You are on page 1of 23

JURNAL KEPERAWATAN MATERNITAS

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Maternitas 2


yang di ampu oleh Ibu Yulia Wijaya

Disusun Oleh : HERI SUPRIADI


NIM : 1220119

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BOROBUDUR
TAHUN AJARAN 2020 /2021
Penerapan Model Pelayanan Maternitas One Student One Client Sebagai
Upaya Pencegahan Kematian Ibu Dan Bayi Di Kabupaten Kendal
The Implementation Of One Student One Client Maternity Service Model As
A Prevention Of Death Of Mother And Baby In Kendal
Shinta Ika Sandhi1, Masruroh2
Akademi Kebidanan Uniska1,2
shinta86harnuddin82@gmail.com, bidanmasruroh@gmail.com

Abstact: Kendal District Mother's 3-year Mortality Rate from 2012 shows a fluctuative condition. The
One Student One Client maternity model is expected to reduce maternal and infant mortality through
qualified and professional midwives generated by qualified health institutions. The design of this study
using. The data was collected by questionnaire and observation on the midwife and student in Kendal
District Health Office. Application of Maternity Services "One Student One Client" model of
comprehensive OSOC care in well-tolerated OSOC group (52.09%), High-risk findings in OSOC-
assisted groups were highly effective for high-risk findings, with KRR (41.86%). Application of OSOC
seen from the type of delivery assistance indicates the type of delivery assistance in the OSOC-
treated group of large normal delivery help (76.74%), maternal and postnatal condition with OSOC
application of mother and healthy infant (86, 05%), postpartum condition in OSOC maternal care
group (88.37%), condition of newborn infants in OSOC assisted group of healthy infant intestine
(76.74%). Cemented Research The application of the OSOC Maternity Service model to the
augmented group has benefited in terms of effectiveness. The inventor of a high risk, the type of
delivery help, the condition of the mother and the baby postpartum
Keywords: Maternity services, OSOC

Abstrak: Di Kabupaten Kendal Angka Kematian Ibu 3 tahun terakhir dari tahun 2012 menunjukkan
keadaan yang fluktuatif. Model pelayanan maternitas “One Student One Client” diharapkan dapat
menurunkan kematian pada ibu dan bayi melalui tenaga bidan yang bermutu dan profesional yang
dihasilkan dari institusi kesehatan yang berkualitas. Desain penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian eksperimen semu. Pengumpulan data dilakukan dilakukan kuesioner dan observasi pada
bidan dan mahasiswa di Wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal. Penerapan model Pelayanan
Maternitas “One Student One Client” OSOC asuhan secara komprehensif pada kelompok yang diberi
pendampingan OSOC mayoritas dengan kualitas baik (52,09 %), Penemuan resiko tinggi pada
kelompok yang diberi pendampingan OSOC sangat efektif untuk penemuan resiko tinggi, mayoritas
dengan KRR (41,86 %), Penerapan OSOC dilihat dari jenis pertolongan persalinan menunjukkan
jenis pertolongan persalinan pada kelompok yang diberi pendampingan OSOC mayoritas pertolongan
persalinan normal (76,74 %), Kondisi ibu dan bayi pasca persalinan dengan penerapan OSOC yaitu
mayoritas ibu dan bayi sehat (86,05%), Kondisi ibu nifas pada kelompok yang diberi pendampingan
OSOC mayoritas ibu sehat (88,37 %), Kondisi bayi baru lahir pada kelompok yang diberi
pendampingan OSOC mayoritas bayi baru lahir sehat (76,74 %).Berdasarkan hasil penelitian
disimpulkan Penerapan model Pelayanan Maternitas OSOC pada kelompok yang diberi
pendampingan mempunyai manfaat dari segi keefektifan Penemuan resiko tinggi, jenis pertolongan
persalinan, kondisi ibu dan bayi pasca persalinan
Kata kunci: Pelayanan maternitas, OSOC

