You are on page 1of 10

JURNAL TUGAS AKHIR

TINJAUAN PERENCANAAN SUPERSTRUKTUR GEDUNG


UNIVERSITAS PATRIA ARTHA

Oleh :

ASDAM TAMBUSAY

D 111 08292

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
TINJAUAN PERENCANAAN SUPERSTRUKTUR GEDUNG
UNIVERSITAS PATRIA ARTHA

H. Parung1, A. A. Amiruddin1, A. Tambusay2

ABSTRACT: A planning structure shall comply with the regulations set by the Government so that the resulting
structure design can produce a stable structure, strong, and meet other goals such as economic and ease of
implementation. Planning the structure of the building can be simulated by using numerical analysis to get the styles
that will be used in the calculation of the planning. One of the methods of calculation of planning that is often used is
the method power Whitney where concrete structures for buildings designed under reinforced. This research aims to
analyze the redesigned building superstructure components University Patria consisting of beams, columns, and plates
that have been designed by the executor and refers to Indonesia's National Standards and other regulations laid down by
the Government. This research resulted in the value of the dimension and the need for reinforcement are more
economical than with the initial design of the executor. The study also describes the behavior of the shear force and
moment on the beam cross section of each floor level of the building, as well as the normal behavior of column axial
force on each floor.

Keywords: University Patria Artha, Superstructure, beams, columns, Plates.

PENDAHULUAN Pembangunan gedung Universitas Patria


Artha sebagai sarana pendidikan dan
Latar Belakang perkantoran dipandang sangat ideal
Perencanaan struktur bertujuan untuk dikarenakan tuntutan kebutuhan pendidikan
menghasilkan suatu struktur yang stabil, cukup semakin besar. Namun perlu disadari bahwa
kuat, dan memenuhi tujuan-tujuan lainnya suatu bangunan gedung bukanlah hanya dilihat
seperti keekonomisan dan kemudahan dalam seberapa artistik gedung tersebut, namun aspek
pelaksanaan. Suatu struktur disebut stabil bila yang paling penting yaitu ketahanan struktur
struktur tersebut tidak mudah terguling, miring gedung tersebut terhadap beban statis yang
atau tergeser selama umur bangunan yang direncanakan ataupun ketahanan struktur
direncanakan. Suatu struktur disebut cukup terhadap potensi bencana seperti gempa.
kuat dan mampu layan bila kemungkinan Untuk mengetahui hal tersebut, tentu saja
terjadinya kegagalan struktur dan kehilangan diperlukan perencanaan dan perhitungan yang
kemampuan layan selama masa yang tepat.
direncanakan adalah kecil dan dalam batas Desain awal perencanaan superstruktur
yang dapat diterima. Untuk mencapai tujuan gedung Universitas Patria Artha terkesan tidak
perencanaan tersebut, perencanaan struktur ekonomis. Oleh karena itu, penulis tertarik
harus mengikuti peraturan perencanaan yang meninjau ulang perencanaan strukur bagian
ditetapkan oleh pemerintah berupa Standar atas gedung tersebut yang berkaitan dengan
Nasional Indonesia (SNI). pelat, balok dan kolom dengan mengacu ada
Perencanaan gedung dengan struktur peraturan-peraturan konstruksi gedung dan
beton harus direncanakan dengan Tata Cara ketahanan gempa.
Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung SNI 03–2847–2002 dan perencanaan Batasan Masalah
bangunan tahan gempa harus didasarkan pada Ruang lingkup pembahasan dibatasi
Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk pada:
Struktur Bangunan Gedung SNI 03–1726– a. Struktur yang direncanakan merupakan
2002. struktur beton bertulang yang terdiri atas 4
lantai.

