This document discusses analyzing the characteristics of PISA physics problems regarding the ability of science argumentation in junior high school students. It aims to analyze PISA model physics questions to determine valid and practical student arguments in junior high school and understand the potential effects of PISA model physics questions on student argumentation abilities. The study uses a literature review method by finding and analyzing articles related to PISA questions and science arguments. The results show that PISA problems can measure and improve students' science argumentation skills, as the problems are based on real situations focusing on mastery of processes, concepts, and application abilities.
This document discusses analyzing the characteristics of PISA physics problems regarding the ability of science argumentation in junior high school students. It aims to analyze PISA model physics questions to determine valid and practical student arguments in junior high school and understand the potential effects of PISA model physics questions on student argumentation abilities. The study uses a literature review method by finding and analyzing articles related to PISA questions and science arguments. The results show that PISA problems can measure and improve students' science argumentation skills, as the problems are based on real situations focusing on mastery of processes, concepts, and application abilities.
This document discusses analyzing the characteristics of PISA physics problems regarding the ability of science argumentation in junior high school students. It aims to analyze PISA model physics questions to determine valid and practical student arguments in junior high school and understand the potential effects of PISA model physics questions on student argumentation abilities. The study uses a literature review method by finding and analyzing articles related to PISA questions and science arguments. The results show that PISA problems can measure and improve students' science argumentation skills, as the problems are based on real situations focusing on mastery of processes, concepts, and application abilities.
Analisis Karakteristik Soal PISA terhadap Kemampuan
Argumentasi sains terhadap Siswa SMP
Salsabil Aliyah Putri Rahma 19030184091 Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya Salsabil.19091@mhs.unesa.ac.id ABSTRACT A study has been conducted that aims to analyze the physics of the PISA model to find out the arguments of students in junior high school that are valid and practical. And also know the potential effects of the physics of the PISA model on the arguments of students in junior high school. The type of research that is done is literature studies. The method of literature review is carried out with several stages 1) Finding and collecting articles and journals related to the analysis of PISA and science arguments, 2) Choosing articles and journals that are in accordance with the topic of discussion, 3) Analyzing the problem of PISA physics to the ability of science arguments learners, 4) Reviewing articles and journals into a new article. The results of this study show that pisa problems are able to measure and improve the ability of science argumentation learners. The problems formulated in PISA are based on real situations that contain problems that focus on the mastery of the process, understanding concepts and the ability to apply them. The ability of science in PISA is divided into six levels, with level six being the highest level of achievement, while level one is low. Aspects measured in PISA consist of content, process and context components. So it can be concluded that the question of PISA plays an important role in efforts to improve the ability of scientific argumentation against learners. Keywords : Development Research, PISA Questions, Student Argumentation ABSTRAK Telah dilakukan suatu kajian yang bertujuan untuk menganalisis soal fisika model PISA untuk mengetahui argumentasi siswa di sekolah menengah pertama yang valid dan praktis. Dan juga Mengetahui efek potensial soal fisika model PISA terhadap argumentasi siswa di sekolah menengah pertama. