You are on page 1of 84

MAKALAH SISTEM

INTEGUMEN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sistem integumen/sistem penutup tubuh (covering) adalah suatu sistem penyusun tubuh suatu

makhluk hidup yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Fungsinya antara lain

sebagai pelindung, penerima rangsang dari luar/eksteroreseptor, respirasi, ekskresi,termoregulasi

dan osmoregulasi/homeostatis.

Fungsi lain :

1. Sebagai tempat cadangan makanan    Lemak pada hewan yang hidup di daerah 4 musim 

2. Sebagai alat nutrisi / kelenjar susu, pada mammalia 

3. Sebagai alat gerak, sayap pada burung, sirip pada ikan,selaput renang pada katak. 

4. Sebagai tempat pembentukan vitamin D.

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan

menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian

sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan
produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti

"penutup".

      Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang terdapat pada

bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling

luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung

tubuh terhadap bahaya bahan kimia.

Cahaya matahari mengandung sinar ultra violet dan melindungi terhadap mikroorganisme

serta menjaga keseimbangan tubuh.misanya menjadi pucat, kekuning-kunigan, kemerah-merahan

atau suhu kulit meningkat.Ganguan psikis juga dapat mengakibatkan kelainan atau perubahan

pada kulit misanya karna stres, ketakutan, dan keadaan marah akan mengakibatkan perubahan

pada kulit wajah.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam makalah ini kami sebagai penulis akan menjelaskan tentang :

a.       Apakah struktur sisem integument?

b.      Apakah Jaringan Penunjang sistem integument?

c.       Bagaimanakah hubungan suhu tubuh dengan sistem integumet?

d.      Bagaimanakah hubungan sitem reproduksi dengan sitem integument?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :

a.       Mengetahui struktur sisem integument.

b.      Mengetahui Jaringan Penunjang sistem integument.

c.       Mengetahui hubungan suhu tubuh dengan sistem integument.

d.      Mengetahui hubungan sitem reproduksi dengan sitem integument.

1.4 MANFAAT PENULISAN

Informasi yang diperoleh dari penulisan makalah ini dapat bermanfaat dan menambah

pengetahuan atau informasi bagi mahasiswa/i serta penulis sehingga menjadi lebih mengerti.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur Sistem Integument

—  Merupakan organ terbesar, tertipis, & sangat penting (vital, diverse, complex, extensive)
—  Mampu memperbaiki sendiri (self-repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas

antara lingkungan luar tubuh dg dalam tubuh)

—  Pd orang dewasa: luas=1,6-1,9 m2; tebal= 0,05-0,3cm

Fungsi :

—  PELINDUNG; dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet, & gangguan mekanik,

kimia, atau suhu

—  PENERIMA SENSASI; sentuhan, tekanan, nyeri, & suhu

—  PENGATUR SUHU; menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin & meningkatkan

kehilangan panas saat suhu panas

—  FUNGSI METABOLIK; menyimpan energi melalui cadangan lemak; sintesis vitamin  D

—  EKSKRESI & ABSORPSI

Kulit :

—  Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup

manusia.

—  Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan

Fungsi Utama:

1.     Sebagai pelindung (proteksi)

2.    Sebagai eksteroreseptor
3.     Sebagai alat ekskresi

4.    Sebagai alat osmoregulasi / homeostasis

5.    Sebagai alat thermoregulasi

6.    Sebagai alat pernafasan / respirasi

Fungsi lain :

1. Sebagai tempat cadangan makanan. Lemak pada hewan yang hidup di daerah 4 musim

2. Sebagai alat nutrisi / kelenjar susu, pada mammalia

3. Sebagai alat gerak, sayap pada burung, sirip pada ikan, selaput renang pada katak.

4. Sebagai tempat pembentukan vitamin D, pada manusia dengan bantuan sinar matahari

Fungsi proteksi

 Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya

tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi terutama yang bersifat iritan; lisol, karbol, asam

dan alkali kuat, gangguan yang bersifat panas; radiasi, sengatan UV, gangguan infeksi luar;

kuman/bakteri, jamur

 Hal di atas terjadi karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut

jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.

Fungsi absorbsi
 Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tapi cairan yang

mudah menguap lebih mudah diserap. Permeabilitas kulit terhadap O 2, CO2 dan uap air

memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.

Fungsi persepsi

 Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap

rangsangan panas diperankan oleh badan ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin

diperankan oleh badan krause yang terletak di dermis. Badan taktil meissnerr terletak di papila

dermis berperan terhadap rabaan. Terhadap tekanan diperankan oleh badan vater paccini di

epidermis

Fungsi ekskresi

 Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam

tubuh; NaCl, urea, as urat dan ammonia. Sebum yang diproduksi melindungi kulit juga menahan

evaporasi air yang berlbhan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan

keringat di kulit menyebabkan keasaman kulit pd pH 5-6,5

Fungsi pengaturan suhu tubuh

         Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan otot /

kontraksi pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah

 sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik.


Fungsi pembentukan pigmen

 Sel pembtk pigmen/melanosit terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf.

Jumlah melanosit menentukan warna kulit ras maupun individu. Warna kulit tidak sepenuhnya

dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb dan

karoten.

Fungsi keratinisasi

 Proses berlangsung 14-21 hari sebagai perlindungan terhadap infeksi secara mekanis

fisiologik

Fungsi pembentukan vitamin D

 Dengan mengubah 7-dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari.

Tiga (3) lapisan utama kulit :

—  Lapisan epidermis/ kutikel

—  Stratum korneum / lapisan tanduk

—  Stratum lusidum

—  Stratum granulosum / lapisan keratohialin

—  Stratum spinosum / stratum malphigi / pickle cell layer

—  Stratum basale / germinativum


—  Lapisan dermis/ korium, kutis vera, true skin

—  Pars papilare

—  Pars retikulare

—  Lapisan subkutis/ hipodermis

Gambar Kulit tebal & Kulit tipis

Gambar Penampakan Histologi Kulit tebal & Kulit tipis

STRATUM KORNEUM / LAPISAN TANDUK :

—  Lapisan kulit yang paling luar

—  Terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati

—  Tidak berinti

—  Protoplasmanya telah berubah menjadi keratin/zat tanduk

—  Terdiri dari 15-30 lapisan sel keratin

STRATUM LUSIDUM

 Terdapat langsung di bawah lapisan korneum

 Lapisan sel terang

 Lapisan sel gepeng tanpa inti


 Protoplasma yang berubah menjadi protein (elerdin)

 Hanya ada pada kulit yang tebal, tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki

 STRATUM GRANULOSUM/ LAPISAN KERATOHIALIN

 Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng

 Grainy (lapisan bulir padi)

 Sitoplasma berbutir kasar (keratohialin), terdapat inti diantaranya.

 Juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki.

STRATUM SPINOSUM/ STRATUM MALPHIGI/ PICKLE CELL LAYER

 Terdiri dari 5-8 lapisan

 Lapisan yang paling tebal (0,2 mm)

 Sel berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis.

 Terdapat sel langerhans

 Lapisan ini memproduksi keratin

 Keratin merupakan protein yang tidak larut air – menjaga kelembaban kulit

STRATUM BASALE

 Lapisan epidermis yang paling dalam, berkontak dengan dermis

 Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus/kolumnar

 Terdiri dari sel pembentuk melanin yang mengandung pigmen.

 Sel-sel basal mengadakan mitosis dan berfungsi reproduktif


Lapisan Dermis Kulit :

—  Lapisan dermis/ korium, kutis vera, true skin :

o  Berisi 3 jenis jaringan : Kolagen dan serat elastis, Otot, Saraf

o  Mendapat suplai darah dan saraf

o  Lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis.

o  Sensori aparatus: sentuhan, tekanan, temperatur, nyeri.

o  Terdiri dari 2 bagian :

ü Pars Papilare : bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pemb.darah

ü Pars Retikulare : banyak mengandung jaringan ikat, folikel rambut, pembuluh darah, saraf,

kolagen.

Perbedaan Kulit tebal & tipis :

 Kulit tipis ® kulit yang menutupi sbgn besar permukaan tubuh

 Kulit tebal ® kulit yang menutupi telapak tangan & kaki

Warna kulit :

Warna kulit disebabkan oleh :

1. warna pigmen

2. warna fisis (pembiasan, pemantulan, penguraian cahaya) contoh sel-sel pigmen /

kromatofor :
1)      melanofor, pigmen melanin, warna coklat-hitam

2)      xanthofor, pigmen warna kuning

3)       eritrofor, pigmen warna merah

4)      guanofor, disebut juga iridosit, karakteristik pada amfibi, ikan, reptil.

Pada vertebrata, warna berfungsi sebagai :

-          Perlindungan

-          Menarik perhatian (peringatan, daya tarik seksual)

-          Mengontrol absorpsi panas dan pemeliharaan

-          Melindungi sistem saraf atau gonad dari cahaya

-          Mengontrol sintesis vitamin D

—  Penentu dasar warna kulit : kuantitas melanin yang tersimpan di dalam sel epidermis

—  Melanosit yang memproduksi pigmen tersebar di stratum basale epidermis

—  Melanosit: mengubah asam amino tyrosin menjadi pigmen melanin coklat kehitaman yang diatur

oleh enzim tyrosinase.

—  Konversi tyrosin mjd pigmen tgtg pd :

(1) gen/ keturunan , (2) paparan cahaya matahari, (3) hormon ACTH

—  Pd keadaan ttt yg bersifat sementara, warna kulit berubah oleh perubahan volume darah yg

melalui kapiler kulit & jumlah hemoglobin yg teroksigenasi


Melanosit :

—  Mampu memproduksi pigmen coklat, melanin

—  Melanin dapat menyerap sinar ultraviolet (UV)

—  Sinar UV light berisi energi tinggi foton yang dapat merusak DNA – mutasi

—  Melanin dapat mencegah kerusakan  DNA, membantu mencegah kanker kulit

Pigmentasi pada kulit :

Pigmentasi pada kulit

- Pada stratum germinativum dari epidermis terdapat butir-butir melanin.

- Fungsi melanin untuk melindungi tubuh dari bahaya sinar UV.

- Proses pembentukan melanin :

Kelenjar pada Kulit

—  Terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus/ kelenjar minyak

—  Kelenjar keringat terbagi atas :

—  Kelenjar Ekrin

—  Kelenjar apokrin

a). Kelenjar Ekrin

ü Kelenjar kecil-kecil, letaknya dangkal, di lapisan dermis, bermuara di permukaan kulit.

ü Sekret encer ± 1,5 lt/24 jam


ü Udara panas dan kering, ± 6 lt/24 jam

ü Sekresi kelenjar ekrin dipengaruhi oleh  stres emosional, faktor paanas dan saraf simpatis

ü Fungsinya untuk pengeluaran keringat, pengaturan suhu tubuh

ü Sekresinya disebut keringat / sudor

ü Secara histologis tergolong tipe tubuler bergelung dan mirokrin

ü Berfungsi sebagai alat ekskresi membantu ginjal, thermoregulasi

ü Pada Carnivora sudah sangat tereduksi, pada Cetacea, Sirenia, beberapa Insectivora tidak ada.

b). Kelenjar Apokrin

ü Terletak lebih dalam, sekresi lebih kental

ü Banyak terdapat pada axila, areola mamae, pubis, dan saluran telinga luar

ü Fungsi belum jelas

Kelenjar Seruminosa

—  Terdapat pada telinga luar, dimana kelenjar keringat berubah menjadi kelenjar ceruminose

—  Bekerjasama dengan kelenjar sebasea (lemak) untuk menghasilkan serumen (kotoran telinga)

Kelenjar Mamae

Pada mamalia terdapat kelenjar susu.

-          Secara histologis berbentuk tubuler majemuk dan sekresinya termasuk kelenjar apokrin.
-          Muara kelenjar susu biasanya berhubungan dengan pangkal rambut.

-          Kelenjar susu pada mammalia umumnya berkelompok pada daerah tertentu yang disebut

kelenjar mammae (breast) yang memperlihatkan adanya puting susu(teat/nipple).