1
Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
2
Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
b. Perencanaan elemen struktur meliputi Data Bangunan
pelat, balok, dan kolom. Data bangunan Gedung Universitas
c. Konstruksi direncanakan tahan terhadap Patria Artha adalah sebagai berikut :
gempa dan peninjauan dilakukan dengan  Nama Bangunan : Gedung Universitas
menggunakan analisa beban dinamis.    Patria Artha
d. Analisis elemen struktur portal dengan  Fungsi Bangunan : Perkantoran dan
menggunakan software aplikasi sipil SAP    Perkuliahan
2000 Versi 14.0.0  Jumlah Tingkat : 4 Lantai
Data Material
Tujuan Penelitian Adapun data material yang digunakan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari dalam tinjauan perencanaan adalah sebagai
penyusunan Tugas Akhir ini adalah:: berikut :
1. Memperoleh perancanaan struktur yang 1. Baja Tulangan
terdiri dari perhitungan penulangan pada Jenis baja yang digunakan adalah baja
balok, dan kolom, dan pelat bangunan keras U40 dengan tegangan leleh
Gedung Universitas Patria Artha dengan karakteristik fy = 400 MPa.
menggunakan software aplikasi sipil SAP 2. Beton
2000 Versi 14.0.0 dengan mengacu pada Mutu beton yang digunakan dalam
pedoman-pedoman perencanaan. perencanaan struktur beton adalah beton
2. Membandingkan perencanaan struktur dengan mutu K300 dengan kuat tekan
yang telah dianalisis dan ditinjau oleh karakteristik beton yang disyaratkan
penulis dengan desain awal dari pihak sebesar f’c = 25 MPa.
pelaksana gedung Universitas Patria Artha.
Analisa Pembebanan Pada Struktur
Analisa pembebanan pada struktur
dilakukan dengan menggunakan alat bantu
TINJAUAN UMUM DAN DATA (software) program aplikasi SAP 2000
PERENCANAAN V.14.0.0 dengan asumsi pembebanan sebagai
berikut :
Denah Perencanaan 1. Beban Gravitasi
Beban Hidup:
a. Beban hidup plat lantai = 250 kg/m2
A' B' B" C'

250 700 300 300 500


b. Berat air = 1000 kg/m2
7

450 Beban Mati:


6 a. Berat balok, kolom, dan pelat
(c) =
600
b. Berat dinding
Mushalah SELASAR

5 (b) = 250 kg/m2


Ruang Pengolahan Ruang Pengolahan
c. Berat plafond + ducting
(k) = 100 kg/m2
Badan Pengembangan Riset
600 Data dan Arsip D ata dan Arsip

Ruang Pengolahan Ruang Pengolahan


2. Beban Gempa
600
Untuk menentukan pengaruh gempa
Badan Pengembangan Riset
Data dan Arsip D ata dan Arsip

3 rencana pada struktur gedung, yaitu berupa


600 600 600
gaya geser dasar nominal sebagai respon
A B C D
dinamik ragam pertama pada struktur
gedung yang tidak berarturan menurut
0 25 50 100MM

Gambar 1 Denah perencanaan


pasal 7.1.3 dan gaya geser dasar nominal
sebagai respon dinamik seluruh ragam

2
berpartisipasi pada struktur gedung tidak PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN
beraturan menurut pasal 7.2.1 SNI 03 –
1726 – 2002, halaman 21 untuk wilayah Perencanaan
gempa 2 (Sulawesi Selatan/Makassar) A. Dimensi Balok
dengan kondisi tanah di bawahnya adalah Dari perhitungan dimensi balok, dan
tanah sedang ditetapkan Spektrum Respon berdasarkan SNI 03-2847-2002 hal.208,
Gempa Rencana C-T seperti gambar 3.2 disebutkan bahwa komponen struktur
harus memenuhi syarat perbandingan
lebar terhadap tinggi tidak boleh kurang
dari 0,3 dan lebarnya tidak boleh kurang
dari 250 mm. Sehingga diperoleh
dimensi balok yang digunakan sebagai
pendekatan awal perencanaan, yaitu
seperti yang diperlihatkan pada tabel 1

