You are on page 1of 7

IMPLEMENTASI PENANGANAN KEGAWATDARURATAN TERPADU

(Studi Tentang Responsivitas Program Public Safety Center di Kabupaten


Tulungagung)
Bram Wiratma

Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Departemen Administrasi,


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga

Abstract

The purpose of thus study is to explain how the Public Safety Center program responsiveness on
Implementation of Integrated Emergency Management in Tulungagung District.This study background is based on the
formation of integrated emergency management system which called Public Safety Center program which received
various awards at national level in public service.
Researchers uses qualitative research method with descriptive research type. Collecting data techniques
conducted with document studies, observations, and indepth interview with informants. Determination of informants is
done with purposive by selecting partie who are considered to know more deeply about the implementation of
integrated emergency management which is Public Safety Center program in Tulungagung District involving cross-
sector related in emergency service.
The results of this study indicate that the responsiveness of PSC program in the implementation of integrated
emergency management in Tulungagung Regency as a whole works well. In terms of implementation works well, shown
from the six aspects of existing implementation works optimally. Then for the aspect of responsiveness works well,
shown from six aspect of responsiveness are works optimally.

Keywords: Integrated Emergency Management System, Public Safety Center, Implementation, Responsiveness

PENDAHULUAN gawat darurat di Indonesia saat ini menggambarkan


Pelayanan publik merupakan unsur penting bahwa belum semua fasyankes memiliki pelayanan
untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. UUD gawat darurat yang sesuai dengan standar; kurangnya
Tahun 1945 mengamanatkan bahwa Negara pelayanan di pelayanan gawat darurat yang berfokus
berkewajiban melayani setiap warga negara dan pada Patient Safety; kurangnya jumlah dan kualitas
penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan tenaga kesehatan di pelayanan gawat darurat; belum
dasarnya dalam kerangka pelayanan publik. Untuk optimalnya jejaring komunikasi dan koordinasi antar
memenuhi hak dan kewajiban tersebut, pemerintah Pemerintah, Institusi Pendidikan, Dinkes, Fasyankes,
menetapkan UU Pelayanan Publik untuk memberikan OP dan masyarakat dalam penanganan
kepastian hukum dalam hubungan antara masyarakat kegawatdaruratan; belum optimalnya sistem rujukan
dan penyelenggara dalam pelayanan publik bagi warga antar fasyankes; belum ditetapkannya Sistem
negara. Undang-Undang Pelayanan Publik atau Pelayanan Gawat Darurat (EMSS) yang terpadu dari
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pra fasyankes hingga fasyankes; belum adanya sistem
Pelayanan Publik merupakan undang-undang yang penanganan kegawatdaruratan yang standar dan
mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang terpadu; serta fakta bahwa pelayanan kesehatan
baik yang merupakan efektifitas fungsi-fungsi khususnya penanganan kegawatdaruratan perlu
pemerintahan itu sendiri. ditingkatkan untuk menekan angka kematian dan
mencegah kecacatan. Sehingga perlu adanya sistem
Dalam hal ini penulis ingin mengangkat yang terpadu serta didukung dengan sistem
mengenai pelayanan publik di bidang komunikasi.
kegawatdaruratan yang ada di Indonesia. Dalam situasi
gawat darurat, penanganan cepat dan tepat pasien Dalam hal ini pemerintah berperan penting
gawat darurat membutuhkan manajemen yang tepat. dalam menyelenggarakan pelayanan publik, khususnya
Disamping lebih efisien dibutuhkan suatu koordinasi di bidang kegawatdaruratan. Berdasarkan Instruksi
antar unit pelayanan dimana pasien itu didiagnosa ke Presiden RI Nomor 4 tahun 2013 tentang Program
tempat dimana pasien tersebut akan dirujuk untuk Dekade Aksi Keselamatan Jalan untuk pilar ke V
penanganan lebih tepat dan efisien. Kondisi pelayanan Menteri Kesehatan, yang bertanggung jawab

