You are on page 1of 3

Naskah Khutbah Idul Fitri: Mengetuk Pintu Surga

Oleh KH Miftahul Huda (Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat)

‫ هللاُ أ َ ْك َب ُر‬،‫ هللاُ أ َ ْك َب ُر‬،‫ هللاُ أ َ ْك َب ُر‬،‫ هللاُ أ َ ْك َب ُر‬،‫ هللاُ أ َ ْك َب ُر‬،‫ هللاُ أ َ ْك َب ُر‬،‫ هللاُ أ َ ْك َب ُر‬،‫ هللاُ أ َ ْك َب ُر‬،‫هللاُ أ َ ْك َب ُر‬

َ َ‫ع َّز ُج ْن َدهُ َوهَزَ َم ْاْلَحْ ز‬


‫اب‬ َ َ ‫ع ْب َدهُ َوأ‬
َ ‫ص َر‬ َ ،ُ‫ ََلإِلهَ إَِلَّ هللاُ َوحْ َده‬،ً‫ص ْيال‬
َ ‫صدَقَ َو ْع َدهُ َو َن‬ ُ ‫اَهللُ أ َ ْك َب ْر َك ِبي ًْرا َو ْال َح ْم ُد هللِ َك ِثي ًْرا َو‬
ِ َ ‫س ْب َحانَ هللاِ بُ ْك َرة ً َوأ‬
ْ ْ َ ْ َ َّ
‫ اَهللُ أك َب ُر َوهللِ ال َح ْم ُد‬،‫ َلَإِلهَ إَِل هللاُ َوهللاُ أك َب ُر‬،ُ‫َوحْ َده‬

ُ‫س ْولُه‬
ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬َ ‫ أ َ ْش َه ُد أَن َلَّ ِإلَ َه ِإَلَّ هللا َوحْ َدهُ ََل ش َِريْكَ لَهُ َوأ َ ْش َه ُد أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬.‫َّللا‬
ُ َّ ‫ِي لَ ْو ََل أ َ ْن َهدَانَا‬ ِ َّ ِ ‫ْال َح ْم ُد‬
َ ‫َلِل الَّذِي َهدَانَا ِل َهذَا َو َما ُك َّنا ِل َن ْهتَد‬
َ َ ْ
‫صحْ ِب ِه َو َمن َواَلهُ أ َّما َب ْعدُ؛‬ َ ‫على أ ِل ِه َو‬ ٰ َ َ
َ ‫ َو‬،ٍ‫على ُم َح َّمد‬ ِّ
َ ‫س ِل ْم‬ ِّ
َ ‫ص ِل َو‬ ّٰ
َ ‫الل ُه َّم‬

َ‫َّللا َح َّق تُقَا ِت ِه َو ََل تَ ُموت ُ َّن ِإ ََّل َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬
َ َّ ‫ َيا أ َ ُّي َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬:‫هللا َح َّق تَ ْق َواهُ َك َما قَا َل تَ َعالَى‬ َ ‫ اتَّقُوا‬،‫اس‬ ُ ‫فَ َيآ أ َ ُّي َها ال َّن‬. ‫َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن‬
‫ َي ْو َم ُك ْم‬، ‫ْح َوتَحْ مِ ْي ٍد َوتَ ْه ِل ْي ٍل َوتَعْظِ ي ٍْم‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫س‬
ْ َ ‫ت‬ ‫م‬‫و‬‫ي‬ ‫و‬
ٍ ِ ُ ْ َ َ ُ َ َ ِّ ِ ‫ه‬َ ‫ف‬ ،‫ام‬‫ي‬ ‫الص‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬
ْ ‫ف‬
ِ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬‫ع‬ ‫م‬‫ر‬
ْ َ َ َّ َ َ َ َ ‫ح‬ ‫و‬ ،‫ام‬‫ع‬ َّ
‫الط‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬
ْ ‫ف‬
ِ ‫م‬‫ك‬
ْ ُُ َ ‫ل‬ ‫هللا‬ َّ
‫ل‬ ‫ح‬َ
َ ٌ ِ ‫ َو ِع ْي ٌد ك‬،‫عظِ ْي ٌم‬
‫أ‬ ،‫م‬ ‫ي‬
ْ ‫َر‬ َ ‫ٰهذَا َي ْو ٌم‬
‫الرحِ ي ُم‬ ُ ْ َّ ْ َ ِ َ
َّ ‫عظِ ُم ْوهُ َوت ْوب ُْوا إِلى هللا َوا ْستغف ُِر ْوهُ إِنهُ هو الغَف ْو ُر‬ ُ ِّ ُ
َ ‫س ِِّب ُح ْوا َر َّبك ْم فِ ْي ِه َو‬ َ ِ ْ َ ْ َ
َ ‫ف‬. ‫ هللاُ أك َب ُر َوهلل ال َح ْم ُد‬،‫ هللاُ أك َب ُر‬،‫هللاُ أك َب ُر‬. ْ َ

