Professional Documents
Culture Documents
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 100/60 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,3 C
Kepala: Tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik, terdapat ulcus
dangkal berwarna merah kehitaman, multiple, berbatas
tegas, ukuran plakat pada ekstremitas bawah bilateral.
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
Pemeriksaan penunjang
GDP: 99
Kolesterol toal: 162
Asam urat: 5,0
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C
HR: 98 x/menit
RR: 24 x/menit
T: 36 C
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C
Kepala: Tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
Status dermatologi:
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,1 C
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C
HR: 85 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,2 C
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 132/83 mmHg
HR: 119 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 38,1 C
Kepala: Tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (+), bising usus (+) meningkat, turgor kulit kembali
cepat
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 111/76 mmHg
HR: 110 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36,6 C
Kepala: Tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (+), bising usus (+) meningkat, turgor kulit kembali
cepat
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 123/79 mmHg
HR: 76 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36 C
Kepala: Tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan epigastrium (+), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 116/88 mmHg
HR: 84 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36 C
Kepala: Tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan epigastrium (+), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 124/93 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,4 C
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 120/80 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,7 C
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 99/73 mmHg
HR: 89 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,2 C
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 136/70 mmHg
HR: 96 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,6 C
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 140/93 mmHg
HR: 92 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,7 C
Kepala: Tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) meningkat, tugor kulit kembali cepat
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 136/70 mmHg
HR: 96 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,6 C
Kepala: Tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal, nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
HR: 84 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 175/109 mmHg
HR: 102 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,5 C
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
HR: 98 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,6 C
SpO2: 97%
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 178/90 mmHg
HR: 90 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,1 C
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 136/105 mmHg
HR: 132 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 35,8 C
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 132/85 mmHg
HR: 98 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,4 C
Kepala: Tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
merah (+/-), edema palpebra (-/-), sekret (-/-)
Mulut: Faring tidak hiperemis, mukosa lidah basah,
candidiasis oral (+)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, batas jantung normal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
Diare akut tanpa dehidrasi Loperamide tab 2 mg --> diminum 2 butir untuk
pertama kali, kemudian dilanjutkan 1 butir tiap
setelah diare
Oralit --> diminum setelah diare
Zink 1 x 1 --> diminum selama 10 hari berturut-
turut
Acute Nasopharingitis Ambroxol Syr 3 x 1 C
Vit C 1 x 1
Dyspepsia Domperidone 3 x 1
Hipertensi Amlodipin tab 5 mg 1 x 1
IVA
lebih dari 50 juta orang dari 219 negara di dunia terkonfirmasi
positif COVID-19 dengan angka kematian mencapai 1.254.567
(berdasarkan data WHO pada tanggal 10 November 2020).
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa gejala klinis COVID-
19 ini didominasi oleh demam, batuk, anosmia, sampai pada
gagal napas. Gejala klinis dan progresivitas penyakit akibat
infeksi virus SAR-CoV2 sebagai penyebab COVID-19
tergantung pada kekuatan dan karakteristik virus yang terus
berubah dan imunitas atau daya tahan tubuh manusia.
Akibatnya, seseorang yang terinfeksi dapat saja tidak bergejala
sampai mengalami gejala berat yang berakhir pada kematian.
Hal lain yang juga memengaruhi transmisi penyakit ini di
masyarakat adalah bahwa seseorang yang positif terinfeksi dan
tidak bergejala tetap dapat menularkan ke orang lain, terutama
melalui droplet.
Penyuluhan Tingginya angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia juga
menjadi evaluasi penting terhadap adanya kemungkinan
keterlambatan konfirmasi positif kasus COVID-19 yang
berakibat kepada keterlambatan penatalaksanaan dan
kurangnya kapasitas pelayanan intensif di berbagai RS rujukan.
Penelitian di berbagai belahan dunia belum menunjukkan
adanya terapi yang paling efektif untuk COVID-19 saat ini
sehingga terapi yang diterapkan adalah berdasarkan pada bukti
yang tersedia dari pengalaman klinis di berbagai negara.