1
meningkatkan penanganan pra kecelakaan meliputi Serta terbangunnya call center kegawatdaruratan, dan
promosi dan peningkatan kesehatan pengemudi pada pencapaian pelayanan kegawatdaruratan berstandar
keadaan/situasi khusus dan penanganan pasca Intrnasional.
kecelakaan dengan Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu (SPGDT). Untuk mendukung Dengan penerapan kerjasama lintas sektor
terlaksana SPGDT tersebut, maka dibentuk Pusat dalam pelaksanaan Sistem Penanganan Gawat Darurat
Komando Nasional (National Command Center) yang Terpadu khususnya di Kabupaten Tulungagung, akan
bergerak di pemerintah pusat dan Pusat Pelayanan memudahkan penanganan permasalahan serta
Keselamatan Terpadu (Public Safety Center) yang mengoptimalkan pelayanan secara menyeluruh.
bergerak di lingkup pemerintah daerah. Kerjasama yang terintegrasi dengan baik akan
menambah efektivitas dalam mencapai tujuan dari
Kabupaten Tulungagung adalah daerah yang pemerintah, yaitu mewujudkan kesejahteraan dan
pertama kali membentuk Public Safety Center (PSC) keamanan bagi seluruh masyarakat.
dan menjadi daerah percontohan skala nasional. Public
Safety Center (PSC) Kabupaten Tulungagung yang Kerangka Teori
dinamai Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Kebijakan Publik
Terpadu ini terbentuk sejak tahun 2015 dengan tujuan Menurut Edward III dan Sharkansky, definisi
untuk mendekatkan pelayanan kegawatdaruratan kebijakan publik yaitu “what goverment say and do, or
kepada masyarakat dengan cara memperpendek waktu not to do. It is yhe goals or purpose of government
respon/response time. Layanan Sistem Penanganan programs” (apa yang pemerintah katakan dan
Gawat Darurat Terpadu ini diatur dalam Peraturan dilakukan atau tidak dilakukan). Kebijakan merupakan
Bupati Tulungagung Nomor 29 Tahun 2015 tentang serangkaian dari tujuan dan sasaran dari program-
Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu di program pemerintah. William Dunn mengemukakan
Kabupaten Tulungagung. Dalam mendukung layanan bahwa dalam sistem kebijakan terdapat tiga elemen
kegawatdaruratan tersebut, terdapat beberapa instansi yaitu stakeholders kebijakan, kebijakan publik (policy
pelayanan publik yang tergabung dalam Sistem contents), dan lingkungan kebijakan (policy
Penanganan Gawat Darurat Terpadu, yaitu RSUD Dr. environment).
Iskak Kabupaten Tulungagung, Polres Kabupaten
Tulungagung, BPBD Kabupaten Tulungagung, Satpol Tahapan Kebijakan Publik
PP Kabupaten Tulungagung, dan Kodim Proses pembuatan kebijakan publik
0807/Tulungagung. merupakan proses yang kompleks karena melibatkan
banyak proses maupun variabel yang harus dikaji.
Layanan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Namun, demikian beberapa ahli mungkin membagi
Terpadu Kabupaten Tulungagung ini berpusat di lantai
tahap-tahap ini dengan urutan berbeda. Tahap-tahap
2 gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. kebijakan publik adalah sebagai berikut : Tahap
Iskak Tulungagung, ruangan ini merupakan pusat Penyusunan Agenda, Tahap Formulasi Kebijakan,
koordinasi antar sektor yang tergabung dalam layanan
Tahap Adopsi Kebijakan, Tahap Implementasi, Tahap
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu di
Evaluasi Kebijakan.
Kabupaten Tulungagung. Di sini, operator layanan
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu akan
Implementasi Kebijakan
mengkoordinasikan situasi kegawatdaruratan sesuai Van Mater dan Van Horn merumuskan proses
dengan laporan telepon dari masyarakat. Berikut implementasi sebagai “those actions by public or
adalah jumlah panggilaan telepon dan spesifikasi dari
private individuals (or groups) that are directed at the
masing-masing kasus kegawatdaruratan yang terjadi di
achievement of objectives set forth in prior policy
Kabupaten Tulungagung:
decision” (tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-
Tabel I.1 Panggilan Telepon PSC Tahun 2015-2017
Sumber: Data Jumlah Panggilan Telepon PSC Kab. Waktu Total Medis Non Medis
Tulungagung (diolah)
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
2015 16 100 9 56,25 7 43,75
Tulungagung Emergency Medical Service dan (November-
Instalasi Gawat Darurat Modern dijalankan secara Desember)
terintegrasi untuk memaksimalkan pelayanan publik di 2016 691 4218,75 325 47,03 366 52,97
bidang kesehatan. Sejak tahun 2013 Instalasi Gawat 2017 1415 104,76 728 51,45 687 48,55
Darurat Modern beroperasi dan dilanjutkan dengan kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada
layanan Tulungagung Emergency Medical Service tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam
pada tahun 2015, perbaikan layanan berhasil dicapai. keputusan kebijaksanaan).
Penurunan angka kematian kurang dari 24 sebanyak 10
permil, response time pasien gawat darurat nol (0) Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier,
menit, penurunan jumlah komplain, perbaikan IKM. menjelaskan makna implementasi dengan memahami

