You are on page 1of 17

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE

KERJA KELOMPOK BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA

Oleh:
Mariani, Sri Buwono, Endang Uliyanti

Abstract: The research activity of this class action done in class VI Elementary
School 03 Sungai Pinyuh Pontianak Regency because based on observations on the
process of learning in the sixth grade elementary school 03 This suggests that the
interaction of learning in the classroom just monotonous. Students are less active,
learning is teacher-centered. The response of students towards learning tends to lower,
during the process of learning takes students only silence. The purpose of this study
was to describe physical activity, mental and emotional student group work using
worksheets assisted students in learning math classes VI Elementary School 03
Sungai Pinyuh Pontianak Regency. The method used is descriptive method of
research is a classroom action research. The subjects of this study were the teacher
and all the students of class VI Elementary School District 03 Sungai Pinyuh
Pontianak totaling 19 people. The study consisted of two cycles with the overall result
that in the first cycle, the average student physical activity by 78%, then on the second
cycle increased by 11% to 89%. While the average student who does mental activity
in the first cycle by 80%, then on the second cycle increased by 18% to 98%. While
on active student emotional activity by 79%, then on the second cycle decreased by
1% to 78%.
Keywords: learning activities, group work methods, mathematics learning

Abstrak: Kegiatan penelitian Tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas VI
Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak karena berdasarkan
hasil observasi pada proses pembelajaran di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 ini
menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran dalam kelas hanya bersifat monoton.
Siswa kurang aktif, pembelajaran masih berpusat pada guru. Respon siswa terhadap
pembelajaran cendrung rendah, selama proses pembelajaran berlangsung siswa hanya
diam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktifitas fisik, mental dan
emosional siswa dengan menggunakan metode kerja kelompok berbantuan lembar
kerja siswa dalam pembelajaran matematika kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai
Pinyuh Kabupaten Pontianak. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif
dengan Jenis penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas. Subyek dari penelitian ini
adalah guru dan seluruh siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh
Kabupaten Pontianak yang berjumlah 19 orang. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus
dengan hasil secara keseluruhan bahwa pada siklus I, rata-rata siswa yang melakukan
aktifitas fisik sebesar 78%, kemudian pada siklus II meningkat sebesar 11% menjadi
89%. Sedangkan rata-rata siswa yang melakukan aktifitas mental pada siklus I sebesar
80%, kemudian pada siklus II meningkat sebesar 18% menjadi 98%. Sedangkan pada
aktifitas emosional siswa aktif sebesar 79%, kemudian pada siklus II menurun sebesar
1% menjadi 78%.
Kata kunci: aktifitas belajar, metode kerja kelompok, pembelajaran matematika
Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa Sekolah Dasar,
karena guru yang mengajarkan mata pelajaran matematika kadang kurang menguasai
materi dan strategi pembelajaran. Hal ini berimbas kepada peserta didik di mana rata-
rata mereka tidak paham dengan materi yang disampaikan oleh gurunya. Salah satu
masalah yang terjadi dalam pembelajaran matematika pada tingkat sekolah dasar
adalah rendahnya aktivitas belajar siswa.
Selama ini penulis mengajar tidak menggunakan metode pembelajaran yang
baik dan memacu aktivitas belajar siswa, akibat yang timbul dari pembelajaran yang
terjadi di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak
adalah rendahnya aktivitas dalam proses belajar siswa selama mengajarkan materi
matematika dengan menggunakan metode ceramah sehingga yang aktif guru bukan
siswa.
Dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran di
sekolah dasar diperlukan peran serta guru yang kreatif dan aktif dalam mengelola
pembelajaran yakni, guru menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan aktivitas fisik, mental dan aktivitas emosional siswa sehingga apa yang
dicapai dalam proses pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Dengan menggunakan metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa
diharapkan dapat meningkatkan semua komponen aktivitas belajar siswa, karena
metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa lebih melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran, dan guru sebagai motivator dan fasilitator yang memberikan
arahan dan masukan sehingga siswa dapat menguasai materi pembelajaran sesuai
yang diharapkan oleh guru. Penulis berharap dengan menggunakan metode kerja
kelompok berbantuan lembar kerja siswa dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
secara keseluruhan. Penggunaan metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja
siswa sangat diperlukan untuk perubahan perilaku dan karakter belajar siswa karena
membuat pembelajaran jauh lebih bermakna, menyenangkan dan responsif.
Pada dasarnya Aktivitas berasal dari kata dasar aktif. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia menyatakan aktif berarti giat bekerja atau berusaha, sedangkan
aktivitas berarti keaktifan dalam suatu kegiatan. Belajar berdasarkan aktivitas,
menurut Dave Meier (2004:9) menyatakan bergerak aktif secara fisik, mental,dan
emosional dalam proses pembelajaran, dengan memanfaatkan segala potensi indera
yang dimiliki sebanyak mungkin,dan membuat seluruh tubuh atau pikiran terlibat
dalam proses pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas merupakan
bergeraknya seluruh potensi yang ada dalam diri seseorang / siswa secara aktif, baik
fisik, mental maupun emosional dengan melihatkan pikiran dalam suatu proses
pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif pula.
Adapun gerak fisik, mental,dan emosional yang dikemukakan oleh Dave
Meier ( 2004:95) adalah sebagai berikut: (1) Aktivitas Fisik, yang meliputi: (a) aktif
dalam pembelajaran, (b) aktif mendengarkan penjelasan dan dan arahan guru, (c) aktif
dalam bertanya, (d) aktif menjawab pertanyaan guru, dan (e) membawa peralatan
yang diminta oleh guru. (2) Aktivitas Mental, yang meliputi: (a) mempersiapkan diri
untuk mengikuti pembelajaran, (b) memperhatikan dengan tekun arahan dan
penjelasan guru, (c) dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dan (d)
semangat mengikuti pembelajaran. (3) Aktivitas Emosional, yang meliputi: (a) senang
mengikuti pembelajaran, (b) senang melakukan tugas yang diberikan, (c) senang
mengajukan pertanyaan, (d) senang menjawab pertanyaan, dan (e) senang kerja
kelompok dalam kegiatan pembelajaran.
Metode kerja kelompok merupakan salah satu metode mengajar yang sangat
membantu guru, karena metode kerja kelompok berusaha untuk meningkatkan kerja
sama antar siswa dalam mencapai tujuan bersama.
Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya (2005:63) menyatakan bahwa
“Metode kerja kelompok dalam rangka pendidikan dan pengajaran ialah kelompok
dari kumpulan beberapa individu yang bersifat pedagogis yang di dalamnya terdapat
adanya hubungan timbal balik antar individu serta sikap saling percaya. Sedangkan
menurut Sagala (dalam Isriani Hardani dan Dewi Puspitasari, 2012:23) menyatakan
bahwa metode kerja kelompok adalah bahwa siswa dalam suatu kelas dipandang
sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri, ataupun dibagi atas kelompok-kelompok
kecil atau sub-sub kelompok.
Menurut J.J. Hasibuan dan Moedjiono (2009:24) Menyatakan bahwa metode
kerja kelompok adalah salah satu strategi belajar-mengajar yang memiliki kadar
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode kerja kelompok adalah
suatu kegiatan yang melibatkan siswa secara berkelompok dalam proses pembelajaran
sehingga anak menjadi aktif.
Adapun kelebihan dan kekurangan metode kerja kelompok menurut Abu
Ahmadi dan Joko Tri Prasetya (2005:64) adalah sebagai berikut:
Kelebihan dari metode kerja kelompok yaitu: (a) Dapat meningkatkan kepribadian,
seperti kerjasama, toleransi, berpikir kritis, disiplin, dan sebagainya. (b) Anak-anak
yang pandai dalam kelompoknya dapat membantu temannya memenangkan
persaingan antar kelompok. Sedangkan kekurangan dari metode kerja kelompok
yaitu: (a) Metode kelompok memerlukan persiapan-persiapan yang agak rumit apabila
dibandingkan dengan metode lain, misalnya dengan metode ceramah. (b) Apabila
terjadi persaingan negatif, hasil pekerjaan akan lebih memburuk.
LKS merupakan lembar kerja bagi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler
maupun kokurikuler untuk mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran yang
didapat (Azhar, 2011 : 78). LKS (lembar kerja siswa) adalah materi ajar yang dikemas
secara integrasi sehingga memungkinkan siswa mempelajari materi tersebut secara
mandiri.
Menurut Andi Prastowo (2011:204) menyatakan bahwa Lembar Kerja Siswa
(LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta didik
diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam Lembar
