–1016 di yaitu sekitar 41%. Penggunaan yang relatif
Nusantara. Keanekaragaman hayati yang mudah, murah, dan manjur menjadi alasan
berlimpah (sekitar 25.000–30.000 spesies mengapa sampai saat ini pengobatan
tanaman) menjadi modal untuk tradisional masih berkembang. Selain itu,
pengembangan obat tradisional di Indonesia terdapat keterkaitan dengan tradisi
(Dewoto, 2007). Pengobatan tradisional di penggunaan obat tradisional yang melekat
bidang kesehatan sudah menjadi tradisi pada suatu suku ataupun daerah yang
turun-temurun yang diwariskan oleh nenek diwariskan oleh nenek moyang terdahulunya
moyang. Menurut World Health (Jennifer & Saptutyningsih, 2015).
Organization (WHO), obat tradisional Salah satu suku yang sampai saat ini
merupakan seluruh pengetahuan, masih menggunakan dan mengembangkan
keterampilan, dan pelaksanaan yang pengobatan tradisional ialah Suku Batak
berbasis teori, kepercayaan, dan pengalaman Karo. Menurut Silalahi dkk (2015)
suku adat di bidang kesehatan untuk sebagaimana dikutip oleh Silalahi (2019),
kepentingan preventif (pencegahan), obat tradisional Suku Batak Karo masih
diagnosis, peningkatan atau kuratif dapat ditemukan di beberapa pasar, seperti
(penyembuhan) penyakit fisik ataupun pasar Kabanjahe, Pasar Berastagi, Pancur
mental (psikis) (Abbott, 2014). Batu, Pematang Siantar, dan Raya yang
Berdasarkan survei sosial ekonomi memperjualbelikan sedikitnya 344 spesies.
nasional pada tahun 2001, terdapat 57,7% Ramuan obat tradisional yang
penduduk Indonesia yang melakukan diperjualbelikan merupakan olahan
pengobatan sendiri tanpa bantuan medis, pedagang ataupun anggota keluarga lainnya
31,2% penduduk Indonesia yang yang diwariskan secara turun-temurun.
menggunakan tanaman obat tradisional, dan Beberapa ramuan obat tradisional Suku
Christy Lavenia, Nafa Febrianti Mutia Dewi / Pengarsipan Obat Tradisional | 81
Suku Batak Karo di Sumatera Utara

Batak Karo dapat ditemukan di beberapa sumber daya genetik tidak dibagikan kepada
pasar yang telah disebutkan sebelumnya, masyarakat tradisional asal sumber daya
seperti parem, tawar, dan minyak urut. genetik dan pengetahuan tradisional tersebut
Penggunaan ramuan obat tradisional tersebut berasal (Fecteau, 2001). Selain itu,
tidak hanya disesuaikan dengan penyakit Pengetahuan tradisional bersifat dinamis,
yang diderita oleh penderita (tujuan kuratif), sehingga dapat mengalami perubahan yang
tetapi dapat menjadi langkah preventif dapat menyebabkan hilangnya kebiasaan-
(Silalahi, 2019). kebiasaan tradisional. Eksistensi
Sejak zaman dahulu, warisan sumber pengetahuan tradisional sangat bergantung
genetik dan pengetahuan tradisional pada kebiasaan-kebiasaan masyarakat
Indonesia diwariskan secara turun-temurun tradisional, hilangnya kebiasaan-kebiasaan
tanpa dilandasi aturan dan perlindungan tersebut dapat berdampak dengan hilangnya
yang ketat sehingga berisiko tinggi terkena pengetahuan lokal tentang pemanfaatan obat
biopiracy (Masrur, 2018). Pemanfaatan tradisional (Purba, 2015).
tumbuhan obat sering kali tidak mengikuti Pada tahun 1986, Departemen
aturan yang ada seperti dalam proses Kesehatan Republik Indonesia telah
pemanenan yang tidak berkelanjutan menerbitkan senarai tumbuhan obat
sehingga dapat mengancam kelestarian Indonesia dengan sekitar 940 tanaman obat
tumbuhan obat tersebut, kemudian dalam (tidak termasuk tanaman yang telah punah
pengolahannya juga sering kali pembagian atau langka) (Dewoto, 2007). Namun,
keuntungan tidak adil antara pihak yang sampai saat ini arsip mengenai obat
memanfaatkan, pemerintah, maupun tradisional masih sangatlah minim, bahkan
masyarakat lokal. Masyarakat lokal yang akses penggunaan arsip di kalangan umum
memiliki pengetahuan secara turun-temurun masih terbilang sulit. Pengarsipan obat
dari nenek moyangnya terhadap tumbuhan tradisional sangat penting untuk mencegah
obat sering kali tidak mendapatkan adanya kasus biopiracy dan hilangya
pembagian keuntungan yang adil dan pengetahuan tradisional, khususnya
seimbang ketika pengetahuan yang mereka pengetahuan mengenai obat tradisional di
miliki digunakan oleh pihak yang Indonesia. Adanya preferensi arsip formal
memanfaatkan tumbuhan obat di lingkungan yang terkumpul pada lembaga-lembaga
masyarakat tersebut (Gunawan & Mukhlisi, kearsipan dapat menjadi hambatan arsip
2014). Hal ini dapat dikatakan sebagai nonformal untuk mempertahankan memoar
biopiracy karena hasil keuntungan atas kebudayaan di Indonesia. Arsip Komunitas
82 | Jurnal Kearsipan Volume 15 Nomor 1, Juni 2020