2
apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program Selanjutnya, menurut Fitzsimmons,
dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus responsivitas/responsiveness merupakan salah satu
perhatian implementasi kebijaksanaan, yakni kejadian- dimensi untuk menentukan kualitas pelayanan.
kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah Responsivitas yaitu kesadaran atau keinginan untuk
disahkannya pedoman-pedoman kebijaksanaan negara, membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang
yang mencakup baik usaha-usaha untuk cepat.
mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan
akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian- Indikator Responsivitas
kejadian. Menurut Ziethaml, Parasuraman dan Berry,
responsivitas dapat dijabarkan menjadi beberapa aspek,
Selanjutnya, Grindle mengungkapkan meliputi:
pandangannya mengenai implementasi dengan
mengatakan bahwa secara umum, tugas implementasi 1. Merespon setiap pelanggan/pemohon yang
adalah membentuk suatu kaitan (linkage) yang ingin mendapatkan pelayanan.
memudahkan tujuan-tujuan kebijakan bisa Aspek ini mencakup sikap dan komunikasi
direalisasikan sebagai dampak dari suatu kegiatan yang baik dari para penyedia layanan.
pemerintah. Oleh karena itu, tugas implementasi
mencakup terbentuknya “a policy delivery system”, 2. Petugas/aparatur melakukan pelayanan
dimana sarana-sarana tertentu dirancang dan dijalankan dengan cepat.
dengan harapan sampai pada tujuan-tujuan yang Pelayanan dengan cepat ini berkaitan dengan
diinginkan. kesigapan dan ketulusan penyedia layanan
dalam menjawab pertanyaan dan memenuhi
Model-Model Implementasi permintaan pelanggan.
Dalam pelaksanaan implementasi suatu
kebijakan, banyak faktor yang dapat mempengaruhi 3. Petugas/aparatur melakukan pelayanan
keberhasilan dari suatu proses implementasi kebijakan. dengan tepat.
Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai aspek yang Yaitu tidak terjadi kesalahan dalam melayani,
berpengaruh penting terhadap implementasi kebijakan artinya pelayanan yang diberikan sesuai
publik serta untuk penyederhanaan pemahaman, maka dengan keinginan masyarakat sehingga tidak
akan digunakan model-model implementasi kebijakan. ada yang merasa dirugikan atas pelayanan
 Model George C. Edward III yang didapatnya.
Model implementasi kebijakan yang
4. Petugas/aparatur melakukan pelayanan
dikemukakan oleh George C. Edward III merujuk
dengan cermat.
pada empat variabel yang berperan penting dalam
Berarti penyedia layanan harus selalu fokus
pencapaian keberhasilan implementasi. Empat variabel
dan sungguh-sungguh dalam memberikan
tersebut adalah komunikasi, sumber daya, disposisi,
pelayanan kepada masyarakat.
dan struktur organisasi. 1. Komunikasi, 2. Sumber
Daya, 3. Disposisi, . struktur Organisasi. 5. Petugas/aparatur melakukan pelayanan
 Model Merilee S. Grindle dengan waktu yang tepat.
Menurut Grindle, implementasi kebijakan Waktu yang tepat berarti pelaksanaan
ditentukan oleh dua aspek besar, yaitu isi kebijakan pelayanan kepada masyarakat dapat
(content of policy) dan lingkungan implementasi diselesaikan dalam waktu yang telah
(context of implementation). Isi kebijakan mencakup : ditentukan sehingga dapat memberikan
1. Kepentingan Kelompok Sasaran, 2. Tipe Manfaat kepastian pelayanan kepada masyarakat.
yang Dihasilkan, 3. Derajad Perubahan yang
Diinginkan, 4. Letak Pengambilan Keputusan, 5. 6. Semua keluhan pelanggan direspon oleh
Plaksanaan Program, 6. Sumber Daya yang Dilibatkan. petugas.
Responsivitas Bahwa setiap penyedia layanan harus
Menurut Zeithaml, Parasuraman dan Berry, menyediakan akses kepada masyarakat untuk
responsivitas adalah kerelaan untuk menolong dapat menyampaikan keluhannya dan dapat
pengguna layanan dan menyelenggarakan pelayanan dicarikan solusi yang baik.
secara ikhlas.
Gawat Darurat
Responsivitas menurut Agus Dwiyanto adalah Gawat darurat adalah keadaan klinis
kemampuan organisasi untuk mengidentifikasi seseorang yang membutuhkan tindakan medis segera
kebutuhan masyarakat, menyusun prioritas kebutuhan, guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan
dan mengembangkannya dalam berbagai program lebih lanjut. Menurut Dorland, kegawatdaruratan
pelayanan. Responsivitas mengukur daya tanggap adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara
organisasi terhadap harapan, keinginan dan aspirasi, tiba-tiba, seringkali merupakan kejadian yang
serta tuntutan warga pengguna layanan. berbahaya. Campbell berpendapat bahwa

