You are on page 1of 16

 Open Access, April 2022 J.

Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(1): 31-46


p-ISSN : 2087-9423 https://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
e-ISSN : 2620-309X DOI: https://doi.org/10.29244/jitkt.v14i1.36757

ANALISIS KARAKTERISTIK NET PRIMARY PRODUCTIVITY DAN


KLOROFIL-A DI LAUT BANDA DAN SEKITARNYA

ANALYSIS OF NET PRIMARY PRODUCTIVITY AND CHLOROPHYLL-A


CHARACTERISTICS IN THE BANDA SEA AND ITS SURROUNDINGS

Sartono Marpaung*, Teguh Prayogo, Emi Yati, Anang Dwi Purwanto,


M. Rizki Nandika, Dede Dirgahayu Domiri, & Dony Kushardono
Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, LAPAN, Jakarta, 13710, Indonesia
*E-mail: sartonjam@gmail.com

ABSTRACT
Net primary productivity (NPP) and chlorophyll-a (Chl-a) are indicators of water productivity. This
research aims to analyze the characteristics of NPP and Chl-a and their relationship to pelagic fish
seasons in the Banda Sea. The methods used to analyze the data are Hovmöller diagram and
Pearson’s correlation. The NPP data used comes from Vertically Generalized Production Model
(VGPM) and Chl-a from Aqua MODIS satellite. The results of data analysis from January 2003-
December 2020, NPP and Chl-a reached highest concentration in dry season and lowest in wet
season. The highest monthly concentration occurred in August and the lowest in April and December.
The Banda Sea include mesotrophic waters with monthly average of NPP 429 mg C/m2/day and Chl-a
0.24 mg/m3. Spatially (longitude and latitude) and temporally (seasonal and monthly), the high
concentrations of NPP and Chl-a are found in northern and eastern parts of study area. During La
Niña and El Niño, there was a change (decrease/increase) the concentration of NPP and Chl-a in dry
season and transition period II. NPP and Chl-a have a high correlation and a strong linear
relationship. The change of NPP concentrations temporally corresponded to change of Chl-a
concentrations. Seasonal factors, La Niña and El Niño have a strong influence in influencing the
variability of NPP and Chl-a concentrations. Skipjack and tuna seasons occur in transition period II,
wet season and La Niña. High productivity have an effect on the flying fish season which occurs in the
dry season and El Niño.

Keywords: Chl-a, Hovmöller diagram, NPP, Pearson’s correlation

ABSTRAK
Net primary productivity (NPP) dan klorofil-a (Chl-a) merupakan indikator kesuburan perairan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik NPP dan Chl-a serta hubungannya dengan
musim ikan pelagis di Laut Banda. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah diagram
Hovmöller dan korelasi Pearson. Data NPP yang digunakan adalah dari Vertically Generalized
Production Model (VGPM) dan Chl-a dari satelit Aqua MODIS. Hasil analisis data dari Januari 2003-
Desember 2020, NPP dan Chl-a mencapai konsentrasi tertinggi pada musim kering dan terendah saat
musim basah. Konsentrasi bulanan tertinggi terjadi bulan Agustus, terendah bulan April dan
Desember. Perairan Laut Banda termasuk perairan mesotrofik dengan rerata bulanan NPP 429 mg
C/m2/hari dan Chl-a 0,24 mg/m3. Secara spasial (bujur dan lintang) dan temporal (musiman dan
bulanan), konsentrasi NPP dan Chl-a yang tinggi terdapat di bagian utara dan timur wilayah kajian.
Saat La Niña dan El Niño, terjadi penurunan dan peningkatan konsentrasi NPP dan Chl-a pada musim
kering dan MP II. NPP dan Chl-a memiliki korelasi yang tinggi dan hubungan linier yang kuat.
Peningkatan dan penurunan konsentrasi NPP bersesuaian secara temporal dengan peningkatan dan
penurunan konsentrasi Chl-a. Faktor musim, La Niña dan El Niño mempunyai pengaruh yang kuat
dalam memengaruhi variabilitas konsentrasi NPP dan Chl-a. Musim ikan cakalang dan tuna di Laut
Banda terjadi pada MP II, musim basah dan La Niña. Kesuburan yang tinggi berpengaruh terhadap
musim ikan layang yang terjadi pada musim kering dan El Niño.

Kata kunci: Chl-a, diagram Hovmöller, korelasi Pearson, NPP

Department of Marine Science and Technology FPIK-IPB, ISOI, and HAPPI 31


Analisis Karakteristik Net Primary Productivity dan Klorofil-A . . .

