You are on page 1of 8

JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX

Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)


DOI : XXXXXXXX

Tingkatan Layanan E-Government Melalui Aplikasi “Monggo


Lapor” di Kantor Humas Pemerintah Kota Magelang

Joko Tri Nugraha1, Dwi Wahyu Ningsih 2


1,2Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Tidar
Magelang

Abstract
The low quality of public services provided by the apparatus is a bad image of the government in
the community. Problems related to the government are related to the services received by the
City Government of Magelang. Electronic government is modern, which facilitates the
interaction of government and society in the administration of public government. Through the
application monggo report, government relations for the community are used to help with the
government and provide advice and criticism about the City of Magelang. The purpose of this
study was to analyze the level of e-government services through the application monggo report
the field of public complaints and information in the Public Relations of the Regional Secretariat
of the City of Magelang. This research uses descriptive qualitative. Data collection methods
through observation, interviews and documentation. Data analysis uses an interactive model,
by collecting data collection, data reduction, data presentation and conclusion collection. The
data validity technique uses triangulation of data and sources. The results showed that the level
of e-government services in the form of one-way, two-way communication and transactions was
good enough and provided information to the public through websites, social media and online
newspapers..

Keywords: govenment to citizen, e-government, public service

Introduction melibatkan suara terbanyak


Dalam kehidupan bernegara (Rosyada, 2005).
Indonesia yang mengisyaratkan Di era kemajuan teknologi
adanya amanat agar kesejahteraan komunikasi yang berkembang pesat,
untuk khalayak ramai, negara seperti yang terjadi belakangan ini,
berkewajiban melayani setiap warga sebagian besar orang di negara-
negara (citizen) demi tercapainya negara maju telah mendapatkan
kebutuhan yang diinginkan oleh akses informasi dari internet dengan
setiap warganya. Selain negara yang sangat mudah dan cepat. Data yang
berbentuk republik, Indonesia dirilis oleh Real Times Statistics
merupakan negara yang demokratis. Project, pada awal tahun 2014,
Oleh karena itu, setiap keputusan pengguna internet telah mencapai 2,5
yang diambil oleh pemerintah harus miliar orang atau 35 persen dari

*) Corresponding Author 57
Email : jokotrinugraha@untidar.ac.id
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

jumlah penduduk dunia. Mulai dari efektivitas biaya operasional, menuju


individu, perusahaan, sekolah hingga paradigma baru e-government.
pemerintah pun memanfaatkan akses Paradigma baru tentang e-
internet untuk mempermudah urusan government menekankan tentang
sehari-hari. Mulai dari sekedar pembangunan jaringan yang
membaca berita, mendengarkan lagu terkordinasi, kolaborasi dengan pihak
ataupun berbagai hal yang sedang eksternal, serta pelayanan kepada
terjadi di sekitar mereka. pelanggan. Berdasarkan survei
Kemungkinan pemanfaatan singkat tentang situs-situs di
penggunaan internet yang tidak beberapa kota di Indonesia dan situs
terbatas pun juga bisa dilakukan oleh resmi beberapa negara di internet,
pemerintah (Real Time Statistics paradigma baru ini sudah mulai
Project, 2014). dijalankan. Kota-kota dan negara-
Melihat akses internet yang negara di dunia tersebut telah
semakin mudah untuk dijangkau oleh mengadopsi sistem “One stop
masyarakat, pemerintahan dari shopping” atau satu pintu, serta
banyak negara pun ikut terpanggil orientasi untuk pelanggan melalui
untuk memanfaatkan internet. desain situs kota-kota tersebut,
Pemerintah memanfaatkan internet menekankan kolaborasi dan
untuk mempermudah proses pembentukan jaringan (Kearny,
pertukaran informasi antara 2010).
masyarakat dengan pemerintah, Masalah yang dihadapi
membantu proses berjalannya pemerintah terkait pelayanan kepada
pemerintahan, mengadakan masyarakat juga dirasakan oleh
rekrutmen dan pengadaan barang, Pemerintah Kota Magelang. Hampir
sehingga mempersingkat birokrasi di semua instansi yang berkaitan
yang ada pada pemerintahan dengan pelayanan publik
tersebut. Hal ini kemudian berjalan menimbulkan keluhan terutama pada
selaras dengan semangat perbaikan proses administrasinya. Meski
informasi dan peningkatan terkadang di instansi disediakan
keterlibatan masyarakat pada sistem kotak pengaduan masyarakat, akan
pemerintahan. Semangat tersebut tetapi proses penampungan aspirasi
merupakan semangat turunan dari tersebut membutuhkan waktu yang
demokrasi, di mana kebebasan dan lama dalam menanggapi keluhan
partisipasi masyarakat pada sistem masyarakat. Bahkan ada juga aspirasi
birokrasi dan pemerintah menjadi masyarakat yang tidak ditanggapi
penggerak utama dari berjalannya dengan alasan tidak semua instansi
kehidupan bernegara (Winarno, bersifat terbuka sehingga hal itu
2016). dinilai kurang efektif. Lemahnya
Internet dapat dilihat sebagai proses pengolahan pengaduan
alat yang sangat berguna untuk masyarakat secara manual membuat
membentuk kembali pemerintahan Pemerintah Kota Magelang
lokal. Pembentukan kembali ini akan berinisiatif mengolah pengaduan
mendorong transformasi nilai-nilai masyarakat dan informasi dengan
dan paradigma birokrasi tradisional cara yang lebih modern dan terpusat
yang menekankan standarisasi, melalui aplikasi e-government
pembagian menurut departemen dan “monggo lapor”.

