You are on page 1of 320

Tanggal Pelayanan Kategori Pasien Data Dasar Pasien

11/23/2020 Anak An. Siti Fatimah; 13 bl; 73 cm; 6,6 kg

11/23/2020 Anak An. Samsul Arifin; 17 th; 169 cm; 76 kg


11/25/2020 Umum Tn. M. Noviansyah; 37 th; 150 cm; 38 kg
11/25/2020 Umum Tn. M. Arifin; 43 th; 159 cm; 54 kg

11/25/2020 Umum Tn. Herman; 36 th; 170 cm; 62kg


11/26/2020 Anak An. Desiana Prangisi; 3 th; 104 cm; 15 kg
11/26/2020 Anak An. Felisia Chafring; 7 th; 104 cm; 15 kg
11/26/2020 Anak An. Nugi Pratama; 4 th; 98cm; 12 kg

11/26/2020 IGD An. Al Fajri Sidiq Fatana; 10 th; 48 kg


11/27/2020 Anak An. Kesi Viona; 15 th; 145 cm; 41 kg
11/27/2020 Anak An. Aqila Rahma Putri; 5 th; 106 cm; 17 kg

11/27/2020 Anak An. Nur Muzakar; 4 th; 94,5 cm; 11 kg


11/27/2020 Anak An. Siti Putri; 10 th; 145 cm; 59 kg

11/27/2020 Anak An. Alif Algifari; 3 th; 98 cm; 14 kg


11/27/2020 Anak An. Wafa Saki; 8 th; 112 cm; 21 kg
11/27/2020 Anak An. Rasya Aliando F; 8 th; 113 cm; 59 kg
11/30/2020 Umum Ny. Dumasari; 51 th; 154 cm; 50 kg

11/30/2020 Umum Tn. Misranto ; 45 th; 168 cm; 73 kg


11/30/2020 Umum Tn. Sugianto; 61 th; 170 cm; 72 kg

11/30/2020 Umum Ny. Nur Asiah; 47 th; 89 kg; 155 cm


11/30/2020 Umum Tn. Yuswanto; 51 th; 174 cm; 65 kg
12/1/2020 Umum Ny. Arum Darmayanti; 38 th; 156 cm; 49 kg

12/1/2020 Umum Ny. Ani Lestari; 38 th; 160 cm; 86 kg


12/1/2020 Umum Ny. Adisty; 21 th; 154 cm; 37 kg

12/1/2020 Umum Tn. Puja Anugrah; 25 th; 165 cm; 77 kg


12/1/2020 Umum Ny. Tri Syarifah Nur; 38 th; 151 cm; 74 kg

12/1/2020 Umum Ny. Purwaning Tyas; 41 th; 156 cm; 69 kg


12/1/2020 Umum Tn. Soleman Harahap; 34 th; 166 cm; 73 kg

12/2/2020 Umum Ny. Sriani; 40 th; 151 cm; 56 kg


12/2/2020 Umum Nn. Derwati; 20 th; 158 cm; 53 kg

12/3/2020 Umum Nn. Kirana Al-Ghonia Deli; 21 th; 156 cm; 70 kg


12/3/2020 Umum Nn. Dea Lestari; 22 th; 155 cm; 58 kg

12/3/2020 Umum Tn. Muhammad Bilal; 27 th; 165 cm; 60 kg


12/3/2020 Umum Ny. Nona; 33 th; 155 cm; 50 kg

12/3/2020 Umum Nn. Putri Laila; 19 th; 157 cm; 55 kg


12/4/2020 Umum Ny. Yuni Yulia; 43 th; 160 cm; 81 kg
12/4/2020 Umum Tn. Khoirul Alamin; 24 th; 165 cm; 76 kg
12/4/2020 Umum Ny. Hikmah Tun Hasanah; 28 th; 156 cm; 63 kg

12/5/2020 Lansia Tn. Amin Jukri; 51 th; 175 cm; 47 kg


12/5/2020 Lansia Tn. Zainuddin; 69 th; 155 cm; 58 kg

12/5/2020 Lansia Ny. Sutinem; 65 th; 155 cm; 55 kg


12/5/2020 Lansia Tn. Nurhadi; 57 th; 160 cm; 55 kg
12/5/2020 Lansia Ny. Atuti; 69 th; 154 cm; 60 kg

12/5/2020 Lansia Ny. Hadar; 68 yh; 146 cm; 55 kg


12/11/2020 Lansia Ny. Normah; 49 th; 156 cm; 62 kg

12/11/2020 Lansia Tn. Sutrisno; 61 th; 163 cm; 61 kg


12/11/2020 Lansia Tn. M Saleh; 60 th; 177 cm; 65 kg

12/11/2020 Lansia Ny. Misa; 64 th; 151 cm; 48 kg


12/16/2010 Anak Nn. Fani; 11 th; 150 cm; 46 kg

12/21/2020 Lansia Tn. Subarman; 58 th; 172 cm; 88 kg


12/21/2020 Lansia Tn. Arfah; 55 th; 160 cm; 59 kg

12/21/2020 Infeksi Nn. Niawi Debora S; 24 th; 155 cm; 61 kg


12/21/2020 Lansia Ny. Badiah; 52 th; 155 cm; 72 kg

12/21/2020 Lansia Ny. Nurhidayah; 62 th; 153 cm; 47 kg


12/21/2020 Lansia Ny. Partimah; 53 th; 156 cm; 71 kg

12/22/2020 Umum Ny. Agus Yevi; 29 th; 146 cm; 50 kg


12/22/2020 Jiwa Tn. Fernando; 19 th;

12/22/2020 Umum Ny. Meli Novita; 158 cm; 75 kg


12/22/2020 Umum Ny. Sopiah; 38 th; 156 cm; 47 kg

12/22/2020 Umum Ny. Mariah; 26 th; 150 cm; 45 kg


12/22/2020 Umum Tn. Hermantoni; 39 th; 158 cm; 52 kg

12/23/2020 Umum Tn. Yuli Rosa P; 27 th; 167 cm; 75 kg


12/26/2020 Jiwa Ny. Misriani; 41 th; 158 cm; 63 kg
12/26/2020 Umum Tn. Said Khairul; 27 th; 166 cm; 73 kg
Ringkasan Penyakit
Pasien datang ke Poli Anak dengan keluhan batuk
pilek sejak 2 hari yang lalu, nafsu makan menurun.
Demam disangkal

Pasien datang ke Poli Anak dengan keluhan luka


pada kedua kaki sejak 1 minngu yang lalu, awalnya
kaki pasien tertimpa benda berat kemudian luka,
luka terasa gatal dan tidak kunjung sembuh,
pasien mengaku sering menggaruk luka sehingga
luka yang awalnya sudah kering kembali basah
lagi.
Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan
batuk sejak 2 bulan yang lalu, batuk sudah jarang,
dahak (+) sedikit, warna kuning. Terkadang
demam, nafsu makan membaik.
Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan
kedua telapak tangan terasa kebas selama hampir
1 bulan, tidak membaik dengan istirahat atau
digerakkan, terasa kebas sepanjang hari.
Riwayat jatuh (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat Asam urat (-)
Riwayat Hipertensi (+)
Riwayat Dislipidemia terkontrol (+)

Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan


demam sejak 1 hari, batuk (+) jarang, tidak
berdahak, pilek (-)
Riwayat sakit tenggorokan (-)
Riwayat sesak nafas (-)
Riwayat perjalanan keluar kota (-)
Riwayat kontak dengan orang dari luar kota (-)
Riwayat kontak pasien covid (-)
Pasien datang ke Poli Anak dengan keluhan gatal
pada kedua ketiak sejak 1 minggu yang lalu, gatal
terutama pada malam hari, terdapat bintik-bintik
kemerahan pada kedua ketiak, gatal dirasakan
juga sekeluarga.
Pasien datang ke Poli Anak dengan keluhan gatal-
gatal seluruh tubuh sejak 1 minggu yang lalu, gatal
terutama pada malam hari, terdapat bintik-bintik
kemerahan pada kedua ketiak, gatal dirasakan
juga sekeluarga.
Pasien datang ke Poli Anak dengan keluhan
muntah sejak tadi pagi, sebanyak 3x, muntah
berisi makanan.
Pasien juga mengeluh terdapat luka sayatan pada
telapak tangan kanan, terkena bagian kayu yang
tajam, luka bernanah (+)
Pasien demam sejak 1 hari.
Keluhan lain seperti batuk, pilek dan diare
disangkal.
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa

Pasien datang ke IGD dengan keluhan jatuh dari


motor, pasien tidak menggunakan helm, kepala
tidak terbentur.
Riwayat tidak sadarkan diri (-)
Riwayat muntah menyemprot (-)
Pasien datang ke Poli Anak dengan keluhan sulit
BAB sejak 4 hari yang lalu, nyeri perut (+)
Sebelumnya pernah memiliki keluhan serupa,
sudah berobat tetapi tidak membaik
Riwayat diagnosis usus buntu (+), belum operasi.
Pasien datang ke Poli Anak dengan keluhan
demam sejak 1 hari yang lalu, demam hanya pada
malam hari, tidak disertai batuk atau pilek.
Riwayat sakit tenggorokan (-)
Riwayat sesak nafas (-)
Riwayat perjalanan keluar kota (-)
Riwayat kontak dengan orang dari luar kota (-)
Riwayat kontak pasien covid (-)

Pasien datang ke Poli Anak dengan keluhan keluar


cairan dari telinga kiri sejak 2 hari yang lalu
setelah diberikan obat tetes telinga, cairan
berwarna kekuningan, tidak berbau, keluhan nyeri
telinga, demam, batuk, pilek disangkal
Pasien datang ke Poli Anak dengan keluhan diare
sejak 1 hari yang lalu, diare sebanyak 3x dari
bangun tidur sampai datang ke poli, diare tidak
berbau, tidak berdarah, tidak berbuih dan tidak
berlendir. Pasien juga mengeluh mual dan muntah
sudah 5x sejak 1 hari dan terdapat nyeri perut,
riwayat makan pedas dan jajan diluar, disangkal.
Demam (-)
Penurunan Berat Badan (-)
Pasien Datang ke Poli Umum dengan keluhan
gatal-gatal pada kedua kaki sejak 1 bulan, gatal
dirasakan terus menerus, berwarna kemerahan
pada bagian tepi. Pasien mengatakan kaki sering
lembab karena mencuci.
Riwayat alergi (-)
Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan
muncul bintil-bintil berisi air pada ketiak sebelah
kanan sejak 3 hari yang lalu, bintil-bintil terasa
gatal serta perih dan panas.
Riwayat demam (+)
Riwayat cacar air (+)

Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan nyeri


pada kedua lutut terutama saat berjalan dan saat
mau berdiri dari sujud, keluhan sudah dirasakan
sejak 6 bulan hingga saat ini nyeri sampai ke
pinggul.
Riwayat trauma (-)
Riwayat mengangkat benda berat (-)
Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan
gatal-gatal pada kedua tangan sejak 4 hari yang
lalu, gatal terutama dirasakan pada malam hari,
pasien tinggal sendiri di kontrakan.
Riwayat alergi (-)
Pasien datang ke Poli Umum dengan Keluhan
nyeri pada ulu hati sejak 1 hari, nyeri dirasakan
terutama pada pagi hari, terasa seperti terbakar
dan menjalar di tenggorokan. Pasien juga
mengatakan sering makan terlambat.
Riwayat konsumsi kopi (-)

Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan


demam sejak 1 hari, demam dirasakan sepanjang
hari. Pasien juga memiliki keluhan batuk berdahak
(+), pilek (+), sakit tenggorokan (+). Pasien juga
merasakan nyeri perut melilit disertai diare
selama 2 hari, sejak pagi sampai datang ke poli
sudah diare sebanyak 3 kali. keluhan lain seperti
mual dan muntah disangkal. BAK dalam batas
normal.
Riwayat sesak nafas (-)
Riwayat perjalanan keluar kota (-)
Riwayat kontak dengan orang dari luar kota (-)
Riwayat kontak pasien covid (-)
Riwayat makan pedas (-)
Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan nyeri
pada ulu hati sejak 1 hari yang lalu. Nyeri
dirasakan terutama pada pagi hari, keluhan mual
dan muntah disangkal, rasa terbakar didada
disangkal. Pasien mengatakan sering telat makan
akibat bekerja.

Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan


mencret sejak 1 hari yang lalu sebanyak > 10 kali.
Konsitensi cair, ampas (-), tidak berbau. Mencret
tidak disertai lendir atau darah. Pasien
mengatakan sebelumnya makan makanan pedas.
Riwayat demam (-), mual dan muntah (-), batuk,
pilek (-)
Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan
batuk sejak 3 hari yang lalu, batuk berdahak
berwarna bening. Keluhan lain seperti demam,
sesak napas, pilek, sakit tenggorokan disangkal.
Riwayat perjalanan keluar kota (-)
Riwayat kontak dengan orang dari luar kota (-)
Riwayat kontak pasien covid (-)

Pasien datang ke poli umum dengan keluhan nyeri


pada ulu hati sejak 2 hari yang lalu, terutama pada
pagi hari. Pasien juga mengeluh sering merasa
mual sejak 1 minggu, terkadang sampai muntah.
Pasien mengatakan sering terlambat makan.
Riwayat makan asam, pedas (-), konsumsi kafein
(-).
Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan
sering merasa sakit kepala sejak 1 tahun terakhir,
sakit kepala hilang timbul dan memberat sejak 1
bulan terakhir. Pasien juga merasakan tengkuk
terasa berat. Pasien seorang perokok aktid, sering
mengkonsumsi kopi dan memiliki riwayat keluarga
hipertensi. Pasien belum pernah berobat untuk
keluhannya saat ini, hanya membeli obat sakit
kepala di warung namun tidak terdapat perbaikan.

Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan mual


sejak 1 minggu yang lalu, mual tidak disertai
muntah. Terdapat keluhan nyeri pada ulu hati,
keluhan lain seperti rasa terbakar di dada
disangkal. Pasien mengatakan sering terlambat
makan. Riwayat makan asam, pedas (-), konsumsi
kafein (-).
Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan
telinga kanan terasa penuh dan nyeri sejak 5 hari
yang lalu. Pasien memiliki kebiasaan
membersihkan telinga menggunakan cotton bud,
pasien sudah membeli obat tetes telinga di
apotek, namun tidak membaik setelah pemakaian
selama 3 hari. Keluhan nyeri, telinga berdenging,
demam, batuk, pilek disangkal.

Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan


batuk dan pilek sejak 2 hari yang lalu, batuk tidak
berdahak. Pasien juga mengeluh kelihalangan
kemampuan untuk mencium aroma dan
merasakan makanan sejak 3 hari yang lalu. Pasien
juga memiliki riwayat demam 1 minggu yang lalu.
Pasien saat ini magang di perusahaan ayahnya dan
beberapa hari yang lalu terdapat karyawan yang
terkonfirmasi Covid -19, namun pasien tidak
bertemu langsung dengan karyawan tersebut
Riwayat sesak napas (-)
Riwayat perjalanan keluar negeri/kota (-)
Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan nyeri
ulu hati sejak 2 hari yang lalu, terdapat keluhan
mual, namun tidak sampai muntah, keluhan
seperti terbakar di dada disangkal. Pasien juga
mengeluh sering bersin terutama di pagi hari
sampai hidung berair sekret bening, terasa perih
dan hidung berwarna kemerahan.
Riwayat alergi dingin (+)

Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan nyeri


kepala sebelah kanan, nyeri kepala berdenyut
terus-menerus. Tidak memiliki pencetus sebelum
nyeri muncul. Keluhan muntah (-), mata merah
atau nyeri (-).
Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan
demam sejak 1 hari, demam dirasakan sepanjang
hari disertai muntah sebanyak 3x. Pasien juga
mengeluh flu dan pusing sejak 3 hari.
Riwayat sesak napas (-)
Riwayat kehilangan kemampuan penciuman dan
rasa (-)
Riwayat perjalanan ke luar negri/kota (-)
Riwayat kontak pasien terkonfirmasi Covid-19 (-)

Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan nyeri


pada betis kiri setelah terkena knalpot sejak 1
minggu yang lalu. Pasien sudah mengobati luka
dengan salep namun masih terasa perih.
Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan
batuk sejak 2 hari yang lalu, batuk disertai dahak,
berwarna putih dan encer, pasien juga mengeluh
pilek dan tenggorokan terasa sakit
Riwayat demam (-)
Riwayat sesak napas (-)
Riwayat perjalanan ke luar negri/kota (-)
Riwayat kontak pasien terkonfirmasi Covid-19 (-)
Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan nyeri
perut kanan bawah sejak 3 hari, keluhan nyeri
memberat pagi ini, pasien juga mengalami
muntah sebanyak 2 kali sejak pagi dan tidak bisa
makan, BAB dan BAK dalam batas normal.
Sebelumnya pernah memiliki keluhan serupa,
sudah berobat tetapi tidak membaik
Riwayat diagnosis usus buntu (+), belum operasi.
Pasien datang ke Poli Umum untuk kontrol
pengobatan HIV, pasien sudah dikenal dengan
HIV, saat ini tidak memiliki keluhan.
Candidiasis oral (-)
Demam (-)
Batuk dan pilek (-)
Sesak napas (-)
BAB dan BAK dalam batas normal

Pasien datang ke Poli Lansia dengan keluhan nyeri


pada perut bagian bawah, nyeri dirasakan
terutama setelah buang air kecil. BAK berwarna
keruh (+), darah (-). Nyeri ketok CVA (-/-), BAK
menetes setelah berkemih (-), BAK dipengaruhi
perubahan posisi (-), BAK pancaran lemah (-).
Riwayat demam (-)
Pasien datang ke Poli Lansia dengan keluhan sakit
kepala sejak 2 hari yang lalu, pasien mengatakan
akhir-akhir ini sulit tidur. Pasien sudah didiagnosa
hipertensi dan rutin minum obat hipertensi setiap
bulan. Pasien juga memiliki keluhan batuk
berdahak sejak 2 hari, pilek (-), demam (-), sesak
napas (-)
Riwayat perjalanan ke luar negri/kota (-)
Riwayat kontak pasien terkonfirmasi Covid-19 (-)

Pasien datang ke Poli Lansia dengan keluhan nyeri


pada ulu hati sejak 2 hari, nyeri tidak disertai mual
maupun muntah.
Keluhan rasa terbakar di dada disangkal.
Riwayat konsumsi makanan pedas, asam, kafein
disangkal.
Pasien datang ke Poli Lansia dengan keluhan gatal-
gatal pada kedua tangan sejak 1 bulan, gatal
dirasakan terus menerus, pasien mengatakan
sering berkebun menggunakan pakaian lengan
panjang dan tidak langsung mengganti pakaian
setelah dari kebun.
Pasien datang ke Poli Lansia dengan keluhan nyeri
pada ulu hati sejak 2 hari, nyeri tidak disertai mual
maupun muntah.
Keluhan rasa terbakar di dada disangkal.
Riwayat konsumsi makanan pedas, asam, kafein
disangkal.
Pasien juga mengeluh nyeri pada kedua lutut sejak
2 bulan terakhir, terutama bila banyak berjalan
dan perubahan posisi dari duduk untuk berdiri

Pasien datang ke Poli Lansia dengan keluhan nyeri


kepala sejak 2 hari yang lalu, nyeri dirasakan
hilang timbul. Pasien rutin konsumsi obat
hipertensi tiap bulan, saat ini obat sudah habis.
Pasien juga mengatakan sering kesemutan pada
kedua tangan.
Pasien datang ke Poli Lansia dengan keluhan nyeri
kepala sejak 1 hari, nyeri dirasakan hilang timbul.
Pasien rutin konsumsi obat hipertensi tiap bulan,
sudah 2 hari tidak minum obat. Pasien juga rutin
kontrol pengobatan gula setiap bulan.