3
kegawatdaruratan dapat juga didefinisikan sebagai Sumber Daya Dalam Penanganan
situasi serius dan kadang kala berbahaya yang terjadi Kegawatdaruratan Terpadu
secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan
tindakan segera guna menyelamatkan jiwa/nyawa. Dalam pemenuhan sumber daya, masih ada
Selain itu, gawat darurat adalah keadaan klinis pasien pihak yang memiliki sumber daya yang masih kurang.
yang membutuhkan tindakan medis segera guna Dari RSUD Dr. Iskak Kabupaten Tulungagung,
penyelamatan nyawa dan pencegahan lebih lanjut. diketahui bahwa jumlah sumber daya manusia
Situasi gawat darurat tidak hanya dalam hal medis, mencukupi dimana sumber daya tersebut diambil dari
namun juga dalam hal non medis atau yang sering kita personel TEMS (Tulungagung Emergency Medical
ketahui adalah bencana. Service) untuk menunjang kecepatan dalam
penanganan, disini personil tersebut merangkap
Situasi kegawatdaruratan medis meliputi sebagai operator dari call center dari layanan
penyakit jantung, penyakit saraf, penyakit dalam, penanganan kegawatdaruratan terpadu, yaitu PSC
masalah seputar kebidanan. Sedangkan (Public Safety Center). Dari segi sumber daya
kegawatdaruratan non medis meliputi, kecelakaan, finansial, juga sudah mencukupi baik itu untuk
kasus orang gila & gelandangan, kebakaran, lampu operasional maupun perawatan sistem.
padam, pohon tumbang, bencana alam, bencana non
alam, dan bencana sosial. Selanjutnya dari BPBD, sumber daya manusia
dari BPBD sendiri masih kurang namun untuk
Metode Penelitian mengatasi kekurangan tersebut mereka
Penelitian ini menggunakan metode penelitian memberdayakan relawan-relawan kebencanaan yang
kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian adalah ada. Sedangkan dari segi sumber daya finansial, masih
Kabupaten Tulungagung. Sumber data yang digunakan belum cukup karena selama ini belum banyak yang
adalah data primer dan data sekunder. Teknik bisa dilakukan oleh BPBD dalam 3 bidang
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, kebencanaan mulai dari pra bencana yang hingga saat
wawancara dan dokumentasi. Teknik pemilihan ini BPBD belum memiliki sistem peringatan dini,
informan dilakukan secara purposive dan snowball. selanjutnya bidang kedaruratan yang belum memiliki
Teknik analisis data menggunakan model analisis peralatan-peralatan yang lengkap, lalu pada bidang
Miles & Huberman yaitu reduksi data, penyajian data pasca bencana masih banyak tinggalan-tinggalan
dan kesimpulan. bencana yang masih belum direhabilitasi atau
rekonstruksi.
Hasil dan Pembahasan
Lalu dari Bidang Pemadam Kebakaran Satpol
Komunikasi Dalam Penanganan Kegawatdaruratan PP, sumber daya manusia yang ada masih dirasa
Terpadu kurang dalam menangani kebakaran skala besar yang
terjadi di wilayah Kabupaten Tulungagung. Lalu dari
Komunikasi lintas sektor menggunakan sumber daya finansial, dirasa masih kurang namun
telepon biasa, telepon genggam, HT, Skype, dan layar selama ini Bidang Pemadam Kebakaran sendiri selalu
monitor untuk menentukan koordinat dan memaksimalkan sumber daya finansial yang tersedia.
membunyikan alarm kepada lintas sektor yang
tergabung. Namun dalam pelaksanaannya, beberapa Selanjutnya dari pihak Polres sekaligus
pihak masih terkendala mulai dari pihak BPBD, Kodim 0807/Tulungagung, sumber daya manusia yang
mereka menilai apabila komunikasi dengan call center ada sudah mencukupi dalam menangani situasi
melalui HT belum bisa berjalan dengan baik serta titik kegawatdaruratan yang terjadi. Sedangkan dari sumber
koordinat yang ditunjuk oleh call center pada layar daya finansial, juga mencukupi untuk operasional
monitor yang ada di ruangan Pusdalops BPBD masih penanganan kegawatdaruratan yang terjadi
belum akurat. Selanjutnya, tidak semua pihak
mendapatkan fasilitas layar monitor yang tersambung Disposisi Pada Pelaksanaan Penanganan
dengan lintas sektor seperti Bidang Pemadam Kegawatdaruratan Terpadu
Kebakaran Satpol PP Kabupaten Tulungagung yang
tidak memiliki layar monitor, mereka melakukan Pada pelaksanaan penanganan gawat darurat
komunikasi dan koordinasi melalui telepon dan HT. ini, disposisi dari pihak yang terkait mulai dari RSUD
Transmisi, kejelasan, dan konsistensi pada komunikasi Dr. Iskak, Polres, BPBD, Bidang Pemadam Kebakaran
juga sudah baik dengan tidak adanya kesalahan Satpol PP, hingga Kodim 0807/Tulungagung sangat
penanganan dan miss koordinasi. Secara keseluruhan tinggi. Dimana komitmen dan kerjasama lintas sektor
aspek komunikasi sudah baik meskipun ada kendala sangat tinggi untuk menangani situasi gawat darurat
namun tidak mempengaruhi pelaksanaan penanganan yang ada dengan cepat dan tepat
kegawatdaruratan terpadu.
Struktur Birokrasi Penanganan Kegawatdaruratan
Terpadu