I. PENDAHULUAN yang bersumber dari daratan (Winarso &


Marini, 2014; Nuzapril et al., 2017). Sebaran
Net primary productivity (NPP) atau dan variabilitas Chl-a berkaitan langsung
produktivitas primer bersih merupakan dengan kondisi dinamis lautan dalam
parameter oseanografi yang digunakan menentukan daerah penangkapan ikan pada
sebagai indikator untuk menentukan tingkat suatu perairan (Nababan & Simamora, 2012;
kesuburan suatu ekosistem perairan. Harahap et al., 2019). Prayoga et al. (2017)
Produktivitas primer bersih menggambarkan dan Paillin et al. (2020) menyatakan bahwa
jumlah pembentukan bahan organik baru konsentrasi Chl-a pada suatu perairan tidak
persatuan waktu melalui proses fotosintesis secara langsung memengaruhi peningkatan
oleh fitoplankton dan tanaman air. Satuan gerombolan ikan pada wilayah perairan
ukuran dari produktivitas primer dinyatakan tersebut, akan tetapi terdapat jeda waktu
dalam mg C/m2/hari untuk satuan luas kolom (time lag).
air (Aryanti et al., 2019). Klasifikasi Konsentrasi Chl-a di perairan Laut
kesuburan perairan berdasarkan kandungan Banda dipengaruhi oleh musim yang terjadi
produktivitas primer bersih terdiri dari tiga di Indonesia dan fenomena iklim global yaitu
bagian. Perairan laut dengan kandungan NPP El Niño dan La Niña (Marpaung et al.,
dari 0-200 mg C/m2/hari diklasifikasikan 2020). Hasil penelitian dari Waileruny et al.
sebagai oligotrofik, 200-750 mg C/m2/hari (2014) mengatakan bahwa konsentrasi Chl-a
sebagai mesotrofik dan kandungan NPP lebih di Laut Banda dan sekitarnya tertinggi pada
dari 750 mg C/m2/hari sebagai eutrofik. musim kering dan terendah pada musim
Produktivitas primer bersih dalam bentuk peralihan I yaitu bulan Maret-April-Mei.
plankton merupakan unsur penting pada mata Menurut Aryanti et al. (2019), konsentrasi
rantai perairan. Plankton-plankton tersebut produktivitas primer bersih tertinggi di Laut
sangat berguna dalam menunjang Banda terjadi pada musim kering dan
sumberdaya ikan, terutama golongan terdapat di bagian timur perairan Laut Banda.
konsumen primer. Densitas fitoplankton Perairan Laut Banda menarik untuk dijadikan
dalam perairan sangat dipengaruhi oleh sebagai lokasi kajian dalam penelitian karena
tingkat kesuburan lingkungan perairan. merupakan kawasan konservasi tuna di
Produktivitas primer bersih dapat diestimasi wilayah Indonesia. Pemerintah membuat
menggunakan model skala global Vertically peraturan tentang larangan penangkapan
Generalized Production Model (VGPM) ikan, khususnya tuna sirip kuning (Tunnus
dengan input data citra satelit penginderaan albacores) di wilayah pengelolaan perikanan
jauh (Behrenfeld & Falkowski, 1997). Republik Indonesia 714, dari bulan Oktober-
Chl-a merupakan parameter Desember (Menteri Kelautan dan Perikanan,
oseanografi yang digunakan sebagai 2015). Laut Banda merupakan salah satu
indikator kelimpahan fitoplankton di perairan wilayah penangkapan potensial tuna sirip
dan mempunyai peranan penting dalam kuning dan termasuk dalam wilayah coral
proses fotosintesis (Garini et al., 2021). triangle tuna sebagai habitat utama breeding
Fitoplankton berkontribusi besar untuk dan spawning grounds (Bailey et al., 2012;
mengetahui produktivitas primer di perairan. Menteri Kelautan dan Perikanan, 2015).
Produksi unsur karbon organik selama proses Net primary productivity dan Chl-a
fotosintesis didefinisikan sebagai mempunyai peranan penting dalam
produktivitas primer bersih (Lee et al., 2014). menentukan tingkat kesuburan suatu
Umumnya sebaran Chl-a memiliki ekosistem perairan laut dan mempunyai
konsentrasi yang lebih tinggi di wilayah kaitan yang erat dengan sektor perikanan
perairan pesisir pantai dibandingkan dengan tangkap yaitu pendugaan zona yang potensial
laut lepas karena tingginya suplai nutrien sebagai daerah penangkapan ikan.

32 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Marpaung et al. (2022)

Pengukuran NPP dan Chl-a secara Provinsi Maluku dengan batas geografis 124o
konvensional sangat terbatas secara spasial sampai 132o BT dan 7o LS sampai 2,5o LU
maupun temporal dan membutuhkan waktu (Gambar 1).
yang lama serta biaya besar. Chl-a adalah
salah satu parameter yang sangat 2.2. Sumber Data
memengaruhi sebaran dan variasi Data yang digunakan dalam
produktivitas primer bersih atau NPP di penelitian ini sebagai bahan analisis adalah
perairan laut (Sihombing et al., 2013; data bulanan NPP dan Chl-a, periode data
Gunawan et al., 2019). Data Chl-a dari Januari 2003-Desember 2020. Data NPP
diekstraksi dari citra satelit Aqua MODIS diperoleh dari Vertically Generalized
menggunakan algoritma O'Reilly (O'Reilly et Production Model (VGPM), resolusi spasial
al., 1998). Data NPP diestimasi 9 km dan data level 4. Sumber data NPP
menggunakan model VGPM dengan input adalah http://orca.science.oregonstate.edu/.
data Chl-a (Behrenfeld & Falkowski, 1997). Data Chl-a bersumber dari satelit
Penggunaan data citra satelit penginderaan penginderaan jauh Aqua MODIS (Moderate
jauh dan hasil estimasi berbasis model global Resolution Imaging Spectroradiometer),
diperlukan sebagai data utama dalam resolusi spasial 4 km dan data level 3.
melakukan penelitian ini. Konsentrasi NPP Sumber data
dan Chl-a pada umumnya mengalami https://oceancolor.gsfc.nasa.gov/.
perubahan atau variabilitas secara temporal
dan spasial. Variabilitas yang terjadi akan 2.3. Analisis Data
mengakibatkan pengaruh terhadap biota laut. Konsentrasi Chl-a di permukaan laut
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dengan satuan mg/m3 dapat dihitung dengan
karakteristik NPP dan Chl-a dan kaitannya menggunakan algoritma hubungan empiris
dengan musim ikan pelagis di Laut Banda yang berasal dari data pengukuran in situ Chl-a
dan sekitarnya. dengan nilai reflektansi atau remote sensing
reflectances (Rrs) pada panjang gelombang 440-
II. METODE PENELITIAN 670 nm. Algoritma ini dapat diterapkan untuk
semua sensor satelit yang mendeteksi warna air
laut atau ocean color. Implementasi saat ini
2.1. Lokasi Penelitian untuk mengekstraksi Chl-a standar menggunakan
Wilayah kajian pada penelitian ini algoritma berdasarkan perbandingan kanal yaitu
adalah perairan Laut Banda dan sekitarnya di

Gambar 1. Wilayah kajian penelitian di Laut Banda dan sekitarnya.