Kerja Siswa (LKS) peserta didik akan mendapatkan materi,ringkasan, dan tugas yang
berkaitan dengan materi. Selain itu, peserta didik juga dapat menemukan arahan yang
terstruktur untuk memahami materi yang diberikan.
Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu perangkat pembelajaran
matematika yang cukup penting dan diharapkan mampu membantu peserta didik
menemukan serta mengembangkan konsep matematika. Lembar Kerja Siswa (LKS)
merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan
belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan
guru, sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar.
Dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam pengajaran akan
membuka kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk ikut aktif dalam
pembelajaran. Dengan demikian guru bertanggung jawab penuh dalam memantau
siswa dalam proses belajar mengajar.
Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah
lembaran kertas yang intinya berisi informasi dan instruksi dari guru kepada siswa
agar dapat mengerjakan sendiri suatu kegiatan belajar melalui praktek atau
mengerjakan tugas dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk
mencapai tujuan pengajaran”.
Berdasarkan pengertian dan penjelasan awal mengenai Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang telah kita singgung pada bagian sebelumnya bahwa menurut Arsyad
(2011) Lembar Kerja Siswa (LKS) memiliki setidaknya empat fungsi sebagai berikut:
(a) sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih
mengaktifkan peserta didik, (b) sebagai bahan ajar yang mepermudah peserta didik
untuk memahami materi yang diberikan, (c) sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya
tugas untuk berlatih, dan (d) memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta
didik.
Dalam hal ini, paling tidak ada empat poin yang menjadi tujuan penyusunan
Lembar Kerja Siswa (LKS), yaitu: (a) menyajikan bahan ajar yang memudahkan
peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan, (b) menyajikan tugas-
tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan,
(c) melatih kemandiran belajar peserta didik, dan (d) memudahkan pendidik dalam
memberikan tugas kepada peserta didik.
Mengenai kegunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) bagi kegiatan pembelajaran,
tentu saja ada cukup banyak kegunaan. Bagi kita selaku pendidik, melalui Lembar
Kerja Siswa kita mendapat kesempatan untuk memancing peserta didik agar secara
aktif terlibat dengan materi yang dibahas.
Setiap Lembar Kerja Siswa (LKS) disusun dengan materi-materi dan tugas-
tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Karena adanya
perbedaan maksud dan tujuan pengemasan materi pada masing-masing Lembar Kerja
Siswa (LKS) tersebut, hal ini berakibat Lembar Kerja Siswa (LKS) memiliki berbagai
macam bentuk. Jika kita telusuri hal tersebut, maka paling tidak kita akan menemukan
lima macam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS) yang umumnya digunakan oleh
peserta didik, yaitu sebagai berikut: (a) Lembar Kerja Siswa (LKS) yang membantu
peserta didik menemukan suatu konsep, (b) Lembar Kerja Siswa (LKS) membantu
peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah
ditemukan, (c) Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berfungsi sebagai penuntun belajar,
(d) Lembar Kerja Siswa yang berfungsi sebagai penguatan, dan (e) Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum.
Langkah-langkah Aplikatif membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yaitu: (a)
Melakukan analisis kurikulum, (b) Menyusun peta kebutuhan Lembar Kerja Siswa
(LKS), (c) Menentukan judul-judul Lembar Kerja Siswa (LKS), (d) Penulisan Lembar
Kerja Siswa (LKS).
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses dan aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran KPK dan FPB dengan menggunakan metode kerja kelompok
berbantuan lembar kerja siswa di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh
Kabupaten Pontianak. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan dan
mendeskripsikan tentang: (1) Kemampuan guru merencanakan pembelajaran dengan
menerapkan metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa dalam
pembelajaran KPK dan FPB siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh
Kabupaten Pontianak, (2) Kemampuan guru menerapkan metode kerja kelompok
berbantuan lembar kerja siswa dalam pembelajaran KPK dan FPB siswa kelas VI
Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak, dan (3) Aktivitas
siswa dalam pembelajaran KPK dan FPB dengan metode kerja kelompok berbantuan
lembar kerja siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten
Pontianak.

