You are on page 1of 7

Analisis Karakteristik Soal PISA terhadap Kemampuan

Argumentasi sains terhadap Siswa SMP


Salsabil Aliyah Putri Rahma
19030184091
Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya
Salsabil.19091@mhs.unesa.ac.id
ABSTRACT
A study has been conducted that aims to analyze the physics of the PISA model to find out
the arguments of students in junior high school that are valid and practical. And also know
the potential effects of the physics of the PISA model on the arguments of students in junior
high school. The type of research that is done is literature studies. The method of literature
review is carried out with several stages 1) Finding and collecting articles and journals
related to the analysis of PISA and science arguments, 2) Choosing articles and journals
that are in accordance with the topic of discussion, 3) Analyzing the problem of PISA
physics to the ability of science arguments learners, 4) Reviewing articles and journals into
a new article. The results of this study show that pisa problems are able to measure and
improve the ability of science argumentation learners. The problems formulated in PISA
are based on real situations that contain problems that focus on the mastery of the process,
understanding concepts and the ability to apply them. The ability of science in PISA is
divided into six levels, with level six being the highest level of achievement, while level
one is low. Aspects measured in PISA consist of content, process and context components.
So it can be concluded that the question of PISA plays an important role in efforts to
improve the ability of scientific argumentation against learners.
Keywords : Development Research, PISA Questions, Student Argumentation
ABSTRAK
Telah dilakukan suatu kajian yang bertujuan untuk menganalisis soal fisika model PISA
untuk mengetahui argumentasi siswa di sekolah menengah pertama yang valid dan praktis.
Dan juga Mengetahui efek potensial soal fisika model PISA terhadap argumentasi siswa di
sekolah menengah pertama. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi pustaka. Metode
kajian literatur dilakukan dengan beberapa tahapan 1) Mencari dan mengumpulkan artikel
dan jurnal terkait analisis soal PISA dan argumentasi sains, 2) Memilih artikel dan jurnal
yang sesuai dengan topik pembahasan, 3) Menganalisis soal PISA fisika terhadap
kemampuan argumentasi sains peserta didik, 4) Mengkaji artikel dan jurnal menjadi satu
artikel baru. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa soal PISA mampu mengukur dan
meningkatkan kemampuan argumentasi sains peserta didik. Soal-soal yang dirumuskan
dalam PISA berdasarkan situasi nyata yang memuat permasalahan yang menitik
beratkan pada penguasaan proses, pemahaman konsep dan kemampuan
mengaplikasikannya. Kemampuan sains dalam PISA dibagi menjadi enam tingkatan,
dengan tingkatan enam sebagai tingkat pencapaian yang paling tinggi, sedangkan tingkat
satu adalah rendah. Aspek yang diukur dalam PISA terdiri atas komponen konten, proses
dan konteks. Sehingga dapat disimpulkan bahwa soal PISA berperan penting dalam upaya
meningkatkan kemampuan argumentasi sains terhadap peserta didik..
Kata kunci : Development Research, Soal-soal PISA, Argumentasi siswa
PENDAHULUAN (Istiyono, Edi, 2013). Berkenaan
Pembelajaran sains yang berlangsung dengan kemampuan berpikir tingkat
selama ini hanya sebatas proses tinggiini, fakta menunjukkan bahwa
penyampaian informasi (transfer of prestasi fisika Indonesia berada pada
knowledge) dari guru ke siswa. ranking 50 dari 53 negera (TIMSS and
Padahal pembelajaran sains yang baik TIMSS Advanced, 2016), sedangkan
seharusnya adalah pembelajaran yang untuk PISA yang dilaporkan oleh the
melibatkan siswa untuk belajar secara Organization for
langsung. Meliputi berbagai kegiatan, Economic Co-Operation and
seperti mengamati, menyelidiki, Development (OECD) berada pada
mengumpulkan bukti-bukti ilmiah, peringkat 62 dari 70 negara (Iswadi,
mencari berbagai informasi, dan lebih Hazrul. 2016). Dengan demikian,
mantap lagi apabila siswa diberikan prestasi fisika yang menuntut
kesempatan untuk bisa menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi
argumen guna membentuk sendiri siswa sekolah menengah Indonesia, di
konsep sains yang dipelajarinya. kancah internasional masin rendah.