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi pustaka. Metode kajian literatur dilakukan dengan beberapa tahapan 1) Mencari dan mengumpulkan artikel dan jurnal terkait analisis soal PISA dan argumentasi sains, 2) Memilih artikel dan jurnal yang sesuai dengan topik pembahasan, 3) Menganalisis soal PISA fisika terhadap kemampuan argumentasi sains peserta didik, 4) Mengkaji artikel dan jurnal menjadi satu artikel baru. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa soal PISA mampu mengukur dan meningkatkan kemampuan argumentasi sains peserta didik. Soal-soal yang dirumuskan dalam PISA berdasarkan situasi nyata yang memuat permasalahan yang menitik beratkan pada penguasaan proses, pemahaman konsep dan kemampuan mengaplikasikannya. Kemampuan sains dalam PISA dibagi menjadi enam tingkatan, dengan tingkatan enam sebagai tingkat pencapaian yang paling tinggi, sedangkan tingkat satu adalah rendah. Aspek yang diukur dalam PISA terdiri atas komponen konten, proses dan konteks. Sehingga dapat disimpulkan bahwa soal PISA berperan penting dalam upaya meningkatkan kemampuan argumentasi sains terhadap peserta didik.. Kata kunci : Development Research, Soal-soal PISA, Argumentasi siswa PENDAHULUAN (Istiyono, Edi, 2013). Berkenaan Pembelajaran sains yang berlangsung dengan kemampuan berpikir tingkat selama ini hanya sebatas proses tinggiini, fakta menunjukkan bahwa penyampaian informasi (transfer of prestasi fisika Indonesia berada pada knowledge) dari guru ke siswa. ranking 50 dari 53 negera (TIMSS and Padahal pembelajaran sains yang baik TIMSS Advanced, 2016), sedangkan seharusnya adalah pembelajaran yang untuk PISA yang dilaporkan oleh the melibatkan siswa untuk belajar secara Organization for langsung. Meliputi berbagai kegiatan, Economic Co-Operation and seperti mengamati, menyelidiki, Development (OECD) berada pada mengumpulkan bukti-bukti ilmiah, peringkat 62 dari 70 negara (Iswadi, mencari berbagai informasi, dan lebih Hazrul. 2016). Dengan demikian, mantap lagi apabila siswa diberikan prestasi fisika yang menuntut kesempatan untuk bisa menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi argumen guna membentuk sendiri siswa sekolah menengah Indonesia, di konsep sains yang dipelajarinya. kancah internasional masin rendah. Argumentasi merupakan suatu cara Sekolah-sekolah harusnya mulai yang dapat digunakan untuk melakukan penanaman Higher Order memantapkan konsep sains siswa. Thinking Skills untuk memenuhi Siswa akan belajar untuk mengambil tuntutan zaman abad ke-21. Hal ini langkah dalam penyelesaian masalah sesuai dengan karakteristik skills yang menjadi topik pembelajaran. Hal masyarakat abad ke-21 menurut ini sejalan dengan Ekanara (2011: 20) partnership of 21st century skills yang yang mengemukakan bahwa guru mengidentifikasikan bahwa pelajar yang menganggap siswa sebagai pada abad ke-21 harus mampu sebotol kosong yang siap diisi dengan mengembangkan keterampilan konsepkonsep, adalah salah satu kompetitif yang diperlukan pada abad contoh dari lingkungan belajar yang ke-21 yang terfokus pada tidak mendukung siswa pengembangan HOTS (Basuki, dkk, mengembangkan keterampilan 2014). argumentasinya. Sebab itu, seharusnya seorang guru lebih terbuka Menurut De Lange (2004: 12) dan memberikan siswa kesempatan kemampuan yang harus dipelajari dan untuk berpikir dan mencari sendiri dikuasai oleh para siswa selama proses kebenaran mengenai suatu konsep pembelajaran matematika di kelas agar pembelajaran yang dilakukan salah satunya adalah ³Mathematical dapat lebih bermakna. argumentation. Knowing what proofs are; knowing how proofs differ from Penilaian hasil belajar other forms of mathematical merupakan sebuah proses pemberian reasoning; following and assessing sebuah nilai terhadap hasil-hasil chains of arguments; having a feel for belajar yang dicapai siswa dengan heuristics; creating and expressing suatu kriteria tertentu. Berbagai mathematical DUJXPHQWV¥ bentuk penilaian dilakukan disekolah. Dengan kata lain berargumentasi Di antara bentuk penilaian dalam secara matematis (mathematical skala besar yang dilakukan di