I. PENDAHULUAN pada intervensi yang telah terbukti bermanfaat

WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari


seluruh wanita yang hamil akan berkembang
menjadi komplikasi yang berkaitan dengan
kehamilannya serta dapat mengancam jiwaya.
Dari 5.600.000 wanita hamil di Indonesia,
sebagian besar akan mengalami suatu
komplikasi atau masalah yang bisa menjadi
fakta. Maka untuk bisa efektif dalam
meningkatkan keselamatan ibu dan bayi baru
lahir, asuhan antenatal harus lebih difokuskan
menurunkan angka kesakitan dan kematian 2015 yaitu 102 kematian per
ibu dan bayi baru lahir (Maryunani, 2013). 100.000 kelahiran hidup. Di Kabupaten Kendal 3
Survei Demografi dan Kesehatan tahun terakhir menunjukkan angka yang cukup
Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka tinggi yaitu pada tahun 2013 terdapat 21 kasus,
Kematian Ibu (AKI) sebesar 359 per 100.000 tahun 2014 terdapat 19 kasus namun pada tahun
kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh 2015 sampai dengan bulan november terdapat
dari target yang harus dicapai pada tahun 22 kasus. Melihat data tersebut, kejadian AKI 3
tahun terakhir mengalami keadaan yang II. METODE PENELITIAN
fruktuatif. (Widodo, 2016) Desain penelitian ini menggunakan
Berbagai upaya pemerintah untuk rancangan penelitian eksperimen semu (quasi
menurunkan AKI sudah dilaksanakan salah satu experiment) dengan menggunakan pendekatan
program terbaru adalah Program “ One Student Posttest Only Design. Pengumpulan data dengan
One Client (OSOC) ”, program ini merupakan kuesioner untuk menggali data pelayanan
program yang diluncurkan Pemerintah Provinsi komprehensif yang dilakukan oleh mahasiswa
Jawa Tengah dalam upaya menurunkan Angka responden yang sedang melaksanakan
Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah yang cukup pelayanan maternitas “OSOC” secara
tinggi. Program OSOC ini merupakan kegiatan komprehensif serta pelayanan maternitas yang
pendampingan ibu mulai dinyatakan hamil dilakukan oleh bidan sebagai Kontrol.
sampai masa nifas bahkan bila memungkinkan
dimulai sejak persiapan calon ibu sehingga III. HASIL PENELITIAN
mengarah pada pendampingan kesehatan bagi
A. Penerapan Model Pelayanan Maternitas
keluarga. (Yanti et al, 2015). Program ini juga
merupakan pengatasan adanya permasalahan One Student One Client (OSOC)
sulitnya menurunkan AKI & AKB dari 1. Pada asuhan kehamilan
Kesenjangan dalam kerjasama dan koordinasi Tabel 1. Distribusi penerapan Model
antara pemerintah dan mitra kerja, sehingga Pelayanan Maternitas OSOC pada
asuhan kehamilan
pendidikan DIII Kebidanan ikut berpartisipasi
Asuhan Dengan Asuhan Oleh
dengan melibatkan mahasiswanya melakukan
Kehamilan pendampingan Bidan
pendampingan.
OSOC
Model pelayanan maternitas “One Student (mahasiswa)
One Client” merupakan pembelajaran praktek F % F %
klinik bagi mahasiswa kebidanan dalam Baik 26 60.47 31 72.09
memberikan asuhan kebidanan dengan Cukup 13 30.23 11 25.58
pendekatan continuity of care atau asuhan Kurang 4 9.30 1 2.33
secara terus menerus berkelanjutan pada ibu
hamil hingga bersalin dan masa nifas, dengan Jumlah 43 100.00 43 100.00
bimbingan dari dosen dan bidan pembimbing
lahan dalam memberikan asuhan kebidanannya. Tabel 1 menunjukkan bahwa Penerapan OSOC
Salah tujuannya adalah terdeteksi dini faktor oleh kelompok mahasiswa yang diberi
resiko maupun komplikasi yang terjadi pada pendampingan pada asuhan kehamilan
masa kehamilan, persalinan dan nifas untuk mayoritas dengan kualitas asuhan yang baik 26
dilakukan penanganan secara cepat dan tepat, ( 60,47 % ) , kemudian cukup 13 (30,23 %),
sehingga harapannya dapat menurunkan minoritas kurang 4 (9,30 %), sedangkan yang
kejadian kematian pada ibu dan bayi. diberikan asuhan oleh bidan mayoritas dengan
Implementasi Model pembelajaran dengan kualitas baik 31 (72,09% ) , kemudian cukup 11
pelayanan maternitas “ One Student One Client “ (25,58 % ) , minoritas kurang 1 ( 2,33 % ).
yang dilaksanakan oleh mahasiswa di Institusi
Pendidikan DIII Kebidanan seluruh Kabupaten di 2. Pada Asuhan Persalinan
Jawa Tengah, termasuk di Kabupaten Kendal Tabel 2. Distribusi penerapan Model
mulai tahun 2016. Pelayanan Maternitas OSOC, pada
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas asuhan persalinan
peneliti merasa terpanggil untuk mengetahui Asuhan Dengan Asuhan Oleh
hasil model pembelajaran tersebut dengan Persalinan pendampingan Bidan
meneliti dengan judul “ Penerapan Model OSOC (mhs)
Pelayanan Maternitas One Student One Client F % F %
sebagai Upaya pencegahan kematian ibu dan
Baik 10 23.26 31 72.09
bayi di Kabupaten Kendal Tahun 2017”. Adapun
Cukup 9 20.93 12 27.91
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kurang 24 55.81 0 0.00
Penerapan Model Pelayanan Maternitas One
Student One Client sebagai Upaya pencegahan Jumlah 43 100.00 43 100.00
kematian ibu dan bayi di Kabupaten Kendal.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan Tabel 2 menunjukkan Penerapan OSOC oleh
sebagai bahan informasi tentang model kelompok mahasiswa yang diberi pendampingan
Pelayanan Maternitas One Student One Client. pada asuhan persalinan mayoritas dengan
kualitas kurang 24 (55,81%) , kemudian baik 13
(23,26 %), minoritas cukup 9 (20,93 %),
sedangkan yang diberikan asuhan oleh bidan
mayoritas dengan kualitas baik 31 (72,09 %) , 5. Pada asuhan Neonatal
kemudian cukup 12 (27,91 %) , dan tidak ada Tabel 5. Distribusi penerapan Model
yang kurang ( 0,00 % ). Pelayanan Maternitas OSOC, pada
asuhan Neonatal
3. Pada asuhan Bayi baru Lahir Asuhan Dengan Asuhan Oleh
Tabel 3. Distribusi penerapan Model Neonata pendampingan Bidan
Pelayanan Maternitas OSOC, pada asuhan l OSOC
Bayi baru Lahir (mahasiswa)
Asuhan Dengan Asuhan Oleh F % F %
BBL pendampingan Bidan Baik 23 53.49 35 81.40
OSOC (mhs) Cukup 11 25.58 8 18.60
F % F % Kurang 9 20.93 0 0
Baik 15 34.88 32 74.42 Jumlah 43 100.0 43 100.00
Cukup 11 25.58 11 25.8
Kurang 17 39.53 0 0.00 Tabel 5 menunjukkan bahwa Penerapan OSOC
Jumlah 43 100.0 43 100.00 oleh kelompok mahasiswa yang diberi
pendampingan pada asuhan Neonatal mayoritas
Tabel 3. menunjukkan bahwa Penerapan OSOC dengan kualitas baik 23 (53,49 %), kemudian
oleh kelompok mahasiswa yang diberi cukup 11 (25,58 %), yang kurang 9 (20,93 %),
pendampingan pada asuhan bayi baru lahir sedangkan yang diberikan asuhan oleh bidan
mayoritas dengan kualitas kurang 17 (39,53%) , mayoritas dengan kualitas baik 35 (81,40 %),
kemudian baik 15 (34,88 %), minoritas cukup 11 kemudian cukup 8 ( 18,60% ) , dan tidak ada
(25,58 % ), sedangkan yang diberikan asuhan yang kurang (0,00 % ).
oleh bidan mayoritas dengan kualitas baik 32
(74,42 %) , kemudian cukup 11 (25,5%), dan
tidak ada yang kurang ( 0,00 % ). 6. Pada asuhan komprehensif
Table 6. Distribusi penerapan Model
4. Pada asuhan Nifas Pelayanan Maternitas OSOC, secara
Tabel 4. Distribusi penerapan Model komprehensif
Pelayanan Maternitas OSOC, pada Asuhan Dengan Asuhan Oleh
asuhan Nifas Komprehensif pendampingan Bidan
Asuhan Dengan Asuhan Oleh OSOC
Nifas pendampingan Bidan (mahasiswa)
OSOC (mhs) F % F %
F % F % Baik 22 52.09 34 79.1
Baik 38 88.37 41 93.35 Cukup 10 22.79 9 20.9
Cukup 5 11.63 2 4.65 Kurang 11 25.12 0 0.00
Kurang 0 0 0 0 Jumlah 43 100.0 43 100.00
Jumlah 43 100.0 43 100.00

Tabel 6. Menunjukan bahwa Penerapan OSOC


Tabel 4 menunjukkan bahwa Penerapan OSOC oleh kelompok mahasiswa yang diberi
oleh kelompok mahasiswa yang diberi pendampingan pada asuhan secara
pendampingan pada asuhan nifas mayoritas komprehensif mayoritas dengan kualitas baik 22
dengan kualitas baik 38 (88,37%) , kemudian (52,09 %) , kemudian cukup 10 ( 22,79 % ) ,
cukup 5 (11,63 %) ,tidak asda yang kurang (0,00 yang kurang 11 ( 25,11 % ), sedangkan yang
%), sedangkan yang diberikan asuhan oleh bidan diberikan asuhan oleh bidan mayoritas dengan
mayoritas dengan kualitas baik 41 (93,35 %) , kualitas baik 34 (79,1 %) , kemudian cukup 9
kemudian cukup 2 (4, 65 %), dan tidak ada yang (20,9 %) , dan yang kurang 0 (0,00%).
kurang (0,00%).
B. Penerapan OSOC dilihat dari Penemuan D. Penerapan OSOC dilihat dari kondisi ibu
resiko tinggi dan kegawat daruratan dan bayi pasca persalinan
Tabel 7. Distribusi penerapan OSOC terhadap 1. Kondisi ibu bersalin
Penemuan resiko tinggi dan kegawat Tabel 9. Distribusi penerapan OSOC
daruratan terhadap kondisi ibu bersalin
Resiko Dengan Asuhan Oleh Kondisi ibu Dengan Asuhan Oleh
Tinggi pendampingan Bidan bersalin pendampingan Bidan
OSOC OSOC (mhs)
(mahasiswa) F % F %
F % F % Sehat 37 86.05 38 88.37
KRR 18 41.86 24 55.8 Sakit. 6 13.95 5 11.63
KRT 16 37.21 15 34.9 Meninggal 0 0.00 0 0.00
KRST 9 20.93 4 9.3 Jumlah 43 100.0 43 100.00
Jumlah 43 100,0 43 100,00