Pasien datang ke Poli Lansia dengan keluhan nyeri


pinggang sejak 3 hari yang lalu, nyeri dirasakan
terutama setelah duduk lama, nyeri dirasakan
tidak menjalar, pasien sudah tidak bekerja.
Pasien datang ke Poli Lansia dengan keluhan
badan terasa lemas, batuk, pilek sejak 2 hari yang
lalu, batuk berdahak (+), nyeri tenggorokan (-).
Riwayat demam (-)
Riwayat sesak napas (-)
Riwayat perjalanan ke luar negri/kota (-)
Riwayat kontak pasien terkonfirmasi Covid-19 (-)

Pasien datang ke Poli Lansia dengan keluhan nyeri


pada ulu hati sejak 3 hari, nyeri tidak disertai mual
maupun muntah.
Keluhan rasa terbakar di dada disangkal.
Riwayat konsumsi makanan pedas, asam, kafein
disangkal.
Pasien datang ke Poli Anak dengan keluhan perih
pada mata kanan akibat terkena hanger sejak 1
hari, kelopak mata bengkak. Pasien masih dapat
melihat dengan jelas.

Pasien datang ke Poli Lansia dengan untuk kontrol


pengobatan Hipertensi dan Diabetes Melitus, saat
ini tidak memiliki keluhan, pasien rutin konsumsi
obat hipertensi dan diabetes setiap bulan.
Pasien datang ke Poli Lansia dengan keluhan
kedua telinga berair dan nyeri, 3 hari yang lalu
pasien datang berobat ke puskesmas dengan
diagnosis otitis media akut, obat sudah habis dan
keluhan sudah membaik.

Pasien datang ke Poli Infeksi dengan keluhan


tenggorokan terasa kering dan flu sejak 2 hari,
pasien melakukan pemeriksaan rapid test untuk
perjalanan ke luar kota dengan hasil reaktif.
Pasien mengatakan teman sekantor ada yang
mengalami demam, batuk, pilek, sudah
disarankan untuk pemeriksaan rapid namun
menolak.
Keluhan demam (-), batuk (-), sesak napas (-),
kehilangan kemampuan menghidu (-), kehilangan
kemampuan mengecap (-)
Riwayat perjalanan ke luar negri/kota (-)
Riwayat kontak pasien Covid-19 (-)
Pasien datang ke Poli Lansia dengan keluhan batuk
sejak 2 hari, batuk berdahak (+), dahak berwarna
putih, tidak terdapat keluhan batuk ataupun pilek.
Keluhan demam (-), kehilangan kemampuan
menghidu (-), kehilangan kemampuan mengecap
(-)
Riwayat sesak napas (-)
Riwayat perjalanan ke luar negri/kota (-)
Riwayat kontak pasien konfirmasi Covid-19 (-)

Pasien datang ke Poli Lansia dengan keluhan nyeri


kepala sejak 1 hari, nyeri dirasakan hilang timbul.
Pasien rutin konsumsi obat hipertensi tiap bulan,
sudah 2 hari tidak minum obat. Pasien juga
mengeluh terasa nyeri pada ulu hati, mual (-),
muntah (-), rasa terbakar di dada (-)
Pasien datang ke Poli Lansia dengan keluhan nyeri
pada sendi lutut sejak lebih 1 bulan, terutama bila
berjalan jauh dan perubahan posisi dari duduk
hingga berdiri, terkadang sampai terdengar bunyi
pada sendi saat digerakkan. Pasien juga mengeluh
nyeri kepala sejak 2 hari, pasien rutin kontrol
untuk pengobatan Hipertensi setiap bulan.

Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan nyeri


ulu hati sejak 2 hari yang lalu, terdapat keluhan
mual namun tidak sampai muntah, keluhan
seperti terbakar di dada disangkal.
Pasien mengatakan sering tidak sempat makan
karena bekerja.
Ibu pasien datang ke Poli Umum untuk kontrol
pengobatan kejiwaan, pasien sudah dikenal
dengan Schizophrenia dan rutin kontrol tiap bulan.
Saat ini pasien tidak memiliki keluhan, ibu pasien
mengatakan pasien sudah tidak mendengar
bisikan maupun bicara meracau.
Pasien dapat melakukan aktifitas secara mandiri.

Pasien datang ke Poli Umum untuk kontrol


pengobatan HIV, pasien sudah dikenal dengan
HIV, saat ini tidak memiliki keluhan.
Candidiasis oral (-)
Demam (-)
Batuk dan pilek (-)
Sesak napas (-)
BAB dan BAK dalam batas normal
Pasien datang ke Poli Umum untuk kontrol
pengobatan TB paru, pasien sudah dikenal dengan
TB paru dan rutin kontrol pengobatan TB setiap
bulan, saat ini tidak memiliki keluhan, berat badan
sudah meningkat, nafsu makan sudah membaik.
Demam (-)
Batuk pilek (-)
Sesak napas (-)
BAB dan BAK dalam batas normal

Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan haid


tidak berhenti sejak 1 bulan, disertai dengan rasa
nyeri saat haid, pasien mengatakan selama 1
bulan ini haid datang setiap hari, haid tidak terlalu
banyak, dalam 1 hari bisa mengganti pembalut 2-
3x.
Pasien sudah memiliki 1 anak, saat ini tidak KB.
Riwayat post partum (-)
Riwayat KB sebelumnya (-)
Pasien datang ke Poli Umum dengan keluham
mata kiri merah sejak 2 hari, mata terasa seperti
berpasir dan terasa perih. Pasien sehari-hari
menggunakan motor ke tempat kerja.
Keluhan sulit membuka mata saat bangun tidur
(-), rasa mengganjal pada mata (-), mata berair (-),
rasa nyeri sampai ke belakang mata (-)

Pasien datang ke Poli Umum untuk kontrol


pengobatan HIV, pasien sudah dikenal dengan
HIV, saat ini tidak memiliki keluhan.
Candidiasis oral (+)
Demam (-)
Batuk dan pilek (-)
Sesak napas (-)
BAB dan BAK dalam batas normal
Pasien datang ke Poli Umum untuk kontrol
pengobatan kejiwaan, pasien sudah dikenal
dengan Schizophrenia dan rutin kontrol tiap bulan.
Saat ini pasien tidak memiliki keluhan.
Pasien dapat melakukan aktifitas secara mandiri.
Status mental:
1. Penampilan: Dapat merawat diri sendiri,
penampilan sesuai usia.
2. Perilaku: Berjalan normal, gerakan abnormal (-)
3. Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif
4. Bicara: Spontan
5. Mood: Euthim
6. Afek: Terbatas
7. Keserasian: Serasi
8. Pola pikir: Flight of idea
9. Arus pikir: Relevan
10. Gangguan berbahasa: (-)
11. Preokupasi: (-)
12. Waham: (-)
13. Halusinasi: (-)
Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan gatal
pada kaki kiri sejak 1 bulan, kemudian
membengkak sejak 1 minggu terakhir, gatal
dirasakan sepanjang hari. Pasien sehari-hari
bekerja di perusahaan menggunakan sepatu boot
dan sering berkeringat.
Pemeriksaan Fisik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
HR: 120 x/menit
RR: 28 x/menit
T: 36 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 100/60 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,3 C
Kepala: Tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik, terdapat ulcus
dangkal berwarna merah kehitaman, multiple, berbatas
tegas, ukuran plakat pada ekstremitas bawah bilateral.
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 114/75 mmHg


HR: 120 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,1 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 143/80 mmHg


HR: 85 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Pemeriksaan penunjang
GDP: 99
Kolesterol toal: 162
Asam urat: 5,0
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Status dermatologi: Tampak pustul berwarna kemerahan,


berbatas tegas, jumlah multiple
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Status dermatologi: Tampak pustul berwarna kemerahan,


berbatas tegas, jumlah multiple
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

HR: 98 x/menit
RR: 24 x/menit
T: 36 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Status dermatologi: Tampak luka sayatan pada palmar


dextra, Pus (+)

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C
Kepala: Tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
Status dermatologi:
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (+) regio iliaca dan lumbar dextra, bising usus (+)
normal
Rovsing Sign (+), Psoas Sign (+), Obturator sign (-)
Dunphy Sign (-), Nyeri alih (-)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
Disarankan melakukan pemeriksaan Lab Leukosit dan diff
count
Alvarado score: 4 (belum dilakukan pemeriksaan lab)
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,1 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

HR: 85 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,2 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) meningkat, tugor kulit kembali cepat
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 153/84 mmHg


HR: 84 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,6 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) meningkat, tugor kulit kembali cepat
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Status Dermatologi: Tampak plak hiperpigmentasi


berbatas tegas jumlah soliiter dengan central healing dan
tepi aktif pada kedua kaki
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 155/86 mmHg


HR: 86 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,6 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) meningkat, tugor kulit kembali cepat
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Status Dermatologi: Tampak vesikel berkelompok


berjumlah multiple pada ketiak kanan

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 149/80 mmHg


HR: 70 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,5 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) meningkat, tugor kulit kembali cepat
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 113/64 mmHg


HR: 75 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,7 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Status dermatologi: Tampak pustul berwarna kemerahan,


berbatas tegas, jumlah multiple pada sela-sela jari tangan
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 117/85 mmHg


HR: 93 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan epigastrium (+), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 132/83 mmHg
HR: 119 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 38,1 C
Kepala: Tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (+), bising usus (+) meningkat, turgor kulit kembali
cepat
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 128/89 mmHg


HR: 113 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 37,3 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan epigastrium (+), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 111/76 mmHg
HR: 110 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36,6 C
Kepala: Tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (+), bising usus (+) meningkat, turgor kulit kembali
cepat
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 111/76 mmHg


HR: 110 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36,6 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (-), bising usus (+) normal.
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 123/79 mmHg
HR: 76 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36 C
Kepala: Tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan epigastrium (+), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 170/121 mmHg


HR: 96 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36,3 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 116/88 mmHg
HR: 84 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36 C
Kepala: Tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan epigastrium (+), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 109/71 mmHg


HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga: Nyeri tarik auricula (-/-), nyeri tekan tragus (-/-),
membran timpani tidak dapat dinilai karena tertutup
serumen.
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 130/90 mmHg


HR: 80 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36,5 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 130/70 mmHg


HR: 74 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,5 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 124/93 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,4 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 100/70 mmHg


HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 37,6 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 120/80 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,7 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
Status Dermatologi: Tampak plak eritematosa, berbatas
tegas, pada bagian dalam betis kiri
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 109/73 mmHg


HR: 72 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 118/76 mmHg


HR: 67 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (+) regio iliaca dan lumbar dextra, bising usus (+)
normal
Rovsing Sign (+), Psoas Sign (+), Obturator sign (+)
Dunphy Sign (+), Nyeri alih (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Disarankan melakukan pemeriksaan Lab Leukosit dan diff


count
Alvarado score: 6 (belum dilakukan pemeriksaan lab)
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 102/64 mmHg


HR: 81 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 99/73 mmHg
HR: 89 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,2 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal, nyeri tekan supra pubik (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 143/90 mmHg


HR: 83 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,3 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 136/70 mmHg
HR: 96 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,6 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal, nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 153/84 mmHg


HR: 84 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,6 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) meningkat, tugor kulit kembali cepat
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Status Dermatologi: Tampak plak hiperpigmentasi


berbatas tegas jumlah soliiter dengan central healing dan
tepi aktif pada kedua tangan
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 145/94 mmHg


HR: 70 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,4 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) meningkat, tugor kulit kembali cepat
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 140/93 mmHg
HR: 92 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,7 C
Kepala: Tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) meningkat, tugor kulit kembali cepat
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 140/93 mmHg


HR: 92 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,7 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) meningkat, tugor kulit kembali cepat
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Penunjang: GDS 469 mg/dl

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 140/93 mmHg


HR: 92 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,7 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) meningkat, tugor kulit kembali cepat
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 157/79 mmHg


HR: 108 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) meningkat, tugor kulit kembali cepat
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 136/70 mmHg
HR: 96 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,6 C
Kepala: Tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal, nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

HR: 84 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
hematom sub konjungtiva (+/-), palpebra edema (+/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 175/109 mmHg
HR: 102 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,5 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 149/113 mmHg


HR: 97 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,7 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga: Sekret (+/+), Membran timpani tidak dapat
dinilai, nyeri tarik auricula (-/-), nyeri tekan tragus (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

HR: 98 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,6 C
SpO2: 97%

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Tidak dilakukan pemeriksaan
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Pemeriksaan penunjang: dianjurkan melakukan Swab


KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 160/107 mmHg


HR: 87 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,6 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 178/90 mmHg
HR: 90 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,1 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal, nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 178/90 mmHg


HR: 90 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,1 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Mulut:
Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 136/105 mmHg
HR: 132 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 35,8 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal, nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 130/91 mmHg


HR: 119 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,5 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 122/85 mmHg


HR: 104 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,5 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Pemerikasaan penunjang: BTA negatif

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 136/87 mmHg


HR: 98 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,9 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Pemerikasaan penunjang: Hb: 16,9 g/dl


KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 122/78 mmHg


HR: 79 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,8 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
merah (+/-), edema palpebra (-/-), sekret (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 132/85 mmHg
HR: 98 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,4 C
Kepala: Tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
merah (+/-), edema palpebra (-/-), sekret (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah,
candidiasis oral (+)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 95/56 mmHg


HR: 74 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
merah (+/-), edema palpebra (-/-), sekret (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah,
candidiasis oral (+)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 156/104 mmHg


HR: 106 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36,7 C

Kepala: Tidak ada kelainan


Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
merah (+/-), edema palpebra (-/-), sekret (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah,
candidiasis oral (+)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
Status dermatologi: tampak plak eritem dengan pustul
berjumlah multiple di tengahnya, berbatas tidak tegas,
dan skuama di atasnya
Diagnosis Tatalaksana
J00 Acute nasopharyngitis (Common Cold) Pasaba Syr 3 x ½ Cth
Biolysin Syr 1 x 1 Cth

L08 Other local infections of skin and Gentamycin salep Sue


subcutaneous tissue CTM tab 3 x 1
A15 Respiratory tuberculosis, bacteriologically and Fixed Drug Combination 1x1
histologicallyconfirmed - Rifampicin 150 mg
- Isoniazid 75 mg
- Pirazinamid 400 mg
- Etambutol 275 mg
Vitamin B6 1x1
M25 Other joint disorders, not elsewhere Amlodipin tab 5 mg 1 x 1
classified Vitamin C 1 x 1
I 10 Essential (primary) hypertension Meloxicam 2 x 1

J00 Acute nasopharyngitis (Common Cold) Paracetamol tab 500 mg 3 x 1


Ambroxol tab 3 x 1
Vitamin C 1 x 1
B86 Scabies Scabimed salep Sue
CTM tab 4 mg 1/3 tab
B86 Scabies Scabimed salep Sue
CTM tab 4 mg 1/3 tab
Vomitus Domperidone syr 3 x ½ Cth
Vulnus Laceratum Palmar Dextra Gentamicin salep Sue

S80 Superficial injury of lower leg Gentamycin salep Sue


Kassa steril
Paracetamol syr 3x1 C

Tindakan medis: Rawat luka


Kolik abdomen e.c suspect Appendicitis Amoxicilin 250 mg 3 x 1
Asam Mefenamat 250mg 3 x 1
Observasi febris Paracetamol syr 3 x 1
Biolysin Syr 1x1

H61 Other disorders of external ear (Serumen Paracetamol syr 3 x 1 Cth


Proop) Spuling telinga kiri
Diare akut tanpa dehidrasi Oralit
Zinc 20 mg 1 x 1
Domperidone 3 x 1
Tinea Pedis Mikonazol salep
Herpes Simpleks Acyclovir tablet 3 x 400 mg selama 7 hari
Acyclovir salep
Paracetamol 3 x 1

Suspect Osteoartritis Meloxicam 2 x 1


Vitamin C 1 x 1
Scabies Scabimed salep Sue
CTM 3 x 4 mg
GERD Famotidine 2 x 1

Diare akut tanpa dehidrasi Paracetamol tab 500 mg 3 x 1


Observasi Febris Loperamide tab 2 mg --> diminum 2 butir untuk
pertama kali, kemudian dilanjutkan 1 butir tiap
setelah diare
Oralit --> diminum setelah diare
Zink 1 x 1 --> diminum selama 10 hari berturut-
turut
Ambroxol syr 3 x 1 C
Dyspepsia Antasida Syr 3 x 1 C

Diare akut tanpa dehidrasi Loperamide tab 2 mg --> diminum 2 butir untuk
pertama kali, kemudian dilanjutkan 1 butir tiap
setelah diare
Oralit --> diminum setelah diare
Zink 1 x 1 --> diminum selama 10 hari berturut-
turut
Acute Nasopharingitis Ambroxol Syr 3 x 1 C
Vit C 1 x 1

Dyspepsia Domperidone 3 x 1
Hipertensi Amlodipin tab 5 mg 1 x 1

Dyspepsia Antasida Syr 3 x 1 C


H61 Other disorders of external ear (Serumen Paracetamol tab 500 mg 3 x 1
Proop) Spuling telinga kanan