sekolah adalah Ujian Nasional (UN).thinking) argumentation) dalam arti memahami pembuktian, mengetahui bagaimana keterampilan yang penting untuk membuktikan, mengikuti dan menilai dapat berpartisipasi sebagai warga rangkaian argumentasi, memiliki negara atau anggota masyarakat yang kemampuan menggunakan strategi, bertanggungjawab. Hal-hal yang dan menyusun argumentasi. Alasan dinilai dalam studi PISA meliputi yang diperlukan dalam proses literasi matematika, literasi membaca penyelesaian masalah disebut dan literasi sains. argumen. Argumentasi dalam Dari perspektif pedagogi, matematika sangat diperlukan, hal ini literasi tidak hanya merupakan satu dikarenakan agar siswa dapat entitas mata pelajaran, melainkan menjelaskan secara logis dan menjadi indikator dari keberhasilan memutuskan cara atau penyelesaian implementasi kurikulum. Literasi yang tepat untuk menyelesaikan dalam Kurikulum Australia masalahnya. Kemampuan merupakan proses untuk mencapai berargumentasi erat kaitannya dengan tahap pemaknaan (interpreting) teks kemampuan bernalar karena tanpa melalui mendengar, membaca, dan kemampuan bernalar, siswa tidak mencermati. Meskipun pendefinisian dapat membangun kemampuan literasi tersebut berada dalam konteks berargumentasinya. pengajaran bahasa, tetapi ruang Untuk mencapai tujuan lingkup dari definisi tersebut dapat pembelajaran fisika salah satunya berlaku untuk mata pelajaran lain. adalah kemampuan berargumentasi, PISA (The Programme for maka dibutuhkan soal-soal yang International Studet Assessment) berbasis argumentasi siswa yaitu mendefinisikan literasi baca tulis melalui soal-soal fisika dalam PISA sebagai refleksi kompetensi kognitif (Programme for International Student dari proses penerjemahan atas struktur Assessment). Hal ini dikarenakan dan karakteristik penyajian tekstual soal-soal matematika dalam PISA sampai dengan pemahaman lebih banyak mengukur kemampuan pengetahuan tentang fenomena alam. bernalar, pemecahan masalah dan Dalam upaya untuk mengembangkan berargumentasi daripada soal-soal pemahaman pengetahuan tersebut, yang mengukur 126 kemampuan kompetensi metakognitif menjadi teknis baku yang berkaitan dengan sarana penerjemahan, baik pada tahap ingatan dan perhitungan. PISA pemahaman terhadap struktur dan merupakan suatu studi tentang penyajian tekstual sampai dengan program penilaian siswa tingkat pemahaman pengetahuan tentang internasional yang diselenggarakan fenomena alam. Pengajaran bahasa setiap tiga tahun oleh Organisation for merupakan titik tolak menuju literasi Economic Cooperation and bidang lain. Frasa dan paragraf dalam Development (OECD) atau organisasi bahasa mengekspresikan struktur untuk kerjasama ekonomi dan logika bahasa dan sekaligus struktur pembangunan. PISA bertujuan untuk logika cabang ilmu pengetahuan menilai kemampuan siswa yang lainnya. duduk di akhir tahun pendidikan dasar Kemampuan matematika (siswa berusia 15 tahun) telah dalam PISA dibagi menjadi enam menguasai pengetahuan dan tingkatan, dengan tingkatan enam sebagai tingkat pencapaian yang METODE PENELITIAN paling tinggi, sedangkan tingkat satu Pada penelitian yang dilakukan ini adalah rendah. Aspek yang diukur kami menggunakan metode kualitatif dalam PISA terdiri atas komponen berupa data teoritis dengan metode konten, proses dan konteks (Hayat dan penelitian studi pustaka. Penelitian Yusuf, 2010:10). Komponen konten kualitatif adalah jenis penelitian yang dimaknai sebagai isi atau materi temuan-temuannya tidak diperoleh matematika yang dipelajari di sekolah. melalui prosedur statistik atau bentuk Materi yang diujikan dalam konten hitungan lainnya dan berusaha berdasarkan PISA 2012 Draft memahami dan menafsirkan makna Mathematics Framework meliputi suatu peristiwa interaksi tingkah laku perubahan dan keterkaitan (change manusia dalam situasi tertentu and relentionship), ruang dan bentuk menurut perspektif peneliti sendiri. (space and shape), kuantitas Dimana definsi dari penelitian (quantity), dan ketidakpastian data kulatitatif sendiri adalah penelitian (uncertainty and data). Komponen yang bersifat deskriptif dan cenderung konteks adalah situasi yang tergambar