(AK) menjadi langkah proteksi dan METODE PENELITIAN


preservasi bagi arsip obat tradisional sebagai Penelitian ini terfokus pada proteksi
bukti budaya dan pemanfaatan dan preservasi obat tradisional suku Batak
keanekaragaman tanaman obat yang ada di Karo, Sumatera Utara. Tulisan ini
Indonesia, serta wadah edukasi di kalangan menggunakan metode kualitatif dengan hasil
masyarakat. analisis dari kerangka berpikir dari berbagai
Perumusan masalah dalam penelitian pustaka yang dirangkum dalam satu
ini adalah: kesatuan pemikiran ditambah dengan
1. Mengapa metode pengarsipan dibutuhkan analisis penulis. Adapun pendekatan analisis
untuk obat tradisional Suku Batak Karo deskriptif digunakan untuk menggambarkan
di Sumatera Utara? pentingnya proteksi dan preservasi obat
2. Bagaimana metode pengarsipan berperan tradisional Suku Batak Karo, Sumatera
dalam upaya proteksi dan preservasi obat Utara.
tradisional Suku Batak Karo di Sumatera Penelitian ini menggunakan
Utara? beberapa tinjauan pustaka, diantaranya:
Manfaat penelitian ini adalah untuk a. Obat Tradisional

memberikan gambaran dan pengetahuan Obat tradisional merupakan seluruh


kegiatan dan produk di bidang kesehatan
pada masyarakat mengenai pentingnya
yang telah digunakan secara historis
pengarsipan guna proteksi dan preservasi
turun-temurun. Penggunaan obat
obat tradisional parem Suku Batak Karo.
tradisional telah lama digunakan dengan
Penelitian ini secara umum
tujuan penyembuhan, peningkatan
bertujuan untuk mengetahui dan
kemampuan tubuh untuk pemulihan,
mengembangkan metode pengarsipan
penanganan penyakit secara fisik maupun
sebagai langkah proteksi dan preservasi mental, pencegahan, dan peningkatan
mengenai obat tradisional, khususnya pada kesejahteraan individu. Masyarakat adat
Suku Batak Karo yang diperjualbelikan. dan komunitas lokal memiliki
Tujuan khusus penelitian ini adalah pemahaman dan pengetahuan mengenai
menganalisis keefektifan metode kultivasi tanaman obat dan
pengarsipan sebagai langkah proteksi dan pengolahannya menjadi obat tradisional
pengarsipan obat tradisional. yang berbeda-beda (Abbott, 2014).
Pemanfaatan obat tradisional umumnya
lebih substansial digunakan di negara
Christy Lavenia, Nafa Febrianti Mutia Dewi / Pengarsipan Obat Tradisional | 83
Suku Batak Karo di Sumatera Utara