Susp. Covid-19 Paracetamol tab 500 mg 3 x 1


Guaifenesin (gg) tab 3 x 1
Vitamin C 250 mg 1 x 1

Dianjurkan untuk swab PCR


Dyspepsia Antasida Syr 3 x 1
Rhinitis Alergi Cetirizin tab 1 x 1

Migren tanpa aura Ibuprofen tab 400 mg 3 x 1


Commond Cold Paracetamol tab 500 mg 3 x 1
Observasi Febris Domperidone tab 3 x 1
Guaifenesin (gg) 3 x 1
Vitamin C 1 x 1

Combustio pedis sinistra, grade 1 Gentamycin salep Sue


Ibuprofen 400 mg 3 x 1
Commond Cold Ambroxol Syr 3 x 1 C
Vit C 1 x 1
Acute abdomen e.c suspect Appendicitis Pasien tidak diberikan antibiotik dan anti nyeri
karena direncanakan untuk dirujuk ke poli Bedah,
agar tidak menimbulkan hasil bias (false negatif)
saat pemeriksaan di Rumah sakit.
Apabila nyeri semakin hebat langsung datang ke
IGD Rumah sakit
HIV Duviral 2 x 1 mg
EFV 1 x 1 mg

ISK Komplikata Paracetamol tab 500 mg 3 x 1


Ciprofloxacin tab 500 mg 2 x 1 selama 7 hari
Hipertensi Amlodipin tab 5 mg 1 x 1
Commond cold Ambroxol syr 3 x 1 C

Dyspepsia Antasida Syr 3 x 1 C


Tinea Manus Mikonazol salep
Dyspepsia Antasida Syr 3 x 1 C
Osteoartritis Meloxicam tab 2 x 1 (p.r.n)

Hipertensi Amlodipin tab 5 mg 1 x 1


Vitamin B complex 1 x 1
Hipertensi Metformin 500 mg 2 x 1
Diabetes Melitus tipe 2 Glimepirid 2 mg 1 x 1
Captopril 1,25 mg 1 x 1

LBP Natrium diclofenac 2 x 1 (p.r.n)


Vitamin B Complex 1 x 1
Commond Cold Ambroxol Syr 3 x 1 C
Vit C 1 x 1

Dyspepsia Antasida Syr 3 x 1 C


Hematom sub conjungtiva Cendo lyteers tetes mata 4 dd gtt 2 OD
Paracetamol tab 500 mg 3 x 1 (p.r.n)

Hipertensi Metformin 500 mg 2 x 1


Diabetes Melitus tipe 2 Captopril 25 mg 1 x 1
OMA Amoxicilin 250 mg 3 x 1
Asam Mefenamat 500mg 3 x 1 (p.r.n)

Susp. Covid-19 Guaifenesin (gg) 3 x 1


Vitamin C 1 x 1
Acute Nasopharingitis Ambroxol Syr 3 x 1 C
Vit C 1 x 1

Hipertensi Captopril 12,5 mg 1 x 1


Dyspepsia Antasida syr 3 x 1 C
Suspect Osteoartritis Piroxicam tab 2 x 1
Hipertensi Amlodipin tab 5 mg 1 x 1

Dyspepsia Antasida Syr 3 x 1 C


Schizophrenia CPZ tab 100 mg 1 x 1
THP tab 2 mg 1 x 1
Haloperidol tab 5 mg 1 x 1

HIV TDF tab 300 mg 1 x 1


EFV tab 600 mg 1 x 1
ETC tab 150 mg 1 x 2
A15 Respiratory tuberculosis, bacteriologically and Fixed Drug Combination 1 x 2 (Fase Lanjutan)
histologicallyconfirmed Vitamin B6 1 x 1

Abnormal uterine bleeding Asam tranexamat tab 3 x 1


Paracetamol tab 3 x 1 (p.r.n)
Dry eye Cendo lyteers tetes mata 4 dd gtt 2 OS

HIV ETC tab 300 mg 1 x 1


Candidiasis oral EFV tab 600 mg 1 x 1
TDF tab 300 mg 1 x 1
Fluconazole tab 150 mg 1 x 1
Schizophrenia Haloperidol tab 5 mg 1 x 1
THP tab 2 mg 1 x 1
Pioderma Gentamycin salep Sue
CTM tab 3 x 1
Edukasi
Kompres jika panas
Berikan nutrisi yang cukup

Hindari kulit basah / lembab


Hindari memegang daerah luka dengan tangan
kotor
Jaga kebersihan luka
Melakukan etika batuk saat batuk atau bersin
Tidak membuang dahak sembarangan, buanglah
dahak di kamar mandi atau di tissue
Istirahat dengan cukup
Diet rendah garam dan lemak
Aktivitas fisik 15 menit setiap hari

Istirahat dengan cukup


Minum air putih 2 liter perhari
Melakukan etika batuk saat batuk dan bersin
Gunakan salep setelah mandi, sebelum tidur.
Penggunaan salep sebanyak 1x seluruh badan
hingga di sela-sela jari, digunakan oleh 1 keluarga.
Rendam pakaian yang digunakan selama 1 minggu
terakhir menggunakan air panas kemudian dicuci
dan jemur dibawah terik matahari.
Gunakan salep setelah mandi, sebelum tidur.
Penggunaan salep sebanyak 1x seluruh badan
hingga di sela-sela jari, digunakan oleh 1 keluarga.
Rendam pakaian yang digunakan selama 1 minggu
terakhir menggunakan air panas kemudian dicuci
dan jemur dibawah terik matahari.
Jaga kebersihan luka
Disiplin gunakan obat

Hindari kulit basah / lembab


Hindari memegang daerah luka dengan tangan
kotor
Jaga kebersihan luka
Diet tinggi serat
Minum air putih 2 liter perhari
Kompres jika panas
Berikan nutrisi yang cukup

Lanjutkan pemberian obat tetes telinga


Kontrol ke PKM selanjutnya 3 hari
Berikan oralit tiap setelah diare atau muntah
Lanjutkan pemberian nutrisi seimbang
Jaga kebersihan masakan dan alat makan
Lanjutkan pemberian Zink sampai 10 hari walau
sudah tidak diare
Apabila diare dan muntah masih berlanjut dan
terdapat tanda mata cekung, turgor kulit kembali
melambat segera bawa ke fasilitas kesehatan
terdekat.
Keringkan area yang terdapat jamur, kemudian
oleskan salep tipis-tipis
Hindari penggunaan alas kaki yang tertutup
Segera keringkan kaki setelah terkena air atau
berkeringat
Minum obat teratur dan habiskan
Hindari menggunakan pakaian berbahan kasar
agar vesikel tidak pecah
Kontrol bila masih ada keluhan

Kurangi berat badan


Diet tinggi serat
Berjemur setiap pagi
Gunakan salep setelah mandi, sebelum tidur.
Penggunaan salep sebanyak 1x seluruh badan
hingga di sela-sela jari, digunakan oleh 1 keluarga.
Rendam pakaian yang digunakan selama 1 minggu
terakhir menggunakan air panas kemudian dicuci
dan jemur dibawah terik matahari.
Meninggikan posisi kepala 15-20cm saat tidur
Menghindari makanan seperti cokelat, memiliki
kandungan kafein, alkohol dan makanan
berlemak, asam dan pedas
Makan paling lambat 3 jam sebelum tidur
Tidak makan terlalu kenyang

Berikan oralit tiap setelah diare atau muntah


Lanjutkan pemberian nutrisi seimbang
Jaga kebersihan masakan dan alat makan
Lanjutkan pemberian Zink sampai 10 hari walau
sudah tidak diare
Apabila diare dan muntah masih berlanjut segera
datang ke fasilitas kesehatan terdekat.
Menghindari makanan seperti cokelat, memiliki
kandungan kafein, alkohol dan makanan
berlemak, asam dan pedas
Makan dengan porsi kecil namun sering
Makan sesuai jadwal

Berikan oralit tiap setelah diare atau muntah


Lanjutkan pemberian nutrisi seimbang
Jaga kebersihan masakan dan alat makan
Lanjutkan pemberian Zink sampai 10 hari walau
sudah tidak diare
Apabila diare dan muntah masih berlanjut segera
datang ke fasilitas kesehatan terdekat.
Minum air putih 2 Liter perhari
Hindari makanan berminyak
Melaksanakan etika batuk

Menghindari makanan seperti cokelat, memiliki


kandungan kafein, alkohol dan makanan
berlemak, asam dan pedas
Makan dengan porsi kecil namun sering
Makan sesuai jadwal
Kontrol rutin sebelum obat habis
Diet rendah garam
Hindari merokok dan konsumsi kafein
Minum obat teratur

Menghindari makanan seperti cokelat, memiliki


kandungan kafein, alkohol dan makanan
berlemak, asam dan pedas
Makan dengan porsi kecil namun sering
Makan sesuai jadwal
Lanjutkan pemberian obat tetes telinga
Hindari membersihkan telinga dengan cotton bud
Kontrol ke PKM selanjutnya 3 hari

Melakukan protokol kesehatan (menggunakan


masker, mencuci tangan dan menjaga jarak)
Melakukan isolasi mandiri sampai hasil swan
keluar
Melakukan etika batuk
Segera datang ke fasilitas kesehatan bila gejala
memburuk
Menghindari makanan seperti cokelat, memiliki
kandungan kafein, alkohol dan makanan
berlemak, asam dan pedas
Makan dengan porsi kecil namun sering
Makan sesuai jadwal
Hindari pencetus alergi
Membersihkan segala perlengkapan rumah secara
rutin
Kontrol rutin

Mencari tahu penyebab muncul migren dan


menghindari pencetusnya
Memiliki catatan atau mengingat pola munculnya
serangan
Kontrol rutin
Cukup Istirahat
Minum air putih 2 liter perhari
Kompres bila panas
Melakukan etika batuk
Hindari kontak dengan orang lain.

Biarkan luka terbuka


Jangan berikan ramuan lain pada daerah luka
selain obat yang sudah diresepkan
Minum air putih 2 Liter perhari
Hindari makanan yang mencetus batuk (gorengan,
minuman manis)
Melaksanakan etika batuk
Diet tinggi serat
Minum air putih 2 liter perhari
Kontrol rutin tiap bulan
Rutin konsumsi obat

Jangan menahan BAK


Minum air putih 2 Liter perhari
Minum air putih 2 Liter perhari
Hindari makanan berminyak dan berlemak
Diet rendah natrium
Melaksanakan etika batuk

Menghindari makanan seperti cokelat, memiliki


kandungan kafein, alkohol dan makanan
berlemak, asam dan pedas
Makan dengan porsi kecil namun sering
Makan sesuai jadwal
Keringkan area yang terdapat jamur, kemudian
oleskan salep tipis-tipis
Segera keringkan badan dengan handuk kecil dan
mengganti pakaian setelah berkebun
Hindari menggaruk area tangan yang gatal
Menghindari makanan seperti cokelat, memiliki
kandungan kafein, alkohol dan makanan
berlemak, asam dan pedas
Makan dengan porsi kecil namun sering
Makan sesuai jadwal
Istirahta cukup
Berjemur pagi hari

Diet rendah natrium


Minum air putih 2 liter per hari
Istirahat cukup
Diet rendah natrium
Diet rendah gula dan karbohidrat
Minum air putih 2 liter per hari
Istirahat cukup

Menghindari pergerakan mendadak


Menghindari mengangkat beban berat
Minum air putih 2 Liter perhari
Hindari makanan berminyak dan berlemak
Melaksanakan etika batuk

Menghindari makanan seperti cokelat, memiliki


kandungan kafein, alkohol dan makanan
berlemak, asam dan pedas
Makan dengan porsi kecil namun sering
Makan sesuai jadwal
Kompres dengan air hangat pada mata kanan
Tidak perlu khawatir karena darah pada mata
akan diserap oleh tubuh

Diet rendah natrium


Diet rendah gula dan karbohidrat
Minum air putih 2 liter per hari
Istirahat cukup
Jangan membersihkan telinga menggunakan
cotton bud
Bila cairan telinga masih keluar dibersihkan
menggunakan tissue atau kain bersih
Hindari berenang atau masuknya air ke dalam
telinga

Melakukan protokol kesehatan (menggunakan


masker, mencuci tangan dan menjaga jarak)
Melakukan isolasi mandiri sampai hasil swab
keluar
Melakukan etika batuk
Segera datang ke fasilitas kesehatan bila gejala
memburuk
Minum air putih 2 Liter perhari
Hindari makanan yang mencetus batuk (gorengan,
minuman manis)
Melaksanakan etika batuk

Diet rendah natrium


Menghindari makanan seperti cokelat, memiliki
kandungan kafein, alkohol dan makanan
berlemak, asam dan pedas
Makan dengan porsi kecil namun sering
Makan sesuai jadwal
Diet rendah garam
Mengurangi berat badan secara perlahan
Hindari aktivitas berat dan mengangkat beban
berat.

Menghindari makanan seperti cokelat, memiliki


kandungan kafein, alkohol dan makanan
berlemak, asam dan pedas
Makan dengan porsi kecil namun sering
Makan sesuai jadwal
Kontrol rutin tiap bulan
Rutin konsumsi obat

Kontrol rutin tiap bulan


Rutin konsumsi obat
Melakukan etika batuk saat batuk atau bersin
Tidak membuang dahak sembarangan, buanglah
dahak di kamar mandi atau di tissue

Bila perdarahan tidak berhenti setelah obat habis


datang kembali ke puskesmas
Apabila terdapat gejala lemah, letih, lesu, pucat,
segera ke fasilitas kesehatan terdekat.
Gunakan kacamata untuk sehari-hari
Gunakan helm yang memiliki penutup wajah
Hindari menggesek mata

Kontrol rutin tiap bulan


Rutin konsumsi obat
Kompres pustul menggunakan air hangat agar
nanahnya terangkat sebanyak 2-3x/hari
Oleskan salep tipis-tipis
Ganti kaos kaki setiap hari
Lap bagian dalam boat setiap terasa
lembab/berkeringat
Kegiatan Latar Belakang

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah suatu bentuk


keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu
wilayah kerja Puskesmas, yang dilakukan di tiap
kelurahan/RW. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M (imunisasi
dan penanggulangan diare) dan gizi (penimbangan balita).
Sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui serta wanita usia
subur (WUS).
Posyandu Posyandu diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat
yang dibantu oleh petugas kesehatan setempat, dimana dalam
satu unit posyandu, idealnya melayani sekitar 100 balita (120
kepala keluarga) yang disesuaikan dengan kemampuan petugas
dan keadaan setempat yang dilaksanakan sebulan sekali.
Program Posyandu merupakan salah satu upaya pemerintah
untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak serta angka
kelahiran.

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah suatu bentuk


keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu
wilayah kerja Puskesmas, yang dilakukan di tiap
kelurahan/RW. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M (imunisasi
dan penanggulangan diare) dan gizi (penimbangan balita).
Sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui serta wanita usia
subur (WUS).
Posyandu Posyandu diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat
yang dibantu oleh petugas kesehatan setempat, dimana dalam
satu unit posyandu, idealnya melayani sekitar 100 balita (120
kepala keluarga) yang disesuaikan dengan kemampuan petugas
dan keadaan setempat yang dilaksanakan sebulan sekali.
Program Posyandu merupakan salah satu upaya pemerintah
untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak serta angka
kelahiran.