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(1): 31-46 33


Analisis Karakteristik Net Primary Productivity dan Klorofil-A . . .

algoritma OC3/OC4 disebut algoritma OCx kartesius xy (Persson, 2017). Tujuan


(O'Reilly et al., 1998) yang digabungkan dengan penerapan diagram Hovmöller untuk
color index (CI) yang dikembangkan oleh Hu et menganalisis variabilitas suatu parameter
al. (2012). Algoritma ini telah diterapkan pada dalam rangka memperoleh karakteristik dari
citra MODIS dengan data masukan nilai parameter tersebut secara temporal.
reflektansi Rrs pada panjang gelombang antara
Umumnya bentuk susunan data dalam
440-670 nm dan keluaran yang diperoleh nilai
konsentrasi Chl-a dalam satuan mg/m3. diagram Hovmöller ada dua bentuk. Bentuk
Algoritma CI didasarkan pada perbedaan pertama, susunan bujur (x) terhadap waktu
reflektansi tiga kanal yang menggunakan (y). Pada susunan ini dilakukan perata-rataan
perbedaan antara Rrs di kanal hijau dan referensi nilai parameter berdasarkan lintang untuk
yang dibentuk secara linier antara Rrs di kanal menganalisis variabilitas yang terjadi pada
biru dan merah. Rumus untuk perhitungan CI bujur secara temporal. Bentuk kedua,
dinyatakan dalam persamaan (1). susunan waktu (x) terhadap lintang (y). Pada
susunan ini dilakukan perata-rataan nilai
CI  parameter berdasarkan bujur untuk
menganalisis variabilitas yang terjadi pada
Rrs (hijau )  [ Rrs (blue )  (green  blue ) /
lintang secara temporal. Analisis korelasi
(red  blue ) * ( Rrs (red )  Rrs (blue ))] antara NPP dan Chl-a dilakukan
................................................................. (1) menggunakan metode korelasi Pearson.
Koefisien korelasi (r) digunakan untuk
λblue, λgreen dan λred adalah panjang gelombang menentukan kuat tidaknya hubungan antara
spesifik instrumen yang masing-masing variabel bebas dan variabel terikat. Nilai (r)
paling dekat dengan 443, 555 dan 670 nm. memiliki interval dari -1 sampai 1 (-1 ≤ r ≤
Algoritma OCx adalah hubungan polinomial 1). Variabel-variabel memiliki hubungan
orde empat antara rasio Rrs dan Chl-a yang kuat jika nilai koefisien korelasinya
ditampilkan pada persamaan (2). lebih besar dari 0,5 atau lebih kecil dari -0,5.
Koefisien korelasi yang positif bermakna
i peningkatan atau penurunan nilai variabel
4   R ( )  
log10 (Chl  a)  a0   ai  log10  rs blue  
bebas diikuti oleh peningkatan atau
  R ( )   penurunan nilai variabel terikat. Sedangkan
i 1   rs green  
koefisien korelasi yang negative, berarti
................................................................. (2)
peningkatan nilai variabel bebas diikuti oleh
penurunan nilai variabel terikat dan
Analisis data dilakukan berdasarkan
penurunan nilai variabel bebas diikuti
waktu musiman dan bulanan. Menurut hasil
peningkatan variabel terikat. Rumus untuk
penelitian Eko (2013), secara temporal
menentukan korelasi (r) antara variabel bebas
musim di Indonesia terdiri dari musim basah
x (Chl-a) terhadap variabel terikat y (NPP)
pada bulan Desember-Januari-Februari
ditampilkan pada persamaan (3) dengan n
(DJF), masa peralihan I (MP I) bulan Maret-
banyaknya data yang digunakan (Budiwati et
April-Mei (MAM), musim kering bulan Juni-
al., 2010). Rumus ini disebut juga koefisien
Juli-Agustus (JJA) dan masa peralihan II
korelasi Pearson (Pearson’s product moment
(MP II) bulan September-Oktober-November
coefficient of correlation).
(SON). Metode analisis data yang digunakan
adalah perata-rataan data musiman dan n n n
bulanan secara statistik, metode diagram n x i yi   xi  yi
Hovmöller dan analisis korelasi Pearson. r i 1 i 1 i 1

 n 2  n 2  n 2  n  
2
Metode diagram Hovmöller berfungsi untuk n xi    xi   n yi    y i  
memplot data temporal (harian, bulanan,  i 1  i 1    i 1  i 1  
musiman atau tahunan) dalam bentuk bidang ................................................................. (3)

34 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Marpaung et al. (2022)

Diagram alir yang digunakan dalam konsentrasi tertinggi terdapat pada bagian
melaksanakan penelitian agar diperoleh hasil timur lokasi kajian. Sebaran NPP dan Chl-a
riset yang optimal seperti terlihat pada berdasarkan lintang terhadap waktu (Gambar
Gambar 2. 3, C & D), pola sebaran secara temporal
hampir sama dengan pola sebaran pada bujur
terhadap waktu. Konsentrasi NPP dan Chl-a
yang rendah terjadi pada musim basah dan
MP I. Konsentrasi yang tinggi terjadi pada
musim kering dengan konsentrasi tertinggi
terdapat di bagian utara lokasi kajian. Hasil
secara keseluruhan menggambarkan bahwa
musim di Indonesia mempunyai pengaruh
yang berbeda terhadap variabilitas
konsentrasi NPP dan Chl-a. Musim kering
menyebabkan konsentrasi NPP dan Chl-a
meningkat secara signifikan. Musim basah
dan MP I menyebabkan penurunan
konsentrasi NPP dan Chl-a. Pada MP II
terdapat perbedaan karakteristik NPP
dibandingkan Chl-a berdasarkan sebaran
pada bujur maupun lintang. Konsentrasi NPP
masih tinggi atau lebih lambat mengalami
penurunan dibandingkan penurunan pada
Chl-a yang sudah tampak pada akhir MP II.
Kajian secara detail terkait lambatnya
penurunan konsentrasi NPP dibandingkan
Chl-a, selanjutnya dilakukan analisis profil
data NPP dan Chl-a berdasarkan variasi bujur
dan lintang (Gambar 4).
Gambar 2. Diagram alur penelitian untuk Profil konsentrasi NPP dan Chl-a
menganalisis karakteristik NPP musiman berdasarkan lintang dan bujur
dan Chl-a. (Gambar 4), hasil yang diperoleh
memperlihatkan bahwa Chl-a mempunyai
III. HASIL DAN PEMBAHASAN konsentrasi yang hampir sama saat MP II,
MP I dan musim basah (garis warna hijau,
3.1. Analisis NPP dan Chl-a Musiman biru, hitam) (Gambar 4, B & D). Nilai
Telah dilakukan pengolahan data NPP konsentrasi Chl-a berkisar antara 0,15 sampai
dan Chl-a menggunakan diagram Hovmöller, 0,3 mg/m3 ; sedangkan konsentrasi NPP pada
diperoleh hasil seperti terlihat pada Gambar MP II jauh lebih tinggi dibandingkan saat
3. Nilai konsentrasi NPP berkisar antara 250- musim basah dan MP I (garis warna hijau)
700 mg C/m2/hari dan konsentrasi Chl-a (Gambar 4, A & C). Konsentrasinya
berada dalam rentang 0,1-0,5 mg/m3. mencapai 400 sampai 700 mg C/m2/hari,
Sebaran NPP dan Chl-a membentuk pola sedangkan pada musim basah dan MP I
yang hampir sama, berdasarkan tampilan konsentrasi NPP berkisar antara 300 sampai
bujur terhadap waktu (Gambar 3, A & B). 400 mg C/m2/hari. Profil musiman
Konsentrasi yang rendah terjadi pada saat menunjukkan setelah konsentrasi NPP dan
musim basah dan MP I. Konsentrasi yang Chl-a mencapai puncaknya pada musim
tinggi terjadi saat musim kering dengan kering, NPP lebih lambat mengalami

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(1): 31-46 35


Analisis Karakteristik Net Primary Productivity dan Klorofil-A . . .