58
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

E-government merupakan akan sangat penting peranannya bagi


sebuah garis depan dari rencana upaya perbaikan kinerja pemerintah
pemerintahan untuk mendukung secara keseluruhan.
serta menyediakan informasi dan Dari pengamatan peneliti,
peningkatan pelayanan kepada terdapat peningkatan penggunaan
masyarakat, pelaku bisnis, pekerja media sosial oleh masyarakat melalui
pemerintah, unit-unit pemerintahan aplikasi monggo lapor. Media ini
lain dan organisasi sektor ketiga. E- mampu menjembatani masyarakat
government merupakan rumusan untuk berinteraksi melalui instagram,
World Bank yang mengacu pada facebook, twitter, whatsapp, website
penggunaan teknologi informasi dan email yang dikelola oleh bagian
(seperti wide area network, internet Humas Sekretariat Daerah Kota
dan mobile computing) oleh instansi Magelang.
pemerintah yang memiliki Sejak dirilis tahun 2016,
kemampuan untuk mengubah pengikut instagram dan facebook
hubungan dengan masyarakat, bisnis monggo lapor sudah mencapai 480,
dan badan lain dari pemerintah humaspemkotmagelang mencapai
(Lestari, 2015). 3072 pengikut, twitter
Hasil kajian dari Harvard JFK laporwalikotamagelang mencapai
Scholl of Government, untuk 282 pengikut dengan berbagai
menerapkan konsep digitalisasi pada macam postingan dari para pelapor
sektor publik, ada tiga aspek penting dan informasi seputar Kota Magelang.
yang harus diperhatikan dalam Pemerintah Kota Magelang juga
penerapan e-government, antara lain: menyediakan website dengan alamat
(1) Support, terdiri dari sumber daya humas.magelangkota.go.id yang
finansial, komitmen pemerintah menyediaan berbagai informasi
dalam menjalankan program, seputar Kota Magelang. Dari
infrastruktur dan superstruktur penelusuran similiarweb banyaknya
pendukung); (2) Capacity, yaitu pengunjung website Kota Magelang
ketersediaan sumber daya manusia selama enam bulan terakhir sudah
yang cukup, ketersediaan mencapai 98.580. Meski termasuk
infrastruktur teknologi informasi layanan baru, penerapan aplikasi
yang memadai dan; (3) Value, yaitu monggo lapor ini banyak membantu
manfaat yang diperoleh dengan masyarakat untuk memberikan
adanya e-government (Indrajit, 2004). aspirasinya dan mendapat informasi
Bagian Humas di Pemerintah seputar Kota Magelang. Penelitian ini
Kota Magelang menyediakan aplikasi mengkaji tingkat layanan e-
website untuk menampung suara government melalui aplikasi monggo
rakyat Kota Magelang yang berupa lapor di Sekretariat Daerah Kota
pengaduan maupun saran dan Magelang.
memberikan informasi-informasi Beberapa negara telah
mengenai Kota Magelang. menerapkan e-government, meski
Tersedianya ruang untuk diakui beberapa negara lainmasih
menyampaikan aspirasi dalam kesulitan dalam menerapkannya.
bentuk pengaduan terhadap jalannya Berdasarkan data dari United Nations
penyelenggaraan urusan E-government, Indonesia masih
pemerintahan dan pelayanan publik berada di ranking ke 109 dalam hal

