You are on page 1of 19

CRITICAL JURNAL REVIEW

STATISTIKA
DOSEN PENGAMPU : Dr. Sri Adelila Sari, S.Pd., M.Si

DISUSUN OLEH

NAMA : FARROS NABAWI SIREGAR

NIM : 4211131002

KELAS : PSPK 21 E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2022


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim disebabkan karena rendahnya
minat baca mahasiswa/i pada saat ini. Mengkritik jurnal merupakan salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk menaikkan keterkaitan minat membaca.
Mengkritik Jurnal (Critical Journal Review) merupakan kegiatan mengulas suatu
jurnal agar dapat mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal.
Pada dasarnya review jurnal menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi
dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan, apa yang menarik, dan bagaimana
jurnal tersebut bisa merubah persepsi dan cara berpikir serta menjadi pertimbangan
apakah dari pengetahuan yang didapat mampu menambah pemahaman terhadap suatu
bidang kajian tertentu. Selain itu mengkritik jurnal juga dapat melatih kemampuan
kita dalam menganalisis dan mengevaluasi pembahasan yang disajikan penulis.
Sehingga menjadi masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan lainnya.
Mengkritik jurnal tidak dapat dilakukan apabila pengkritik tidak membaca
keseluruhan jurnal tersebut. Dengan melakukan review tersebut pembaca dapat
mengetahui kualitas jurnal dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang
sama atau penulis lainnya serta dapat memberikan masukan kepada penulis jurnal
berupa kritik dan saran terhadap sistematika penulisan, isi, dan subtansi jurnal.

B. TUJUAN CJR
Adapun tujuan dalam pembuatan Critical Journal Review, yaitu:
1. Memenuhi salah satu tugas wajib yang diberikan oleh dosen pengampu pada
mata kuliah Statitiska
2. Memberikan gambaran kepada pembaca mengenai identitas jurnal, ringkasan
jurnal, kelebihan dan kelemahan jurnal baik dari segi sistematika penulisan,
maupun kepaduan keseluruhan isi jurnal serta implikasinya dari berbagai
aspek.
3. Menambah wawasan para pengkritik karena didalam jurnal disajikan masalah
serta solusi yang akan menambah ilmu pengetahuan kita.
C. MANFAAT CJR
Adapun manfaat dalam pembuatan Critical Journal Review, yaitu:
1. Sebagai mahasiswa yang bergerak dalam dunia Pendidikan. Jurnal-jurnal ini
perlu untuk dikritik sebab dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa/i dalam
membuat laporan penelitian yang baik dan benar.
2. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa/i dari teori dan aplikasi hasil gagasan
peneliti sehingga dengan pengetahuan tersebut dapat menjadi inspirasi baru bagi
mahasiswa sebagai calon guru dalam menyusun atau mendesaian pembelajaran
yang efektif. Meningkatkan hasil analisa pada setiap jurnal yang akan dikritik.
BAB II

IDENTITAS JURNAL

A. Identitas Jurnal Utama


Judul PENGARUH KREATIVITAS VERBAL DENGAN
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP
KEMAMPUAN PENYELESAIAN MASALAH IPA

Jurnal SCIENCE EDUCATION NATIONAL CONFERENCE

Tahun 2018

Penulis Sulaihah, Mochammad Ahied, dan Irsad Rosidi

ISSN -

Tanggal 31 November

B. Identitas Jurnal Pembanding


Judul Analisis Penyebab dan Solusi Rekonsiliasi Finished Goods
Menggunakan Hipotesis Statistik dengan Metode Pengujian
Independent Sample T-Test di PT.Merck, Tbk.

