You are on page 1of 9

p-ISSN : 2338-7173

e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Agustus), Vo l. (10), No.(2)

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA


PADA SISTEM PERNAPASAN MELALUI PENERAPAN
TEAM GAME TURNAMEN (TGT) BERBANTU MONOPOLI
Intan Permatasari Nurjamilah1, Ukit2, Muhammad Muttaqin3
123
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Jl. A. H. Nasution No. 105
Cibiru-Bandung 40614, Tlp/Fax 022-7802276

Email: ukit21@uinsgd.ac.id

Abstract. The background of the research is based on the problems related to learning of science
that is less emphasizing in the creative thinking abilities of students, so students have difficulty to
polish their ability to solve the problems in learning. Teachers must be able to create new
innovations in learning that can enhance students' creative thinking abilities. This study aims to
determine the effect of the monopoly-assisted TGT learning model in students' creative thinking
abilities on respiratory system material. The method which is used is a Quasi-Experiment, with a
control group pretest-posttest design and sampling techniques with simple random sampling. The
research sample is taken from class VIII-C as a control class and VIII-D as an experimental class,
each of which has 30 students using the creative thinking skills test instrument, observation sheet,
and student questionnaire responses. Improving students' creative thinking skills using the
monopoly-assisted TGT model on respiratory system material obtained an N-Gain value 0,61 in the
medium category. The effect of the monopoly-assisted TGT model on students' creative thinking
abilities with the t-test shows that tcount (8,07)> ttable (2,00), means that there is a significant
influence between the experimental class and the class control. The conclusion of the study is that
the use of the monopoly-assisted TGT learning model in learning has an effect on increasing
students' creative thinking abilities on the material of the human respiratory system.
Keywords: Teams Games Tournament (TGT), Monopoly, Creative Thinking Ability,
Respiratory System

Abstrak. Permasalahan terkait pembelajaran IPA yang kurang menekankan pada kemampuan
berpikir kreatif siswa, sehingga siswa kesulitan untuk mengasah kemampuan dalam menyelesaikan
masalah pada pembelajaran. Guru harus mampu menciptakan inovasi baru dalam pembelajaran
yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Penelitian bertujuan untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran TGT berbantu monopoli terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa
pada materi sistem pernapasan. Metode yang digunakan adalah Quasi-Eksperiment, dengan desain
control group pretest-posttest dan teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling.
Sampel penelitian berasal dari kelas VIII-C sebagai kelas kontrol dan kelas VIII-D sebagai kelas
eksperimrn yang masing-masing berjumlah 30 siswa dengan menggunakan instrumen tes
kemampuan berpikir kreatif, lembar observasi, dan angket respon siswa. Hasil penelitian
peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi sistem pernapasan diperoleh nilai N-
Gain 0,61 dengan kategori sedang. Pengaruh model TGT berbantu monopoli terhadap kemampuan
berpikir kreatif siswa dengan uji-t menunjukkan bahwa thitung (8,07) > ttabel (2,00), artinya tedapat
pengaruh yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Kesimpulan dari penelitian
bahwa penggunaan model pembelajaran TGT berbantu monopoli dalam pembelajaran berpengaruh
terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi sistem pernapasan manusia.
Kata Kunci: Teams Games Tournament (TGT), Monopoli, Kemampuan Berpikir Kreatif,
Sistem Pernapasan

41
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Agustus), Vo l. (10), No.(2)