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Sholat Idul Fitri yang Diberkahi Allah SWT

Kehidupan di dunia ini sejatinya adalah sebuah ujian dan tidak ada satu pun orang hidup
kecuali diuji oleh Allah SWT, bahkan para nabi dan utusan Allah pun tak luput dari ujian.
Sejak kita terlahir di dunia ini, dihadapkan dengan berbagai ujian, ketika akan memasuki
sekolah ada ujian, di setiap kenaikan kelas ada ujian, dan bahkan mau lulus pun ada ujian.
Ketika akan melamar kerja kita diuji dan saat promosi jabatan pun pasti ada seleksi ujian.

Demikian juga, kehidupan dunia ini, sejatinya adalah ujian, di mana tempat kelulusannya
adalah kehidupan akhirat kelak yaitu surga atau neraka, bahagia atau sengsara selamanya.
Allah berfirman di awal Surat al-Mulk:

ُ ُ‫يز ْالغَف‬
‫ور‬ ُ ‫ع َم ًال َوه َُو ْالعَ ِز‬ َ ْ‫) الَّذِي َخلَقَ ْال َم ْوتَ َو ْال َح َياة َ ِل َي ْبلُ َو ُك ْم أ َ ُّي ُك ْم أَح‬1( ‫ِير‬
َ ‫س ُن‬ َ ‫اركَ الَّذِي ِب َي ِد ِه ْال ُم ْلكُ َوه َُو‬
َ ‫علَى ُك ِِّل‬
ٌ ‫ش ْيءٍ قَد‬ َ ‫( تَ َب‬2)

Ujian yang diselenggarakan oleh manusia tentu sangat berbeda dengan ujian yang
diselenggarakan Allah SWT. Ujian di sekolah maupun di dunia kerja sangat bersifat rahasia,
jangankan jawabannya, soal-soalnya pun bersifat rahasia.

Sangat berbeda dengan ujian masuk surga, jangankan soal-soalnya, kunci jawaban pun
sudah diberitahukan oleh Allah dan sudah menjadi rahasia umum. Maka sungguh bodohlah
kita jika tidak lulus masuk surga. Dan kunci masuk surga itu adalah kalimah la ilaha illa
Allah. Itu adalah kalimat Tauhid, yaitu kalimat pembeda antara muslim dan non-muslim,
kalimat penentu kebahagiaan di surga atau kesengsaraan di neraka.

Nabi SAW bersabda:

‫إن هللا حرم على النار من قال َل إله إَل هللا يبتغي بذلك وجه هللا‬

“Sesungguhnya Allah mengharamkan seseorang yang mengucapkan la ilaha illa Allah


dengan ikhlas karena Allah”.

Kalimat Tauhid di atas tentu bukan hanya sekedar diucapkan, tapi perlu diyakini dengan
sepenuh hati bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT dan keyakinan
tersebut dibuktikan dengan pengabdian dan penghambaan diri kepada Allah dengan
berbagai macam ibadah.

Hadirin yang dimuliakan Allah.


Di setiap Ramadan, kita selalu mendengar dan bahkan hafal hadis Rasulullah SAW yang
artinya, “Ketika masuk bulan Ramadan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu surga
dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup” (HR Bukhari dan Muslim).

Memang begitulah keutamaan bulan Ramadan di mana setan-setan akan dibelenggu, pintu
surga akan dibuka dan pintu neraka akan ditutup. Tetapi hadis di atas tidak tepat dimaknai
secara tekstual. Untuk memahaminya perlu memahami makna majazi.

Setan dibelenggu di bulan Ramadan bukan berarti setan tidak akan menggoda manusia
untuk melakukan perbuatan dosa. Buktinya saat puasa pun masih banyak yang tidak shalat
dan batal puasa lantaran tidak kuat menahan lapar dan akhirnya pergi mencari makan.
Secara majazi, setan dibelenggu berarti umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa
diberikan kemampuan lebih oleh Allah untuk tidak menuruti bisikan-bisikan setan.