Namun demikian, meninjau kapasitas RS di seluruh Indonesia
yang belum ideal dibandingkan total jumlah penduduk, masih
bertambahnya jumlah kasus dan masih tingginya angka
kematian akibat COVID-19 di Indonesia, tantangan untuk
‘flattening the curve’ atau upaya penurunan penularan sehingga
jumlah kasus positif menurun masih harus terus dilakukan
melalui berbagai cara.
lebih dari 50 juta orang dari 219 negara di dunia terkonfirmasi
positif COVID-19 dengan angka kematian mencapai 1.254.567
(berdasarkan data WHO pada tanggal 10 November 2020).
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa gejala klinis COVID-
19 ini didominasi oleh demam, batuk, anosmia, sampai pada
gagal napas. Gejala klinis dan progresivitas penyakit akibat
infeksi virus SAR-CoV2 sebagai penyebab COVID-19
tergantung pada kekuatan dan karakteristik virus yang terus
berubah dan imunitas atau daya tahan tubuh manusia.
Akibatnya, seseorang yang terinfeksi dapat saja tidak bergejala
sampai mengalami gejala berat yang berakhir pada kematian.
Hal lain yang juga memengaruhi transmisi penyakit ini di
masyarakat adalah bahwa seseorang yang positif terinfeksi dan
tidak bergejala tetap dapat menularkan ke orang lain, terutama
melalui droplet.
Penyuluhan Tingginya angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia juga
menjadi evaluasi penting terhadap adanya kemungkinan
keterlambatan konfirmasi positif kasus COVID-19 yang
berakibat kepada keterlambatan penatalaksanaan dan
kurangnya kapasitas pelayanan intensif di berbagai RS rujukan.
Penelitian di berbagai belahan dunia belum menunjukkan
adanya terapi yang paling efektif untuk COVID-19 saat ini
sehingga terapi yang diterapkan adalah berdasarkan pada bukti
yang tersedia dari pengalaman klinis di berbagai negara.
Namun demikian, meninjau kapasitas RS di seluruh Indonesia
yang belum ideal dibandingkan total jumlah penduduk, masih
bertambahnya jumlah kasus dan masih tingginya angka
kematian akibat COVID-19 di Indonesia, tantangan untuk
‘flattening the curve’ atau upaya penurunan penularan sehingga
jumlah kasus positif menurun masih harus terus dilakukan
melalui berbagai cara.
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang
merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan
menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang
dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga
rentan diserang berbagai penyakit.
Kebijakan nasional penanggulangan HIV-AIDS menggaris
bawahi kebutuhan serangkaian program layanan yang
komprehensif dan bermutu yang menjangkau luas masyarakat
Penyuluhan dengan tujuan mencegah dan mengurangi penularan HIV-
AIDS, meningkatkan kualitas hidup Orang Dengan HIV-AIDS
(ODHA), mengurangi dampak social dan ekonomi akibat HIV-
AIDS pada individu. Kebijakan nasional juga memberikan
prioritas kepada program intervensi yang potensial efektif
dengan biaya yang dapat dijangkau. Program layanan yang
komprehensif HIV-AIDS mencakup promosi dan pencegahan,
perawatan dukungan dan pengobatan, pemberdayaan social
dan ekonomi, penciptaan lingkungan fisik dan social yang
kondusif terhadap upaya penanggulangan, dan penguatan
kelembagaan. Program pencegahan transmisi seksual
dilakukan melalui promosi penggunaan kondom, pengobatan,
dan Voluntary Counseling and Testing). Berbagai kebijakan dan
program penanggulangan diatas HIV-AIDS telah dilakukan
namun, penyakit yang mematikan itu terus berkembang.