PENDAHULUAN mengembangkan Pendidikan karakter seperti


jujur, disiplin, dan kerja sama.
Manusia merupakan makhluk ciptaan
Tuhan yang diberikan akal untuk senantiasa Media yang akan digunakan untuk
berpikir dan mengembangkan potensi yang penelitian ini yaitu media berbasis permainan
dimilikinya melalui pendidikan. Menurut dengan menggunakan monopoli. Monopoli
Kurniawan (2017: 26) Pendidikan adalah merupakan permainan sederhana yang mudah
mengalihkan (menurunkan) berbagai nilai, dimainkan oleh anak-anak maupun orang
pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dewasa. Trinovitasari (2015) permainan
kepada generasi yang lebih muda sebagai monopoli merupakan papan permainan yang di
usaha generasi tua dalam menyiapkan fungsi dalamnya terdapat petak dan setiap pemain
hidup generasi selanjutnya, baik jasmani bisa membeli lahan pada petak sesuai dengan
maupun rohani. harga yang tertera, yang meliputi properti
berupa aset bangunan dan tanah.
Belajar mengajar merupakan interaksi
timbal balik yang terjadi di dalam kelas untuk Pada dasarnya hidup adalah untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Menurut dapat memecahkan masalah, maka dari itu kita
Fariyatul, E & Istikomah (2016: 41) Belajar memerlukan suatu kemampuan untuk dapat
adalah suatu proses usaha yang dilakukan memecahkan masalah tersebut, kemampuan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tersebut yaitu kemampuan berpikir kreatif.
tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai Menurut Siswono (dalam Prasetiyo dan
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi Mubarokah, 2014: 11) berpikir kreatif merupakan
dengan lingkungannya. suatu kebiasaan dari pemikiran yang tajam dengan
intuisi, menggerakkan imajinasi, mengungkapkan
Proses pembelajaran harus dipadukan (to reveal) kemungkinan-kemungkinan baru,
dengan model pembelajaran yang tepat, agar membuka selubung (unveil) ide-ide yang
proses pembelajaran berjalan sesuai dengan menakjubkan dan inspirasi ide-ide yang tidak
kurikulum Pemerintah. Salah satu model diharapkan.
pembelajaran kooperatif yang bisa digunakan
Pentingnya kemampuan berpikir
dalam proses belajar mengajar yaitu model
kreatif menyebabkan Pemerintah Indonesia
pembelajaran dengan tipe Teams Games
mengintegrasikan kemampuan berpikir kreatif
Tournament (TGT). Slavin (2015: 163)
ke dalam kurikulum, UU No. 20 Tahun 2003,
menjelaskan TGT merupakan turnamen
pasal 3, bab 2 tentang Sistem Pendidikan
akademik menggunakan kuis-kuis dengan
Nasional menyatakan bahwa Pendidikan
sistem skor, di mana para siswa berlomba
Nasional berfungsi mengembangkan
dengan anggota tim lain yang kinerja
kemampuan dan membentuk watak serta
akademiknya setara.
peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Guru harus menentukan media
bertujuan untuk berkembangnya potensi
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
peserta didik agar menjadi manusia yang
karakteristik siswa untuk melengkapi model
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
pembelajaran, media tersebut juga harus dapat
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
membangkitkan minat, perhatian serta
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.
negara yang demokratis serta
Salah satu media pembelajaran yang bertanggungjawab.
sering digunakan yaitu permainan, melalui
Kemampuan berpikir kreatif perlu
permainan anak berperan aktif dan lebih
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran. IPA
antusias dalam proses pembelajaran. Serupa
salah satu pelajaran yang dapat diintegrasikan
dengan pendapat Rahaju dan Hartono (2015)
dengan kemampuan berpikir kreatif.
bahwa pembelajaran dengan permainan dapat
42
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Agustus), Vo l. (10), No.(2)