Argumentasi merupakan suatu cara Sekolah-sekolah harusnya mulai
yang dapat digunakan untuk melakukan penanaman Higher Order
memantapkan konsep sains siswa. Thinking Skills untuk memenuhi
Siswa akan belajar untuk mengambil tuntutan zaman abad ke-21. Hal ini
langkah dalam penyelesaian masalah sesuai dengan karakteristik skills
yang menjadi topik pembelajaran. Hal masyarakat abad ke-21 menurut
ini sejalan dengan Ekanara (2011: 20) partnership of 21st century skills yang
yang mengemukakan bahwa guru mengidentifikasikan bahwa pelajar
yang menganggap siswa sebagai pada abad ke-21 harus mampu
sebotol kosong yang siap diisi dengan mengembangkan keterampilan
konsepkonsep, adalah salah satu kompetitif yang diperlukan pada abad
contoh dari lingkungan belajar yang ke-21 yang terfokus pada
tidak mendukung siswa pengembangan HOTS (Basuki, dkk,
mengembangkan keterampilan 2014).
argumentasinya. Sebab itu,
seharusnya seorang guru lebih terbuka Menurut De Lange (2004: 12)
dan memberikan siswa kesempatan kemampuan yang harus dipelajari dan
untuk berpikir dan mencari sendiri dikuasai oleh para siswa selama proses
kebenaran mengenai suatu konsep pembelajaran matematika di kelas
agar pembelajaran yang dilakukan salah satunya adalah ³Mathematical
dapat lebih bermakna. argumentation. Knowing what proofs
are; knowing how proofs differ from
Penilaian hasil belajar
other forms of mathematical
merupakan sebuah proses pemberian
reasoning; following and assessing
sebuah nilai terhadap hasil-hasil
chains of arguments; having a feel for
belajar yang dicapai siswa dengan
heuristics; creating and expressing
suatu kriteria tertentu. Berbagai
mathematical DUJXPHQWV¥
bentuk penilaian dilakukan disekolah.
Dengan kata lain berargumentasi
Di antara bentuk penilaian dalam
secara matematis (mathematical
skala besar yang dilakukan di sekolah
adalah Ujian Nasional (UN).thinking) argumentation) dalam arti memahami
pembuktian, mengetahui bagaimana keterampilan yang penting untuk
membuktikan, mengikuti dan menilai dapat berpartisipasi sebagai warga
rangkaian argumentasi, memiliki negara atau anggota masyarakat yang
kemampuan menggunakan strategi, bertanggungjawab. Hal-hal yang
dan menyusun argumentasi. Alasan dinilai dalam studi PISA meliputi
yang diperlukan dalam proses literasi matematika, literasi membaca
penyelesaian masalah disebut dan literasi sains.
argumen. Argumentasi dalam Dari perspektif pedagogi,
matematika sangat diperlukan, hal ini literasi tidak hanya merupakan satu
dikarenakan agar siswa dapat entitas mata pelajaran, melainkan
menjelaskan secara logis dan menjadi indikator dari keberhasilan
memutuskan cara atau penyelesaian implementasi kurikulum. Literasi
yang tepat untuk menyelesaikan dalam Kurikulum Australia
masalahnya. Kemampuan merupakan proses untuk mencapai
berargumentasi erat kaitannya dengan tahap pemaknaan (interpreting) teks
kemampuan bernalar karena tanpa melalui mendengar, membaca, dan
kemampuan bernalar, siswa tidak mencermati. Meskipun pendefinisian
dapat membangun kemampuan literasi tersebut berada dalam konteks
berargumentasinya. pengajaran bahasa, tetapi ruang
Untuk mencapai tujuan lingkup dari definisi tersebut dapat
pembelajaran fisika salah satunya berlaku untuk mata pelajaran lain.
adalah kemampuan berargumentasi, PISA (The Programme for
maka dibutuhkan soal-soal yang International Studet Assessment)
berbasis argumentasi siswa yaitu mendefinisikan literasi baca tulis
melalui soal-soal fisika dalam PISA sebagai refleksi kompetensi kognitif
(Programme for International Student dari proses penerjemahan atas struktur
Assessment). Hal ini dikarenakan dan karakteristik penyajian tekstual
soal-soal matematika dalam PISA sampai dengan pemahaman
lebih banyak mengukur kemampuan pengetahuan tentang fenomena alam.