-          Kelenjar susu berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi :

   1. axillar : Galeophithecus

   2. thoracal : Manusia / Kera

   3. abdominal : Ungulata

   4. inguinal : Cetacea

-          Pada manusia terdapat anomali yang menggambarkan keadaan primitif dengan adanya

puting-puting ekstra seperti :

-          hyperthelia : banyak sekali puting susu

-          hypermatisme : kebanyakan mammae

Kelenjar Sebasea (Kelenjar Minyak)

 Sekresinya disebut sebolina

 Secara histologis tergolong tipe alveolar/aciner bergelung dan holokrin berfungsi sebagi

proteksi

 Terdapat di seluruh permukaan kulit kecuali di telapak tangan dan kaki

 Terletak di samping akar rambut, bermuara pada folikel rambut

 Fungsi : memberi lapisan lemak, bakteriostatik, menahan evaporasi


 Masa remaja kelenjar sabasea lebih produktif

Kelenjar yang tidak umum pada mamalia :

1. Kelenjar bau (scant gland), pada cecurut, terdapat pada sekitar anus, berperaan dalam

kehidupan kelamin

2. Kelenjar meiboom, terdapat pada kelopak mata kelenjar lakrimal, pada kelopak mata

Kelenjar pada Epidermis hewan :

Pada Urodela dan Pisces, epidermisnya banyak mengandung sel-sel lendir, berfungsi untuk

memudahkan pergerakan di air dan sebagai protektif terhadap mikroorganisme.

-          Kelenjar pada tetrapoda selalu multiseluler

-          Pada bangsa katak banyak diketemukan kelenjar-kelenjar

  multiseluler asiner (alveolar) yaitu :

  1. kelenjar mukus / lendir, sebagai kelenjar mirokrin

  2. kelenjar bisa / granuler, sebagai kelenjar apokrin

-          Pada Bufo, kelenjar-kelenjar tertentu berkelompok pada suatu bagian tubuh yang disebut

kelenjar parotid.

Pada burung terdapat kelenjar tunggit (kelenjar uropyqii) yang menghasilkan minyak.

-          Bangsa kura-kura mempunyai kelenjar leher (neck gland) pada sebelah ventral.

-          Pada kadal terdapat kelenjar femoral.

Rambut :

 Terdiri dari akar rambut dan batang


 Menutupi hampir seluruh permukaan tubuh

 Diproduksi oleh folikel rambut

 Terbentuk pada fetus usia 3 bulan

 Merupakan derivat epidermis

 Fungsi utama :

a)   isolator, thermoregulator  

b)  sebagai organ indera, dengan adanya anyaman-anyaman akhiran saraf, contoh : vibrissae /

rambut sinus

 Perbedaan warna rambut disebabkan :

1)    terdapat vakuola dan pigmen, warna muda – tua

2)   terdapat banyak vakuola dan tidak terdapat pigmen, warna putih perak

3)   terdapat banyak sekali vakuola dan tidak terdapat pigmen, uban

—  Terdiri dari akar rambut dan batang

—  Menutupi hampir seluruh permukaan tubuh

—  Diproduksi oleh folikel rambut

—  Siklus pertumbuhan rambut:

•      Fase Anagen/pertumbuhan : 2-6 tahun dengan kecepataan tumbuh 0,35mm/hari

•      Fase Telogen/istirahat : beberapa bulan

•      Fase Katogen : fase diantara kedua fase

—  Pada saat 85% mengalami fase anagen, 15 % mengalami fase telogen


Gambar Siklus Pertumbuhan Rambut

Kuku :

—  Bagian terminal lapisan tanduk yang menebal

—  Akar kuku : bagian yang terbenam kulit jari

—  Badan kuku : bagian di atas jaringan lunak ujung jari

—  Tumbuh : 1 mm/minggu

—  Fungsi : melindungi jari tangan

Gambar Penampang melintang dan membujur kuku

2.1.1 Lapisan Kulit

Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat atau

korium) dan lapisan subkutan. Sebagai gambaran, penampang lintang dan visualisasi struktur

lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

1.       Epidermis (kulit ari)

Gambar : Penampang Lapisan Kulit Ari (Epidermis)

Epidermis merupakan bagian terluat dari kulit. Epidermis melekat erat pada dermis

karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma

yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. Sel-sel epidermis

disebut keratinosit. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :

a.      Lapisan tanduk (stratum corneum)


Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma

lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak

mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air.

Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih banyak, karena

di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas

keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan

kimia. Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah

terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya

28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.

Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit

ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia

dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai sekitar 60

tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk

yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih

karena melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat

digantikan oleh lapisan tanduk baru.

Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk

mencegah terjadinya penguapan air dari lapis-lapis kulit lebih dalam sehingga mampu

memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup

besar.
b.      Lapisan bening (stratum lucidum)

Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap

sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari

protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati

sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki.

Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.

c.       Lapisan berbutir (stratum granulosum)

Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di

dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada

kulit telapak tangan dan telapak kaki.

d.      Lapisan bertaju (stratum spinosum)

Disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan

perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling

berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri

atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris.

Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah

permukaan kulit makin besar ukurannya. Di antara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang

berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-

sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis.
Kesatuankesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti inti sel dalam bagian

basal lapis taju mengandung kolesterol, asam amino dan glutation

e.      Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)

 Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder)

dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan

bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi

epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap pengaturan

metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermis

bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas,

akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells,

melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.

2.      Dermis

Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung

rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh

darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi rambut

yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang

rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang

mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit

sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat
diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling

tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-

serat, matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.

Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan

berbagai rangsangan dari luar. Masingmasing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf

dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa juga

memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita. Jika kita

mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di

kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar

palit yan menempel di kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit

dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut. Kelenjar

keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori

kulit. Di permukaan kulit, minyak dan keringat membentuk lapisan pelindung yang disebut acid

mantel atau sawar asam dengan nilai pH sekitar 5,5. sawar asam merupakan penghalang alami

yang efektif dalam menangkal berkembang biaknya jamur, bakteri dan berbagai jasad renik

lainnya di permukaan kulit. Keberadaan dan keseimbangan nilai pH, perlu terus-menerus

dipertahankan dan dijaga agar jangan sampai menghilang oleh pemakaian kosmetika.

Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastic yang dapat membuat

kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut kolagen. Serat-

serat kolagen ini


disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan

kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit.

Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mudah

mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor usia

atau kekurangan gizi. Dari fungsi ini tampak bahwa kolagen mempunyai peran penting bagi

kesehatan dan kecantikan kulit. Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit jangat dapat

menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak memiliki kemampuan

memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari.

Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu kelenjar keringat dan

kelenjar palit.

a. a.   Kelenjar keringat

Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran

semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua

bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak

tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan

membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh

panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :

1.      Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang

mengandung 95 – 97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium

klorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolism seluler. Kelenjar keringat ini
terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala.

Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24

jam pada orang dewasa. Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan

salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.

2.      Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah

kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna

keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya

alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea

pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya

sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil

baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.

b.   Kelenjar palit (sebasea)

Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung rambut

terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut

(folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan

rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan

telapak kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama pada bagian muka.

Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau

kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit kepala,

kelenjar palit atau kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kulit


kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar palit atau

kelenjar sebasea membesar sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada

bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan, maka

kulit akan lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.

3.         Lapisan Subkutan / jaringan penyambung

Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf

yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan

saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau

penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai

cadangan makanan.

Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal

di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit

dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak

lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur. Sel

lemak ini dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan terdalam banyak mengandung sel

limposit yang menghasilkan banyak lemak. Disebut juga panikulus adiposa yang berfungsi

sebagai cadangan makanan. Sel lemak berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan setruktur

internal seperti otot dan tulang. Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan

panas.Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat penumpukan energi.


            4.         Vaskularisasi Kulit

            Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler

dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil

meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri

asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat

nutrient dari dermis melalui membran epidermis. Vaskularisasi dikulit diatur oleh 2 pleksus,

yaitu pleksus superfisialis dan pleksus profunda

2.2  Jaringan Penunjang

Jaringan penunjang adalah sekumpulan sel khusus yang serupa bentuknya, besarnya dan

pekerjaannya yang berfungsi menunjang dan menyokong berbagai susunan tubuh yang ada di

sekitarnya.

a.    Jaringan ikat. Jaringan yang diantara sel-selnya terdapat banyak zat interselular yang terdiri dari

serabut-serabut kenyal yang disebut kolagen. Pada jaringan ikat bahan-bahan interselular ini

dibuat sendiri oleh sel-selnya.

Bentuk dari bahan-bahan interselular ini dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu;

1. Bentuk amorfus (tanpa bentuk) Berupa cairan. Seperti agar. Bersifat keras.

2. Bentuk fibrosa (bentuk benang) Bentuk ini dapat dibedakan menjadi 3 bentuk : Benang-benang

kolagen (benang-benang putih). Benang ini sifatnya sangat lemas, kuat tetapi kurang elastis.

Benang-benang retikular (benang-benang halus). Benang-benang ini disusun seperti jala dan
berfungsi untuk menahan sel-sel jaringan ikat. Benang-benang elastis (benang-benang kuning).

Benang-benang ini bersifat elastis, dan tersusun berlapis.

Fungsi sel-sel jaringan ikat adalah :

1. Membuat bahan-bahan interselular.

2. Membuat sel-sel darah.

3. Fagositosi, memakan bakteri-bakteri atau benda asing yang msuk ke dalam tubuh. 4.Membuat

antibodi (zat kekebalan)

5. Membuat heparin yang berfungsi mencegah pembekuan darah selama di dalam saluran-

salurannya.

Sel jaringan ikat dibedakan menjadi 6 macam :

1. Sel makrofag adalah sel jaringan ikat yang bentukya sangat besar dan dapat memakan sel sel

asing yang masuk ke dalam tubuh kita.

2. Sel mast adalah sel jaringan ikat yang dalam sitoplasmanya banyak mengandung bintik-bintik,

sel-sel ini dapat menghasilkan heparin.

3. Sel fibroblas, sel-sel jenis inilah yang paling banyak terdapat dalam jaringan ikat.

4. Sel lemak adalah sel jaringan ikat yang berfungsi khusus untuk menyimpan lemak.

5. Sel plasma adalah sel jaringan ikat yang bentuknya seperti bola nukleusnya seperti roda (bulat

pipih)
6. Sel pigmen adalah sel jaringan ikat yang banyak terdapat dalam kulit dan bola mata. Jaringan ikat

ini dapat dijumpai dimana saja di dalam tubuh.

Macam-macam jaringan ikat terdiri dari :

1. Jaringan ikat embrional. Jaringan ikat yang selnya berbentuk bintang dan zat interselularnya

menyerupai selai, terdapat pada embrio dan sekeliling tali pusat.

2. Jaringan ikat areoral. Jaringan ikat yang sel-selnya satu sama lain terpisah oleh zat selai cair yang

didalamnya banyak mengandung serabut seperti jala, fungsinya sebagai tempat penyimpanan air

dan penting pada peristiwa peradangan.

3. Jaringan ikat gembur. Jaringan ikat yang hubungan sel-selnya satu sama lain longgar oleh karena

antara jaringan tersebut banyak terdapat lubang-lubang kecil, jaringan ikat gembur banyak

terdapat di bawah kulit, banyak mengandung lemak. Fungsinya sebagai bahan penahan,

pelindung dan cadangan makanan.

4. Jaringan ikat fibrosa. Jaringan ikat areoral yang di antara sel-selnya banyak mengandung serabut

fibrosa atau serabut kolagen, jaringan yang sifat-sifatnya sangat kuat tetapi hanya sedikit dapat

dibengkokkan pembuluh darahnya. Fungsinya sebagai penunjang, pembungkus dan penghubung

antara jaringan. Yang termasuk jaringan ini antara lain ; - Ligamentum, yang menghubungkan

tulang dengan buku tulang. - Aponeurosis, menghubungkan otot satu sama lainnya. - Fasia,

selaput pembungkus otot, dan - Tendo, yang menghubungan otot dengan otot atau otot dengan

tulang.
5. Jaringan ikat kenyal. Jaringan ikat yang diantara sel-selnya banyak mengandung serabuut kenyal,

sifatnya elastis seperti karet, terdapat pada dinding pembuluh darah, fungsinya memberikan

kekenyalan pada jaringan. Di samping jaringan ikat tersebut di atas ada jaringan ikat istimewa

yang dapat membuat sel darah putih yaitu jaringan RES (Retikula Endothelial system) yang

terdapat di hati dan limpa.

b.    Jaringan rawan (Kartilago). Jaringan yang banyak mempunyai lubang-lubang kecil di dalamnya

terdapat banyak sel-sel rawan, sifatnya lebih padat dan lebih kuat dari pada jaringan biasa,

elastis, da mudah dan mudah dibengkokkan, di antara sel-selnya banyak terdapat pembuluh

darah.

Pengertian; Tulang rawan adalah jaringan ikat yang lebuh dekat dari jaringan ikat biasa; sel-selnya

disebut kondrosit dan sel yang masih muda disebut kondroblas.

Macam-macam jaringan tulang rawan.

1. Kartilago hialin, banyak mengandung serabut-serabut hialin (tulang rawan bening) warnanya

kehijau hijauan dan licin, terdapat pada; ujung sendi, rawan hidung, antara tulang rusuk dan

tulang dada, badan embrio, larings, trakea dan bronkus.

