You are on page 1of 5

BAB 2

ISI

1.1 Pengertian Metabolisme Lipid

1.1.1 Metabolisme
Metabolisme berasal dari bahasa yunani yaitu Metabole yang artinya
berubah.Metabolisme merupakan suatu rangkaian atau proses yang
terarah dan teratur di dalam seltubuh melalui reaksi-reaksi kimiawi,
sehingga diperlukan atau dihasilkan bahan-bahantertentu seperti unsur,
molekul, senyawa atau energi.
Metabolisme juga termasuk proses biokimia dan enzimatis atau
biotransformasi yang terjadi pada sel dan jaringan hidup ( sistim biologi).
Pada garis besarnya metabolisme dapat digolongkan menjadi dua
golongan sebagai berikut :
1. Anabolisme ( penyusunan)
~ adalah proses pembentukan molekul komplek dari molekul
sederhana.
Contoh : Pembentukan protein dari asam-asam amino.

2. Katabolisme (pemecahan)
~ Adalah proses penguraian atau pemecahan molekul komplek
menjadi molekul sederhana.
Contoh : Pemecahan protein menjadi asam- asam amino.
1.1.2 Lipid
Lipid adalah senyawa yang berisi karbon dan hidrogen, yang tidak
larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Hartono A, 2006). Lemak
adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi
yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar
didalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil
produksi organ hati, yang bisa disimpan didalam sel-sel lemak sebagai
cadangan energi (Madja, 2007).
Lipid berfungsi sebagai bahan bakar metabolik untuk memberikan
energi kepada (sel-sel) tubuh, komponen struktural membran sel,
komponen pembentuk insulator untuk mengurangi penurunan panas
tubuh, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan,
meredam dampak benturan pada organ tubuh, komponen pembentuk
hormon (fungsi endokrin) dan vitamin yang larut dalam lemak (Hartono A,
2006).
Pencernaan lemak terutama terjadi dalam usus, karena dalam mulut
dan lambung tidak terdapat enzim lipase yang tidak dapat menghidrolisis
lemak. Dalam usus lemak diubah dalam bentuk emulsi, sehingga dengan
mudah berhubungan dengan enzim steapsin dalam cairan pankreas. Hasil
akhir proses pencernaan lemak ialah asam lemak, gliserol, monogliserol,
digliserida serta sisa trigliserida. Pegeluaran cairan pankreas dirangsang
oleh hormon sekretin dan pankreozimin.
Lemak yang keluar dari lambung masuk ke usus merangsang
pengeluaran hormon kolesistokinin yang pada gilirannya menyebabkan
kantung empedu berkontraksi hingga mengeluarkan cairan empedu ke
dalam duodenum. Lipid lainnya yang dapat terhidrolisis oleh cairan
pankreas antara lain adalah lesitin oleh fosfolipase, fosfatase, dan
esterase. Ester kolesterol dan kolesterol esterase dihidrolisis menjadi
kolesterol dan asam lemak. Pada proses oksidasi 1 gram lemak
dihasilkan energi sebesar 9 kkal, sedangkan 1 gram karbohidrat maupun
protein hanya menghasilkan 4 kkal. Selain itu lemak mempunyai fungsi
melindungi organ-organ tubuh tertentu dari kerusakan akibat benturan
atau goncangan, sumber energi, dan sebagai pelarut vitamin A, D, E, K.
Lemak juga merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung
vitamin A, D, E, dan K.

Gambar 1.1. Proses Metabolisme Lemak


1.2 Klasifikasi Lipid
1) Lipid Sederhana. Ester yang terbentuk dari asam lemak dengan
beberapa gugus alkohol.
a. Lemak. Bentuk ester asam lemak dengan gliserol. Minyak
merupakan bentuk cair dari lemak.
b. Lilin. Bentuk ester asam lemak yang memiliki berat molekul
besar dengan bentuk alkohol monohidrat.
2) Lipid Kompleks. Ester yang terbentuk dari asam lemak yang
mengandung gugus lain yang teradisi pada gugus alkohol atau asam
lemak.
a. Fosfolipid. Lipid yang mengandung residu asam fosfat. Molekul
ini mengandung basa nitrogen dan subtituen lainnya, misalnya
gliserofosfolipid memiliki gugus alkohol berupa gliserol dan
spingofosfolipid memiliki gugus alkohol berupa spingosin.
b. Glikolipid (glikospingolipid). Lipid yang mengandung asam
lemak, spingosin dan karbohidrat.
c. Lipid kompleks lainnya. Misalnya sulfolipid , aminolipid dan
lipoprotein.
3) Lipid prekursor dan derivat. Contoh lipid kategori ini adalah asam
lemak, gliserol, steroid, aldehid lemak, keton bodies, lipid yang terlarut
pada vitamin dan hormon.

