You are on page 1of 7

Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 7, No.

2, Oktober 2022
ISSN 2599-1841

HUBUNGAN EMPHATY PETUGAS KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN


RAWAT JALAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS RAMBUNG
BINJAI SELATAN TAHUN 2022

Eliza Bestari Sinaga 1, Fifi Ria Ningsih Safari 2


1,2
Akbid Kholisatur Rahmi Binjai
elizabestari69@gmail.com, Fifiria58@yahoo.com

ABSTRACT
The quality of health services is multi-dimensional. Judging from the users of health services, the
notion of service quality is more related to the responsiveness of officers to meet patient needs,
smooth communication between officers and patients. Empathy is a tendency to understand the
condition or state of mind of others, the slightest changes and responses in patients must be
understood, because they must understand the patient's condition, health workers must have
empathy. The purpose of this study was to determine the relationship between the empathy of health
workers and patient satisfaction during the COVID-19 pandemic at the Rambung Binjai Selatan in
2022. This type of research was descriptive analytic using a cross sectional design. The population in
this study were patients who visited the Puskesmas Rambung Binjai Selatan during the Covid-19
pandemic starting from January to July 2022 totaling 2,800 people with an average of 250 people
per month. The sample is the part taken from the whole object under study and is considered to
represent the entire population. Sampling is a sampling technique with certain considerations
desired by the researcher (objective / problem in research) so that the sample can represent the
characteristics of the population that have been known previously. The sampling method used the
Purpose Sampling method as many as 96 samples. The result of the study is that there is a
relationship between empathy and patient satisfaction during the Covid-19 pandemic at the Rambung
Binjai Selatan Health Center with a p value of 0.003. Researchers suggest that in the future health
workers can provide more empathy for patients who come for outpatient care so that they can be
used as examples for other officers and so that patients who come are satisfied in getting the services
they receive.
Keywords: Emphaty, Health Workers, patient satisfaction

PENDAHULUAN membandingkan persepsi antara pelayanan


yang diharapkan (expected service) dengan
Kualitas pelayanan kesehatan bersifat multi pelayanan yang diterima dan dirasakan
dimensi. Ditinjau dari pemakai jasa pelayanan (perceived service) oleh pelanggan (Utama,
kesehatan (Wiwin Junitavia Dame Johnny 2003).
Posumah Novie R. A Palar. 2020) maka Menurut (Peratiwi et al., 2021) kualitas
pengertian kualitas pelayanan lebih terkait pada pelayanan dapat dinilai melalui determinan
ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan pelayanan (determinant of service quality).
pasien, kelancaran komunikasi petugas dengan meliputi: tangible, reliability, responsiveness,
pasien, keprihatinan serta keramahtamahan assurance dan empathy. Tangible mengandung
petugas dalam melayani pasien, makna berupa fasilitas, perlengkapan dan
kerendahan hati dalam penampilan personil secara fisik. Reliability,
kesungguhan.(Marnah et al., 2017). Kualitas yaitu kemampuan untuk menampilkan
pelayanan dapat diukur dengan pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan

23
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 7, No. 2, Oktober 2022
ISSN 2599-1841