Lantas bagaimana dengan adanya kata pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup?

Maksud pintu surga dibuka karena di bulan puasa amal shaleh akan dilipat gandakan
pahalanya sehingga kesempatan masuk surga jadi lebih besar. Sedangkan pintu neraka
ditutup berarti di bulan puasa kesempatan kita untuk melakukan perbuatan dosa lebih kecil
dibandingkan dengan bulan-bulan biasa.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Kalimat Tauhid yang sudah kita punyai dan kita simpan dalam hati, bisa jadi tidak dapat kita
gunakan untuk membuka pintu-pintu surga. Hal itu dikarenakan pintu surga terkunci dari
dalam. Maka oleh karena itu kita perlu mengetuk pintu-pintu tersebut. Ada satu hadis yang
mencakup amalan-amalan yang dapat mengetuk pintu-pintu surga, yaitu hadis yang
berbunyi:

َ ‫اس ِن َيا ٌم تَ ْد ُخلُوا ْال َج َّنةَ ِب‬


«‫س َال ٍم‬ ُ ‫صلُّوا َوال َّن‬ َ ‫صلُوا ْاْل َ ْر َح‬
َ ‫ َو‬،‫ام‬ ِ ‫ َو‬،‫ام‬ َّ ‫ط ِع ُموا‬
َ ‫الط َع‬ ْ َ ‫ َوأ‬،‫»أ َ ْفشُوا الس ََّال َم‬

Nasihat ini disampaikan oleh Nabi SAW saat memasuki kota Madinah. Dalam hadis tersebut
ada empat amalan yang dapat membantu kita mengetuk dan membuka pintu surga:

Pertama, menebarkan salam. Salam secara bahasa dipahami sebagai ucapan, yaitu
assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Dan ini adalah ucapan salam yang harus
kita jadikan sebagai tradisi baik kita.

Salam juga dimaknai sebagai keselamatan dan perdamaian. Setiap muslim di manapun
berada dituntut untut menebarkan keselamatan dan perdamaian, baik dalam bentuk ucapan
maupun perbuatan, sebagai wujud keimanan kepada Allah SWT. Dan tidak patut seorang
muslim menimbulkan keresahan, kerusakan, dan kehancuran tatanan kehidupan, karena itu
menjadi penghalang baginya untuk masuk surga.

Kedua, Memberi makan. Di antara hikmah diwajibkannya puasa Ramadan adalah agar kita
dapat merasakan lapar dan dahaga. Sementara, banyak orang yang lapar bukan karena
puasa, tetapi kelaparan karena ketiadaan. Dan lapar di sini tidak terbatas dengan
kosongnya perut dari makanan dan minuman, tetapi kosongnya akal dari ilmu.

Maka, dalam konteks ini kita dituntut tidak hanya berbagi makanan sebagai nutrisi badan,
tetapi juga berbagi donasi pendidikan sebagai nutrisi jiwa bagi yang membutuhkan.
‫‪Ketiga, menjalin silaturrahim atau kasih saying. Agama kita sangat menganjurkan untuk‬‬
‫‪menjalin silaturrahim, karena silaturrahim mendatangkan manfaat yang luar biasa; 1) dapat‬‬
‫‪memperpanjang umur dan melapangkan rezeki, 2) akan dijauhkan dari neraka, 3) menjadi‬‬
‫‪salah satu sarana kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, 4) dapat menjaga‬‬
‫‪kerukunan dan keharmonisan dengan sesame, dan 5) dapat menjadikan kita sebagai‬‬
‫‪makhluk yang mulia.‬‬

‫‪Maka momentum Idul Fitri ini sangat tepat kita manfaatkan untuk bersilaturrahim kepada‬‬
‫‪orang tua, keluarga, sanak saudara, tetangga, mitra kerja dan kepada semuanya, tetapi‬‬
‫‪tentu harus tetap mejaga protokol kesehatan.‬‬