Jurnal Jurnal TEKNO (Civil Engineeering, Elektrical Engineeering and


Industrial Engineeering)

Tahun 2019

Penulis Riana Magdalena, Maria Angela Krisanti

ISSN 2655-8416

Tanggal 1 April
BAB III

RINGKASAN ISI JURNAL

A. JURNAL UTAMA
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kreativitas
verbal terhadap kemampuan penyelesaian masalah IPA dengan
penerapan model problem solving di SMP Negeri 1 Pamekasan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan
menggunakan Pre-Experimental Design. Populasi penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII. Sampel yang digunakan adalah kela
VIII J dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik
analisis data pengujian hipotesis menggunakan uji Regrei Linier
Sederhana dengan program SPSS versi 18.00. Hasil pengujian
hipotesis diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,010 pada signifikansi
0,05 (0,010<0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan
hasil uji hipotesis tersebut makadapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh kreativitas verbal dengan pembelajaran problem solving
terhadap kemampuan penyelesaian masalah IPA. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa nilai rata-rata kreativitas verbal yaitu 45,20
dengan kriteria sedang dan nilai ratarata kemampuan penyelesaian
masalah IPA yaitu 63,40 dengan kriteria baik.
Latar belakang Karena berdasarkan data tes hasil belajar siswa pada saat
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), sebagian besar
rata-rata nilai siswa mata pelajaran IPA tidak tuntas
KKM. Siswa yang tuntas KKM hanya sekitar 30% dari
jumlah siswa.
Kajian teori Kreativitas verbal merupakan suatu kemampuan
membentuk ide atau gagasan baru, serta menggabungkan
ide-ide tersebut ke dalam sesuatu yang baru berdasarkan
informasi atau unsur-unsur yang sudah ada, yang
mencerminkan kelancaran, kelenturan dan orisinalitas
dalam berpikir dalam bentuk verbal (Puspitacandri,
2013). Kreativitas siswa dapat digunakan dalam
menyelesaikan masalah yang baru berdasarkan
pengetahuan yang sudah dimiliki. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wahyuddin (2016)
membuktikan bahwa semakin baik metakognisi, motivasi
belajar, dan kreativitas belajar yang dimiliki siswa, maka
kemampuan penyelesaian masalah bagi siswa tersebut
semakin tinggi
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen
menggunakan desain penelitian Pre-Experimental
Design dengan bentuk One-Shot Case Study.
Hail dan pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan kreativitas verbal siswa
pada tabel 3 diperoleh 7 siswa kategori tinggi, 15 siswa
kategori sedang dan 8 siswa kategori rendah dengan
ratarata 45,250 kategori sedang. Hal ini dikarenakan
kreativitas verbal yang dimiliki siswa merupakan salah
satu bentuk kecerdasan yang meliputi berbagai macam
fungsi otak dan dapat memungkinkan siswa untuk
mencapai penguasaan yang lebih besar, khususnya dalam
mata pelajaran IPA (Beetlestone, 2013). Kemampuan
penyelesaian masalah merupakan kemampuan berpikir
tingkat tinggi yang harus dikuasai oleh siswa untuk
mencari jalan keluar dari permasalahan atau soal melalui
tahapan secara sistematis. Tahap-tahap kemampuan