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah suatu bentuk


keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu
wilayah kerja Puskesmas, yang dilakukan di tiap
kelurahan/RW. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M (imunisasi
dan penanggulangan diare) dan gizi (penimbangan balita).
Sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui serta wanita usia
subur (WUS).
Posyandu Posyandu diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat
yang dibantu oleh petugas kesehatan setempat, dimana dalam
satu unit posyandu, idealnya melayani sekitar 100 balita (120
kepala keluarga) yang disesuaikan dengan kemampuan petugas
dan keadaan setempat yang dilaksanakan sebulan sekali.
Program Posyandu merupakan salah satu upaya pemerintah
untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak serta angka
kelahiran.
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah suatu bentuk
keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu
wilayah kerja Puskesmas, yang dilakukan di tiap
kelurahan/RW. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M (imunisasi
dan penanggulangan diare) dan gizi (penimbangan balita).
Sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui serta wanita usia
subur (WUS).
Posyandu Posyandu diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat
yang dibantu oleh petugas kesehatan setempat, dimana dalam
satu unit posyandu, idealnya melayani sekitar 100 balita (120
kepala keluarga) yang disesuaikan dengan kemampuan petugas
dan keadaan setempat yang dilaksanakan sebulan sekali.
Program Posyandu merupakan salah satu upaya pemerintah
untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak serta angka
kelahiran.
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
pada Pasal 5 ayat
(1) menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang
sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan. Selanjutnya pada ayat (2) ditegaskan bahwa setiap
orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Kemudian
pada ayat (3) menyatakan bahwa setiap orang berhak secara
mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri
pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya. Selanjutnya
pada pasal 6 ditegaskan bahwa setiap orang berhak
mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat
kesehatan. Untuk menjamin terpenuhinya hak hidup sehat
Kunjungan dan bagi seluruh penduduk termasuk penduduk miskin dan tidak
pemantauan ibu nifas mampu, pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan
dan KB pasca salin sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan
merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat
kesehatan yangsetinggi-tingginya.
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara
ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran
hidup, AKB 34 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi
baru lahir (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan
kesepakatan global (Millenium Develoment Goals/MDG’s
2000) pada tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu
menurun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 dan angka
kematian bayi menurun dari 34 pada tahun 2007menjadi 23.
Program Kunjungan dan pemantauan nifas merupakan salah
satu upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu
dan bayi.
Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) diresmikan
pada 14 November 1987 melalui surat keputusan bersama dari
Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri.
Sesuai dengan keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang pedoman
penyelenggaraan imunisasi. BIAS adalah bentuk operasional
dari imunisasi lanjutan yang dilaksanakan pada bulan tertentu
setiap tahunnya dengan sasaran semua anak kelas 1, 2 dan 3 di
seluruh Indonesia. Imunisasi adalah suatu cara untuk
meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit, sehingga bila kelak terjadi kontak dengan
penyakit tersebut tidak terkena penyakit tersebut atau memiliki
gejala yang lebih ringan daripada orang yang tidak
mendapatkan imunisasi tersebut. Imunisasi lanjutan adalah
BIAS imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan di
atas ambang perlindungan atau untuk memperpanjang masa
perlindungan. Pelaksanaan kegiatan BIAS dilaksanakan oleh
puskesmas dan diawasi oleh dinas kesehatan.
Faktor penghambat pelaksanaan BIAS berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 482/
MENKES/SK/VI/2010 tentang Gerakan Imunisasi Nasional
yaitu konsekuensi dari penerapan desentralisasi yang belum
berjalan semestinya, kurangnya dana operasional imunisasi
rutin di kabupaten atau kota, banyaknya pemekaran daerah
yang tidak didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana,
kurangnya koordinasi lintas sektor (unit pelanyanan kesehatan
swasta) terutama mengenai pencatatan dan pelaporan, masih
adanya keterlambatan dalam pendistribusian vaksin,
kekurangan jumlah, kualitas, dan distribusi SDM dan
kurangnya informasi yang lengkap dan akurat tentang
pentingnya imunisasi.
Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) diresmikan
pada 14 November 1987 melalui surat keputusan bersama dari
Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri.
Sesuai dengan keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang pedoman
penyelenggaraan imunisasi. BIAS adalah bentuk operasional
dari imunisasi lanjutan yang dilaksanakan pada bulan tertentu
setiap tahunnya dengan sasaran semua anak kelas 1, 2 dan 3 di
seluruh Indonesia. Imunisasi adalah suatu cara untuk
meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit, sehingga bila kelak terjadi kontak dengan
penyakit tersebut tidak terkena penyakit tersebut atau memiliki
gejala yang lebih ringan daripada orang yang tidak
mendapatkan imunisasi tersebut. Imunisasi lanjutan adalah
BIAS imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan di
atas ambang perlindungan atau untuk memperpanjang masa
perlindungan. Pelaksanaan kegiatan BIAS dilaksanakan oleh
puskesmas dan diawasi oleh dinas kesehatan.
Faktor penghambat pelaksanaan BIAS berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 482/
MENKES/SK/VI/2010 tentang Gerakan Imunisasi Nasional
yaitu konsekuensi dari penerapan desentralisasi yang belum
berjalan semestinya, kurangnya dana operasional imunisasi
rutin di kabupaten atau kota, banyaknya pemekaran daerah
yang tidak didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana,
kurangnya koordinasi lintas sektor (unit pelanyanan kesehatan
swasta) terutama mengenai pencatatan dan pelaporan, masih
adanya keterlambatan dalam pendistribusian vaksin,
kekurangan jumlah, kualitas, dan distribusi SDM dan
kurangnya informasi yang lengkap dan akurat tentang
pentingnya imunisasi.
faktor resiko Penyakit Tidak Menular secara mandiri dan
berkesinambungan. Posbindu PTM menjadi salah satu bentuk
upaya kesehatan masyarakat (UKM) yang selanjutnya
berkembang menjadi upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM). Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan
oleh kader kesehatan yang telah ada atau beberapa orang dari
masing-masing kelompok/organisasi/lembaga/tempat kerja
yang bersedia menyelenggarakan posbindu PTM, yang dilatih
secara khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan
pemantauan faktor risiko PTM di masing-masing kelompok
atau organisasinya. Kriteria Kader Posbindu PTM minimal bisa
membaca dan menulis, lebih diutamakan berpendidikan
minimal SLTA atau sederajat.

Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak


Posbindu lanjut dini yang dapat dilakukan oleh posbindu PTM, maka
dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok posbindu PTM yaitu

Posbindu PTM Dasar meliputi pemeriksaan deteksi dini faktor


risiko yang dilakukan dengan wawancara terarah melalui
penggunaan instrumen atau formulir untuk mengidentifikasi
riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga yang telah
diderita sebelumnya, pengukuran berat badan, tinggi badan,
lingkar perut, Indeks Massa Tubuh (IMT), analisa lemak tubuh,
pemeriksaan tekanan darah serta penyuluhan.
Posbindu PTM Utama meliputi kegiatan posbindu PTM Dasar
ditambah pemeriksaan gula darah, kolesterol total, trigliserida,
pengukuran arus puncak ekspirasi (APE), konseling dan
pemeriksaan IVA serta pemeriksaan klinis payudara yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter, bidan, perawat
kesehatan/tenaga analis laboratorium/lainnya)
lebih dari 50 juta orang dari 219 negara di dunia terkonfirmasi
positif COVID-19 dengan angka kematian mencapai 1.254.567
(berdasarkan data WHO pada tanggal 10 November 2020). 
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa gejala klinis COVID-
19 ini didominasi oleh demam, batuk, anosmia, sampai pada
gagal napas. Gejala klinis dan progresivitas penyakit akibat
infeksi virus SAR-CoV2 sebagai penyebab COVID-19
tergantung pada kekuatan dan karakteristik virus yang terus
berubah dan imunitas atau daya tahan tubuh manusia.
Akibatnya, seseorang yang terinfeksi dapat saja tidak bergejala
sampai mengalami gejala berat yang berakhir pada kematian.
Hal lain yang juga memengaruhi transmisi penyakit ini di
masyarakat adalah bahwa seseorang yang positif terinfeksi dan
tidak bergejala tetap dapat menularkan ke orang lain, terutama
melalui droplet.
Tracing Covid Tingginya angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia juga
menjadi evaluasi penting terhadap adanya kemungkinan
keterlambatan konfirmasi positif kasus COVID-19 yang
berakibat kepada keterlambatan penatalaksanaan dan
kurangnya kapasitas pelayanan intensif di berbagai RS rujukan.
Penelitian di berbagai belahan dunia belum menunjukkan
adanya terapi yang paling efektif untuk COVID-19 saat ini
sehingga terapi yang diterapkan adalah berdasarkan pada bukti
yang tersedia dari pengalaman klinis di berbagai negara. 
Namun demikian, meninjau kapasitas RS di seluruh Indonesia
yang belum ideal dibandingkan total jumlah penduduk, masih
bertambahnya jumlah kasus dan masih tingginya angka
kematian akibat COVID-19 di Indonesia, tantangan untuk
‘flattening the curve’ atau upaya penurunan penularan sehingga
jumlah kasus positif menurun masih harus terus dilakukan
melalui berbagai cara.
lebih dari 50 juta orang dari 219 negara di dunia terkonfirmasi
positif COVID-19 dengan angka kematian mencapai 1.254.567
(berdasarkan data WHO pada tanggal 10 November 2020). 
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa gejala klinis COVID-
19 ini didominasi oleh demam, batuk, anosmia, sampai pada
gagal napas. Gejala klinis dan progresivitas penyakit akibat
infeksi virus SAR-CoV2 sebagai penyebab COVID-19
tergantung pada kekuatan dan karakteristik virus yang terus
berubah dan imunitas atau daya tahan tubuh manusia.
Akibatnya, seseorang yang terinfeksi dapat saja tidak bergejala
sampai mengalami gejala berat yang berakhir pada kematian.
Hal lain yang juga memengaruhi transmisi penyakit ini di
masyarakat adalah bahwa seseorang yang positif terinfeksi dan
tidak bergejala tetap dapat menularkan ke orang lain, terutama
melalui droplet.
Tracing Covid Tingginya angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia juga
menjadi evaluasi penting terhadap adanya kemungkinan
keterlambatan konfirmasi positif kasus COVID-19 yang
berakibat kepada keterlambatan penatalaksanaan dan
kurangnya kapasitas pelayanan intensif di berbagai RS rujukan.
Penelitian di berbagai belahan dunia belum menunjukkan
adanya terapi yang paling efektif untuk COVID-19 saat ini
sehingga terapi yang diterapkan adalah berdasarkan pada bukti
yang tersedia dari pengalaman klinis di berbagai negara. 
Namun demikian, meninjau kapasitas RS di seluruh Indonesia
yang belum ideal dibandingkan total jumlah penduduk, masih
bertambahnya jumlah kasus dan masih tingginya angka
kematian akibat COVID-19 di Indonesia, tantangan untuk
‘flattening the curve’ atau upaya penurunan penularan sehingga
jumlah kasus positif menurun masih harus terus dilakukan
melalui berbagai cara.
Berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 yang
dilakukan Kementerian Kesehatan, balita yang mengalami
masalah gizi kurang pada 2017 mencapai 17,8%. Permasalahan
gizi lain yang ada pada balita antara lain adalah angka balita
stunting yang mencapai 29,6%, angka balita kurus 9,5% dan
angka balita gemuk mencapai 4,6%. Terdapat perbedaan
angka permasalahan gizi di tahun 2016, ada beberapa
permasalahan yang angkanya naik ada pula yang turun.
Kenaikan angka permasalahan terjadi pada stunting, yaitu
pada tahun 2016 sebesar 27,6% dan pada tahun 2017
Penimbangan Balita mengalami kenaikan 29,6%. Situasi permasalahan gizi balita di
Jawa Timur hampir sama dengan kondisi secara nasional. Profil
Kesehatan Indonesia tahun 2016 yang dirilis oleh Kementerian
Kesehatan, memberikan gambaran tentang hal tersebut.
Persentase balita dengan permasalahan gizi buruk di Jawa
Timur sebesar 3,4% dan gizi kurang sebesar 13,9%. Sedang
persentase balita dengan kondisi kerdil/pendek (stunting) di
Jawa Timur diklasifikasikan menjadi 2, yaitu sangat pendek
sebesar 7,5% dan pendek 18,6%. Upaya perbaikan gizi balita
sudah dilakukan dengan berbagai macam cara dan melibatkan
banyak pihak selain pemerintah. Program terbaru yang
diluncurkan oleh pemerintah adalah program 1000 Hari
Pertama Kelahiran (1000 HPK). Program ini sangat berkaitan
erat dengan usaha untuk menanggulangi permasalahan gizi
yang ada. Begitu pula dengan salah satu program Pukesmas
Kampung Jabi juga memberikan kontribusi dalam hal
penanggulangan permasalahan gizi yang ada.

Setiap bulan Februari dan Agustus yang merupakan Bulan


Vitamin A, diposyandu atau di fasilitas kesehatan dibagikan
vitamin A secara gratis untuk anak balita.
Bulan Februari dan Agustus adalah bulan vitamin A. Di kedua
bulan ini anak bisa mendapatkan berupa suplementasi vitamin
A Kapsul Biru (dosis 100.000 IU) untuk bayi umur 6-11 bulan
Penimbangan Balita dan Kapsul Merah (dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-59
bulan. Vitamin A dalam bentuk kapsul merah juga diberikan
kepada ibu nifas.
Adapun vitamin A, juga bisa mencegah rabun senja,
xeroftalmia, kerusakan kornea dan kebutaan serta mencegah
anemia pada ibu nifas. Sedangkan apabila anak kekurangan
vitamin A maka anak bisa menjadi rentan terserang penyakit
infeksi seperti infeksi saluran pernafasan atas, campak, dan
diare.
Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015.
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya
derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung
dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN
2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi
ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3)
meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan,
(4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal
melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN
kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat
dan vaksin, serta (6) meningkatnya responsivitas sistem
Pis PK kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan


tiga pilar utama, yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2)
penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan jaminan
kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat
dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam
pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta
pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan
dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan
kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi
berbasis risiko kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN
dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat
(benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu
ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.
mendapat perhatian cukup besar. Karena penyakit bisa timbul
dan menjangkiti manusia karena lingkungan yang tidak bagus.
Bahkan bisa menyebabkan kematian manusia itu sendiri. Pada
abad ke 19 di Inggris terjadi wabah kolera akibat dari
tercemarnya sungai Thames oleh sekreta manusia sehingga
kuman mencemari sumber-sumbaer air bersih dan kolera
mewabah dengan dahsyatnya. Banyak jatuh korban jiwa
sehingga seorang dokter bernama John Snow meneliti dan
membuktikan bahwa lingkungan yang tidak baguslah yang
menyebabkan wabah kolera tersebut. Sejak saat itu konsep
pemikiran mengenai faktor-faktor eksternal lingkungan yang
berpengaruh mulai dipelajari dan berkembang menjadi disiplin
ilmu kesehatan lingkungan.
Konsep dasar ilmu kesehatan lingkungan ini mempelajari
hubungan yang total antara lingkungan hidup dengan makhluk
hidup yang ada disana disebut dengan ekologi.
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan
Penyuluhan Cuci tangan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada
antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia.Himunan Ahli Kesehatan
Lingkungan (HAKLI) mendefinisikan kesehatan lingkungan
sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup
manusia yang sehat dan bahagia.
Kesehatan lingkungan merupakan kesehatan yang sangat
penting bagi kelancaran kehidupan pribumi, karena lingkungan
adalah tempat dimana pribadi tinggal. Lingkungan dapat
dikatakan sehat apabila sudah memenuhi syarat-syarat
lingkungan yang sehat. Kesehatan lingkungan yaitu bagian
integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus menangani
dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologi. Jadi kesehatan lingkungan merupakan
bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.
Pis PK
Pis PK
Kontak TB serumah

IVA
lebih dari 50 juta orang dari 219 negara di dunia terkonfirmasi
positif COVID-19 dengan angka kematian mencapai 1.254.567
(berdasarkan data WHO pada tanggal 10 November 2020). 
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa gejala klinis COVID-
19 ini didominasi oleh demam, batuk, anosmia, sampai pada
gagal napas. Gejala klinis dan progresivitas penyakit akibat
infeksi virus SAR-CoV2 sebagai penyebab COVID-19
tergantung pada kekuatan dan karakteristik virus yang terus
berubah dan imunitas atau daya tahan tubuh manusia.
Akibatnya, seseorang yang terinfeksi dapat saja tidak bergejala
sampai mengalami gejala berat yang berakhir pada kematian.
Hal lain yang juga memengaruhi transmisi penyakit ini di
masyarakat adalah bahwa seseorang yang positif terinfeksi dan
tidak bergejala tetap dapat menularkan ke orang lain, terutama
melalui droplet.
Penyuluhan Tingginya angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia juga
menjadi evaluasi penting terhadap adanya kemungkinan
keterlambatan konfirmasi positif kasus COVID-19 yang
berakibat kepada keterlambatan penatalaksanaan dan
kurangnya kapasitas pelayanan intensif di berbagai RS rujukan.
Penelitian di berbagai belahan dunia belum menunjukkan
adanya terapi yang paling efektif untuk COVID-19 saat ini
sehingga terapi yang diterapkan adalah berdasarkan pada bukti
yang tersedia dari pengalaman klinis di berbagai negara. 
Namun demikian, meninjau kapasitas RS di seluruh Indonesia
yang belum ideal dibandingkan total jumlah penduduk, masih
bertambahnya jumlah kasus dan masih tingginya angka
kematian akibat COVID-19 di Indonesia, tantangan untuk
‘flattening the curve’ atau upaya penurunan penularan sehingga
jumlah kasus positif menurun masih harus terus dilakukan
melalui berbagai cara.
lebih dari 50 juta orang dari 219 negara di dunia terkonfirmasi
positif COVID-19 dengan angka kematian mencapai 1.254.567
(berdasarkan data WHO pada tanggal 10 November 2020). 
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa gejala klinis COVID-
19 ini didominasi oleh demam, batuk, anosmia, sampai pada
gagal napas. Gejala klinis dan progresivitas penyakit akibat
infeksi virus SAR-CoV2 sebagai penyebab COVID-19
tergantung pada kekuatan dan karakteristik virus yang terus
berubah dan imunitas atau daya tahan tubuh manusia.
Akibatnya, seseorang yang terinfeksi dapat saja tidak bergejala
sampai mengalami gejala berat yang berakhir pada kematian.
Hal lain yang juga memengaruhi transmisi penyakit ini di
masyarakat adalah bahwa seseorang yang positif terinfeksi dan
tidak bergejala tetap dapat menularkan ke orang lain, terutama
melalui droplet.
Penyuluhan Tingginya angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia juga
menjadi evaluasi penting terhadap adanya kemungkinan
keterlambatan konfirmasi positif kasus COVID-19 yang
berakibat kepada keterlambatan penatalaksanaan dan
kurangnya kapasitas pelayanan intensif di berbagai RS rujukan.
Penelitian di berbagai belahan dunia belum menunjukkan
adanya terapi yang paling efektif untuk COVID-19 saat ini
sehingga terapi yang diterapkan adalah berdasarkan pada bukti
yang tersedia dari pengalaman klinis di berbagai negara. 
Namun demikian, meninjau kapasitas RS di seluruh Indonesia
yang belum ideal dibandingkan total jumlah penduduk, masih
bertambahnya jumlah kasus dan masih tingginya angka
kematian akibat COVID-19 di Indonesia, tantangan untuk
‘flattening the curve’ atau upaya penurunan penularan sehingga
jumlah kasus positif menurun masih harus terus dilakukan
melalui berbagai cara.
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang
merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan
menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang
dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga
rentan diserang berbagai penyakit.
Kebijakan nasional penanggulangan HIV-AIDS menggaris
bawahi kebutuhan serangkaian program layanan yang
komprehensif dan bermutu yang menjangkau luas masyarakat
Penyuluhan dengan tujuan mencegah dan mengurangi penularan HIV-
AIDS, meningkatkan kualitas hidup Orang Dengan HIV-AIDS
(ODHA), mengurangi dampak social dan ekonomi akibat HIV-
AIDS pada individu. Kebijakan nasional juga memberikan
prioritas kepada program intervensi yang potensial efektif
dengan biaya yang dapat dijangkau. Program layanan yang
komprehensif HIV-AIDS mencakup promosi dan pencegahan,
perawatan dukungan dan pengobatan, pemberdayaan social
dan ekonomi, penciptaan lingkungan fisik dan social yang
kondusif terhadap upaya penanggulangan, dan penguatan
kelembagaan. Program pencegahan transmisi seksual
dilakukan melalui promosi penggunaan kondom, pengobatan,
dan Voluntary Counseling and Testing). Berbagai kebijakan dan
program penanggulangan diatas HIV-AIDS telah dilakukan
namun, penyakit yang mematikan itu terus berkembang.
Untuk itu memerlukan perhatian semua pihak, terutama
kalangan puskesmas khususnya Puskesmas Kampung Jabi
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas menyebutkan bahwa Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas Kampung Jabi merupakan salah satu unit pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah Kota Batam dengan luas
wilayah daratan 41.009 Km2 dan lautan 55.680 Km2 jumlah
penduduk 26.550 jiwa dalam wilayah kerjanya. Puskesmas
Penyuluhan Kampung Jabi memiliki banyak program dalam kinerjanya,
setiap program memiliki target dan pencapaian masing-masing
sesuai standar pelayanan minimal yang dikeluarkan oleh Dinas
Kesehatan Kota (DKK). Dalam pelaksanaannya terdapat
berbagai kesenjangan antara target dan pencapaian yang
diperoleh masing-masing program.
Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan tahunan
Puskesmas Kampung Jabi Tahun 2020 terdapat beberapa
kesenjangan antara target dan pecapaian di wilayah kerja
puskesmas Kampung Jabi, diantaranya pada program penyakit
tidak menular terdapat kesenjangan cakupan pemeriksaan
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas menyebutkan bahwa Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas Kampung Jabi merupakan salah satu unit pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah Kota Batam dengan luas
wilayah daratan 41.009 Km2 dan lautan 55.680 Km2 jumlah
penduduk 26.550 jiwa dalam wilayah kerjanya. Puskesmas
Penyuluhan Kampung Jabi memiliki banyak program dalam kinerjanya,
setiap program memiliki target dan pencapaian masing-masing
sesuai standar pelayanan minimal yang dikeluarkan oleh Dinas
Kesehatan Kota (DKK). Dalam pelaksanaannya terdapat
berbagai kesenjangan antara target dan pencapaian yang
diperoleh masing-masing program.
Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan tahunan
Puskesmas Kampung Jabi Tahun 2020 terdapat beberapa
kesenjangan antara target dan pecapaian di wilayah kerja
puskesmas Kampung Jabi, diantaranya pada program penyakit
tidak menular terdapat kesenjangan cakupan pemeriksaan
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

