You are on page 1of 7

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan : Volume 4, Nomor 8, November 2014

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOGNITIF MORAL


DALAM MENINGKATKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN
PENDAPAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PKN DI KELAS VIII C SMP NEGERI 31BANJARMASIN

Sarbaini, Mariatul Kiptiah, Annisa NorjanahProgram Studi PPKn FKIP Universitas Lambung Mangkurat

ABSTRACT

The learning process VIIIC Civics in the Junior High School 31 Banjarmasin tend not achieve the expected
results . Poor condition courage students to express opinions affects the quality of learning in the classroom
. Learning that takes place in a class of students who are good looks alone were active when expressed
opinion, this situation results in students who are still not familiar with the material described teachers feel
embarrassed to ask and express their opinions because they feel unappreciated . Lack of courage students
to express opinions can be seen from the low courage students to express opinions in the group
discussions . Students pay less attention to the teacher explaining and self-absorbed , only a few students
were able to catch the teacher explained the material. This resulted in poor learning outcomes.
The purpose of the study was : (1) To determine the activity of teachers in applying the cognitive model of
moral learning in the classroom VIIIC SMP 31 Banjarmasin (2) To improve siswaq courage to express
opinions on civics lesson in the application of moral cognitive model of learning in the classroom VIIIC SMP
31 Banjarmasin (3) to improve student learning outcomes in applying the model of learning in the classroom
CognitiveMoral VIIIC SMP 31 Banjarmasin.
Data collection techniques used in action research (PTK) is the observation , documentation and test
results of study conducted through several cycles , the first cycle and second cycle.
The results of this study indicate (1) Teaching teachers to implement cognitive learning model of moral
place smoothly . In the first cycle of learning in teacher qualifications good enough and the second cycle
has increased very well with good qualifications . (2) Courage students increased expression very well with
good qualifications . (3) applying the learning process can improve the cognitive model of moral courage to
express opinions .

Keywords : Courage expression , learning outcomes Civics , Cognitive Moral

A. PENDAHULUAN Menurut Surya (1981:32) mengatakan :


Pendidikan merupakan faktor penting dalam Belajar adalah suatu proses usaha yang
memegang peranan untuk menjamin dilakukan individu untuk memperoleh suatu
kelangsungan hidup bangsa dan perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan,
Negara.Pendidikan merupakan salah satu faktor sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
penting dalam pembangunan nasional.Menurut dalam interaksinya dengan lingkungan.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Keberanian adalah suatu sikap untuk
No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan
:Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana kemungkinan-kemungkinan buruk. Aristoteles
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses mengatakan bahwa, “The conquering of fear is
pembelajaran agar peserta didik secara aktif the beginning of wisdom. Kemampuan
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki menahklukkan rasa takut merupakan awal dari
kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kebijaksanaan.” Artinya, orang yang mempunyai
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keberanian akan mampu bertindak bijaksana
keterampilan yang diperlukan dirinya dan tanpa dibayangi ketakutan-ketakutan yang
masyarakat” sebenarnya merupakan halusinasi belaka.