Tabel 1 Dimensi Balok Dalam Perencanaan


Dimensi Balok
Nama Balok
(mm2)
A1 – A2 300 x 500
B1- B8 300 x 500
BA 150 x 250
Gambar 2 Koefisien gempa dasar untuk
wilayah gempa 2
B. Dimensi Pelat
3. Kombinasi Pembebanan Dari hasil perhitungan diperoleh
Kombinasi pembebanan yang digunakan tebal pelat minimum adalah 73 mm
dalam analisis struktur adalah sebagai berikut : sedangkan tebal pelat maksimum adalah
U = 1.4 DL 154 mm. Jadi, tebal pelat memenuhi
U = 1.2 DL + 1.6 LL persyaratan adalah 120 mm, sehingga
untuk keseluruhan pelat digunakan tebal
U = 1.2 DL + 1.0 LL  1.0 E
pelat t = 120 mm sebagai pendekatan
U = 0.9 DL  1.0 E …SNI 03-2847-2002
awal perencanaan.
Dimana : DL = Beban Mati
C. Dimensi Kolom
  LL = Beban Hidup
Dari hasil perhitungan, diperoleh
E = Beban Gempa
bahwa dimensi balok yang telah
diasumsikan, dikategorikan dalam
METODE PENELITIAN kondisi aman sehingga dapat dilanjutkan
Penyusunan Tugas Akhir ini pada perhitungan desain dan analisis
menggunakan metode studi pustaka, yang tulangan.
membahas kerangka konseptual permasalahan, Adapun dimensi-dimensi kolom
penentuan tinjauan, kategori penulisan, metode yang digunakan dalam perencanaan
dan prinsip-prinsip desain dan analisis, adalah sebagai berikut:
penyesuaian tipe perencanaan dengan fungsi - Lantai dasar : 45 cm x 45 cm
struktur serta keoptimalan dan keekonomisan - Lantai 2 : 45 cm x 45 cm
hasil desain yang dilakukan penulis dengan - Lantai 3 : 30 cm x 30 cm
mengacu pada peraturan pemerintah yaitu - Lantai 4 : 30 cm x 30 cm
Standar Nasional Indonesia yakni SNI 03-
2847-2002 dan SNI 03-1726-200. Di samping
D. Penulangan Balok
itu, penulis membaca buku-buku yang relevan
Setelah melakukan analisis
dan sumber-sumber yang tertulis yang
mekanika dengan bantuan SAP2000
menunjang penyusunan ini.
3
V.14.0.0 dengan mengacu pada desain E. Penulangan Kolom
dimensi balok pada preliminary, maka Dari hasil analisis dan perhitungan
dimensi yang digunakan dalam yang telah dilakukan sebelumnya,
perencanaan tulangan balok dapat dilihat didapatkan rekap penulangan balok yang
pada tabel 4.1 terlampir pada tabel 4
Kontrol dimensi balok pada
perhitungan dikategorikan aman, hal ini Tabel 4 Rekapitulasi penulangan kolom
dikarenakan nilai  yang diperoleh dalam
analisis perhitungan tidak lebih besar
dari maks sehingga tidak perlu dilakukan
revisi penampang.
Dari hasil analisis dan perhitungan
yang telah dilakukan sebelumnya,
didapatkan rekap penulangan balok yang F. Penulangan Pelat
terlampir pada tabel 2 dan tabel 3
Tabel 5 Rekapitulasi penulangan pelat
Tabel 2 Rekapitulasi penulangan balok induk dengan metode Markus

Pembahasan
A. Perbedaan Desain Awal dan Review
Desain Dimensi dan Penulangan Pada
Balok
Berdasarkan hasil perhitungan
desain perencanaan penulangan balok
lantai 2 sampai atap gedung Universitas
Patria Artha, diperoleh hasil sebagai
berikut:
 Hasil perhitungan desain awal yaitu:
- Dimensi balok induk B1 (40 cm x
80 cm) dengan tulangan tumpuan
Tabel 3 Rekapitulasi penulangan balok anak
adalah 9 D 22 dan tulangan
lapangan adalah 6 D 22.
- Dimensi balok induk B2 (30 cm x
40 cm) dengan tulangan tumpuan
adalah 3 D 16 dan tulangan
lapangan adalah 4 D 16.
- Dimensi balok anak B3 (20 cm x
30 cm) dengan tulangan tumpuan
adalah 3 D 16 dan tulangan
lapangan adalah 3 D 16.
 Hasil perhitungan review desain
yaitu:
- Dimensi balok induk lantai 2
sampai dengan atap adalah 30 cm