0 Tabel 9 menunjukkan bahwa kondisi ibu bersalin


pada kelompok mahasiswa yang diberi
Tabel 7 menunjukkan Penerapan OSOC oleh pendampingan OSOC mayoritas ibu sehat
kelompok mahasiswa yang diberi pendampingan sebanyak 37 (86,05%), kemudian ibu sakit
pada penemuan resiko tinggi mayoritas dengan sebanyak 6 (13,95 %), yang meninggal tidak ada
KRR (Kelompok Resiko Rendah) 18 (41,86 %), (0.00%), sedangkan yang diberikan pelayanan
kemudian KRT (Kelompok Resiko Tinggi) oleh bidan mayoritas ibu sehat sebanyak 38
sebanyak 16 (37,21 %), dan KRST (Kelompok (88,37%), kondisi ibu sakit sebanyak 5 (11,63 %),
Resiko Sangat Tinggi) sebanyak 9 (20,93 %), dan ibu yang meninggal tidak ada (0.00 %),
sedangkan yang diberikan asuhan oleh bidan Kondisi ibu bersalin pada kelompok yang diberi
mayoritas dengan KRR sebanyak 24 (55,8 %), pendampingan OSOC mayoritas ibu sehat
kemudian KRT sebanyak 15 (34,9 % ) , dan yang sebanyak 37 (86,05%), Dengan mendapatkan
KRST sebanyak 4 (9,3 %). pelayanan yang baik dengan cara APN untuk
pertolongan yang normal, dengan
C. Penerapan OSOC dilihat dari jenis memperhatikan asuhan sayang ibu pada waktu
pertolongan persalinan persalinan, ini tentunya lebih memungkinkan ibu
Tabel 8. Distribusi penerapan OSOC Efektifitas bersalin dalam kondisi sehat.
penerapan OSOC terhadap jenis
pertolongan persalinan 2. Kondisi ibu nifas
Jenis Dengan Asuhan Oleh Tabel 10. Distribusi peneapan OSOC
pertol pendampingan Bidan terhadap kondisi ibu nifas
persalin OSOC Kondisi ibu Dengan Asuhan Oleh
an (mahasiswa ) nifas pendampingan Bidan
F % F % OSOC
Normal 33 76.74 30 69.76 (mahasiswa)
Vacum 0 0.00 1 2.33 F % F %
SC 10 23.26 12 2791 Sehat 38 88.37 36 83.72
Jumlah 43 100.0 43 100.00 Sakit. 5 11.63 7 16.28