4
Struktur birokrasi yang terfragmentasi tidak Mulai dari RSUD yang selalu turun disetiap ada
mengakibatkan gagalnya komunikasi karena selama ini kejadian yang terjadi karena sebagian besar kasus
komunikasi dan koordinasi dengan memanfaatkan kegawatdaruratan yang terjadi sering kali
teknologi yang ada dan apabila ada suatu kejadian, membutuhkana pertolongan medis. Selanjutnya
maka aktor-aktor yang terkait akan langsung Polres yang turun membantu apabila ada kejadian
berkoordinasi dan bekerjasama dalam penanganan kebakaran, kecelakaan, temu mayat, orang
kejadian tersebut. Selanjutnya, layanan penanganan meninggal, kerusuhan, dll. Lalu dari BPBD yang
kegawatdaruratan ini juga memiliki SOP sebagai menangani kejadian bencana alam dan pohon
standar pelaksanaannya. tumbang. Selanjutnya, dari bidang pemadam
kebakaran yang menangani kasus kebakaran
Isi Kebijakan Dalam Penanganan hingga hewan buas yang masuk ke rumah. Dan
Kegawatdaruratan Tepadu dari Kodim sendiri selalu ikut membantu apabila
ada kejadian seperti bencana alam, kebakaran, dan
 Kepentingan kelompok sasaran kerusuhan. Dengan demikian bisa dipahami bahwa
Kepentingan-kepentingan yang ada saling perbedaan dari karakteristik aktor-aktor yang
melengkapi dalam hal melayani masyarakat. terlibat saling melengkapi dalam menangani kasus
Situasi gawat darurat tidak bisa ditangani oleh gawat darurat dan membuat penanganan
salah satu pihak saja, perlu adanya koordinasi dan kegawatdaruratan menjadi lebih efektif.
kerjasama yang baik dalam menangani
kegawatdaruratan supaya penanganan situasi  Kepatuhan dan daya tanggap
gawat darurat bisa tertangani dengan cepat, tepat, Para pihak yang terlibat dalam Public Safety
dan baik. Center sudah memiliki SOP dan menggunakan
SOP tersebut untuk melakukan tindakan dan
 Tipe manfaat yang dihasilkan koordinasi yang dibutuhkan. Dan para pihak yang
Tipe manfaat yang dihasilkan yaitu memberikan terlibat selalu siaga 24 jam untuk penanganan
pelayanan penanganan gawat darurat yang cepat kegawatdaruratan, sehingga apabila ada
dan tepat kepada masyarakat yang membutuhkan. masyarakat yang melaporkan adanya kejadian
Serta penggunaan nomor tunggal (0355) 330119 gawat darurat pihak-pihak tersebut akan langsung
untuk setiap jenis laporan kasus gawat darurat bergerak dan berkoordinasi untuk penanganannya.
yang memudahkan masyarakat untuk mengingat
nomor tersebut. Respon Petugas Terhadap Pemohon Pelayanan
Public Safety Center
 Derajad perubahan yang diinginkan
Derajad perubahan yang diinginkan dari pelayanan Sikap dan komunikasi petugas sudah baik
penanganan kegawatdaruratan yaitu mengurangi dalam menanggapi masyarakat yang membutuhkan
angka kematian dan kecaatan dengan, kejelasan layanan Public Safety Center. Di ruangan call center
waktu respond an lebih cepat, terbentuknya call ada beberapa tugas yaitu call taker dan call dispatcher.
center, mendekatkan pelayanan gawat darurat Peranan dari call taker adalah mencari informasi secara
kepada masyarakat, serta melaksanakan kerjasama detail apa yang terjadi dari penelepon, lalu call taker
dan koordinasi dengan lintas sektor dalam akan menyimpulkan bantuan seperti apa yang tepat
penanganan kegawatdaruratan. untuk membantu penelepon lalu menyampaikan ke call
dispacther. Selanjutnya call dispacther akan
 Letak pengambilan keputusan menugaskan petugas yang dibutuhkan untuk turun
Letak pengambilan keputusan dalam penanganan membantu penelepon. Tidak berhenti sampai disitu,
kegawatdaruratan ada di ruangan call center dari call taker akan mengarahkan penelepon apa yang harus
Public Safety Center yang ada di RSUD Dr. Iskak. dilakukan sampai bantuan tiba. Apabila ada penelepon
Disana merupakan pusat koordinasi dengan lintas yang tidak memiliki pulsa cukup, maka call taker akan
sektor yang terkait untuk penanganan kasus meminta nomor telepon yang bisa dihubungi agar call
kegawatdaruratan yang terjadi. center bisa menelepon penelepon tadi untuk membantu
penanganan terhadap apa yang telah dilaporkan
Lingkungan Kebijakan Dalam Penanganan sebelumnya.
Kegawatdaruratan Terpadu
Kecepatan Petugas Dalam Melaksanakan
 Karakteristik lembaga dan penguasa Pelayanan Public Safety Center
Pihak-pihak yang tergabung dalam Public Safety
Center memiliki karakter-karakter yang berbeda. Layanan Public Safety Center ini sangat cepat
Karakter-karakter yang berbeda tersebut membuat dalam menanganani kejadian gawat darurat. Karena
pelayanan ini semakin maksimal karena dirasa beberapa aktor yang terlibat akan bekerja sama dan
berbedaan karakter tersebut saling melengkapi memberdayakan jajarannya yang ada di daerah seperti
dalam menangani situasi gawat darurat. puskesmas, polsek, babinsa, koramil, serta koramil