Pengintegrasian kemampuan berpikir kreatif Tournament (TGT). Sedangkan, kurangnya


dalam dunia Pendidikan dengan mata antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran
pelajaran diharapkan dapat meningkatkan mengakibatkan guru harus lebih kreatif dalam
kemampuan berpikir kreatif siswa. Namun, menciptakan suasana belajar yang
faktanya kebanyakan sekolah belum menyenangkan, sehingga peneliti mencoba
mengintegrasikan kemampuan berpikir kreatif untuk membuat suasana pembelajaran lebih
pada mata pelajaran. menyenangkan dan tidak membosankan
dengan cara menyajikan materi pembelajaran
Pernyataan tersebut didukung dengan dalam bentuk permainan, dimana permainan
hasil studi pendahuluan di MTs Miftahul Falah yang digunakan yaitu permainan monopoli.
saat pembelajaran, dimana pembelajaran IPA Dengan permainan akademik tersebut
cenderung pasif dan kurang terlihat adanya diharapkan siswa lebih antusias dan ikut
kemampuan berpikir kreatif siswa terutama berperan aktif dalam proses pembelajaran.
kemampuan berpikir luwes dan berpikir Sejalan dengan pendapat Sartikaningrum
elaboratif, hal ini ditandai dengan sikap (2013: 2) bahwa keberhasilan belajar sangat
kurangnya antusias siswa dalam mengikuti dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya
pembelajaran. adalah penggunaan media pengajaran yang
Kurang terlihatnya kemampuan berfungsi sebagai perantara, wadah, atau
berpikir kreatif di MTs Miftahul Falah diduga penyambung pesan-pesan pembelajaran.
terjadi karena rendahnya aktivitas Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu
pembelajaran siswa, hal tersebut terlihat dari dilakukan penelitian yang dapat meningkatkan
kepasifan siswa dalam menjawab dan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui
mengajukan pertanyaan serta ketidakmauan penelitian yang berjudul “Kemampuan
siswa dalam bertukar informasi tentang materi berpikir kreatif siswa pada sistem pernapasan
yang dipelajari. Sejalan dengan Amtiningsih, melalui penerapan Team Game Turnamen
dkk (2016: 868) bahwa pembelajaran IPA (TGT) berbantu monopoli.
masih mengandalkan kemampuan menghafal,
siswa tidak terfasilitasi untuk mengeksplorasi Berdasarkan latar belakang yang telah
ide-ide terhadap permasalahan yang disajikan. dikemukakan, dapat dirumuskan beberapa
Materi pada penelitian ini yaitu sistem permasalahan adalah; Bagaimana keterlaksanaan
pernapasan, alasannya karena materi sistem pembelajaran, peningkatan kemampuan berpikir
pernapasan merupakan materi yang membahas kreatif siswa, pengaruh model pembelajaran TGT
proses mekanisme yang rumit dan melibatkan berbantu monopoli serta respon siswa terhadap
pembelajaran dengan model pembelajaran TGT
berbagai organ-organ dalam menjalankan
berbantu monopoli.
fungsinya sehingga sulit untuk dipahami
siswa, hal tersebut mengakibatkan siswa Penelitian ini bertujuan untuk
memerlukan pembelajaran dengan metode lain mengetahui pengaruh model pembelajaran
selain metode ceramah dan diskusi. Sejalan TGT berbantu monopoli terhadap peningkatan
dengan pendapat Nugroho (2013: 1) materi kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi
sistem pernapasan terkesan rumit dan kurang sistem pernapasan, sehingga dapat digunakan
menarik bagi siswa, karena sebagian besar sebagai variasi dalam pembelajaran, dan
pembelajaran mengacu pada buku teks dimanfaatkan untuk memperbaiki mutu dan
sehingga tidak menarik minat siswa untuk keefektifan pembelajaran.
belajar.
Salah satu penelitian yang relevan yang
Berdasarkan uraian di atas, alternatif dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini
model pembelajaran yang sesuai untuk yaitu, menurut Isnayati, dkk (2017) hasil
membangun kemampuan berpikir kreatif siswa penelitian menunjukkan bahwa model TGT
yaitu model pembelajaran Teams Games berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