diberi pendampingan OSOC mayoritas pertolongan Meninggal 0 0.00 0 0.00


Tabel 8. normal
persalinan menunjukkan
sebanyak jenis pertolongan
33 (76,74 %), Jumlah 43 100.00 43 100.00
persalinan persalinan
pertolongan pada kelompok mahasiswa
dengan yang
vacum eksktraksi
tidak ada 0 (0,00 %), dan pertolongan persalinan Tabel 10 menunjukkan kondisi ibu nifas pada
dengan SC sebanyak 10 ( 23,26 % ), sedangkan kelompok mahasiswa yang diberi pendampingan
yang diberikan pelayanan oleh bidan mayoritas OSOC mayoritas ibu sehat sebanyak 38 (88,37
pertolongan persalinan normal 30 (69,76 % ), %), pada kodisi ibu sakit sebanyak 5 (11,63 %),
kemudian pertolongan persalinan dengan vacum 1 dan ibu meninggal tidak ada (23,26 %),
(2,33 %), dan minoritas pertolongan persalinan sedangkan yang diberikan pelayanan oleh bidan
dengan SC 12 (27,91 %). mayoritas ibu sehat sebanyak 36 (83,72 %),
sedangkan kondisi ibu sakit sebanyak 7 (16,28 %
), dan ibu yang meninggal tidak ada ( 0,00 % ).
3. Kondisi bayi baru lahir Kualitas pelayanan antenatal diberikan
Tabel 11 Distribusi penerapan OSOC selama masa hamil secara berkala sesuai
terhadap kondisi bayi baru lahir dengan pedoman pelayanan antenatal yang
Kondisi bayi Dengan Asuhan Oleh telah ditentukan untuk memelihara serta
baru lahir pendampingan Bidan meningkatkan kesehatan ibu selama hamil
OSOC (mhs) sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat
F % F % menyelesaikan kehamilannnya dengan baik
Sehat 33 76.74 31 72.09 dan melahirkan bayi sehat. Secara
Sakit. 10 23.26 12 27.91 operasional, untuk pelayanan antenatal
Meninggal 0 0.00 0 0.00 dikenal dengan adanya standar pelayanan
Jumlah 43 100.00 43 100.00 dan pemantauan pelayanan antenatal.
(Mufdlilah, 2009)
b. Pada Asuhan Persalianan
Tabel 11. menunjukkan kondisi bayi baru lahir
pada kelompok mahasiswa yang diberi Asuhan persalinan yang dilaksanakan
pendampingan OSOC mayoritas bayi baru lahir oleh mahasiswa mayoritas kurang, hal ini
sehat sebanyak 33 (76,74 %), sedangkan bayi karena mahasiswa tidak menangani asuhan
baru lahir sakit sebanyak 10 (23,26 %), dan bayi persalinan karena pasien dirujuk ke rumah
baru lahir meninggal tidak ada (0,00 %), sakit untuk mendapatkan penanganan.
sedangkan yang diberikan pelayanan oleh bidan Sehingga ini akan berdampak kurang
mayoritas bayi baru lahir sehat sebanyak 31 maksimalnya dalam memberikan asuhan.
(72,09 %), kemudian bayi baru lahir sakit Persalinan dengan resiko maka diberikan
sebanyak 12 (27,91 %) , yang bayi baru lahir asuhan rujukan.
meninggal tidak ada (0,00 % ). Dukungan yang terus menerus dan
penatalaksanaan yang terampil dari seorang
IV. PEMBAHASAN bidan dapat menyumbangkan suatu
pengalaman melahirkan menyenangkan
1. Penerapan Model Pelayanan Maternitas dengan hasil persalinan yang sehat dan
One Student One Client( OSOC). memuaskan. Fokus utama dari asuhan
a. Pada asuhan Kehamilan persalinan adalah mencegah terjadinya
Dalam hal pelayanan asuhan pada komplikasi. Pencegahan komplikasi selama
kehamilan oleh mahasiswa dengan persalinan dan setelah bayi lahir akan
pendampingan OSOC, mayoritas baik mengurangi kesakitan dan kematian ibu
dengan jumlah yang lebih sedikit dari serta bayi baru lahir. (Sumarah, 2008)
pelayanan oleh bidan. Hal ini dikarenakan c. Pada Asuhan Bayi Baru Lahir
mahasiswa masih kurang pengalaman Asuhan bayi baru lahir yang
dibanding dengan bidan. Disisi yang lain dilaksanakan oleh mahasiswa mayoritas
mahasiswa yang memberikan pelayanan kurang walaupun perbedaan angka kurang
dengan baik dikarenakan mendapat signifikan. Hal ini juga berhubungan
bimbingan dalam memberikan pelayanan langsung dengan asuhan persalinan yang
melalui diskusi Tri Partit Meting antara tidak dilakukan mahasiswa karena pasien
mahasiswa, bidan yang membimbing harus di rujuk. Pada kasus yang dirujuk ke
dengan dosen. Seperti yang diungkapkan RS karena kondisi patologi, mahasiswa tidak
oleh Yanti et al ( 2015 ) bahwa pada diharuskan untuk mengikuti dan
evaluasi kompetensi asuhan kebidanan mendampingi persalinan di RS. Dengan
kehamilan denagn pelaksanaan program demikian mahasiswa tersebut tidak bisa
“One Student One Client“ sekaligus Tri- mengaplikasikan ketrampilan pelayanan
partite meetings I (pertemuan tiga pihak ; pada asuhan bayi baru lahir.
mahasiswa, bidan dan dosen pembimbing) Selain risiko yang dihadapi selama
untuk mendiskusikan perkembangan dari persalinan, peralihan dari dalam uterus
pelaksanaan model. menjadi mandiri berada di luar uterus
Sedangkan yang memberikan merupakan periode paling kritis kedua pada
pelayanan yang kurang baik ini kehidupan neonatus. Kesalahan
dimungkinkan pada beberapa mahasiswa penatalaksanaan atau kegagalan untuk
yang kurang memperhatikan pada mengantisipasi kesulitan mengakibatkan
pelayanan asuhan kehamilan dengan kerusakan yang tidak diinginkan atau
standar 10T, serta tidak memberikan kematian bayi baru lahir.(Liu, David T. Y,
pelayanan kepada ibu hamil pada trimester 2007)
I, sehingga standar pelayanan dengan d. Pada Asuhan Nifas
minimal kunjungan K4. Asuhan nifas pada kelompok yang
diberi pendampingan OSOC mayoritas
dengan kualitas baik. Hal ini dipengaruhi dengan bayi yang dilahirkannya serta
juga oleh pengalaman pada waktu praktik
sebelumnya, dimana mahasiswa sudah
banyak melakukan perawatan nifas, baik
KFI, KFII dan seterusnya. Mahasiswa telah
diberi kesempatan untuk melakukan
pelayanan asuhan nifas secara mandiri baik
dirumah bidan di Puskesmas maupun
melalui keunjungan rumah.
Hal yang menjadi perhatian dalam
pemeriksaan postnatal adalah memastikan
kewajaran dan memberi ibu umpan balik
tentang perkembangannnya. Ibu harus
diberi informasi yang adekuat sehingga
dapat mengindentifikasi diri jika
kesehatannya memberi alasan untuk
khawatir dengan keadaannya maupun
bayinya. (Baston, 2011)
e. Pada Asuhan Neonatal
Asuhan Neonatal pada kelompok yang
diberi pendampingan OSOC mayoritas
dengan kualitas. Pelayanan asuhan
neonatal bersamaan juga dengan pelayanan
nifas yang terakhir, serta mahasiswa sudah
mendapatkan pengalaman dan skill pada
praktik sebelumnya. Sementara masih ada
yang kurang dikarenakan pertolongan
persalinan dilakukan di rumah sakit.
Masalah neonatal timbul sebagai akibat
buruknya kesehatan ibu, perawatan
kehamilan yang kurang memadai,
manajeman persalinan yang tidak tepat dan
tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru
lahir. Untuk mampu mewujudkan koordinasi
dan standar pelayanan yang berkualitas
maka petugas kesehatan dibekali
pengetahuna dan ketrampilan untuk dapat
melaksanakan pelayanan esensial neonatal
yang dikaterikan dalam dua kelompok yaitu
pelayanan dasar dan pelayanan khusus.
(Elmeida Fitria, 2015)
f. Asuhan Komprehensif
Dalam hal pelayanan asuhan secara
komprehensif oleh mahasiswa mayoritas
dengan kualitas baik. Hal ini didukung pada
analisa lima pelayanan maternitas yang
hasil pelayanan baik meliputi tiga pelayanan
yaitu asuhan kehamilan, asuhan nifas dan
asuhan neonatal. Sementara yang
mendapatkan hasil kurang baik dari asuhan
bersalin dan bayi baru lahir.
Asuhan kebidanan komprehensif
merupakan asuhan kebidanan yang
diberikan secara menyeluruh dari mulai
hamil, bersalin, nifas sampai pada bayi baru
lahir. Asuhan kebidanan ini dilakukan agar
mahasiswa dapat mengetahui hal – hal apa
saja yang terjadi pada seorang wanita
semenjak hamil, bersalin, nifas sampai
melatih mahasiswa dalam melakukan sehingga melanjutkan asuhan secara
pengkajian, menegakkan diagnosa kolaborasi baik dengan pembimbing
secara tepat, antisipasi masalah yang maupun tenaga kesehatan yang lain.
mungkin terjadi, menentukan tindakan 3. Penerapan OSOC dilihat dari jenis
segera, melakukan perencanaan dan pertolongan persalinan
tindakan sesuai kebutuhan ibu, serta Penerapan OSOC dilihat dari jenis
mampu melakukan evaluasi terhadap pertolongan persalinan menunjukkan jenis
tindakan yang telah dilakukan. (Udai,
2015)
2. Penerapan OSOC dilihat dari
Penemuan resiko tinggi dan
kegawatdaruratan.
Dengan pelaksanaan pelayanan
maternitas melalui OSOC, dirasa sangat
efektif, karena didapatkan hasil semua
kasus yang mendapatkan pelayanan bisa
terdeteksi kondisi resiko. Apabila
ditemukan faktor resiko atau kondisi
patologis ataupun komplikasi kehamilan,
akan segera melapor ke bidan
pembimbing untuk pengambilan
keputusan segera bersama ibu &
keluarganya untuk selanjutnya dilakukan
rujukan ke dokter SPOG.
Penelitian yang dilakukan Fela
Fastabiq dengan judul Program Osoc
(One Student One Client) Terhadap
Keterampilan mahasiswa dalam
memberikan asuhan kebidanan
menyatakan bahwa Adanya aspek
Collaborative Caredapat ditunjukan pada
kelompok yang dilakukan OSOC yang
selama pengamatan terbukti lebih
terampil dalam mengidentifikasi adanya
komplikasi dan menyampaikan rencana
rujukan bila diperlukan.
Penemuan resiko tinggi dan
kegawatdaruratan dapat dilakukan
apabila ibu hamil selalu terpantau oleh
tenaga kesehatan. Salah satu tujuan dari
pemeriksaan ANC secara terpadu adalah
untuk mendeteksi dan menatalaksanakan
komplikasi medis, bedah atau obestetri
selama kehamilan dan mengembangkan
persiapan persalinan serta kesiapan
untuk menghadapi komplikasi (Kusmiyati,
2008)
Menurut Seibold (2005) dalam
Fastabiq SH, F. (2016), Pengalaman
klinik yang intensif melalui Continuity Of
Care memungkinkan mahasiswa untuk
belajar memberikan asuhan kebidanan
secara mandiri maupun kolaborasi ketika
ditemukan adanya komplikasi atau resiko
tinggi pada kliennya. Dengan menjalin
hubungan timbal balik yang erat,
komunikasi yang intensif, mahasiswa
dapat mengidentifikasi adanya resiko
tinggi maupun komplikasi pada kliennya
pertolongan persalinan pada kelompok terjadi di masa nifas. (Suherni, 2009)
yang diberi pendampingan OSOC
mayoritas pertolongan persalinan normal.
Pelayanan maternitas dengan metode
OSOC sangat efektif, dimana ibu mulai
hamil sudah mendapat pelayanan dan
pendampingan / pengawasan kesehatan
ibu hamil. Apabila ibu hamil bisa dijaga
kesehatan dan selalu dipantau serta
mendapatkan bimbingan yang secara terus
menerus, akan mempunyai akibat dimana
peristiwa persalinan yang dialami ibu akan
normal dan lancar, sehingga pertolongan
persalinan bisa dilaksanakan dengan
asuhan dengan APN.
Tujuan dari asuhan persalinan
normal adalah untuk menjaga
kelangsungan hidup dan meningkatkan
derajat kesehatan ibu dan bayi. Walaupun
dengan intervensi yang minimal, namun
upaya yang terintegrasi dan lengkap tetap
harus dijaga agar prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan optimal.(Sulistyawati,
2010)