5
untuk penanganan awal hingga bantuan dari “pusat” Respon Petugas Terhadap Keluhan Masyarakat
seperti pihak RSUD, Polres, Bidang Pemadam Mengenai Pelayanan Public Safety Center
Kebakaran, dan BPBD tiba untuk menangani lebih
lanjut. Namun, untuk penanganan kebakaran dan Sejauh ini keluhan yang ada seputar waktu
bencana alam, Bidang Pemadam Kebakaran dan BPBD respon dari kasus medis yang dirasakan oleh
masih menemui kendala-kendala yang menghambat masyarakat masih lama, namun keluhan tersebut tidak
petugas untuk memberikan pelayanan dengan cepat. direspon oleh pihak RSUD karena waktu respon
Seperti lokasi kejadian yang jauh, akses masuk jalan tersebut sudah termasuk cepat yaitu sekitar 5-15 menit.
yang sempit sehingga mobil pemadam tidak bisa Selanjutnya, apabila ada keluhan dari masyarakat pihak
masuk, lalu dari BPBD salah satu penghambat Public Safety Center lainnya akan merespon dan
penanganan adalah akses masuk ke lokasi bencana memberi penjelasan dan informasi kepada masyarakat
tertutup oleh longsor, sehingga peralatan-peralatan dari dan akan disampaikan pada saat evaluasi pelaksanaan
BPBD untuk melakukan penanganan tidak bisa masuk program yang berjalan setiap 3 bulan sekali.
ke lokasi tersebut
Kesimpulan
Ketepatan Petugas Dalam Melaksanakan Mengenai responsivitas program Public
Pelayanan Public Safety Center Safety Center pada implementasi penanganan
kegawatdaruratan terpadu di Kabupaten Tulungagung
Selama ini belum ada kesalahan dalam secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik. Hal ini
penanganan yang dilakukan oleh petugas Public Safety
ditandai oleh kesesuaian program Public Safety Center
Center, namun kesalahan lebih dari orang awam yang
dengan Peraturan Bupati Tulungagung Nomor 29
melaporkan karena belum memiliki informasi atau
Tahun 2015 Tentang Sistem Penanganan Gawat
pemahaman medis secara mendalam. Misalnya ada Darurat Terpadu di Kabupaten Tulungagung.
penelepon yang melaporkan adanya orang yang tidak Kesesuaian program Public Safety Center dengan
sadar, begitu petugas tiba ke rumah, ternyata orang
peraturan yang berlaku menunjukkan keseriusan
tersebut sudah tidak sadar selama 1 jam. Sedangkan
Pemerintah Kabupaten Tulungagung dalam
menurut medis, apabila ada orang tidak sadarkan diri
memberikan pertolongan pertama atas kasus
selama 5 menit, tidak ada nadi dan tidak ada nafas