621
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan : Volume 4, Nomor 8, November 2014
Orang-orang yang mempunyai keberanian akan Rumusan masalah tersebut dapat dirinci
sanggup menghidupkan mimpi-mimpi dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
danmengubah kehidupan pribadi sekaligus 1. Bagaimana meningkatkan keberanian
orang-orang di sekitarnya. mengemukakan pendapat siswa
Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil dalampembelajaran PKn dengan
belajar menunjukkan kepada prestasi belajar, menggunakan model pembelajaran kognitif
sedangkan prestasi belajar itu merupakan moral di kelas VIIIC SMPN 31
indikator adanya derajat perubahan tingkah laku Banjarmasin?
siswa. 2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar
Tujuan pendidikan pembelajaran Pkn siswa dalam pembelajaran PKN dengan
adalah membina manusia yang baik dan berbudi menggunakan model pembelajaran kognitif
pekerti luhur. moral di kelas VIIIC SMPN 31 Banjarmasin
?
Model pembelajaran kognitif moral merupakan Tujuan yang akan dicapai dari Peneltian ini
salah satu model pembelajaran yang bertujuan adalah :
mengubah prilaku baru dalam rangka 1. Meningkatan keberanian mengemukakan
menghadapi kerancuan nilai moral yang terjadi di pendapat siswa dalam pembelajaran
masyarakat ,karena dalam pelaksanaannya Pendidikan Kewarganegaraan
siswa dihadapkan pada dilema moral yang ada menggunakan model pembelajaran Kognitif
disekitar lingkungan mereka (masalah nyata atau Moral di kelas VIIIC SMPN 31 Banjarmasin.
mungkin masalah yang pernah dialaminya. 2. Meningkatan hasil belajar siswa dalam
Berdasarkan hasil observasi di SMP pembelajaran Pendidikan
Negeri 31 Banjarmasin pada Tanggal 2 Kewarganegaraan menggunakan model
November 2013. Pembelajaran Pkn disekolah ini pembelajaran Kognitif Moral di kelas VIIIC
cenderung membosankan dikarenakan model SMPN 31 Banjarmasin.
yang digunakan begitu saja seperti Manfaat yang akan dicapai dari Penelitian ini
ceramah.Suasana belajar yang cenderung adalah :
membosankan jelas merupakan masalah yang
harus segera diatasi, karena berakibat pada 1. Manfaat teoritis
rendahnya daya serap siswa terhadap materi Hasil penelitian diharapkan dapat
pembelajaran dan penguasaan kompetensi memberikan sumbangan untuk
dasar yang telah ditetapkan, dan ujung- mengembangkan teori dan konsep dari ilmu
ujungnya prestasi hasil belajar mereka rendah, Pendidikan Kewarganegaraan pada
rata-rata hanya sampai batas ketuntasan umumnya,serta pengembanagan Model
minimal, malahan ada yang cenderung di bawah Kognitif Moral pada khususnya.
batas minimal. 2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, melatih siswa untuk
Dalam proses belajar terdapat beberapa meningkatkan keberanian
kelemahan yang mempengaruhi keberanian mengemukakan pendapat siswa dan
mengemukakan pendapat dan hasil belajar belajar mengambil keputusan sehingga
siswa menjadi menurun.Latar belakang karekter dapat meningkatkan sikap positif pada
siswa kelas VIIIC di SMPN 31 Banjarmasin yang siswa untuk berfikir kritis dan berfikir
pasif, berdasarkan wawancara dengan guru PKn positif.
yang lebih mengetahui siswa-siswinya selama b. Bagi guru, membantu guru dalam
kegiatan pembelajaran dari beberapa kelas VIII pemilihan model pembelajaran yang
yang ada di SMP Negeri 31 Banjarmasin maka sesuai sehingga dapat meningkatkan
guru yang bersangkutan menyarankan kelas kualitas pembelajaran yang lebih menarik
VIIIC merupakan kelas yang direkomendasikan dan mendorong siswa berani
untuk objek penelitian PTK karena hasil belajar mengemukakan pendapat.
siswa masih banyak yang belum memenuhi c. Bagi sekolah, dapat membantu
ketuntasan individual pada standar yang telah menciptakan panduan model
ditentukan.Terlihat pada tabel berikut : pembelajaran dalam proses belajar
mengajar pada pelajaran lain, dan dapat
sebagai bahan pertimbangan dalam

622
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan : Volume 4, Nomor 8, November 2014