Gambar 3. Sebaran rerata musiman dari NPP dan Chl-a berdasarkan tampilan bujur terhadap
waktu (A) NPP (B) Chl-a dan tampilan waktu terhadap lintang (C) NPP (D) Chl-a.

penurunan dibandingkan dengan penurunan memicu terjadinya fenomena upwelling.


yang terjadi pada Chl-a. Hal ini Fenomena tersebut mengakibatkan
menggambarkan bahwa penurunan meningkatnya konsentrasi NPP dan Chl-a
konsentrasi NPP diduga tidak hanya pada permukaan laut. Sedangkan pada
dipengaruhi oleh penurunan konsentrasi Chl- musim basah, suhu permukaan laut di bagian
a, tetapi kemungkinan besar ada faktor-faktor atas lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan
lain yang berpengaruh dalam memperlambat di bawahnya. Kondisi ini mengakibatkan
penurunan konsentrasi NPP. Secara temporal fenomena upwelling intensitasnya berkurang
karakteristik NPP dan Chl-a, pada musim dan curah hujan yang terjadi mengakibatkan
basah dan MP I konsentrasinya rendah dan konsentrasi NPP dan Chl-a mengalami
saat musim kering konsentrasinya tinggi. penurunan. Menurut Tapilatu (2016), terjadi
Saat MP II, NPP dan Chl-a mengalami kelimpahan fitoplankton sebanyak tiga kali
penurunan konsentrasi tetapi NPP lebih lipat di bagian timur Laut Banda pada bulan
lambat penurunan konsentrasinya. Musim Agustus (bagian musim kering)
basah mempunyai pengaruh yang kuat dalam dibandingkan pada bulan Februari (bagian
menurunkan konsentrasi NPP dan Chl-a dan musim basah). Bulan Agustus terjadi
musim kering berpengaruh kuat dalam upwelling secara dominan dan bulan Februari
meningkatkan konsentrasi kedua parameter didominasi oleh kejadian downwelling.
tersebut. Umumnya saat musim kering, suhu Sebaran NPP dan Chl-a berdasarkan bujur,
permukaan laut bagian atas lebih rendah konsentrasi yang tinggi terdapat pada posisi
dibandingkan lapisan di bawahnya sehingga 130o-132o bujur timur atau bagian timur

36 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Marpaung et al. (2022)

Gambar 4. Profil NPP dan Chl-a musiman berdasarkan tampilan bujur (A) NPP (B) Chl-a dan
tampilan lintang (C) NPP (D) Chl-a.

lokasi kajian. Sebaran berdasarkan lintang, Chl-a mengalami peningkatan. Dari MP I


konsentrasi NPP dan Chl-a yang tinggi di menuju musim kering, konsentrasi NPP dan
bagian utara lokasi kajian. Sebaran NPP dan Chl-a mengalami peningkatan secara
Chl-a pada dasarnya terkonsentrasi pada signifikan dan mencapai puncaknya pada
pesisir pulau-pulau Kepulauan Maluku. musim kering. Peningkatan konsentrasi NPP
Hasil pengolahan data diperoleh deret di Laut Banda disebabkan oleh proses
waktu konsentrasi NPP dan Chl-a serta upwelling yang dipicu oleh kondisi angin
koefisien korelasi Pearson (Gambar 5). Dari maksimum pada musim kering tersebut
deret waktu tampak bahwa pola atau (Kemili & Putri, 2012). Puncak kejadian
kecenderungan NPP dan Chl-a secara upwelling di Laut Banda terjadi pada bulan
temporal hampir sama. Dari musim basah ke Agustus, mengakibatkan konsentrasi Chl-a
MP I, NPP mengalami sedikit penurunan dan meningkat dan suhu permukaan laut menurun

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(1): 31-46 37


Analisis Karakteristik Net Primary Productivity dan Klorofil-A . . .

Gambar 5. Deret waktu NPP and Chl-a musiman dan korelasinya.

(Tristianto et al., 2021). Dari musim kering kajian. Gambar 6 (C & D) memperlihatkan
menuju MP II, konsentrasi NPP dan Chl-a bahwa konsentrasi NPP dan Chl-a lebih
menurun secara signifikan. Pola yang tinggi di bagian pesisir dibandingkan laut
terdapat pada deret waktu NPP dan Chl-a lepas yaitu posisi 4o lintang selatan (pesisir
memperlihatkan bahwa musim di Indonesia selatan Pulau Buru dan Pulau Seram). Hal ini
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap disebabkan oleh pengaruh tingginya suplai
perubahan atau variabilitas konsentrasi NPP nutrien yang bersumber dari daratan. NPP
dan Chl-a di perairan Laut Banda dan dan Chl-a memiliki kecenderungan yang
sekitarnya. hampir sama yaitu mengalami peningkatan
atau penurunan yang saling bersesuaian
3.2. Analisis NPP dan Chl-a Bulanan secara temporal dan mencapai konsentrasi
Metode diagram Hovmöller yang tinggi pada bulan Juni, Juli dan
digunakan untuk menganalisis karakteristik Agustus. Sedangkan bulan Januari-April dan
NPP dan Chl-a (Nieto & Mélin, 2016). November-Desember, konsentrasinya lebih
Gambar 6 menunjukkan bahwa konsentrasi rendah. Peningkatan nilai konsentrasi NPP
NPP berkisar antara 250-700 mg C/m2/hari dan Chl-a yang terjadi pada bulan Juni-
dengan nilai rata-rata 429 mg C/m2/hari. Chl- Agustus kemungkinan pengaruh dari musim
a mempunyai konsentrasi dari 0,1-0,5 mg/m3 kering yang terjadi pada bulan-bulan
dengan rata-rata 0,24 mg/m3. Sebaran NPP tersebut. Musim kering mempunyai potensi
dan Chl-a berdasarkan bujur terhadap waktu yang kuat dalam meningkatkan kejadian
dan waktu terhadap lintang, konsentrasi upwelling sehingga unsur-unsur hara naik ke
terendah terjadi pada bulan April dan permukaan laut menyebabkan tingkat
Desember dan konsentrasi tertinggi pada kesuburan perairan meningkat. Maret-April
bulan Agustus. Gambar 6 (A & B) yang merupakan bagian dari MP I dengan
menunjukkan bahwa konsentrasi NPP dan konsentrasi masih relatif rendah akibat
Chl-a lebih tinggi di bagian timur wilayah dampak dari musim basah sebelumnya,