kegawatdaruratan yang terjadi di masyarakat sampai
sudah dinyatakan meninggal dunia. tuntas, memberikan bantuan rujukan ke fasilitas
kesehatan atas kasus kegawatdaruratan medis yang
Disini, call center juga menanyakan informasi
terjadi di masyarakat, memberikan pelayanan
detail kejadian kepada penelepon lalu call center
penanganan medis atas kasus kegawatdaruratan medis
memutuskan penanganan seperti apa yang tepat untuk
membantu penanganan kegawatdaruratan yang yang terjadi di masyarakat sebelum mendapatkan
pelayanan medis di rumah sakit, meningkatkan
dilaporkan oleh penelepon.
koordinasi pelayanan gawat darurat antar instansi
Kecermatan Petugas Dalam Melaksanakan terkait dalam penanganan kegawatdaruratan, serta
Pelayanan Public Safety Center meningkatkan peran serta masyarakat dalam
penanganan gawat darurat.
Dari informasi di lapangan, selama ini petugas
Public Safety Center bersungguh-sungguh dalam Saran
menangani kegawatdaruratan. Begitu ada telepon, call Berdasarkan temuan di lapangan, peneliti
center akan langsung merespon dan berusaha memberikan saran kepada Pemerintah Kota
mengkoordinasikannya dan semua petugas yang sudah Surabaya dan badan/instansi yang terkait yaitu:
standby 24 jam langsung bergerak untuk menangani 1. RSUD Dr. Iskak Kabupaten Tulungagung
kasus yang terjadi. Dalam rentang waktu tahun 2015-  Sebagai pengelola sistem internet pada layar
2017 sudah mencapai 2032 panggilan yang masuk dan monitor lebih dikembangkan lagi, dikarenakan
telah ditangani oleh petugas Public Safety Center. titik koordinat pada layar monitor masih kurang
akurat.
Ketepatan Waktu Petugas Dalam Melaksanakan  Menambahkan layar monitor untuk Bidang
Pelayanan Public Safety Center Pemadam Kebakaran Satpol PP Kabupaten
Tulungagung.
Call center dari Public Safety Center siaga  Segera merealisasikan penambahan tenaga medis
selama 24 jam sehingga siap untuk membantu khusus PSC dan sopir ambulance 24 jam di
masyarakat yang membutuhkan bantuan penanganan puskesmas-puskesmas yang ada di Kabupaten
kegawatdaruratan kapan saja. Dan aktor-aktor yang Tulungagung.
tergabung dalam Public Safety Center akan segera 2. Pemerintah Kabupaten Tulungagung
bergegas untuk menangani kegawatdaruratan dengan  Memberikan anggaran yang lebih kepada BPBD
segera setelah ada informasi yang masuk. Kabupaten Tulungagung supaya bisa dimanfaatkan
untuk penambahan alat peringatan dini dan

