You are on page 1of 12

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan disebut juga sebagai proses menipisnya serviks dan

mengalami pembukaan yang mengakibatkan janin turun ke rongga panggul.

Persalinan normal dapat dikatakan pengeluaran janin yang terjadi pada usia

kehamilan (37-42 minggu), yang bagian terbawah janin yaitu kepala tanpa

adanya komplikasi.[1]. Persalinan spontan merupakan proses bersalin melalui

vagina tanpa menggunakan alat, baik menggunakan obat, atau metode

lainnya. Persalinan spontan hanya mengandalkan usaha ibu untuk meneran

dan tenaga ibu untuk bisa membantu janin keluar dari rahim.[2]

Persalinan merupakan suatu proses janin, plasenta, dan membran

keluar melalui jalan lahir dari rahim. Proses persalinan diawali dengan

adanya pembukaan, penipisan servik yang terjadi akibat adanya his atau

kontraksi uterus yang teratur, Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)

Tahun 2018 didapatkan bahwa proporsi kelahiran berdasarkan metode

persalinan normal di Indonesia sebanyak 83,14% sedangkan di Jawa

Tengah sebanyak 94,37%. [3,4]

Tahapan persalinan terbagi menjadi 4 kala yaitu: kala I (pembukaan),

kala II (pengeluaran janin), kala III (pengeluaran plasenta), dan kala IV

1
2

(observasi), kala I persalinan dapat terjadi perubahan psikologis pada

seorang ibu yaitu adanya perasaan khawatir, cemas, sedangkan pada

persalinan kala II seorang ibu dapat kembali mengontrol dirinya sendiri,

lelah, gelisah, pada kala III nyeri pada ibu mulai berkurang dan adanya

perasaan gelisah, lelah yang berlanjut, dan pada kala IV seorang ibu akan

melepaskan ketegangan yang dirasakan selama persalinan dan bersiap

mengemban tanggung jawab yang baru untuk menasuh bayinya yang telah

dilahirkannya.[5]

Selama persalinan kala I, kebanyakan dari ibu akan mengalami

gangguan psikologi yaitu kecemasan. Kecemasan merupakan reaksi

fisik,yang dapat mempengaruhi mental, situasi yang menakutkan,

mengejutkan, membingungkan dan merisaukan untuk ibu bersalin. Terdapat

beberapa penentu yang dapat mempengaruhi kecemasan pada ibu yang akan

bersalin yaitu, nyeri, keadaan fisik ibu, riwayat kehamilan, kurangnya ilmu

atau informasi mengenai proses persalinan, lingkungan serta psikososial dari

ibu atau keluarga yang bersangkutan, seperti pendidikan, kehamilan yang

tidak diinginkan, dan sosial ekonomi. Faktor yang berhubungan dengan

gangguan kecemasan pada kala I adalah pengetahuan. perilaku cemas

didasarkan salah satunya pada pengetahuan seorang ibu. Dimana seorang

ibu mengalami kecemasan saat ibu tidak memiliki pengetahuan tentang

persalinan dan bagaimana prosesnya. [2,5,6]


3

Selain itu, adapun faktor psikologis yang berkaitan dengan kecemasan

selama persalinan kala I, Selama proses persalinan terjadi beberapa

perubahan psikologis diantaranya rasa cemas pada bayinya yang akan lahir,

Takut akan adanya nyeri yang berlebih, takut akan kelainan bentuk

tubuhnya seperti adanya episiotomi, robekan perineum, jahitan ataupun

seksio sesarea,serta ketakutan saat melihat darah. Kecemasan dan ketakutan

akan menimbulkan stress yang akan meningkatkan kerja saraf simpatik

seperti sistem endokrin seperti kelenjar adrenalin, tiroid dan pituitary.

Melepaskan hormone ke aliran darah, akibatnya system syaraf mengaktifkan

kelenjar adrenalin yang mempengaruhi system pada hormon epinprin.

