You are on page 1of 9

Vol.3 – No.

1, year (2019), page 20-27


| ISSN 2548-8201 (Print)| 2580-0469) (Online)|

IMPROVING OF CREATIVE THINKING AND LEARNING OUTCOMES


PHYSICS THROUGH CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) APPROACHES

Sulaeha Thayyib1
1
SMA Negeri 1 Pangsid, Sidenreng Rappang

* Corresponding Author. E-mail: sulaehathayyib@gmail.com

Receive: 12/01/2019 Accepted: 22/03/2019 Published: 02/04/2019

Abstract
The objective in this research to describing implementation of learning
physics using the approach Creative Problem Solving (CPS) to improve creative thinking
skills and student’s achievement in class X IPA-1 SMAN 1 Pangsid. The research method
applied is Classroom Action Research (CAR) through two learning cycles; each cycle
consisted by planning, implementation, observation and reflection. The results showed
that learning physics with CPS approach can improve student’s ability to think
creatively. After learning undertaken by the CPS approach increased students ability to
think creatively and achievement.
This is evidenced by: (1) Increasing the number of students who pass out of 12
person in the first cycle to 29 person in the second cycle with an average of 77,39 learning
outcomes. N-gainin the first cycle of 0.19 is included in the category of low-and N-gain in the
second cycle of 0.30 is included in the medium category, (2) Activity group average student
in the learning process are included in the category Activities Fair increased to High
Activity category, and (3) The use of creative thinking of students in the first cycle an
enough increased to a high in the second cycle. Creative thinking ability of students in
teaching physics to provide benefits in solving problems in the community.

Keywords: creative thinking, learning outcomes Physics, PS approach, the model CPS,
CAR

Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Fisika dengan
menggunakan pendekatan Creative Problem Solving (CPS) untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar pada siswa kelas X IPA-1 SMA Negeri 1
Pangsid, Kabupaten Sidenreng Rappang. Metode penelitian yang diterapkan adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) melalui dua siklus pembelajaran, setiap siklus terdiri dari
tahapan perencanaan, pelaksanaan, mengobservasi dan refleksi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran Fisika dengan pendekatan CPS dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa. Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan CPS kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa meningkat. Hal ini
ditunjukkan dengan: (1) Meningkatnya jumlah siswa yang tuntas 12 orang pada siklus I
menjadi 29 orang pada siklus II dengan rata-rata hasil belajar 77,38. N-gain pada siklus I
sebesar 0,19 termasuk dalam kategori rendah dan N-gain pada siklus II sebesar 0,30 termasuk
dalam kategori sedang, (2) Aktivitas rata-rata kelompok belajar siswa dalam proses
pembelajaran termasuk dalam kategori Aktivitas Cukup meningkat menjadi kategori
Aktivitas Tinggi, dan (3) Penggunaan berpikir kreatif siswa pada siklus I cukup

Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), April 2019 - 2

mengalami peningkatan menjadi tinggi pada siklus II. Kemampuan berpikir kreatif siswa
dalam pembelajaran Fisika memberikan manfaat dalam menyelesaikan masalah di
masyarakat.