berkembang. Berdasarkan data WHO, pengetahuan tradisional secara


terdapat 70% populasi di India dan lebih berkelanjutan (Purba, 2015).
dari 90% populasi di Etiopia bergantung b. Suku Batak Karo dan Etnomedisin
pada obat tradisional sebagai Etnis batak merupakan salah satu
pemeliharaan kesehatan uang utama. etnis indigenous di Pulau Sumatera yang
Obat tradisional juga masih dimanfaatkan sebagian besar bermukim di Sumatera
oleh 70% populasi di Chili dan 40% Utara. Batak Karo merupakan salah satu
populasi di Kolombia. Bahkan, obat dari kelima Suku Batak yang mendiami
tradisional menyumbang sekitar 40% dari suatu daerah induk dataran tinggi Karo,
segi perawatan kesehatan di China Langkat Hulu, Deli Hulu, dan sebagian
(Abbott, 2014). Dairi. Pengobatan tradisional pada Suku
Kebiasaan masyarakat lokal dalam Batak Karo dilakukan oleh guru (tabib)
penggunaan obat tradisional di kehidupan atau dukun (Silalahi dkk, 2018).
sehari-hari menjadi pengetahuan Pengobatan dengan menggunakan
tradisional di daerah tersebut. obat tradisional masih dimanfaatkan oleh
Pengetahuan tradisional bersifat dinamis, Suku Batak Karo untuk menjaga
sehingga dapat mengalami perubahan kesehatannya. Ramuan obat tradisional
yang dapat menyebabkan hilangnya tidak hanya dikonsumsi pribadi, tetapi
kebiasaan-kebiasaan tradisional. beberapa masyarakat Suku Batak Karo
Eksistensi pengetahuan tradisional sangat juga memperjualbelikan ramuan obat di
bergantung pada kebiasaan-kebiasaan pasar. Oleh karena itu, obat tradisional
masyarakat tradisional, hilangnya menjadi salah satu sumber daya yang
kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat penting di bidang kesehatan, khususnya
berdampak dengan hilangnya di bidang industri obat-obatan. Suku
pengetahuan lokal tentang pemanfaatan Batak Karo telah lama melakukan
obat tradisional. Dokumentasi transaksi jual beli tumbuhan dan obat
pengetahuan tradisional secara tertulis tradisional di berbagai pasar seperti
dapat mencegah hilangnya pengetahuan Kabanjahe, Berastagi, Pancur Batu, Pasar
tradisional itu sendiri. Selain itu, Horas, dan Pasar Raya. Masing-masing
dokumentasi obat tradisional dapat pasar terdiri dari kios yang dijaga oleh
menjadi informasi tentang dan dapat sekitar 1-2 orang pedagang. Umumnya
dijadikan sebagai pertimbangan untuk pedagang didominasi oleh perempuan
pengelolaan dan pemanfaatan yang berumur diatas 40 tahun. Salah satu
84 | Jurnal Kearsipan Volume 15 Nomor 1, Juni 2020