memilih model pembelajaran demi merubah cara berpikir serta menghasilkan prilaku
kemajuan proses pembelajaran di masa yang lebih baik.
yang akan datang.
d. Bagi peneliti, penelitian ini akan
bermanfaat bagi penulis karena penulis 3. Pembelajaran PKn
dapat mengetahui apakah pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan dimaknai
model pembelajaran Kognitif Moral efektif sebagai pendidikan nilai.pendidikan demokrasi,
dalam meningkatkan keberanian pendidikan moral, serta pendidikan
mengemukakan pendapat siswa dan pancasila.Menurut Sudjana (2003:4) Pendidikan
hasil belajar siswa di kelas VIIIC di SMPN kewarganegaraan merupakan salah satu mata
31 Banjarmasin. pelajaran yang dapat membentuk diri yang
beragam dari segi agama,sosio-kultural, bahasa,
usia, untuk menjadi warga negara yang cerdas,
B. KAJIAN PUSTAKA terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh UUD
1. Pengertian Belajar 1954.
Menurut Slameto (1995:16)
mendefinisikan pengertian belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk 4. Model pembelajaran kognitif moral
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru Goleman (2003) menjelaskan bahwa
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya Kognitif Moral (moral reasoning) lebih bersifat
sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Jadi Emosional inteligensi, sehingga emosional
seseorang dikatakan belajar bila ia mengalami inteligensi mencerminkan karakter. Dengan
perubahan kemampuan yang dapat membedakan demikian, menurut peneliti implementasi model
sebelum ada dan sesudah kegiatan belajar kognitif moral dapat membantu siswa untuk
dilakukan.Sebelum dan sesudah kegiatan belajar berpikir kritis dan mengelola emosi yang akhirnya
dilakukan ini merupakan indikator dari menjadi warga yang baik.Kelebihan dan
keberhasilan proses kegiatan belajar kekurangan Kognitif Moral adalah sebagai berikut
:
2. Keberanian mengemukakan pendapat
Kelebihan : Melatih siswa memahami keadaan,
Menurut Peter Irons keberanian adalah melatih siswa mengembangkan daya fikir, nalar,
suatu tindakan memperjuangkan sesuatu yang dan gagasannya dalam memberikan pendapat
dianggap penting dan mampu menghadapi segala mengambil keputusan, agar lebih giat dalam
sesuatu yang dapat menghalanginya karena belajar, menguji kesiapan siswa,
percaya kebenarannya. Dalam kehidupan Negara
Kekurangannya : Memerlukan waktu yang
Indonesia, seseorang yang mengemukakan
cukup lama dan membuat siswa ragu dengan
pendapatnya dijamin secara konstitusional. Hal ini
pilihan
dinyatakan dalam UUD 1945 pasal 28 bahwa
kemerdekaan berserikat dan berkumpul
mengeluarkan pendapat atau mengeluarkan 5. Materi PKn di kelas VIII A SMP Negeri
pikiran dengan lisan maupun tulisan san 31Banjarmasin
sebagainya ditetapkan undang-undang. Standar Kompetensi (SK) :
Menurut Dimyati (2002: 3): hasil belajar Menampilkan prilaku yang sesuai dengan nila-
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar nilai pancasila dan kompetensi dasar adalah
dan tindak mengajar.. menjelaskan pancasila sebagai dasar dan
ideologi Negara
Berdasarkan pengertian diatas maka
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
6. Kerangka Pemikiran
suatu penilaian akhir dari proses belajar yang
Keberanian siswa mengemukakan
telah dilakukan, serta akan tersimpan dalam
pendapat dalam kegiatan pembelajaran masih
jangka waktu yang lama atau bahkan tidak akan
kurang sehingga mengakibatkan hasil belajar
hilang karena hasil belajar turut serta dalam
mereka rendah. Kognitif Moral merupakan model
membentuk pribadi individu yang selalu ingin
pembelajaran dimana guru bercerita tentang
mencapai hasil yang lebih baik sehingga akan