Kata kunci: berpikir kreatif, hasil belajar Fisika, pendekatan PS, model CPS,

Pendahuluan keyakinan dari seseorang untuk


Pendidikan merupakan cara menampilkan tindakan baru yang
untuk meningkatkan kualitas sumber digunakan untuk mengatasi suatu
daya manusia (SDM) yang penting masalah dalam rangka mencapai tujuan.
dalam pembangunan negara. Oleh Menurut Bandura self efficacy terbagi
karena itu, pendidikan harus menjadi tiga dimensi, yakni dimensi
mendapatkan prioritas utama dari level, strenght, dan generality (Masraroh,
pemerintah dan masyarakat. Ironisnya, 2012).
pendidikan di Indonesia pada umumnya Berdasarkan pengalaman Penulis
masih menggunakan proses pembelajaran sebagai guru mata pelajaran Fisika dan
konvensional yang menyebabkan hasil bincang-bincang sesama guru fisika
rendahnya kemampuan berpikir siswa di SMA Negeri 1 Pangsid Kabupaten
(Nikmah, Wildan & Munatri, 2015). Sidenreng Rappang, disimpulkan bahwa
Padahal menurut Abidin (2013), pada kemampuan berpikir kreatif siswa
abad 21 minimal ada empat kompetensi khususnya pada mata pelajaran Fisika
yang harus dikuasai yakni kemampuan masih rendah. Permasalahan ini nampak
berpikir kreatif, kemampuan pemahaman ketika guru memberikan pertanyaan
yang tinggi, berkomunikasi serta pemecahan masalah, siswa di kelas X
kemampuan berpikir kritis dan IPA 1cenderung diam dan kurang aktif
kemampuan berkolaborasi. Kemampuan dalam memecahkan masalah. Minimnya
berpikir kreatif merupakan salah satu siswa yang menyampaikan pendapat
kompetensi yang sangat diperlukan disebabkan karena kurangnya ragam
untuk menghadapi masa persaingan pendapat yang disebabkan sedikitnya
global. Kemampuan berpikir kreatif ide-ide yang muncul. Ide-ide yang muncul
merupakan suatu proses berpikir yang sangat erat kaitannya dengan kemampuan
menghasilkan suatu ide, gagasan yang berpikir kreatif. Seperti yang dinyatakan
baru secara luas dan bermacam-macam. Munandar (2012) salah satu ciri
Proses berpikir tersebut melibatkan tingginya kemampuan berpikir kreatif di
unsur–unsur kelancaran (fluency), antaranya adalah kemampuan
kelenturan (flexibility), orisinalitas menyampaikan pendapat/gagasan. Dengan
(originality), dan kerincian (elaboration). demikian, dapat disimpulkan bahwa
Kemampuan berpikir kreatif ketidakmampuan siswa dalam
sangat dipengaruhi keyakinan diri pada memberikan gagasan pemecahan masalah
siswa itu sendiri. Menurut hasil menunjukkan masih rendahnya
penelitian Kisti dan Aini (2012) terdapat kemampuan berpikir kreatif siswa
hubungan yang signifikan antara dikelas tersebut.
kretivitas dan self efficacy. Keyakinan Berdasarkan dokumentasi
diri yang dimaksud adalah self efficacy. data yang penulis kumpulkan selama
Self efficacy merupakan suatu mengajarkan materi Analisis Vektor

Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 3 (1), April 2019 - 21
Suleha Suleha