59
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

kemajuan e-government dunia, dan layanan dengan mendatangi langsung


ranking ke 7 di Asia Tenggara di kantor-kantor pemerintahan. Melalui
bawah Singapura, Malaysia, Brunei e-government masyarakat
Darussalam, Thailand, Philipina dadn mempunyai pilihan akses yang lebih
Vietnam. Posisi Indonesia yang masih banyak.
jauh di bawah negara lain disebabkan Hasil studi yang dilakukan
antara lain sumber daya manusia oleh Octavia (2015) menjelaskan lima
yang belum memadai, pembangunan aspek penting penunjang
jaringan internet yang membutuhkan keberhasilan e-government, antara
anggaran yang besar dan lain: Pertama, kesiapan sumber daya
keterjangkauan akses internet di manusia (SDM). Aparatur
masyarakat. Dampaknya, pemerintah, baik sebagai
pemanfaatan teknologi informasi dan pengembang, pengelola maupun
komunikasi ini masih belum pengguna e-government merupakan
memberikan dampak bagi faktor yang turut menentukan
peningkatan efisiensi dan efektivitas bahkan menjadi kunci keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan. pelaksanaan dan pengembangan e-
Menurut Indrajit (2006), government. Karena itu, perlu upaya
insentif e-government memiliki peningkatan kapasitas sumber daya
beberapa arah dan tujuan strategis, manusia dan penataan dalam
antara lain: (1) Dengan e-government, pendayagunaan dengan perencanaan
pemerintah ingin memberikan yang matang sesuai dengan
penawaran yang luas mengenai kebutuhan, serta pelaksanaannya
beberapa informasi penting yang dilakukan secara bertahap dan
dibutuhkan masyarakat dan juga berkelanjutan. Hal ini dapat
pilihan akses terhadap layanan dilakukan melalui pendidikan formal
pemerintah; (2) Mengembangkan dan non formal maupun
transparansi yang lebih luas dalam pengembangan standar kompetensi
proses pelayanan publik, karena yang dibutuhkan.
masyarakat bisa mendapatkan Kedua, Partisipasi yang
informasi tentang berbagai program diterapkan pada setiap negara sesuai
dan kegiatan pemerintah serta dengan konteks dan jenis demokrasi
masyarakat bisa berperan melakukan yang dianut. Demokrasi dalam sistem
kontrol dan pertanggungjawaban perwakilan menekankan pada
lebih besar terhadap apa yang komunikasi atau interaksi antar
dilakukan oleh pemerintah; (3) masyarakat, pemerintah dan pegawai
Dukungan dan partisipasi masyarakat pemerintah dan meningkatkan
yang lebih luas dalam proses kesempatan pada masyarakat untuk
pengambilan keputusan. Partisipasi berpartisipasi dalam proses
yang luas akan menjamin keputusan pembuatan kebijakan sesuai dengan
yang diambil memenuhi aspirasi aspirasi masing-masing. Aspek
masyarakat menuju proses terpenting dari perkembangan e-
pemerintahan yang transparan dan government adalah banyaknya sektor
demokratis dan; (4) Menggantikan yang terlibat dan saling berinteraksi
peran dan penyediaan pelayanan dalam level yang sama maupun
kepada masyarakat, di mana mereka berbeda serta pentingnya proses
bisa mendapatkan informasi dan demokrasi yang bertujuan untuk