2. Kartilago elastis, banyak mengandung serabut-serabut elastis warnanya kekuningan, terdapat di

daun telinga epiglotis, tabung eustaki.


3. Kartilago fibrosa, banyak mengandung serabut-serabut fibrosa, terdapat antara ruang tulang

belakang dan simfisis. Tulang rawan mengandung zat-zat interselular Ca CO3, sifatnya kenyal,

elastis, tidak mudah patah tetapi mudah dibengkokkan.

Fungsi jaringan rawan, terdiri dari ;

1. Penutup ujung-ujung tulang, misalnya tulang iga.

2. Pada embrio sebagai penyangga sementara yang kemudian akan berubah menjadi tulang keras.

3. Sebagai penyangga misalnya tulang hidung, telinga.

4. Penyambung antara tulang, misalnya sendi-sendi.

c.    Jaringan tulang.

Pengertian. Tulang adalah jaringan ikat yang keras, yang zat-zat interselularnya keras. Terutama

mengandung banyak mineral yang mengandung zat perekat dan zat kapur.

Fungsi jaringan tulang, terdiri dari ;

1. Menjaga berdirinya tubuh.

2. Membentuk rongga untuk menyimpan (melindungi) organ-organ yang halus.

3. Membentuk persendian.

4. Sebagai tempat melekatnya ligamen-ligamen dan otot.

Macam-macam tulang ;

1.    Berdasarkan bentuknya. Tulang panjang bentuknya panjang seperti pipa.


Contoh: Tulang humerus (tulang lengan ataas), tulang femur (tulang paha), tulang tibia (tulang

kering). Tulang pendek, bentuknya pendek dan tidak teratur. Contoh : tulang vertebra (tulang

belakang). Tulang pipih, bentuknya lebar tetapi tipis. Contoh : Tulang penyusun tengkorak.

2.    Berdasarkan strukturnya. Jaringan tulang muda yaitu jaringan yang lebih dekat dari jaringan ikat

biasa, sel-selnya disebut kondrosit dan sel yang masih muda disebut kondroblas. Jaringan tulang

keras. Bersifat sangat keras, tidak dapat dipotong dengan pisau karena ia banyak mengandung

zat kapur.

Jaringan keras ini mempunyai bagian-bagian;

1. Jaringan tulang kompaka jaringan ini terdapat di bagian tengah dari tulang panjang (diafisis).

2. Jaringan tulang spongiosa, jaringan ini terdapat pada bagian ujung tulang panjang (epifisis),

banyak mempunyai lubang-lubang yang jelas dapat dilihat dengan mata biasa dan bentuknya

menyerupai spon (busa). Di dalam lubang-lubang ini terdapat sum-sum tulang.

3. Jaringan ikat periosteum yang menyelubungi tiap tulang dan mempunyai serabut-serabut

kolagen.

4. Bagian tengah dari tulang panjang, terdapat ruangan yang disebut medulla osseum flava.

5. Sumsum tulang merah terdiri dari jaringan retikular dimana terdapat: Eritroblas yang kemudian

menjadi eritrosit, Mioblast yang kemudian menjadi leukosit, dan Osteoblast (sel tulang) serta

retikulosit.

6. Antara jaringan dan sumsum tulang terdapat selaput tulang yang keras, yang disebut endosteum.

2.3 Hubungan Suhu Tubuh dengan Sistem Integument


2.3.1 Pembentukan Panas dalam Tubuh dan Faktor yang Mempengaruhi

Pembentukan panas dalam tubuh dan faktor yang mempengaruhi pembunagan panas dari

tubuh

Metabolisme Suhu Tubuh

1. Metabolisme Pengaturan Suhu Tubuh

PRINSIP PENGATURAN SUHU TUBUH

Konsep Core temperature yaitu dianggap merupakan dua bagian dalam soal pengaturan suhu

yaitu :

• Bagian dalam inti suhu tubuh, yang benar- benar mempunyai suhu rata-rata 370 C, yaitu diukur

pada daerah (mulut, otot, membrane tympani, vagina, esophagus.(Tr)

• Bagian luar adalah temperature kulit + 1/3 massa tubuh yaitu penukaran kulit sampai + 2 cm

kedalam.(Ts)

• Dari dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperature suhu tubuh rata-rata (tmb :

Temperatur Mean Body) dengan rumus ;

• TMB = 0,33 Ts + 0.67 Tr

Organ Pengatur Suhu Tubuh

 Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus, Hipothalamus ini dikenal sebagai

thermostat yang berada dibawah otak.Æ


 Hipothalamus anterior berfungsi mengatur pembuangan panasÆ

 Hipothalamus posterior berfungsi mengatur upaya penyimpanan panasÆ

 Mekanisme pengaturan suhuÆ

Æ Kulit --> Reseptor ferifer --> hipotalamus (posterior dan anterior) --> Preoptika hypotalamus

--> Nervus eferent --> kehilangan/pembentukan panas

B. SUMBER PANAS

Metabolisme

Kegiatan metabolisme tubuh adalah sumber utama dan pembentukan/pemberian panas tubuh.

Pembentukan panas dari metabolisme dalam keadaan basal (BMR) + 70 kcal/jam sedang pada

waktu kerja (kegiatan otot) naik sampai 20%. Bila dalam keadaan dingin seseorang menggigil

maka produksi panas akan bertambah 5 kalinya.

2. Mekanisme Berkeringat

Kelenjar keringat diperlihat dalam bentuk tubular yang dibagi menjadi 2 bagian

1. Bagian yang bergelung di subdermis dalam menyekresi keringat

2. Bagian duktus yang berjalan keluar melalui dermis dan epidermis kulit. Seperti juga pada

kelenjar lainnya, bagian sekretorik kelenjar keringat menyekresi cairan yang disebut dengan

secret primer /secret prekusor, kemudian konsemtrasi zat dalam cairan tersebut dimodifikasi

sewaktu cairan mengaliri duktus.


Sekret prekusor adalah hasil sekresi aktif dari sel-sel epitel yang melapisi bagian yang bergelung

dari kelenjar keringat. Serabut saraf simpatis kolinergik berakhir pada /dekat sel-sel kelenjar

yang megeluarkan secret tersebut.

Komposisi secret prekusor mirip dengan yang terdapat dalam plasma, namun tidak mengandung

protein plasma. Konsentrasi natrium sekitar 142 mEq/L dan klorida sekitar 104 mEq/L, dengan

konsentrasi zat terlarut dlain yang lebih kecil bila dibandingkan di dalam plasma. Sewaktu

larutan ini mengalir di bagian duktus kelenjar, larutan ini mengalami modifikasi melalui

reabsorbsi sebagian besar ion natrium dan klorida. Tingkat reabsorbsi ini bergantung pada

kecepatan berkeringat.

Apabila kelenjar keringat hanya sedikit dirangsang, cairan prekusor mengalir melalui duktus

dengan lambat. Dalam hal ini, pada dasarnya semua ion natrium dan klorida direabsorbsi, dan

konsentrasi maisng-masing ion ini menurun menjadi 5mEq/L. Hal ini mengurangi tekanan

osmotic cairan keringat tersebut hingga nilai yang sangat rendah sehingga sebagian besar cairan

kemudian juga direbsorbsi, yang memekatkan sebagian besar kandungan unsure lainnya. Oleh

karena itu pada kecepatan berkeringat yang rendah, kandungan unsure seperti urea, asam laktat,

dan ion kaium biasanya konsentrasinya sangat tinggi.

Sebaliknya apabila kelenjar keringat dirangsang dengan kuat oleh system saraf simpatis, secret

prekusor dibentuk dalam jumlah yang banyak, dan duktus kini hanya mereabsorbsi natrium

klorida dalam jumlah yang lebih sedikit dari setengahnya, konsentrasi ion-ion natrium dan

klorida kemudian biasanya meningkat (pada orang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan
iklim) sampai tingkat maksimum sekitar 50 sampai 60 mEq/L, sedikit lebih rendah dari setengah

konsentrasinya di dalam plasma. Lebih lanjut lagi, keringat mengalir melalui tubulus kelenjar

begitu cepatnya, sehingga sedikit air yang direabsorbsi. Oleh karena itu, konsentrasi unsure

terlarut lainnya dari keringat hanya sedikit meningkat, urea menjadi sekitar dua kali dari plasma,

asam laktat sekitar 4 kali dari plasma, dan kalium sekitar 1,2 kali.

Bila orang belum menyesuaikan diri dengan iklim panas, ia akan mengalami kehilangan natrium

klorida di dalam keringat dalam jumlah yang bermakna. Kehilangan elektrolit akan jauh lebih

sedikit, meskipun kemampuan berkeringat telah ditingkatkan, bila orang telah terbiasa dengan

iklim tersebut, seperti berikut ini.

3. Mekanisme Menggigil

Demam adalah peningkatan titik patokan (set-point) suhu di hipotalamus. Dengan meningkatkan

titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk mningkatkan suhu tubuh. Tubuh

berespons dengan menggigil dan meningkatkan metabolisme basal.

Demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1, yang disebut pirogen

endogen. Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag, dan sel-sel yang mengalami

cedera. Interlekin-1 tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin yang

merangsang hipotalamus (http://iwansain.wordpress.com/2007/10/03/pengaturan-suhu-tubuh-

thermoregulasi/)

Bila pengeluaran panas melebihi pemasukan panas, maka termostat ini akan berusaha

menyeimbakan suhu tersebut dengan cara memerintahkan otot-otot rangka kita untuk
berkontraksi(bergerak) guna menghasilkan panas tubuh. Kontraksi otot-otok rangka ini

merupakan mekanisme dari menggigil. Contohnya, seperti saat kita berada di lingkungan

pegunungan yang hawanya dingin, tanpa kita sadari tangan dan kaki kita bergemetar

(menggigil). Hal ini dimaksudkan agar tubuh kita tetap hangat. Karena dengan menggigil itulah,

tubuh kita akan memproduksi panas. Hal diatas tersebut merupakan proses fisiologis (keadaan

normal) yang terjadi dalam tubuh kita manakala tubuh kita mengalamiperubahan suhu. Lain

halnya bila tubuh mengalami proses patologis (sakit). Proses perubahan suhu yang terjadi saat

tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan oleh toksis (racun) yang masuk kedalam tubuh.

Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh.

Proses peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh

terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh. Proses peradangan diawali

dengan masuknya racun kedalam tubuh kita. Contoh racun yang paling mudah adalah

mikroorganisme penyebab sakit. Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya

memiliki suatu zat toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan

masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya yakni dengan

memerintahkan tentara pertahanan tubuhantara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit

untuk memakannya (fagositosit). Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu

akan mengelurkan senjata berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya

interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar,

selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk
mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan

adanya bantuan enzim fosfolipase A2.

Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu

pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan campur

tangan dari enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin ternyata akan

mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya, hipotalamus

selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya

peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa suhu tubuh sekarang

dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil

ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh

di atas normal karena memang setting hipotalamus yang mengalami gangguan oleh mekanisme

di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris. Demam yang tinggi pada nantinya akan

menimbulkan manifestasi klinik (akibat) berupa kejang (umumnya dialami oleh bayi atau anak-

anak yang disebut dengan kejang demam)

4. Suhu Tubuh Normal

Tidak ada suhu inti yang dianggap normal, karena pengukuran yang dilakukan sebagian besar

orang yang sehat memperlihatkan rentang suhu normal yang diukur per oral, mulai dari dibawah

97ºF (36ºC) sampai lebih dari 99,5ºF (37,5ºC). Suhu inti normal secara rata-rata umum adalah

antara 98ºF dan 98,6ºF bila diukur per oral, dan kira-kira 1ºF lebih tinggi bila diukur per rectal.

5. Suhu Inti dan Suhu Kulit


Suhu dari tubuh bagian dalam yaitu “inti” dari tubuh dipertahankan sangat konstan, sekitar ±1ºF

(±0,6ºC) dari hari ke hari, kecuali bila seseorang mengalami demam. Bahkan pada organ yang

telanjang dapat terpajan dengan suhu yang rendah 55ºF atau suhu yang tinggi sampai 130ºF

dalam udara kering, dan tetap dapat mempertahankan suhu inti yang hamper mendekati konstan.

Mekanisme pengaturan suhu tubuh menggambarkan system pengendalian yang dibuat sangat

baik.

Suhu kulit berbeda dengan suhu inti, dapat naik turun sesuai suhu lingkungan. Suhu kulit

merupakan suhu yang penting apabila kita merujuk pada kemampuan kulit untuk melepaskan

panas ke lingkungan.