penyelesaian masalah menurut Polya dalam Tawil dan
Liliasari (2013) yaitu memahami masalah, merencanakan
penyelesaian masalah, melaksanakan penyelesaian
masalah dan mengevaluasi hasil penyelesaian masalah.
Berdasarkan data kemampuan penyelesaian masalah
siswa pada tabel 5 diperoleh 18 siswa dikategorikan
sangat baik dan 12 siswa dikategorikan cukup melalui
penerapan model pembelajaran problem solving dengan
rata-rata yaitu 63,40 kategori baik. Berdasarkan tabel 8
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,010. Taraf
signifikansi kreativitas verbal < 0,05. Hal ini berarti H0
ditolak dan H1 diterima yaitu dapat dibuktikan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara kreativitas
verbal dengan pembelajaran problem solving terhadap
kemampuan penyelesaian masalah siswa. Hasil uji
hipotesis tersebut menunjukkan bahwa kreativitas verbal
ikut beperngaruh pada kemampuan penyelesaian
masalah siswa. Hal ini dikarenakan Pembelajaran
dengan menggunakan model Problem Solving
merupakan model pembelajaran yang berorientasi
terhadap penyelesaian masalah melalui kegiatan ilmiah
misalnya dalam pembelajaran yaitu diskusi dan
eksperimen. Kegiatan diskusi dan eksperimen memicu
siswa untuk saling berinteraksi dengan teman lain dalam
menyelesaikan masalah. Model Problem Solving
merupakan model pembelajaran yang memicu siswa
untuk mencari dan menyelesaikan suatu masalah/soal
dalam untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. ahan dan jawaban oleh siswa. Pembelajaran
dengan model Problem Solving memungkinkan siswa
untuk melatih kemampuan penyelesaian masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. kegiatan belajar
mengajar melaluimodel Problem Solving merupakan
kegitan belajar yang paling kompleks karena Siswa akan
belajar mencari pengetahuan sendiri dan menganalisis
masalah yang dihadapi untuk dicari penyelesaiannya.
Pembelajaran Problem Solving merupakan pembelajaran
yang memicu siswa untuk berinteraksi dengan kehidupan
sehari-hari. proses pembelajaran diawali dengan
memahami masalah dan masalah yang diambil berupa
masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan dan saran Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil
penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Data
kreativitas verbal siswa dengan pembelajaran problem
solving yaitu 7 siswa kategori tinggi, 15 siswa kategori
sedang dan 8 siswa kategori rendah dengan rata-rata
45,20 sedang kategori ; 2) kemampuan penyelesaian
masalah siswa dengan pembelajaran problem solving
yaitu 18 siswa dikategorikan sangat baik dan 12 siswa
dikategorikan cukup dengan rata-rata63,40 kategori baik.
3)Terdapat pengaruh signifikan antara kreativita verbal
siswa terhadap kemampuan penyelesaian masalah siswa
dengan nilai signifikansi sebesar 0,010 pada signifikansi
0,05 (0,010 < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Saran yang dapat diajukan untuk penelitian selanjutnya
adalah: 1) Guru harus lebih memberi perhatian pada
kreativitas verbal siswa; 2) siswa hendaknya lebih aktif
pada saat pembelajaran untuk lebih meningkatkan
kreativitas verbal siswa dan kemampuan penyelesaian
masalah siswa.