‫‪Keempat, shalat malam. Shalat sunnah yang paling besar pahalanya adalah qiyamul lail.‬‬
‫‪Semoga ritual shalat tarawih, shalat witir, dan bangun malam untuk sahur yang kita lakukan‬‬
‫‪sebulan kemarin mampu kita pertahankan selama sebelas bulan ke depan, sehingga tujuan‬‬
‫‪diwajibkannya puasa dapat terwujud yaitu terwujudnya jiwa yang bertakwa dan hadirnya‬‬
‫‪jiwa-jiwa yang shalih yang suka menebar kebajikan, keselamatan, dan perdamaian, serta‬‬
‫‪jiwa yang peduli terhadap kemiskinan dan ramah terhadap lingkungan.‬‬

‫‪Hadirin yang dimuliakan Allah‬‬

‫‪Demikian khutbah singkat pada kesempatan ini, semoga bermanfaat bagi kita semuanya.‬‬
‫‪Semoga Allah selalu membimbing kita di jalan yang lurus dan memberikan kekuatan kepada‬‬
‫‪kita untuk beristiqamah di jalan tersebut. Amin ya rabbal ‘alamiin.‬‬

‫ض أ ُ ِعدَّتْ‬
‫س َم َاواتُ َو ْاْل َ ْر ُ‬ ‫ض َها ال َّ‬ ‫ارعُوا ِإلَ ٰى َم ْغف َِر ٍة ِ ِّمن َّر ِِّب ُك ْم َو َج َّن ٍة َ‬
‫ع ْر ُ‬ ‫س ِ‬
‫الرحِ ِيم‪َ .‬و َ‬‫من َّ‬ ‫الرحْ ِ‬ ‫الر ِجي ِْم‪ِ .‬بس ِْم هللاِ َّ‬
‫ْطن َّ‬
‫شي ِ‬ ‫أع ُْوذُ ِباهللِ مِ نَ ال َّ‬
‫ِّ‬
‫ِالوتَهُ اِنهُ ه َُو السَّمِ ْي ُع‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ِّ‬ ‫لْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ت َوال ِذك ِر ال َح ِكي ِْم‪َ .‬وتَق َّب مِ ِن ْي َومِ نك ْم ت َ‬ ‫ْ‬ ‫ِّ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫آن العَظِ ي ِْم َو َنفعَنِي َواِ ِِّياك ْم بما فيه مِ نَ اآل َيا ِ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫اركَ هللاُ لِي َولك ْم فِي الق ْر ِ‬ ‫ل ِْل ُمتَّقِينَ ‪َ .‬ب َ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫العَ ِل ْي ُم‪ ..‬فَا ْستَ ْغف ُِر ْوا اِ َّنهُ ه َُو الغَف ْو ُر َّ‬
‫الرحِ ْي ُم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫س ْب َحانَ هللا بُ ْك َرة ً َو أ َ ْ‬


‫ص ْيالً َلَ اِلَهَ اَِلَّ هللاُ َوهللاُ ا َ ْك َب ْر هللاُ ا َ ْك َب ْر َوهللِ اْل َح ْم ُد‬ ‫هللاُ ا َ ْك َب ْر (‪ )×٣‬هللاُ ا َ ْك َب ْر (‪ )×٤‬هللاُ ا َ ْك َب ْر كبيرا َواْل َح ْم ُد هللِ َك ِثي ًْرا َو ُ‬

‫ع ْب ُدهُ‬
‫س ِِّي َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬‫أن َ‬‫لى ت َْوفِ ْي ِق ِه َواِ ْم ِتنَا ِنهِ‪َ .‬وأ َ ْش َه ُد أ َ ْن َلَ اِلَهَ إَِلَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ َلَ ش َِريْكَ لَهُ َوأ َ ْش َه ُد َّ‬
‫ع َ‬ ‫ش ْك ُر لَهُ َ‬
‫سا ِن ِه َوال ُّ‬
‫لى إِحْ َ‬
‫ع َ‬‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ َ‬
‫ِّ‬
‫س ِل ْم تَ ْس ِل ْي ًما كِثي ًْرا‬
‫ص َحا ِب ِه َو َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫على ا َ ِل ِه َوأ ْ‬ ‫س ِِّي ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َ‬ ‫َ‬
‫على َ‬‫ص ِِّل َ‬
‫إلى ِرض َْوا ِنهِ‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫س ْولهُ الدَّاعِى َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫‪.‬أ َّما َب ْع ُد َو َر ُ‬

‫هللا أ َ َم َر ُك ْم ِبأ َ ْم ٍر َب َدأ َ فِ ْي ِه ِب َن ْف ِس ِه َوثَـنَى ِب َمآل ِئ َك ِت ِه ِبقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن َ‬