contoh pasar, yaitu Pasar Berastagi yang dengan cara menambahkan air pada
memiliki 5 kios dan Pasar Kabanjahe parem dan mengoleskannya ke seluruh
yang memiliki 6 kios tumbuhan obat dan bagian tubuh. Jumlah air yang digunakan
ramuan obat tradisional (Silalahi, 2019). akan memengaruhi kekentalan dari
c. Parem ramuan parem. Pemakaian parem dapat
Parem merupakan ramuan obat memberikan efek hangat, tidur lebih
tradisional yang ditambahkan dengan nyenyak, badan terasa lebih segar, serta
tepung beras (Oryza sativa) sebagai kulit lebih halus dan bersih (secara
pemadat. Pembuatan parem pada Suku teratur). Parem dapat ditemukan di
Batak Karo didasarkan pada filosofi hampir seluruh kios obat tradisional di
kesaya silima-lima (kesaya = obat; pasar Sumatera Utara. Harga parem pada
silima-lima = lima), yang mana dalam setiap kemasan berkisar Rp. 5.000–
pembuatan ramuan digunakan 5 jenis 10.000 tergantung jenis parem (Silalahi,
tumbuhan dasar, yaitu bahing (Zingiber 2019).
officnale Rosc.), lada (Piper nigrum L.), d. Tawar
keciwe (Kaemparia galanga), pia (Allium Tawar merupakan obat tradisional
cepa), dan lasuna (Alium sativum) berbentuk serbuk kering. Dalam bahasa
(Silalahi, 2019). lokal, tawar memiliki arti sebagai obat.
Parem dapat dibedakan menjadi 3 Tawar dibuat dengan cara menggiling
jenis berdasarkan penggunaannya pada atau menumbuh tumbuhan (bahan dasar)
usia pengguna, yaitu parem anak-anak, yang telah dikeringkan. Ramuan tawar
parem dewasa (parem melas), dan parem digunakan dengan cara menyeduh dengan
rematik. Ramuan parem digunakan air panas, lalu diminum.

Gambar 1. Parem dan Tawar yang diperjualbelikan di Pasar Kabanjahe dan Berastagi, Sumatera Utara
(Sumber: Silalahi, 2019)
Christy Lavenia, Nafa Febrianti Mutia Dewi / Pengarsipan Obat Tradisional | 85
Suku Batak Karo di Sumatera Utara

Tawar dijual dalam bentuk bahan dasar pembuatan minyak urut


kemasan tabung plastik dengan volume (Silalahi, 2019).
sekitar 50-100 ml. Setiap pedagang f. Proteksi dan Preservasi
menjual sekitar 8-18 jenis tawar, variasi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
jenis yang disediakan tergantung Indonesia (KBBI), proteksi dapat
pengetahuan pedagang dan minat diartikan sebagai perlindungan,
konsumen. Tawar yang diminati banyak sedangkan preservasi dapat diartikan
konsumen, seperti tawar maag, tawar sebagai proses, cara, perbuatan
latih, tawar mencret, tawar batuk, dan melestarikan; perlindungan dari
tawar rematik. Nama tawar disesuaikan kemusnahan atau kerusakan; pengawetan;
dengan khasiat yang dihasilkan oleh konservasi. Kelestarian penggunaan obat
tawar, misalnya tawar latih (latih = letih) sangat bergantung pada kuantitas
untuk menghilangkan ataupun penggunanya. Apabila pemanfaatan obat
mengurangi rasa letih. Harga ramuan tradisional hanya secara turun-temurun,
tawar pada tahun 2012 sekitar Rp. 20.000 maka kemungkinan pengetahuan akan
untuk volume 100 ml, sedangkan pada ramuan obat tradisional tersebut punah
tahun 2015 mengalami peningkatan lebih besar. Faktor Budaya pada
menjadi Rp. 30.000 (Silalahi, 2019). lingkungan setempat juga sangat
e. Minyak Urut berperan dalam proteksi pengetahuan
Minyak urut merupakan ramuan tradisional. Dalam hal relativisme
obat tradisional berbentuk cair, berwarna budaya, konteks kultural sangatlah
hijau dengan bahan ekstrak lebih dari 80 penting dalam memahami praktik,
spesies tumbuhan dan penambahan kepercayaan, dan juga nilai-nilai yang
minyak kelapa (Cocos nucifera). tumbuh di masyarakat (Howson, 2009).
Beberapa minyak urut yang Budaya merupakan sebuah reaksi mental
diperdagangkan di pasar telah memiliki dan fisik serta kegiatan yang menjadi ciri
izin POM, tetapi terdapat beberapa dari perilaku individu dalam menyusun
minyak urut yang belum memiliki izin kelompok sosial secara kolektif dan
POM karena sulitnya mendapat izin. individual dalam kaitannya dengan
Kendala utama pedagang untuk lingkungan alam tempat hidup mereka,
mendapatkan izin, yaitu minimnya bukti hubungan dengan kelompok lain,
ilmiah khasiat dari tanaman obat sebagai hubungan dengan anggota kelompok
sendiri, serta kepada masing-masing.
86 | Jurnal Kearsipan Volume 15 Nomor 1, Juni 2020