B. JURNAL PEMBANDING

Abstrak PT. Merck, Tbk. merupakan perusahaan manufaktur


yang bergerak di bidang pembuatan obat dengan
memproduksi obat yang dituju untuk pasar over-the-
counter (OTC) seperti Sangobion dan Neurobion
dan juga pasar obat resep untuk rumah sakit.
Berdasarkan Packaging Work Sheet (PWS) dari
produk “X” yang diproduksi di PT. Merck, Tbk.
ditemukan rekonsiliasi pada finished goods yang
melebihi spesifikasi yang telah ditentukan
sebelumnya oleh perusahaan. Rekonsiliasi
merupakan perbedaan antara jumlah material yang
masuk dengan material yang keluar sehingga jika
rekonsiliasi melebihi yang seharusnya maka PT.
Merck, Tbk. dapat mengalami kerugian karena
jumlah material yang jadi tidak sesuai dengan
material yang diproduksi. Berdasarkan
permasalahan yang terjadi, maka penulis melakukan
pengolahan data menggunakan hipotesis statistik
dengan menggunakan metode pengujian
Independent Sample T-Test untuk mengetahui
proses produksi apa yang berpotensi menyebabkan
rekonsiliasi pada finished goods produk “X”.
Dengan diketahuinya penyebab dari rekonsiliasi
maka dapat dicari solusi yang tepat untuk mengatasi
rekonsiliasi tersebut. Dari pengolahan data yang
dilakukan, ditemukan bahwa terdapat perbedaan
secara nyata antara berat rata-rata core tablet dengan
berat coated tablet yang menandakan bahwa proses
sugar coating berpengaruh secara signifikan
terhadap variasi berat yang berpotensi menyebabkan
rekonsiliasi. Oleh karena itu, ditentukan solusi yang
tepat untuk memperbaiki proses tersebut.
Latar belakang Karena pada Packaging Work Sheet dari salah satu
produknya yaitu produk “X”, ditemukan deviasi
pada rekonsiliasi finished products. Rekonsiliasi
merupakan assessment perbedaan antara jumlah
material yang diterima dengan jumlah material yang
dihasilkan. Selain menyebabkan produk bervariasi
pada beratnya dan turunnya kualitas, hal ini juga
dapat menyebabkan kerugian material bagi
perusahaan.
Kajian teori Menurut Nasution [3], hipotesis adalah suatu
pernyataan tentatif yang merupakan dugaan
mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam
usaha untuk memahaminya. Hipotesis statistic
sendiri adalah suatu anggapan atau pernyataan, yang
mungkin benar atau mungkin juga salah, mengenai
satu populasi atau lebih. Hipotesis yang dirumuskan
dengan harapan akan ditolak memiliki istilah
hipotesis nol yang dilambangkan dengan H0.
Penolakan H0 akan mengakibatkan diterimanya
hipotesis alternatif yang dilambangkan dengan H1.
Metode penelitian Rekonsiliasi memiliki metode perhitungan sebagai
berikut: (E+F+G) 𝑑 × 100% = 𝑓𝑖𝑛𝑎𝑙
𝑟𝑒𝑐𝑜𝑛𝑐𝑖𝑙𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜n dan Uji-T atau T-Test
Hasil dan pembahasan Dari hasil perhitungan dapat ditarik kesimpulan
bahwa H0 ditolak karena nilai t-hitung lebih besar
dari t-tabel (171,83 > 1,9944), sehingga berat rata-
rata core tablet tidak sama dengan berat rata-rata
tablet sebenarnya.Dari hasil pengujian SPSS ini
dapat dilihat bahwa rata-rata berat core tablet
dengan berat tablet sebenarnya berbeda secara
signifikan karena hasil dari Sig.(2-tailed) lebih kecil
dari α (0 < 0.025) sehingga H0 ditolak
Dari hasil perhitungan dapat ditarik kesimpulan
bahwa H0 ditolak karena nilai t-hitung lebih besar
dari t-tabel (171,83 > 1,9944), sehingga berat rata-
rata core tablet tidak sama dengan berat rata-rata
tablet sebenarnya.Dari hasil pengujian SPSS ini
dapat dilihat bahwa rata-rata berat core tablet
dengan berat tablet sebenarnya berbeda secara
signifikan karena hasil dari Sig.(2-tailed) lebih kecil
dari α (0 < 0.025) sehingga H0 ditolak.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT.
Merck, Tbk. didapatkan data yang menunjukkan
rekonsiliasi yang out of specification pada finished
goods produk “X”. Rekonsiliasi merupakan
perbedaan antara jumlah material masuk dengan
material yang keluar dimana nilai rekonsiliasi yang
ideal adalah 100%, dengan spesifikasi maksimal
101%. Namun pada Packaging Work Sheet (PWS)
dari produk “X” dari batch 274 – 309, ditemukan
nilai rekonsiliasi yang lebih dari 101%. Dari data
yang didapatkan, dilakukan pengolahan data dari
proses sugar coating dengan asumsi proses sebelum