4
x 50 cm dengan rata-rata B. Perbedaan Desain Awal dan Review
menggunakan tulangan 3 D 16 Desain Dimensi dan Penulangan Pada
untuk tumpuan dan 3 D 16 untuk Kolom
lapangan, selanjutnya tulangan Berdasarkan hasil perhitungan
geser yang digunakan adalah Ø10 desain perencanaan penulangan balok
- 150 lantai 2 sampai atap gedung Universitas
- Dimensi balok anak lantai 2 Patria Artha, diperoleh hasil sebagai
sampai dengan atap adalah 15 cm berikut:
x 25 cm dengan menggunakan  Hasil perhitungan desain awal yaitu:
tulangan 2 D 12 untuk tumpuan - Dimensi kolom tepi K1 (50 cm x
dan 2 D 12 untuk lapangan, 50 cm) dengan menggunakan
selanjutnya tulangan geser yang tulangan 5 D 19.
digunakan adalah Ø10 – 150. - Dimensi kolom tengah K2 (40
Dari hasil perhitungan di atas cm x 40 cm) dengan
diperoleh bahwa dimensi dan penulangan menggunakan tulangan 4 D 19.
balok pada review desain lebih ekonomis - Dimensi kolom tepi K3 (30 cm x
dibandingkan dengan desain awal. Hal 30 cm) dengan menggunakan
ini dikarenakan pemilihan dimensi yang tulangan 2 D 10.
mengacu pada perhitungan preliminary  Hasil perhitungan review desain
desain didasarkan nilai yang keluar dari yaitu:
perhitungan dan batas kenaikan besaran - Dimensi kolom lantai 1 dan 2
dimensi mengacu pada standar adalah 45 cm x 45 cm, dengan
perencanaan struktur tahan gempa menggunakan tulangan 3 D 16
dimana disebutkan bahwa komponen untuk kolom tepi an 4 D 16 untuk
struktur harus memenuhi syarat kolom tengah.
perbandingan lebar terhadap tinggi tidak - Dimensi kolom lantai 3 dan 4
boleh kurang dari 0,3 dan lebarnya tidak adalah 30 cm x 30 cm, dimana
boleh kurang dari 250 mm (SNI 03 – lantai 3 menggunakan tulangan 3
2847 – 2002 hal.208). Di samping itu, D 16 untuk kolom tepi dan 4 D
pemilihan dimensi yang relatif kecil 16 untuk kolom tengah.
dapat mengurangi besaran luas tulangan Sedangkan lantai 4 menggunakan
tarik non pratekan (As) yang berakibat tulangan 3 D 14 untuk kolom tepi
pada keekonomisan dari pemilihan dan kolom tengah.
dimater tulangan yang dibutuhkan dari
penampang balok tersebut. Hal ini Dari hasil perhitungan di atas
terbukti pada hasil perhitungan tulangan diperoleh bahwa dimensi dan penulangan
balok dimana diameter tulangan kolom pada review desain lebih
terpasang adalah D16. ekonomis dan stabil dibandingkan hasil
Pada desain awal, dimensi yang perhitungan dengan desain awal. Hal ini
dipilih lebih besar dari hasil perhitungan dikarenakan pemilihan dimensi yang
review desain. Hal ini dikarenakan pihak mengacu pada perhitungan preliminary
kontraktor memiliki beberapa desain dimana perencanaan kolom yang
pertimbangan dalam desain gedung ditinjau adalah kolom tengah, sehingga
Universitas Patria Artha yakni salah besaran dimensi yang keluar dari
satunya adalah segi arsitektur bangunan. tinjauan perhitungan pada kolom tengah
Namun perlu diketahui, salah satu akan aman digunakan untuk kolom tepi.
kekurangan pemilihan dimensi yang Pada prinsipnya, desain kolom
besar akan mengakibatkan over desain haruslah mengacu pada kolom tengah
dan mahal meskipun faktor karena pada struktur portal ruang (space
keamaanannya lebih tinggi. frame), kolom tengah memikul beban