menggunakan analisis. Proses dan dalam suatu permasalahan. Dalam makna (perspektif subjek) lebih soal PISA terdapat delapan ciri ditonjolkan dalam penelitian kemampuan kognitif matematika kualitatif. Landasan teori yaitu mathematical thinking and dimanfaatkan sebagai pemandu agar reasoning, mathematical fokus penelitian sesuai dengan fakta di argumentation, modelling, problem lapangan. Penelitian kualitatif dikenal posing and solving, representation, sejak tahun 1960-an dan sering symbols and formalism, disebut metode alternatif (alternative communication dan penggunaan aids method). Metode ini tidak and tools. Penelitian pengembangan menggunakan pertanyaan yang rinci, soal-soal PISA sudah pernah tapi dimulai dengan yang umum tetapi dilakukan sebelumnya satu kemudian meruncing dan mendetail. diantaranya yaitu Annisah (2011) Metode kualitatif memperlakukan yang berfokus pada konten Quantity partisipan sebagai subjek bukan objek untuk mengukur kemampuan sehingga partisipan menganggap penalaran matematis siswa. Hasil dirinya berharga karena informasi dari penelitian ini didapatkan siswa tidak mereka sangat bermanfaat. Metode mampu dalam mengidentifikasi penelitian studi pustaka artinya permasalahan pada soal dan mencari peneliti mengambil data melalui jawaban yang sesuai untuk kegiatan membaca literatur yang menyelesaikan permasalahan relevan dengan kajian penelitian yang tersebut, sehingga berakibat pada dilakukan. Data dikumpulkan untuk gagalnya siswa dalam membuat dianalisis kemudian disajikan dalam argumen yang valid dalam hasil dan pembahasan agar dapat menyelesaikan soal. Berdasarkan dibuat kesimpulan. Kajian literatur uraian di atas perlu dikembangkannya merupakan salah satu metode yang soal-soal sains yang dapat dilakukan dengan cara membaca mengembangkan kemampuan berargumentasi siswa. buku, jurnal, artikel, dan terbitan lainnya yang masih berkaitan dnegan berikut: 1. Kisi-kisi soal matematika satu topik tertentu sehingga menjadi model PISA untuk melihat sebuah tulisan baru (Marzali,2016). argumentasi siswa (terlampir). 2. Metode penelitian ini dilakukan Kartu soal matematika model PISA dengan mengambil data berdasarkan untuk melihat argumentasi siswa literatur yang relevan dengan (terlampir). 3. Soal matematika model penelitian yang dilakukan. Data yang PISA untuk melihat argumentasi telah dikumpulkan akan disajikan siswa (terlampir). 4. Kunci jawaban menjadi sebuah artikel baru untuk soal matematika model PISA untuk memperkenalkan kajian-kajian baru melihat argumentasi siswa yang perlu diketahui oleh mereka (terlampir). Dan juga terdapat yang tertarik pada topik penelitian. prototyping diantaranya sebagai Berdasarkan paparan tersebut, metode berikut : 3. Prototyping kajian literatur digunakan dengan manganalisis beberapa artikel dan 3.1 Self Evaluation jurnal mengenai soal PISA yang Hasil dari self evaluation ini diperoleh berhubungan dengan kemampuan dari prototipe I yang merupakan soal argumentasi sains. pada salah satu matematika model PISA untuk jurnal yang membahas mengenai mengetahui argumentasi siswa yang argumentasi siswa. berjumlah 12 butir soal. Adapun yang HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan adalah menganalisis materi dari kurikulum yang sesuai dengan Berdasarkan penelusuran yang konten PISA yaitu; ruang dan bentuk, telah dilakukan dengan menggunakan perubahan dan hubungan, bilangan, beberapa jurnal yang didapat dari web probabilitas dan ketidakpastian, google scholar dengan topik selanjutnya dilakukan pendesainan pembahasan yaitu soal PISA dan juga perangkat soal yang memenuhi Argumentasi sains siswa didapatkan karakteristik konten, konstruk, dan beberapa jurnal yang berhubungan bahasa dengan kedua hal tersebut. Pada beberapa artikel dan jurnal soalsoal 3.2 Expert Reviews yang telah dikembangkan mampu Pada tahap ini soal divalidasi dari segi memicu siswa untuk mengeksplor konten, konstruk dan bahasa oleh argumentasinya dan siswa pembimbing, pakar dan teman sejawat mendapatkan hasil tes sama dengan atau lebih dari skor minimal kategori 3.3 One-to-one baik yang ditetapkan, maka soal-soal Pada tahap ini dilakukan tersebut