38 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Marpaung et al. (2022)

Gambar 6. Sebaran rerata bulanan dari NPP dan Chl-a berdasarkan tampilan bujur terhadap
waktu (A) NPP (B) Chl-a dan tampilan waktu terhadap lintang (C) NPP (D) Chl-a.

sedangkan bulan Mei sudah mengalami Asriningrum, 2020). Secara temporal dari
peningkatan karena akan memasuki musim Januari-Maret konsentrasi NPP dan Chl-a
kering. Pada MP II, bulan September relatif stabil. Bulan April-Juli terjadi
konsentrasi masih tinggi akibat dampak dari peningkatan konsentrasi dan mencapai
musim kering sebelumnya dan Oktober- puncaknya bulan Agustus. Bulan September-
November menurun karena akan memasuki Desember terjadi penurunan konsentrasi secara
musim basah. signifikan. Konsentrasi terendah terjadi pada
Tumpang susun deret waktu sebaran bulan Desember. Pada umumnya konsentrasi
NPP dan Chl-a dengan musim ikan cakalang, yang rendah terjadi pada waktu atau bulan yang
merupakan bagian dari musim basah dan
tuna dan layang di perairan Laut Banda dan
konsentrasi yang tinggi terjadi pada bulan bagian
sekitarnya disajikan pada (Gambar 7). Nilai dari musim kering. Masa peningkatan konsentrasi
konsentrasi NPP sekitar 300-600 mg terjadi pada bulan bagian dari MP I dan masa
C/m2/hari dan Chl-a antara 0,1-0,35 mg/m3. penurunan bagian dari MP II. Peningkatan dan
Berdasarkan hasil tersebut perairan Laut penurunan konsentrasi NPP dan Chl-a terjadi
Banda merupakan area mesotrofik. Perairan secara periodik di perairan Laut Banda.
mesotrofik memiliki parameter oseanografi Variabilitas konsentrasi tersebut diduga terjadi
yang dominan dalam memengaruhi akibat pengaruh dari perbedaan musim. Analisis
keberadaan gerombolan ikan (Suhadha & korelasi antara NPP dan Chl-a mempunyai

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(1): 31-46 39


Analisis Karakteristik Net Primary Productivity dan Klorofil-A . . .

Gambar 7. Deret waktu NPP dan Chl-a bulanan tumpang susun dengan musim ikan pelagis
(cakalang, tuna dan layang) di Laut Banda.

koefisien korelasi yang sangat tinggi yaitu cakalang berlangsung selama tujuh bulan dari
+0,96. Hasil tersebut menunjukkan bahwa bulan September-Maret. Berdasarkan hasil
NPP dan Chl-a memiliki hubungan yang tangkapan nelayan, musim ikan tuna
sangat kuat. NPP dan Chl-a memiliki pola berlangsung dari bulan Oktober-April dan
atau kecenderungan yang hampir sama dari paceklik tuna terjadi bulan Juni-September
awal sampai akhir tahun. Peningkatan atau (Haruna et al., 2019). Musim ikan layang di
penurunan konsentrasi NPP bersesuaian Laut Banda terjadi selama enam bulan mulai
dengan peningkatan atau penurunan Chl-a dari bulan Mei-Oktober (Hamka & Rais,
secara temporal. Selanjutnya dilakukan 2016). Hasil yang diperoleh memperlihatkan
analisis deret waktu NPP dan Chl-a dikaitkan bahwa musim ikan cakalang dan tuna terjadi
dengan musim ikan pelagis di Laut Banda pada musim basah dan MP II. Masa paceklik
yang bersumber dari tiga hasil penelitian tuna terjadi pada musim kering. Musim ikan
yang pernah dilakukan (Waileruny et al., layang dominan terjadi pada musim kering.
2014; Hamka & Rais, 2016; Haruna et al., Musim ikan cakalang dan tuna terjadi pada
2019). Ikan pelagis yang diteliti yaitu saat konsentrasi NPP dan Chl-a rendah atau
cakalang dan tuna sebagai representasi sedang mengalami penurunan. Ikan cakalang
pelagis besar dan ikan layang sebagai dan tuna sebagai pelagis besar merupakan
representasi pelagis kecil. Menurut hasil ikan karnivora, sumber makanannya adalah
penelitian Waileruny et al. (2014) bahwa ikan pelagis kecil (Restiangsih & Amri,
perairan Laut Banda dan sekitarnya 2018). Musim ikan layang terjadi saat
merupakan daerah penangkapan ikan konsentrasi NPP dan Chl-a tinggi, Kesuburan
cakalang di Provinsi Maluku. Musim ikan perairan yang tinggi berdasarkan parameter

40 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Marpaung et al. (2022)