6. 3 Reseptor dalam Tubuh

• Sebagai mahluk hidup, hewan & manusia harus memiliki

kemampuan menanggapi rangsang atau stimulus

• Stimulus merupakan informasi yang dapat diterima oleh hewan &

manusia

• Stimulus dpt datang dari lingkungan luar_salinitas, suhu udara,

kelembaban, cahaya

• Stimulus dpt datang dari dalam tubuh_suhu tubuh, derajad

keasaman (pH) darah/cairan tubuh, kadar gula darah, kadar kalsium

dalam darah

• Alat penerima rangsang_reseptor, sedangkan alat penghasil


tanggapan disebut efektor

7. Produksi panas dalam Tubuh

Pembentukan panas adalah produk utama metabolisme. Ada beberapa faktor yang menentukan

laju pembentukan panas, yaitu.

a. Laju metabolisme basal semua sel tubuh

Metabolisme basal adalah istilah untuk menunjukkan jumlah keseluruhan aktivitas metabolisme

dengan tubuh dalam keadaan istirahat fisik dan mental.

Kecepatan metabolisme basal diukur pada waktu istirahat, di tempat tidur, tidak terganggu oleh

apapun, dengan pemasukan oksigen dan pengeluaran karbondioksida diukur.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme basal:

Ukuran tubuh.

Umur.

Jenis kelamin.

Iklim.

Jenis pakaian yang dipakai.

Jenis pekerjaan.

b. Laju metabolism tambahan disebabkan oleh aktivitas otot, termasuk kontraksi otot yang

disebabkan oleh menggigil

c. Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh tiroksin (dan sebagian kecil hormone

lain, seperti hormone pertumbuhan dan testosterone) terhadap sel


d. Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh epinefrin, norepinefrin, dan

perangsangan simpatis terhadap sel

e. Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas kimiawi di dalam sel

sendiri, terutama bila suhu di dalam sel meningkat

f. Metabolisme tambahan yang diperlukan untuk pencernaan, absorbsi, dan penyimpanan

makanan (efek termogenik makanan) (Guyton, Arthur C dan John E Hall, 2008)

8. Kehilangan Panas dalam Tubuh

Sebagian besar pembentukan panas dalam tubuh dihasilkan oleh organ dalam terutama di hati,

otak, jantung, dan otot rangka selama berolahraga. Kemudian panas ini dihantarkan dari organ

dan jaringan yang lebih dalam ke kulit, yang kemudian dibuang ke udara dan lingkungan

sekitarnya, oleh karena itu, laju kehilangan panas hampir seluruhnya ditentukan oleh 2 faktor,

a. Seberapa cepat panas yang dapat dikonduksi dari tempat asal panas dihasilkan, yakni dari

dalam inti tubuh ke kulit

b. Seberapa cepat panas kemudian dapat dihantarkan dari kulit ke lingkungan

PELEPASAN PANAS

1. Penguapan (evaporasi)

Penguapan dari tubuh merupakan salah satu jalan melepaskan panas. Walau tidak berkeringat,

melalui kulit selalu ada air berdifusi sehingga penguapan dari permukaan tubuh kita selalu terjadi

disebut inspiration perspiration (berkeringat tidak terasa) atau biasa disebut IWL (insensible

water loss).
Inspiration perspiration melepaskan panas + 10 kcal/jam dari permukaan kulit. Dari jalan

pernafasan + 7  panas dari metabolisme dikeluarkan dengan cara evaporasi 20àkcal/jam  - 25%.

2. Radiasi

Bila suhu  permukaan tubuh akan menerima panas,àdisekitar lebih panas dari badan  bila

disekitar dingin akan melepaskan panas. Proses ini terjadi dalam àbentuk gelombang

elektromagnetik dengan kecepatan seperti cahaya  radiasi.

3. Konduksi

Perpindahan panas dari atom ke atom/ molekul ke molekul dengan jalan pemindahan berturut

turut dari energi kinetic. Pertukaran panas dari jalan ini dari tubuh terjadi sedikit sekali (kecuali

menyiram dengan air).

4. Konveksi

Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. Misalnya pada waktu

dingin udara yang diikat/dilekat pada tubuh akan dipanaskan (dengan melalui konduksi dan

radiasi) menjadi kurang padat, naik dan diganti udara yang lebih dingin. Biasanya ini kurang

berperan dalam pertukaran panas.

9. Set Point dan Peranannya dalam Pengaturan Suhu Tubuh

Set poin adalah tingkat temperature kritis dari mekanisme pengaturan temperature yaitu 37,1ºC.

Bila suhu > set point maka kecepatan kehilangan panas > dari kecepatan pembentukan panas

kemudian kembali ke tingkat 37,1ºC


Set point suhu kritis pada hipotalamus, terutama ditentukan oleh derajat aktivitas reseptor suhu

panas pada area preoptik hipotalamus anterior. Di bagian atas set point menandakan dimulainya

berkeringat dan bagian bawah ditandai dengan dimulainya menggigil. Akan tetapi sinyal tubuh

yang berasal dari perifer tubuh, terutama dari kulit dan jaringan tubuh bagian dalam tertentu

(medulla spinalis dan organ visera abdomen), juga berperan sedikit dalam pengaturan suhu

tubuh. Sinyal-sinyal tersebut berperan mengubah set point di pusat pengaturan suhu tubuh,

hipotalamus.

Pada saat suhu kulit menurun, maka set point meningkat. Bila suhu kulit meningkat, pengeluaran

keringat akan dimulai pada suhu hipotalamus yang lebih rendah daripada ketika suhu kulit

sedang rendah. Pengeluaran keringat akan dihambat ketika suhu kulit rendah, jika tidak, efek

gabungan dari rendahnya suhu kulit dan pengeluaran keringat dapat menyebabkan kehilangan

panas tubuh yang lebih banyak.

Efek yang serupa terjadi juga pada saat menggigil. Bila kulit menjadi dingin, keadaan tersebut

mendorong pusat hipotalamus menuju ambang menggigil bahkan saat suhu hipotalamus sendiri

masih cukup panas disbanding normal. Suhu kulit yang dingin menyebabkan suhu tubuh menjadi

sangat menurun kecuali bila pembentukan panas ditingkatkan. Jadi suhu kulit yang dingin

sebenarnya mengantisipasi turunnya suhu tubuh internal dan mencegah agar keadaan tersebut

tidak terjadi.

10. Fisiologi Pengaturan Suhu Tubuh dalam Keadaan Panas dan Dingin

Pengaturan Suhu Tubuh Pada Keadaan dingin


Ada dua mekanisme tubuh untuk keadaan dingin yaitu :

1) Secara fisik (prinsif-prinsif ilmu alam) Yaitu pengaturan atau reaksi yang terdiri dari

perubahan sirkulasi dan tegaknya bulu-bulu badan (piloerektion) --> erector villi

Pengaturan secara fisik Dilakukan dengan dua cara :

Ø Vasokontriksi pembuluh darah (cutaneus vasokontriksi) : Pada reaksi dingin aliran darah pada

jari-jari ini bias berkurang + 1% dari pada dalam keadaan panas. Sehingga dengan mekanisme

vasokontriksi maka panas yang keluar dikurangi atau penambahan isolator yang sama dengan

memakai 1 rangkap pakaian lagi.

 Limit blood flow slufts (PerubahanØ aliran darah) : Pada prinsifnya yaitu panas/temperature inti

tubuh terutama akan lebih dihemat (dipertahankan) bila seluruh anggota badan didinginkan

2) Secara kimia yaitu terdiri dari penambahan panas metabolisme.

Pada keadaan dingin, penambahan panas dengan metabolisme akan terjadi baik secara sengaja

dengan melakukan kegiatan otot-otot ataupun dengan cara menggigil. Menggigil adalah

kontraksi otot secara kuat dan lalu lemah bergantian, secara synkron terjadi kontraksi pada

group-group kecil motor unit alau seluruh otot. Pada menggigil kadang terjadi kontraksi secara

simultan sehingga seluruh badan kaku dan terjadi spasme. Menggigil efektif untuk pembentukan

panas, dengan menggigil pada suhu 5 0C selama 60 menit produksi panas meningkat 2 kali dari

basal, dengan batas maximal 5 kali.

Pengaturan Suhu Tubuh Dalam Keadaan Panas

1. Fisik
• Penambahan aliran darah permukaan tubuh

• Terjadi aliran darah maximum pada anggota badan

• Perubahan (shift) dari venus return ke vena permukaan

• Proses ini terutama efektif pada keadaan temperature kurang/ dibawah 34 0C. penambahan

aliran darah penambahan konduktivitas panas (thermal konduktivity)

2. Keringat

• Pada temperature diatas 34 0C, pengaturan sirkulasi panas tidak cukup dengan radiasi, dimana

pada kondisi ini tubuh mendapat panas dari radiasi. mekanisme panas yang dipakai dalam

keadaan ini dengan cara penguapan (evaporasi).

• Gerakan kontraksi pada kelenjar keringat, berfungsi secara periodic memompa tetesan cairan

keringat dari lumen permukaan kulit keringat merupakan mekanisme pendingin yang paling

efektif.

2.3.2 Pembuangan Panas dari Tubuh

a. THERMOREGULASI (Pengaturan Suhu Tubuh) 

Memahami konsep pengaturan suhu tubuh penting karena sangat berguna dalam hal penellitian

atau persoalan di klinik seperti :

1. Persoalan demam pada penyakit-penyakit 

2. Persoalan pemberian hypothermic pada kasus pembedahan (bedah jantung) 

3. Terapi pada kasus yang disebabkan panas berlebihan (Heat stroke) atau pada kasus kedinginan
yang ekstrem 

4. Masalah-masalah militer (latihan dilapangan panas terbuka), ruang angkasa, atau ditempat -

tempat yang memungkinkan mempunyai panas yang ekstrem 

Manusia dan binatang menyusui mempunyai kemampuan untuk memelihara suhu tubuh relative

konstan dan berlawanan dengan suhu lingkungan. Kepentingan dipertahankan suhu tubuh pada

manusia adalah berhubungan dengan reaksi kimia didalam tubuh kita. Mis kenaikan suhu 10

derajat Celcius bisa mempercepat proses biologis 2 - 3 kalinya.

Suhu inti (core temperature) manusia berfluktuasi + 1 derajat Celcius dalam kegiatan sehari-hari.

Misalnya paling rendah adalah pada waktu pagi hari (jam 4 - 6 subuh) dan mencapai puncaknya

pada sore hari (jam 2 - 3 sore).

b. PRINSIP PENGATURAN SUHU TUBUH

Konsep Core temperature yaitu dianggap merupakan dua bagian dalam soal pengaturan suhu

yaitu :

Bagian dalam inti suhu tubuh, yang benar- benar mempunyai suhu rata-rata 37 derajat Celcius,

yaitu diukur pada daerah (mulut, otot, membrane tympani, vagina, esophagus.(Tr) 

Bagian luar adalah temperature kulit + 1/3 massa tubuh yaitu penukaran kulit sampai + 2 cm

kedalam.(Ts)
Dari dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperature suhu tubuh rata-rata (tmb :

Temperatur Mean Body) dengan rumus ;

TMB = 0,33 Ts + 0.67 Tr

c. Organ Pengatur Suhu Tubuh

Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus, Hipothalamus ini dikenal sebagai

thermostat yang berada dibawah otak.

Hipothalamus anterior berfungsi mengatur pembuangan panas

Hipothalamus posterior berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas 

d. Mekanisme pengaturan suhu 

Kulit –> Reseptor ferifer –> hipotalamus (posterior dan anterior) –> Preoptika hypotalamus –>

Nervus eferent –> kehilangan/pembentukan panas

e. SUMBER PANAS

1. Metabolisme

Kegiatan metabolisme tubuh adalah sumber utama dan pembentukan/pemberian panas tubuh.

Pembentukan panas dari metabolisme dalam keadaan basal (BMR) + 70 kcal/jam sedang pada

waktu kerja (kegiatan otot) naik sampai 20%.


2. Bila dalam keadaan dingin seseorang menggigil maka produksi panas akan bertambah 5

kalinya.

f. PELEPASAN PANAS

1. Penguapan (evaporasi)

Penguapan dari tubuh merupakan salah satu jalan melepaskan panas. Walau tidak berkeringat,

melalui kulit selalu ada air berdifusi sehingga penguapan dari permukaan tubuh kita selalu terjadi

disebut inspiration perspiration (berkeringat tidak terasa) atau biasa disebut IWL (insensible

water loss).

Inspiration perspiration melepaskan panas + 10 kcal/jam dari permukaan kulit.panas dari

metabolisme dikeluarkan Dari jalan pernafasan + 7 kcal/jam dengan cara evaporasi 20 - 25%. 

2. Radiasi

Bila suhu disekitar lebih panas dari badanpermukaan tubuh akan menerima panas, bila disekitar

dingin akan melepaskan panas. Proses ini terjadi dalam bentuk gelombang elektromagnetik

dengan kecepatan seperti cahaya radiasi.