Dispepsia merupakan isitilah yang digunakan untuk suatu


sindrom (kumpulan gejala atau keluhan) yang terdiri dari nyeri
atau rasa tidak nyaman di ulu hati (daerah lambung),
kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan
Dyspepsia perut terasa penuh. Keluhan ini tidak selalu ada pada setiap
penderita. Bahkan pada seorang penderita, keluhan tersebut
dapat berganti atau bervariasi, baik dari segi jenis keluhan
maupun kualitas keluhan. Jadi, dispepsia bukanlah suatu
penyakit, melainkan merupakan kumpulan gejala ataupun
keluhan yang harus dicari penyebabnya. Kasus dispepsia
didunia mencapai 13 – 40 % dari total populasi setiap
tahun. Di Indonesia diperkirakan hampir 30% pasien yang
datang ke praktik umum adalah pasien yang keluhannya
berkaitan dengan kasus dispepsia. Pasien yang datang berobat
ke praktik gastroenterologist terdapat 60% dengan keluhan
dispepsia
tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi
merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang
abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya
resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan
jantung dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan
darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang
lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi
(diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis
miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca
seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah
tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140
mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg
atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya
terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Pada hipertensi
sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan
Hipertensi tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini
sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan
bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan
tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia
80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia
55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau
bahkan menurun drastis. Hipertensi maligna adalah hipertensi
yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan
kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi,
hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi. Tekanan darah
dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan
anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh
lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga
dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada
saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di
waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
Hiperglikemia adalah suatu kondisi medik berupa peningkatan
kadar glukosa dalam darah melebihi batas normal.
Hiperglikemia merupakan salah satu tanda khas penyakit
diabetes mellitus (DM), meskipun juga mungkin didapatkan
pada beberapa keadaan yang lain. Saat ini penelitian
epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM tipe-2 di
berbagai penjuru dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang DM
yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global. Pada buku
pedoman ini, hiperglikemia yang dibahas adalah yang terkait
dengan DM tipe-2. WHO memprediksi kenaikan jumlah
penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000
menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Laporan ini
menunjukkan adanya peningkatan jumlah penyandang DM
sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2035. Sedangkan
International Diabetes Federation (IDF) memprediksi adanya
Diabetes kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta
pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2003,
diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia diatas 20 tahun
sebanyak 133 juta jiwa. Dengan mengacu pada pola
pertambahan penduduk, maka diperkirakan pada tahun 2030
nanti akan ada 194 juta penduduk yang berusia diatas 20
tahun. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 oleh Departemen Kesehatan, menunjukkan bahwa rata-
rata prevalensi DM di daerah urban untuk usia di atas 15 tahun
sebesar 5,7%. Prevalensi terkecil terdapat di Propinsi Papua
sebesar 1,7%, dan terbesar di Propinsi Maluku Utara dan
Kalimantan Barat yang mencapai 11,1%. Sedangkan prevalensi
toleransi glukosa terganggu (TGT), berkisar antara 4,0% di
Propinsi Jambi sampai 21,8% di Propinsi Papua Barat dengan
rerata sebesar 10.2%
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang
melibatkan organ saluran pernapasan bagian atas dan saluran
pernapasan bagian bawah. Infeksi ini disebabkan oleh virus,
jamur dan bakteri. ISPA akan menyerang host apabila
ketahanan tubuh (immunologi) menurun. Bayi di bawah lima
tahun adalah kelompok yang memiliki sistem kekebalan tubuh
yang masih rentan terhadap berbagai penyakit.13 Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah proses infeksi akut
ISPA berlangsung selama 14 hari, yang disebabkan oleh
mikroorganisme `dan menyerang salah satu bagian, dan atau
lebih dari saluran napas, mulai dari hidung (saluran atas)
hingga alveoli (saluran bawah), termasuk jaringan adneksanya,
seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.14 Akan tetapi
sangatlah penting memperhatikan ISPA pada anak karena anak
terlalu rentan terkena penyakit ini dan penyakit ini merupakan
salah satu penyebab kematian pada anak – anak, terutama
pada bayi dan anak – anak dibawah usia lima tahun
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman dan sebagian besar menyerang paru tetapi juga dapat
menyerang organ tubuh lainnya. Tuberkulosis adalah penyakit
infeksius terutama menyerang parenkim paru. TB paru adalah
suatu penyakit yang menular yang disebabkan oleh bacil
Mycobacterium tuberculosis yang merupakan salah satu
penyakit saluran pernafasan bagian bawah. Sebagian besar
TBC bakteri M. tuberculosis masuk ke dalam jaringan paru melalui
airbone infection dan selanjutnya mengalami proses yang
dikenal sebagai focus primer. TB Paru adalah salah satu
penyakit penyakit menular yang disebabkan infeksi bakteri M.
tuberculosis yang sebagian besar menyerang paru – paru.
Kuman ini termasuk basil gram positif, berbentuk batang,
dinding sel mengandung komplek lipida glikolipida serta lilin
(wax) yang sulit ditembus zat kimia.
Tuberkulosis adalah salah satu penyakit menular yang menjadi
perhatian di dunia. Dengan berbagai upaya pengendalian yang
telah dilakukan, insidens dan kematian akibat turberkulosis
sudah menurun. Pada tahun 2014 tuberkulosis diperkirakan
menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan kematian 1,2 juta
jiwa. India, Indonesia dan China merupakan negara dengan
penderita tuberkulosis
terbesar di dunia
Masalah Intervensi

a. Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya


Pelaksanaan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas imunisasi dan pemantauan tumbuh kembang balita
Kampung Jabi belum berjalan dengan optimal. Hal b. Melakukan pengukuran berat badan dan tinggi
tersebut disebabkan oleh rendahnya kesadaran dan badan balita
pengetahuan para orang tua mengenai pentingnya c. Melakukan pemberian imunisasi pada balita
imunisasi dan pemantauan tumbuh kembang balita. sesuai usianya
Selain itu, pandemi COVID-19 juga menjadi faktor d. Melakukan edukasi mengenai pentingnya
menurunnya angka kunjungan Posyandu Balita. pemantauan tumbuh kembang balita dan mengikuti
imunisasi sesuai jadwal

a. Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya


Pelaksanaan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas imunisasi dan pemantauan tumbuh kembang balita
Kampung Jabi belum berjalan dengan optimal. Hal b. Melakukan pengukuran berat badan dan tinggi
tersebut disebabkan oleh rendahnya kesadaran dan badan balita
pengetahuan para orang tua mengenai pentingnya c. Melakukan pemberian imunisasi pada balita
imunisasi dan pemantauan tumbuh kembang balita. sesuai usianya
Selain itu, pandemi COVID-19 juga menjadi faktor d. Melakukan edukasi mengenai pentingnya
menurunnya angka kunjungan Posyandu Balita. pemantauan tumbuh kembang balita dan mengikuti
imunisasi sesuai jadwal

a. Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya


Pelaksanaan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas imunisasi dan pemantauan tumbuh kembang balita
Kampung Jabi belum berjalan dengan optimal. Hal b. Melakukan pengukuran berat badan dan tinggi
tersebut disebabkan oleh rendahnya kesadaran dan badan balita
pengetahuan para orang tua mengenai pentingnya c. Melakukan pemberian imunisasi pada balita
imunisasi dan pemantauan tumbuh kembang balita. sesuai usianya
Selain itu, pandemi COVID-19 juga menjadi faktor d. Melakukan edukasi mengenai pentingnya
menurunnya angka kunjungan Posyandu Balita. pemantauan tumbuh kembang balita dan mengikuti
imunisasi sesuai jadwal
a. Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya
Pelaksanaan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas imunisasi dan pemantauan tumbuh kembang balita
Kampung Jabi belum berjalan dengan optimal. Hal b. Melakukan pengukuran berat badan dan tinggi
tersebut disebabkan oleh rendahnya kesadaran dan badan balita
pengetahuan para orang tua mengenai pentingnya c. Melakukan pemberian imunisasi pada balita
imunisasi dan pemantauan tumbuh kembang balita. sesuai usianya
Selain itu, pandemi COVID-19 juga menjadi faktor d. Melakukan edukasi mengenai pentingnya
menurunnya angka kunjungan Posyandu Balita. pemantauan tumbuh kembang balita dan mengikuti
imunisasi sesuai jadwal

dideteksi morbiditas ibu lebih banyak. Kunjungan


nifas minimal dilakukan sebanyak empat kali
untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan
untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalahmasalah yang terjadi. Distribusi kunjungan
dilakukan pada enam sampai delapan jam setelah
melahirkan, hari ke enam postpartum, minggu
kedua postpartum, dan enam minggu postpartum.
Kunjungan postpartum mempunyai keuntungan
bagi bidan agar dapat merencanakan konseling
kesehatan sedangkan keterbatasan kunjungan
terletak pada biaya, jumlah bidan dan keamanan
saat berkunjung ke rumah ibu. Efektifitas asuhan
masa nifas dapat diukur dari proses pemulihan a. Melakukan pengukuran tekanan darah
fisiologis ibu, pengetahuan dasar tentang tehnik b. Melakukan pemeriksaan kepada bayi
menyusui yang dimiliki oleh ibu, kemampuan ibu c. Melakukan edukasi mengenai pentingnya
dalam melakukan perawatan yang tepat untuk diri pemantauan tumbuh kembang balita dan mengikuti
juga bayinya, dan kemampuan ibu untuk imunisasi sesuai jadwal
berinteraksi terhadap bayi serta anggota d. Memberikan edukasi kepada ibu mengenai KB
keluarganya. Pada masa nifas terjadi perubahan e. Pemberian tablet tambah darah dan vitamin A
fisiologis pada uterus, lokia, vagina dan perineum, kepada ibu pasca salin
payudara, sistem gastrointestinal, sistem renal,
sistem hematologi, penurunan berat badan,
tanda-tanda vital, dan dinding abdomen. Ibu nifas
membutuhan nutrisi, proses eliminasi, personal
higiene, ambulasi, aktivitas seksual, istirahat dan
latihan/senam nifas agar masa nifas berlangsung
baik. Sebanyak 76% wanita mengalami sedikitnya
satu masalah kesehatan delapan minggu setelah
melahirkan. Selama masa nifas ibu dapat
mengalami rasa tidak nyaman seperti nyeri
setelah melahirkan, keringat berlebih,
pembengkakan payudara, konstipasi, hemoroid
dan nyeri perineum
Cakupan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas
a. Pemberian penyuluhan akan pentingnya
Kampung Jabi belum berjalan dengan maksimal.
imunisasi pada anak usia sekolah
Hal ini dikarenakan pada saat pandemi anak
b. Melakukan pemberian imunisasi vaksin dT pada
sekolah terkendala untuk menghadiri proses belajar
siswa kelas 1 SD
mengajar secara tatap muka.
Cakupan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas
a. Pemberian penyuluhan akan pentingnya
Kampung Jabi belum berjalan dengan maksimal.
imunisasi pada anak usia sekolah
Hal ini dikarenakan pada saat pandemi anak
b. Melakukan pemberian imunisasi vaksin dT pada
sekolah terkendala untuk menghadiri proses belajar
siswa kelas 1 SD
mengajar secara tatap muka.
Pelaksanaan Posbindu di wilayah kerja Puskesmas
Kampung Jabi belum berjalan dengan optimal. Hal
a. Pemberian penyuluhan akan pentingnya skrining
tersebut disebabkan oleh rendahnya kesadaran dan
penyakit tidak menular
pengetahuan para orang tua mengenai pentingnya
b. Melakukan pemeriksaan tekanan darah beserta
skrining penyakit tidak menular sejak dini. Selain
pemeriksaan kadar gula, kolesterol dan asam urat
itu, pandemi COVID-19 juga menjadi faktor
menurunnya angka kunjungan Posbindu.
a. Masih tingginya kasus Covid-19 di wilayah kerja
Puskesmas Kampung Jabi
b. Pandemi Covid-19 ini menjadi salah satu a. Melakukan Tracing kontak erat pasien
tanggung jawab tenaga medis untuk memberikan terkonfirmasi positif covid-19
informasi dan edukasi kepada masyarakat demi
menurunkan laju penyebaran virus
a. Masih tingginya kasus Covid-19 di wilayah kerja
Puskesmas Kampung Jabi
b. Pandemi Covid-19 ini menjadi salah satu a. Melakukan Tracing kontak erat pasien
tanggung jawab tenaga medis untuk memberikan terkonfirmasi positif covid-19
informasi dan edukasi kepada masyarakat demi
menurunkan laju penyebaran virus
a. Melakukan pengukuran tumbuh kembang balita
tiap bulan
a. Masih ada balita yang berada dibawah garis
merah di wilayah kerja Puskesmas Kampung Jabi b. Memberikan biskuit atau makanan pendamping
untuk bayi yang memiliki berat badan rendah
c. Memberikan vitamin kepada anak sesuai usia

a. Capaian pemberian vitamin A untuk balita a. Membuka pos penimbangan khusus untuk
belum mencapai target 100% pemberian vitamin A kepada balita
Program keluarga sehat yang telah dicanangkan
oleh Kementerian Kesehatan mengacu kepada 12
Indikator keluarga sehat sebagai berikut : Keluarga
mengikuti KB, ibu bersalin di fasilitas kesehatan
dan Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap.
Progam lainnya adalah Bayi diberi ASI ekslusif
selama 6 bulan, pertumbuhan balita dipantau tiap
bulan serta Penderita TB berobat sesuai standar.
Juga Penderita Hipertensi berobat teratur,
Gangguan Jiwa berat ditelantarkan dan Tidak ada Melakukan kunjungan rumah warga Kampung Jabi
anggotaa keluarga yang merokok. Selain itu untuk melakukan wawancara
keluarga memiliki/memakai air bersih,keluarga
memiliki/memakai jamban sehat serta sekeluarga
menjadi anggota JKN. Dalam rangka
pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah
disepakati adanya 12 indikator utama untuk
penanda status kesehatan sebuah keluarga.
Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan
penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari
setiap keluarga
a.Kesehatan lingkungan merupakan faktor yang
penting dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu
unsur penentu atau determinan dalam
kesejahteraan penduduk. Dimana lingkungan yang
sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan
meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Peran
Lingkungan dalam menimbulkan penyakit:
a. Lingkungan sebagai faktor predisposisi (faktor
kecenderungan)
b. Lingkungan sebagai penyebab penyakit
(Penyebab langsung penyakit)
c. Lingkungan sebagai media transmisi
penyakit(Sebagai perantara penularan penyakit)
d. Lingkungan sebagai faktor mempengaruhi
perjalanan suatu penyakit(Faktor penunjang) Penyuluhan Cuci tangan
Kesehatan lingkungan dapat dilihat dari berbagai
segi, tergantung dari mata angin yang
ingin memulai. Kesehatan lingkungan dari “frame-
work” melalui konsep pendekatan ekologis
yaitu dikenal dengan “the nature of man
environment relationship”, namun bagi
pendekatan
tersebut kesehatan lingkungan dilihat sebagai
kumpulan program maupun kegiatan kesehatan
dalam rangka upaya manusia melalui
teknologisnya menciptakan suatu kondisi
kesehatan. Dengan semakin majunya ilmu
pengetahuan dibidang lingkungan kita lebih
menekankan
sistem tersebut pada arti interaksi antar elemen
didalamnya.
a. Masih tingginya kasus Covid-19 di wilayah kerja
Puskesmas Kampung Jabi
a. Memberikan penyuluhan mengenai Covid-19
b. Pandemi Covid-19 ini menjadi salah satu
tanggung jawab tenaga medis untuk memberikan b. Memberikan penyuluhan cara mencuci tangan
c. Memberikan penyuluhan mengenai etika batuk
informasi dan edukasi kepada masyarakat demi
menurunkan laju penyebaran virus
a. Masih tingginya kasus Covid-19 di wilayah kerja
Puskesmas Kampung Jabi
a. Memberikan penyuluhan mengenai Covid-19
b. Pandemi Covid-19 ini menjadi salah satu
tanggung jawab tenaga medis untuk memberikan b. Memberikan penyuluhan cara mencuci tangan
c. Memberikan penyuluhan mengenai etika batuk
informasi dan edukasi kepada masyarakat demi
menurunkan laju penyebaran virus
Melihat permasalahan kasus HIV dan AIDS yang
terus meningkat dan penyebarannya yang cepat
dibutuhkan program yang dapat membantu
menurunkan angka kasus HIV-AIDS. strategi yang
efektif untuk memfasilitasi perubahan perilaku
a. Memberikan Penyuluhan mengenai HIV dan
untuk pencegahan HIV dan mengurangi perilaku VCT
berisiko salah satunya melalui penyuluhan
langsung pada kelompok risiko tinggi. Penyebab
meningkatnya prevalensi HIV-AIDS karena
kurangnya pemahaman tentang HIVAIDS dan VCT
terutama bagi orang risiko tinggi
Angka kunjungan wanita usia subur untuk
melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas
Kampung Jabi belum mencapai 100%. Pada
Laporan Tahunan Puskesmas Kampung Jabi tahun
2019 target pemeriksaan IVA sebanyak 294 orang
wanita usia subur namun capaian dari pemeriksaan
ini hanya sebanyak 267 orang (90,8%), dan tidak
didapatkan hasil positif. Pada tahun 2020 target
a. Memberikan penyuluhan mengenai IVA dan
pemeriksaan IVA meningkat menjadi 890 orang deteksi dini kanker serviks
wanita usia subur, dengan capaian 73 orang
(8,2%). Berdasarkan diskusi pendahuluan bersama
pemegang program IVA bahwa masih terdapat
kendala untuk memenuhi target karena terjadi
perubahan target pencapaian pada tahun 2020
sehingga membutuhkan metode pelaksanaan yang
lebih efektif agar tercapainya target pemeriksaan
IVA di wilayah kerja Puskesmas Kampung Jabi.
Angka kunjungan wanita usia subur untuk
melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas
Kampung Jabi belum mencapai 100%. Pada
Laporan Tahunan Puskesmas Kampung Jabi tahun
2019 target pemeriksaan IVA sebanyak 294 orang
wanita usia subur namun capaian dari pemeriksaan
ini hanya sebanyak 267 orang (90,8%), dan tidak
didapatkan hasil positif. Pada tahun 2020 target
a. Memberikan penyuluhan mengenai IVA dan
pemeriksaan IVA meningkat menjadi 890 orang deteksi dini kanker serviks
wanita usia subur, dengan capaian 73 orang
(8,2%). Berdasarkan diskusi pendahuluan bersama
pemegang program IVA bahwa masih terdapat
kendala untuk memenuhi target karena terjadi
perubahan target pencapaian pada tahun 2020
sehingga membutuhkan metode pelaksanaan yang
lebih efektif agar tercapainya target pemeriksaan
IVA di wilayah kerja Puskesmas Kampung Jabi.