Hormon adrenalin berdampak pada proses fisiologis ibu bersalin. Faktor

fisiologis penyebab kecemasan yaitu terjadinya perubahan fisik yang

dialami ibu. Perubahan tersebut yaitu perubahan kardiovaskuler, pernafasan,

saluran perkemihan dan kulit. Secara epidemiologis, gangguan kecemasan

dapat terjadi kepada siapapun tanpa membedakan patitas entah itu terjadi

pada ibu yang primigravida ataupun yang multigravida. [2,7,8].

Kecemasan dalam persalinan dapat ditandai dengan perasaan yang

mudah marah, mudah tersinggung, sulit dikendalikan, gugup, cemas dan

lain sebagainya, hal tersebut merupakan respon terhadap situasi yang

menurutnya mengancam. Gangguan kecemasan memiliki beberapa efek

dalam persalinan yaitu katekolamin yang meningkat pada kala I yang

menyebabkan turunnya kontraksi rahim, aliran darah ke plasenta, dan

turunnya oksigen untuk janin serta dapat menyebabkan lamanya persalinan


4

kala I. Partus lama merupakan salah penyebab yang menyumbangkan angka

kematian ibu dan janin. Partus lama akan menyebabkan ibu kehabisan

tenaga, dehidrasi, infeksi, bahkan akan menimbulkan perdarahan yang dapat

mningkatkan atau menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan menjadi

fetal distress, infeksi, cedera dan asfiksia yang dapat menimbulkan kematian

bayi[5,7]

Partus lama sendiri menyumbang 5 % terhadap penyebab kematian

ibu di Indonesia. Menurut laporan data dari World Health Organization

(WHO) tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) dunia yaitu 216 per

100.000 kelahiran hidup. Menurut ASEAN Statistical Report on Millennium

Development Goals (MDGS) Angka Kematian Ibu di ASEAN yaitu 222

per 100.000 lahir hidup dan sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) di

Indonesia menunjukkan angka 305 per 100.000 lahir hidup.[2,3,6]

Kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017

sebanyak 475 kasus. Sedangkan jumlah kematian ibu maternal di Kota

Semarang pada tahun 2018 sebanyak 19 kasus dari 25.074 kelahiran hidup

atau sekitar 75,77 per 100.000 KH. Penyebab langsung kematian ibu sebesar

90% terjadi saat persalinan dan segera setelah persalinan. Penyebab

langsung terjadinya kematian ibu adalah eklampsi (37%), Perdarahan

(26%), Penyakit (16%), Sepsis (10%), partus lama 5% [5,6]

Kecemasan dapat dikurangi dengan beberapa terapi penurun

kecemasan, dapat menggunakan dua cara yaitu dengan cara farmakologi dan
5

non-farmakologi. Penatalaksanaan dengan menggunakan obat-obatan

seperti benzodiazepine, Buspirone dan antidepresan, dapat menjadi terapi

farmakologi untuk menurunkan gangguan kecemasan yang biasanya kronik

sedangkan terapi. Sedangkan penatalaksanaan non-farmakologi untuk

mengurangi kecemasan bisa di lakukan dengan cara metode natural therapy

dengan menggunakan aromatherapi. [7,9]

Salah satu cara yang dapat menurunkan kecemasan yaitu dengan

pemberian aromaterapi. Aromaterapi merupakan tindakan terapeutik yang

menggunakan minyak essensial yang bermanfaat meningkatkan

keadaansuasana hati seseorang, fisik maupun psikologi seseorang agar

menjadi lebih baik. Setiap minyak essensial pada umumnya memiliki efek

farmakologis unik, seperti mengandung antibakteri, antivirus, diuretic,

vasodilator, penenang, dan merangsang adrenal. Dengan berbagai macam

aromatherapy yang ada seperti aromatherapy buah-buahan dan bunga, salah

satu contoh dari aromatherapy yang ada yaitu bunga melati yaitu suatu jenis

tanaman bunga yang cukup banyak di temukan di Indonesia minyak melati

telah dikenal sejak zaman dahulu. Minyak atsirih melati menenangkan

system syaraf hingga baik untuk meringankan sakit kepala, insomnia, dan

depresi. Melati (jasmine) memiliki kualitas memberikan energi serta

memiliki beberapa kandungan antidepresan atau anti kecemasan yang cukup

tinggi, di antaranya linalool 12,94% dan benzyl acetate 16,57%. Linalool

berfungsi menurunkan kecemasan dan membat seseorang semakin rileks,


6

sedangkan benzyl acetate merupakan zat yang berfungsi untuk memberikan

atau menambah aroma harum pada bunga melati tersebut[5,9,10,11,12]