43
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Agustus), Vo l. (10), No.(2)

kreatif siswa dengan cara pemberian soal 100


cerita, dimana terdapat perbedaan yang 100 94,4

Presentase keterlaksanaan
signifikan antara kelas eksperimen dengan 90 76,5

pembelajaran (%)
80
kelas kontrol. Hal tersebut ditunjukkan dengan 70
sikap siswa yang lebih aktif pada saat 60
pembelajaran dengan model TGT. 50
40
30 23,5
Hipotesis yang dapat diambil pada 20 5,6
penelitian ini yaitu bahwa penggunaan model 10 0
0
pembelajaran Teams Games Tournament Pertemuan Pertemuan
Ke-1 Pertemuan
Ke-2 Ke-3
(TGT) berbantu monopoli berpengaruh positif
terhadap peningkatan kemampuan berpikir
Terlaksana
kreatif siswa pada materi sistem pernapasan.
METODE PENELITIAN Gambar 1. Presentase Keterlaksanaan Aktivitas
Guru
Metode penelitian yang digunakan di
penelitian ini adalah metode eksperimen semu 100
87,1 89,2
Presentase keterlaksanaan pembelajaran
(Quasi-Eksperiment). Desain penelitian yang 90
80 75,8
digunakan adalah control group pretest-
posttest (Arikunto, 2015: 8). Populasi pada 70
penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII di 60
MTs Miftahul Falah, Gede Bage Kabupaten 50
(%)

40
Bandung yang terdiri dari 5 kelas dengan 24,2
30
jumlah seluruhnya 150 orang siswa. 12,9
20 10,8
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik 10
simple random sampling. Subjek penelitian 0
yang terpilih yaitu kelas VIII-C sebagai kelas Pertemuan
Ke-1
Pertemuan
Ke-2
Pertemuan
Ke-3
kontrol dengan jumlah 30 siswa dan kelas
VIII-D sebagai kelas eksperimen dengan Terlaksana
jumlah 30 siswa.
Instrumen yang digunakan dalam Gambar 2. Presentase Keterlaksanaan Aktivitas
penelitian ini yaitu, tes kemampuan berpikir Siswa
kreatif, lembar observasi dan angket respon Pencapaian yang didapat siswa dirinci
siswa. Analisis data penelitian meliputi, uji berdasarkan lima indikator berpikir kreatif.
reliabilitas, uji normalitas, uji homogenitas dan Adapun hasil kemampuan berpikir kreatif
uji hipotesis. siswa dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Rata-rata N-Gain Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa
1. HASIL
Kelas Pretest Posttest N-Gain Interpretasi
Eksperimen 43,75 90,42 0,61 Sedang
Kegiatan observasi awal dilakukan
untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa di Kontrol 34,25 58,59 0,28 Rendah
kelas. Adapun data hasil observasi
keterlaksanaan aktivitas guru pada Gambar 1 Setiap indikator kemampuan berpikir
berikut. kreatif siswa, dianalisis untuk mengetahui
Keterlaksanaan aktivitas siswa pada rata-rata nilai yang didapatkan pada setiap
kelas eksperimen pada Gambar 2 berikut. indikatornya. Hasil analisis rata-rata nilai

44
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Agustus), Vo l. (10), No.(2)

indikator kemampuan berpikir kreatif pada (Elaboration)