Untuk itu memerlukan perhatian semua pihak, terutama
kalangan puskesmas khususnya Puskesmas Kampung Jabi
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas menyebutkan bahwa Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas Kampung Jabi merupakan salah satu unit pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah Kota Batam dengan luas
wilayah daratan 41.009 Km2 dan lautan 55.680 Km2 jumlah
penduduk 26.550 jiwa dalam wilayah kerjanya. Puskesmas
Penyuluhan Kampung Jabi memiliki banyak program dalam kinerjanya,
setiap program memiliki target dan pencapaian masing-masing
sesuai standar pelayanan minimal yang dikeluarkan oleh Dinas
Kesehatan Kota (DKK). Dalam pelaksanaannya terdapat
berbagai kesenjangan antara target dan pencapaian yang
diperoleh masing-masing program.
Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan tahunan
Puskesmas Kampung Jabi Tahun 2020 terdapat beberapa
kesenjangan antara target dan pecapaian di wilayah kerja
puskesmas Kampung Jabi, diantaranya pada program penyakit
tidak menular terdapat kesenjangan cakupan pemeriksaan
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas menyebutkan bahwa Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas Kampung Jabi merupakan salah satu unit pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah Kota Batam dengan luas
wilayah daratan 41.009 Km2 dan lautan 55.680 Km2 jumlah
penduduk 26.550 jiwa dalam wilayah kerjanya. Puskesmas
Penyuluhan Kampung Jabi memiliki banyak program dalam kinerjanya,
setiap program memiliki target dan pencapaian masing-masing
sesuai standar pelayanan minimal yang dikeluarkan oleh Dinas
Kesehatan Kota (DKK). Dalam pelaksanaannya terdapat
berbagai kesenjangan antara target dan pencapaian yang
diperoleh masing-masing program.
Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan tahunan
Puskesmas Kampung Jabi Tahun 2020 terdapat beberapa
kesenjangan antara target dan pecapaian di wilayah kerja
puskesmas Kampung Jabi, diantaranya pada program penyakit
tidak menular terdapat kesenjangan cakupan pemeriksaan
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
a. Capaian pemberian vitamin A untuk balita a. Membuka pos penimbangan khusus untuk
belum mencapai target 100% pemberian vitamin A kepada balita
Program keluarga sehat yang telah dicanangkan
oleh Kementerian Kesehatan mengacu kepada 12
Indikator keluarga sehat sebagai berikut : Keluarga
mengikuti KB, ibu bersalin di fasilitas kesehatan
dan Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap.
Progam lainnya adalah Bayi diberi ASI ekslusif
selama 6 bulan, pertumbuhan balita dipantau tiap
bulan serta Penderita TB berobat sesuai standar.
Juga Penderita Hipertensi berobat teratur,
Gangguan Jiwa berat ditelantarkan dan Tidak ada Melakukan kunjungan rumah warga Kampung Jabi
anggotaa keluarga yang merokok. Selain itu untuk melakukan wawancara
keluarga memiliki/memakai air bersih,keluarga
memiliki/memakai jamban sehat serta sekeluarga
menjadi anggota JKN. Dalam rangka
pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah
disepakati adanya 12 indikator utama untuk
penanda status kesehatan sebuah keluarga.
Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan
penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari
setiap keluarga
a.Kesehatan lingkungan merupakan faktor yang
penting dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu
unsur penentu atau determinan dalam
kesejahteraan penduduk. Dimana lingkungan yang
sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan
meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Peran
Lingkungan dalam menimbulkan penyakit:
a. Lingkungan sebagai faktor predisposisi (faktor
kecenderungan)
b. Lingkungan sebagai penyebab penyakit
(Penyebab langsung penyakit)
c. Lingkungan sebagai media transmisi
penyakit(Sebagai perantara penularan penyakit)
d. Lingkungan sebagai faktor mempengaruhi
perjalanan suatu penyakit(Faktor penunjang) Penyuluhan Cuci tangan
Kesehatan lingkungan dapat dilihat dari berbagai
segi, tergantung dari mata angin yang
ingin memulai. Kesehatan lingkungan dari “frame-
work” melalui konsep pendekatan ekologis
yaitu dikenal dengan “the nature of man
environment relationship”, namun bagi
pendekatan
tersebut kesehatan lingkungan dilihat sebagai
kumpulan program maupun kegiatan kesehatan
dalam rangka upaya manusia melalui
teknologisnya menciptakan suatu kondisi
kesehatan. Dengan semakin majunya ilmu
pengetahuan dibidang lingkungan kita lebih
menekankan
sistem tersebut pada arti interaksi antar elemen
didalamnya.