bernalar, pemecahan masalah dan Dalam upaya untuk mengembangkan
berargumentasi daripada soal-soal pemahaman pengetahuan tersebut,
yang mengukur 126 kemampuan kompetensi metakognitif menjadi
teknis baku yang berkaitan dengan sarana penerjemahan, baik pada tahap
ingatan dan perhitungan. PISA pemahaman terhadap struktur dan
merupakan suatu studi tentang penyajian tekstual sampai dengan
program penilaian siswa tingkat pemahaman pengetahuan tentang
internasional yang diselenggarakan fenomena alam. Pengajaran bahasa
setiap tiga tahun oleh Organisation for merupakan titik tolak menuju literasi
Economic Cooperation and bidang lain. Frasa dan paragraf dalam
Development (OECD) atau organisasi bahasa mengekspresikan struktur
untuk kerjasama ekonomi dan logika bahasa dan sekaligus struktur
pembangunan. PISA bertujuan untuk logika cabang ilmu pengetahuan
menilai kemampuan siswa yang lainnya.
duduk di akhir tahun pendidikan dasar Kemampuan matematika
(siswa berusia 15 tahun) telah dalam PISA dibagi menjadi enam
menguasai pengetahuan dan tingkatan, dengan tingkatan enam
sebagai tingkat pencapaian yang METODE PENELITIAN
paling tinggi, sedangkan tingkat satu
Pada penelitian yang dilakukan ini
adalah rendah. Aspek yang diukur
kami menggunakan metode kualitatif
dalam PISA terdiri atas komponen
berupa data teoritis dengan metode
konten, proses dan konteks (Hayat dan
penelitian studi pustaka. Penelitian
Yusuf, 2010:10). Komponen konten
kualitatif adalah jenis penelitian yang
dimaknai sebagai isi atau materi
temuan-temuannya tidak diperoleh
matematika yang dipelajari di sekolah.
melalui prosedur statistik atau bentuk
Materi yang diujikan dalam konten
hitungan lainnya dan berusaha
berdasarkan PISA 2012 Draft
memahami dan menafsirkan makna
Mathematics Framework meliputi
suatu peristiwa interaksi tingkah laku
perubahan dan keterkaitan (change
manusia dalam situasi tertentu
and relentionship), ruang dan bentuk
menurut perspektif peneliti sendiri.
(space and shape), kuantitas
Dimana definsi dari penelitian
(quantity), dan ketidakpastian data
kulatitatif sendiri adalah penelitian
(uncertainty and data). Komponen
yang bersifat deskriptif dan cenderung
konteks adalah situasi yang tergambar
menggunakan analisis. Proses dan
dalam suatu permasalahan. Dalam
makna (perspektif subjek) lebih
soal PISA terdapat delapan ciri
ditonjolkan dalam penelitian
kemampuan kognitif matematika
kualitatif. Landasan teori
yaitu mathematical thinking and
dimanfaatkan sebagai pemandu agar
reasoning, mathematical
fokus penelitian sesuai dengan fakta di
argumentation, modelling, problem
lapangan. Penelitian kualitatif dikenal
posing and solving, representation,
sejak tahun 1960-an dan sering
symbols and formalism,
disebut metode alternatif (alternative
communication dan penggunaan aids
method). Metode ini tidak
and tools. Penelitian pengembangan
menggunakan pertanyaan yang rinci,
soal-soal PISA sudah pernah
tapi dimulai dengan yang umum tetapi
dilakukan sebelumnya satu
kemudian meruncing dan mendetail.