3. Konduksi

Perpindahan panas dari atom ke atom/ molekul ke molekul dengan jalan pemindahan berturut

turut dari energi kinetic. Pertukaran panas dari jalan ini dari tubuh terjadi sedikit sekali (kecuali

menyiram dengan air)


4. Konveksi

Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. Misalnya pada waktu

dingin udara yang diikat/dilekat pada tubuh akanmenjadi dipanaskan (dengan melalui konduksi

dan radiasi) kurang padat, naik dan diganti udara yang lebih dingin. Biasanya ini kurang

berperan dalam pertukaran panas. 

g. Pengaturan Suhu Tubuh Pada Keadaan dingin

Ada dua mekanisme tubuh untuk keadaan dingin yaitu :

1. Secara fisik (prinsif-prinsif ilmu alam) Yaitu pengaturan atau reaksi yang terdiri dari

perubahan sirkulasi dan tegaknya bulu-bulu badan (piloerektion) –> erector villi 

2. Secara kimia yaitu terdiri dari penambahan panas metabolisme. 

h. Pengaturan secara fisik Dilakukan dengan dua cara :

1. Vasokontriksi pembuluh darah (cutaneus vasokontriksi)

Pada reaksi dingin aliran darah pada jari-jari ini bias berkurang + 1% dari pada dalam keadaan

panas. Sehingga dengan mekanisme vasokontriksi maka panas yang keluar dikurangi atau

penambahan isolator yang sama dengan memakai 1 rangkap pakaian lagi.

2. Limit blood flow slufts (Perubahan aliran darah)


Pada prinsifnya yaitu panas/temperature inti tubuh terutama akan lebih dihemat (dipertahankan)

bila seluruh anggota badan didinginkan

i Pengaturan secara kimia

Pada keadaan dingin, penambahan panas dengan metabolisme akan terjadi baik secara sengaja

dengan melakukan kegiatan otot-otot ataupun dengan cara menggigil. Menggigil adalah

kontraksi otot secara kuat dan lalu lemah bergantian, secara synkron terjadi kontraksi pada

group-group kecil motor unit alau seluruh otot. Pada menggigil kadang terjadi kontraksi secara

simultan sehingga seluruh badan kaku dan terjadi spasme. Menggigil efektif untuk pembentukan

panas, dengan menggigil pada suhu 5 derajat Celcius selama 60 menit produksi panas meningkat

2 kali dari basal, dengan batas maximal 5 kali.

j. PENGATURAN SUHU TUBUH DALAM KEADAAN PANAS

1. Fisik

• Penambahan aliran darah permukaan tubuh

• Terjadi aliran darah maximum pada anggota badan

• Perubahan (shift) dari venus return ke vena permukaan

Proses ini terutama efektif pada keadaan temperature kurang/dibawah 34 derajat Celcius.

penambahan aliranpenambahan konduktivitas panas (thermal darah konduktivity)


2. Keringat

• Pada temperature diatas 340 C, pengaturan sirkulasi panas tidak cukup dengan radiasi, dimana

pada kondisi ini tubuh mendapat panas dari radiasi. mekanisme panas yang  (evaporasi).dipakai

dalam keadaan ini dengan cara penguapan 

• Gerakan kontraksi pada kelenjar keringat, berfungsi secara periodic memompa tetesan cairan

keringat dari lumen permukaankeringat kulit merupakan mekanisme pendingin yang paling

efektif.

k. MEKANISME DEMAM 

Demam adalah peningkatan titik patokan (set-point) suhu di hipotalamus. Dengan meningkatkan

titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk mningkatkan suhu tubuh. Tubuh

berespons dengan menggigil dan meningkatkan metabolisme basal. 

• Demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1, yang disebut pirogen

endogen. 

• Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag, dan sel-sel yang mengalami cedera. 

• Interlekin-1 tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin yang

merangsang hipotalamus.

2.3.3 Pengaturan dan terjadinya Peningkatan Suhu Tubuh

Termoregulasi (Pengaturan Suhu Tubuh)adalah proses fisiologis yang merupakan

kegiatan integrasi dan koordinasi yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti
tubuh melawan perubahan suhu dingin atau hangat (Myers, 1984). Pengaturan suhu tubuh

(termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen dari homeostasis.

Termoregulasi pada Manusia

Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen

pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf

eferen serta termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan

biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya

Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan penggabungan fungsi dari organ-organ

tubuh yang saling berhubungan. didalam pengaturan suhu tubuh mamalia terdapat dua jenis

sensor pengatur suhu, yautu sensor panas dan sensor dingin yang berbeda tempat pada jaringan

sekeliling (penerima di luar) dan jaringan inti (penerima di dalam) dari tubuh.Dari kedua jenis

sensor ini, isyarat yang diterima langsung dikirimkan ke sistem saraf pusat dan kemudian dikirim

ke syaraf motorik yang mengatur pengeluaran panas dan produksi panas untuk dilanjutkan ke

jantung, paru-paru dan seluruh tubuh.

Setelah itu terjadi umpan balik, dimana isyarat, diterima kembali oleh sensor panas dan

sensor dingin melalui peredaran darah.Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat

yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap

konstan.dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit

dan countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk mengurangi kehilangan panas

tubuh. Mausia menggunakan baju merupakan salah satu perilaku unik dalam termoregulasi
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat.Banyak faktor yang dapat

menyebabkan fluktuasi suhu tubuh.Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan

konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh.Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan

balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat

temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan

mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu tubuh inti telah melewati

batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point).Titik tetap

tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C.apabila suhu tubuh meningkat lebih

dari titik tetap, hipotalamus akan terangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk

mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran

panas sehingga suhu kembali pada titik tetap..

Tubuh kita dilengkapi berbagai sistem pengaturan canggih, termasuk pengaturan suhu

tubuh.Manusia memiliki pusat pengaturan suhu tubuh (termostat), terletak di bagian otak yang

disebut dengan hipotalamus. Pusat pengaturan suhu tubuh itu mematok suhu badan kita di satu

titik yang disebut set point.

Hipotalamus bertugas mempertahankan suhu tubuh agar senantiasa konstan, berkisar

pada suhu 37°C. Itu sebabnya, di mana pun manusia berada, di kutub atau di padang pasir, suhu

tubuh harus selalu diupayakan stabil, sehingga manusia disebut sebagai makhluk yang mampu

beradaptasi. Termostat hipotalamus bekerja berdasarkan asupan dari ujung saraf dan suhu darah

yang beredar di tubuh. Di udara dingin hipotalamus akan membuat program agar tubuh tidak
kedinginan, dengan menaikkan set point alias menaikkan suhu tubuh. Caranya dengan

mengerutkan pembuluh darah, badan menggigil dan tampak pucat.

Sedangkan di udara panas, hipotalamus tentu saja harus menurunkan suhu tubuh untuk

mencegah heatstroke.Caranya dengan mengeluarkan panas melalui penguapan.Pembuluh darah

melebar, pernapasan pun menjadi lebih cepat.Karena itu, pada saat kepanasan, selain berkeringat,

kulit kita juga tampak kemerahan (flushing).

Memahami konsep pengaturan suhu tubuh penting karena sangat berguna dalam hal

penellitian atau persoalan di klinik seperti :

1. Persoalan demam pada penyakit-penyakit

2. Persoalan pemberian hypothermic pada kasus pembedahan (bedah jantung)

3.Terapi pada kasus yang disebabkan panas berlebihan (Heat stroke) atau pada kasus kedinginan

yang ekstrem

4. Masalah-masalah militer (latihan dilapangan panas terbuka), ruang angkasa, atau ditempat -

tempat yang memungkinkan mempunyai panas yang ekstrem 

Manusia dan binatang menyusui mempunyai kemampuan untuk memelihara suhu tubuh

relative konstan dan berlawanan dengan suhu lingkungan.Kepentingan dipertahankan suhu tubuh

pada manusia adalah berhubungan dengan reaksi kimia didalam tubuh kita. Misal kenaikan suhu

10 derajat Celcius bisa mempercepat proses biologis 2 - 3 kalinya. Suhu inti (core temperature)

manusia berfluktuasi + 1 derajat Celcius dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya paling rendah

adalah pada waktu pagi hari (jam 4 - 6 subuh) dan mencapai puncaknya pada sore hari (jam 2 - 3
sore).

PRINSIP PENGATURAN SUHU TUBUH

Konsep Core temperature yaitu dianggap merupakan dua bagian dalam soal pengaturan suhu

yaitu : Bagian dalam inti suhu tubuh, yang benar- benar mempunyai suhu rata-rata 37 derajat

Celcius, yaitu diukur pada daerah (mulut, otot, membrane tympani, vagina, esophagus.(Tr)

Bagian luar adalah temperature kulit + 1/3 massa tubuh yaitu penukaran kulit sampai + 2 cm

kedalam.(Ts) Dari dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperature suhu tubuh rata-

rata (tmb : Temperatur Mean Body) dengan rumus ;

TMB = 0,33 Ts + 0.67 Tr

Organ Pengatur Suhu Tubuh

Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus, Hipothalamus ini dikenal sebagai

thermostat yang berada dibawah otak. Hipothalamus anterior berfungsi mengatur pembuangan

panas Hipothalamus posterior berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas 

Mekanisme pengaturan suhu

Kulit –> Reseptor ferifer –> hipotalamus (posterior dan anterior) –> Preoptika hypotalamus –>

Nervus eferent –> kehilangan/pembentukan panas


SUMBER PANAS

1.Metabolisme

Kegiatan metabolisme tubuh adalah sumber utama dan pembentukan/pemberian panas

tubuh.Pembentukan panas dari metabolisme dalam keadaan basal (BMR) + 70 kcal/jam sedang

pada waktu kerja (kegiatan otot) naik sampai 20%.

2. Bila dalam keadaan dingin seseorang menggigil maka produksi panas akan bertambah 5

kalinya.

PELEPASAN PANAS

1. Penguapan (evaporasi)

Penguapan dari tubuh merupakan salah satu jalan melepaskan panas. Walau tidak berkeringat,

melalui kulit selalu ada air berdifusi sehingga penguapan dari permukaan tubuh kita selalu terjadi

disebut inspiration perspiration (berkeringat tidak terasa) atau biasa disebut IWL (insensible

water loss).

Inspiration perspiration melepaskan panas + 10 kcal/jam dari permukaan panas dari metabolisme

dikeluarkankulit. Dari jalan pernafasan + 7 kcal/jam dengan cara evaporasi 20 - 25%.

2. Radiasi

permukaan tubuhBila suhu disekitar lebih panas dari badan akan menerima panas, bila disekitar
dingin akan melepaskan panas. Proses ini terjadi dalam bentuk gelombang elektromagnetik

dengan kecepatan seperti cahaya radiasi.

3. Konduksi

Perpindahan panas dari atom ke atom/ molekul ke molekul dengan jalan pemindahan berturut

turut dari energi kinetic. Pertukaran panas dari jalan ini dari tubuh terjadi sedikit sekali (kecuali

menyiram dengan air)

4. Konveksi

Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. Misalnya pada waktu

dingin udara yang diikat/dilekat menjadipada tubuh akan dipanaskan (dengan melalui konduksi

dan radiasi) kurang padat, naik dan diganti udara yang lebih dingin. Biasanya ini kurang

berperan dalam pertukaran panas. 

Pengaturan Suhu Tubuh Pada Keadaan dingin

Ada dua mekanisme tubuh untuk keadaan dingin yaitu :

1. Secara fisik (prinsif-prinsif ilmu alam) Yaitu pengaturan atau reaksi yang terdiri dari

perubahan sirkulasi dan tegaknya bulu-bulu badan (piloerektion) –> erector villi

2. Secara kimia yaitu terdiri dari penambahan panas metabolisme.


Pengaturan secara fisik Dilakukan dengan dua cara :

1. Vasokontriksi pembuluh darah (cutaneus vasokontriksi)

Pada reaksi dingin aliran darah pada jari-jari ini bias berkurang + 1% dari pada dalam keadaan

panas. Sehingga dengan mekanisme vasokontriksi maka panas yang keluar dikurangi atau

penambahan isolator yang sama dengan memakai 1 rangkap pakaian lagi.

2. Limit blood flow slufts (Perubahan aliran darah)

Pada prinsifnya yaitu panas/temperature inti tubuh terutama akan lebih dihemat (dipertahankan)

bila seluruh anggota badan didinginkan

Pengaturan secara kimia

Pada keadaan dingin, penambahan panas dengan metabolisme akan terjadi baik secara sengaja

dengan melakukan kegiatan otot-otot ataupun dengan cara menggigil. Menggigil adalah

kontraksi otot secara kuat dan lalu lemah bergantian, secara synkron terjadi kontraksi pada

group-group kecil motor unit alau seluruh otot. Pada menggigil kadang terjadi kontraksi secara

simultan sehingga seluruh badan kaku dan terjadi spasme. Menggigil efektif untuk pembentukan

panas, dengan menggigil pada suhu 5 derajat Celcius selama 60 menit produksi panas meningkat

2 kali dari basal, dengan batas maximal 5 kali.