Pemberian aromatherapy untuk mengurangi kecemasan yang terjadi

pada ibu bersalin dengan cara menggunakan lilin aromatherapy yang di

bakar. Lilin aromaterapi melati yang dibakar akan menghasilkan bau harum

yang apabila masuk atau di hirup dan masuk ke dalam rongga hidung, akan

dibaca oleh otak sebagai proses penciuman. Bau yang telah di hirup dapat

merangsang system olfactory epithelium, bau tersebut akan di kirimkan atau

diteruskan sebagai pesan ke pusat penciuman yang letaknya di belakang

hidung, sel neuron akan menginterpretasi bau tersebut dan selanjutnya

dihantarkan pada sistim limbik. Dari sistim limbik kemudian molekul bau

akan dihantarkan menuju hipothalamus. hipotalamus akan menyampaikan

ke otak lain yang dapat merangsang kelenjar pituitary berperan

menghasilkan endorphin. Yang akan berperan untuk mempengaruhi suasana

hati menjadi senang, rileks dan tenang. Study lain mengatakan bahwa aroma

therapy melati untuk mengurangi nyeri persalinan terbukti berhasil. Jasmine

atau bunga melati memiliki kandungan di dalamnya salah satunya linalool,

benzyl acetate. Yang banyak manfaatnya, antara lain mengatasi ketegangan,

nyeri, mempengaruhi emosi, mengurangi kecemasan, meningkatkan percaya

diri, energi. Aromaterapi dapat membantu mengurangi kecemasan ibu,

ketakutan dan atau nyeri selama proses persalinan. Lebih dari 50% ibu

dengan aromaterapi terbatu dan hanya 14% ditemukan tidak mengalami


7

perbedaan. Penggunaan aromaterapi selama proses kelahiran menurunkan

kebutuhan penggunaan pengurang nyeri. [9,13,14]

Dalam penelitian ini peneliti mengamnbil area penelitian di RB Citra

Insani kota semarang. Karena berdasarkan data jumlah persalinan spontan di

RB Citra Insani Kota Semarang pada tahun 2019 bulan Januari sampai juni

terdapat 242 ibu bersalin. Terdapat 188 ibu bersalin dengan persalinan

normal, 26 ibu bersalin yang dirujuk ke Rumah Sakit dengan indikasi partus

lama pada kala I fase aktif dengan diantaranya terdapat kelaian his (His

tidak adekuat), penggul sempit, bayi besar, 10 persalinan yang mengalami

hipertensi, 9 ibu bersalin yang mengalami KPD, 7 ibu bersalin yang

mengalami serotinus dan 2 ibu bersalin yang mengalami persalinan gemeli.

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan

Agustus terdapat 48 persalinan di RB Citra Insani, peneliti telah melakukan

observasi kepada 6 responden yang di ambil secara acak, di dapatkan 4

diantaranta ibu yang mengalami partus lama pada kala I fase aktif, dan 2

diantaranya mengalami partus normal pada kala I fase aktif. Peneliti telah

melakukan wawancara pada 4 responden yang mengalami partus lama pada

persalinan kala I fase aktif, 2 di antara multipara dan 2 lainnya adalah

primipara. Pasien dengan tingkat kecemasan berbeda mereka terkadang

tidak mampu mengikuti perintah bidan atau mereka melupakan KIE yang

pernah diajarkan sebelumnya. Untuk masalah tersebut bidan memberikan

intervensi untuk mengurangi kecemasan yang terjadi pada pasiennya dengan


8

cara menghadirkan pendamping yang ibu inginkan, mengajarkan ibu tarik

nafas panjang dan memposisikan ibu untuk miring kiri.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui

lebih dalam mengenai “efektivitas tradisional aromatherapy jasmine candle

terhadap tingkat kecemasan ibu bersalin di Rumah Bersalin Citra Insani”.