NPP dan Chl-a bersesuaian secara temporal sedangkan 2012 adalah tahun normal tanpa
dengan musim ikan layang. Setelah kejadian La Niña dan El Niño. Analisis deret
kesuburan perairan mencapai puncaknya, waktu NPP dan Chl-a saat terjadi fenomena
selanjutnya berlangsung musim ikan iklim global La Niña 2010 dan El Niño 2015
cakalang dan tuna di perairan Laut Banda digunakan sebagai pembanding konsentrasi
dan sekitarnya. NPP dan Chl-a pada kondisi normal 2012
(Gambar 8). Saat La Niña 2010, konsentrasi
3.3. Analisis Korelasi NPP dan Chl-a NPP antara 300-400 mg C/m2/hari, kondisi
Musiman dan Bulanan normal 2012 sekitar 300-530 mg C/m2/hari
Hasil analisis korelasi diperoleh nilai dan saat El Niño 2015 konsentrasinya 300-
koefisien korelasi antara parameter NPP dan 720 mg C/m2/hari. Konsentrasi Chl-a pada
Chl-a koefisiennya sebesar +0,87 untuk La Niña 2010 berkisar 0,1-0,2 mg/m3,
musiman (Gambar 5), sedangkan nilai kondisi normal 2012 antara 0,1-0,3 mg/m3
koefisien korelasi bulanan antara NPP dan dan pada kejadian El Niño 2015 dari 0,1-0,45
Chl-a sebesar +0,96 (Gambar 7). Nilai mg/m3. Hasil yang diuraikan menunjukkan
koefisien korelasi musiman dan bulanan konsentrasi NPP dan Chl-a mengalami
semuanya bernilai positif. Hal tersebut penurunan yang signifikan saat La Niña 2010
menggambarkan bahwa parameter NPP dan terjadi pada bulan Juni-September atau
Chl-a memiliki tren atau kecenderungan dominan terjadi pada musim kering. Saat El
dengan arah yang sama (positif). Peningkatan Niño 2015 terjadi peningkatan konsentrasi
konsentrasi NPP berbanding lurus dengan NPP dan Chl-a pada bulan Juni-November
peningkatan konsentrasi Chl-a dan atau saat musim kering dan MP II. Fenomena
penurunan konsentrasi NPP berbanding lurus La Niña dan El Niño mempunyai peranan
dengan penurunan konsentrasi Chl-a. Pola yang kuat dalam memengaruhi variabilitas
perubahan konsentrasi NPP berbanding lurus konsentrasi NPP dan Chl-a. Fenomena El
dengan pola perubahan konsentrasi Chl-a. Niño mengakibatkan kejadian upwelling
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa meningkat signifikan (Yoga et al., 2014).
koefisien korelasi antara NPP dan Chl-a Peningkatan tersebut potensial meningkatkan
nilainya sangat tinggi, kedua parameter konsentrasi NPP dan Chl-a di permukaan
memiliki hubungan yang sangat kuat. NPP laut. Saat fenomena La Niña kejadian
dan Chl-a memiliki pola atau kecenderungan upwelling menurun secara kuantitas dan
yang hampir sama dari awal sampai akhir magnitudo sehingga konsentrasi NPP dan
tahun. Peningkatan atau penurunan Chl-a menurun secara signifikan. Hasil
konsentrasi NPP bersesuaian secara temporal analisis korelasi menunjukkan parameter
dengan peningkatan atau penurunan NPP dan Chl-a mempunyai nilai korelasi
konsentrasi Chl-a. Hasil yang diperoleh yang tinggi saat La Niña (r = 0,96), kondisi
hampir sama dengan hasil penelitian dari normal (r = 0,97) dan El Niño (r = 0,98).
Merina & Zakaria (2016), bahwa semakin Nilai korelasi yang tinggi adalah indikator
tinggi konsentrasi Chl-a maka konsentrasi statistik bahwa NPP dan Chl-a mempunyai
NPP akan semakin meningkat dan pola atau kecenderungan yang sama atau
sebaliknya. hampir sama secara temporal. Kedua
parameter memiliki hubungan yang kuat
3.4. Analisis NPP dan Chl-a Saat secara linier. Penurunan atau peningkatan
Terjadi Fenomena La Niña dan El konsentrasi NPP bersesuaian waktunya
Niño dengan perubahan atau variabilitas yang
Menurut Atmadipoera et al. (2020), terjadi dalam konsentrasi Chl-a. Menurut
2010 adalah tahun kejadian La Niña dan Hamka & Rais (2016) yang menggunakan
2015 adalah tahun kejadian El Niño, data hasil tangkapan ikan layang dari tahun

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(1): 31-46 41


Analisis Karakteristik Net Primary Productivity dan Klorofil-A . . .

Gambar 8. Deret waktu NPP and Chl-a bulanan saat (A) La Niña 2010 (B) Normal 2012 (C)
El Niño 2015.

2008-2015 dalam penelitiannya mengatakan terendah. Umumnya konsentrasi NPP dan


bahwa saat El Niño tahun 2015 hasil Chl-a yang tinggi terjadi di bagian utara dan
tangkapan ikan layang meningkat signifikan timur lokasi kajian. Selain faktor musim,
dibandingkan tahun 2010 saat terjadi La Niña fenomena iklim global, yakni La Niña dan El
dan tahun 2012 sebagai tahun normal. Niño mempuyai pengaruh terhadap
Berdasarkan data VMS (Vessel Monitoring variabilitas NPP dan Chl-a di Laut Banda.
System), jumlah kapal yang melakukan NPP dan Chl-a memiliki hubungan linier
operasi penangkapan ikan tuna pada tahun yang kuat (korelasi tinggi) dan
2015 (saat El Niño) menurun signifikan kecenderungan yang sama (positif).
dibandingkan tahun normal 2016 (Syah et Peningkatan dan penurunan konsentrasi NPP
al., 2020). Fenomena El Niño umumnya akan dan Chl-a bersesuaian secara temporal.
meningkatkan intensitas dan kekuatan Konsentrasi NPP dan Chl-a yang tinggi
upwelling yang mengakibatkan melimpahnya berkaitan dengan musim ikan layang (pelagis
ikan pelagis kecil di perairan Indonesia, kecil). Musim ikan cakalang dan tuna
sedangkan La Niña mengakibatkan (pelagis besar) terjadi saat konsentrasi NPP
melimpahnya ikan tuna/pelagis besar akibat dan Chl-a rendah atau mengalami penurunan.
kolam air panas yang menjadi habitat ikan
tuna bergeser memasuki wilayah perairan UCAPAN TERIMA KASIH
Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih
IV. KESIMPULAN yang sebesar-besarnya kepada Dr. M. Rokhis
Khomarudin dan Parwati Sofan, Ph.D., atas
Konsentrasi NPP dan Chl-a memiliki dukungan moril, materil dan saran-saran
variabilitas secara temporal dan spasial. dalam melakukan penelitian ini. Penulis juga
Faktor musim di Indonesia memengaruhi mengucapkan terima kasih kepada para
variabilitas NPP dan Chl-a. Saat musim reviewer dan semua pihak yang berkontribusi
kering, konsentrasi NPP dan Chl-a meningkat memberikan saran dan masukan dalam
dan mencapai puncaknya. Saat musim basah, perbaikan artikel ilmiah ini.
konsentrasinya menurun dan mencapai nilai