sugar coating tidak menyebabkan variasi pada berat
tablet. Hal ini karena proses sebelum sugar coating
merupakan proses yang telah terotomasi dan akan
menghasilkan produk dengan spesifikasi yang sesuai
dan konstan. Namun, proses sugar coating masih
merupakan proses yang semi-otomasi karena
penuangan lapisan gula dilakukan secara manual
oleh personel dan hanya bergantung dari
keterampilan personel tersebut sehingga
kemungkinan terjadi human error cukup besar.
Oleh karena itu, dilakukan pengolahan data dengan
hipotesis statistik menggunakan pengujian
Independent Sample T-Test untuk melihat proses
manakah, yang menyebabkan variasi pada berat
tablet karena hal ini merupakan kemungkinan
terbesar rekonsiliasi terjadi dan faktor apakah yang
menyebabkan deviasi pada rekonsiliasi finished
goods produk “X”. Pertama, dilakukan pengujian
perbandingan antara berat core tablet dengan berat
coated tablet. Core tablet adalah tablet yang telah
melewati proses tableting sebelum dilapisi oleh
lapisan gula, dan coated tablet adalah tablet yang
telah melewati proses sugar coating. Pengujian ini
dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan
antara rata-rata berat coated tablet dengan core tablet
sehingga dapat diketahui apakah proses sugar
coating mempengaruhi berat tablet secara signifikan
atau tidak. Tingkat signifikansi yang digunakan
adalah 0,05 (α=5%), namun karena pengujiannya
merupakan pengujian 2 arah sehingga nilainya
menjadi 0,025 sehingga daerah kritisnya menjadi t <
-t1,9944 atau t > t1,9944. Setelah dilakukan
perhitungan didapatkan hasil nilai t hitung sebesar
171,83 dimana nilai t hitung lebih besar dari t tabel
(171,83 > 1,9944) dan menyebabkan H0 ditolak
karena t hitung jatuh pada daerah kritis. Penolakan
H0 ini menandakan bahwa berat rata-rata core tablet
tidak sama dengan berat rata-rata coated tablet dan
terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua
berat ini.
Pengujian kedua dilakukan untuk berat coated tablet
dengan berat tablet sebenarnya. Tablet sebenarnya
adalah tablet yang telah melewati proses sugar
coating dan proses packing blister. Pengujian ini
untuk melihat apakah terdapat perbedaan secara
nyata antara kedua berat tablet ini untuk mengetahui
apakah proses packing blister mempengaruhi berat
tablet secara signifikan. Tingkat signifikansi yang
digunakan adalah 0,05 (α=5%), namun karena
pengujiannya merupakan pengujian 2 arah sehingga
nilainya menjadi 0,025 sehingga daerah kritisnya
menjadi t < -t1,9944 atau t > t1,9944. Setelah
dilakukan perhitungan didapatkan hasil nilai t hitung
sebesar 1,02 dimana nilai t hitung lebih kecil dari t
tabel (1,02 < 1,9944) dan menyebabkan H0 diterima
karena t hitung tidak jatuh pada daerah kritis.
Penerimaan H0 ini menandakan bahwa berat rata-
rata tablet sebenarnya sama dengan berat rata-rata
coated tablet karena tidak terdapat cukup bukti
untuk mengatakan kedua berat ini tidak sama
sehingga berat rata-rata tablet sebenarnya dengan
berat coated tablet dapat dikatakan tidak berbeda
secara nyata.
Kesimpulan dan saran Berdasarkan hasil pengolahan data, analisa dan
pengamatan yang telah dilakukan pada kerja praktek
di PT. Merck, Tbk., dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut. Metode yang digunakan
untuk meneliti penyebab rekonsiliasi adalah
hipotesis statistik menggunakan pengujian
Independent Sample T-Test. Pengujian rata-rata
berat core tablet dengan rata-rata berat coated tablet
menunjukkan bahwa proses sugar coating
menyebabkan variasi pada berat secara signifikan
karena prosesnya yang semi-otomasi sehingga faktor
manusia menyebabkan variasi. Setelah dilakukan
pengolahan data, proses blister packing dan packing
sekunder tidak menyebabkan variasi secara
signifikan. Setelah melakukan pengamatan, penulis
memberikan saran kepada perusahaan mengenai
proses produksi dan spesifikasi yang mempengaruhi
perhitungan rekonsiliasi: perusahaan sebaiknya
mengganti mesin sugar coating menjadi terotomasi
sepenuhnya agar terdapat standar yang jelas
mengenai proses sugar coating, dan perusahaan
sebaiknya mengganti spesifikasi dari rekonsiliasi
agar dapat mewakili seluruh hasil nyata yang terjadi
pada finished goods.