Oleh karena itu, setiap negara seharusnya dapat menjadi langkah proteksi dan
melakukan proteksi maksimal bagi preservasi obat tradisional.
pengetahuan dan masyarakat tradisional g. Arsip Komunitas
berdasarkan praktik, kepercayaan, dan Menurut Flinn (2007) sebagaimana
nilai-nilai yang tumbuh di masyarakat dikutip oleh Bawono, H (2019), AK lahir
serta memproteksi sumber daya genetik karena arsip yang terkumpul pada
yang ada (Boas, 1963). lembaga-lembaga kearsipan arus utama
Pengarsipan dapat menjadi langkah terlalu fokus pada arsip formal. Kerangka
proteksi dan preservasi ramuan obat formal arsip negara, seperti Kartu Tanda
tradisional. Adanya arsip obat tradisional Penduduk (KTP), sertifikat tanah, dan
diharapkan dapat menjadi bukti budaya sejenisnya sudah harus dikembangkan
dan pemanfaatan keanekaragaman menjadi arsip komunitas untuk
tanaman obat yang ada di Indonesia, serta membangun kembali ingatan-kolektif.
menjadi media edukasi di kalangan Lahirnya AK dapat dilihat dari dua
masyarakat agar dapat memahami perspektif, yaitu sebagai simbol
informasi mengenai ramuan obat perlawanan terhadap ingatan kolektif-
tradisional, baik dalam proses pembuatan resmi dan pemerkaya dari ingatan
maupun pemanfaatan. Menurut Undang- kolektif resmi. Konsep arsip berdasarkan
Undang Nomor 43 Tahun 2009, arsip sudut pandang AK lebih luas
adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dibandingkan dari sudut pandang Negara.
dalam berbagai bentuk dan media sesuai Menurut Cunningham (2016) pada arsip
dengan perkembangan teknologi sebagai metaforikal sebagaimana dikutip
informasi dan komunikasi yang dibuat oleh Bawono H (2019), AK melihat arsip
dan diterima oleh lembaga negara, sebagai metaforikal dengan artian
pemerintahan daerah, lembaga mekanisme distribusi dan akumulasi
pendidikan, perusahaan, organisasi pengetahuan komunitas. Dalam persepsi
politik, organisasi kemasyarakatan, dan metaforikal, segala bentuk perekaman
perseorangan dalam pelaksanaan dan pendistribusian pengetahuan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan komunitas secara lisan ataupun tulisan
bernegara. Arsip menjadi alat komunikasi diharapkan dapat mempertahankan
yang mengandung informasi dan bukti eksistensi pengetahuan tersebut dari
autentik dan utuh (Murwati, 2019). Arsip generasi ke generasi (Bawono H, 2019).
Christy Lavenia, Nafa Febrianti Mutia Dewi / Pengarsipan Obat Tradisional | 87
Suku Batak Karo di Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan obat tradisional