diantaranya yaitu Annisah (2011)
Metode kualitatif memperlakukan
yang berfokus pada konten Quantity
partisipan sebagai subjek bukan objek
untuk mengukur kemampuan
sehingga partisipan menganggap
penalaran matematis siswa. Hasil
dirinya berharga karena informasi dari
penelitian ini didapatkan siswa tidak
mereka sangat bermanfaat. Metode
mampu dalam mengidentifikasi
penelitian studi pustaka artinya
permasalahan pada soal dan mencari
peneliti mengambil data melalui
jawaban yang sesuai untuk
kegiatan membaca literatur yang
menyelesaikan permasalahan
relevan dengan kajian penelitian yang
tersebut, sehingga berakibat pada
dilakukan. Data dikumpulkan untuk
gagalnya siswa dalam membuat
dianalisis kemudian disajikan dalam
argumen yang valid dalam
hasil dan pembahasan agar dapat
menyelesaikan soal. Berdasarkan
dibuat kesimpulan. Kajian literatur
uraian di atas perlu dikembangkannya
merupakan salah satu metode yang
soal-soal sains yang dapat
dilakukan dengan cara membaca
mengembangkan kemampuan
berargumentasi siswa. buku, jurnal, artikel, dan terbitan
lainnya yang masih berkaitan dnegan berikut: 1. Kisi-kisi soal matematika
satu topik tertentu sehingga menjadi model PISA untuk melihat
sebuah tulisan baru (Marzali,2016). argumentasi siswa (terlampir). 2.
Metode penelitian ini dilakukan Kartu soal matematika model PISA
dengan mengambil data berdasarkan untuk melihat argumentasi siswa
literatur yang relevan dengan (terlampir). 3. Soal matematika model
penelitian yang dilakukan. Data yang PISA untuk melihat argumentasi
telah dikumpulkan akan disajikan siswa (terlampir). 4. Kunci jawaban
menjadi sebuah artikel baru untuk soal matematika model PISA untuk
memperkenalkan kajian-kajian baru melihat argumentasi siswa
yang perlu diketahui oleh mereka (terlampir). Dan juga terdapat
yang tertarik pada topik penelitian. prototyping diantaranya sebagai
Berdasarkan paparan tersebut, metode berikut : 3. Prototyping
kajian literatur digunakan dengan
manganalisis beberapa artikel dan 3.1 Self Evaluation
jurnal mengenai soal PISA yang Hasil dari self evaluation ini diperoleh
berhubungan dengan kemampuan dari prototipe I yang merupakan soal
argumentasi sains. pada salah satu matematika model PISA untuk
jurnal yang membahas mengenai mengetahui argumentasi siswa yang
argumentasi siswa. berjumlah 12 butir soal. Adapun yang
HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan adalah menganalisis materi
dari kurikulum yang sesuai dengan
Berdasarkan penelusuran yang konten PISA yaitu; ruang dan bentuk,
telah dilakukan dengan menggunakan perubahan dan hubungan, bilangan,
beberapa jurnal yang didapat dari web probabilitas dan ketidakpastian,
google scholar dengan topik selanjutnya dilakukan pendesainan
pembahasan yaitu soal PISA dan juga perangkat soal yang memenuhi
Argumentasi sains siswa didapatkan karakteristik konten, konstruk, dan
beberapa jurnal yang berhubungan bahasa
dengan kedua hal tersebut. Pada
beberapa artikel dan jurnal soalsoal 3.2 Expert Reviews
yang telah dikembangkan mampu Pada tahap ini soal divalidasi dari segi
memicu siswa untuk mengeksplor konten, konstruk dan bahasa oleh
argumentasinya dan siswa pembimbing, pakar dan teman sejawat
mendapatkan hasil tes sama dengan
atau lebih dari skor minimal kategori 3.3 One-to-one
baik yang ditetapkan, maka soal-soal Pada tahap ini dilakukan
tersebut dikatakan memiliki efek ujicoba terhadap siswa SMP di
potensial terhadap argumentasi siswa. Palembang. Ketiga siswa yang
dengan menggunakan teknik analisis memiliki tingkat kemampuan tinggi,
datanya berupa analisis siswa, analisis sedang, dan rendah ini mengerjakan
kurikulum dan analisis soal soal PISA. 13 soal, setelah selesai 140
Dimana Kegiatan yang dilakukan mengerjakan soal mereka diminta
peneliti dalam hal pendesainan soal untuk memberikan komentar serta
matematika model PISA ini adalah saran-saran terhadap soal-soal
membuat perangkat instrumen sebagai
tersebut, sehingga peneliti dapat
mengetahui soal-soal mana yang
sukar, kemudian soal-soal yang tidak
dimengerti kalimatnya. Selanjutnya
peneliti juga dapat mengetahui
kendala-kendala apa saja yang
dihadapi siswa dalam mengerjakan
soal. Siswa menyampaikan
bahwasanya pada beberapa nomor
soal banyak bahasa yang tidak mudah
untuk dipahami dan juga tidak ada
masalah didalamnya, dan juga
terdapat beberapa soal yang
ilusrasinya tidak jelas, dan beberapa
soal juga penjelasannya sulit untuk
dipahami. Dari jawaban siswa di atas, terlihat
bahwa siswa dapat memahami
masalah yang terdapat dalam soal.