andal. Responsiveness, yaitu kemampuan lakukan bersama agar dapat mengendalikan


membantu pelanggan dan menyediakan jumlah kasus. Puskesmas harus mampu
pelayanan yang tangkas. Assurance, yaitu mengelola, memanfaatkan sumber daya yang
pengetahuan dan adab pekerja dan dapat dimilikinya secara efektif dan efisien dalam
dipercaya, percaya diri serta empathy, yaitu memutus mata rantai penularan, baik di level
perhatian secara pribadi. individu, keluarga dan masyarakat (Wibowo
Kejadian Pandemi COVID-19 yang Bambang, 2020).
melanda hampir seluruh negara di dunia saat ini Sampai dengan tahun 2019, terdapat 10.134
telah berdampak pada berbagai sektor Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan maupun non kesehatan. Masing- kesehatan di seluruh Indonesia. Puskesmas
masing negara menyikapinya dengan merupakan garda terdepan dalam memutus
mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka mata rantai penularan COVID-19 karena berada
memutus matarantai penularan dan mengurangi di setiap kecamatan dan memiliki konsep
dampak yang terjadi. Kekuatan sistem wilayah. Dalam kondisi pandemi COVID-19
kesehatan nasional kita pun saat ini diuji, ini, Puskesmas perlu melakukan berbagai upaya
seiring dengan eskalasi kasus COVID-19 yang dalam penanganan pencegahan dan pembatasan
melanda seluruh provinsi di Indonesia. Fasilitas penularan infeksi. Meskipun saat ini hal
pelayanan kesehatan menjadi garda terdepan tersebut menjadi prioritas, bukan berarti
dalam menghadapi masalah kesehatan di Puskesmas dapat meninggalkan pelayanan lain
masyarakat akibat COVID-19. Puskesmas yang yang menjadi fungsi Puskesmas yaitu
selama ini menjadi ujung tombak pelayanan melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat
kesehatan untuk menjangkau masyarakat di (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan
wilayah kerjanya semakin penting perannya (UKP) tingkat pertama seperti yang ditetapkan
untuk penanggulangan COVID-19 (Kemenkes dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019
RI, 202l. tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Sampai dengan tahun 2019, terdapat 10.134 (Kemenkes RI, 2020).
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan Empati merupakan kecenderungan untuk
kesehatan di seluruh Indonesia. Puskesmas memahami kondisi atau keadaan fikiran orang
merupakan garda terdepan dalam memutus lain, Perubahan dan respon sekecil apapun pada
mata rantai penularan COVID-19 karena berada pasien harus dapat dipahami, karena harus
di setiap kecamatan dan memiliki konsep memahami kondisi pasien maka petugas
wilayah. Dalam kondisi pandemi COVID-19 kesehatan harus memiliki sifat empati. Perawat
ini, Puskesmas perlu melakukan berbagai upaya harus mampu mengintrepretasikan informasi
dalam penanganan pencegahan dan pembatasan yang diberikan orang lain tentang situasi
penularan infeksi. Meskipun saat ini hal internalnya, melalui perilaku dan sikap mereka.
tersebut menjadi prioritas, bukan berarti (Peratiwi et al., 2021)
Puskesmas dapat meninggalkan pelayanan lain Hasil Penelitian (Peratiwi et al., 2021) yaitu
yang menjadi fungsi Puskesmas yaitu ada hubungan empati dengan kepuasaan Pasien
melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat di Ruang IGD RS Pamela Tebing Tinggi Tahun
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan 2019.
(UKP) tingkat pertama seperti yang ditetapkan Berdasarkan hasil survei awal melalui
dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 Tanya Jawab Langsung yang dilakukan di
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas Rambung Binjai Selatan dengan 8
(Kemenkes RI, 2020). orang keluarga pasien, mengatakan keluhanya
Peran FKTP pada pandemi COVID-19 Tentang Petugas yang kurang peduli tentang
sangat penting khususnya Puskesmas dalam keluhan yang dirasakan pasien kemudian ada
melakukan prevensi, deteksi dan respon di juga petugas yang judes atau cuek saat ditanya
dalam pencegahan dan pengendalian COVID- pasien dan lebih banyak yang menjawab tidak
19. Hal ini merupakan bagian yang akan kila puas pada pelayanan dibandingakan dengan yg

24
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 7, No. 2, Oktober 2022
ISSN 2599-1841

menjawab puas terhadap pelayanan yang N : jumlahpopulasi


diberikan oleh petugas kesehatan kepada pasien
rawat jalan. d : tingkatsignifikan (p)
Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan sehingga n=
judul : Hubungan Emphaty Petugas Kesehatan
dengan Kepuasaan Pasien Rawat Jalan di
Massa Pandemi Covid-19 di Puskesmas n=
Rambung Binjai Selatan Tahun 2022.