4. Penerapan OSOC dilihat dari kondisi ibu


dan bayi pasca persalinan
a. Kondisi Ibu bersalin
Kondisi ibu bersalin pada kelompok
yang diberi pendampingan OSOC
mayoritas ibu sehat. Pelayanan yang baik
dengan cara APN untuk pertolongan yang
normal, dengan memperhatikan asuhan
sayang ibu pada waktu persalinan, ini
tentunya lebih memungkinkan ibu bersalin
dalam kondisi sehat. Hal ini juga sesuai
dengan standar 8 pelayanan kebidanan
yaitu bidan memberikan saran yang tepat
kepada ibu hamil, suami serta keluarga
pada trimester ketiga untuk memastikan
bahwa persiapan persalinan yang bersih
dana aman serta suasana yang
menyenangkan akan di rencanankan
dengan baik. (Anonim, 2011)
b. Kondisi ibu nifas
Kondisi ibu nifas pada kelompok
yang diberi pendampingan OSOC
mayoritas ibu sehat. Hal ini ada
hubungannya dimulai pelayanan pada
asuhan kehamilan yang baik dan diberikan
secara maksimal dengan terdeteksi resiko
yang secara dini, sehingga persalinan
normal dan sehat. Sehingga ibu nifas
mayoritas akan sehat.
Pada Asuhan masa nifas bidan
harus dapat mengadakan kolaborasi antara
orang tua dan keluarga. Dengan bantuan
dan dukungan yang baik dari keluarga
maka anak mengurangi komplikasi yang
Hal ini juga sesuai dengan diwujudkan, maka angka kematian ibu
penelitian bahwa ada pengaruh Program dapat dturunkan. Standar pelayanan
Osoc (One Student One Client) kebidanan yang terkait dengan perawatan
Terhadap Keterampilan bayi baru lahir adalah standar 13 dimana
mahasiswa tujuannnya untuk menilai kondisi bayi baru
dalam memberikan lahir dan membantu dimualinya pernafasan
asuhan kebidanan dimana pada serta
mahasiswa yang diberi perlakukan
OSOC lebih menunjukan adanya
keterampilan aspek partnership care
dalam pemberian asuhan. Hubungan
kemitraan dengan klien ini terjadi ketika
timbul hubungan saling percaya antara
seorang perempuan dengan mahasiswa
bidan yang terbangun dalam periode
waktu yang cukup lama dari mulai
bekerjasama dalam asuhan kehamilan,
persalinan dan masa nifas. Selain itu
pada kelompok perlakuan OSOC juga
tampak melibatkan klien dan
keluarganya turut dalam perencanaan
asuhan, seperti mengidentifikasi
rencana asuhan persalinan bersama ibu
dan keluarganya, mengidentifikasi
kebutuhan fisik, psikologis, sosial,
spiritual dan kultural terkait bersama ibu
dan keluarganya (Fastabiq SH, F. 2016)
Asuhan masa nifas bertujuan
menjaga kesehatan ibu dan bayi baik
fisik maupun psikis; melaksanakan
skrining yang komprehensif; mendeteksi
masalah; mengobati dan merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu dan bayi dan
memberikan pendidikan kesehatan
sampai dengan asuhan KB. Bidan
berperan sangat penting pada masa ini
karena pascapartum merupakan masa
kritis bagi ibu maupun bayinya.(Juraida,
2013)
c. Kondisi Bayi Baru Lahir
Kondisi bayi baru lahir pada
kelompok yang diberi pendampingan
OSOC mayoritas bayi baru lahir sehat.
Ini juga sangat erat hubungannya
dengan periode masa kehamilannya.
Diawali dengan kehamilan yang sehat
akan berdampak pada bayi yang
dikandung sehat, serta didukung
peristiwa persalinan yang normal serta
mendapat asuhan yang tepat, maka
akan melahirkan bayi yang normal dan
sehat.
Telah disadari bahwa
pertolongan pertama dan atau
penanganan kegawatdaruratan obstetri
neonatal merupakan komponen penting
dan merupakan bagian tak terpisahkan
dari pelayanan kebidanan di setiap
tingkat pelayanan. Bila hal itu dapat
mencegah hipotermi, hiplogikemia dan infeksi. Penentuan diagnosa dan penaganan segera yang baik
akan mengurangi angka kematian dan kesakitan pada bayi yang dampaknya kondisi bayi baru lahir akan
sehat. (Anonim, 2011)

V. SIMPULAN
Penerapan model Pelayanan Maternitas OSOC di kabupaten kendal pada kelompok mahasiswa
dapat dilaksanakan dengan baik dilihat dari jumlah prosentase pada kelompok yang diberi pendampingan
OSOC yang lebih banyak dapat menemukan resiko tinggi pada ibu hamil, jenis pertolongan persalinan
yang normal, dan kondisi ibu dan bayi pasca persalinan yang mayoritas sehat. Penemuan resiko tinggi
saat kehamilan dan keadaan ibu dan bayi yang sehat pasca persalinan akan mengurangi kejadian Angka
Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Kendal.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Standar Pelayanan Kebidanan, Ikatan bidan Indonesia.

Baston H, Hall J. 2011. Midwifery essensials : postnatal Alih Bahasa, Anantasia Onny Tampubolon, Jakarta;
EGC.

Elmeida Fitria. I. 2015. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita & Anak Pra Sekolah, Jakarta: TIM

Fastabiq SH, F. 2016. Pengaruh Program OSOC (One Student One Client) Terhadap Pengetahuan Dan
Keterampilan Mahasiswa Bidan Dalam Memberikan Asuhan Kebidanan; Universitas
Aisyiyah Yogyakarta, Tesis.
Juraida R.H. 2013. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas & Deteksi Dini Komplikasi Jakarta : EGC

Kusmiyati, Yuni. 2008. Perawatan Ibu Hamil, Yogyakarta ; Fitramaya.

Liu, David T. Y. 2008. Manual persalinan alih bahasa Eny Meiliya Ed.3 Jakarta ; EGC.

Maryunani.A & Puspita. E. 2013. , Program Perencanaan Persalinan & Pencegahan Komplikasi (P4K),
Jakarta ; Trans Info Media

Mufdlilah, 009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Jogjakarta ; Nuha Medika Press.