dikatakan memiliki efek ujicoba terhadap siswa SMP di potensial terhadap argumentasi siswa. Palembang. Ketiga siswa yang dengan menggunakan teknik analisis memiliki tingkat kemampuan tinggi, datanya berupa analisis siswa, analisis sedang, dan rendah ini mengerjakan kurikulum dan analisis soal soal PISA. 13 soal, setelah selesai 140 Dimana Kegiatan yang dilakukan mengerjakan soal mereka diminta peneliti dalam hal pendesainan soal untuk memberikan komentar serta matematika model PISA ini adalah saran-saran terhadap soal-soal membuat perangkat instrumen sebagai tersebut, sehingga peneliti dapat mengetahui soal-soal mana yang sukar, kemudian soal-soal yang tidak dimengerti kalimatnya. Selanjutnya peneliti juga dapat mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam mengerjakan soal. Siswa menyampaikan bahwasanya pada beberapa nomor soal banyak bahasa yang tidak mudah untuk dipahami dan juga tidak ada masalah didalamnya, dan juga terdapat beberapa soal yang ilusrasinya tidak jelas, dan beberapa soal juga penjelasannya sulit untuk dipahami. Dari jawaban siswa di atas, terlihat bahwa siswa dapat memahami masalah yang terdapat dalam soal. Namun demikian masih terdapat kesalahan dalam perhitungan matematis. Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah masih belum mampu memahami soal dengan baik. Hal ini terlihat dalam jawaban dari siswa seperti berikut:
Soal nomor 1 dapat dipahami
dan dikerjakan dengan baik oleh siswa yang berkemampuan tinggi, tetapi siswa yang berkemampuan sedang masih terdapat kekeliruan dalam penyelesaian soal. Berikut jawabannya: Dari uraian di atas maka hasil tes soal matematika model PISA untuk melihat argumentasi siswa secara keseluruhan dikategorikan cukup baik. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa diketahui bahwa soal yang telah dikembangkan dapat memicu siswa untuk mengeksplor argumentasinya. Maka dapat dilihat bahwa perangkat soal matematika model PISA yang telah dikembangkan memiliki efek Fitri Eka. 2012. potensial terhadap argumentasi siswa. Pengembangan Soal Matematika Model PISA Untuk Mengetahui KESIMPULAN Argumentasi Siswa di Sekolah Berdasarkan kajian yang telah Menengah Pertama. dilakukan dapat disimpulkan Pend.Matematika Universitas bahwasanya soal PISA dapat PGRI Palembang. membantu mengukur kemampuan Hartatiana . 2010. Pengembangan Argumentasi pada peserta didik atau Soal Pemecahan Masalah Soal soal yang dikembangkan dengan Berbasis Argumen untuk model PISA memiliki efek potensial Siswa Kelas V SD N 79 terhadap kemampuan argumentasi hal Palembang. Tesis. Jurusan ini dikarenakan soal yang dirumuskan Pendidikan Matematika sesuai dengan permasalahan sehari- Pascasarjana UNSRI. hari dan perlu adanya pemahaman, Khusnayain Arina, dkk. 2013. identifikasi dan penerapan dalam Pengaruh Skill Argumentasi penyelesainnya. Dan juga melalui Menggunakan Model perangkat soal yang telah Pembelajaran Problem Based dikembangkan diharapkan dapat lebih Learning (PBL) terhadap memgeksplor lagi kemampuan Literasi Sains Siswa. argumentasinya. Pengembangan soal Pendidikan Fisika FKIP Unila. model PISA untuk mengetahui Mardhiyanti, Devi. 2011. argumentasi siswa dapat Pengembangan Soal dikembangkan lagi dengan konteks Matematika Model PISA untuk dan konten yang lebih bervariasi lagi. Mengukur Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Tesis. Jurusan DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Matematika Pascasarjana UNSRI. Annisah. 2011. Pengembangan Soal Stacey, Kaye. 2010. The PISA View of Matematika Model PISA pada Mathematical Literacy in Konten Quantity untuk Indonesia. Journal on Mengukur Kemampuan Mathematics Education Penalaran Matematis Siswa (IndoMS-JME). July, 2011, Sekolah Menengah Pertama. OECD. 2010. Draft PISA 2012 Prosiding Seminar Nasional Assessment Framework. Pendidikan 2011. Fakultas Wardhani, Sri dan Rumiati. 2011. Keguruaan dan Ilmu Instrumen Penilaian Hasil Pendidikan, Universitas Belajar Matematika SMP: Sriwijaya. Palembang, 7 Mei Belajar dari PISA dan TIMSS. 2011. Yogyakarta: P4TK De Lange, J. (2004). Mathematical Matematika. Literacy for Living from OECD-PISA Perspective. Paris: OECD-PISA.