Masyarakat Batak Karo telah lama masyarakat Batak Karo di Indonesia
mengenal obat-obat tradisional, seperti memang masih belum sekomersial ramuan
pengobatan patah tulang, oukup, kesaya, obat tradisional, seperti jamu pada etnis
dampel-dampel, surung-surung, parem, Jawa. Menurut World Intellectual Property
tawar, minyak urut, dan lain-lainnya. Organization (WIPO), pengetahuan
Pengobatan dengan obat tradisional tradisional dapat dibedakan menjadi 16 tipe,
dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan yang salah satunya merupakan obat
masyarakat Batak Karo. Ramuan obat tradisional. Pengetahuan tradisional memang
tradisional tidak hanya dikonsumsi pribadi menjadi aset nasional, khususnya negara
oleh masyarakat Batak Karo, tetapi juga berkembang (Bawono, 2018). Kurangnya
diperjualbelikan di Pasar. Suku Batak Karo perhatian terhadap pengelolaan dan
telah lama melakukan transaksi jual beli pemanfaatan sumber daya menyebabkan
tumbuhan dan obat tradisional di berbagai banyak terjadinya pencurian sumber daya
pasar seperti Kabanjahe, Berastagi, Pancur atau praktik biopiracy oleh perusahaan lokal
Batu, Pasar Horas, dan Pasar Raya. Adapun ataupun asing. Biopiracy merupakan praktik
beberapa obat tradisional yang diperjual- eksploitasi sumber daya alam dan
belikan di pasar, seperti parem, tawar, dan keanekaragaman hayati secara tidak sah dan
minyak urut. Pengobatan tradisional merugikan masyarakat setempat Praktik
masyarakat Batak Karo memiliki filosofi “lit biopiracy tidak akan berhenti apabila
bisa lit tawar”, yang berarti setiap penyakit perhatian terhadap pengelolaan dan
pasti ada obatnya. Obat tradisional Batak pemanfaatan sumber daya masih rendah,
Karo menggunakan tumbuhan-tumbahan, negara juga sebaiknya dapat memfasilitasi
seperti daun, biji, bunga, buah, serta akar penyebaran pengetahuan tentang sistem Hak
yang diolah berdasarkan pengetahuan dan Kekayaan Intelektual (HKI) yang
pengalaman secara turun-temurun. menunjukkan dampak-dampak apabila
Pengetahuan masyarakat Batak Karo produk sendiri ditiru oleh pihak lain, bahkan
terhadap ramuan obat tradisional menjadi sumber daya alam pun diharapkan turut
warisan budaya yang membantu pencegahan terlindungi apabila kepedulian masyarakat
(preventif) ataupun penyembuhan (kuratif) dan perlindungan hukum untuk melawan
akan suatu penyakit (Sinaga & Sembiring, kasus biopiracy meningkat juga (Wiradirja,
2019). 2013).
88 | Jurnal Kearsipan Volume 15 Nomor 1, Juni 2020

Pengaruh arus modernisasi juga peran penting dalam penyediaan


berakibat pada menurunnya ketertarikan pemeliharaan kesehatan di masyarakat.
generasi muda akan obat tradisional. Menurut Benedict Anderson, AK
Rendahnya ketertarikan masyarakat mengambil peran dalam mengumpulkan
terhadap pengetahuan tradisional, khususnya warisan dokumenter yang mencerminkan
obat tradisional menyebabkan rendahnya identitas, pengalaman, dan kepentingan
pula perhatian terhadap pengelolaan dan masyarakat (khususnya masyarakat adat)
pemanfaatan obat tradisional. Proteksi dan akan kebudayaan tersebut (Pratama, 2019).
preservasi obat tradisional, khususnya obat Publikasi obat tradisional secara
tradisional Suku Batak Karo sudah archieves network-of-network pada era
seharusnya diterapkan mengingat obat globalisasi juga meningkatkan keinginan
tradisional merupakan bagian aset nasional. berperan (participatory archieves) dalam
Arsip merupakan suatu media dengan mempublikasikan suatu kebudayaan dalam
gagasan mengenai suatu komunitas yang bentuk dokumentasi, seperti foto ataupun
dapat disalurkan dan dipahami masyarakat video. Menurut Alexandra Eveleigh (2017),
secara luas. AK dapat dijadikan sebagai keberadaan pihak non-arsiparis dalam
media arsip atau dokumentasi budaya mempublikasikan suatu kebudayaan pada
tradisional untuk merawat warisan turun- media sosial meningkatkan persebaran
temurun suatu komunitas (Bawono, 2019). informasi mengenai suatu budaya ke
Menurut Flinn (2007) sebagaimana masyarakat luas (Pratama, 2019). Adapun
dikutip oleh Bawono, H (2019), AK lahir kolaborasi dengan individu ataupun
karena arsip yang terkumpul pada lembaga- organisasi lainnya dapat membantu untuk
lembaga kearsipan aruss utama terlalu fokus mengkomersilkan obat tradisional (Abbott,
pada arsip formal. Kerangka formal arsip 2014). Perusahaan farmasi juga dapat
negara, seperti Kartu Tanda Penduduk memediasi pengembangan obat tradisional
(KTP), sertifikat tanah, dan sejenisnya sudah parem, tawar, dan minyak urut dalam ranah
harus dikembangkan menjadi arsip bioprospeksi. Bioprospeksi diharapkan
komunitas untuk membangun kembali menjadi jalan untuk pemanfaatan dan
ingatan-kolektif. Dokumentasi obat pengembangan suatu sumber
tradisional sangat membantu keanekaragaman hayati, sehingga tidak ada
keberlangsungan pengetahuan tersebut ke pihak yang dirugikan.
generasi selanjutnya. Hal tersebut Proteksi dan preservasi melalui
dikarenakan obat tradisional mengambil pengarsipan diharapkan dapat membangun
Christy Lavenia, Nafa Febrianti Mutia Dewi / Pengarsipan Obat Tradisional | 89
Suku Batak Karo di Sumatera Utara