60
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

meningkatkan proses pembuatan Selain aspek penunjang,


kebijakan dengan cara meningkatkan beberapa faktor penghambat dalam
kesempatan berpartisipasi semua pengembangan e-government dalam
sektor melalui distribusi informasi birokrasi pelayanan juga perlu
dan melakukan komunikasi. diantisipasi, antara lain: (1)
Ketiga, Ketersediaan dan Peopleware (sumber daya manusia)
konsistensi anggaran (dukungan yakni kemampuan para pejabat
pemerintah). Dukungan pemerintah birokrasi maupun staf dalam
menduduki peran yang sangat menggunakan internet yang masih
penting dalam implementasi e- sangat terbatas. Hal ini terbukti dari
government. Walaupun penggunaan masih sangat tergantungnya birokrasi
teknologi informasi tidak harus dalam pengembangan e-government
analog dengan kebutuhan dana yang terhadap pihak luar; (2) Hardware,
tinggi namun dalam perencanaan yakni berkaitan dengan teknologi dan
kebutuhan pada angaran cenderung infrastruktur. Terbatasnya hardware
terbatas. Keterbatasan pendanaan dan software serta masih sedikitnya
dalam penerapan e-government bisa instansi pemerintah yang terhubung
berpengaruh pada masih rendahnya pada jaringan baik lokal (LAN)
kualitas penyelenggaraan pelayanan maupun global (internet)
publik. menyebabkan perkembangan e-
Keempat, Keamanan data yang government tidak dapat berjalan
seringkali terabaikan. Dampak lancar dan; (3) Organoware, yakni
kebocoran data akan berdampak hambatan birokrasi. Seringkali
sangat buruk terutama menyangkut instansi pemerintah dalam
dokumen birokrasi. Kebocoran data, mengoperasionalkan e-government
apalagi jika data tersebut bersifat menemui kendala dalam aspek
sangat rahasia, maka akan organisasi. Kendala ini ditandai
dimanfaatkan oleh orang-orang yang dengan tidak fleksibelnya struktur
tidak bertanggung jawab. organisasi dan tata kerja (SOTK)
Pengembangan jaringan sistem birokrasi yang dapat mewadahi
informasi yang terintegrasi perkembangan baru model pelayanan
memungkinkan perlindungan data- publik melalui e-government (Novita,
data yang tersimpan secara 2014).
maksimal, sehingga dapat terjaga
kerahasiaannya. Metode Penelitian
Kelima, Infrastruktur. Esensi Penelitian ini menggunakan
dasar yang dibentuk oleh e- metode kualitatif dengan pendekatan
government adalah memfasilitasi deskriptif, dengan menyajikan
masyarakat untuk ikut berpartisipasi fenomena sosial dan fakta alamiah di
dalam program pemerintahan yang lapangan untuk diilustrasikan secara
rutin. Keberhasilan implementasi e- utuh (Patton, 2002). Teknik
government berkaitan dengan keabsahan data menggunakan
beragam faktor infrastruktur di metode triangulasi dengan cara
dalamnya seperti infrastruktur sistem mengecek kebenaran data atau
data dan infrastruktur legal atau informasi yang diperoleh peneliti dari
hukum. berbagai sudut pandang yang
berbeda dengan mengurangi