BAB IV
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

A. KELEBIHAN JURNAL
1. Abstrak
Jurnal Utama Jurnal Pembanding

Pada abstrak jurnal utama kita Pada abstrak jurnal pembanding,


langsung diberitahu tujuan jurnal dimulai dari nama perusahaan yang
tersebut dibuat dan metode penelitian akan melakukan penelitian dan
apa yang digunakan. Sehingga para memberitahukan kepada pembaca
pembaca mudah memahami tujuan yang mungkin belum tahu bahwa
jurnal tersebut dibuat. produk-produk obat yang sering
dijumpai ataupun di konsumsi berasal
dari perusahaan tersebut.

2. Kajian Teori
Jurnal Utama Jurnal Pembanding

Kajian teori pada jurnal utama Kajian teori pada jurnal pembanding
menggunakan 6 sumber kajian teori, menggunakan 5 sumber kajian teori,
sehingga refrensi dalam melakukan sehingga refrensi dalam melakukan
penelitian semakin lengkap. penelitian menjadi lengkap.

3. Metode Penelitian
Jurnal Utama Jurnal Pembanding

Pada jurnal utama menggunakan Pad jurnal pembanding menggunakan


metode penelitian Pre-Experimental Uji-T atau T-test, sehingga
Design dengan bentuk One-Shot Case memudahkan dalam mencari
Study, dan menggunakan teknik pemecahan masalahnya. Karena ada
pengumpulan data berupa metode tes, nya pembanding dua hipotesis
sehingga data yang terkumpul akan
mudah dihitung.
4. Hasil dan Pembahasan
Jurnal Utama Jurnal Pembanding

Pada jurnal utama hasil dan pembahsan Pada jurnal pembanding hasil-hasil
dibuat secara urut dan terperinci penelitian dibuat dengan berurut dan
sehingga pembaca mudah memahami. memiliki sub-sub penelitian dan dibuat
secara terperinci,

5. Kesimpulan dan Saran


Jurnal Utama Jurnal Pembanding

Pada jurnal utama kesimpulan dibuat Pada jurnal pembanding kesimpulan


sesuai dengan tujuan penelitian dan dibuat sesuai dengan tujuan penelitian,
memiliki saran. dan juga menemukan solusi untuk
masalah.

B. KEKURANGAN JURNAL
1. Abstrak
Jurnal Utama Jurnal Pembanding

Pada jurnal utama abstraknya tidak Pada jurnal pembanding abstraknya


dimulai dari permasalahan yang tidak dimulai dari permasalahan yang
umum terlebih dahulu. umum.

2. Kajian Teori
Jurnal Utama Jurnal Pembanding
Pada jurnal utama kajian teoritis tidak Pada jurnal pembanding kajian teoritis
memiliki kekurangan karena sesuai semuanya dibuat pada metode
dengan tujuan penelitian. penelitian, seharusnya kajian teoritis
lebih cocok dibuat pada pendahuluan
agar jurnal tidak membingungkan
pembaca.

3. Metode Penelitian
Jurnal Utama Jurnal Pembanding

Metode penelitian yang digunakan Pada jurnal pembanding metode


pada jurnal utama sudah tepat dan penelitiannya membingungkan
prosedur penelitian juga terperinci. pembaca karena terlalu banyak nya
sub penelitiannya.

4. Hasil dan Pembahasan


Jurnal Utama Jurnal Pembanding

Hasil dan pembahasan pada jurnal Pada jurnal pembanding hasil dan
utama sudah tepat dan terperinci. pembahasannya sudah bagus, dan
Hanya saja ditambahi dengan kajian tidak ada kekurangan. Karena
teoritis sehingga tidak langsung ke memberikan penjelasan mengenai
topik utama. hipotesis yang didapat.

5. Kesimpulan dan Saran


Jurnal Utama Jurnal Pembanding

Pada jurnal utama kesimpulan dan Pada jurnal pembanding tidak


saran nya sudah bagus dan tidak diberikan saran.
memiliki kekurangan.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda antara satu
dengan yang lainnya, baik itu dari segi bahasanya, kelebihannya, dan kekurangannya.
Setiap jurnal pasti mengandung informasi yang sudah dipaparkan dengan jelas oleh
penulisnya terlepas dari kekurangan yang terkandung dalam setiap jurnal, namun
sudah dapat dipastikan setiap jurnal akan membawa keuntungan bagi pembaca dalam
hal mendapatkan informasi lebih.
Dalam jurnal ini, terkandung informasi yang sangat melimpah yang dapat
membuat pembaca menjadi tertarik untuk membaca serta menganalisis jurnal ini.
Diatas telah disampaikan ringkasan dan juga kelebihan serta kekurangan dari masing-
masing jurnal yang diharapkan dapat menjadi perbandingan antar opini atas
pembacaterhadap jurnal tersebut.

B. SARAN
Didalam kelebihan dari jurnal tersebut agar lebih dipertahankan dan diperkuat
lagi, dan mengenai kekurangan jurnal agar lebih diteliti lagi untuk mencapai hasil
yang lebih maksimal.

Lampiran

You might also like