5
yang didistribusikan oleh pelat dan balok  Hasil perhitungan review desain
yang berada pada semua sisinya sehingga yaitu:
momen, geser dan Pu yang dihasilkan Untuk lantai, tebal pelat yang
pasti akan lebih besar dibandingkan digunakan adalah 12 cm dimana :
dengan kolom tepi. - Arah x Tumpuan = Ø10 – 100
Pada review desain pun, dimensi Lapangan = Ø10 - 100
yang dipilih tidak tipikal, pada lantai - Arah y Tumpuan = Ø10 – 100
dasar dan lantai 2 dipilih dimensi yang Lapangan = Ø10 - 100
lebih besar daripada lantai 3 dan 4 karena
Pu maksimum terjadi pada daerah kolom Dari perhitungan di atas diperoleh
bawah akibat akumulasi dari beban hasil review desain memakai tulangan
kolom di atasnya. polos untuk pertimbangan keekonomisan
Hasil perhitungan penulangan Hal ini jadi pertimbangan penulis karena
kolom pada review desain menunjukkan kebutuhan tulangan polos dalam
tulangan yang digunakan adalah D16 dan menahan beban pelat akibat kombinasi
D14 dengan tulangan kolom empat sisi. pembebanan sudah cukup kuat, ditambah
Hal ini disebabkan gaya normal aksial lagi peran balok anak (secondary beam)
yang terjadi lebih besar daripada momen bersilangan yang menopang berat pelat.
yang ada. Pada desain awal, pihak pelaksana
Pada desain awal, dimensi yang memilih jaringan kawat baja las
dipilih pada kolom tepi lebih besar dari (wiremesh) untuk kemudahan dalam
pada kolom tengah. Kasus seperti ini waktu pengerjaan, jaminan keakuratan
tidak dikatakan salah, karena pada dan kualitas bangunan.
akhirnya setelah besaran dimensi dipilih,
maka akan dikontrol dalam perhitungan D. Grafik Perbandingan Antara Momen
preliminary dimana Pnmax> Pu. Jika Lapangan dan Gaya Geser Balok
nilai memenuhi syarat tersebut maka Berikut disajikan dalam kondisi
kolom dikategorikan aman. Pada hasil tabel dan grafik perbandingan antara
penulangan kolom untuk desain awal momen lapangan dan gaya geser pada
dari pihak pelaksana diperoleh D19 dan balok terhadap pengaruhnya terhadap
D10. Ini menunjukkan dimensi yang posisi lantai bangunan.
besar akan menghasilkan luas tulangan
minimum yang besar sehingga Tabel 6 Rekapitulasi momen lapangan dan
gaya geser maksimum
kebutuhan tulangan pun besar.

C. Perbedaan Desain Awal dan Review Lantai Momen (+) Geser (+)
Desain Dimensi dan Penulangan Pada 4 3.987 0
Pelat
Berdasarkan hasil perhitungan 3 7.863 0
desain perencanaan penulangan pelat 2 7.283 0
gedung Universitas Patria Artha,
diperoleh hasil sebagai berikut: 1 6.966 0
 Hasil perhitungan desain awal yaitu:
Untuk lantai, tebal pelat adalah 12
cm dengan menggunakan wiremesh
dua lapis di mana :
- Arah x Tumpuan = M10 – 400
Lapangan = M10 – 400
- Arah y Tumpuan = M10 – 400
Lapangan = M10 – 400

6
Tabel 7 Rekapitulasi momen tumpuan dan
Perbandingan Nilai Momen Lapangan dan gaya geser maksimum
Gaya Geser Tiap Lantai
9 Geser
Lantai Momen (-)
8 (-)
7 4 4.977 5.119
Momen (t.m)

6 3 13.173 12.881
5 Momen (+)
4 2 13.188 12.687
Geser (+)
3 1 13.187 12.538
2
1
0 Grafik Perbandingan Nilai Momen
4 3 2 1 Tumpuan dan Gaya Geser Tiap Lantai
Lantai 14
12
Gambar 3 Grafik perbandingan nilai 10