a. Masih tingginya kasus Covid-19 di wilayah kerja
Puskesmas Kampung Jabi
a. Memberikan penyuluhan mengenai Covid-19
b. Pandemi Covid-19 ini menjadi salah satu
tanggung jawab tenaga medis untuk memberikan b. Memberikan penyuluhan cara mencuci tangan
c. Memberikan penyuluhan mengenai etika batuk
informasi dan edukasi kepada masyarakat demi
menurunkan laju penyebaran virus
a. Masih tingginya kasus Covid-19 di wilayah kerja
Puskesmas Kampung Jabi
a. Memberikan penyuluhan mengenai Covid-19
b. Pandemi Covid-19 ini menjadi salah satu
tanggung jawab tenaga medis untuk memberikan b. Memberikan penyuluhan cara mencuci tangan
c. Memberikan penyuluhan mengenai etika batuk
informasi dan edukasi kepada masyarakat demi
menurunkan laju penyebaran virus
Melihat permasalahan kasus HIV dan AIDS yang
terus meningkat dan penyebarannya yang cepat
dibutuhkan program yang dapat membantu
menurunkan angka kasus HIV-AIDS. strategi yang
efektif untuk memfasilitasi perubahan perilaku
a. Memberikan Penyuluhan mengenai HIV dan
untuk pencegahan HIV dan mengurangi perilaku VCT
berisiko salah satunya melalui penyuluhan
langsung pada kelompok risiko tinggi. Penyebab
meningkatnya prevalensi HIV-AIDS karena
kurangnya pemahaman tentang HIVAIDS dan VCT
terutama bagi orang risiko tinggi
Angka kunjungan wanita usia subur untuk
melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas
Kampung Jabi belum mencapai 100%. Pada
Laporan Tahunan Puskesmas Kampung Jabi tahun
2019 target pemeriksaan IVA sebanyak 294 orang
wanita usia subur namun capaian dari pemeriksaan
ini hanya sebanyak 267 orang (90,8%), dan tidak
didapatkan hasil positif. Pada tahun 2020 target
a. Memberikan penyuluhan mengenai IVA dan
pemeriksaan IVA meningkat menjadi 890 orang deteksi dini kanker serviks
wanita usia subur, dengan capaian 73 orang
(8,2%). Berdasarkan diskusi pendahuluan bersama
pemegang program IVA bahwa masih terdapat
kendala untuk memenuhi target karena terjadi
perubahan target pencapaian pada tahun 2020
sehingga membutuhkan metode pelaksanaan yang
lebih efektif agar tercapainya target pemeriksaan
IVA di wilayah kerja Puskesmas Kampung Jabi.
Angka kunjungan wanita usia subur untuk
melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas
Kampung Jabi belum mencapai 100%. Pada
Laporan Tahunan Puskesmas Kampung Jabi tahun
2019 target pemeriksaan IVA sebanyak 294 orang
wanita usia subur namun capaian dari pemeriksaan
ini hanya sebanyak 267 orang (90,8%), dan tidak
didapatkan hasil positif. Pada tahun 2020 target
a. Memberikan penyuluhan mengenai IVA dan
pemeriksaan IVA meningkat menjadi 890 orang deteksi dini kanker serviks
wanita usia subur, dengan capaian 73 orang
(8,2%). Berdasarkan diskusi pendahuluan bersama
pemegang program IVA bahwa masih terdapat
kendala untuk memenuhi target karena terjadi
perubahan target pencapaian pada tahun 2020
sehingga membutuhkan metode pelaksanaan yang
lebih efektif agar tercapainya target pemeriksaan
IVA di wilayah kerja Puskesmas Kampung Jabi.