PENGATURAN SUHU TUBUH DALAM KEADAAN PANAS


1. Fisik

• Penambahan aliran darah permukaan tubuh

• Terjadi aliran darah maximum pada anggota badan

• Perubahan (shift) dari venus return ke vena permukaan

Proses ini terutama efektif pada keadaan temperature kurang/dibawah 34 derajat Celcius.

penambahan penambahan konduktivitas panas (thermalaliran darah konduktivity)

2. Keringat

• Pada temperature diatas 340 C, pengaturan sirkulasi panas tidak cukup dengan radiasi, dimana

pada kondisi ini tubuh mendapat panas dari radiasi.mekanisme panas yang dipakai dalam

keadaan ini dengan cara penguapan (evaporasi).

• Gerakan kontraksi pada kelenjar keringat, berfungsi secara keringatperiodic memompa tetesan

cairan keringat dari lumen permukaan kulit merupakan mekanisme pendingin yang paling

efektif.

Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

1. Kecepatan metabolisme basal

Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda.Hal ini memberi dampak jumlah panas

yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula.Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya,

sangat terkait dengan laju metabolisme.


2. Rangsangan saraf simpatis

Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih

cepat.Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun

dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi

panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan

peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme.

3. Hormone pertumbuhan

Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan

metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.

4. Hormone tiroid

Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga

peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas

normal.

5. Hormone kelamin

Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15%

kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu

lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi

meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.

6. Demam ( peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120%

untuk tiap peningkatan suhu 10°C.

7. Status gizi

Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 – 30%.Hal ini terjadi

karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan

metabolisme.Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan

suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah

mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak

menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.

8. Aktivitas

Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar

komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan

suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.

9. Gangguan organ

Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan

mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan.Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan

pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh.Kelainan kulit berupa jumlah

kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh

terganggu.

10. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang

atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat

mempengaruhi suhu tubuh manusia.Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi

sebagian besar melalui kulit.

Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui pembuluh

darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang

mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi

(kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke

kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif

untuk keseimbangan suhu tubuh.

MEKANISME DEMAM

Demam adalah peningkatan titik patokan (set-point) suhu di hipotalamus.Dengan meningkatkan

titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk mningkatkan suhu tubuh.Tubuh

berespons dengan menggigil dan meningkatkan metabolisme basal.

• Demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1, yang disebut pirogen

endogen.

• Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag, dan sel-sel yang mengalami cedera.

• Interlekin-1 tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin yang

merangsang hipotalamus.
Demam atau panas badan merupakan gejala
penyakit yang seringkali dijumpai pada manusia
sejak anak-anak, dewasa, hingga masa lanjut
usia. Timbulnya demam akan mengakibatkan
metabolisme meningkat sehingga frekuensi
denyut jantung juga meningkat. Selain itu,
biasanya demam juga diiringi rasa tidak enak
badan, nyeri sendi, dan juga delirium
(mengigau).Apa yang terjadi saat seseorang
mengalami demam dan apa yang mesti
dilakukan untuk menanggulangi demam menjadi
suatu hal yang penting bagi kita untuk
mengetahuinya. 
Bagaimana tubuh mempertahankan
suhu ?
Suhu tubuh manusia normalnya adalah
sekitar 36-38 derajat Celcius. Suhu ini
dipertahankan melalui energi yang dihasilkan
oleh proses metabolisme dari zat-zat makanan
dengan sumber karbohidrat, lemak, dan protein
di sel-sel tubuh, khususnya di mitokondria.
Energi yang dihasilkan dalam bentuk ATP
sebagian diubah menjadi energi panas yang
digunakan untuk mempertahankan suhu
tubuh.Pusat pengatur suhu sendiri terdapat
di hipotalamus, bagian dari otak.Di sinilah suhu
tubuh diatur dan dipertahankan dengan
pengaturan setting point suhu.
Demam dapat disebabkan oleh infeksi
maupun oleh penyebab lain, seperti keganasan
(neoplasma/kanker), penyakit autoimun, dan
penyakit hipertiroid. Biasanya demam terjadi
ketika seseorang mengalami infeksi baik oleh
bakteri maupun virus. Jika bakteri atau virus
masuk ke dalam tubuh manusia, keduanya akan
menghasilkan zat-zat pyrogen(zat yang
menyebabkan demam) yang akan
meningkatkan setting point suhu
di hipotalamus, dengan cara merangsang
pelepasan PGE2 (prostaglandin2). Hal ini
menyebabkan suhu setting point dan suhu tubuh
menjadi berbeda.Suhu setting point lebih tinggi
daripada suhu tubuh.
Suhu tubuh akan meningkat untuk
menghilangkan perbedaan dari suhu setting
point sehingga menyebabkan demam. Pada saat
awal kenaikan panas tubuh, suhu tubuh yang
lebih rendah daripada setting
point menyebabkan terjadinya vasokonstriksi
(penyempitan) pembuluh darah untuk mencegah
hilangnya panas dari tubuh. Penderita akan
merasa kedinginan dan menggigil untuk
meningkatkan suhu tubuh meskipun jika diukur
tubuhnya akan terasa panas. Peristiwa ini akan
berhenti apabila suhu tubuh sudah sama
dengan setting point suhu di hipotalamus.
Bagaimana obat penurun demam
bekerja?
Obat-obatan penurun demam sudah umum
digunakan masyarakat.Pada umumnya, obat-
obatan tersebut mengandung
jenis antipyretic (penurun panas) yang paling
aman, yaitu paracetamol atau acetaminophene.
Jenis obat ini akan menghambat terbentuknya
PGE2 sehingga setting
point di hipotalamus akan menurun. Penurunan
suhusetting point ini akan menyebabkan
penurunan suhu tubuh untuk menyamakan
dengan suhu di setting pointsehingga tubuh
yang tadinya demam, akan normal kembali.
Ketika terjadi penurunan setting point, suhu
tubuh yang lebih tinggi akan mengakibatkan
terjadinya vasodilatasi (pelebaran) pembuluh
darah sehingga panas akan lebih mudah
dilepaskan melalui radiasi. Hal ini akan diiringi
dengan peningkatan penguapan (evaporasi) yang
ditandai dengan keluarnya keringat sehingga
suhu tubuh turun.
Bagaimana mengukur suhu tubuh?
Secara sederhana, sebenarnya kita dapat
mengukur suhu tubuh dengan menggunakan
punggung tangan kita sebagaimana yang sering
dilakukan orang tua kita dengan menempelkan
punggung tangan ke kepala.Cara ini tergolong
praktis untuk pemeriksaan awal menentukan
seseorang demam atau tidak. Sayangnya, tidak
semua orang memiliki sensitivitas yang sama
dalam menentukan ketidaknormalan suhu
tubuh.
Agar lebih akurat, kita dapat menggunakan
termometer, baik yang berupa termometer raksa
ataupun termometer digital.Alat ini bisa dibeli
di toko alat kesehatan atau juga di apotek.Model
termometer raksa sekarang sudah mulai
ditinggalkan karena waktu pengukurannya yang
relatif lama, sekitar 5-10 menit.Seiring dengan
kemajuan teknologi, kini kita dapat
menggunakan termometer digital yang lebih
praktis dan waktu pengukuran lebih cepat. Suhu
tubuh normal manusia adalah 36,1–37.8 °C. Bila
lebih dari rentang itu, seseorang dapat dikatakan
menderita demam. Tempat pengukuran dapat
dilakukan di beberapa tempat, di antaranya:
         Oral, yaitu diletakkan di bawah lidah

         Aksila, di lipat ketiak

         Rectal, yaitu di dubur

         Timpani, yaitu di telinga

Dari keempat tempat tersebut, pengukuran


di timpani atau di telinga menggunakan
termometer infra merah merupakan cara yang
paling akurat, karena suhu tubuh yang didapat
lebih dekat dengan suhu inti tubuh, sedangkan
yang paling tidak akurat adalah pengukuran di
aksila dikarenakan pengaruh suhu lingkungan
yang besar dan adanya pengaruh dari keringat.
Demam vs obat penurun panas
Demam sebenarnya merupakan usaha tubuh
untuk melawan kuman-kuman yang masuk ke
dalam tubuh. Kenaikan suhu tubuh akan
menghambat proses kembang biak bakteri
maupun virus dengan cara menghambat
replikasi (penggandaan materi genetik untuk
memperbanyak diri) DNA pada bakteri dan RNA
pada virus. Dengan cara ini, jumlah bakteri
maupun virus akan dibatasi.
Selain menghambat kembang biak kuman,
demam juga dapat menjadi alarm dari tubuh
yang menandakan adanya sesuatu yang tidak
beres dalam tubuh, apakah karena infeksi
maupun karena sebab lainnya. Dengan
mengamati pola demam, dokter dapat mengenali
jenis kuman yang menyerang tubuh
penderita.Misalnya, infeksi Salmonella
typhi yang menyebabkan typhoid dapat
menimbulkan pola demam yang khas, yaitu saat
malam hari suhu tubuh naik, sedangkan pada
pagi hari suhu tubuh turun.Pola demam ini
berulang terus seperti gambaran anak
tangga.Sementara pada kasus demam berdarah
(DB), pola demam biasanya dalam bentuk sadle
appearance (seperti pelana kuda), yakni suhu
tubuh naik pada hari ke-1 sampai 3, menurun
pada hari ke-3 sampai 5, dan naik kembali pada
hari ke-6 hingga ke-7.
Dengan mengetahui pola demam, dokter
berusaha menentukan terapi yang tepat sesuai
dengan penyebab infeksi. Pola demam yang khas
tidak akan terjadi bila penderita menggunakan
obat-obatan penurun panas karena demam akan
segera turun setelah pemakaian obat penurun
panas, dan akan naik kembali jika pengaruh obat
telah habis. Demam hanyalah gejala dari suatu
penyakit, penggunaan obat-obatan penurun
panas hanya akan menurunkan demam
sementara waktu. Jika penyebabnya belum
teratasi, demam akan timbul kembali.
Bagaimana menyikapi demam?
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam
menyikapi demam:
         Jika demam menyerang, sebaiknya kita beristirahat karena demam merupakan usaha tubuh

untuk melawan infeksi kuman.

         Jika demam sangat mengganggu, lakukan kompres air hangat di kepala untuk menurunkan suhu

tubuh, serta minum banyak air untuk mencegah dehidrasi. Kompres air hangat akan

menyebabkan otak menerima informasi bahwa suhu tubuh terlalu tinggi sehingga setting point di

hipotalamus akan diturunkan. Hal ini menyebabkan suhu tubuh akan mengikuti

penurunan setting point. Sebaliknya, bila kepala dikompres dengan air dingin, otak akan

menerima informasi bahwa suhu sekitar terlalu rendah sehingga setting point tidak akan turun.

Bahkan, penderita akan merasa kedinginan dan tubuhnya akan menggigil untuk menaikkan suhu

tubuh yang lebih rendah dari setting point di hipotalamus.

         Jika demam tidak turun juga, kita dapat menggunakan obat-obatan penurun panas.

         Jika demam naik lagi setelah pengaruh obat habis, sebaiknya kita berkonsultasi pada dokter

untuk mengetahui penyebab demam tersebut dan cara penanggulangannya.

         Pada anak-anak usia 0-2 tahun, demam dapat mengakibatkan timbulnya kejang (step) untuk

sebagian anak. Kejang demam merupakan salah satu keadaan yang memerlukan tindakan segera

untuk menghentikannya karena dapat mengakibatkan rusaknya otak. Pada usia tersebut

pemberian obat-obatan penurun panas merupakan pilihan yang tepat untuk mencegah timbulnya

kejang saat terjadi demam pada anak.


2.4 Hubungan Sistem Reproduksi dengan Sistem Integument

Ujung saraf di kulit dan subkutan berespon terhadap stimulus erotik dan berkontribusi

terhadap kepuasan seksual. Gerakan menghisap bayi pada puting susu ibu menstimulasi ujung

saraf di kulit dan menyebabkan keluarnya ASI.

Kelenjar susu (modifikasi dari kelenjar keringat) memproduksi ASI. Kulit mengalami pelebaran

(hiperplasia) selama kehamilan terkait pertumbuhan fetus. Hormon-hormon seks mempengaruhi

distribusi rambut, sel adiposa dan perkembangan kelenjar payudara. Jika seorang wanita tidak

menghasilkan estrogen dan progesteron antara lain kulit menjadi kering, menipis, keriput, kuku

rapuh, gatal-gatal, mata kering, selaput lendir pada mulut kering dan mudah terjadi luka, mukosa

vagina menjadi kering sehingga sakit saat berhubungan.