B. Rumusan Masalah

“Bagaimana efektivitas tradisional aromatherapy jasmine candle terhadap

tingkat kecemasan ibu bersalin di Rumah Bersalin Citra Insani Tahun

2019”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui efektivitas tradisional aromatherapy jasmine candle

terhadap tingkat kecemasan ibu bersalin di Rumah Bersalin Citra Insani

Tahun 2019.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan tingkat kecemasan ibu bersalin sebelum dan sesudah

diberikan tradisional aromatherapy jasmine candle pada kelompok

intervensi.
9

b. Mendeskripsikan tingkat kecemasan ibu bersalin sebelum dan sesudah

diberikan relaksasi nafas dalam pada kelompok kontrol.

c. Menganalisa perbedaan tingkat kecemasan ibu bersalin sebelum dan

sesudah diberikan tradisional aromatherapy jasmine candle pada

kelompok intervensi.

d. Menganalisa perbedaan tingkat kecemasan ibu bersalin sebelum dan

sesudah diberikan relaksasi nafas dalam pada kelompok kontrol.

e. Menganalisis efektivitas tradisional aromatherapy jasmine candle

terhadap tingkat kecemasan ibu bersalin.

D. Manfaat

1. Ibu bersalin

Diharapkan pasien dapat mengetahui atau menambah pengetahuan

tentang tradisional aromatherapy jasmine candle sebagai pencegahan

kecemasan yang dihadapai selama persalinan.

2. Tempat praktik

Diharapkan dapat memberi bahan masukan dalam memberikan

pelayanan terhadap pasien khususnya ibu bersalin. Dengan sedikit

meringankan kecemasan menggunakan metode nonfarmakologi khususnya

tradisional aromatherapy jasmine candle sebagai penurunan kecemasan.

3. Tenaga kesehatan
10

Diharapkan dapat memberikan informasi kepada tenaga kesehatan

untuk menambah refrensi atau pengetahuan guna meningkatkann mutu

pelayanan khususnya pada persalinan.

4. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

pengembangan penelitian selanjutnya terkait dengan efektifitas tradisional

aromatherapy jasmine candle terhadap tingkat kecemasan ibu bersalin.

E. Originalitas Penelitian

Tabel.1.1 Originalitas Penelitian

no Pengarang/Judul/ Desain Hasil Perbedaan


Tahun penelitian
1 Nike Sari Oktavia, Peneliti ini Hasil penelitian ini pengunakan 1. Penelitian sebelum
Faridah Bd. menggunaka pengukuran nyeri persalinan menggunakan
Efek Aroma Ekstrak n metode menggunakan pretest dan posttest, aromatherapi melati
Melati Terhadap eksperiment dengan data tidak normal yang untuk mengurangi
Pengurangan Nyeri al semu memungkinkan peneliti ini nyeri persalinan kala
Persalinan Kala I (quasi menggunakan uji Mann Whitney 1 fase aktif.
Fase Aktif experimental pada kedua kelompok tersebut. Dan Sampelnya
Pada Parturient[11] research) didapatkan hasil penelitian untuk berjumlah 48 orang,
dengan kelompok intervensidi dapatkan p- dengan
menggunaka Value p=0,000 (<0,05) dapat di menggunakan
n teknik simpulkan bahwa ada perbedaan penilaian nyeri
pengambilan yang bermaksna untuk mengurangi menggunakan NRS.
sampel nyeri 2. Penelitian ini
consecutive menggunakan
sampling. aromatherapi melati
untuk menurunkan
kecemasan ibu
bersalin pada kala 1
fase aktif, dengan
sampel 20 orang, dan
menggunakan
pengukuran HARS
2 Heri Kusnaidi, Joni penelitian Hasil penelitian ini menggunakan 1. Peneliti sebelumnya
11