METODE PENILITIAN
Menurut Wardani (2007:17) menyatakan jenis penelitian yang digunakan
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu merupakan penelitian yang dilakukan
di dalam kelas sehingga terfokus penelitian ini pada kegiatan pembelajaran berupa
perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi. Oleh karena itu penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelasnya sendiri dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga proses pembelajaran siswa dapat
meningkat.
Sifat penelitian yang digunakan adalah kolaborasi antara guru dan teman
sejawat dan siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten
Pontianak.
Menurut Wiraatmaja dalam (Maridjo,2010:65) menyatakan penelitian ini
mengikuti tahap–tahap Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari:
Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, Evaluasi dan Refleksi Tindakan.
Alur yang digunakan dalam PTK ini dapat dilihat melalui gambar berikut:

Alur Penelitian Tindakan Kelas

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan


tindakan I tindakan I

SIKLUS I Refleksi I Pengamatan/


Pengumpulan data I

Permasalahan Pelaksanaan
Perencanaan
baru hasil tindakan II
tindakan II
refleksi

SIKLUS II Refleksi II
Pengamatan/
Pengumpulan data
II
Permasalahan

terselesaikan

(Suharsimi, 2009: 74)


Berdasarkan keterangan dari gambar tersebut di atas, maka sebelum
melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah
penelitian. Dalam tahap ini peneliti menetapkan masalah–masalah yang dirasa perlu
untuk segera dilakukan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas yang akan
dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal. Setelah
melakukan identifikasi masalah peneliti melakukan kegiatan siklus penelitian
tindakan kelas dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Observasi dan evaluasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
dengan penunjang data kualitatif yang diperoleh selama proses pembelajaran
berlangsung. Untuk pemerolehan data yang akurat maka diperlukan teman sejawat
dalam mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian. Sedangkan refleksi
merupakan kegiatan yang mengkaji kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang
sudah dilakukan atau dari hasil observasi pada siklus I. Kekurangan yang muncul
akan diperbaiki pada siklus selanjutnya.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai
Pinyuh Kabupaten Pontianak tahun ajaran 2012 /2013 pada siswa kelas VI yang
berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 9 laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian
ini dilakukan pada awal bulan september 2012 pada pembelajaran matematika materi
KPK dan FPB.
Menurut Sugiyono (2010:309) menyatakan bahwa ada empat teknik
pengumpulan data, yaitu: (a) teknik observasi langsung, (b) teknik wawancara, (c)
teknik dokumentas, dan (d) teknik triangulasi/ gabungan.
Dari keempat pendapat tersebut, maka teknik pengumpul data yang digunakan
dalam penelitian ini teknik observasi langsung. Menurut Marshall dalam Sugiyono
(2010:310) menyatakan bahwa “through observation, the reasercher learn about
behaviorand the meaning attachedto those behavior”. Melalui observasi, peneliti
belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Teknik ini merupakan cara untuk mengumpulkan data yang dilakukan melalui
pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang sedang terjadi pada guru dan siswa
dalam proses pembelajaran.
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
lembar observasi. Lembar observasi merupakan lembar pengamatan untuk
mencatat kejadian yang terjadi disaat berlangsungnya proses pembelajaran. Dalam
penelitian ini lembar observasi yang digunakan adalah: lembar observasi guru dan
lembar observasi aktivitas belajar siswa. Lembar observasi guru digunakan untuk
mengetahui kesesuaian pelaksanaan kegiatan guru mengajar menggunakan metode
kerja kelompok. Sedangkan lembar observasi aktivitas belajar siswa digunakan untuk
menilai aktivitas siswa melalui penerapan metode kerja kelompok selama proses
belajar mengajar berlangsung. Lembar observasi ini diisi oleh pengamat sesuai
dengan indikator aktivitas siswa yang akan diamati.
Data penelitian diperoleh dari evaluasi setiap siklus untuk mengetahui hasil
belajar siswa terutama setelah dilakukan tindakan perbaikan proses belajar mengajar.
Data yang telah dideskripsikan akan direduksi dan disajikan secara sistematis
sehingga dapat ditarik kesimpulan secara kualitatif. Selanjutnya data tentang proses
pembelajaran disajikan secara naratif. Data tersebut diperoleh dari sekumpulan
informasi yang diperoleh dari hasil reduksi sehingga dapat memberikan kemungkinan
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Informasi yang dimaksud adalah
uraian proses kegiatan pembelajaran, kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa pada
setiap siklus tindakan serta hasil yang diperoleh sebagai akibat dari pemberian
tindakan. Data yang disajikan dibuat penafsiran secara kualitatif dan evaluasi untuk
merencanakan tindakan selanjutnya.
Data yang direduksi akan disajikan dalam bentuk tabel terhadap pelaksanaan
pembelajaran oleh guru dan persentase keaktifan belajar siswa. Untuk menganalisis
data yang telah terkumpul, dapat digunakan rumus: x % = x 100%

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Juli Agustus Sept Oktober Nov