METODE PENELITIAN n=

Penelitian ini merupakan Jenis


penelitian ini bersifat deskriptif analitik yang n=
bertujuan untuk mengetahui hubungan Emphaty
dengan kepuasan pasien rawat jalan pada massa n = 96sampel
pandemi covid-19 di Puskesmas Rambung
Binjai Selatan Tahun 2022. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain
potong lintang (cross sectional) dimana A. Analisis Univariat
pengukuran variabel bebas (faktor risiko) dan 1. Karakteristik Responden
variabel terikat (efek) dilakukan secara Berdasarkan hasil penelitian,
bersamaan. Karakteristik Responden dapat dilihat pada
Populasi dalam penelitian ini adalah Tabel berikut.
pasien yang berkunjung ke Puskesmas
Rambung Binjai Selatan pada masa pandemi Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik
Covid-19 dimulai dari bulan Januari sampai Responden Yang Berkunjung di
bulan Juli Tahun 2022 berjumlah 2.800 orang Puskesmas Rambung Binjai Selatan Tahun
dengan rata-rata 250 orang perbulan 2022
Sampel adalah bagian yang diambil
dari keseluruhan objek yang diteliti dan Tabel 4.1 Hasil penelitian menunjukkan umur
dianggap mewakili seluruh populasi. Sampling responden mayoritas berumur 15 – 25 tahun
adalah teknik penentuan sampel dengan sebanyak 27 orang (28,1%) dan minoritas umur
pertimbangan tertentu yang dikehendaki 56 - 65 tahun sebanyak 2 orang (2,1%). Pada
peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian) jenis kelamin mayoritas responden perempuan
sehingga sampel tersebut dapat mewakili sebanyak 60 orang (62,5%) dan minoritas laki –
karakteristik populasi yang telah dikenal laki sebanyak 36 orang (37,5%). Sedangkan
sebelumnya. Metode pegambilan sampel untuk pendidikan mayoritas responden
menggunakan metode Purposive Sampling berpendidikan SMA sebanyak 61 orang
merupakan metode pencuplikan non random (63,5%) dan minoritas berpendidikan SD
yang ditentukan berdasarkan pertimbangan sebanyak 8 orang (8,3%), dan responden
untuk mencapai tujuan tertentu (Hidayat & mayoritas tidak bekerja sebanyak 49 orang
Alimun, 2012) (51,0%) dan minoritas responden sebagai
Estimasi besar sampel : pelajar sebanyak 2 orang (2,1%)

n = Umur Frekuensi %
15 – 25 27 28,1
dimana n : besarsampel Tahun

25
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 7, No. 2, Oktober 2022
ISSN 2599-1841

26 – 35 26 27,1 PNS 9 9,4


Tahun
Total 96 100,0
36 – 45 24 25,0
Tahun
46 – 55 17 17,7 B. Analisis Bivariat
Tahun
4.2. Hubungan Emphaty Dengan Kepuasan
56 – 56 2 2,1 Pasien Rawat Jalan Pada Massa Pandemi
Tahun Covid-19 Di Puskesmas Rambung Binjai
Selatan Taun 2022
Total 96 100,0
Chi-Square Testsc
Val df Asy Ex Exa
Jenis Frekuensi % ue mp. act ct
Kelamin Sig. Sig Sig.
(2- . (1-
Laki - laki 36 37,5
side (2- sid
Perempuan 60 62,5 d) sid ed)
ed)
Total 96 100,0
Pearson 4,7 1 ,03 ,03 ,03
Chi-Square 38a 0 8 4
Pendidikan Frekuensi % Continuity 3,5 1 ,06
Correctionb 05 1
SD 8 8,3
Likelihood 4,3 1 ,03 ,06 ,03
SMP 12 12,5
Ratio 24 8 3 4
SMA 61 63,5
Fisher's ,06 ,03
Diploma 6 6,3 Exact Test 3 4

Sarjana 9 9,4 Linear-by- 4,6 1 ,03 ,03 ,03


Linear 89d 0 8 4
Total 96 100,0 Association

N of Valid 96
Pekerjaan Frekuensi % Cases

Tidak 49 51,0
Bekerja Kepuasaan Pasien
Pelajar 2 2,1 Em Puas Tidak Jumlah Nil RP
Karyawan 13 13,5 pati Puas ai
(95
Swasta p
%
Wiraswasta 23 24,0 CI)