6
menambah serta melengkapi peralatan-peralatan
kesiapsiagaan yang masih kurang.
 Merealisasi wacana pembuatan pos-pos pemadam
kebakaran di berbagai wilayah supaya tim
pemadam bisa bergerak lebih cepat dalam
memadamkan kebakaran.

Daftar Pustaka
Dwiyanto, Agus. 2006. Mewujudkan Good
Governance Melalui Pelayanan Publik.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Dwiyanto Indiahono. 2009. Kebijakan Publik –
Berbasis Dynamic Policy Analisys. Yogyakarta:
Gava Media
Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik:
Konsep, Dimensi, Indikator dan
Implementasinya. Yogyakarta: Gava Media

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2016


Tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT)

Sedarmayanti. 2004. Good Governance. Bandung:


Bandar Maju

Solichin Abdul Wahab. 2008. Analisis Kebijakan –


Dari Formulasi ke Penyusunan Model-Model
Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi
Aksara

Subarsono. 2006. Analisis Kebijakan Publik: Konsep,


Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Belajar
Widodo, Joko. 2013. Analisis Kebijakan Publik.
Malang: Bayu Media Publishing
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik: Teori dan
Proses. Yogyakarta : Media Presindo

http://www.yankes.kemkes.go.id/read-sistem-
penanggulangan-gawat-darurat-terpadu-spgdt-
menggurangi-tingkat-kematian-dan-kecacatan-
713.html

https://www.indohcf.com/files/2016-02/seminar-dr.-
chairul-paparan-dirjen-yankes-kebijakan-
implementasi-spgdt.pdf

www.jipp.jatimprov.go.id

You might also like