2012 2012 2012 2012 2012
No Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
ke- ke- ke- ke- ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
Desain
2 Penyusunan
Instrumen
3 Pengambilan
Data
a. Siklus I
b. Siklus II
4 Analisa Data
5 Penyusunan
Laporan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas VI Sekolah Dasar
Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak tahun ajaran 2012 /2013 yang
berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 9 laki-laki dan 10 siswa perempuan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata pelajran
matematika.
Penelitian tindakan kelas ini terlaksana dalam dua siklus. Masing-masing
siklus terdiri dari empat tahap yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap
pengamatan, dan tahap refleksi.
Dalam tahap perencanaan Siklus I, guru menyusun lembar observasi yang
terdiri dari lembar observasi guru dan siswa kemudian guru membuat lembar
instrumen pembelakaran. Dalam tahap pelaksanaan, guru melaksanakan pembelajaran
dengan metode kerja kelompok berbantuan LKS pada siswa kelas VI Sekolah Dasar
Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak dengan urutan pelaksanaan
pembelajaran yaitu: 1) Kegiatan pendahuluan, yang meliputi: salam, doa, mengabsen
kehadiran siswa, apersepsi, menginformasikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan inti,
yang meliputi: melakukan eksplorasi, elaborasi, dan konformasi, menutup pelajaran,
dan memberi salam. 3) Kegaiatan penutup, yang meliputi: menyimpulkan materi yang
telah diplelajari, memberikan soal latihan/evaluasi, memberikan tindak lanjut berupa
pesan dan saran, dan memberikan salam.
Dalam tahap observasi, observasi dilakukan terhadap guru dan aktivitas
belajar yang dilakukan siswa di dalam kelas. Adapun hasil observasi terhadap
perencanaan pembelajaran yang dilakukan terhadap guru siklus I adalah sebagai
berikut:
Tabel 1
Hasil Pengamatan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Siklus I
Terlaksana
No. Indikator/aspek yang diamati
Ya Tidak
I PRA PEMBELAJARAN
1. Kesiapan ruangan, alat dan media pembelajaran ¥
2. Memeriksa kesiapan siswa ¥
II MEMBUKA PELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi ¥
Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
2. ¥
dan rencana kegiatan
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran ¥
2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan ¥
3. Menyampaikan materi sesuai dengan hireaki belajar ¥
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan ¥
B Pendekatan/Strategi Pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
1. ¥
(tujuan) yang akan dicapai
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
2. ¥
perkembangan dan kebutuhan siswa
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut ¥
4. Menguasai kelas ¥
5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual ¥
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
6. ¥
timbulnya kebiasaan positif
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang
7. ¥
telah dialokasikan
C Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar
1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media ¥
2. Menghasilkan pesan yang menarik ¥
3. Menggunakan media secara efektif dan efisien ¥
4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media ¥
D Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Memantau kemampuan belajar ¥
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
2. ¥
(tujuan)
E. Penggunaan Bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara lisan dan lancar ¥
2. Menggunakan bahasa tulis dengan baik dan benar ¥
3. Menyampaian pesan dengan gaya yang sesuai ¥
IV. PENUTUP
Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan
1. ¥
siswa
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa ¥
3. Melaksanakan tindak lanjut ¥
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dideskripsikan bahwa hasil pengamatan guru
dalam belajar mengajar pada siklus I ini masih belum efektif, hal ini disebabkan guru
belum terbiasa menggunakan metode kerja kelompok. Guru kesulitan dalam
mengontrol semua siswa saat mereka mengerjakan tugas dalam kelompok, karena ada
2 kelompok yang kebingungan disebabkan media kartu bilangan mereka hilang.
Akibatnya beberapa anggota kelompok harus membuat lagi kartu bilangan sendiri.
Dengan adanya kendala-kendala tersebut maka pembelajaran ini menjadi kurang
optimal. Selain itu guru tidak melibatkan siswa secara langsung untuk membuat
rangkuman, guru hanya mengemukakan secara lisan rangkuman dari pembelajran hari
ini.Hal ini dilakukan karna waktu pembelajaran telah berakhir.
Sedangkan aktivitas belajar siswa yang diamati pada siklus I dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2
Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Kerja Kelompok
Berbantuan LKS Pada Siklus I
Banyak Siswa Persentase
No Indikator Aktivitas Siswa
yang Aktif %
Aktivitas Fisik
1 Aktif dalam berdiskusi kelompok 15 79
2 Aktif mendengarkan penjelasan guru 17 89
3 Aktif dalam bertanya 15 79
4 Aktif dalam menjawab pertanyaan
12 63
guru
Rata-rata A 15 78
Aktivitas Mental
1 Mempersiapkan diri untuk mengikuti
19 100
pembelajaran
2 Memperhatikan pengarahan guru 17 89
3 Dapat menjawab pertanyaan yang
10 53
diberikan guru
4 Semangat mengikuti pembelajaran 15 79
Rata-rata B 15 80
Aktivitas Emosional
1 Senang mengikuti pembelajaran 15 79
2 Senang melakukan tugas yang
17 89
diberikan guru
3 Senang mengajukan pertanyaan 15 79
4 Senang menjawab pertanyaan 12 63
5 Senang bekerja sama dalam kelompok 16 84
Rata-rata C 15 79
Rata-rata (A+B+C) 15 79
Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa pada tabel 2, secara keseluruhan
dapat dikatakan bahwa aktifitas siswa masih terlihat kurang pada saat menjawab
pertanyaan dari guru. Hal ini disebabkan karena siswa kurang memahami dengan
baik mengenai materi yang diberikan. Namun siswa merasa antusias dengan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok. Dengan media kartu bilangan,
siswa juga aktif dalam menempel maupun mencari jawaban yang benar untuk mengisi
LKS.
Dalam tahap refleksi pada saat awal siklus I, pelaksanaan tindakan belum