Gambar 3 berikut. Berpikir
Evaluatif
5. (Evaluation) 3.88 Tinggi
Rata-rata 4.00 Tinggi
2. PEMBAHASAN
Pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan model TGT berbantu monopoli
dilakukan melalui pengamatan langsung oleh
observer dengan menggunakan lembar
observasi baik lembar observasi guru maupun
lembar observasi siswa. Susilowati (2016: 50)
lembar observasi digunakan untuk mengetahui
peningkatan aktivitas guru dan siswa dalam
proses pembelajaran di kelas.
Berdasarkan Gambar 1, rata-rata
Gambar 3. Presentase Rata-rata Per-Indikator Kelas keterlaksanaan aktivitas guru pada pertemuan
Eksperimen dan Kelas Kontrol pertama sampai pertemuan terakhir dapat
terlaksana dengan baik, yang menunjukkan
Hasil analisis rata-rata nilai indikator rata-rata nilai 90,3% dengan interpretasi sangat
kemampuan berpikir kreatif pada Tabel 2 baik. Presentase nilai menunjukkan bahwa
berikut. Hasil analisis statistika dapat dilihat aktivitas guru baik pada pertemuan pertama,
pada Tabel 2 berikut. pertemuan kedua ataupun pertemuan ketiga
Tabel 2. Hasil Analisis Posttest berjalan dengan baik hanya saja ada beberapa
tahapan yang tidak terlaksana pada pertemuan
Kelas Kelas
Analisis Data Posttest pertama dan kedua dengan rata-rata sebesar
Eksperimen Kontrol
Xhitung 3,12 6,69 9,7%.
Normalitas Xtabel 7,81 7,81
Keterangan Normal Normal Aktivitas guru pada penelitian ini
Fhitung 1,42 ditekankan pada penerapan kemampuan
Homogenitas Ftabel 1,86
Keterangan Homogen berpikir kreatif siswa dan pada aktivitas siswa
thitung 8,07 lebih ditekankan pada penguasaan model TGT
Uji Hipotesis
(Uji t)
ttabel 2,00 berbantu monopoli.
Keterangan H0 ditolak, Ha diterima
Kemampuan berpikir kreatif siswa
dapat ditingkatkan dengan menggunakan
Respon siswa yang telah dianalisis media serupa dengan pendapat Deriliana, dkk
melalui perhitungan angket pada Tabel 3 (2014:3) bahwa dengan media maka
berikut. pembelajaran yang dianggap sulit, kurang
Tabel 3. Rekapitulasi Respon Siswa terhadap Model diminati dan membosankan dapat dikemas
TGT berbantu Monopoli menjadi menyenangkan. Media yang dapat
No. Aspek Rata- Keterangan
digunakan untuk meningkatkan keaktifan
rata siswa salah satunya yaitu permainan monopoli.
Berpikir Lancar Fitriyawani (2013:226) menyatakan bahwa
1. (fluency) 4.03 Tinggi permainan monopoli layak digunakan sebagai
Berpikir Luwes media pembelajaran, karena dapat
2. (flexybelity) 4.06 Tinggi
menimbulkan kegiatan pembelajaran yang
Berpikir
Orisinal menarik, menyenangkan dan siswa dapat
3. (Originality) 4.07 Tinggi secara aktif memecahkan masalah-masalah
4. Berpikir Rinci 3.96 Tinggi yang ada.

45
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Agustus), Vo l. (10), No.(2)

Hasil keterlaksanaan pembelajaran indikator kemampuan berpikir kreatif siswa,


menggunakan model TGT berbantu monopoli dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai
dikatakan berhasil dengan kategori baik pada yang didapatkan pada setiap indikatornya.
setiap pertemuannya. Menurut Wina (2014:
240-250) model pembelajaran TGT dapat Ketercapaian setiap indikator
mengurangi ketergantungan siswa kepada kemampuan berpikir kreatif diukur dengan
guru, siswa dapat mengungkapkan ide dengan cara menghitung nilai rata-rata dari setiap
baik, siswa lebih bertanggungjawab, dan dapat indikator. Rata-rata nilai per-indikator
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Model diperoleh sebelum pembelajaran sebesar 43,75
pembelajaran TGT berbantu monopoli yang dengan kategori sedang. Sedangkan rata-rata
digunakan, berpengaruh sebesar 90,3% pada nilai per-indikator setelah pembelajaran
aktivitas guru dengan interpretasi sangat baik mengalami peningkatan menjadi 90,42.
dan sebesar 84% pada aktivitas siswa dengan Peningkatan tersebut terjadi karena siswa
interpretasi baik, hal ini berarti bahwa model sudah mendapatkan materi tentang sistem
TGT berbantu monopoli berpengaruh baik pernapasan yang disajikan dalam permainan
bagi keterlaksanaan pembelajaran di kelas. monopoli.