Penyakit Dispepsia ini menjadi salah satu dari 10 Memberikan tatalaksana dan edukasi sesuai
penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas
Kampung Jabi indikasi dan keluhan pasien
Penyakit hipertensi ini menjadi salah satu dari 10
Memberikan tatalaksana dan edukasi sesuai
penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas indikasi dan keluhan pasien
Kampung Jabi
Penyakit Diabetes Melitus ini menjadi salah satu
Memberikan tatalaksana dan edukasi sesuai
dari 10 penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas indikasi dan keluhan pasien
Kampung Jabi
Penyakit ISPA ini menjadi salah satu dari 10
Memberikan tatalaksana dan edukasi sesuai
penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas indikasi dan keluhan pasien
Kampung Jabi
Penyakit tuberkulosis ini merupakan salah satu
dari sepuluh penyakit yang menyebabkan Memberikan tatalaksana dan edukasi sesuai
indikasi dan keluhan pasien
angka kematian terbesar di dunia
Pelaksanaan Monitoring

Dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran


tinggi badan serta pemberian imunisasi pada balita a. Minimnya kesadaran orang tua mengenai
pada hari Selasa tanggal 17 November 2020 di pentingnya imunisasi dan pemantauan tumbuh
Posyandu Nusa Indah 24, Family Dream. Kegiatan kembang pada balita
tersebut berlangsung dari pukul 08.30 WIB hingga b. Minimnya disiplin dari orang tua mengenai jam
pukul 12.00 WIB. Dilakukan pengukuran tinggi pelaksanaan yang berkaitan dengan life time dari
badan dan berat badan untuk seluruh balita yang vaksin
hadir, serta 8 balita dilakukan pemberian imunisasi c. Beberapa balita tidak diikut sertakan dalam
sesuai usianya. Terdapat 18 kunjungan imunisasi oleh karena kendala kondisi medis balita
pemeriksaan ibu hamil dan KB pada waktu pelaksanaan seperti balita lagi demam.
Selain itu, dilakukan juga edukasi kepada orangtua d. Terdapat beberapa stigma maupun kekhawatiran
balita mengenai pentingnya pemantauan tumbuh orangtua balita mengenai jenis vaksin dan efek
kembang balita dan mengikuti imunisasi sesuai samping yang timbul akibat vaksin.
jadwal.

Dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran a. Minimnya kesadaran orang tua mengenai
tinggi badan serta pemberian imunisasi pada balita pentingnya imunisasi dan pemantauan tumbuh
pada hari Selasa tanggal 7 Desember 2020 di kembang pada balita
Posyandu Nongsa Asri. Kegiatan tersebut b. Minimnya disiplin dari orang tua mengenai jam
berlangsung dari pukul 08.30 WIB hingga pukul pelaksanaan yang berkaitan dengan life time dari
12.00 WIB. Terdapat 38 balita yang melakukan vaksin
pengukuran tumbuh kembang serta 11 balita c. Beberapa balita tidak diikut sertakan dalam
dilakukan pemberian imunisasi sesuai usianya. imunisasi oleh karena kendala kondisi medis balita
Selain itu, dilakukan juga edukasi kepada orangtua pada waktu pelaksanaan seperti balita lagi demam.
balita mengenai pentingnya pemantauan tumbuh d. Terdapat beberapa stigma maupun kekhawatiran
kembang balita dan mengikuti imunisasi sesuai orangtua balita mengenai jenis vaksin dan efek
jadwal. samping yang timbul akibat vaksin.

Dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran


a. Minimnya kesadaran orang tua mengenai
tinggi badan serta pemberian imunisasi pada balita
pentingnya imunisasi dan pemantauan tumbuh
pada hari Selasa tanggal 14 Desember 2020 di
kembang pada balita
Posyandu Kampung Melayu. Kegiatan tersebut
b. Minimnya disiplin dari orang tua mengenai jam
berlangsung dari pukul 08.30 WIB hingga pukul
pelaksanaan yang berkaitan dengan life time dari
12.00 WIB. Dilakukan pengukuran tinggi badan
vaksin
dan berat badan untuk seluruh balita yang hadir
c. Beberapa balita tidak diikut sertakan dalam
kemudian 47 balita dilakukan pemberian imunisasi
imunisasi oleh karena kendala kondisi medis balita
sesuai usianya.
pada waktu pelaksanaan seperti balita lagi demam.
Selain itu, dilakukan juga edukasi kepada orangtua
d. Terdapat beberapa stigma maupun kekhawatiran
balita mengenai pentingnya pemantauan tumbuh
orangtua balita mengenai jenis vaksin dan efek
kembang balita dan mengikuti imunisasi sesuai
samping yang timbul akibat vaksin.
jadwal.
Dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran
a. Minimnya kesadaran orang tua mengenai
tinggi badan serta pemberian imunisasi pada balita
pentingnya imunisasi dan pemantauan tumbuh
pada hari Selasa tanggal 18 Januari 2021 di
kembang pada balita
Posyandu Nusa Indah 28, Batu Besar. Kegiatan
b. Minimnya disiplin dari orang tua mengenai jam
tersebut berlangsung dari pukul 08.30 WIB hingga
pelaksanaan yang berkaitan dengan life time dari
pukul 12.00 WIB. Terdapat 38 balita yang hadir
vaksin
dan dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat
c. Beberapa balita tidak diikut sertakan dalam
badan kemudian 19 balita dilakukan pemberian
imunisasi oleh karena kendala kondisi medis balita
imunisasi sesuai usianya.
pada waktu pelaksanaan seperti balita lagi demam.
Selain itu, dilakukan juga edukasi kepada orangtua
d. Terdapat beberapa stigma maupun kekhawatiran
balita mengenai pentingnya pemantauan tumbuh
orangtua balita mengenai jenis vaksin dan efek
kembang balita dan mengikuti imunisasi sesuai
samping yang timbul akibat vaksin.
jadwal.

Dilakukan kunjungan ke Perumahan Permata


bandara, yang memiliki ibu pasca salin dengan
risiko tinggi yaitu BBLR, Prematur dan CTEV.
Setelah dilakukan pemeriksaan tekanan darah ibu a. Ibu cukup antusias dan aktif bertanya kepada
dalam batas normal, kondisi bayi sehat dan sudah petugas
terdapat peningkatan berat badan untuk BBLR dan b. Satu bayi tidak mendapatkan ASI Eksklusif
bayi prematur, untuk bayi dengan CTEV sudah karena ASI tidak dapat keluar
melakukan konsultasi dengan dokter spesialis
orthopedi dan saat ini sudah dilakukan tatalaksana
secara rutin.
a. Partisipasi kunjungan anak untuk bulan
imunisasi anak sekolah di SD Miftahul Hasanah
Pemberian imunisasi vaksin dT pada siswa kelas 1
masih sedikit, yaitu terhitung 18 siswa dari 75
SD Miftahul Hasanah dilaksanakan pada hari Rabu
siswa, meskipun pihak sekolah sudah
tanggal 16 Desember 2020 dimulai pukul 09.00 -
mengkoordinasikan kepada orangtua siswa 1 hari
selesai.
sebelumnya.
Dilakukan pemberian imunisasi vaksin dT pada
b. Rendahnya partisipasi diakibatkan oleh beberapa
anak kelas 1 dengan jumlah anak yang diimunisasi
faktor, seperti adanya pandemi COVID-19
sebanyak 18 siswa dari total 75 siswa.
sehungga aktifitas tatap muka di sekolah belum
Sebelum dilakukan imunisasi pada siswa,
aktif
dilakukan penyuluhan mengenai pentingnya
c. Para orangtua dan guru yang dilakukan
imunisasi pada anak usia sekolah kepada orangtua
penyuluhan mengenai pentingnya imunisasi pada
dan guru.
anak usia sekolah, dapat mengerti dan mau
dilakukan vaksin pada anaknya.
a. Partisipasi kunjungan anak untuk bulan
Pemberian imunisasi vaksin dT pada siswa kelas 1
imunisasi anak sekolah di SD Alledia cukup baik,
SD Alledia dilaksanakan pada hari Jumat tanggal
yaitu terhitung 5 siswa dilakukan pemberian vaksin
18 Desember 2020 dimulai pukul 09.00 - selesai.
pada 18 Desember 2020, 5 siswa sebelumnya
Dilakukan pemberian imunisasi vaksin dT pada
sudah dilakukan vaksin, beberapa siswa sakit dan
anak kelas 1 dengan jumlah anak yang diimunisasi
terdapat orang tua siswa yang menganut faham anti
sebanyak 5 siswa dari total 15 siswa.
vaksin
Sebelum dilakukan imunisasi pada siswa,
b. Para orangtua dan guru yang dilakukan
dilakukan penyuluhan mengenai pentingnya
penyuluhan mengenai pentingnya imunisasi pada
imunisasi pada anak usia sekolah kepada orangtua
anak usia sekolah, dapat mengerti dan mau
dan guru.
dilakukan vaksin pada anaknya.
Dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran
tinggi badan serta pengukuran tekanan darah dan
pemeriksaan kadar gula darah pada hari Sabtu
tanggal 19 Desember 2020 di Perumahan Puri
Selebriti. Kegiatan tersebut berlangsung dari pukul
08.30 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Terdapat 12
orang yang bersedia untuk dilakukan skrining a. Minimnya kesadaran peserta untuk melakukan
penyakit tidak menular dengan hasil: skrining penyakit tidak menular
- Hipertensi : 2 orang b. Peserta yang bersedia untuk dilakukan skrining
- Diabetes : 2 orang cukup aktif dan antusias dengan masalah
- Keluarga yang merokok : 3 keluarga kesehatan yang dimiliki
Selain itu, dilakukan juga edukasi kepada peserta
yang memiliki risiko penyakit tidak menular, untuk
melakukan diet rendah garam maupun gula sesuai
gejala dan keluhan peserta serta menyarankan
untuk datang ke puskesmas apabila memiliki
keluhan lebih lanjut.
Dilakukan kunjungan ke PT. Andalan Express
Indonesia berupa penyelidikan atau tracing kontak
erat pasien terkonfirmasi positif pada perusahaan
di wilayah kerja Puskesmas Kampung Jabi pada
hari Sabtu, 28 November 2020. Kegiatan
berlangsung dari pukul 09.30 sampai selesai.
Terdapat sejumlah 23 pekerja yang memiliki a. Seluruh pegawai kooperatif saat dilakukan
kontak erat dengan pasien yang terkonfirmasi wawancara dan pemeriksaan
positif Covid-19, kemudian dilakukan wawancara b. Seluruh pegawai menerapkan protokol
dan pemeriksaan kepada seluruh pekerja yang kesehatan selama bekerja
memiliki kontak erat, kemudian didapatkan hasil c. Tidak ada pegawai yang memiliki gejala tertentu
pada saat dilakukan wawancara dan pemeriksaan mengarah ke Covid-19
tidak ada yang memiliki keluhan maupun gejala
yang mengarah kasus Covid-19.
Kemudian sudah dilakukan rapid test kepada
seluruh pegawai yang memiliki kontak erat pada
tanggal 26 November 2020, didapatkan hasil
negatif.
Dilakukan kunjungan ke PT. Citra Tubindo Batam
berupa penyelidikan atau tracing kontak erat
pasien terkonfirmasi positif pada perusahaan di
wilayah kerja Puskesmas Kampung Jabi pada hari
Sabtu, 16 Januari 2021. Kegiatan berlangsung dari
pukul 09.30 sampai selesai. Terdapat sejumlah 6
a. Seluruh pegawai kooperatif saat dilakukan
pekerja yang memiliki kontak erat dengan pasien wawancara dan pemeriksaan
yang terkonfirmasi positif Covid-19, kemudian
b. Seluruh pegawai menerapkan protokol
dilakukan wawancara dan pemeriksaan kepada kesehatan selama bekerja
seluruh pekerja yang memiliki kontak erat,
kemudian didapatkan hasil pada saat dilakukan c. Tidak ada pegawai yang memiliki gejala tertentu
mengarah ke Covid-19
wawancara dan pemeriksaan tidak ada yang
memiliki keluhan maupun gejala yang mengarah
kasus Covid-19.
Kemudian sudah dilakukan Swab PCR kepada
seluruh pegawai yang memiliki kontak erat pada
tanggal 9 Januari 2021, didapatkan hasil negatif.
Dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran
tinggi badan kepada seluruh anak yang datang
pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2020 di Pos
penimbangan Devely. Kegiatan tersebut
berlangsung dari pukul 08.30 WIB hingga pukul
12.00 WIB. Terdapat 38 anak yang dilakukan
pengukuran tumbuh kembang, kemudian a. Ibu cukup antusias dan aktif bertanya kepada
didapatkan 4 orang balita dengan gizi kurang, petugas
namun sudah terdapat peningkatan berat badan. b. Ibu cukup bersemangat untuk mengejar
Selain itu, dilakukan juga pemberian edukasi keterlambatan pertumbuhan balita
kepada ibu balita untuk tetap memberikan nutrisi
kepada balita, kemudian diberikan biskuit atau
makanan pendamping dengan harapan
pertumbuhan balita membaik untuk kedepannya.
Selanjutnya diberikan Vitamin biolysin kepada
seluruh anak yang hadir sesuai usianya

Dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran


tinggi badan kepada seluruh anak yang datang
pada hari Kamis tanggal 11 Februari 2020 di Pos
penimbangan Citra Mandiri. Kegiatan tersebut
berlangsung dari pukul 08.30 WIB hingga pukul a. Ibu cukup antusias dan aktif bertanya kepada
12.00 WIB. Terdapat 53 anak yang dilakukan petugas
pengukuran tumbuh kembang dan diberikan b. Ibu cukup bersemangat untuk hadir ke pos
Vitamin A sesuai usia. penimbangan ditandai dengan jumlah kedatangan
Selain itu, dilakukan juga pemberian edukasi seluruh peserta mencapai 53 anak.
kepada ibu balita untuk tetap memlakukan
pengukuran tumbuh kembang balita tiap bulan dan
mengikuti kegiatan posyandu untuk imunisasi
balita sesuai usianya.
Dilakukan kunjungan ke rumah warga di Kampung
Jabi pada hari Jumat, 11 Desember 2020.
Kunjungan ke rumah warga ini bertujuan untuk
mendata serta mewawancarai warga sesuai
a. Warga cukup aktif mendengarkan dan bertanya
dengan indikator keluarga sehat.
Didapatkan hasil telah dilakukan wawancara apabila memiliki masalah kesehatan atau kaluhan
tertentu
kepada 10 KK dengan 48 orang anggota keluarga
serta diberikan edukasi kepada warga yang masih
merokok, tidak memiliki BPJS dan bayi yang tidak
mendapatkan ASI eksklusif
Dilakukan kunjungan ke Nelayan Tanjung
Kedabang pada hari kamis, 28 Januari 2021.
Dilakukan penyuluhan mengenai cuci tangan yang
dimulai pada pukul 08.30 - 09.00 kegiatan ini Peserta yang hadir cukup aktif dan antusias
berlangsung sebelum dilaksanakannya Pos ditandai dengan peserta dapat mencontohkan
Penimbangan dan Pemantauan Kesehatan Kerja kembali 6 langkah cuci tangan, kemudian
Materi yang disampaikan adalah 6 langkah cuci diberikan edukasi untuk mempraktikkan kembali
tangan oleh petugas, kemudian meminta salah untuk kehidupan sehari-hari
satu peserta untuk mencontohkan kembali
bagaimana cara 6 langkah cuci tangan tersebut.
Jumlah peserta: 13 orang
Dilakukan pemberian penyuluhan mengenai
Covid-19 di Posyandu Kampung Melayu pada hari
Kamis, 19 November 2020. Kegiatan tersebut
berlangsung sebelum dimulainya posyandu lansia
pada pukul 08.30 - 09.00
Materi yang disampaikan adalah penyuluhan dan
edukasi mengenai penyebaran virus Covid-19 a. Masyarakat cukup aktif mendengarkan dan ada
dimulai dari definisi, penyebab, faktor risiko, beberapa yang mengajukan pertanyaan mengenai
kelompok rentan hingga pencegahan dengan 3M materi penyuluhan
(Menggunakan masker, Mencuci tangan dan
Menjaga jarak). Selain itu narasumber juga
memberikan penyuluhan 6 langkah cuci tangan
dan bagaimana etika batuk kepada seluruh
masyarakat yang hadir.
Jumlah peserta : 38 orang
Dilakukan pemberian penyuluhan mengenai
Covid-19 di Posyandu Lembang Jaya pada hari
Kamis, 12 Desember 2020. Kegiatan tersebut
berlangsung sebelum dimulainya posyandu lansia
pada pukul 08.30 - 09.00
Materi yang disampaikan adalah penyuluhan dan
edukasi mengenai penyebaran virus Covid-19 a. Masyarakat cukup aktif mendengarkan dan ada
dimulai dari definisi, penyebab, faktor risiko, beberapa yang mengajukan pertanyaan mengenai
kelompok rentan hingga pencegahan dengan 3M materi penyuluhan
(Menggunakan masker, Mencuci tangan dan
Menjaga jarak). Selain itu narasumber juga
memberikan penyuluhan 6 langkah cuci tangan
dan bagaimana etika batuk kepada seluruh
masyarakat yang hadir.
Jumlah peserta : 25 orang
Dilakukan pemberian penyuluhan mengenai HIV
di dalam gedung Puskesmas Kampung Jabi pada
hari Kamis, 17 Desember 2020. Kegiatan tersebut
berlangsung sebelum dimulainya poli pada pukul Masyarakat cukup aktif mendengarkan, namun
08.00 masih perlu dilakukan penyuluhan secara berkala
Materi yang disampaikan adalah penyuluhan dan karena warga yang hadir masih terhitung sedikit.
edukasi mengenai HIV dimulai dari definisi, Penyuluhan ini sebaiknya juga dilakukan diluar
penyebab, faktor risiko, kelompok risiko tinggi gedung puskesmas untuk meningkatkan jumlah
hingga pencegahan. Selain itu narasumber juga masyarakat yang hadir dalam penyuluhan.
memberikan penyuluhan mengenai VCT kepada
seluruh masyarakat yang hadir.
Jumlah peserta : 7 orang
Dilakukan pemberian penyuluhan mengenai
pemeriksaan IVA dan deteksi dini kanker serviks di
Posyandu Lembang Jaya pada hari Kamis, 21
Januari 2020. Kegiatan tersebut berlangsung
sebelum dimulainya Posyandu balita pada pukul a. Masyarakat cukup aktif mendengarkan dan ada
08.30 dengan target wanita usia subur. beberapa yang mengajukan pertanyaan mengenai
Materi yang disampaikan adalah penyuluhan dan materi penyuluhan
edukasi mengenai pemeriksaan IVA dan deteksi b. Beberapa masyarakat tampak antusias dan
dini kanker serviks dimulai dari definisi, faktor berminat untuk dilakukan pemeriksaan IVA
risiko, kelompok rentan, penyebab, pencegahan
hingga pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker
serviks.
Jumlah peserta: 22 orang
Dilakukan pemberian penyuluhan mengenai
pemeriksaan IVA dan deteksi dini kanker serviks di
Posyandu Nusa Indah 28, Batu Besar pada hari
Senin, 18 Januari 2020. Kegiatan tersebut
berlangsung sebelum dimulainya Posyandu balita
pada pukul 08.30 dengan target wanita usia subur. a. Masyarakat cukup aktif mendengarkan materi
penyuluhan
Materi yang disampaikan adalah penyuluhan dan b. Beberapa masyarakat tampak kurang antusias
edukasi mengenai pemeriksaan IVA dan deteksi
dini kanker serviks dimulai dari definisi, faktor untuk dilakukan pemeriksaan IVA
risiko, kelompok rentan, penyebab, pencegahan
hingga pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker
serviks.
Jumlah peserta: 38 orang

Kriteria diagnostik terpenuhi bila 2 poin di bawah a. Diberikan tatalaksana sesuai indikasi
ini seluruhnya terpenuhi: 1. Rasa penuh setelah Memberikan edukasi:
makan yang mengganggu, terjadi setelah makan Menghindari makanan seperti cokelat, memiliki
dengan porsi biasa, sedikitnya terjadi beberapa kandungan kafein, alkohol dan makanan
kali seminggu 2. Perasaan cepat kenyang yang berlemak, asam dan pedas
membuat tidak mampu menghabiskan porsi Makan dengan porsi kecil namun sering
makan biasa, sedikitnya terjadi beberapa kali Makan sesuai jadwal
seminggu Kriteria terpenuhi bila gejala-gejala di
atas terjadi sedikitnya dalam 3 bulan terakhir,
dengan awal mula gejala timbul sedikitnya 6 bulan
sebelum diagnosis. Kriteria penunjang 1. Adanya
rasa kembung di daerah perut bagian atas atau
mual setelah makan atau bersendawa yang
berlebihan 2. Dapat timbul bersamaan dengan
sindrom nyeri epigastrium.
Setiap pasien yang datang ke poli dengan tekanan
darah sistolik ⩾140 mmHg dan atau tekanan
darah diastolik ⩾ 90 mmHg setelah dilakukan
pengukuran 2x dalam waktu yang berbeda
maupun pasien yang sudah dikenal dengan a. Diberikan tatalaksana sesuai indikasi
Memberikan edukasi:
penyakit Hipertensi dan rutin kontrol ke
puskesmas, diberikan tatalaksana sesuai grading Diet rendah natrium
Istirahat cukup
hipertensinya. Apabila terdapat pasien dengan Minum air putih 2 liter per hari
hipertensi emergency atau hipertensi urgency
diberikan penatalaksanaan di UGD dan
diobservasi sampai mencapai target MAP yang
sudah ditentukan.
Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan
kadar glukosa darah. Pemeriksaan glukosa darah
yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa
secara enzimatik dengan bahan plasma darah
vena. Pemantauan hasil pengobatan dapat
dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan
glukosa darah kapiler dengan glukometer. a. Diberikan tatalaksana sesuai indikasi
Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar Memberikan edukasi:
adanya glukosuria. Berbagai keluhan dapat Diet rendah gula
ditemukan pada penyandang DM. Kecurigaan Istirahat cukup
adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat Minum air putih 2 liter per hari
keluhan seperti: Keluhan klasik DM: poliuria,
polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.Keluhan
lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur,
dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva
pada wanita.
Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl.
Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori
minimal 8 jam. Atau Pemeriksaan glukos plasma
≥200 mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa
Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram. Atau
Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu≥200 mg/dl
dengan keluhan klasik. Atau Pemeriksaan HbA1c
≥6,5%
anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika
ditemukan gejala-gejala sebagai berikut: Batuk,
sesak yaitu anak bersuara parau pada waktu
mengeluarkan suara (misalnya pada waktu bicara
atau menangis), pilek adalah mengeluarkan lendir
atau ingus dari hidung,
panas atau demam dengan suhu tubuh lebih dari
37OC atau jika dahi anak
diraba dengan punggung tangan terasa panas.16
b. Gejala ISPA Sedang.
Tanda dan gejala ISPA sedang meliputi tanda dan
gejala pada
ISPA ringan ditambah satu atau lebih tanda dan
gejala seperti pernafasan
yang lebih cepat (lebih dari 50 kali per menit), a. Diberikan tatalaksana sesuai indikasi
wheezing (nafas menciutciut), dan panas 390C Memberikan edukasi:
atau lebih. Tanda dan gejala lainnya antara lain Mencuci tangan
sakit telinga, keluarnya cairan dari telinga yang Etika batuk
belum lebih dari dua Tidak berbagi peralatan pribadi
minggu, sakit campak.17 Hindari paparan asap atau alergen
c. Gejala ISPA Berat
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat
gejala sebagai
berikut: bibir atau kulit membiru, lubang hidung
kembang kempis
(dengan cukup lebar) pada waktu bernapas, anak
tidak sadar atau
kesadarannya menurun, pernapasan berbunyi
mengorok dan anak tampak
gelisah, pernapasan berbunyi menciut dan anak
tampak gelisah, nadi
cepat lebih dari 60 kali/menit atau tidak teraba,
tenggorokan berwarna
merah.16
Tanda dan gejala yang sering terjadi pada
Tuberkulosis adalah batuk yang tidak spesifik
tetapi progresif. Penyakit Tuberkulosis paru
biasanya tidak tampak adanya tanda dan gejala
yang khas. Biasanya keluhan yang muncul adalah :
a. Demam terjadi lebih dari satu bulan, biasanya
pada pagi hari. b. Batuk, terjadi karena adanya
a. Diberikan tatalaksana sesuai indikasi
iritasi pada bronkus; batuk ini membuang / Memberikan edukasi:
mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk Mencuci tangan
kering sampai batuk purulent (menghasilkan
sputum) c. Sesak nafas, terjadi bila sudah lanjut Etika batuk
Berjemur pada pagi hari
dimana infiltrasi radang sampai setengah paru d. Rajin mengganti sprei dan membersihkan debu
Nyeri dada. Nyeri dada ini jarang ditemukan, nyeri
timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura Membiarkan cahaya matahari masuk ke dalam
sehingga menimbulkan pleuritis. e. Malaise rumah
ditemukan berupa anoreksia, berat badan
menurun, sakit kepala, nyeri otot dan keringat di
waktu di malam hari. Pemeriksaan sputum sangat
penting karena dengan di ketemukannya kuman
BTA
diagnosis tuberculosis sudah dapat di pastikan
Tanggal Pelayanan Kategori Pasien Data Dasar Pasien
2/15/2021 Anak An. Jovelina Salim; 5 th; 17 kg

2/15/2021 Dewasa Tn. Jontua Simatupang; 43 th


2/15/2021 Dewasa Ny. Netty Nainggolan; 46 th; 72 kg

2/15/2021 Lansia Ny. Rusmida BR Lumban Raja; 68 th


2/15/2021 Dewasa Ny. Titin Tutrisnawati; 35 th

2/15/2021 Dewasa Ny. Mariani; 35 th


2/16/2021 Dewasa Tn. Arunchalam Aridoss; 51 th

2/16/2021 Dewasa Nn. Kow Apin Vinasari; 21 th


2/17/2021 Lansia Ny. Portina Nababan; 72 th

2/17/2021 Lansia Tn. Hai Lian Al Aswan; 62 th


2/18/2021 Dewasa Ny. Intan Sari; 35 th

2/18/2021 Dewasa Ny. Anggraini Pratiwi; 28 th


2/18/2021 Dewasa Tn. Dony Harianto; 37 th

2/18/2021 Anak An. Mikala Ramadhan; 9 bulan; 10,5 kg


2/21/2021 Dewasa Ny. Resta Ananda; 20 th

2/21/2021 Dewasa Ny. Junita; 25 th


2/21/2021 Dewasa Tn. Sadi; 47 th

2/21/2021 Anak By. Ny. Than Lina; 13 bulan; 11 kg


2/21/2021 Anak An. Jonathan Derell; 12 th; 58 kg

2/21/2021 Lansia Ny. Lim Sui Hoa; 56 th


2/21/2021 Anak An. Anggraini Putri; 8 th; 30 kg

2/21/2021 Dewasa Tn. Hendra; 35 th


2/21/2021 Dewasa Tn. Yuli Agus; 32 th

2/22/2021 Dewasa Ny. Puspita Rani; 22 th


2/22/2021 Lansia Ny. Po Lan; 61 th

2/22/2021 Dewasa Ny. Apriani; 32 th


2/22/2021 Anak An. Alexander; 4 th

2/22/2021 Dewasa Ny. Icha Rohani; 39 th


2/22/2021 Lansia Ny. Patimah; 59 th

2/22/2021 Dewasa Ny. Asmiatin; 50 th


2/23/2021 Dewasa Tn. Agus Setiono; 38 th

2/23/2021 Dewasa Tn. Syarif Hidayat; 34 th


2/23/2021 Dewasa Ny. Nurma Isyati; 40 th

2/24/2021 Dewasa Ny. Tionar; 39 th


2/24/2021 Anak An. Kairos; 1 th; 11 kg

2/25/2021 Dewasa Ny. Dewi Kristani; 23 th


2/25/2021 Anak An. Perdana; 16 th

2/25/2021 Dewasa Tn. Alfider; 42 th


2/26/2021 Dewasa Ny. Suswati; 33 th

2/26/2021 Anak An. Fatahul Alam; 5 th


2/27/2021 Dewasa Ny. Yohana Dua; 40 th
Ringkasan Penyakit
Pasien datang ke IGD dengan keluhan muntah-
muntah sejak 6 jam SMRS muntah sebanyak 5 kali,
mual (-), nyeri perut (-), mencret (-), batuk pilek
(-), demam (-)

Pasien datang ke IGD dengan nyeri pinggang


bagian bawah terutama pada malam hari, nyeri
menjalar (-), mual (-), muntah (-), demam (-),
benjolan (-)
Pasien datang ke IGD dengan keluhan demam
sejak 2 hari SMRS, batuk (-), pilek (+), Pasien juga
mengeluh terdapat nyeri pada ulu hati, mual (-),
muntah (-).
Kehilangan kemampuan penciuman (-)
Kehilangan kemampuan pengecapan (-)
Riwayat perjalanan (-)
Sesak napas (-)

Pasien datang ke IGD dengan keluhan tidak bisa


makan dan minum sejak 2 hari SMRS, mual (+),
muntah (-), nyeri ulu hati (+), muntah darah (-),
BAB hitam (-)
RPD: Ulcus pepticum, Hipertensi, Asam urat
Rencana dirujuk ke RS Awal bros tgl 18/2/2021
Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut
bagian bawah, sudah dilakukan USG di Poli dr.
Anton, Sp.OG dengan hasil KET

Pasien datang ke IGD setelah dipukul oleh mantan


suami pada bagian wajah dengan tangan kosong,
pasien meminta dilakukan visum
Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut
di bagian ulu hati sejak 1 hari SMRS, mual (+),
muntah (-), mencret (-), Pasien mengatakan
kemaren terlalu banyak makan pedas

Pasien datang ke IGD dengan keluhan merasa


sesak saat bekerja, terdapat rasa nyeri pada ulu
hati, mual (+), muntah (-), terakhir makan pagi
minum energen.
Pasien datang ke IGD dengan keluhan sakit kepala
sejak tadi pagi, mual (-), muntah (-), pingsan (-),
pasien juga mengeluh tidak bisa tidur semalaman
Pasien memiliki riwayat hipertensi, rutin minum
obat amlodipin setiap hari

Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut


sejak 1 hari SMRS, pasien mengeluh tidak bisa
buang angin, buang air besar dan tidak ada
sendawa, perut juga terasa kembung. Mual (-),
muntah (-)
Pasien datang ke IGD dengan keluhan keluar
cairan berwarna bening dari jalan lahir, lendir (+),
darah (+), pasien belum merasa perut mulas
maupun kencang-kencang

Pasien datang ke IGD dengan keluhan pusing


berputar sejak 1 hari SMRS, pusing saat
perubahan posisi (+), nyeri telinga (-), telinga
berdenging (-), mual (+), muntah (+) 1 kali. Pasien
juga mengeluh nyeri ulu hati
Pasien dari RS Tanjung Pinang datang ke IGD
dengan keluhan nyeri perut sejak 1 bulan SMRS,
mual (+), muntah (+) tiap setelah makan, demam
(-). Pasien memiliki riwayat ditusuk menggunakan
pisau pada punggung kiri dan membawa hasil CT-
Scan abdomen dengan gambaran hernia
diafragmatika sinistra.

Pasien datang ke IGD dengan keluhan demam


sejak 1 hari SMRS, suhu di rumah 38-39 C, batuk
pilek (-), mual muntah (-), diare (-)
Pasien datang ke IGD dengan keluhan perut terasa
mulas-mulas sejak 1 hari SMRS, keluar air dari
jalan lahir (-), lendir (-), darah (-), riwayat SC 2x,
rencana SC elektif 22/2/2021

Pasien datang Ke IGD dengan keluhan keluar


bercak darah dari jalan lahir pukul 07.00, keluhan
mulas-mulas atau kencang-kencang disangkal,
keluar lendir (+), keluar air dari jalan lahir (-)
Pasien datang ke IGD dengan keluhan kepala
tertimpa kayu saat sedang bekerja, pasien tidak
menggunakan helm, muntah (-), pingsan (-), nyeri
kepala (+).