Momen (t.m)
momen lapangan dan gayageser maksimum 8 Momen (-)
tiap lantai 6 Geser (-)
4
2
Dari grafik di atas diperoleh bahwa 0
nilai momen lapangan maksimum 4 3 2 1
mengalami fluktuasi dari tiap lantainya, Lantai
hal ini dikarenakan nilai momen yang
direkap adalah nilai maksimum dari Gambar 4 Grafik perbandingan nilai momen tumpuan
kombinasi pembebanan yang telah dan gayageser maksimumtiap lantai
mendapatkan pengaruh dari beban mati,
beban hidup, dan beban gempa yang Dari grafik di atas diperoleh bahwa
telah ditentukan dengan menggunakan nilai momen tumpuan dan gaya geser
program SAP2000 V.14.0.0. pada gedung yang ditinjau adalah
Dari grafik di atas pun diperoleh berbanding lurus, dimana semakin besar
bahwa nilai gaya geser yang terjadi pada nilai momen, maka gaya geser pun akan
momen lapangan maksimum adalah nol. semakin besar. Akan tetapi, dari grafik di
Ini berarti bahwa gaya geser dan momen atas juga diperoleh bahwa nilai momen
lentur dalam balok merupakan fungsi- tumpuan dan gaya geser pada gedung
fungsi dari jarak x yang diukur sepanjang yang ditinjau lebih besar daripada
sumbu longitudinal. Untuk kondisi beban momen lapangan. Hal ini sebenarnya
terdistribusi merata, nilai momen dan menunjukkan bahwa perlu dilakukan
gaya geser berbanding terbalik, semakin redistribusi momen untuk mengurangi
besar nilai momen lentur, maka gaya besarnya momen maksimum pada
geser yang terjadi semakin kecil, dan tumpuan dan mengalihkan ke lapangan,
pada saat momen lentur mencapai sehingga diperoleh distribusi kekuatan
kondisi maksimum maka gaya geser lentur yang leibh rata sehingga tulangan
yang terjadi adalah nol. lentur pada balok tidak berlebihan.
Namun, dimensi balok dan data material
E. Grafik Perbandingan Antara Momen baja tulangan serta mutu beton pun
Tumpuandan Gaya Geser Balok mempengaruhi dalam perhitungan As
Berikut disajikan dalam kondisi minimum pada analisis tulangan.
tabel dan grafik perbandingan antara Pada kasus di atas tidak perlu
momen tumpuan dan gaya geser pada dilakukan redistribusi momen karena 
balok terhadap pengaruhnya terhadap yang digunakan adalah min karena
posisi lantai bangunan. ternyata besar momen yang diperoleh

7
dari analisa SAP pada perhitungan  struktur portal/frame beban balok yang
lebih kecil daripada min sehingga bekerja pada kolom tengah lebih banyak
tulangan yang terpasang seragam. didistribusikan ke kolom dibanding pada
kolom tepi sehingga pertimbangan
F. Grafik Nilai Gaya Normal (Pu) Pada perencanaan selalu mengacu pada kolom
Kolom tengah.
Berikut disajikan dalam kondisi tabel
dan grafik perbandingan antara gaya
normal pada kolom terhadap PENUTUP
pengaruhnya terhadap posisi lantai
bangunan. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang telah
Tabel 8 Nilai Pu maksimum pada kolom diperoleh dan analisa perencanaan
superstruktur gedung Universitas Patria Artha
Lantai Gaya Normal
yang telah dibahas, maka diperoleh
4 29.434
kesimpulan sebagai berikut :
3 82.253
 Penentuan dimensi balok tergantung
2 135.880 pada jenis tumpuannya dan jarak antar
1 188.690 tumpuan. Di samping itu, penentuan
besar dimensi balok harus memenuhi
syarat perbandingan lebar terhadap tinggi
Grafik Pu (Gaya Normal) Pada Kolom Tiap
Lantai tidak boleh kurang dari 0,3 dan lebarnya
tidak boleh kurang dari 250 mm.
200
180  Penentuan dimensi kolom didasarkan
160 pada asumsi kolom tengah yang
Gaya Normal Pu (ton)