Suherni, Widyasih Hesty. Rahmawati Anita. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta; Fitramaya.

Sumarah, Widyastuti Y, Wiyati N. 2008. Perawatan Ibu Bersalin, Yogyakarta ; Fitramaya 2008.

Sulisyawati. Ari, Nugraheny E. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin, Jakarta; Salemba Medika

Udai. M, 2015. Asuhan Kebidanan Komprehensif. http://www.udai08.com/2015/12/q.html -


Diakses Oktober 2017

Widodo. 2016. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, DKK.

Yanti, dkk. 2015. Buku Pedoman Pelaksanaan Pendampingan ibu hamil bagi Mahasiswa, One Student
One Client (OSOC), untuk Mahasiswa Kebidanan, Semarang ; Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah
JURNAL KEPERAWATAN MATERNITAS
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Maternitas 2
yang di ampu oleh Ibu Yulia Wijaya

Disusun Oleh : SUMANTO


NIM : 12201030

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BOROBUDUR
TAHUN AJARAN 2020 /2021
Jurnal Keperawatan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2017
Hal 50-57

QUALITY ASSURANCE UNTUK MENINGKATKAN


PELAYANAN MATERNITAS – SEBUAH LITERATURE REVIEW

Monica Kartini1
1
Departemen Keperawatan Maternitas, Akademi Keperawatan Ngesti Waluyo,
Telp. +6281392445771, Email: monicakartini@yahoo.com

ABSTRACT

Pendahuluan: Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 359 per 100.000
kelahiran hidup, meningkat dari sebelumnya 220 per 100.000 kelahiran hidup (tahun 2010).
Sehingga diperlukan upaya-upaya peningkatan kualitas kesehatan guna menurunkan AKI di
Indonesia dengan belajar dari negara-negara lain yang telah berhasil. Tujuan: memaparkan reviu
literatur mengenai peningkatan kualitas (quality improvement dan quality assurance) bidang
pelayanan kesehatan maternal di berbagai negara. Metode: penelusuran literatur melalui database
Pubmed, EBSCO, The Cochrane Library, SAGE, Science Direct dan Proquest. Hasil: penelitian dari
beberapa negara menunjukkan bahwa dengan penerapan Evidence-based practices (EBP) di bidang
maternal dapat menurunkan angka kejadian kelahiran secara Sectio Caesarea (SC), meningkatkan
kepuasan pasien dan kualitas pelayanan maternal. Penelitian lain menunjukkan penerapan
Continuous Quality Improvement (CQI) dapat meningkatkan patient safety. Kesimpulan: program-
program quality improvement bermanfaat positif dalam memenuhi karakteristik kualitas pelayanan
kesehatan dan dapat menurunkan AKI dan angka kematian neonatal. Sehingga diperlukan budaya
sadar mutu khususnya pada organisasi pelayanan kesehatan dan sikap tenaga kesehatan untuk dapat
mewujudkan peningkatan mutu berkelanjutan (CQI).
Kata kunci: quality assurance; quality improvement; angka kematian ibu

A. PENDAHULUAN Kesehatan, 2014), dari sebelumnya 228 (tahun


B. Angka kematian ibu (AKI) dan bayi 2007) dan 220 per 100.000 kelahiran hidup
(AKB) merupakan indikator-indikator penting (tahun 2010) (WHO et al. 2013; Detik Health
yang mencerminkan kualitas pelayanan 2014). Sedangkan data dari WHO
kesehatan dalam suatu wilayah. AKI ini masih menunjukkan bahwa AKI rata-rata secara
menjadi masalah yang pelik di Indonesia, global pada tahun 2013 adalah 210 kematian
meskipun pemerintah telah melakukan ibu per 100.000 kelahiran hidup (WHO et al.
berbagai upaya guna menurunkannya. Di 2013).
C. Meningkatnya AKI di Indonesia
Indonesia, AKI tahun 2013 meningkat menjadi
tersebut semakin menyulitkan untuk
359 per 100.000 kelahiran hidup (Kementerian
pencapaian Millenium Development Goals

(MDGs) khususnya tujuan nomor 5, dimana E. METODE PENCARIAN


Indonesia memiliki target akan menurunkan LITERATUR
AKI hingga 102 kematian per 100.000
F. Penelusuran literatur
kelahiran hidup di tahun 2015. Tantangan dan
dilakukan melalui database Pubmed,
permasalahan yang dihadapi dalam
EBSCO, The Cochrane Library,
meningkatkan kesehatan ibu dan anak di
SAGE, Science Direct dan Proquest.
Indonesia mencakup masalah sosial dan
Kata kunci yang digunakan adalah
budaya, meliputi: kesenjangan pendidikan dan
quality assurance/ improvement/
status ekonomi, rendahnya status perempuan
management AND maternal/ maternity.
dalam relasi gender, persepsi terhadap hak
Pencarian dibatasi pada artikel
asasi manusia dan hak reproduksi, persepsi
berbahasa Inggris dan yang dapat
mengenai penyakit dan kematian, budaya
diakses secara gratis (free full text
(keyakinan dan praktik budaya) yang
articles).
berbahaya bagi kesehatan, pernikahan dan
kehamilan usia dini, organisasi pelayanan G.
kesehatan yang tidak berfokus pada pasien
H. HASIL LITERATURE REVIEW
maupun keluarganya, sikap tenaga kesehatan
1. Service Quality dan Quality Assurance
dalam memberikan pelayanan kepada
I. Pelayanan (termasuk pelayanan
kelompok marginal, dan masih diterimanya
kesehatan) yang bermutu dapat
praktik-praktik kesehatan alternatif (Latief
didefinisikan sebagai pelayanan yang
2009).
memenuhi bahkan melebihi kebutuhan dan
D. Berdasarkan latar belakang di atas,
harapan pengguna. Kepuasan pasien telah
diperlukan upaya-upaya peningkatan kualitas
digunakan sebagai alat pengukuran
pelayanan kesehatan di Indonesia guna
outcome mutu pelayanan kesehatan sejak
menurunkan AKI. Dalam upaya tersebut,
tahun 1980-an. Oleh karena itu,
negara kita bisa belajar dari negara lain yang
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
telah lebih dahulu berhasil dalam upaya
pasien merupakan hal yang penting untuk
peningkatan mutunya. Oleh karena itu, dalam
mengukur dan meningkatkan kualitas
makalah ini akan dipaparkan reviu literatur
pelayanan kesehatan (Aghlmand et al.
mengenai quality assurance atau quality
2008).
improvement dalam bidang pelayanan
J. Beberapa metode yang telah
kesehatan maternal di berbagai negara.
digunakan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan maternitas antara lain
adalah clinical practice guidelines (CPGs),