61
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

sebanyak mungkin perbedaan yang Kota Magelang dan proyek


terjadi pada pengumpulan dan pembangunan di Kota Magelang.
analisis data (Sugiono, 2014). Teknik Sumber informasi seputar
pemilihan informan menggunakan Kota Magelang dikelola khusus oleh
teknik purposive sampling (Sugiono, bagian Humas Sekretariat Daerah
2009). Metode pengumpulan data Kota Magelang melalui media website
dalam penelitian ini menggunakan dan juga media sosial seperti
wawancara, observasi serta facebook dan instagram. Informasi
dokumentasi. Sementara teknik tentang pemerintahan dapat diakses
analisis data menggunakan model oleh masyarakat pada website resmi
interaktif dengan tahapan humas.magelang.kota.go.id dengan
pengumpulan data, reduksi data, memanfaatkan koneksi internet baik
penyajian data dan penarikan menggunakan android maupun
kesimpulan (Sugiono, 2014). komputer atau laptop.
Media lain untuk mempublish
Hasil dan Pembahasan informasi adalah koran online yang
Publish (Komunikasi Satu Arah) langsung dapat diakses oleh
Publish merupakan tahapan masyarakat. Humas Sekretariat
yang menggunakan teknologi Daerah kota Magelang menyediakan
informasi untuk meluaskan akses informasi seputar Kota Magelang
untuk informasi pemerintah dan melalui koran online
informasi untuk masyarakat atau magelangekspres.com yang
publik sebagai sarana yang menyajikan informasi seperti politik,
memudahkan dalam memberikan kriminalitas, olahraga, cuaca dan
pelayanan e-government yang berita lainnya.
maksimal. Dalam hal ini, publish Aspek kedua dari publish
merupakan tingkatan komunikasi adalah daftar pengaduan masyarakat
yang bersifat satu arah di mana tidak yang dipublikasikan di media sosial
terjadi feedback atau respon dari sebagai bahan informasi untuk semua
narasumber. masyarakat Kota Magelang.
Aspek pertama dari publish Pengaduan masyarakat yang
adalah informasi. Pemerintah ditampilkan biasanya tentang
memiliki kewajiban untuk pembangunan fisik di area Kota
memberikan informasi kepada Magelang, misalnya tentang
masyarakat melalui media prasarana jalan yang rusak. Humas
penyebaran informasi terkecuali jenis juga mempublikasikan pengaduan
informasi yang mendapatkan masyarakat terkait instansi yang
pengecualian oleh undang-undang menyediakan pelayanan publik
informasi, merupakan sesuatu yang seperti PDAM, PJU, DLH dan lain
dibutuhkan oleh semua orang sebagainya. Jika ada masyarakat yang
khususnya warga masyarakat Kota tidak ingin identitasnya diketahui
Magelang. Masyarakat membutuhkan oleh orang banyak, dapat
informasi yang akurat dan terpercaya mengirimkan pengaduan melalui
seputar kondisi Kota Magelang nomor WhatsApp, email dan surat
seperti berita aktual, acara Kota secara manual.
Magelang, kegiatan pemerintahan
Interact (Komunikasi Dua Arah)