Berdasarkan data hasil keterlaksanaan Hal tersebut, terbukti dengan adanya


pembelajaran dikatakan bahwa pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa
dengan model TGT berbantu monopoli pada indikator berpikir lancar (fluency) dengan
berhasil pada setiap pertemuannya, dari nilai 95,00 dan nilai N-Gain sebesar 0,69
keberhasilan tersebut terdapat teori belajar dengan kategori sedang. Kemampuan berpikir
yang mendukung terhadap model kreatif yang memiliki nilai tinggi lainnya yaitu
pembelajaran TGT berbantu monopoli, yaitu berpikir luwes (flexybelity) sebesar 92,50 dan
teori belajar konstruktivisme dimana dalam nilai N-Gain sebesar 0,59 dengan kategori
pembelajaran siswa membangun sendiri sedang. Menurut Meylinda dan Edy (2017: 2)
pengetahuan mereka dengan terlibat aktif rendahnya kemampuan berpikir luwes
dalam proses pembelajaran melaui permainan diakibatkan dari kurangnya kemandirian
monopoli yang disajikan oleh guru. Sejalan belajar yang dimiliki siswa dalam
dengan pendapat Hasnawati dan Arlin (2010) pembelajaran.
bahwa pembelajaran konstruktivisme dapatt Kemampuan berpikir orisinal
meningkatkan pemahaman siswa dalam suatu mendapatkan nilai sebesar 86,60 dengan N-
konsep. Gain 0,58 yang berkategori sedang. Hal ini
Peningkatan kemampuan berpikir terbukti dari jawaban soal posttest yang sudah
kreatif siswa dianalisis berdasarkan nilai mulai mengarah pada kemampuan berpikir
pretest dan posttest, kemudian nilai dihitung orisinil. Kemampuan berpikir rinci
menggunakan rumus N-Gain untuk (elaboration) sebesar 90,00 dan nilai N-Gain
mengetahui peningkatannya. Pencapaian yang sebesar 0,59 dengan kategori sedang. Sejalan
didapat siswa dirinci berdasarkan lima dengan Firdaus, H dkk (2018) Kemampuan
elaborasi tidak hanya terbatas pada sejauh mana
indikator berpikir kreatif. siswa dapat memberikan paparan yang jelas atau
Berdasarkan Tabel 1, kelas eksperimen alasan logis yang disampaikan secara mendetail,
memperoleh nilai rata-rata pretest sebesar tetapi juga pada kemampuan dalam
43,75, nilai posttest sebesar 90,42 dan nilai N- mengembangkan suatu gagasan, sehingga
menghasilkan suatu gagasan yang lebih dapat
Gain sebesar 0,61 dengan interpretasi sedang.
dipahami.
Kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata yang
rendah yaitu nilai pretest sebesar 34,25, nilai Indikator berpikir kreatif lainnya yang
posttest sebesar 58,59, dan nilai N-Gain mendapatkan nilai terendah dibandingkan
sebesar 0,28 dengan interpretasi rendah. Setiap keempat indikator lainnya, yaitu berpikir

46
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Agustus), Vo l. (10), No.(2)