clinical pathways, dan clinical audit. Multi-faceted Intervention


Menurut Aghlmand et al. (2008), untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
diperlukan konsensus profesional mengenai
implementasi bukti-bukti klinis berdasarkan
riset, dan memperhatikan kebutuhan, value
dan harapan pasien. Sedangkan menurut
Juran, upaya peningkatan kualitas secara
umum harus dimulai dari adanya kesadaran
terhadap mutu (Quality Awareness),
kemudian diikuti dengan Quality
Measurement dan Quality Improvement.
K. Prinsip-prinsip dasar quality
assurance (jaminan mutu) di rumah sakit
akan diukur dari 3 parameter: (1) kualitas
infrastruktur; (2) kualitas proses; dan (3)
kualitas outcome (Galadanci et al. 2011).
Ketiga parameter tersebut independen dan
saling berkaitan. Kualitas infrastruktur
meliputi kondisi bangunan rumah sakit,
meliputi persediaan air, persediaan tenaga
listrik, kondisi higiene, jumlah staf, dan
ketersediaan peralatan. Kualitas proses
tidak hanya tergantung pada kecukupan
infrastruktur, tetapi juga pada tenaga
kesehatan yang terlatih, terampil dan
berpengalaman. Sedangkan kualitas
outcome dapat dievaluasi melalui
monitoring berkelanjutan terhadap kedua
kualitas di atas.
L.
2. Upaya-Upaya Peningkatan Kualitas
Pelayanan Maternitas
a. Iranian Social Security Hospital: a
M. Penelitian yang dilakukan oleh rekomendasi bukti klinis tersebut
Aghlmand et al. (2008) menggunakan desain dan sudut pandang pasien
4) Implementasi model perawatan
pre-post untuk meningkatkan penggunaan
yang baru tersebut.
evidence based practices (EBPs) dan lebih
O. Dampak dari implementasi
memperhatikan kebutuhan dan harapan para
model baru tersebut diukur dengan
pasien (ibu/
tingkat kepuasan ibu dan tingkat
perempuan).
persalinan sectio caesarea (SC), dengan
N. Upaya-upaya yang dilakukan
menggunakan survey maternal dan audit
untuk peningkatan mutu tersebut adalah sebagai
catatan medik sebelum dan
berikut:
1) Identifikasi kebutuhan, harapan dan sesudah implementasi model tersebut.
P. Hasil penelitian menunjukkan
value para pasien/ perempuan
bahwa model baru yang didasarkan
melalui interview
2) Memilih bukti klinis terbaik (top clinical pada EBP dan kebutuhan/ harapan
evidence) untuk pasien mendatangkan tingkat kepuasan
diimplementasikan di tingkat lokal ibu yang lebih tinggi, yaitu pada 16 dari
3) Mendesain ulang mengenai perawatan
20 item. Sebanyak 78% pasien
berdasarkan
merasakan bahwa perawatan yang

mereka dapatkan lebih konsisten dan Bick, Rose, Weavers, Wray, & Beake
lebih sedikit ibu yang harus melahirkan (2011) bertujuan untuk meningkatkan
secara SC (30% dibandingkan dengan kualitas perawatan maternitas pada salah
42% sebelum model diterapkan). satu unit maternitas di Inggris dengan
Dengan demikian penerapan model melibatkan sudut pandang dan perspektif
baru yang didasarkan pada EBP dan dari para bidan yang nantinya
value pasien akan dapat meningkatkan bertanggung jawab terhadap perubahan.
kepuasan pasien dan mengurangi Pendekatan CQI yang digunakan
tingkat SC, yang berarti dapat meliputi: pengkajian awal untuk
meningkatkan kualitas pelayanan mengidentifikasi adanya revisi yang
maternal. diperlukan terhadap sistem dan proses
b. Pendekatan Continuous Quality
yang telah ada, melakukan implementasi
Improvement (CQI) untuk mendukung
dan evaluasi terhadap isi dan
sistem dan proses perubahan pada
dokumentasi perawatan di rumah sakit
perawatan pasien di rumah sakit dan
dan saat transfer ke rumah, dan training
perawatan transfer di rumah:
workshop bagi para bidan dan
Keterlibatan Tenaga Kesehatan
Q. Penelitian yang dilakukan oleh
staf maternitas lainnya yang menambah beban kerja mereka, namun
bertanggung jawab keterlibatan para bidan dirasakan
untuk sangat penting untuk keberhasilan
mengimplementasikan perubahan. perubahan guna
R. Hasil penelitian
peningkatan mutu.
ini menunjukkan bahwa c. Audit untuk CQI
S. Sandin-Bojo, Hall-Lord,
seluruh bidan menyadari perubahan
Axelsson, & Larsson (2007)
atau revisi model perawatan, dan 2/3
mengadakan sebuah riset untuk
diantaranya menyatakan bahwa revisi
meningkatkan kualitas perawatan
tersebut lebih tepat untuk memenuhi
intrapartum dengan melakukan audit
kebutuhan fisik dan emosional pasien,
klinik. Adapun panduan (guidelines)
memberikan informasi dan dukungan
yang digunakan adalah rekomendasi
yang diperlukan. Meskipun terdapat
WHO untuk persalinan normal.
beberapa responden (bidan) yang
T. Salah satu alasan diperlukannya
merasa bahwa pengenalan/ revisi
audit dengan penggunaan guideline baru
model perawatan baru yang
adalah karena masih banyaknya
mengintegrasikan perawatan di rumah
penggunaan teknologi dan intervensi
sakit dan transfer di rumah ini akan
yang tidak perlu yang dilakukan pada

ibu pada masa intranatal. Misalnya: WHO) diperlukan untuk diterapkan,


perawatan rutin yang tidak meskipun di klinik atau unit perawatan
direkomendasikan namun masih yang konvensional. Hasil pelaksanaan
dilakukan (seperti pencukuran area rekomendasi itulah yang dinilai melalui
perineal, enema, infus intravena, audit klinik.
U. Hasil penelitian Sandin-Bojo et al.
continuous electronic heart
(2007) membuktikan bahwa Quality
registration) (Kaczorowski et al. 1998
Improvement Programme melalui audit,
cit. Sandin-Bojo et al. 2007) dan
akan memfasilitasi implementasi
tingginya intervensi seperti pemberian
rekomendasi WHO untuk perawatan
oksitosin, pemecahan membran
persalinan normal. Intervensi-intervensi
artifisial dan cardiotocography
yang tidak direkomendasikan juga
(Williams et al., 1998 cit. Sandin-Bojo
menurun, dimana hal ini berdampak
et al. 2007). Oleh karena itu,
pada efisiensi dan kepuasan pasien.
pengenalan dan implementasi
V. Hal-hal di atas menunjukkan
rekomendasi-rekomendasi baru dari
bahwa meskipun suatu bangsal atau rumah
hasil bukti ilmiah (seperti rekomendasi
sakit bersifat konvensional, namun
memungkinkan terjadinya perubahan untuk peningkatan kualitas.
Untuk hal itu diperlukan diskusi-diskusi
profesional dan dukungan untuk
implementasi guideline terbaru dan
terbaik.
W. Terdapat beberapa tipe audit
pelayanan kesehatan maternal yang saat
ini digunakan di berbagai negara. Tipe-
tipe itu mencakup: audit kematian
maternal dan perinatal, confidential
enquiries into maternal and perinatal
deaths, review morbiditas maternal akut
yang berat (kasus-kasus “near-miss”),
dan audit berdasarkan kriteria
(standards-based audit) (Raven et al.
2011). Salah satu contoh siklus audit
(yaitu audit kematian maternal dan
neonatal) dapat digambarkan dalam
gambar berikut ini:
X.
Y.