memuaskan, dalam proses pembelajaran masih banyak ditemukan beberapa
kekurangan, antara lain: (1) siswa dikelas belum terbiasa dengan menggunakan
metode kerja kelompok, sehingga suasana kelas menjadi rebut, (2) masih kurangnya
motivasi dari guru untuk selalu aktif dalam setiap kesempatan, baik yang
berhubungan dengan aktivitas fisik, aktivitas mental, dan emosional, (3) media kartu
bilangan yang dibuat sangat kecil karena menyesuaikan bentuk isian di dalam LKS.
Untuk mengatasi kekurangan yang terjadi pada siklus I, maka oleh peneliti dan
rekan pengamat sepakat untuk melanjutkan penelitian tindakan ke siklus 2. Perbaikan-
perbaikan tersebut adalah sebagai berikut: (1) guru lebih banyak memberikan
motivasi kepada siswa agar lebih aktif saat kegiatan pembelajaran terutama saat
menjawab pertanyaan dari guru, (2) jika menggunakan kartu bilangan, ukuran kartu
yang disediakan harus lebih besar,namun untuk pembelajaran di siklus berikutnya
guru hanya perlu memberikan banyak latihan soal dirumah agar siswa terbiasa tanpa
menggunakan media kartu. Karena kartu yang digunakan pun hanya berupa bilangan
prima dari 2 sampai 13 saja, (3) guru lebih memperhatikan kondisi waktu dalam
kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Dalam tahap perencanaan Sikulus II, guru melakukan perencanaan sesuai hasil
refleksi pada siklus I, perencanaan tersebut antara lain: (1) guru kembali menyusun
lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi guru dan siswa, (2) guru kembali
membuat lembar instrument pembelajaran, (3) untuk memanfaatkan waktu, guru
mengambil inisiatif untuk tidak menempel kartu bilangan lagi pada lembar kerja
siswa, tetapi meminta siswa untuk langsung menuliskan bilangan di LKS yang telah
disediakan. Dalam tahap pelaksanaan, guru melaksanakan pembelajaran dengan
metode kerja kelompok berbantuan LKS pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri
03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak dengan urutan pelaksanaan pembelajaran
yaitu: 1) Kegiatan pendahuluan, yang meliputi: salam, doa, mengabsen kehadiran
siswa, apersepsi, menginformasikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan inti, yang
meliputi: melakukan eksplorasi, elaborasi, dan konformasi, menutup pelajaran, dan
memberi salam. 3) Kegaiatan penutup, yang meliputi: menyimpulkan materi yang
telah diplelajari, memberikan soal latihan/evaluasi, memberikan tindak lanjut berupa
pesan dan saran, dan memberikan salam.
Dalam tahap observasi, observasi dilakukan terhadap guru dan aktivitas
belajar yang dilakukan siswa di dalam kelas. Adapun hasil observasi terhadap
perencanaan pembelajaran yang dilakukan terhadap guru siklus II adalah sebagai
berikut:
Tabel 3
Hasil Pengamatan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Siklus II
Terlaksana
No. Indikator/aspek yang diamati
Ya Tidak
I PRA PEMBELAJARAN
1. Kesiapan ruangan, alat dan media pembelajaran ¥
2. Memeriksa kesiapan siswa ¥
II MEMBUKA PELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi ¥
Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
2. ¥
dan rencana kegiatan
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran ¥
2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan ¥
3. Menyampaikan materi sesuai dengan hireaki belajar ¥
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan ¥
B Pendekatan/Strategi Pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
1. ¥
(tujuan) yang akan dicapai
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
2. ¥
perkembangan dan kebutuhan siswa
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut ¥
4. Menguasai kelas ¥
5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
6. ¥
timbulnya kebiasaan positif
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang
7. ¥
telah dialokasikan
C Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar
1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media ¥
2. Menghasilkan pesan yang menarik ¥
3. Menggunakan media secara efektif dan efisien ¥
4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media ¥
D Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Memantau kemampuan belajar ¥
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
2. ¥
(tujuan)
E. Penggunaan Bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara lisan dan lancar ¥
2. Menggunakan bahasa tulis dengan baik dan benar ¥
3. Menyampaian pesan dengan gaya yang sesuai ¥
IV. PENUTUP
Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan
1. ¥
siswa
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa ¥
3. Melaksanakan tindak lanjut ¥
Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa dalam melaksanakan pembelajaran guru
sangat aktif membimbing siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.
Penggunaan waktu yang digunakan cukup optimal sehingga siswa juga semakin
terlihat paham dengan tahap-tahap pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan inti yang
meliputi; penguasaan materi pelajaran, pelaksanaan strategi pembelajaran,
pemanfaatan media dan sumber belajar, memelihara keterlibatan siswa, pelaksanaan
penilaian proses dan hasil dan penggunaan bahasa juga telah dilaksanakan dengan
baik.
Sedangkan aktivitas belajar siswa yang diamati pada siklus II dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4
Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Kerja Kelompok
Berbantuan LKS Pada Siklus II
Banyak Siswa Persentase
No Indikator Aktivitas Siswa
yang Aktif %
Aktivitas Fisik
1 Aktif dalam berdiskusi kelompok 15 89
2 Aktif mendengarkan penjelasan guru 17 100
3 Aktif dalam bertanya 15 89
4 Aktif dalam menjawab pertanyaan
13 76
guru
Rata-rata A 15 89
Aktivitas Mental
1 Mempersiapkan diri untuk mengikuti
17 100
pembelajaran
2 Memperhatikan pengarahan guru 17 100
3 Dapat menjawab pertanyaan yang
15 89
diberikan guru
4 Semangat mengikuti pembelajaran 17 100
Rata-rata B 17 98
Aktivitas Emosional
1 Senang mengikuti pembelajaran 17 100
2 Senang melakukan tugas yang
17 100
diberikan guru
3 Senang mengajukan pertanyaan 4 24
4 Senang menjawab pertanyaan 13 76
5 Senang bekerja sama dalam kelompok 15 89
Rata-rata C 13 78
Rata-rata (A+B+C) 15 88

Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa pada tabel 4, secara keseluruhan


dapat dikatakan bahwa aktifitas siswa sudah cukup baik pada saat menjawab
pertanyaan dari guru. Dalam kegiatan pembelajaran kali ini guru seolah memaksakan
siswa untuk aktif dalam menjawab, maka secara emosional dapat dilihat beberapa
siswa kurang nyaman dan panik dalam menjawab pertanyaan guru. Namun secara
keseluruhan siswa terlihat antusias dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan
secara berkelompok, dan sudah mulai memahami materi yang diajarkan, walaupun
tanpa menggunakan kartu bilangan.
Dalam tahap refleksi, berdasarkan hasil observasi siklus II baik terhadap
tindakan guru maupun dari aktifitas siswa, tampak adanya peningkatan kualitas
pembelajarannya. Selain itu kendala-kendala yang dialami pada siklus I dapat teratasi
pada siklus II. Dimana guru telah menguasai langkah-langkah yang terdapat dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran, dan siswa telah terbiasa dengan metode kerja
kelompok berbantuan LKS sehingga aktivitas siswa dikelas sudah sesuai indikator
kinerja yang diharapkan oleh peneliti.
Untuk membahas hasil observasi siklus I dan siklus II, disajikan data dalam
bentuk tabel berikut ini:
Tabel 5
Rekapitulasi Kegiatan Guru Dengan Menggunakan Metode Kerja Kelompok
Berbantuan LKS Pada Siklus I Dan Siklus II
Pelaksanaan
No. Indikator/aspek yang diamati
Siklus I Siklus II
I PRA PEMBELAJARAN
1. Kesiapan ruangan, alat dan media pembelajaran Ya Ya
2. Memeriksa kesiapan siswa Ya Ya
II MEMBUKA PELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi Ya Ya
2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan
Ya Ya
dicapai dan rencana kegiatan
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Ya Ya
2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan Tidak Ya
3. Menyampaikan materi sesuai dengan hireaki belajar Ya Ya
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Tidak Ya
B Pendekatan/Strategi Pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
Ya Ya
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
Ya Ya
perkembangan dan kebutuhan siswa
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut Ya Ya
4. Menguasai kelas Ya Ya
5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
Tidak Ya
kontekstual
6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
Ya Ya
timbulnya kebiasaan positif
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu
Tidak Ya
yang telah dialokasikan
C Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar
1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media Ya Ya
2. Menghasilkan pesan yang menarik Ya Ya
3. Menggunakan media secara efektif dan efisien Ya Ya
4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Ya Ya
D Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Memantau kemampuan belajar Ya Ya
2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
Ya Ya
(tujuan)
E. Penggunaan Bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara lisan dan lancar Ya Ya
2. Menggunakan bahasa tulis dengan baik dan benar Ya Ya
3. Menyampaian pesan dengan gaya yang sesuai Ya Ya
IV. PENUTUP
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan
Tidak Ya
siswa
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Ya Ya
3. Melaksanakan tindak lanjut Ya Ya

Dari tabel 5 tentang rekapitulasi kegiatan guru yang memuat 27 indikator


penilaian dapat dilihat bahwa pada siklus I masih terlihat beberapa kegiatan
pembelajaran yang tidak terlaksana yaitu sebanyak 5 indikator penilaian yang diisi
dengan jawaban tidak, sedangkan pada siklus II terlihat jelas bahwa semua penilaian
indikator terjawab ya,artinya semua kegiatan langkah – langkah pembelajaran
terlaksana semua. Oleh karena itu dari data yang disajikan pada tabel 5 dapat
disimpulkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas mengajar yang dilakukan oleh guru
yang berakibat pula meningkatnya kemampuan mengajar guru.
Tabel 6
Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Jumlah Siswa
Persentase
yang Aktif
No Indikator Aktivitas Siswa
Siklus Siklus Siklus Siklus
I II I II
A Aktivitas Fisik
1 Aktif dalam berdiskusi kelompok 15 15 79 89
2 Aktif mendengarkan penjelasan
17 17 89 100
guru
3 Aktif dalam bertanya 15 15 79 89
4 Aktif dalam menjawab pertanyaan
12 13 63 76
guru
Rata-Rata A 15 15 78 89
B Aktivitas Mental
1 Mempersiapkan diri untuk
19 17 100 100
mengikuti pembelajaran
2 Memperhatikan pengarahan guru 17 17 89 100
3 Dapat menjawab pertanyaan yang
10 15 53 89
diberikan guru
4 Semangat mengikuti
15 17 79 100
pembelajaran
Rata-rata B 15 17 80 98
C Aktivitas Emosional
1 Senang mengikuti pembelajaran 15 17 79 100
2 Senang melakukan tugas yang
17 17 89 100
diberikan guru
3 Senang mengajukan pertanyaan 15 4 79 24
4 Senang menjawab pertanyaan 12 13 63 76
5 Senang bekerja sama dalam
16 15 84 89
kelompok
Rata-Rata
Rata Skor C 15 13 79 78
Rata-Rata
Rata (A+B+C) 15 15 79 88

Diagram 1
Persentase Peningkatan Aktifitas Siswa Pada Pembelajaran Metematika Dengan
Metode Kerja Kelompok Berbantuan LKS
98%