1.3 Kelainan – Kelainan Pada Lipid


A. Penyakit Gaucher
Penyakit ini terjadi akibat penumpukan glukoserebrosidase
(produk metabolismelemak) di dalam jaringan. Penyakit Gaucher
adalah lipidosis yang paling sering terjadi.Penyakit Gaucher banyak
ditemukan pada orang-orang Yahudi Ashkenazi (EropaTimur).
Penyakit Gaucher menyebabkan pembesaran hati dan
limpa, serta timbulnya pigmentasi coklat di kulit. Akumulasi
glukoserebrosidase pada mata menyebabkantimbulnya bintik-bintik
kuning, yang disebut pinguecula. Akumulasi di sumsum tulang bisa
menyebabkan nyeri dan kerusakan tulang. Penyakit Gaucher Tipe
I, merupakan penyakit dalam bentuk kronis dan paling sering
ditemukan. Penyakit ini menyebabkan pembesaran hati dan limpa,
serta kelainan pada tulang. Hati bisa mengalami gangguanyang
berat, sehingga berisiko untuk terjadinya perdarahan lambung dan
esofagus, sertakanker hati.
B. Penyakit Tay-Sach
Penyakit Tay-Sachs menyebabkan penumpukan
gangliosida, yang merupakan produk metabolisme lemak, di dalam
jaringan. Penyakit ini paling sering terjadi pada orang-orang Yahudi
Eropa Timur asli. Anak dengan penyakit ini memiliki tonus otot
yang lemah dan mengalami gangguan intelektual. Terjadi kekakuan
yang diikuti dengan kelumpuhan, demensia, dan kebutaan.
Penyakit Tay-Sachs menyebabkan kematian dini.Anak-anak
dengan penyakit Tay-Sachs biasanya meninggal pada usia 3 atau
4 tahun. Penyakit ini tidak bisa diobati atau disembuhkan.
C. Penyakit Niemann-Pick
Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan kolesterol atau
sfingomyelin, yangmerupakan produk metabolisme lemak, di dalam
jaringan dan menyebabkan berbagai gangguan neurologis.
Penyakit Niemann-Pick mempunya beberapa bentuk, tergantung
dari beratnya kekurangan enzim yang menentukan seberapa
banyak akumulasi sfingomyelin atau kolesterol yang terjadi.
Bentuk yang paling berat cenderung terjadi pada orang
Yahudi. Bentuk yang lebih ringan terjadi pada semua kelompok
etnis.Pada bentuk yang paling berat (Tipe A). Anak dengan
penyakit ini tidak bisa tumbuh dengan normal dan memiliki
berbagai gangguan neurologis. Anak-anak biasanya meninggal
pada usia 3 tahun. Anak-anak dengan penyakit Tipe B mengalami
pertumbuhan lemak padakulit, timbul daerah-daerah pigmentasi
gelap, dan pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
Anak-anak ini bisa mengalami gangguan intelektual.
Anak-anak dengan penyakit Tipe C mulai mengalami gejala
saat masa kanak-kanak, yaitu berupa kejang dan kerusakan saraf.
Tidak satupun jenis penyakit Niemann-Pick yang bisa
disembuhkan. Anak cenderung meninggal karena infeksi atau
gangguan progresif pada sistem saraf pusat.
D. Penyakit Fabry
Penyakit Fabry disebabkan oleh penumpukan glikolipid,
yang merupakan produk metabolisme lemak, di dalam jaringan.
Karena gen yang mengalami gangguan terdapat dikromosom X,
maka munculnya penyakit secara keseluruhan hanya terjadi pada
pria, yang hanya memiliki 1 kromosom X.

Akumulasi glikolipid menyebabkan pertumbuhan kulit yang


jinak (angiokeratoma) pada tubuh bagian bawah. Kornea menjadi
berkabut, sehingga penglihatan menjadi terganggu. Penderita juga
bisa mengalami episode demam berulang dan nyeri pada anggota
gerak. Anak-anak dengan penyakit Fabry pada akhirnya akan
mengalami gagal ginjal dan penyakit jantung, meskipun mereka
biasanya bisa hidup hingga usia dewasa.
E. Gangguan Oksidasi Asam Lemak
Gangguan oksidasi asam lemak terjadi akibat kekurangan
enzim yang dibutuhkan untuk memecah lemak. Gangguan ini
menyebabkan terjadinya gangguan fisik dan mental. Beberapa
enzim membantu pemecahan lemak sehingga bisa diubah menjadi
energi.
Kelainan bawaan atau kekurangan dari salah satu enzim ini
membuat tubuh kekurangan energi dan menyebabkan akumulasi
zat-zat tertentu, misalnya acyl-CoA.Kekurangan enzim yang paling
sering terjadi adalah acyl-CoA dehidrogenase rantai sedang.
Kekurangan Acyl-CoA Dehidrogenase Rantai Sedang gangguan ini
merupakan salah satu gangguan metabolisme herediter yang
sering terjadi, terutama pada orang-orang dari Eropa Utara. Gejala
biasanya muncul pada tiga tahun pertama setelah dilahirkan.
F. Penyakit Jantung Koroner
Jantung koroner merupakan jenis penyakit yang banyak
menyerang penduduk Indonesia. Kondisi ini terjadi akibat
penyempitan atau penyumbatan di dinding nadikoroner karena
adanya endapan lemak dan kolesterol sehingga mengakibatkan
suplaiandarah ke jantung menjadi terganggu. Perubahan pola
hidup, pola makan, dan stres juga dapat mengakibatkan terjadinya
penyakit jantung koroner.
Faktor utama penyebab terjadinya jantung koroner adalah
karena penumpukan zat lemak secara berlebihan dilapisan dinding
nadi pembuluh koroner, dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh
berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran,
pembekuan darah, dll, yang kesemuanya akan mempersempit atau
menyumbat pembuluh darah tersebut.
Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut
mengalami kekurangan aliran darah dandapat menimbulkan
berbagai akibat yang cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri
dada)sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal
dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian
mendadak hal ini pula dipengaruhi oleh pola makan yang kurang
sehat.

You might also like