Professional Documents
Culture Documents
Sudirman General education teacher named HIK. He studied at the site for one year. This he did after
completed the study in Wirotomo.
Sudirman was made a General in stepping 31 years. He is the youngest and at the same first in Indonesia.
Since childhood, he was a smart boy and also very fond of the organization. Starting from the
organization placed first in the school, he had already shown criteria favored leaders in the community.
His liveliness on the scout Hizbul watan make him a primary school teacher in the district of Cilacap
Muhammadiyah. Then he continues to be a chief General Sudirman school.
Jendral Sudirman get into the military learned in PETA (Defenders of the Homeland) which is located
in the city of Bogor. Education in PETA conducted by Japanese soldiers at those times. When complete
education in the map, then he became a battalion commander who wasin Kroja, Central Java. His
leadership did not stop there, he also became a commander in the city of Banyumas.
He died on January 29, 1950 in Magelang and was buried in the tomb of a hero Kusumanegara
Park
Jendral Sudirman adalah pahlawan nasional. Ia dilahirkan pada 24 Januari 1916 di Purbalingga, tepatnya
di Dusun Rembang. Ia lahir dari seorang ayah yang bernama Karsid Kartowirodji, dan ibu bernama
Siyem. Ayah dari Sudirman adalah seorang pekerja di Gula Kalibagor, Banyumas, dan ibunya adalah
seorang keturunan dari petugas kabupaten Rembang. Sudirman dirawat oleh Raden Tjokrosoenarjo dan
istrinya bernama Toeridowati.
Guru pendidikan umum Sudirman bernama HIK. Dia belajar di situs itu selama satu tahun. Ini dia
lakukan setelah menyelesaikan studi di Wirotomo.
Sudirman diangkat menjadi Jenderal dalam melangkah 31 tahun. Ia yang termuda dan sekaligus yang
pertama di Indonesia. Sejak kecil, ia adalah anak yang cerdas dan juga sangat menyukai organisasi. Mulai
dari organisasi yang ditempatkan pertama di sekolah, ia sudah menunjukkan kriteria disukai pemimpin di
masyarakat. Keaktifannya pada pramuka Hizbul watan menjadikannya seorang guru sekolah dasar di
kabupaten Cilacap Muhammadiyah. Kemudian ia terus menjadi kepala sekolah Jenderal Sudirman.
Jendral Sudirman masuk ke militer dipelajari di PETA (Pembela Tanah Air) yang terletak di kota
Bogor. Pendidikan di PETA dilakukan oleh tentara Jepang pada saat itu. Ketika menyelesaikan
pendidikan di peta, maka ia menjadi komandan batalion yang berada di Kroja, Jawa Tengah.
Kepemimpinannya tidak berhenti di situ, ia juga menjadi komandan di kota Banyumas.