89%
80%

79%
78% 78%
Aktifitas Fisik
Aktifitas Mental
Aktifitas Emosion
Emosional

Siklus I Siklus II

Dari rekapitulasi hasil penelitian dapat diketahui adanya peningkatan aktivitas


belajar siswa kelas VI pada pembelajaran matematika materi KPK dan FPB.
Demikian juga terdapat peningkatan kemampuan guru merancang RPP dan
impelementasi RPP pada kegiatan belajar
bel mengajar.
Pada tabel 5 tentang kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan aktifitas mengajar guru. Sedangkan aktifitas
belajar siswa dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan seperti yang
terlihat pada tabel 6. Aktifitas belajar siswa secara keseluruhan mengalami
peningkatan sebesar 9%. Pada siklus I, rata-rata siswa yang melakukan aktifitas fisik
sebanyak 15 siswa atau 78%, kemudian pada siklus II meningkat sebesar 11%
menjadi 89% atau 15 siswa,
siswa tidak termasuk 2 siswa yang absen pada siklus II.
Sedangkan rata-rata siswa yayang melakukan aktifitas mental pada siklus I sebanyak 15
siswa atau 80%, kemudian pada siklus II meningkat sebesar 18% menjadi 98% atau
17 siswa. Sedangkan pada aktifitas emosional siswa aktif sebanyak 15 siswa atau
79%, kemudian pada siklus II menurun sebesar 1% menjadi 78% atau 13 siswa.
Penurunan persentase ini terjadi karena pada siklus II, hal ini disebabkan karena pada
pelaksanaan pembelajaran di siklus II hampir sebagian seluruh siswa telah mengerti
atau paham dengan materi KPK dan FPB yang telah disampaikan pada siklus I.
Namun jika dilihat aktifitas siswa secara keseluruhan dapat dilihat bahwa rata-rata
siswa yang aktif pada siklus I sebanyak 15 siswa atau 79%, kemudian m meningkat pada
siklus II sebesar 9% menjadi 88% atau 15 siswa, tidak termasuk 2 siswa yang absen
pada pembelajaran siklus II.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran yang efektif oleh guru berakibat kepada peningkatan
aktifitas belajar siswa. Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh
peneliti dengan menggunakan metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa,
terdapat peningkatan aktifitas siswa pada pembelajaran matematika materi KPK dan
FPB pada siswa kelas VI SD Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas VI Sekolah
Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak dapat disimpulkan bahwa:
(1) Aktifitas fisik siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten
Pontianak meningkat setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode
kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa (LKS) pada pembelajaran matematika
materi KPK dan FPB yaitu sebesar 11%, (2) Aktifitas mental siswa kelas VI Sekolah
Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak meningkat setelah diberikan
pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja
siswa (LKS) pada pembelajaran matematika materi KPK dan FPB yaitu sebesar 18%,
dan (3) Aktifitas emosional siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh
Kabupaten Pontianak menurun setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan
metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa (LKS) pada pembelajaran
matematika materi KPK dan FPB yaitu sebesar 1%. Hal ini disebabkan karena pada
pelaksanaan pembelajaran di siklus II hampir sebagian seluruh siswa telah mengerti
atau paham dengan materi KPK dan FPB yang telah disampaikan pada siklus I.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis ingin
memberikan saran sebagai berikut: (1) Pembelajaran metode kerja kelompok perlu
dikembangkan untuk dapat mengaktifkan siswa dalam upaya memecahkan masalah
dan menemukan jawaban atas masalah dalam pembelajaran, melatih diri siswa
berpikir kritis dan kreatif, dan diskusi kelompok diharapkan membentuk nilai-nilai
dan sikap menghargai perbedaan pendapat orang lain dan saling berbagi pengetahuan,
(2) Dalam penerapan suatu metode pembelajaran, seorang guru harus
mengoptimalkan motivasi yang diberikan kepada siswa sehingga siswa lebih aktif dari
pembelajaran, namun juga harus memperhatikan kondisi emosional siswa dalam
belajar, dan (3) Dalam penggunaan metode pembelajaran, hendaknya guru mata
pelajaran matematika dapat mengoptimalkan penerapan suatu metode pembelajaran
yang inovatif, sehingga sebelum penerapannya, guru benar-benar memahami tahapan
pembelajaran secara baik.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi, A. & Prasetya, J.K. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Cv
Pustaka Setia.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Hardani, I.& Puspitasari, D. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta:
Familia.
J.J. Hasibuan & Moedjiono, 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Maridjo, Abdul Hasjmy .2010. Rambu-rambu Penelitian Tindakan Kelas. Pontianak:
Universitas Tanjungpura.
Meier, Dave. 2004. The Accelerate Learning: Panduan Kreatif dan Efektif
Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: PT Mizan
Pustaka.
Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan
Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Jogjakarta: DIVA
Press.
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional.
Wardani, IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wiraatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan
Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Pt Remaja Rasdakarya.

You might also like