‫هللا‬ ‫ع َّما َن َهى َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن َ‬
‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما أ َ َم َر َوا ْنتَ ُه ْوا َ‬
‫فَيا َ ا َ ُّي َها ال َّن ُ‬
‫َ‬ ‫ِّ‬
‫س ِل ُم ْوا ت ْس ِل ْي ًما‬ ‫َ‬
‫عل ْي ِه َو َ‬ ‫ُّ‬
‫صل ْوا َ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫لى الن ِبى يآ ا ُّي َها ال ِذيْنَ آ َمن ْوا َ‬ ‫ع َ‬ ‫صل ْونَ َ‬ ‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫‪َ .‬و َمآل ِئكتهُ يُ َ‬

‫ع ِن‬ ‫ض اللِّ ُه َّم َ‬‫ار َ‬ ‫سلِكَ َو َمآل ِئ َك ِة ْال ُم َق َّر ِبيْنَ َو ْ‬ ‫ع َلى ا َ ْن ِبيآ ِئكَ َو ُر ُ‬ ‫علَى آ ِل َ‬
‫س ِِّيدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫س ِِّل ْم َو َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى ُ‬
‫هللا َ‬ ‫علَى َ‬
‫س ِِّي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫ص ِِّل َ‬‫الل ُه َّم َ‬
‫ع َّنا‬
‫َ َ‬ ‫ض‬ ‫ار‬
‫ْ‬ ‫و‬ ‫ْن‬
‫ِ َ‬ ‫ي‬ ‫د‬‫ِّ‬ ‫ِ‬ ‫ال‬ ‫م‬ ‫و‬‫ي‬
‫َْ ِ‬ ‫ى‬ ‫َ‬ ‫ل‬‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ان‬ ‫س‬ ‫ا‬
‫ِحْ‬
‫ُْ ِ َ ٍ‬ ‫ب‬ ‫م‬‫ه‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ي‬
‫ْنَ‬ ‫ع‬
‫ِ‬ ‫ب‬
‫ِ‬ ‫ا‬‫َّ‬ ‫ت‬ ‫ال‬ ‫ِي‬
‫ع‬ ‫ب‬ ‫َا‬
‫َ ِ‬ ‫ت‬ ‫و‬ ‫ي‬
‫ْنَ‬ ‫ع‬
‫ِ‬ ‫ب‬ ‫ا‬‫َّ‬
‫َ َ َ ِ‬‫ت‬ ‫ال‬‫و‬ ‫ة‬
‫ِ‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ح‬ ‫ص‬‫َّ‬ ‫ال‬ ‫ة‬
‫ِ‬ ‫ي‬
‫َّ‬ ‫ق‬
‫ِ‬ ‫ب‬ ‫ْ‬
‫ن‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫ِى‬ ‫ل‬‫ع‬
‫ِ َ ٍ َ َ َ َ َ َ َ َ َ‬ ‫و‬ ‫ان‬ ‫م‬ ‫ْ‬
‫ُث‬‫ع‬‫و‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ع‬
‫ُ‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫ْ‬
‫ك‬ ‫ب‬ ‫ى‬‫ب‬‫َ‬ ‫أ‬ ‫ي‬
‫ْنَ‬ ‫د‬
‫ِ‬ ‫ش‬
‫ِ‬ ‫اْل ُخلَفَاءِ َّ‬
‫الرا‬
‫الراحِ مِ يْنَ‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫ر‬ ‫َ‬ ‫أ‬ ‫ا‬‫ي‬ ‫ت‬ ‫م‬
‫َ َ ُ ْ ِ َ حْ َ ِكَ َ ْ َ َ َّ‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫م‬‫ه‬ ‫ع‬ ‫م‬‫‪.‬‬