42 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Marpaung et al. (2022)

DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.31172/jmg.v14i3.16


5
Aryanti, N.L.N., I.G. Hendrawan, & Y. Garini, B.N., J. Suprijanto, & I. Pratikto.
Suteja. 2019. Studi variabilitas 2021. Kandungan chl-a dan
produktivitas primer bersih serta kelimpahan di perairan Kendal, Jawa
hubungannya dengan El-Niño Tengah. J. of Marine Research, 10(1):
Southern Oscillation (ENSO) dan 102-108.
Indian Ocean Dipole (IOD) di Laut https://doi.org/10.14710/jmr.v10i1.28
Banda berdasarkan data satelit Aqua 655
MODIS. J. of Marine and Aquatic Gunawan, E.A., A. Agussalim, & H.
Sciences, 5(1): 64-76. Surbakti. 2019. Pemetaan sebaran
https://doi.org/10.24843/jmas.2019.v0 klorofil-a menggunakan citra satelit
5.i01.p08 Landsat multi temporal di Teluk
Atmadipoera, A.S., A.S. Jasmine, M. Purba, Lampung Provinsi Lampung. J.
& A.R.T.D. Kuswardani. 2020. Maspari, 11(2): 49-58.
Upwelling characteristics in the https://doi.org/10.36706/maspari.v11i
southern Java Waters during strong 2.9467
La Niña 2010 and super El Niño Hamka, E. & M. Rais. 2016. Penentuan
2015. J. Ilmu dan Teknologi Kelautan musim penangkapan ikan layang
Tropis, 12(1): 257-276. (Decapterus sp.) di perairan timur
https://doi.org/10.29244/jitkt.v12i1.28 Sulawesi Tenggara. J. IPTEKS
977 Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
Bailey, M.J., J. Flores, S. Pokajam, & U.R. 3(6): 510-517.
Sumaila. 2012. Towards better https://journal.unhas.ac.id/index.php/i
management of coral triangle tuna. ptekspsp/article/view/3060
Ocean & Coastal Management, 63: Harahap, M.A., V.P. Siregar, & S.B. Agus.
30-42. 2019. Spatial and temporal pattern of
https://doi.org/10.1016/j.ocecoaman.2 pelagic fishing ground used
012.03.010 oceanography data in West-Sumatera
Behrenfeld, M.J. & P.G. Falkowski. 1997. waters. J. Ilmu dan Teknologi
Photosynthetic rates derived from Kelautan Tropis, 11(2): 297-310.
satellite-based chlorophyll http://doi.org/10.29244/jitkt.v11i2.22
concentration. Limnology and 590
Oceanography, 42(1): 1–20. Haruna, J.B. Paillin, R.H.S. Tawari, A.
https://doi.org/10.4319/lo.1997.42.1.0 Tupamahu, S.R. Siahainenia, & F.D.
001 Silooy. 2019. Dinamika daerah
Budiwati, T., A. Budiyono, W. Setyawati, & penangkapan tuna madidihang
A. Indrawati. 2010. Analisis korelasi (Thunnus albacores) di perairan Laut
Pearson untuk unsur-unsur kimia air Banda. Prosiding Pertemuan Ilmiah
hujan di Bandung. J. Sains Nasional Tahunan XVI ISOI 2019.
Dirgantara, 7(2): 100-112. Ambon, 7-8 November 2019, 89-100
http://jurnal.lapan.go.id/index.php/jur pp.
nal_sains/article/view/1118/1006 https://www.researchgate.net/publicat
Eko, D.N. 2013. Karakteristik curah hujan ion/342437612
abad 20 di Jakarta berdasarkan Hu, C., Z. Lee, & B. Franz. 2012.
kejadian iklim global. J. Meteorologi Chlorophyll a algorithms for
dan Geofisika, 14(3): 139-147. oligotrophic oceans: A novel
approach based on three-band

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(1): 31-46 43


Analisis Karakteristik Net Primary Productivity dan Klorofil-A . . .

reflectance difference. J. of Nababan, B. & K. Simamora. 2012.


Geophysical Research, 117(C1): Variabilitas konsentrasi chl-a dan
C01011. suhu permukaan laut di Perairan
https://doi.org/10.1029/2011jc007395 Natuna. J. Ilmu dan Teknologi
Kemili, P. & M.R. Putri. 2012. Pengaruh Kelautan Tropis, 4(1): 121-134.
durasi dan intensitas upwelling https://doi.org/10.29244/jitkt.v4i1.781
berdasarkan anomali suhu permukaan 5
laut terhadap variabilitas Nieto, K. & F. Mélin. 2016. Variability of
produktivitas primer di perairan chlorophyll-a concentration in the
Indonesia. J. Ilmu dan Teknologi Gulf of Guinea and its relation to
Kelautan Tropis, 4(1): 66-79. physical oceanographic variables.
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jur Progress in Oceanography, 151: 97-
nalikt/article/view/7807 115.
Lee, Z., J. Marra, M.J. Perry, & M. Kahru. https://doi.org/10.1016/j.pocean.2016.
2014. Estimating oceanic primary 11.009
productivity from ocean color remote Nuzapril, M., S.B. Susilo, & J.P. Panjaitan.
sensing: A strategic assesment. J. of 2017. Relationship between
Marine Systems, 149: 50-59. chlorophyll-a concentration with
https://doi.org/10.1016/j.jmarsys.2014 primary productivity rate using
.11.015 Landsat 8 imagery. J. Teknologi
Marpaung, S., R. Faristyawan, A.D. Perikanan dan Kelautan, 8(1): 105-
Purwanto, W. Asriningrum, A.G. 114.
Suhadha, T. Prayogo, & J. Sitorus. https://doi.org/10.24319/jtpk.8.105-
2020. Analysis of water productivity 114
in the Banda Sea based on remote O'Reilly, J.E., S. Maritorena, B.G. Mitchell,
sensing satellite data. International J. D.A. Siegel, K.L. Carder, S.A.
of Remote Sensing and Earth Garver, M. Kahru, & C.R. McClain.
Sciences, 17(1): 25-34. 1998. Ocean color chlorophyll
https://doi.org/10.30536/j.ijreses.2020 algorithms for SeaWiFS, J. of
.v17.a3280 Geophysical Research, 103: 24937-
Menteri Kelautan dan Perikanan. 2015. 24953.
Larangan penangkapan ikan di https://doi.org/10.1029/98JC02160
wilayah pengelolaan perikanan Paillin, J.B., D.D.P. Matrutty, S.R.
Republik Indonesia 714. Peraturan Siahainenia, R.H.S. Tawari, Haruna,
Menteri Kelautan dan Perikanan & P. Talahatu. 2020. Daerah
Nomor 4 Tahun 2015. Kementerian penangkapan potensial tuna
Kelautan dan Perikanan (KKP). madidihang Thunnus albacares,
Jakarta. 4 p. Bonnaterre, 1788 (Teleostei:
http://jdih.kkp.go.id/peraturan/4- Scombridae) di Laut Seram. J.
permen-kp-2015-ttg.pdf Kelautan Tropis, 23(2): 207-216.
Merina, G. & I.J. Zakaria. 2016. https://doi.org/10.14710/jkt.v23i2.707
Produktivitas primer fitoplankton dan 3
analisis fisika kimia di perairan laut Persson, A. 2017. The story of Hovmöller
pesisir barat Sumatera Barat. diagram. American Meteorological
Metamorfosa J. of Biological Society, 98(5): 949-957.
Sciences, 3(2): 112-119. https://doi.org/10.1175/BAMS-D-15-
https://doi.org/10.24843/metamorfosa 00234.1
.2016.v03.i02.p08