623
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan : Volume 4, Nomor 8, November 2014
suatu cerita dilema moral dan para siswa dapat c) Tes
menentukan sikap dengan jawaban yang
diberikan.Model pembelajaran ini dirancang 6. Analisis dan Interpretasi Data
untuk meningkatkan keberanian mengemukakan a. Analisis Data
pendapat siswa agar siswa berani 1. Analisis kualitatif
mengeluarkan pendapat dan bersemangat untuk 2. Analisis Kuantitatif
belajar. Guru dapat menggunakan berbagai cara b. Interprestasi Data
untuk meningkatkan keberanian mengemukakan 1. Data pembelajaran guru
pendapat dan hasil belajar siswa melalui 2. Data aktivitas siswa
pembelajaran Kognitif Moral. 3. Data hasil belajar siswa diperoleh
Dengan menggunakan model dari hasil Pre Test dan Post Test
pembelajaran Kognitif Moral dapat meningkatkan 7. Indikator Keberhasilan
keberanian mengemukakan pendapat dan hasil Indikator keberhasilan dalam penelitian
belajar siswa. tindakan kelas (PTK) ini apabila dalam proses
belajar siswa menunjukan indikator keberanian
mengemukakan pendapat siswa di kelas
7. Hipotesis tindakan meningkat dan hasil belajar yang di dapat
Berdasarkan kajian pustaka dan mencapai kualifikasi baik berdasarkan nilai yang
kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan telah ditetapkan pada kriteria ketuntasan
dalam penelitian ini adalah : “Dengan minimum (KKM) yang diukur melalui tes hasil
menerapkan model pembelajaran kognitif moral belajar siswa secara individu yang hasilnya
maka keberanian mengemukakan pendapat dan mencapai >75,atau secara klasikal bila 85%
hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di siswa,memperoleh nilai atas rata-rata kelas (75)
kelas VIIIC SMPN 31 Banjarmasin meningkat. sebagaimana yang telah ditentukan oleh
kurikulum mengenai ketuntasan.
C. METODE PENELITIAN
1. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan D. TEMUAN PENELITIAN
di SMPN 31 Banjarmasin yang beralamat di 1. Hasil Observasi Pembelajaran Guru
Jalan Antasan Kecil Timur dalam Gg.Puskesmas Hasil observasi pada siklus I terhadap
pembantu RT.18 Banjarmasin.. Subjek dalam kegiatan pembelajaran guru yang telah
penelitian ini adalah kelas VIII C di SMPN 31 direncanakan masih belum efektif. Hal ini terlihat
Banjarmasin tahun ajaran 2013 dengan jumlah dari adanya tahapan-tahapan yang masih belum
siswa 37 orang yang terdiri dari 16 orang laki-laki dilaksanakan dengan baik. Pada Siklus II hasil
dan 21 orang perempuan. pengamatan dan penilain terhadap aktivitas guru
2. Variabel yang Diselidiki dalam mengelola pembelajaran menggunakan
Variabel menjadi sasaran dalam rangka model pembelajaran Kognitif moral sudah baik.
PTK adalah peningkatan keberanian Guru bisa dikatakan sudah mampu
mengemukakan pendapat dan hasil belajar melaksanakan semua rencana tindakan yang
siswa dalam pembelajaran PKn di kelas VIIIC telah dibuat karena ketuntasan belajar siswa
SMP Negeri 31 Banjarmasin. sudah memenuhi indikator keberhasilan
penelitian.
3. Instrumen Penelitian
2. Hasil Observasi Pembelajaran Siswa
1. Lembar observasi pembelajaran pada guru
2. Lembar observasi siswa Berdasarkan pengamatan peneliti dan
3. Test Tertulis observer terhadap kegiatan siswa melalui lembar
observasi siswa untuk siklus I berlangsung
4. Prosedur Penelitian kurang baik karena sebagian besar siswa kurang
5. Data dan Cara Pengumpulan Data mampu mengemukakan pendapat dalam
a. Sumber Data memanfaatkan kesempatan untuk
b. Teknik pengumpulan Data mengemukakan pendapat dalam bentuk
a) Observasi, bertanya dan menjawab serta mengemukakan
b) Dokumentasi pendapat dalam memecahkan masalah sehingga