‫ش ْركَ َواْل ُم ْش ِر ِكيْنَ‬ ‫ال َم َو ْال ُم ْسلِمِ يْنَ َوأ َ ِذ َّل ال ِ ِّ‬ ‫ت الل ُه َّم أَع َِّز اْ ِإل ْس َ‬ ‫ت اََلَحْ يآءِ مِ ْن ُه ْم َواَْلَ ْم َوا ِ‬ ‫ت َو ْال ُم ْسلِمِ يْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما ِ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغف ِْر ل ِْل ُمؤْ مِ ِنيْنَ َواْل ُمؤْ مِ نَا ِ‬
‫اخذُلْ َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْسلِمِ يْنَ َو د ِ َِّم ْر أ َ ْعدَا َء ال ِ ِّدي ِْن َوأ َ ْع ِل َك ِل َماتِكَ ِإلَى َي ْو َم ال ِ ِّدي ِْن‪ .‬الل ُه َّم‬ ‫ص َر ال ِ ِّديْنَ َو ْ‬ ‫َ‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫ن‬‫ْ‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫ر‬ ‫ْ‬ ‫ص‬
‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ن‬ ‫ا‬ ‫ص ْر ِع َبادَكَ اْل ُم َو ِ ِّح ِديِّن َو‬ ‫َوا ْن ُ‬
‫َان‬ ‫ِ‬ ‫د‬ ‫ْ‬
‫ُل‬ ‫ب‬ ‫ل‬‫ْ‬ ‫ا‬ ‫ِر‬
‫ئ‬ ‫ا‬‫س‬ ‫و‬
‫َّ َ َ ِ‬ ‫ً‬ ‫ة‬ ‫ص‬ ‫خآ‬ ‫َّا‬
‫ي‬ ‫س‬ ‫ي‬
‫ْ‬
‫ِ ِ‬ ‫ن‬ ‫ُو‬
‫د‬ ‫ْ‬
‫ن‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫َا‬
‫ن‬ ‫د‬
‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ل‬‫ب‬
‫َ َ‬‫ن‬ ‫ْ‬ ‫ع‬ ‫نَ‬‫ط‬‫َ‬ ‫ب‬ ‫ا‬‫م‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ه‬
‫َ َ مِ َ َ َ َ‬‫ْ‬
‫ن‬ ‫ر‬ ‫ه‬‫ظ‬‫َ‬ ‫ا‬‫م‬ ‫نَ‬‫ح‬ ‫ل‬ ‫ْ‬ ‫ا‬‫و‬ ‫َن‬ ‫ت‬
‫ِ َ لمِ َ َ ُ ْ َ ِ َ مِ َ َ‬ ‫ف‬‫ل‬ ‫ْ‬ ‫ا‬ ‫ء‬ ‫و‬‫س‬ ‫و‬ ‫نَ‬ ‫ح‬ ‫ْ‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ز‬ ‫َ‬ ‫َل‬ ‫َّ‬
‫الز‬ ‫و‬ ‫ء‬ ‫ا‬‫ب‬ ‫لو‬ ‫ْ‬
‫ا ْد ْ َ َ َ َ َ َ َ َ‬
‫ا‬‫و‬ ‫ء‬ ‫َ‬ ‫ال‬‫ب‬ ‫ل‬‫ْ‬ ‫ا‬ ‫ا‬‫َّ‬
‫ن‬ ‫ع‬ ‫ع‬‫َ‬ ‫ف‬
‫إن لَ ْم تَ ْغف ِْر لنَاَ‬ ‫سنَا َو ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ار‪َ .‬ر َّبنَا ظل ْمنَا انف َ‬ ‫َّ‬
‫اب الن ِ‬ ‫عذ َ‬ ‫َ‬ ‫ً‬
‫س َنة َوقِنَا َ‬ ‫ْ‬
‫س َنة َوفِى اآلخِ َرةِ َح َ‬ ‫ً‬ ‫اْل ُم ْسلِمِ يْنَ عآ َّمةً َيا َربَّ اْلعَالمِ يْنَ ‪َ .‬ر َّبنَا آتِنا فِى ال ُّدن َيا َح َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ظك ْمُ‬ ‫ع ِن اْلفَحْشآءِ َواْل ُم ْنك َِر َواْل َب ْغي َي ِع ُ‬ ‫بى َو َين َهى َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ان َوإِيْتآءِ ِذي الق ْر َ‬ ‫س ِ‬ ‫َوت َْر َح ْمنَا لَ َن ُك ْون ََّن مِ نَ اْلخَاس ِِريْنَ ‪ِ .‬ع َبا َدهللاِ ! إِ َّن هللاَ َيأ ْ ُم ُر ِباْلعَ ْد ِل َوا ِإلحْ َ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫لى ِنعَمِ ِه َي ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أ ْك َب ْر‬ ‫ع َ‬ ‫لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ َوا ْذ ُك ُروا هللاَ العَظِ ي َْم َيذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬

‫)‪Sumber: MUI Pusat (mui. or. id‬‬

You might also like