Haryanto, eksperimen aromatherapy melati sebagain menggunakan


Makhfudli. semu (quasy alternatif dalam pemenuhan aromaterapi melati
Aromacare Melati experimental kebutuhan tidue bagi lansia, dengan untuk kualitas tidur
Meningkatkan ) bentuk pre karakteristik usia 60-90 tahun untuk lansia, teknik
Pemenuhan post design. kelompok interfensi dan kelompok sampling peneliti
Kebutuhan Tidur Teknik kontrol. Dengan menggunakan menggunakan
Pada Lansia[12] sampling pretest dan posttest, dengan data purposive sampling,
dalam tidak normal yang memungkinkan total sampel yang
penelitian ini peneliti ini menggunakan uji digunakan sebanyak
penggunaka wilcoxon pada kedua kelompok 14 orang. Instrumen
n teknik tersebut. Dan didapatkan hasil yang digunakan
purposive penelitian untuk kelompok adalah PSQI
sampling. intervensidi dapatkan p-Value 2. Peneliti ini
p = 0,016 artinya ada pengaruh menggunakan melati
pemberian aromacare melati sebagai penurunan
(jasmine) terhadap pemenuhan kecemasan ibu
kebutuhan tidur lansia secara bersalin kala l, teknik
kualitas, hasil untuk kelompok sampling yang
kontrol di dapatkan hasil p=0,577 digunakan adalah
artinya tidak ada perbedaan kualitas acidentan sampling.
tidur antara hasil pre test dan post- Total sampelnya
test. adalah 20 orang dan
instrumen yang
digunakan adalah
HARS.
3 Ni Luh G. L. Jenis Hasil penelitian ini menggunakan 1. Peneliti sebelumnya
Jayalandri, Edward penelitian aromatherapy melati sebagain obat menggunakan
Nangoy, Jimmy ini alternatif penyembuhan luka insisi ekstrak melati untuk
Posangi, Robert A. eksperiment pada kelinci, dengan melakukan penyembuhan luka
Bara. al pengamatan 3-14 menggunakan insisi, diberi
Uji Efektivitas menggunaka salep ekstrak daun melati yang perlakuan selama 14
Ekstrak Melati n tiga ekor dioleskan pada daerah luka insisi, hari saleb ekstrak
(Jasminum Sambac) kelinci dengan hasil pada hari ke 14 luka melati di oleskan
Pada sebagai insisi itu akan menutup dengan pada sore hari.
Penyembuhan Luka hewan uji. sempurna. Sampel yang
Insisi Kelinci dilaksanaka digunakan hanya 3
(Oryctolagus nan di hewan kelinci.
Cuniculus) [13] Laboratoriu 2. Peneliti ini
m menggunakan lilin
aromaterapi untuk
mengatasi
kecemasan pada ibu
bersalin kala l fase
aktif. Dilakukan pada
saat ibu berada di
fase aktif, sampel
yang diambil adalah
20 orang.
4 St. Rukmala, Penelitian Hasil penelitian ini pengunakan 1. Penelitian
Sarwinanti. ini pengukuran tingkat nyeri desminore sebelumnya
Pengaruh Teknik menggunaka pada mahasiswi menggunakan menggunakan
Relaksasai Nafas n metode pretest dan posttest, dengan data aromaterapi untuk
Dalam Dan Quasi yang didapat berdistribusi normal penurunan nyeri
Aromaterapi Melati Exsperiment yang memungkinkan peneliti ini desminore, dengan
12

Terhadap Tingkat yaitu Non- menggunakan uji Paired T-Test pengambilan


Dismenore Pada Equivolent pada kedua kelompok tersebut. Dan sampelnya purposive
Mahasiswi Control didapatkan hasil penelitian untuk sampling dan alat
Fisioterapi Semester Group. kelompok intervensidi dapatkan p- untuk pengambilan
Ii Di Universitas Metode Value p<0.05. nilai p=0,000, yang datanya
‘Aisyiyah pengambilan berarti nilai p<0,05 (0.000<0.05). menggunakan NRS
Yogyakarta[14] sampel nilai p<0.05 hasil tersebut dapat 2. Peneliti ini
dengan disimpulkan bahwa terdapat menggunakan
menggunaka perbedaan dalam pemberian aromaterapi untuk
n Purposive aromatherapy sebelum dan sesudah mengatasi
Sampling dilakukan intervensi, untuk kecemasan
menurunkan tingkat nyeri persalinan pada kala
desminore pada mahasiswi l fase aktif. Dengan
pengambilan
sampelnya acidental
sampling. Dan alat
untuk pengambilan
datanya
menggunakan HARS

You might also like