diperoleh nilai tes tertulis hasil belajar dan dibelajarkan oleh guru melalui
Fisika selama 3 (tiga) tahun terakhir penyampaian dan komunikasi yang baik
tentang menganalisis gerak parabola, dan diharapkan dapat memberikan
gerak melingkar dengan menggunakan kesempatan lebih banyak kepada siswa,
vektor, materi ajar kinematika dengan membuka wawasan berpikir kreatif
analisis vektor, diketahui bahwa hasil untuk memahami dan memecahkan
jawaban siswa ketika mengerjakan soal masalah yang dihadapi. Siswa tidak lagi
berupa uraian, kemampuan menjabarkan bosan belajar Fisika, bahkan siswa yang
jawaban secara kreatif, detail, dan tepat tadinya membenci pelajaran ini menjadi
kurang dari standar nilai yang ditetapkan bersemangat dan mulai menyukai Fisika
setelah proses pembelajaran. tahun sedikit demi sedikit. (Hikmah dan Natsir,
pelajaran 2014/2015 jumlah siswa yang 2009). Myrmel (2003) mengatakan
tuntas belajar fisikanya mencapai Teachers should spend time discussing
57,35% dengan nilai rata-rata kelas the thinking process. This would help
54,25. Pada tahun pelajaran 2015/2016 students to begin to “think about
jumlah siswa yang tuntas belajar thinking.” Students learn about facts and
fisikanya mencapai 64,72% dengan nilai figures from a young age and need to be
rata-rata kelas 60,57. Pada tahun exposed to creative problem solving styles
pelajaran 2016/2017 jumlah siswa yang of thinking. Pernyataan itu
tuntas belajar fisikanya mencapai menggambarkan bahwa pada
62,85% dengan nilai ratarata kelas pembelajarantertentu, penggunaan creative
63,43. problem solving memberikan suatu
Nilai-nilai yang diperoleh ini solusi bagi guru untuk membantu para
masih dibawah nilai ketuntasan minimal siswa kreatif dalam belajar memahami
(KKM) yang ditetapkan, yaitu 67,50. suatu fakta dan gambargambar dalam
Mencermati permasalahan di atas, menyelesaikan masalah.
menunjukkan bahwa dalam Berdasarkan beberapa
melaksanakan proses pembelajaran Fisika pernyataan di atas, dapat memberikan
masih dibutuhkan suatu perencanaan suatu gambaran bahwa salah satu upaya
yang dapat meningkatkan kemampuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir
berpikir kreatif dan hasil belajar siswa kreatif dan hasil belajar Fisika terletak
dalam memahami materi yang diajarkan pada tindakan yang diperbuat oleh guru,
baik secara individu maupun kelompok. yakni melalui pendekatan CPS di kelas.
Untuk meningkatkan kondisi tersebut, Jadi yang diperlukan adalah kesempatan
salah satu upaya nyata yang dapat siswa untuk dilatih melalui pembelajaran
dilakukan guru adalah melakukan suatu Fisika. Berdasarkan latar belakang
tindakan berupa pendekatan problem masalah, peneliti harus melakukan
solving di kelas. Tindakan itu diperbuat tindakan melalui penelitian tindakan kelas
oleh seorang guru dan dapat berjalan dengan judul Peningkatan Berpikir
dengan baik jika dalam proses Kreatif Dan Hasil Belajar Fisika
pembelajaran diikuti dengan penggunaan Melalui Pendekatan Creative Problem
model pembelajaran yang saling Solving (CPS).
berkaitan. Penggunaan model
pembelajaran itu adalah model Creative
Problem Solving (CPS). B. METODE PENELITIAN
Penggunaan model
pembelajaran CPS yang sesuai akan Berpedoman dari perumusan
berdampak terhadap pendekatan problem masalah dan tujuan penelitian, maka
solving dalam proses pembelajaran jenis penelitian yang akan dilakukan
sehingga materi Fisika yang akan diajarkan adalah Penelitian Tindakan Kelas

Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), April 2019 - 22

(Classroom Action Research) disingkat 4. Teknik yang digunakan untuk


PTK. Penelitian tindakan kelas ini mengetahui adannya
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pangsid peningkatan pembelajaran
Kabupaten Sidenreng Rappang yang siswa dalam belajar Fisika
beralamat di Jalan Wolter Monginsidi no. melalui berpikir kreatifnya,
4 Pangkajene. Waktu pelaksanaan digunakan:
penelitian pada semester gasal Tahun Spost - S Pre
Pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian N-gain= ------------------
adalah siswa kelas XI IPA-1 Tahun
------- x 100% ( Hake, 2002)
Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 35
orang, terdiri dari 14 orang siswa laki-laki S Maks – S Pre
dan 21 orang siswa perempuan. Objek
penelitian ini adalah pendekatan CPS C. HASIL PENELITIAN DAN
yang diterapkan dalam proses PEMBAHASAN
pembelajaran Fisika di kelas XI IPA-1
SMA Negeri 1 Pangsid Kabupaten Berdasarkan hasil observasi
Sidenreng Rappang Tahun Pelajaran awal dengan perolehan nilai siswa, nilai
2016/2017. Dalam penelitian ini data terendah 35,00 dan nilai tertinggi 66,50
diolah menggunakan analisis statistik dengan nilai rata-rata 52,34. Hanya dua
deskriptif. Adapun teknik analisis data orang siswa (5,26%) yang memperoleh
yang peneliti lakukan diuraikan sebagai nilai di atas kriteria ketuntasan minimal
berikut: (KKM) yang ditetapkan 67,50.
1. Teknik yang digunakan untuk Rendahnya hasil belajar Fisika siswa
mengetahui peningkatan kelas X IPA-1 SMA Negeri 1 Pangsid
kemampuan berpikir kreatif Kabupaten Sidenreng Rappang tidak
siswa dan hasil belajar Fisika terlepas dari proses belajar mengajar dan
dengan pendekatan CPS setelah karakteristik siswa. Proses belajar
pretest, postest siklus I, dan mengajar dapat memberikan hasil belajar
posttest siklus II dilaksanakan siswa dengan baik apabila siswa
2. Teknik yang digunakan untuk diberikan kesempatan untuk
mengetahui peningkatan menggunakan kemampuan berpikir
aktivitas kelompok siswa dan kreatifnya. Karakteristik siswa kelas X
aktivitas guru dalam belajar IPA-1 SMA Negeri 1 Pangsid Kabupaten
Fisika yang didasarkan pada Sidenreng Rappang Tahun Pelajaran
pendekatan CPS diolah dengan 2015/2016, pada umumnya aktivitas
cara Persentase aktivitas = belajarnya rendah, kemampuan
Jumlah Skor Yang Dicapai matematika siswa juga rendah,
----------------------------------- x 100% kemampuan berpikir kreatif dalam
Skor Maksimum menyelesaikan suatu masalah juga
3. Teknik yang digunakan untuk rendah. Pembelajaran Fisika menuntut
mengetahui respon siswa siswa untuk melakukan aktivitas dengan
mengenai berpikir kreatif cara mencari, memberikan pendapat dari
setelah pendekatan CPS informasi secara kreatif sehingga mereka
dilaksanakan di kelas, diolah dapat menyelesaikan persoalan baik di
dengan cara menggunakan sekolah maupun di masyarakat.
persamaan
Jumlah aspek setiap skor jumlah %Skor = Data Siklus I
--------------------------------------
Jumlah Skor Maksimal aspek Data kemampuan berpikir
kreatif belajar Fisika siswa Kelas XI

Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 3 (1), April 2019 - 23
Suleha Suleha

IPA-1 SMA Negeri 1 Pangsid Kabupaten cukup seperti yang diperlihatkan pada
Sidenreng Rappang diperoleh dari tes awal tabel di bawah ini:
(pretest) dan tes siklus I (post test). Hasil
tes dianalisa menggunakan prinsip Tabel. Indikator Aktivitas siswa dalam
penskoran dan diperoleh kemampuan belajar pada Siklus I
berpikir kreatif belajar Fisika siswa
melalui pretest nilai terendah 25,00 dan N Jenis Rata Jenis Kete
nilai tertinggi 87,50 dengan rata-rata o Indikator -rata Aktivita .
klasikal 56,43, sedangkan melalui tes (%) s
siklus I nilai terendah 41,67 dan nilai 01 Indikator 73,3 Aktivita
tertinggi 83,33 dengan rata-rata klasikal Pertama 3 s Tinggi
66,19. Hasil analisa N-gain adalah (1)
sebesar 0,19 termasuk dalam kategori 02 Indikator 59.0 Aktivita
rendah. Pada siklus I pertemuan Kedua (2) 5 s Cukup
pertama, kemampuan berpikir kreatif 03 Indikator 67.6 Aktivita
siswa belum tampak. Hasil pretest Ketiga (3) 2 s Tinggi
diketahui aspek (1) kelancaran siswa 04 Indikator 64.7 Aktivita
9,14%, aspek (2) keluwesan siswa Keempat 6 s Cukup
30,25%, aspek (3) keaslian siswa 37,15%, (4)
aspek (4) merinci siswa 42,28%, dan aspek 05 Indikator 62.8 Aktivita
(5) perumusan kembali siswa 36,75%. Kelima 6 s Cukup
Setelah tes siklus I pertemuan ketiga, (5)
kemampuan berpikir kreatif siswa mulai 06 Indikator 60.0 Aktivita
ada peningkatan setelah dalam proses Keenam 0 s Cukup
pembelajaran Fisika diterapkan (6)
pendekatan CPS. Hasil tes siklus I 07 Indikator 60.9 Aktivita
aspek (1) kelancaran siswa 37,75%, aspek Ketujuh 5 s Cukup
(2) keluwesan siswa 43,25%, aspek (3) (7)
keaslian siswa 46,25%, aspek (4) 08 Indikator 63.8 Aktivita
merinci siswa 53,75%, dan aspek (5) Kedelapan 1 s Cukup
perumusan kembali siswa 44,25%. (8)
Kemampuan berpikir kreatif 09 Indikator 63.8 Aktivita
belajar Fisika siswa Kelas X IPA-1 Kesembila 1 s Cukup
SMA Negeri 1 Pangsid Kabupaten n (9)
Sidenreng Rappang diperoleh dari tes awal 10 Indikator 60.9 Aktivita
(pretest) dan tes siklus I (posttest). Hasil Kesepuluh 5 s Cukup
belajar Fisika siswa setelah siklus I (10)
dilaksanakan dengan pendekatan CPS
diperoleh ada 12 (dua belas) siswa Selanjutnya aktivitas
(34,29%) yang memperoleh nilai di atas kelompok belajar siswa dalam
KKM yang ditetapkan sebesar 67,50. pembelajaran siklus I diketahui bahwa
Berarti masih ada 23 (dua puluh tiga) aktivitas kelompok belajar siswa untuk
siswa (65,71%) yang belum kelompok 1 diperoleh persentasenya
memperoleh nilai ketuntasan. Jadi dapat 60,67% dan termasuk aktivitas cukup,
dijelaskan bahwa indikator aktivitas kelompok 2 diperoleh persentasenya
kelompok belajar siswa dalam proses 70,67% dan termasuk aktivitas tinggi,
pembelajaran Siklus I diketahui bahwa kelompok 3 diperoleh persentasenya
hasil rata-rata pencapaian siswa pada 58,67% dan termasuk aktivitas cukup,
setiap indikator belajar masih tergolong kelompok 4 diperoleh persentasenya
73,33% dan termasuk aktivitas tinggi,

Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), April 2019 - 24

kelompok 5 diperoleh persentasenya orang siswa yang memperoleh nilai


59,33% dan termasuk aktivitas cukup, melampaui KKM.
kelompok 6 diperoleh persentasenya
65,33% dan termasuk aktivitas cukup, Indikator aktivitas kelompok
dan kelompok 7 diperoleh belajar siswa dalam proses pembelajaran
persentasenya58,00% dan termasuk Siklus II diketahui bahwa untuk
aktivitas cukup. Secara keseluruhan rata- indikator (1) diperoleh rata-rata 78,10%,
rata aktivitas kelompok belajar siswa indikator (2) rata-rata 67,62%, indikator
diperoleh persentasenya 63,71% dan (3) rata-rata 75,24%, indikator (4)
termasuk aktivitas cukup. Pada ratarata 65,71%, indikator (5) rata-rata
kesepuluh aspek pernyataan yang dinilai 76,19%, indikator (6) rata-rata 75,24%,
sebagai respon siswa kelas XI IPA-1 indikator (7) rata-rata 75,24%, indikator
SMA Negeri 1 Pangsid Kabupaten (8) rata-rata 76,19%, indikator (9) rata-
Sidenreng Rappang terhadap pelaksanaan rata 75,24% dan indikator (10) rata-rata
pembelajaran siklus I ini diketahui bahwa 66,67%. Secara terperinci pada Tabel di
semua aspek penilaian termasuk dalam bawah ini.
kategori cukup (57,09%).
Tabel. Indikator Kelompok Belajar dan
Data Siklus II Aktivitas siswa
dalam belajar pada Siklus II
Kemampuan berpikir kreatif
belajar Fisika siswa dari tes siklus I No Jenis Rata Jenis Ket
nilai terendah 41,67 dan nilai tertinggi Indikator -rata Aktivitas e.
83,33 dengan rata-rata klasikal 66,19 (%)
sedangkan hasil tes siklus II nilai terendah 01 Indikator 78.1 Aktivitas
66,67 dan nilai tertinggi 91,67 dengan rata- Pertama 0 Tinggi
rata klasikal 77,38. Hasil analisa N-gain (1)
adalah sebesar 0,30. Artinya efektifitas 02 Indikator 67.6 Aktivitas
pembelajaran pada siklus II berhasil Kedua (2) 2 Tinggi
sesuai yang diharapkan karena 03 Indikator 75,2 Aktivitas
mengalami kenaikan pada saat tes siklus Ketiga (3) 4 Tinggi
I (sebagai pretest) dan tes siklus II 04 Indikator 65.7 Aktivitas
(sebagai posttest). Setelah tes siklus II Keempat 1 Cukup
kemampuanberpikir kreatif aspek 1) (4)
kelancaran siswa 57,15%, aspek 2) 05 Indikator 76.1 Aktivitas
keluwesan siswa 63,75%, aspek 3) Kelima 9 Tinggi
keaslian siswa 60,15%, aspek 4) merinci (5)
siswa 64,15%, dan aspek 5) perumusan 06 Indikator 75.2 Aktivitas
kembali siswa 62,75%. Keenam 4 Tinggi
Hasil belajar Fisika siswa (6)
setelah siklus II dilaksanakan dengan 07 Indikator 75.2 Aktivitas
pendekatan CPS diperoleh ada 29 (dua Ketujuh 4 Tinggi
puluh sembilan) siswa (82,86%) yang (7)
memperoleh nilai di atas KKM yang 08 Indikator 76.1 Aktivitas
ditetapkan sebesar 67,50. Atau dapat Kedelapa 9 Tinggi
dikatakan bahwa terdapat 29 orang siswa n (8)
yang dinyatakan tuntas pada siklus II 09 Indikator 75.2 Aktivitas
dengan demikian terjadi peningkatan Kesembil 4 Tinggi
dibanding pada siklus I yang hanya 23 an (9)
10 Indikator 66.6 Aktivitas

Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 3 (1), April 2019 - 25
Suleha Suleha

Kesepulu 7 Cukup
h (10)
Berdasarkan Tabel 1 dapat
disimpulkan bahwa proses berpikir kreatif
Selanjutnya aktivitas yang digunakan siswa dalam menerima
kelompok belajar siswa dalam materi pelajaran dapat membantu
pembelajaran siklus II yang ada mereka dalam memecahkan masalah
diketahui bahwa aktivitas kelompok yang dihadapi di masyarakat. Hasil dari
belajar siswa untuk kelompok 1 pemikiran kreatif akan berdampak pada
diperoleh persentasenya 76,67%, keadaan dimana seseorang memiliki
kelompok 2 diperoleh persentasenya imajinasi lebih dari sekedar pemikiran
76,00%, kelompok 3 diperoleh yang biasa. Hal ini sesuai dengan satu
persentasenya 75,33%, kelompok 4 pendapat yang mengatakan suatu proses
diperoleh persentasenya 77,33%, mental yang didalam proses itu
kelompok 5 diperoleh persentasenya pengalaman masa lampau
66,00%, kelompok 6 diperoleh dikombinasikan kembali, sering dengan
persentasenya 75,33%, dan kelompok 7 beberapa distorsi, dalam bentukyang
diperoleh persentasenya 65,33%. Secara sedemikian rupa sehingga orang muncul
keseluruhan rata-rata aktivitas kelompok pola-pola baru, konfigurasi baru, aturan
belajar siswa diperoleh persentasenya baru untuk menuju pada pemecahan
72,95% dan termasuk aktivitas tinggi. yang lebih baik yang dibutuhkan
Pada kesepuluh aspek pernyataan di manusia.
atas yang dinilai sebagai respon siswa Berdasarkan hasil tes berpikir
kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Pangsid kreatif yang diadakan pada siklus I dan
Kabupaten Sidenreng Rappang terhadap siklus II kemampuan berpikir kreatif
pelaksanaan pembelajaran siklus II ini juga mengalami peningkatan. Pada siklus
diketahui bahwa semua aspek penilaian I hasil tes kemampuan berpikir kreatif
termasuk dalam kategori tinggi (66,91%). belajar Fisika siswa melalui pretest nilai
Secara kumulatif data-data keterangan terendah 25,00 dan nilai tertinggi 87,50
kemampuan berpikir kreatif siswa mulai dengan rata-rata klasikal 56,43
dari kondisi awal sampai siklus II dapat sedangkan melalui tes siklus I nilai
dilihat pada Tabel 1 berikut ini. terendah 41,67 dan nilai tertinggi 83,33
dengan rata-rata klasikal 66,19. Pada
Tabel 1. Persentase Siswa Yang Mampu siklus II nilai terendah 66,67 dan nilai
Berpikir Kreatif Dalam tertinggi 91,67 dengan rata-rata klasikal
Belajar Fisika Dengan 77,38. Secara kumulatif data-data
Pendekatan CPS. Aspek keterangan ini terdapat peningkatan
Berpikir Kreatif Pretest Tes hasil tes kemampuan berpikir kreatif
siswa.
Tes Hal ini dapat dianalisa
Aspek
N Pretes Siklu Siklu melalui hasil belajar siswa setelah
Berpikir
o t (%) sI s II melaksanakan tes hasil belajar yang
Kreatif
(%) (%) dilaksanakan pada siklus I dan siklus
01 Kelancara 9,14 37,75 57.15 II. Pada siklus I sebelum tes siklus I
n dilaksanakan ada 4 (empat) siswa
02 Keluwesan 30,25 43,25 63,75 (11,43%) tuntas meningkat menjadi ada
03 Keaslian 37,25 46,25 60,15 12 (dua belas) siswa (34,29%) tuntas
04 Merinci 42,28 53,75 64,16 setelah diperoleh hasil tes siklus I. Pada
05 Perumusan 36,75 44,25 62,75 siklus II hasil belajar Fisika ternyata
Kembali meningkat kembali setelah diberikan

Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), April 2019 - 26

pembelajaran dengan pendekatan CPS. Aulia, M. R. B. (2015). Peningkatan


Peningkatan ini diketahui dari jumlah Kompetensi Siswa Kelas X
yang tuntas nilai di atas KKM yang TGB SMK
ditetapkan sebesar 67,50 sebanyak 29 Hake, R.R. 2002. Analyzing
(dua puluh Sembilan) siswa (82,86%). Change/Gain Scores. Tersedia
di http://www. physics.
indiana.edu/~sdi/AnalyzingCh
ange-Gain. pdf diakses 17 Juni
D. KESIMPULAN 2012.
Huda, M. (2013). Model–Model
Berdasarkan hasil analisis data Pengajaran dan Pembelajaran.
dapat disimpulkan bahwa: Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Kisti, H.H., & Aini, N.F.N. (2012).
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan Hubungan Antara Self
pendekatan CPS menghasilkan persentase Efficacy dengan Kreativitas
pembelajaran dalam kategori sangat Pada Siswa SMK. Psikologi
tinggi (87,20%). Peningkatan hasil Klinis dan Kesehatan Mental,
belajar Fisika tersebut dilihat dari 1(2):
meningkatnya jumlah siswa yang tuntas Mahmudi, A. (2010). Pengaruh
12 (dua belas) orang pada siklus I Pembelajaran dengan Strategi
menjadi 29 (dua puluh sembilan) orang MHM Berbasis Masalah
pada siklus II dengan rata-rata hasil terhadap Kemampuan
belajar 77,38. N-gain pada siklus I Berpikir Kreatif, Kemampuan
sebesar 0,19 dan N-gainpada siklus II Pemecahan Masalah, dan
sebesar 0,30. Disposisi Matematis, serta
Persepsi terhadap Kreativitas.
2. Secara rata-rata pada siklus I sebesar Skripsi Sarjana.
63,71% dalam kategori Aktivitas cukup Masjudin & Hasanah, U. (2013).
meningkat pada siklus II sebesar 73,14%. Penerapan Metode Creative
Problem Solving Untuk
3. Kelancaran memberikan respon Meningkatkan Motivasi Dan
61,43%, keluwesan mengemukakan Berpikir Kreatif Siswa Kelas
bermacammacam pemecahanmasalah X TKJ Pada Mata Pelajaran
69,71%, keaslian mencetuskan gagasan Matematika Materi Pokok
58,14%, merinci permasalahan melalui Matriks Di SMK. Ilmiah
langkah-langkah 60,00%, dan perumusan Masraroh, L. (2012). Meningkatkan
kembali suatu permasalahan 60,71%. Selfefficacy Melalui
Bimbingan Kelompok Teknik
Modeling. Pendidikan, 1(1):
Daftar Pustaka Myrmel, M.K. 2003. Effect Using
Abidin, Y. (2013). Pengembangan Creative Problem Solving in
Model Penilaian Otentik Eight Grade Technology
Dalam Pembelajaran Membaca Education Class at Hopkins
Pemahaman Di Sekolah North Junior High School. A
Dasar. Pendidikan. research paper, The Graduate
Amali, F., Komariah, & Umar. (2015). School, University of
Perbedaan Kemampuan Wisconsin-Stout, August2003.
Berpikir Tersedia:

Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 3 (1), April 2019 - 27
Suleha Suleha

Subakir, B.: Peningkatan Berpikir Kreatif


dan Hasil Belajar Fisika
Melalui Pendekatan Creative

Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)

You might also like