evaluatif dengan nilai sebesar 88,00 dengan N- Respon siswa terhadap pembelajaran
Gain sebesar 0,59 yang berkategori sedang. didapat dari hasil angket respon siswa. Angket
tersebut mencangkup indikator berpikir kreatif
Pada masing-masing indikator berpikir yang digunakan sebagai tolak ukur respon
kreatif mengalami peningkatan karena dalam siswa setelah pembelajaran menggunakan
proses belajar siswa diberikan permainan, model TGT berbantu monopoli.
dengan adanya media permainan siswa tidak
merasa jenuh. Sejalan dengan pendapat Tang., Respon siswa menjadi data penunjang
dkk (2009:108) bahwa pembelajaran dengan pada penelitian ini, yang dapat dilihat dari
permainan dapat digunakan untuk tujuan angket respon siswa yang diberikan pada
Pendidikan seperti dukungan pembelajaran, pertemuan terakhir. Terdapat 25 butir
penilaian, dan evaluasi pembelajaran. pertanyaan yang terdiri dari pertanyaan positif
dan pertanyaan negatif.
Pengaruh pembelajaran TGT berbantu
monopoli terhadap kemampuan berpikir Berdasarkan respon siswa terhadap
kreatif siswa pada materi sistem pernapasan pembelajaran dengan menggunakan model
dapat dilihat dari uji hipotesis yang didapat TGT berbantu monopoli bahwa siswa merasa
dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas. senang dan lebih mudah dalam mengingat
Hasil uji hipotesis yang didapat, data posttest materi pembelajaran melalui permainan
dianalisis menggunakan analisis statistika. monopoli, hal tersebut terjadi, karena siswa
diberikan kesempatan untuk mengungkapkan
Model pembelajaran TGT berbantu dan menemukan idenya sendiri. Hal tersebut
monopoli memiliki pengaruh terhadap sesuai dengan teori belajar konstruktivisme
kemampuan berpikir kreatif siswa. Pengaruh yang menyatakan bahwa proses pembelajaran
tersebut dapat dilihat dari nilai uji hipotesis harus menjadikan pengetahuan bermakna,
(uji-t) yang didapat dari nilai posttest kelas memberi kesempatan untuk siswa menemukan
eksperimen dan kelas kontrol. dan menerapkan idenya sendiri (Trianto,
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa 2007).
terdapat perbedaan yang signifikan antara
KESIMPULAN
kelas yang menggunakan perlakuan dengan
kelas yang tidak menggunakan perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian tentang
Perhitungan diperoleh bahwa thitung= 8,07 > “Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games
ttabel= 2,00, dimana H0 ditolak dan Ha diterima, Tournament (TGT) berbantu monopoli
artinya bahwa terdapat perbedaan yang terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir
signifikan antara kelompok siswa yang Kreatif Siswa pada Materi Sistem Pernapasan”
menggunakan model TGT berbantu monopoli dapat disimpulkan sebagai berikut:
dengan kelompok siswa yang tidak
menggunakan model TGT berbantu monopoli, 1. Keterlaksanaan proses pembelajaran
maka pembelajaran menggunakan model TGT dinyatakan bahwa hasil analisis lembar
berbantu monopoli dapat meningkatkan observasi aktivitas guru didapat rata-rata
kemampuan berpikir kreatif siswa lebih baik dengan kategori sangat baik dan hasil
dibandingkan dengan kelas yang tidak analisis lembar observasi siswa didapat
menggunakan model pembelajaran TGT rata-rata dengan kategori baik.
berbantu monopoli. Hal ini serupa dengan 2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif
pendapat Ruhama (2010) bahwa pembelajaran siswa pada kelas eksperimen (VIII-D)
dengan model kooperatif dengan diperoleh nilai rata-rata dengan kategori
menggunakan media pembelajaran monopoli sedang dan pada kelas kontrol (VIII-C)
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. diperoleh nilai rata-rata dengan kategori
rendah.

47
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Agustus), Vo l. (10), No.(2)