Pasien datang ke IGD dengan keluhan gatal dan


muncul ruam kemerahan terutama di wajah
setelah diberikan makan putih telor, pasien
selama ini belum pernah diberikan makan putih
telor oleh orang tuanya, muntah (-), demam (-)
Pasien datang ke IGD dengan keluhan demam
sejak 2 hari SMRS, batuk (-), pilek (-), nyeri
tenggorokan (-), mual (+), muntah (-), diare (-),
bintik kemerahan di kulit (-)

Pasien datang ke IGD dengan keluhan muntah


sebanyak 2 kali sejak 1 hari SMRS, muntah
berwarna hitam (+), mual (-), BAB berwarna hitam
(+) 2 kali, nyeri perut (-), demam (-).
Riwayat darah tinggi (-)
Konsumsi obat NSAID (-)
Pasien datang ke IGD dengan keluhan muntah
sejak 2 hari sebanyak 5 kali pagi ini, mual (+), diare
(+), nyeri perut (+), demam (-)

Pasien datang ke IGD dengan keluhan muncul


bentol-bentol kemerahan pada wajah dan badan
sejak 2 jam SMRS, bentol-bentol terasa gatal,
setelah makan seafood, muntah 2 kali setelah
makan, mual (+)
Pasien datang ke IGD post KLL, pasien
menggunakan helm, pingsan (-), muntah (-), nyeri
kepala (-)

Pasien hamil anak pertama, datang dengan


keluhan keluar sair berwarna bening dari jalan
lahir sejak 5 hari SMRS, usia kehamilan pasien 32
minggu, sudah dilakukan USG dan diberikan obat
untuk pematangan paru-paru, pasien juga
merasakan perut mulas-mulas sejak 2 hari terakhir
Pasien datang ke IGD dengan keluhan rasa
menyesak dan lemas sejak 2 hari SMRS, pasien
merasa mual, muntah (+) 4-5 kali/hari, nyeri ulu
hati (+), tidak bisa makan (+), muntah hitam (-),
diare (-), demam (-)

Pasien datang ke IGD dengan keluhan demam hari


ke 4, kepala terasa berat, mual (+), muntah (+)
sebanyak 5 kali, batuk pilek (-), diare (-)
Kehilangan kemampuan penciuman (-)
Kehilangan kemampuan pengecapan (-)
Riwayat perjalanan (-)
Sesak napas (-)
Pasien dari poli dr. Wennas, Sp.A dengan keluhan
demam sejak 2 hari SMRS, batuk pilek 2 minggu,
nyeri tenggorokan (+), sesak (-), mual muntah (-),
diare (-). Dianjurkan untuk skrining Covid-19

Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri ulu


hati 15 jam yll, mual (+), muntah (-), demam (-),
diare (-)
Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri ulu
hati sejak 3 hari, rasa terbakar di dada (+), mual
(+), muntah (-), demam (-), mencret (-)

Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak napas


sejak 1 minggu, memberat pagi ini, batuk (+),
demam (-), nyeri tenggorokan (-), lemas (+), kaki
kanan bengkak sejak 5 hari. Pasien baru pulang
setelah operasi abses hati 2 minggu yll.
Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala
sejak 2 hari, mual (+), muntah (-), nyeri
tenggorokan (-), batuk pilek (-), demam (-)

Pasien datang ke IGD dengan keluhan demam


sejak 2 minggu, pilek (-), demam (+), mual (+),
muntah (-), diare (+) sesekali, keringat malam (+),
berat badan turun 5 kg, anosmia (-).
Pasien baru pulang setelah di rawat di RS Harapan
Bunda di ruangan isolasi suspek covid dan swab
PCR negatif. Kemudian kontrol ke poli dr.
Ferdinand, Sp.PD tgl 22/2/21 mengatakan kondisi
baik
Riwayat perjalanan keluar kota (-)
Riwayat kontak covid-19 (-)
Pasien datang ke IGD dengan keluhan merasa
ngilu pada perut bagian bawah sejak hari ini,
pasien hamil anak ke 5, keluhan kencang-kencang
(-), keluar lendir dan darah dari jalan lahir (-),
keluar air dari jalan lahir (-)

Pasien datang ke IGD dengan keluhan keluhan


kencang-kencang sejak 4 jam yll, pasien hamil
anak ke 4 keluar lendir dan darah dari jalan lahir
(-), keluar air dari jalan lahir (-), nyeri kepala (+),
muntah (-), lemas (+)
Pasien datang ke IGD dengan keluhan kejang 30
menit yll, kejang selama 10 menit kelojotan
seluruh tubuh, kejang sebanyak 1 kali, demam (+)
sejak hari ini, suhu dirumah 39.5 C, batuk pilek (-),
muntah (+) >3x, diare (-),

Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri ulu


hati sejak 4 hari, mual (+), muntah (+) >5x hri ini,
demam (-), diare (-)
Pasien datang ke IGD setelah terjatuh dari motor
10 menit yll, kaki kanan bengkak dan nyeri saat
digerakkan, pingsan (-), muntah (-), nyeri kepala (-)

Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri ulu


hati sejak 3 jam yll, mual (+), muntah (-), demam
(-), diare (-). Terakhir makan sore ini
Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri ulu
hati sejak 1 hari ini, mual (+), muntah (-), demam
(-), diare (-).

Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak napas


sejak 1 hari, batuk (+), pilek (-), demam (-), mual
muntah (-), diare (-), nyeri tenggorokan (-)
Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut
sejak 1 hari, mual (+), muntah (+) 1 kali, diare (+)
3x, demam (-), batuk pilek (-).
Pemeriksaan Fisik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
HR: 94 x/menit
RR: 24 x/menit
T: 36,7 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata


cekung (-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
TD: 170/100 mmHg
HR: 88 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,5 C
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 110/80 mmHg


HR: 88 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 37,8 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan epigastrium (+), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 150/90 mmHg


HR: 85 x/menit
RR: 24 x/menit
T: 36,3 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), cekung


(-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan epigastrium (+), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT 3 detik
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 130/80 mmHg


HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), cekung


(-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan supra pubic (+), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Baik
Kesadaran: Composmentis

TD: 110/70 mmHg


HR: 78 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36,7 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), cekung


(-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan supra (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Hasil pemeriksaan medis yang dilakukan:


Kepala: terdapat 4 luka memar yakni, berada tepat diatas
alis mata kanan dengan ukuran 1cmx1cm, tepat dibawah
mata kiri dan kanan dengan ukuran 2cmx3cm dan
1cmx2cm dan dibawah dagu dengan ukuran 2cmx2cm
Badan: Tidak ada kelainan
Dada: Tidak ada kelainan
Perut: Tidak ada kelainan
Lengan: Tidak ada kelainan
Tungkai: luka lecet di jempol kaki kanan dengan ukuran
0,2cmx0,2 cm dan paha kiri bagian belakang dengan
ukuran 7cmx4cm
Kesimpulan: Telah dilakukan pemeriksaan luar pada
seorang wanita berusia tigapuluh enam tahun. Pada
pemeriksaan ditemukan luka memar pada wajah akibat
kekerasan benda tumpul dan luka lecet pada kaki akibat
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 130/70 mmHg


HR: 88 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,2 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), cekung


(-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan epigastrium (+), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
TD: 100/60 mmHg
HR: 98 x/menit
RR: 24 x/menit
T: 36,7 C
SpO2: 100%

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), cekung


(-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan epigastrium (+), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 200/100 mmHg


HR: 90 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,8 C
SpO2: 98%

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil


bulat isokor +/+
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 140/90 mmHg


HR: 88 x/menit
RR: 22 x/menit
T: 36,5 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Distensi (+), hepar dan lien tidak membesar,
bising usus (+) meningkat, nyeri tekan (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 150/80 mmHg


HR: 90 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,2 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Nyeri (-), DJJ 148x/menit, VT pembukaan 1 cm
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 110/70 mmHg


HR: 82 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,8 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), cekung


(-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan epigastrium (+), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 110/70 mmHg


HR: 90 x/menit
RR: 24 x/menit
T: 36,7 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (+), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

HR: 110 x/menit


RR: 30 x/menit
T: 38,4 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), cekung


(-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 150/100 mmHg


HR: 90 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,3 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: DJJ 148x/menit, VT 2 cm
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 100/60 mmHg


HR: 84 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: DJJ 146x/menit, VT 0 cm, CTG reaktif
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 130/80 mmHg


HR: 88 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,2 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
Status lokalis: Vulnus laceratum et regio parietal dengan
ukuran panjang 5 cm

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

HR: 110 x/menit


RR: 30 x/menit
T: 36,5 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
Status dermatologi: tampak urtikaria eritematosa pada
daerah wajah dan pada badan, jumlah multiple
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 100/60 mmHg


HR: 140 x/menit
RR: 24 x/menit
T: 39,4 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), cekung


(-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
TD: 120/70 mmHg
HR: 88 x/menit
RR: 22 x/menit
T: 36,7 C
Mata: Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Laboratorium:
Leukosit : 12.560
Hb : 7,4 g/dL
Ht : 20,8 %
Trombosit : 219.000
GDS : 186 %
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

HR: 86 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,1 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), cekung


(-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal, turgor kembali cepat
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 100/70 mmHg


HR: 90 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,8 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Status dermatologi: tampak urtikaria berjumlah multiple,


penyebaran generalisata
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 120/80 mmHg


HR: 92 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,3 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Status Lokalis:
- Vulnus Excoriatum pada alis kiri dan pipi kiri
- Hematom pada pundak kiri
- Vulnus Excoriatum pada bahu kiri, ROM terbatas, nyeri
(+)
- Vulnus Excoriatum pada mata kaki kiri
- Vulnus laceratum pada ibu jari kaki kiri, skin lost (+),
ukuran 2x0,5x0,5 cm

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
TD: 110/70 mmHg
HR: 88 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,3 C
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: TFU 22 cm, punggung kanan, DJJ: 145x/menit
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 130/90 mmHg


HR: 80 x/menit
RR: 22 x/menit
T: 36,2 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal, nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 110/60 mmHg


HR: 90 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 37,6 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal, nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Leukosit: 5.430
Hb: 12,6 g/dL
Ht: 53,3 %
Trombosit: 190.000
GDS: 97 mg/dL
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 38 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Leukosit: 7.260
Hb: 12,4 g/dL
Ht: 33,6 %
Trombosit: 211.000

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
TD: 120/70 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal, nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 140/90 mmHg


HR: 88 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal, nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 140/90 mmHg


HR: 88 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Leukosit: 23.190
Hb: 10,8 g/dL
Ht: 20,5 %
Trombosit: 178.000
GDS: 118 g/dL
Ur: 177 mg/dL
Cr: 1,89 mg/dL
Au: 14,63 mg/dL
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 110/80 mmHg


HR: 70 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 110/70 mmHg


HR: 91 x/menit
RR: 22 x/menit
T: 39,6 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Cek darah lengkap:


Leukosit: 8.320
Hb: 11,9
Trombosit: 245.000
Rontgent: kesan bronkithis
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 140/90 mmHg


HR: 90 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,5 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: TFU: 2 jari dibawah symfisis xyphideus, DJJ:
146x/m, VT: kuncup
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 170/120 mmHg


HR: 78 x/menit
RR: 22 x/menit
T: 36,2 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: TFU: 2 jari dibawah symfisis xyphideus, DJJ:
140x/m, VT: 0 cm
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik, oedem tungkai
+/+
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

HR: 171 x/menit


RR: 28 x/menit
T: 37,5 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), isokor


(+/+), cekung (-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik, oedem tungkai
+/+

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
TD: 120/70 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal, nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 110/60 mmHg


HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,3 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

Status lokalis kruris D:


Look: bengkak (+) deformitas (-)
Feel: nyeri (+)
Movenent: ROM aktif dan pasif terbatas

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 140/80 mmHg


HR: 82 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal, nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 110/60 mmHg


HR: 88 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal, nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik

KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

HR: 105 x/menit


RR: 24 x/menit
T: 36 C
SpO2: 97%

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (+/+),
ronkhi (-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis

TD: 140/80 mmHg


HR: 83 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal, nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
Diagnosis Tatalaksana
Vomitus Inj. Ranitidine 25 mg
Inj. Ondancentron 2 mg
Vomita Syr 3x1Cth
Raniver Syr 2x1Cth

LBP Inj. Trolac 1 amp


Inj. Pumpisel 1 amp
Toramin tab 3x1
Cortidex tab 0,5 mg 3x1
Viral Infection + Dyspepsia Inj. Norages 1 amp
Inj. Ranitidine 1 amp
Inj. Ondancentron 1 amp

Sucralfat Syr 3x10 cc


Tremenza tab 3x1
Sanmol tab 3x1
Neurosanbe tab 1x1

Dyspepsia Inj. Pantoprazole 1 amp


Inj. Ondancentron 1 amp

Konsultasi ke dr. Kurniakin, Sp.PD. Advice:


Inj. Pantoprazole 2x1
Sucralfat syr 3x10 cc
Rebamipid 3x1 tab
Domperidone syr 30 menit sebelum makan
G3 P2A0 hamil 7 minggu + KET IVFD RL
Konsultasi ke dr. Anton, Sp.OG. Advice:
Rencana OP besok pukul 07.30
Inj. Ceftriaxone 1 garm
Cek darah protap
Omeprazole 1 tab jam 9 malam
Glucolce 1 tab jam 9 malam

Multiple hematom + VE Visum


Dyspepsia Inj. Ketorolac 1 amp
Inj. Esomax 1 amp

Redocid tab 2x1


Epison syr 3x1 C
Trolac 3x1

Dyspepsia Inj. Pumpisel 1 amp

Lansoprazole 2x1
Redacid 2x1
Hipertensi urgency Captopril 25 mg Sublingual
Oksigen 3 lpm
Observasi IGD

Captopril 12,5 mg 2x1


Alprazolam 1x1

Abdominal pain + GERD dd Akut abdomen e.c Inj. Ondancentron 1 amp


ileus obstruktif Inj. Pantoprazole 1 amp

Rawat Inap, advice dr. Ariston Sp.B


IVFD keren 1 amp + NS 0,9% 100 CC/ 8 jam
Inj. Ezox 2x1 gram
Inj. Pantoprazole 2x1 amp
Inj. Ondancentron 3x4 mg
Pasang NGT terbuka
Puasa
G2P1A0 hamil 37 minggu + CPD + HDK + Inpartu Rawat inap, advice dr. Dino, Sp.OG
kala 1 Observasi VK + CTG
Inj. Ketorolac 3x1 amp
Rencana SC pukul 09.00

BPPV + Dyspepsia Inj. Ranitidine 1 amp


Inj. Ondancentron 1 amp

Betahistin tab 3x1


Flunarizin 1x10 mg
Lansoprazole 2x1 tab
Hernia Diafragmatika Sinistra Rawat inap, advice dr. Nuhadi, Sp.B(K)BD
Pasang NGT terbuka
Pasang kateter urin
IVFD Asering loading 1000 cc -> lanjut 30 tpm
Inj. Ceftriaxone 3x1 gr
Inj. Omeprazole 2x40 mg
Inj. Remopain k/p
Inj. Ondancentron/ 8jam
Foto thorax posisi erect
Rapid test antigen
Posisi semi fowler

Obs. Febris Pamol Supp 125mg


Paracetamol syr 4x1 Cth
G4P2A1 hamil 38 minggu + repeat SC Rawat inap, advice dr. Herman, Sp.OG
SC Cito 10.15

G1P0A0 hamil aterm + Inpartu kala 1 fase laten Rawat inap, advice dr. Herman, Sp.OG
Observasi VK
Vulnus laceratum et regio parietal + multiple Hecting 4 jahitan
vulnus excoriatum Ciprofloxacin tab 500mg 2x1
Asam mefenamat 500 mg 3x1

Urtikaria Estetin drop 1x0,2ml


Viral Infection + Hiperpireksia Inj. Norages 1 amp
Paracetamol tab 500 mg 4x1
Lansoprazole tab 1x1
Domperidone tab 2x1

Hematemesis Melena Rawat inap, Advice dr. Ferdinand, Sp.PD


IVFD NS : Futrolit/ 24 jam
PRC 2 kantong hari ini, dilanjutkan besok 2
kantong
Inj. Cetasidim 3x1 gram
Inj. Panloc 8 mg bolus 2 flacon
Lanpepsa syr 3x20 cc
Pasang NGT terbuka
GEA Ranivel 2x1 Cth
Vometa 3x6 mg

Urtikaria Inj. Dexametason 1 amp


Inj. Kliran 1 amp
Cetirizin tab 1x1
Vometa tab 3x1
Multiple vulnus excoriatum + vulnus laceratum + Rontgent shoulder joint S
skin lost Hecting 8 jahitan
Wound toilet
Ciprofloxacin 2x500 mg
Asam mefenamat 3x500 mg
Inj. Tetagram 1 amp

G1P0A0 usia kehamilan 32 mgg + letak sungsang + Rawat inap, Advice dr. Dino, Sp.Og
KPSW + Oligohidroamnion Rencana OK jam 10.00
Inj. Ceftriaxone 1 gr
IVFD RL 12 tpm
Dyspepsia Inj. Ranitidine 1 amp
Inj. Ondancentron 1 amp

Ranitidine tab 2x1


Domperidone tab 3x1

Obs Febris hari 4 Paracetamol tab 3x500 mg


Lansoprazole caps 2x1
Domperidone tab 3x1
ISPA + susp. Covid-19 Rawat jalan
Rontgent -> Bronchitis
SWAB PCR
Cek DL

Refacort 1/3 tab


Salbutamol 0,8 mg
Ambroxol 8 mg
Tremenza 1/5 tab
Mf. Pulv DTD NO XV
3 dd 1 pulv
Azitromicin syr 1x4 cc

Dyspepsia Inj. Ketorolac 1 amp


Inj. Ondancentron 1 amp
Inj. Ranitidine 1 amp

Ranitidin tab 2x1


Sucralfat syr 3x10 cc
Dyspepsia Inj. Ketorolac 1 amp
Inj. Ondancentron 1 amp
Inj. Ranitidine 1 amp

Syok hipovolemic dd syok sepsis + susp, IVFD NS 0,9% 200 cc -> guyur lanjut 500cc/12 jam
Hipoalbumin Inj. Rebacter 3x0,5 gr
Inj. Dobutamin dosis titrasi
Inj. Pantoprazole 2x1 amp
Inj. Methyl prednisolon 1x0,3 cc
Cephalgia Inj. Toramin 1 amp
Inj. Pumpisel 1 amp

Buffect 3x400 mg
Neurosanbe 1x1
Sucralfate syr 3x10 cc

Hiperpireksia + Bronkhitis Akut Inj. Norages 1 amp


Inj. Ondancentron 1 amp

Konsultasi dr. Ferdinand, SP.PD


IVFD Asering/8jam
Inj. Fosmidex 1gr (2x1) skin test
IVFD Paracetamol 3x1 bila demam
Acetylcystein 3x1 caps
Methylprednisolon tab 3x16mg
G5P2A2 hamil aterm + letak lintang Obs. VK
Pasang CTG

G4P3A0 uk 40-41 mg + PEB Nifedipin 10mg SL


advice dr. Herman, Sp.OG
USG segera
SC Cito
Kejang demam Rawat inap, advice dr. Wennas, Sp.A
Inj. Ceftriaxone 2x500mg
Paracetamol syr 4x1 Cth -> bila suhu >38C inj.
Norages 120 mg
Inj. Stesolid 3 mg -> bila kejang
Ondancentron 2x1 mg

Dyspepsia Inj. Ketorolac 1 amp


Inj. Ondancentron 1 amp
Inj. Ranitidine 1 amp

Sucralfat syr 3x10 cc


Ondancentron 3x1 tab
Lansoprazole 1x1 tab
Close Fracture Fibula 1/3 distal Natrium diclofenac 3x1
Saran: kontrol ke orthopedi

Dyspepsia Inj. Ketorolac 1 amp


Inj. Ranitidine 1 amp
Dyspepsia Sucralfat syr 3x10 cc
Ranitidin 2x1 tab

Asma eksaserbasi akut Nebu Ventolin : Pulmicort : 2 cc NaCl


GEA Inj. Ketorolac 1 amp
Inj. Ondancentron 1 amp
Inj. Ranitidine 1 amp

Sucralfat syr 3x10 cc


Arcapet tab 3x2

You might also like