624
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan : Volume 4, Nomor 8, November 2014
keberanian siswa mengemukakan pendapat secara keseluruhan melalui observasi aktivitas
mengunakan model pembelajaran Kognitif Moral siswa yaitu pada siklus I pertemuan pertama
masih kurang. Pada siklus II, sudah mengalami 37,5% dan pada pertemuan kedua 50 %
perubahan dan secara umum dapat dikatakan kemudian siklus II pertemuan pertama 70,8%
baik dibandingkan siklus I karena sebagian besar dan pertemuankedua 95,8%..
siswa sudah mempunyai keberanian Hasil pengamatan observasi keberanian
mengemukakan pendapat masing-masing mengemukakan pendapat siswa sudah terlihat
dengan menggunakan model pembelajaran perbedaan, sehingga dari data tersebut
Kognitif moral. Dengan hal ini diketahui menunjukan keberanian mengemukakan
makakeberanian siswa dalam mengemukakan pendapat siswa mengalami peningkatan.
pendapat meningkat.
Hasil Belajar Siswa dengan Menerapkan
4. Hasil belajar Model Pembelajaran Kognitif Moral di Kelas
Nilai rata-rata PKn di kelas VIII C dari VIIIC SMPN 31 Banjarmasin
tabel 4.3 tentang hasil belajar siswa pada siklus I Hasil belajar siswa pada siklus I belum
yang pada sebelumnya dilakukan pretest memenuhi indikator keberhasilan penelitian yang
diperoleh rata-rata sebesar 59,45 dengan telah ditetapkan. Ketuntasan belajar siswa pada
ketuntasan klasikal 21,7% setelah dilaksanakan pretest hanya 21,7% dengan rata-rata 59,45,
pembelajaran kemudian diberikan post test sedangkan pada posttest hanya 29,8% dengan
diperoleh rata-rata nilai 63,78 dengan ketuntasan rat- rta 63,78. Hal ini disebabkan karena pada
klasikal sebesar 29,8%.Berdasarkan hasil ini siklus I siswa masih belum sepenuhnya
pelaksanaan pada siklus I masih belum memahami model pembelajaran sehingga masih
mencapai indikator keberhasilan . Pada siklus II pasif dan tidak berani mengemukakan
ketuntasan belajar siswa sudah memenuhi pendapatnya sehingga berdampak pada hasil
indikator keberhasilan penelitian yaitu niai belajar.
dengan rata- rata pretest 78,5 serta ketuntasan
76,9%. Perolehan data tersebut menunjukan Hasil belajar siswa pada siklus II sudah
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan.
menerapkan model pembelajaran Kognitif Moral Ketuntasan belajar siswa pada Pretest 56,8%
kelas VIII C SMP Negeri 31 Banjarmasin dengan rata-rata 75,40 dan pada Posttest 78,4%
mengalami peningkatan. Maka peneliti sepakat dengan rat-rata 81,26. Pada siklus II ini
untuk menghentikan penelitian dan tidak sebagaian siswa sudah memahami model
melanjutkan kesiklus berikutnya. pembelajaran yang diterapkan karena model
pembelajaran Kognitif Moral membuat para
siswa semangat dan berani mengemukakan
pendapatnya dan hal itu berdampak pada hasil
E. PEMBAHASAN belajar siswa.
1. Keberanian siswa dalam mengemukakan
pendapat penggunaan model pembelajaran F. PENUTUP
Kognitif Moral. 1. Kesimpulan
Model pembelajaran Kognitif Moral dapat a. Keberanian mengemukakan pendapat siswa
mendorong siswa untuk berani mengemukakan pada pembelajaran PKn melalui penggunaan
pendapat . Model pembelajaran ini dilakukan model pembelajaran Kognitif Moral kelas VIII C
dengan guru menceritakan sebuah cerita dilema SMPN 31 Banjarmasin. Hasil perolehan
moral dan guru akan bertanya atau memberikan pengamatan keberanian mengemukakan
kesempatan kepada siswa untuk memberikan pendapat siswa pada siklus 1 rata-rata 1,83 dan
tanggapan terhadap cerita tersebut dan hal ini 2,33 termasuk pada kualifikasi kurang baik. Pada
dapar mendoorong keberanian siswa untuk siklus II rata-rata 2,83 dan 3,83 termasuk pada
mengemukakan pendapatnya. kualifikasi baik. Proses pembelajaran siswa
Keberanian siswa dalam mengemukakan terlihat lebih tertarik mengikuti pembelajaran
pendapat merupakan salah satu bagian dari sehingga mampu mengemukakan pendapat.
aktivitas siswa dalam pembelajaran. Untuk Penerapan model pembelajaran Kognitif Moral
mengetahui keberanian siswa dalam dapat meningkatkan keberanian mengemukakan
mengemukakan pendapat data yang diambil pendapat siswa.