44 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Marpaung et al. (2022)

Prayoga, I.M.S., I.D.N.N. Putra, & I.G.N.P. Tapilatu, Y.H. 2016. Profil oseanografi
Dirgayusa. 2017. Pengaruh sebaran biologi Laut Banda: Sebuah tinjauan
konsentrasi chl-a berdasarkan citra kritis. J. Omni Akuatika, 12(2): 58–
satelit terhadap hasil tangkapan ikan 66.
tongkol (Euthynnus sp.) di Perairan http://ojs.omniakuatika.net/index.php/
Selat Bali. J. of Maritime and Aquatic joa/article/download/100/51
Science, 3(1): 30-46. Tristianto, G., S.Y. Wulandari, A.A.D.
https://doi.org/10.24843/jmas.2017.v3 Suryoputro, G. Handoyo, & M.
.i01.30-46 Zainuri. 2021. Studi variabilitas
Restiangsih, Y.H. & K. Amri. 2018. Aspek upwelling di Laut Banda. Indonesian
biologi dan kebiasaan makanan ikan J. of Oceanography, 3(1): 25-35.
cakalang (Katsuwonus pelamis) di https://doi.org/10.14710/ijoce.v3i1.97
Laut Flores dan sekitarnya. Bawal 64
Widya Riset Perikanan Tangkap, Waileruny, W., E.S. Wiyono, S.H. Wisudo, A.
10(3): 187-196. http://ejournal- Purbayanto, & T.W. Nurani. 2014.
balitbang.kkp.go.id/index.php/bawal/ Musim dan daerah penangkapan ikan
article/view/6347 cakalang di Laut Banda dan
Sihombing, R.F, R. Aryawati, & Hartoni. sekitarnya Provinsi Maluku. J.
2013. Kandungan klorofil-a Teknologi Perikanan dan Kelautan,
fitoplanton di sekitar perairan Desa 5(1): 41-54.
Sungsang Kabupaten Banyuasin https://doi.org/10.24319/jtpk.5.41-54
Sumatera Selatan. J. Maspari, 5(1): Winarso, G. & Y. Marini. 2014. MODIS
33–39. standard (OC3) chlorophyll-a
https://doi.org/10.36706/maspari.v5i1 algorithm evaluation in Indonesian
.1295 Seas. International J. of Remote
Suhadha, A.G. & W. Asriningrum. 2020. Sensing and Earth Sciences, 11(1):
Potential fishing zones estimation 11–20.
based on approach of area matching https://doi.org/10.30536/j.ijreses.2014
between thermal front and .v11.a2597
mesotrophic area. J. Ilmu dan Yoga, R.B.B., H. Setyono, & G. Harsono.
Teknologi Kelautan Tropis, 12(2): 2014. Dinamika upwelling dan
565-581. downwelling berdasarkan variabilitas
https://doi.org/10.29244/jitkt.v12i2.28 suhu permukaan laut dan klorofil-a di
305 perairan selatan Jawa. J. of
Syah, A.F., J.L. Gaol, M. Zainuddin, N.R. Oceanography, 3(1): 57-66.
Apriliya, D. Berlianty, & D. https://ejournal3.undip.ac.id/index.ph
Mahabror. 2020. Detection of p/joce/article/view/4704
potential fishing zones of bigeye tuna
(Tunnus obesus) at profundity of 155 Submitted : 29 July 2021
m in the eastern Indian Ocean. Reviewed : 29 November 2021
Indonesian J. of Geography, 52(1): Accepted : 28 March 2022
29–35.
https://doi.org/10.22146/ijg.43708

FIGURE AND TABLE TITLES

Figure 1. The study area of research in the Banda Sea and its surroundings.
Figure 2. Flowchart of research to analysis NPP and Chl-a characteristics.

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(1): 31-46 45


Analisis Karakteristik Net Primary Productivity dan Klorofil-A . . .

Figure 3. Distribution of seasonally average of NPP and Chl-a based on longitude versus
time (A) NPP (B) Chl-a and time versus latitude (C) NPP (D) Chl-a.
Figure 4. The profile of seasonal NPP and Chl-a based on longitude (A) NPP (B) Chl-a and
based on latitude (C) NPP (D) Chl-a.
Figure 5. Seasonal NPP and Chl-a time series and its correlation.
Figure 6. Distribution of monthly average of NPP and Chl-a based on longitude versus
time(A) NPP (B) Chl-a and time versus latitude (C) NPP (D) Chl-a.
Figure 7. Time series of monthly NPP and Chl-a overlay with pelagic fish seasons (skipjack,
tuna and flying) in the Banda Sea.
Figure 8. Time series of monthly NPP and Chl-a during (A) La Niña 2010 (B) Normal 2012
(C) El Niño 2015.

46 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt

You might also like