Penyakit Dispepsia ini menjadi salah satu dari 10 Memberikan tatalaksana dan edukasi sesuai
penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas
Kampung Jabi indikasi dan keluhan pasien
Penyakit hipertensi ini menjadi salah satu dari 10
Memberikan tatalaksana dan edukasi sesuai
penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas indikasi dan keluhan pasien
Kampung Jabi
Penyakit Diabetes Melitus ini menjadi salah satu
Memberikan tatalaksana dan edukasi sesuai
dari 10 penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas indikasi dan keluhan pasien
Kampung Jabi
Penyakit ISPA ini menjadi salah satu dari 10
Memberikan tatalaksana dan edukasi sesuai
penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas indikasi dan keluhan pasien
Kampung Jabi
Penyakit tuberkulosis ini merupakan salah satu
dari sepuluh penyakit yang menyebabkan Memberikan tatalaksana dan edukasi sesuai
indikasi dan keluhan pasien
angka kematian terbesar di dunia
Pelaksanaan Monitoring
Dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran a. Minimnya kesadaran orang tua mengenai
tinggi badan serta pemberian imunisasi pada balita pentingnya imunisasi dan pemantauan tumbuh
pada hari Selasa tanggal 7 Desember 2020 di kembang pada balita
Posyandu Nongsa Asri. Kegiatan tersebut b. Minimnya disiplin dari orang tua mengenai jam
berlangsung dari pukul 08.30 WIB hingga pukul pelaksanaan yang berkaitan dengan life time dari
12.00 WIB. Terdapat 38 balita yang melakukan vaksin
pengukuran tumbuh kembang serta 11 balita c. Beberapa balita tidak diikut sertakan dalam
dilakukan pemberian imunisasi sesuai usianya. imunisasi oleh karena kendala kondisi medis balita
Selain itu, dilakukan juga edukasi kepada orangtua pada waktu pelaksanaan seperti balita lagi demam.
balita mengenai pentingnya pemantauan tumbuh d. Terdapat beberapa stigma maupun kekhawatiran
kembang balita dan mengikuti imunisasi sesuai orangtua balita mengenai jenis vaksin dan efek
jadwal. samping yang timbul akibat vaksin.
Kriteria diagnostik terpenuhi bila 2 poin di bawah a. Diberikan tatalaksana sesuai indikasi
ini seluruhnya terpenuhi: 1. Rasa penuh setelah Memberikan edukasi:
makan yang mengganggu, terjadi setelah makan Menghindari makanan seperti cokelat, memiliki
dengan porsi biasa, sedikitnya terjadi beberapa kandungan kafein, alkohol dan makanan
kali seminggu 2. Perasaan cepat kenyang yang berlemak, asam dan pedas
membuat tidak mampu menghabiskan porsi Makan dengan porsi kecil namun sering
makan biasa, sedikitnya terjadi beberapa kali Makan sesuai jadwal
seminggu Kriteria terpenuhi bila gejala-gejala di
atas terjadi sedikitnya dalam 3 bulan terakhir,
dengan awal mula gejala timbul sedikitnya 6 bulan
sebelum diagnosis. Kriteria penunjang 1. Adanya
rasa kembung di daerah perut bagian atas atau
mual setelah makan atau bersendawa yang
berlebihan 2. Dapat timbul bersamaan dengan
sindrom nyeri epigastrium.