3. Pengaruh penggunaan model TGT Isnayati, B., dkk. (2017). Pengaruh Model
berbantu monopoli terhadap peningkatan Kooperatif Tipe Teams Games
kemampuan berpikir kreatif siswa pada Tournament (TGT) terhadap Kemampuan
materi sistem pernapasan berpengaruh Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal Ilmiah
positif dan signifikan antara kelas Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 4 (1).
eksperimen dengan kelas kontrol.
Kurniawan, Syamsul. (2017). Pendidikan
4. Respon siswa terhadap proses
Karakter Konsepsi dan Implementasi secara
pembelajaran dengan menggunakan model
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah,
TGT berbantu monopoli pada materi Perguruan Tinggi dan Masyarakat.
sistem pernapasan manusia di kelas VIII-D Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
menunjukkan hasil yang positif dengan
kategori tinggi. Meylinda, D., dan Edy, S. (2017).
Kemampuan Koneksi dalam Pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA Matematika di Sekolah. Jurnal
Amtiningsih., dkk. (2016). Peningkatan Matematika, 1 (2).
Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Nugroho, G, A. (2013). Pengembangan Komik
Penerapan Guided Inquiry dipadu Sains berbasis Kontekstual pada
Brainstorming pada Materi Pencemaran Pembelajaran Sistem Pernapasan di SMP.
Air. Jurnal Pendidikan Biologi, FKIP Skripsi. Semarang.
Universitas Sebelas Maret 13 (1).
Prasetiyo, A. D. dan Mubarokah, L. (2014).
Arikunto, Suharsimi. (2015). Dasar-dasar Student’s Creative Thinking in the
Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Application of Mathematical Problems Based
Aksara. Learning. Jurnal Pendidikan Matematika
STKIP PGRI Sidoarjo, 2 (1).
Deriliana., dkk. (2014). Efektivitas Media
Permainan Monopoli Terhadap Keaktifan Rahaju, R dan Hartono, S. R. (2015).
Siswa Pada Pembelajaran Akuntansi Pembelajaran Matematika Berbasis
SMA. Jurnal Akuntansi, 2 (3). Permainan Monopoli Indonesia. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Matematika, 2 (2).
Eni Fariyatul Fahyuni, & Istikomah. (2016).
Psikologi belajar mengajar, Sidoarjo: Ruhama, Uniq Alqo. (2010). Pengaruh Metode
Nizamia Learning Center. Pembelajaran Kooperatif Dengan
Fitriyawani. (2013). Penggunaan Media Menggunakan Media Permainan
Permainan Monopoli Melalui Monopoli Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pembelajaran Kooperatif pada Mahasiswa Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di
Fisika Fakultas Tarbiyah dengan Konsep MAN Tlogo Blitar. Skripsi, Universitas
Tata Surya. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, Negeri Malang.
132 (2). Sartikaningrum, Ria. (2013). Pengembangan
Hasnawati dan Arlin. (2010). Efektivitas Media Pembelajaran Permainan Monopoli
Penerapan Pembelajaran Konstruktivis Akuntansi Untuk Meningkatkan Motivasi
Terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Belajar Siswa Kelas X Program Keahlian
Matematika 1(2). Akuntansi SMK Negeri 1 Tempel. Skripsi.
Yogyakarta.
Hilman M. Firdaus, Ari Widodo, dan Diana
Rochintaniawati. (2018). Analisis Slavin, Robert E. (2015). Cooperative
Kemampuan Berpikir Kreatif dan Proses Learning (Teori, Riset, Praktik), Bandung
Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif : Nusa Media.
Siswa SMP pada Pembelajaran Biologi.
Indonesian Journal of Biology Education
1(1): 21-28.

48
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Agustus), Vo l. (10), No.(2)

Susilowati. (2016). Pembelajaran IPA Pada


Kurikulum 2013, Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Tang, S., Hanneghan, M., & El-Rhalibi, A.
(2009). Introduction to Games-Based
Learning. In T. M. Connolly, M. H.
Stansfield & L. Boyle (Eds.), Games-
Based Learning Advancements for Multi-
Sensory Human Computer Interfaces:
Techniques and Effective Practices (pp. 1-
17). Hershey: Idea-Group Publishing.
Trinovitasari, A. (2015). Penggunaan
Permainan Monopoli Sebagai Media
Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Siswa Sekolah Menengah Pertama.
Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Presiden Republik
Indonesia. 10 Agustus.
Wina, Sanjaya. (2014). Media Komunikasi
Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada.

49

You might also like