kembali ingatan-koletif mengenai obat mempertahankan eksistensi pengetahuan


tradisional. Keberadaan obat tradisional tradisional, khususnya obat tradisional dari
Suku Batak Karo sangat berpengaruh pada generasi ke generasi.
kehidupan masyarakat setempat, baik di
bidang kesehatan maupun bidang ekonomi. UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kami panjatkan kepada
Obat tradisional tidak hanya digunakan
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
sebagai langkah preventif ataupun kuratif
Nya, kami dapat mengerjakan jurnal ini
akan suatu penyakit, tetapi juga menjadi
dengan lancar hingga selesai. Ucapan terima
mata pencaharian dan sumber keuangan
kasih juga kami ucapkan kepada keluarga
beberapa masyarakat setempat.
dan teman-teman KSM Eka Prasetya UI
KESIMPULAN yang sudah memberikan dukungan kepada
Metode pengarsipan dapat menjadi kami untuk dapat menuangkan segala ide ke
langkah proteksi dan preservasi obat dalam tulisan ini. Untuk pihak ANRI, terima
tradisional Suku Batak Karo di Sumatera kasih telah memberikan kesempatan
Utara. Arsip Komunitas (AK) dapat berharga kepada kami untuk menulis disertai
diberdayakan untuk melakukan pengarsipan bimbingan berupa masukan dan saran yang
dengan tujuan proteksi dan preservasi obat sangat membangun, sehingga penulis dapat
tradisional. Dokumentasi resep obat menyelesaikan jurnal ini tepat waktu.
tradisional melalui AK menjadi bukti bahwa
obat tradisional tersebut adalah milik DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Jurnal
masyarakat Suku Batak Karo, sehingga
Abbott, R. 2014. Documenting Traditional
mencegah terjadinya klaim dari pihak luar,
Medical Knowledge. Geneva,
khususnya pihak swasta, serta menjaga
Switzerland: WIPO.
eksistensi obat tradisional sebagai aset
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2001.
nasional. Selain itu, obat tradisional yang
Survei Sosial Ekonomi Nasional
dikelola dengan baik dapat memudahkan
2001. Jakarta, Indonesia: Badan
publikasi obat tradisional melalui archieves
Pusat Statistik.
network-of-network dan obat tradisional
Bawono, Harry. 2018. Encouraging the
dapat disebarluaskan sebagai pengetahuan
Participation of Archival
tradisional. Publikasi obat tradisional dalam
Institutions in Protecting and
bentuk dokumentasi, seperti foto ataupun
Preserving Traditional Knowledge:
video dari satu pihak ke pihak lain dapat
90 | Jurnal Kearsipan Volume 15 Nomor 1, Juni 2020

A Reflection on the Indonesian case. Keperawatan (Online) Vol. 15 No.