Pada masa kehamilan, hormon melanotropik yang bersirkulasi meningkat selama kehamilan

akibat peningkatan produksi molekul prekursor POM-C. MSH meningkatkan wana kulit menjadi

lebih gelap di daerah pipi (kloasma/topeng kehamilan) dan warna yang lebih gelap pada darah

linea alba, yaitu suatu garis yang sedikit berpigmen pada kulit dari umbilikus sampai pubis.

Rambut juga dapat mengalami kerontokan akibat sinkronisasi siklus pertumbuhan folikel rambut

selama kehamilan. Hubungan sistem reproduksi dengan sistem integumen juga dipengaruhi oleh

hormon estrogen dan progesteron. Gangguan yang dapat terjadi pada sistem integumen jika

seorang wanita tidak menghasilkan estrogen dan progesteron antara lain kulit menjadi kering,

menipis, keriput, kuku rapuh, gatal-gatal, mata kering, selaput lendir pada mulut kering dan
mudah terjadi luka, mukosa vagina menjadi kering sehingga sakit saat berhubungan. Rambut

menipis dan tumbuh bulu diatas bibir.

Pada reproduksi pria, terdapat perbedaan kulit pada penis yang di sirkumsisi dan yang tidak di

sirkumsisi. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai

dari korona menutupi glans penis. Selain itu, saat memasuki usia pubertas terjadi perubahan pada

sistem integumen diantaranya tumbuhnya rambut pada daerah aksila dan pubis, serta terdapat

kumis, jenggot, bulu dada, dan bulu kaki yang lebih lebat. Hal ini dipengaruhi oleh hormon

testosteron dan genetik.

Testosterone menigkatkan ketebalan kulit di seluruh tubuh dsn meningkstksn kesasaran jaringan

subkutan. Testosterone juga meningkatkan kecepatan sekresi beberapa atau mungkin semua

kelenjar sebasea tubuh. Yang paling penting adalah kelebihan sekresi oleh kelenjar sebasea

wajah, karena hal tersebut dapat menyebabkan akne. Oleh karena itu, akne merupakan salah satu,

gambaran umum dari remaja pria ketika tubuh pertama kali mengenali peningkatan sekresi

testosterone.

Baik pada anak laki-laki maupun perempuan mengalami perubahan kulit, kelenjar minyak

menjadi lebih aktif, yang menyebabkan jerawat dan bintik hitam. Kelenjar keringat

menghasilkan keringat lebih banyak yang menyebabkan bau badan. Pembuluh-pembuluh darah

kulit berdilatasi sebagai respon terhadap rangsangan emosional, yang menyebabkan blusing

(kemerahan).
JENIS PENYAKIT PADA SISTEM INTEGUMEN

1.KUDIS (Scabies)

Merupakan penyakit dengan gejala gatal (lebih pada malam hari). Sering muncul di
tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha dan kadang
di sela jari tangan atau kaki.

Pencegahan :
      Pencegahan Primordial
Menerapkan perilaku hidup bersih

      Pencegahan Primer
 Menjaga kebersihan kulit,

       Pencegahan Sekunder
 Dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga diobati dengan  obat-obatan
tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioleh pada kulit yang
terserang Panu.

      Pencegahan Tersier
Penyakit panu dapat tertular melalui kontak secara tidak langsung, misalnya dari sprei, baju,
handuk, atau benda apapun yang terkontak sama halnya dengan penyakit scabies. Oleh karena itu
perlu isolasi bagi penderita panu agar tidak menularkannya ke orang lain. Caranya dengan
menjaga kebersihan terutama benda-benda yang dipakai oleh penderita.

Tanda dan Gejala Kudis


Ketika seseorang menderita penyakit kudis untuk pertama kalinya, akan memakan waktu empat
sampai enam minggu untuk kulit bereaksi. Gejala yang paling umum adalah:
 Rasa gatal, terutama pada malam hari
 Bentol / bintil merah sepertijerawat
 Kulit lecet atau melepuh
 Kulit luka yang disebabkan olehgarukan

2. PANU (Tenia Vesticolor)


Panu atau Tinea versicolor merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan
oleh jamur. Penyakit panau ditandai oleh bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada
saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung kepada
warna kulit penderita. Beda halnya dengan jerawat yang terlihat menonjol di kulit, panu justru
tidak menonjol dan biasanya akan terasa gatal apalagi bila terkena keringat. Jamur yang
menyebabkan panau adalah Candida albicans.
Pencegahan :
       Pencegahan Primordial
Menerapkan perilaku hidup bersih
        Pencegahan Primer
Menjaga kebersihan kulit.

        Pencegahan Sekunder
Dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga diobati dengan obat-obatan
tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioleh pada kulit yang
terserang Panu.

         Pencegahan Tersier
Penyakit panu dapat tertular melalui kontak secara tidak langsung, misalnya dari sprei, baju,
handuk, atau benda apapun yang terkontak sama halnya dengan penyakit scabies. Oleh karena itu
perlu isolasi bagi penderita panu agar tidak menularkannya ke orang lain. Caranya dengan
menjaga kebersihan terutama benda-benda yang dipakai oleh penderita.

Tanda dan Gejala Panu


Tanda dan gejala dari penyakit panu biasanya akan timbul ruam kulit dalam berbagai ukuran dan
warna, lalu di tutupi oleh sisik halus dengan rasa gatal. Terkadang timbul tanpa adanya keluhan
dan hanya gangguan kosmetik saja. Warna-warna ruam kulit pada penyakit panu ini tergantung
dari pigmen normal kulit penderita, paparan sinar matahari dan lamanya penyakit. Namun,
terkadang warna ruam kulit sulit untuk dilihat. Tinea versicolor dapat terjadi di mana saja seperti
di permukaan kulit, lipat paha, ketiak, leher, punggung, dada, lengan dan wajah.

3. KUSTA
Penyakit Hansen atau Penyakit Morbus Hansen yang dahulu dikenal sebagai penyakit
kusta atau lepra adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang sebelumnya, diketahui hanya
disebabkan oleh bakteriMycobacterium.

Pencegahan :
        Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan pada kelompok orang sehat yang belum terkena penyakit kusta dan
memiliki risiko tertular karena berada di sekitar atau dekat dengan penderita seperti keluarga
penderita dan tetangga penderita, yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang kusta.
Penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan tentang penyakit kusta adalah proses peningkatan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat yang belum menderita sakit sehingga dapat
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya dari penyakit kusta. Sasaran
penyuluhan penyakit kusta adalah keluarga penderita, tetangga penderita dan masyarakat(Depkes
RI, 2005).
       Pencegahan Sekunder
Sampai pengembangan dapson, rifampin, dan klofazimin pada 1940an, tidak ada pengobatan
yang efektif untuk kusta. Namun, dapson hanyalah obat bakterisidal (pembasmi bakteri) yang
lemah terhadap M. leprae. Penggunaan tunggal dapson menyebabkan populasi bakteri menjadi
kebal. Pada 1960an, dapson tidak digunakan lagi. Pencarian terhadap obat anti kusta yang lebih
baik dari dapson, akhirnya menemukan klofazimin dan rifampisin pada 1960an dan 1970an.

Tanda dan Gejala


*Tanda - tanda pada kulit, Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan
*Bercak/ kelainan kulit yang merah atau putih di bagian tubuh
*Bercak yang tidak gatal dan kulit mengkilap
*Adanya bagian tubuh yang tidak berkeringat atau tidak berambut
*Lepuh tidak nyeri,  Adanya cacat dan luka yang tidak mau sembuh
*Tanda-tanda pada saraf, Gangguan gerak anggota badan atau bagian muka.

4. DERMATITIS KONTAK
            Peradangan kulit yang akut atau kronik akibat terpajan iritan ( dermatitis iritan) atau
alergen (dermatitis alergik). Lokasi dermatitis di kulit sesuai dengan tempat pajanan.
Penyebab :
         Pencegahan primordial :
Cuci tangan secara rutin menggunakan sabun dapat menjadi faktor penyebab DKI dan penyebab
lain dapat berupa suhu, kelembaban, maupun mikroorganisme seperti jamur. Kekeringan dan
kondisi kulit yang kering dapat menjadi faktor yang memperbesar kerentanan seseorang terhadap
DKI.
         Pencegahan primer :
 Menghindari pajanan.
         Pencegahan sekunder
Kompres dengan air dingin untuk mengurangi peradangan, rendam/mandi bubur gandum dengan
bahan kimia yang menyejukkan dapat meredakan penyakit. Antihistamin dapat digunakan untuk
mengurangi gatal.
       Pencegahan tersier
Penyakit dermatitis kontak adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu allergen seperti deterjen,
oleh sebab itu penggunaan sarung tangan dalam hak ini sangat diperlukan untuk menghindari
kekambuhan kembali.

Tanda dan Gejala


Dapat ditandai dengan bercak eritemetosa yang berbatas jelas kemudian diikuti edema,
papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi dan
eksudasi / basah, dapat bersifat akut dan di tempat tertentu misalnya pada kelopak mata, penis
skrotum, eritema dan edema lebih dominan dari pada vesikel. Pada dermatitis kontak yang kronis
terlihat kurit kering, berskuama, papul, lekinifikasi dan mungkin juga fisur dan batasnya tidak
jelas.
5. DERMATITIS ATOPIK
            Gejala kandidiasis dapat bervariasi tergantung pada daerah terpengaruh. Infeksi pada
vagina atau vulva dapat menyebabkan gatal parah, terbakar, nyeri, iritasi, dan sebuah lapisan
putih atau abu-abu tipis. Gejala-gejala ini juga hadir dalam vaginosis bakteri lebih umum. Dalam
sebuah penelitian tahun 2002 diterbitkan dalam Journal of Obstetri dan Ginekologi, hanya 33 %
wanita yang mandiri untuk mengobati infeksi jamur sebenarnya mengalami infeksi ragi,
sementara sebagian besar telah baik vaginosis bakteri atau infeksi tipe campuran. Gejala infeksi
pada alat kelamin pria termasuk luka merata merah di dekat kepala penis atau di kulup, gatal
parah, atau sensasi terbakar. Kandidiasis pada penis juga dapat memiliki cairan putih, meskipun
jarang.

Pencegahan :
       Pencegahan primordial

Segala jenis bahan kimia maupun larutan rumah tangga dapat menyebabkan Dermatitis, apabila
terpapar secara rutin dalam jangka panjang. Cuci tangan secara rutin menggunakan sabun dapat
menjadi faktor penyebab Dermatitis dan penyebab lain dapat berupa suhu, kelembaban, maupun
mikroorganisme seperti jamur. Kekeringan dan kondisi kulit yang kering dapat menjadi faktor
yang memperbesar kerentanan seseorang terhadap Dermatitis.

       Pencegahan primer
Menghindari iritan atau alergen.

       Pencegahan sekunder
Kompres dengan air dingin untuk mengurangi peradangan, rendam/mandi bubur gandum dengan
bahan kimia yang menyejukkan dapat meredakan penyakit. Antihistamin dapat digunakan untuk
mengurangi gatal. Steroid topikal dosis rendah untuk mengurangi peradangan dan
memungkinken penyembuhan.

       Pencegahan tersier
Penyakit dermatitis atopic adalah penyakit peradangan kulit yang melibatkan perangsangan
berlebih limfosit T dan sel mast sama halnya dengan dermatitis kontak namun lebih parah seperti
cuaca yang dingin, oleh sebab itu menjauhkan diri dari allergen sangat diperlukan untuk
menghindari kekambuhan kembali.

Tanda dan Gejala


Pada wajah, kulit kepala, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan, kaki atau tungkai bayi
terbentuk ruam berkeropeng yang berwarna merah dan berair.
Dermatitis seringkali menghilang pada usia 3-4 tahun, meskipun biasanya akan muncul kembali

6. AKNE
Penyakit peradangan kelenjar sebasea yang sering dijumpai dan berkaitan dengan folikel rambut
(disebut unit pilosebasea).Berbagai faktor. Penyebab acne sangat banyak (multifaktorial), antara
lain : genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic factor, dsb), faktor makanan, keaktifan
dari kelenjar sebacea sendiri, faktor psikis, musim, infeksi bakteri (Propionibacterium acnes),
kosmetika, dan bahan kimia lainnya.