625
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan : Volume 4, Nomor 8, November 2014
DAFTAR PUSTAKA
b. Hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn Ambarjaya, Beni.2009. model-model
melalui penggunaan model pembelajaran
Kognitif Moral kelas VIII C SMPN 31 pembelajaran kreatif. Bogor: CV regina.
Banjarmasin. Perolehan hasil pengamatan pada
siklus I yang pada sebelumnya dilakukan pretest Arikonto, Suharsismi. 2011. Penelitian Tindakan
diperoleh rata-rata sebesar 59,45 dengan Kelas.Jakarta:PT. Bumi Mas
ketuntasan 21,7% setelah dilaksanakan
pembelajaran kemudian diberikan post test Atmono, Dwi. 2009. Panduan praktis penelitian
diperoleh rata-rata nilai 63,78 dengan ketuntasan
tin dakan kelas. Banjarbaru : scripta
sebesar 29,8%. Siklus II tentang hasil belajar
siswa diperoleh rata-rata nilai pada cendekia.
pretestsebesar 75,4 dengan ketuntasan 56,8%.
Hasil post test diperoleh rata-rata nilai 81,62 Budiyanto. 2006 . Pendidikan
dengan ketuntasan sebesar 78,4%. kewarganegaraan.Jakarta :Erlangga
2. Saran
a. Bagi Siswa, dengan adanya model Cahyaningsih, Sri Tutik.2007. Pendidikan
pembelajaran Kognitif Moral dapat Kewarganegaraan untuk SMP dan MTs
meningkatkan keberanian mengemukakan
pendapat dan belajar mengambil keputusan kelas VIII. Jakarta ; Esis
serta meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Bagi Guru, dapat menerapkan model
Kognitif Moral sebagai alternatif Djamarah,bahri Syaiful. 2008. Psikologi Belajar.
pembelajaran yang sesuai agar tujuan
pembelajaran dapat berjalan dengan optimal Jakarta :Rineka Cipta
dan lebih menarik. Djamarah,bahri Syaiful. 2006. Strategi Belajar
c. Bagi SMP Negeri 31 Banjarmasin,
mengajar. Jakarta :Rineka Cipta
khususnya kepala sekolah hendaknya
mencari pengajar yang sesuai dengan latar Goleman, D. 2003. Intelegensi Emosional. Alih
belakang pendidikannya sehingga akan
lebih memudahkan dalam penyampaian bahasa : Hermaya, T. Jakarta :
materi, menerapan langkah-langkah model P.T.Gramedia Pustaka Utama.
pembelajaran. Sekolah harus mampu
menempatkan guru sesuai dengan kuota
siswa, agar mendapat lulusan yang
berkualitas bukan hanya menonjokan nilai Hardoko, A. 2007. PengembanganModel
kognitif tetapi juga nilai afektif dan
Kombinasi Moral Reasoning Kooperatif
psikomotor.
d. Bagi program studi Pendidikan PKn Pada Siswa SMP Berbeda Jenis
Kewarganegaraan (PKn) di sarankan agar Kelamin Serta Pengaruh Implementasinya
mahasiswa dan mahasiswi lulusan program
studi PKn dapat menerapkan model-model Terhadap Kematangan Moral Siswa.
pembelajaran yang beraneka ragam, Samarinda. Universitas Mulawarman
sehingga dapt mencetak lulusan yang
berkualitas. Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan
e. Bagi peneliti sendiri, hendaknya bisa Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
menerapkan model Kognitif Moral ketika
sudah menjadi pendidik sehingga dapat Ibrahim ,2005, perencanaan pengajaran. Jakarta
memberikan pengalaman dan pengetahuan
: Rineka cipta
dalam pembelajaran.

626
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan : Volume 4, Nomor 8, November 2014
Marwati, Desi, 2011. Kemerdekaan Wahyu dkk. 2006. Penelitian kualitatif. Makalah
mengemukakan pendapat. 2006. Unlam Banjarmasin
(http:/desimawarti.blogspot.com) diakses
26 Juni 2013
Wahyu dkk. 2006. Penelitian kuantitatif. Makalah
2006. Unlam Banjarmasin
Moleong, L. J. 2001. Metodologi penelitian
kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Zakaria,T. R. 2000. Pendekatan pendekatan
Rosdakarya.
pendidikan nilai dan implementasi dalam
pendidikan budi pekerti.
Mulyasa. 2009. Praktik penelitian tindakan
kelas.Bandung :Rosda
http:// www.pdk.go.id./jurnal/26/htm. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. 26, Diambil
Nur dkk. 2000. Pembelajaran kooperatif. pada tanggal 30 Maret 2002.
Surabaya: Unesa Univercity Press.

Roestiyah. 1982 . Masalah masalah ilmu http://ainamulyana.blogspot.com/2011/09/lapora


keguruan. Jakarta: Bina Aksara. n-penelitian-tindakan-kelas-ptk.html

http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/05/penger
Santoso. 2006. Belajar dan Faktor-faktor yang tian-belajar.html
Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta

Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi


Belajar Mengajar. Jakarta: PT
RajaGrafindo

Siregar, Eveline dkk.2011. Belajar dan


Pembelajaran. Bogor :Ghalia Indonesia

Suryono, dkk,.2011. Belajar dan Pembelajaran.


Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Wahyu dkk.2011. Pedoman penulisan karya


ilmiah. Banjarmasin :pustaka banua

627

You might also like