Dalam Grosmane, Elita. editor. 2.
Letonica: Humanitāro Zinātņu Silalahi, M., Purba, E. C, Mustaqim, W. A.
Žurnāls 36. Latvia: Literatūras, 2018. Tumbuhan Obat Sumatera
folkloras un mākslas institūts. Utara Jilid I: Monokotiledon.
Boas, F. 1963. The mind of primitive man. Jakarta, Indonesia: UKI Press.
New York: Collier Books. Sinaga, Rosmaida dan Sembiring, Marsella.
Gunawan, W. Mukhlisi. 2014. Bioprospeksi: 2019. Eksistensi Guru Mbelin
Upaya Pemanfaatan Tumbuhan Obat dalam Pengobatan Tradisional
Secara Berkelanjutan Di Kawasan Karo di Desa Kidupen Kecamatan
Konservasi dalam Tumbuhan Obat Juhar Kabupaten Karo (1970-
dari Hutan: Konservasi, Budidaya 1990). Puteri Hijau (Online) Vol. 4
dan Pemanfaatan. No. 1.
Jennifer, Herika dan Saptutyningsih, Endah. Wiradirja, Imas Rosidawati. 2013. Konsep
2015. Preferensi Individu Terhadap Perlindungan Pengetahuan
Pengobatan Tradisional di Tradisional Berdasarkan Asas
Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Studi Keadilan Melalui Sui Generis
Pembangunan Vol. 16 no. 1. Intellectual Property System. Jurnal
Masrur, D. R. 2018. Upaya Perlindungan Hukum IUS QUIA IUSTUM
Sumber Daya Genetik Berdasarkan (Online) Vol. 2 No. 20.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2016 Tentang Paten. Jurnal Peraturan Perundang-undangan
Jurisprudence Vol.8 No. 2. Republik, Indonesia. 2009. Undang-Undang
Purba, Endang. C. 2015. Etnobotani No. 43 Tahun 2009 Tentang
Masyarakat Etnis Karo di Kearsipan. Lembaran Negara RI
Kecamatan Merdeka, Sumatera Tahun 2009. Jakarta: Sekretariat
Utara. Tesis, Universitas Indonesia. Negara
Silalahi, Marina. 2019. Ramuan Obat
Tradisional Suku Batak Karo yang Web Page
Diperjualbelikan di Pasar Berastagi Bawono, Harry. 2019. Arsip Komunitas:
dan Kabanjahe Sumatera Utara. Kegembiraan Akar Rumput Meng-
Jurnal Ilmiah Kesehatan Arsip-Kan Dirinya. Majalah ARSIP
(Online) Edisi 77.
Christy Lavenia, Nafa Febrianti Mutia Dewi / Pengarsipan Obat Tradisional | 91
Suku Batak Karo di Sumatera Utara

Dari: Penyelenggaraan SIKN dan JIKN.


https://anri.go.id/publikasi/majalah- Majalah ARSIP (Online) Edisi 77.
arsip (Diakses 15 Mei 2020). Dari:
Dewoto, Hedi R. 2007. Pengembangan Obat https://anri.go.id/publikasi/majalah-
Tradisional Indonesia Menjadi arsip (Diakses 18 Juni 2020).
Fitofarmaka. Majalah Kedokteran Pratama, Raistiwar. 2019. Berkomunitas
Indonesia (online) vol. 57 no. 7. Pengarsipan. Majalah ARSIP
Dari: (Online) Edisi 77.
https://docplayer.info/30090893- Dari:
Pengembangan-obat-tradisional- https://anri.go.id/publikasi/majalah-
indonesia-menjadi-fitofarmaka.html arsip (Diakses 15 Mei 2020).
(Diakses 25 April 2020).
Fecteau, L. M. 2001. The Ayahuasca Patent
Revocation: Raising Questions about
Current U.S Patent Policy. Boston
College Third World Law Journal
21.
Dari:
https://www.researchgate.net/publica
tion/254565646_The_Ayahuasca_Pa
tent_Revocation_Raising_Questions
_About_Current_US_Patent_Policy
(Diakses 14 Juni 2020).
Howson, A. 2009. Cultural Relativism. Ebso
Publiching Inc. Intellectual Property
India. Diakses 15 Juni 2020, dari
Intellectual Property India.
Dari:
http://www.ipindia.nic.in/history-of-
indian-patent-system.html (Diakses
15 Juni 2020).
Murwati, Arih. 2019. Peran serta
Maysyarakat dalam

You might also like