Pencegahan :
       Pencegahan primer
Penggunaan sabun antibakteri setiap mencuci muka pada saat mandi dan menjelang tidur.
        Pencegahan sekunder
Pemberian obat topikal misalnya benzoid peroksida dan asam retinoat (vitamin A, retin A)
digunakan untuk mengeringkan dan menglupaskan kulit.
Untuk mengatasi jerawat.
1.      Ambil 2-3 helai daun pepaya yang sudah tua dan jemur.
2.      Lumatkan daun pepaya tersebut dan diberi air kemudian diperas untuk diambil sarinya.
3.      Oleskan saridaun pepaya tersebut pada jerawat.
Perawatan untuk mengatasi jerawat.
1.      Cucilah lobak secukupnya, kemudian parutlah lobak tersebut dan ambil airnya.
2.      Tambahkan cukaapel sedikit dan campur hingga rata.
3.      Oleskan pada jerawat, diamkan hingga mengering.
4.      Setelah kering, bersihkan dengan air.
5.      Lakukan secara rutin hingga jerawat teratasi.

 Tanda dan Gejala Akne


Pada acne dapat timbul komedo (sumbatan bahan tanduk dalam unit pilosebaseus); papula
(komedo tertutup yang pecah); pustula (bentukan padat yang mengalami perlunakan pada
puncaknya, dengan mengeluarkan nanah), nodul (dari komedo tertutup–penonjolan pada kulit
yang lebih besar dari papula), dan jaringan parut.

7. RUBEOLA (campak)
Suatu penyakit infeksi virus yang ditandai dengan ruam makulopapulaaar eritematosa, mulai dari
wajah, badan lalu ekstremitas. Bercak koplik pada mulut 1-3 hari sebelum ruam.

Pencegahan :
      Pencegahan

        Pencegahan primordial :
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya
diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin
MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR,
dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Selain
itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang
bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.

         Pencegahan primer :
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :
        Mengenal lebih dalam seluk-beluk penyakit ini.

        Menjaga kondisi fisik dan menghindari stres psikis.

        Menjaga mutu gizi dan kondisi badan dengan baik.

     Pencegahan dengan vaksinasi menggunakan virus hidup yang telah dilemahkan pada usia 15
bulan setelah kelahiran.

         Pencegahan sekunder :
Pengobatan dengan antibiotic, Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya
menjalani istirahat. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofenatau ibuprofen. Jika
terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. 

         Pencegahan tersier :
Pada penderita campak untuk menghindari bertambah parahnya campak atau untuk menghindari
suatu kecacatan, penderita sebaiknya selama masih menderita penyakit campak berdiam diri di
rumah (dalam artian banyak-banyak istirahat).

Tanda dan Gejala


1.    Letih lesu, mata berair dan meradang, filek serta batuk. Gejala awal ini mirip sekali dengan
batuk filek biasa.
2.    Muncul demam yang tinggi , demam bisa mencapai 40 derajat Celcius atau lebih dan kaadaan
ini biasanya berlangsung selama 3 sampai dengan 5 hari.
3.    Timbul bercak-bercak (bintikl-bintik) berwarna merah di badan, bercak dalam campak berbeda
dengan bercak pada sakit cacar. Bercak timbul pertama kali di bagian belakang telinga, lalu ke
bagian wajah, leher dan tangan dan akhirnya bercak menyebar ke seluruh bagian tubuh dan kaki.
Saat bercak berwarna kemerahan muncul demam biasanya masih dirasakan penderita sampai
dengan 2 hari sesudahnya. Dalam waktu 3 sampai dengan 4 hari bercak ini akan menghilang
dengan sendirinya dan berubah warna menjadi kecoklatan.

8. HERPES ZOASTER
            Merupakan radang kulit akut yang menyerang kulit dan mukosa. Kelainan ini merupakan
reaktifasi virus yang terjadi setelah infeksi primer dari virus Varicella Zoster.Virus (VZV).

Pencegahan :
         Pencegahan primordial :
Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah pemberian
vaksinasi.Vaksin berfungsi untuk meningkatkan respon spesifik limfosit sitotoksik terhadap virus
tersebut pada pasien seropositif usia lanjut.Vaksin herpes zoster dapat berupa virus herpes zoster
yang telah dilemahkan atau komponen selular virus tersebut yang berperan sebagai antigen.
Penggunaan virus yang telah dilemahkan telah terbukti dapat mencegah atau mengurangi risiko
terkena penyakit tersebut pada pasien yang rentan, yaitu orang lanjut usia dan penderita
imunokompeten, serta imunosupresi.
      Pencegahan primer :
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :

        Mengenal lebih dalam seluk-beluk penyakit ini.

        Menjaga kondisi fisik dan menghindari stres psikis.

        Menjaga mutu gizi dan kondisi badan dengan baik.

        Imunisasi pasif.

         Pencegahan sekunder :
Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara untuk mengurangi rasa nyeri
dapat diberi analgetik. Sebaiknya, diusahakan agar gelembung-gelembung tidak pecah dan untuk
mengurangi rasa gatal diberikan bedak salsil 2% atau bedak kalamin. Bila gelembung pecah atau
basah dapat diberikan kompres larutan antiseptik. Apabila terjadi infeksi sekunder dapat
diberikan krim antibiotik lokal.

Tanda dan Gejala


Tandanya adalah timbulnya bulatan-bulatan kecil berisi cairan bening. Cairan ini bila pecah dan
dibiarkan sampai kering akan terlihat seperti koreng. Karena penyakit herpes merupakan
penyakit yang mudah menular, maka sebaiknya segera diobati sebelum menyebar lebih parah.

9. NODUL
Merupakan penyakit kulit yang berbentuk seperti papula, berbentuk kubah, ukuran> 1cm dan
lebih dalam. penyebab-penyebab yang paling umum dari nodus-nodus limfa yang membengkak.
Penyebab-penyebab infeksius yang umum dari nodus-nodus limfa yang membengkak adalah
virus, bakteri, parasit, dan jamur.
Virus-Virus
       infectious mononucleosis (mono),
       chickenpox,
       measles,
       HIV,
       herpes,
       virus-virus selesma umum,
       adenovirus, dan
       banyak virus-virus lain
Pencegahan
        Pencegahan primordial :
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar

         Pencegahan primer :
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satu contohnya dengan
menjada kebersihan diri.

         Pencegahan sekunder :
Pengobatan penyakit ini tergantung pada penyebabnya

        Blastomikosis (didaerah endemis) : ketokonazol, amfoterisin B, itrakonazol.

        Cryptoccocus (penurunan imunitas yang dimediasi oleh sel) : amfoterisin B, flukonazol.

Tanda dan gejala :


      Palpitasi
      Mual
      Sakit kepala
      Kelelahan
      Rasa Sakit/Nyeri - Dada
      Rasa ringan di kepala
      Pusing
      Denyut Jantung Tak Beraturan
      Sesak Nafas
      Bicara Cadel
      Perubahan Suasana Hati
      Kelupaan
      Intoleransi terhadap Olah Raga
      Berkeringat (Berlebihan)

10. PITIRIASIS VERSIKOLOR
            Penyakit jamur superficial yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan yang
subyektif, berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat hitam sampai
coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat menyerang ketiak, lipat paha,
lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang berambut.
Pencegahan :
        Pencegahan primordial :
Menjaga kebersihan lingkungan.
        Pencegahan primer :
Menjaga kebersihan diri, dengan mandi yang bersih dengan menggunakan sabun.
         Pencegahan sekunder :
Pengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten. Obat-obat yang dipakai meliputi :
suspense selenium sulfide (selsun) dapat dipakai dengan sampo 2-3 kali seminggu. Obat
digosokkan pada lesi dan didiamkan selama 15-30 menit sebelum mandi.

Tanda dan Gejala :


Mula-mula timbul lesi kulit berupa bercak eritematosa yang gatal, terutama bila
berkeringat. Oleh karena gatal dan digaruk, lesi akan makin meluas, terutama pada daerah kulit
yang lembab.Kelainan yang dilihat dalam klinik merupakan lesi bulat atau lonjong, berbatas
tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang-kadang papula dan vesikel di tepi. Lesi tampak seperti
bentukan cincin dengan tepi aktif dan bagian tengah tampak tenang. Lesi-lesi pada umumnya
merupakan bercak-bercak terpisah satu dengan yang lain. Kelainan kulit dapat pula terlihat
sebagai lesi-lesi dengan pinggir yang polisiklik karena beberapa lesi kulit yang menjadi satu

11. Kandidiasis
            Merupakan penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies
Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki atau paru, kadang-
kadang dapat menyebabkan septicemia, endokarditis, atau meningitis.
Pencegahan :
       Pencegahan primordial :
Menjaga kebersihan lingkungan.

       Pencegahan primer :
Menjaga kebersihan diri.

         Pencegahan sekunder :
Pengobatan yang dapat dilakukan :

1.      Menghindari atau menghilangkan factor predisposisi.

2.      Topikal :

-          Larutan ungu gentian ½-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan sehari 2 kali
selama 3 hari.

-          Nistatin : berupa krim, salap, emulsi.

-          Amfoterisin B

-          Grup azol antara lain :

Mikonazol 2% berupa krim atau bedak.

Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dank rim.

Tiokonazol, bufonazol, isokonazol

Siklopiroksolamin 1% larutan, krim

Antimikotik yang lain yang berspektrum luas.

3.      Sistemik
-         Tablet nistatin  untuk menghilangkan infeksi local dalam saluran cerna, obat ini tidak diserap
dalam usus.

-        Amfoterisin B diberikan i.v untuk kandidosis sistemik.

-         Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 gr per vaginam dosis tunggal

-         Itrakonazol: bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk orang dewasa 2 x 100
mg sehari, selama 3 hari. 

 Tanda dan Gejala :


Gejala kandidiasis dapat bervariasi tergantung pada daerah terpengaruh. Infeksi pada vagina atau
vulva dapat menyebabkan gatal parah, terbakar, nyeri, iritasi, dan sebuah lapisan putih atau abu-
abu tipis. Gejala-gejala ini juga hadir dalam vaginosis bakteri lebih umum. Dalam sebuah
penelitian tahun 2002 diterbitkan dalam Journal of Obstetri dan Ginekologi, hanya 33 % wanita
yang mandiri untuk mengobati infeksi jamur sebenarnya mengalami infeksi ragi, sementara
sebagian besar telah baik vaginosis bakteri atau infeksi tipe campuran. Gejala infeksi pada alat
kelamin pria termasuk luka merata merah di dekat kepala penis atau di kulup, gatal parah, atau
sensasi terbakar. Kandidiasis pada penis juga dapat memiliki cairan putih, meskipun jarang.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem integumen adalah suatu sistem organ yang membedakan, memisahkan,

melindungi,danmenginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya.

Komponen dari Sistem ini merupakan bagian sistem organ yang terbesar,yakni mencakup :

a.       kulit, merupakan lapisan terluar pada tubuh manusia. Terdiri dari dua bagia yaitu kulit tipis dan

kulit tebal.
b.      Rambut merupakan organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan, terutama mamalia.

c.       Bulu merupakan struktur keratin yang karakteristiknya  terdapat pada bangsa aves, dan di

anggap sebagai modifikasi dari sisik.

d.      sisik,secara umumnya berarti semacam lapisan kulit yang keras dan berhelai-helai, seperti pada

ikan, ular atau kaki ayam.

e.       kuku, adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku tumbuh dari

sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung

jari.

f.        kelenjar keringat. Kelenjar keringat berupa saluran melingkar dan bermuara pada kulit ari dan

berbentuk pori-pori halus.

g.       Sistem integument memiliki fungsi antara lain :

h.       Pelindung dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet, & mekanik, kimia, atau

suhu

i.         Penerima sensasi; sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu

j.        Pengatur suhu; menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin dan meningkatkan kehilangan

panas saat suhu panas

k.      Fungsi metabolik, menyimpan energi melelui cadangan lemak, sintesis vitamin  D.

l.         Ekskresi dan absorpsi.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Bulu
http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit

http://id.wikipedia.org/wiki/Sisik

http://rheno-biology.blogspot.com/2010/11/sistem-integumen-manusia.htm

http://ayubenjamin1202.blogspot.co.id/2013/03/hubungan-sistem-reproduksi-dengan.html

http://bit.ly/fxzulu

http://belajaraskep.blogspot.com/2011/03/anatomi-kulit.html#ixzz3o7EWIF6B
Dian Husada. 2011. Pengaturan dan terjadinya peningkatan suhu tubuh.Diakses tanggal 9
Oktober 2015, dari
http://veraendang.blogspot.co.id/p/pengaturan-dan-terjadinya-peningkatan.html
Majalah 1000guru. (2014). Demam, Apakah Selalu Merugikan?.Diakses tanggal 9 Oktober 2015,
dari
http://majalah1000guru.net/2014/03/demam-apakah-selalu-merugikan/

LAMPIRAN
Web oktasariya.blogspot.com/2015/10/makalah-sistem-integumen.html

You might also like