62
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

Pada tahapan interaksi, terjadi Pada tahapan transaksi, telah


komunikasi dua arah antara terjadi interaksi dua arah seperti
pemerintah danmasyarakat yang pada tahap interaksi, hanya saja
berkepentingan. Pemerintah dan terjadi sebuah transaksi yang
masyarakat saling memberikan berhubungan dengan perpindahan
respon demi tujuan tertentu. Aspek uang dari satu pihak ke pihak lainnya.
pertama dari tahap interaksi ini Pemerintah memiliki kewajiban
adalah merespon setiap pengaduan untuk memberikan pelayanan yang
dari masyarakat. maksimal tanpa memberatkan
Di bagian Humas Sekretariat masyarakat.
Daerah Kota Magelang, pengaduan Sama halnya dengan bagian
yang dikirimkan oleh masyarakat Humas Sekretariat Daerah Kota
secepat mungkin langsung direspon, Magelang yang memberikan layanan
meskipun hanya sekedar informasi dan pengaduan masyarakat
mengucapkan terimakasih atas tanpa memungut biaya sedikitpun
pengaduan yang disampaikan. dari masyarakat Kota Magelang.
Pengaduan yang disampaikan oleh Misalnya pengaduan tentang sampah
masyarakat oleh pihak Humas Kota yang lama tidak kunjung diambil.
Magelang akan langsung direspon Mendasarkan wawancara dengan
akan tetapi ada yang tidak langsung salah satu informan dengan
ditangani saat itu juga karena ada hal melaporkan melalui akun facebook
yang membutuhkan perencanaan dan monggo lapor, tidak membutuhkan
dana dalam proses perbaikan. Respon waktu yang lama, langsung ditangani
yang cepat biasanya melalui nomor oleh Humas yang kemudian
WhatsApp. diteruskan ke Dinas Lingkungan
Aspek kedua tahap interaksi Hidup (DLH) dan pagi harinya
adalah penanganan pengaduan sampah di depan rumah langsung
terhadap instansi terkait. Humas diambil oleh petugas DLH.
Pemerintah Kota Magelang
merupakan bagian pengelola Kesimpulan
pengaduan dari masyarakat. Tugas E-government merupakan
utama humas yaitu menyampaikan salah satu upaya pemerintah untuk
kepada instansi yang terkait masalah mendekatkan pelayanan kepada
dari masyarakat melalui surat, masyarakat. Implementasi layanan
WhatsApp dan email. pemerintah secara elektronik dapat
Pihak humas bekerja sama meningkatkan produktivitas serta
dengan instansi-instansi di Kota efisiensi para birokrat. Dengan
Magelang, sehingga setiap penyaluran tingkat layanan publish, interaksi dan
pengaduan dari masyarakat selalu transaksi di Humas Sekretariat
mendapatkan respon yang cepat dari Daerah Pemerintah Kota Magelang,
instansi terkait. Penyelesaian masyarakat mampu menyampaikan
masalah berupa laporan pendapat-pendapat mereka tentang
pembangunan fisik dari masyarakat pemerintahan yang sedang berjalan
harus menunggu perencanaan dan dan bahkan dalam tingkat integrasi
anggaran yang jelas. yang lebih jauh, masyarakat bisa
terlibat langsung dalam proses
Transact (Transaksi) pembentukan kebijakan publik.

63
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

Madani, Time Ice UIN Jakarta,


References Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Indrajit, Richardus. E. (2004) E-
government Strategi Sugiono. (2009) Metode Penelitian
Pembangunan dan Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,
Pengembangan Sistem Pelayanan Kualitatif dan R&D), Alfabeta:
Publik Berbasis Teknologi Bandung.
Digital, Andi Offset: Yogyakarta.
Sugiono. (2014) Metode Penelitian
Indrajit, Richardus, E. (2006) Electronic Manajemen, Alfabeta: Bandung.
Government, Andi: Yogyakarta.
Winarno, Budi. (2016) Kebijakan
Lestari, Puji Umi Pratiwi dan Permata Publik Era Globalisasi (Teori,
Ulfah. (2015) Identifikasi Faktor Proses dan Studi Komparatif),
Organisasional dalam Yogyakarta: CAPS.
Pengembangan E-Governance
Padad Organisasi Pengelola
Zakat, Jurnal Mimbar, Vol. 31,
No. 1.
Novita, Dien. (2014) Faktor-Faktor
Penghambat Pengembangan E-
Government: Studi Kasus
Pemerintah Kota Palembang,
Sumatra Selatan. http://www.e-
journal.com, Jurnal Eksplora
Informatika, Vol. 4, No. 1.
Octavia, Ayu Aditya. (2015) E-
Government Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama dalam
Pemberian Pelayanan di Kota
Bontang, E-Journal
Pemerintahan, Vol. 3 No. 3.
Patton, Michael Quinn and Michael
Cichran. (2002) A Guide to Using
Qualitative Research
Methodology, UK: Medicins Sans
Frontieres.
Real Time Statistics Project. (2014)
Internet Usage and Social Media
Statistics,
http://www.internetlivestats.com,
diakses pada Juni 2014.
Rosyada, Dede. (2005). Demokrasi Hak
Asasi Manusia dan Masyarakat

64

You might also like