Z. Gambar 1. Siklus Audit Kematian


Maternal – Perinatal (Sumber: Raven et
al., 2011)
AA. d. CQI dan Efektivitas Biaya
AB. Salah satu kriteria e. Quality Improvement dan Patient Safety
pelayanan yang bermutu adalah bahwa AE. Dengan adanya
pelayanan tersebut ekonomis (cost- kesadaran dari para profesional
effective). Hal ini juga dibuktikan oleh kesehatan untuk meningkatkan kualitas
penelitian Broughton et al. (2011). pelayanannya, akan berdampak pada
Dalam penelitian yang dilakukan di 33 meningkatkan level safety pada pasien
fasilitas kesehatan maternal dan maternal dan neonatal (Frum 2011).
neonatal di Nigeria, Broughton et al. Dalam penelitiannya, Frum (2011)
(2011) mengadakan proyek peningkatan menyimpulkan bahwa dengan program
kualitas kolaboratif dengan tujuan peningkatan kualitas pelayanan
meningkatkan outcomes perawatan kesehatan maternal dan neonatal, akan
maternal dan neonatal dengan cara meningkatkan safety level pada tujuah
meningkatkan kepatuhan terhadap area, yaitu: aksesabilitas, waktu tunggu,
standar-standar perawatan yang ketersediaan (availability), kondisi,
evidence-based dan memiliki impact komunikasi, perawatan interpersonal,
tinggi. Hasil peningkatan kualitas dan waktu yang dihabiskan bersama
tersebut dibandingkan dengan biaya dengan profesi medis.
f. Quality Improvement untuk penurunan
intervensi dan efektivitas biayanya.
AC. Kesimpulan dari AKI dan AKB
AF.Upaya peningkatan mutu atau
penelitian tersebut adalah terdapat
jaminan mutu yang dimonitor terus
efektivitas biaya (biaya perawatan
menerus di unit maternal akan
maternal dan neonatal menurun) setelah
meningkatkan kesadaran mengenai
adanya peningkatan mutu kolaboratif
kualitas (quality awareness) dari para
tersebut, dan terjadi peningkatan
tenaga kesehatan, sehingga performa
outcomes kesehatan atau manfaat
atau penampilan/ pelayanan kesehatan
kesehatan yang positif, meningkat
dan kualitas asuhan yang diberikan oleh
secara signifikan. Salah satu hal yang
para profesional kesehatan tersebut
bisa menyebabkan efektivitas biaya ini
akan meningkat, dan dengan demikian
adalah berkurangnya praktik, intervensi
akan dapat menurunkan AKI dan AKB
atau pemeriksaan-pemeriksaan yang
(Galadanci et al. 2011).
tidak perlu, seperti yang dikemukakan AG. Dalam project-nya,
oleh Sandin-Bojo et al. (2007). Galadanci et al. (2011) melakukan
AD.
assessment dan peningkatan struktur
serta peralatan dari rumah sakit,
khususnya unit maternal di sepuluh mempertimbangkan dan mengikutsertakan
rumah sakit di Nigeria. Pengumpulan perspektif, kebutuhan dan harapan dari para
dan analisis data maternal dan fetal pasien, tenaga kesehatan dan para manajer.
dilakukan setiap bulan. Hasil penelitian AL. Berbagai penelitian yang telah
tersebut menunjukkan bahwa terdapat diadakan mengenai quality improvement di
korelasi erat antara AKI dan status pelayanan kesehatan maternal telah mampu
peralatan (equipment) dan kondisi membuktikan bahwa dengan program-
higiene rumah sakit. program quality improvement akan bermanfaat
AH. positif dalam memenuhi karakteristik kualitas
AI. SIMPULAN pelayanan kesehatan. Karakteristik dan
parameter kualitas tersebut adalah safety,
AJ. Upaya peningkatan mutu
efektivitas, patient-centeredness, timeliness,
berkelanjutan (Continuous Quality
Improvement/ CQI) memerlukan syarat equity dan efisiensi (cost-effectiveness) (Raven

penting yaitu membangun budaya sadar mutu et al. 2011). Di samping itu penerapan CQI

(quality awareness culture). Hal ini sangat akan dapat menurunkan angka kematian ibu

diperlukan di Indonesia, mengingat dua dan neonatal (Galadanci et al. 2011).


AM.
diantara penyebab penting tingginya AKI AN. REFERENSI
adalah organisasi pelayanan kesehatan dan
AO. Aghlmand, S. et al., 2008. Developing
sikap tenaga kesehatan yang belum berfokus evidence-based maternity care in Iran : a
pada pasien dan keluarganya (Latief 2009), quality improvement study. BMC
pregnancy and childbirth, 8, pp.1–9.
belum memfokuskan pada kualitas pelayanan
yang diberikan. Quality awareness dari para AP.Bick, D.E. et al., 2011. Improving inpatient
profesional kesehatan sangat diperlukan untuk postnatal services : midwives views and
perspectives of engagement in a quality
implementasi perubahan pelayanan berbasis
improvement initiative. BMC Health
CQI. Services Research, 11(1), p.293. Available
AK. Kualitas dapat dianalisis at:
dengan menggunakan berbagai model. Bila http://www.biomedcentral.com/1472-
6963/11/293.
dilihat dari model perspektif, maka kualitas
pelayanan akan dilihat dari berbagai AQ. Broughton, E. et al., 2011. Cost-
perspektif: perspektif ibu/ perempuan dan effectiveness of a quality improvement
collaborative for obstetric and newborn
keluarganya, perspektif penyedia pelayanan
care in Niger.
kesehatan, dan perspektif manajer. Oleh
karena itu, upaya-upaya yang ditujukan untuk AR.
meningkatkan kualitas harus
AS. Detik Health, 2014. Angka Kematian Ibu Tinggi, BKKBN Serukan “4 Jangan
dan 3 Terlambat.” Available at: BA.
http://health.detik.com/read/2014/01/29/ http://www.depkes.go.id/resources/downlo
[Accessed November 5, 2014]. ad/pusdatin/infodatin/infodatin-ibu.pdf

AT.Frum, N., 2011. SAFETY CULTURE OF AW. Latief, D., 2009. Socio-cultural
THE FEMALE PATIENTS OF THE Approaches to Accelerate the Reduction of
MATERNITY HOSPITAL OF ALBA Maternal and Neonatal Mortality: a
IULIA - RESULT OF THE MEDICAL Strategic Framework, Available at:
SERVICES QUALITY MANAGEMENT. http://www.who.int/pmnch/media/events/2
Acta Medica Transilvanica, II(2), pp.183– 009/20090811_whosearo/en/.
186.
AX. Raven, J. et al., 2011. Methodology
AU. Galadanci, H. et al., 2011. Quality and tools for quality improvement in
assurance to reduce maternal and fetal maternal and newborn health care.
mortality in Kano and Kaduna State International Journal of Gynecology and
hospitals in Nigeria. International Journal Obstetrics, 114(1), pp.4–9. Available at:
of Gynecology and Obstetrics, 114(1), http://dx.doi.org/10.1016/j.ijgo.2011.02.00
pp.23–28. Available at: 7.
http://dx.doi.org/10.1016/j.ijgo.2011.02.00
5. AY.Sandin-Bojo, A.-K. et al., 2007. Intrapartal
care in a Swedish maternity unit after a
AV.Kementerian Kesehatan, 2014. Mother’s quality-improvement programme.
Day – Situasi Kesehatan Ibu, Jakarta. Midwifery, 23, pp.113–122.
Available at:
AZ. WHO et al., 2013. Trends in Maternal
Mortality : 1990 to 2013, Geneva.
Available at:
http://www.unfpa.org/public/home/publica
tions/pid/1744

You might also like