Setiap pasien yang datang ke poli dengan tekanan
darah sistolik ⩾140 mmHg dan atau tekanan
darah diastolik ⩾ 90 mmHg setelah dilakukan
pengukuran 2x dalam waktu yang berbeda
maupun pasien yang sudah dikenal dengan a. Diberikan tatalaksana sesuai indikasi
Memberikan edukasi:
penyakit Hipertensi dan rutin kontrol ke
puskesmas, diberikan tatalaksana sesuai grading Diet rendah natrium
Istirahat cukup
hipertensinya. Apabila terdapat pasien dengan Minum air putih 2 liter per hari
hipertensi emergency atau hipertensi urgency
diberikan penatalaksanaan di UGD dan
diobservasi sampai mencapai target MAP yang
sudah ditentukan.
Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan
kadar glukosa darah. Pemeriksaan glukosa darah
yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa
secara enzimatik dengan bahan plasma darah
vena. Pemantauan hasil pengobatan dapat
dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan
glukosa darah kapiler dengan glukometer. a. Diberikan tatalaksana sesuai indikasi
Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar Memberikan edukasi:
adanya glukosuria. Berbagai keluhan dapat Diet rendah gula
ditemukan pada penyandang DM. Kecurigaan Istirahat cukup
adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat Minum air putih 2 liter per hari
keluhan seperti: Keluhan klasik DM: poliuria,
polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.Keluhan
lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur,
dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva
pada wanita.
Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl.
Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori
minimal 8 jam. Atau Pemeriksaan glukos plasma
≥200 mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa
Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram. Atau
Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu≥200 mg/dl
dengan keluhan klasik. Atau Pemeriksaan HbA1c
≥6,5%
anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika
ditemukan gejala-gejala sebagai berikut: Batuk,
sesak yaitu anak bersuara parau pada waktu
mengeluarkan suara (misalnya pada waktu bicara
atau menangis), pilek adalah mengeluarkan lendir
atau ingus dari hidung,
panas atau demam dengan suhu tubuh lebih dari
37OC atau jika dahi anak
diraba dengan punggung tangan terasa panas.16
b. Gejala ISPA Sedang.
Tanda dan gejala ISPA sedang meliputi tanda dan
gejala pada
ISPA ringan ditambah satu atau lebih tanda dan
gejala seperti pernafasan
yang lebih cepat (lebih dari 50 kali per menit), a. Diberikan tatalaksana sesuai indikasi
wheezing (nafas menciutciut), dan panas 390C Memberikan edukasi:
atau lebih. Tanda dan gejala lainnya antara lain Mencuci tangan
sakit telinga, keluarnya cairan dari telinga yang Etika batuk
belum lebih dari dua Tidak berbagi peralatan pribadi
minggu, sakit campak.17 Hindari paparan asap atau alergen
c. Gejala ISPA Berat
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat
gejala sebagai
berikut: bibir atau kulit membiru, lubang hidung
kembang kempis
(dengan cukup lebar) pada waktu bernapas, anak
tidak sadar atau
kesadarannya menurun, pernapasan berbunyi
mengorok dan anak tampak
gelisah, pernapasan berbunyi menciut dan anak
tampak gelisah, nadi
cepat lebih dari 60 kali/menit atau tidak teraba,
tenggorokan berwarna
merah.16
Tanda dan gejala yang sering terjadi pada
Tuberkulosis adalah batuk yang tidak spesifik
tetapi progresif. Penyakit Tuberkulosis paru
biasanya tidak tampak adanya tanda dan gejala
yang khas. Biasanya keluhan yang muncul adalah :
a. Demam terjadi lebih dari satu bulan, biasanya
pada pagi hari. b. Batuk, terjadi karena adanya
a. Diberikan tatalaksana sesuai indikasi
iritasi pada bronkus; batuk ini membuang / Memberikan edukasi:
mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk Mencuci tangan
kering sampai batuk purulent (menghasilkan
sputum) c. Sesak nafas, terjadi bila sudah lanjut Etika batuk
Berjemur pada pagi hari
dimana infiltrasi radang sampai setengah paru d. Rajin mengganti sprei dan membersihkan debu
Nyeri dada. Nyeri dada ini jarang ditemukan, nyeri
timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura Membiarkan cahaya matahari masuk ke dalam
sehingga menimbulkan pleuritis. e. Malaise rumah
ditemukan berupa anoreksia, berat badan
menurun, sakit kepala, nyeri otot dan keringat di
waktu di malam hari. Pemeriksaan sputum sangat
penting karena dengan di ketemukannya kuman
BTA
diagnosis tuberculosis sudah dapat di pastikan
Tanggal Pelayanan Kategori Pasien Data Dasar Pasien
2/15/2021 Anak An. Jovelina Salim; 5 th; 17 kg
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
TD: 170/100 mmHg
HR: 88 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,5 C
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
TD: 100/60 mmHg
HR: 98 x/menit
RR: 24 x/menit
T: 36,7 C
SpO2: 100%
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
TD: 120/70 mmHg
HR: 88 x/menit
RR: 22 x/menit
T: 36,7 C
Mata: Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
Laboratorium:
Leukosit : 12.560
Hb : 7,4 g/dL
Ht : 20,8 %
Trombosit : 219.000
GDS : 186 %
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
HR: 86 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,1 C
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
Status Lokalis:
- Vulnus Excoriatum pada alis kiri dan pipi kiri
- Hematom pada pundak kiri
- Vulnus Excoriatum pada bahu kiri, ROM terbatas, nyeri
(+)
- Vulnus Excoriatum pada mata kaki kiri
- Vulnus laceratum pada ibu jari kaki kiri, skin lost (+),
ukuran 2x0,5x0,5 cm
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
TD: 110/70 mmHg
HR: 88 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,3 C
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: TFU 22 cm, punggung kanan, DJJ: 145x/menit
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
Leukosit: 5.430
Hb: 12,6 g/dL
Ht: 53,3 %
Trombosit: 190.000
GDS: 97 mg/dL
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 38 C
Leukosit: 7.260
Hb: 12,4 g/dL
Ht: 33,6 %
Trombosit: 211.000
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
TD: 120/70 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal, nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
Leukosit: 23.190
Hb: 10,8 g/dL
Ht: 20,5 %
Trombosit: 178.000
GDS: 118 g/dL
Ur: 177 mg/dL
Cr: 1,89 mg/dL
Au: 14,63 mg/dL
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
TD: 120/70 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36 C
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Abdomen: Supel, hepar dan lien tidak membesar, bising
usus (+) normal, nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
KU: Sedang
Kesadaran: Composmentis
Lansoprazole 2x1
Redacid 2x1
Hipertensi urgency Captopril 25 mg Sublingual
Oksigen 3 lpm
Observasi IGD
G1P0A0 hamil aterm + Inpartu kala 1 fase laten Rawat inap, advice dr. Herman, Sp.OG
Observasi VK
Vulnus laceratum et regio parietal + multiple Hecting 4 jahitan
vulnus excoriatum Ciprofloxacin tab 500mg 2x1
Asam mefenamat 500 mg 3x1
G1P0A0 usia kehamilan 32 mgg + letak sungsang + Rawat inap, Advice dr. Dino, Sp.Og
KPSW + Oligohidroamnion Rencana OK jam 10.00
Inj. Ceftriaxone 1 gr
IVFD RL 12 tpm
Dyspepsia Inj. Ranitidine 1 amp
Inj. Ondancentron 1 amp
Syok hipovolemic dd syok sepsis + susp, IVFD NS 0,9% 200 cc -> guyur lanjut 500cc/12 jam
Hipoalbumin Inj. Rebacter 3x0,5 gr
Inj. Dobutamin dosis titrasi
Inj. Pantoprazole 2x1 amp
Inj. Methyl prednisolon 1x0,3 cc
Cephalgia Inj. Toramin 1 amp
Inj. Pumpisel 1 amp
Buffect 3x400 mg
Neurosanbe 1x1
Sucralfate syr 3x10 cc