Namun demikian masih terdapat
kesalahan dalam perhitungan
matematis. Sedangkan siswa yang
berkemampuan rendah masih belum
mampu memahami soal dengan
baik. Hal ini terlihat dalam jawaban
dari siswa seperti berikut:

Soal nomor 1 dapat dipahami


dan dikerjakan dengan baik oleh siswa
yang berkemampuan tinggi, tetapi
siswa yang berkemampuan sedang
masih terdapat kekeliruan dalam
penyelesaian soal. Berikut
jawabannya:
Dari uraian di atas maka hasil tes soal
matematika model PISA untuk
melihat argumentasi siswa secara
keseluruhan dikategorikan cukup
baik. Berdasarkan hasil wawancara
peneliti dengan beberapa siswa
diketahui bahwa soal yang telah
dikembangkan dapat memicu siswa
untuk mengeksplor argumentasinya.
Maka dapat dilihat bahwa perangkat
soal matematika model PISA yang
telah dikembangkan memiliki efek Fitri Eka. 2012.
potensial terhadap argumentasi siswa. Pengembangan Soal
Matematika Model PISA
Untuk Mengetahui
KESIMPULAN Argumentasi Siswa di Sekolah
Berdasarkan kajian yang telah Menengah Pertama.
dilakukan dapat disimpulkan Pend.Matematika Universitas
bahwasanya soal PISA dapat PGRI Palembang.
membantu mengukur kemampuan Hartatiana . 2010. Pengembangan
Argumentasi pada peserta didik atau Soal Pemecahan Masalah
Soal soal yang dikembangkan dengan Berbasis Argumen untuk
model PISA memiliki efek potensial Siswa Kelas V SD N 79
terhadap kemampuan argumentasi hal Palembang. Tesis. Jurusan
ini dikarenakan soal yang dirumuskan Pendidikan Matematika
sesuai dengan permasalahan sehari- Pascasarjana UNSRI.
hari dan perlu adanya pemahaman, Khusnayain Arina, dkk. 2013.
identifikasi dan penerapan dalam Pengaruh Skill Argumentasi
penyelesainnya. Dan juga melalui Menggunakan Model
perangkat soal yang telah Pembelajaran Problem Based
dikembangkan diharapkan dapat lebih Learning (PBL) terhadap
memgeksplor lagi kemampuan Literasi Sains Siswa.
argumentasinya. Pengembangan soal Pendidikan Fisika FKIP Unila.
model PISA untuk mengetahui Mardhiyanti, Devi. 2011.
argumentasi siswa dapat Pengembangan Soal
dikembangkan lagi dengan konteks Matematika Model PISA untuk
dan konten yang lebih bervariasi lagi. Mengukur Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa
Sekolah Dasar. Tesis. Jurusan
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Matematika
Pascasarjana UNSRI.
Annisah. 2011. Pengembangan Soal Stacey, Kaye. 2010. The PISA View of
Matematika Model PISA pada Mathematical Literacy in
Konten Quantity untuk Indonesia. Journal on
Mengukur Kemampuan Mathematics Education
Penalaran Matematis Siswa (IndoMS-JME). July, 2011,
Sekolah Menengah Pertama. OECD. 2010. Draft PISA 2012
Prosiding Seminar Nasional Assessment Framework.
Pendidikan 2011. Fakultas Wardhani, Sri dan Rumiati. 2011.
Keguruaan dan Ilmu Instrumen Penilaian Hasil
Pendidikan, Universitas Belajar Matematika SMP:
Sriwijaya. Palembang, 7 Mei Belajar dari PISA dan TIMSS.
2011. Yogyakarta: P4TK
De Lange, J. (2004). Mathematical Matematika.
Literacy for Living from
OECD-PISA Perspective.
Paris: OECD-PISA.

You might also like