140 memikul beban tersebar akibat beban


120 balok dan pelat yang telah didistribusi ke
100 Gaya Normal
80
kolom.
60  Dalam perencanaan dan perhitungan
40 struktur atas bangunan, dari analisa
20 struktur dengan program SAP2000
0 diperoleh bahwa gaya-gaya dalam yang
4 3 2 1
terjadi pada kolom (gaya normal aksial)
Lantai yang bekerja pada kolom struktur,
semakin ke bawah semakin besar
Gambar 5 Grafik gaya normal (Pu) pada harganya. Oleh sebab itu dalam
kolom   tiap lantai
perencanaan suatu kolom struktur portal
untuk gedung bertingkat banyak perlu
Dari grafik di atas diperoleh bahwa direncanakan dimensi penampang.
nilai Pu pada kolom meningkat seiring  Kebutuhan tulangan longitudinal yang
dengan penurunan level pada lantai diperlukan tergantung dari besar dimensi
gedung. Ini berarti bahwa kolom yang struktur yang ditetapkan dalam desain.
memikul Pu terakumulasi dari lantai Dimensi yang besar akan menyebabkan
teratas ke lantai terbawah sehingga jelas kebutuhan tulangan pun ikut banyak
diperoleh nilai Pu pada lantai terbawah sehingga muncul istilah over desain,
adalah terbesar dibandingankan dengan sedangkan dimensi yang terlalu kecil
lantai di atasnya. akan memberikan nilai rasio tulangan
Pada grafik di atas, diperoleh nilai tarik non pratekan lebih besar
gaya normal (Pu) terbesar pada kolom dibandingkan rasio tulangan tarik
tengah. Hal ini dikarenakan, pada maksimum.

8
Saran Anomius. 1983. Peraturan Pembebanan
Berdasarkan tinjauan perencanaan Indonesia Untuk Gedung. Departemen
superstruktur gedung Universitas Patria Artha, Pekerjaan Umum RI. Jakarta
disarankan dalam suatu perencanaan struktur
persyaratan praktis sebagai berikut : Anomius. 2002. Tata Cara Perencanaan
1. Lebih memperhatikan penginputan data Ketahanan Gempa Untuk Bangunan
ke dalam aplikasi software SAP2000 Gedung. SK SNI 03-1726-2002. Badan
V.14.0.0 agar output data yang Standardisasi Nasional. Bandung
dihasilkan dapat sesuai dengan proses
analisis yang akan dikerjakan. Perhatikan Anomius. 2002. Tata Cara Perhitungan
dengan seksama penamaan frame untuk Struktur Beton Untuk Bangunan
kolom dan balok. Gedung. SK SNI 03-2847-2002.
2. Seorang perencana struktur hendaknya Yayasan LPMB. Bandung.
selalu mengikuti perkembangan
peraturan-peraturan dan pedoman- Dewobroto, S. 2007. Aplikasi Rekayasa
pedoman (standar) dalam perencanaan Konstruksi dengan SAP2000. PT. Elex
struktur sehingga struktur yang Media Komputindo; Jakarta
dihasilkan nantinya selalu memenuhi
persyaratan terbaru yang ada (up to date) Dipohusodo, Istimawan. 1999. Struktur Beton
seperti dalam hal peraturan perencanaan Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-
struktur tahan gempa, standar 1991-03 Departemen Pekerjaan
perencanaan struktur beton, dan lain-lain. Umum RI. PT. Gramedia Pustaka Utama.
3. Untuk pihak pelaksana/ kontraktor, Jakarta
sebaiknya melakukan pengecekan/
perhitungan kembali jika terjadi Nawy, Edward G. 1998. Beton Bertulang
pemesaran dimensi. Suatu Pendekatan Dasar. PT. Refika
Aditama. Bandung
DAFTAR PUSTAKA
Subakti, Aman. 1993. Gempa. Jurusan Teknik
Akkas, Abdul Madjid, dkk. 2004. Struktur SipilFakultas Teknik Sipil dan
Beton Bertulang I. Jurusan Sipil Perencanaan InstitutTeknologi
Fakultas Teknik Universitas Sepuluh November. Surabaya
Hasanuddin. Makassar

You might also like