26
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 7, No. 2, Oktober 2022
ISSN 2599-1841

f % f % f % memahami kesulitan-kesulitan pribadi masing-


masing pasien dan membantu mereka keluar
Sik 6 7 1 21 7 10 0,0 3,2
2 7 ,5 9 dari kesulitannya. Pasien akan merasa
ap 8, 0,0 30 42
yan 5 diperhatikan oleh perawat jika apa yang
g dibutuhkan dan dikeluhkannya ditanggapi
bai secara baik oleh pihak perawat, dan sikap yang
k tulus dan berifat individual atau pribadi yang
diberikan perawat kepada pasien seperti
Sik 9 5 8 47 1 10
7 kemudahan untuk menghubungi perawat,
ap 2, ,1 0,0
yan 9 kemampuan perawat untuk berkomunikasi
g dengan pasien dan keluarga pasien. Semakin
tida baik persepsi perawat terhadap kepedulian
k (empathy) maka kepuasan pasien akan semakin
bai tinggi. Dan jika persepsi pasien terhadap
k kepedulian (empathy) buruk, maka kepuasan
Tot 7 7 2 26 9 10 pasien akan semakin rendah.
al 1 4, 5 ,0 6 0,0
Hasil penelitian variabel empati dengan
0
kepuasan pasien diketahui bahwa dari
pelayanan sikap yang baik sebanyak 79 orang
dengan responden puas sebesar (78,5%) dan
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak puas sebesar (21,5%). Sedangkan
responden yang mendapat kan pelayanan sikap responden yang mendapatkan pelayanan sikap
yang baik sebanyak 79 orang dengan responden
yang tidak baik sebanyak 17 orang, dan
puas sebesar (78,5%) dan tidak puas sebesar
responden puas sebesar (52,9%) dan tidak puas
(21,5%). Sedangkan responden yang
mendapatkan pelayanan sikap yang tidak baik terhadap pelayanan kesehatan sebesar (47,1%).
sebanyak 17 orang, dan responden puas sebesar Berdasarkan uji-square dengan tingkat
(52,9%) dan tidak puas terhadap pelayanan kepercayaan 95% dengan = 0,05 diperoleh
kesehatan sebesar (47,1%). Berdasarkan uji-
square dengan tingkat kepercayaan 95% dengan nilai sig = 0,030 maka (sig 0,030 < ,0,5) yang
= 0,05 diperolehnilai sig = 0,030 maka (sig menunjukkan Ada Hubungan Emphaty (empati)
0,030 < ,0,5) yang menunjukkan Ada dengan kepuasan pasien di Puskesmas
Hubungan Emphaty dengan kepuasan pasien di Rambung Binjai pada Masa Pandemi Covid-
Puskesmas Rambung Binjai Selatan Tahun 19. Hasil ini didukung oleh Herwanto (2015)
2022. dalam penelitian yang dilakukannya
menyatakan bahwa dimensi empati,
berhubungan dengan kepuasan pasien.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Aspek empati adalah kemudahan dalam penelitian Warwuru (2017), tentang hubungan
antara petugas layanan dengan kepuasan pasien,
melakukan hubungan komunikasi yang baik,
hasil penelitian tentang petugas menunjukkan
perhatian pribadi dan memahami kebutuhan hasil 62,5% yang pada umumnya berada dalam
pasien sebagai pelanggan dan bertindak demi kategori baik. Berdasarkan hasil analisis uji chi-
kepentingan pasien. Perawat diharapkan bisa square didapatkan hasil dengan nilai

27
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 7, No. 2, Oktober 2022
ISSN 2599-1841

p=0,000<α=0,05 yang berarti ada hubungan peduli memberikan perhatian kepada pasien.
antara petugas dengan kepuasan pasien. Perhatian yang diberikan perawat dapat
Pelayanan petugas dinilai baik karena petugas dilakukan dengan memperlihatkan sikap caring
dalam pelayanannya mampu berkomunikasi terhadap pasien. Dalam memberikan asuhan
dengan baik dan sopan dalam memberikan keperawatan kepada pasien, perawat
pelayanan. menggunakan kata-kata yang lemah lembut,
sentuhan, memberikan harapan, selalu berada
(Sharma & Patterson, 2012) disamping pasien saat dibutuhkan sehingga
menegaskan bahwa kualitas fungsional pasien merasa puas terhadap perhatian yang
dihubungkan dengan empati penyedia jasa dan diberikan perawat (Mardikanto, dkk. 2016)
penerima jasa dan dinilai dalam hal yang sangat
subyektif. Hal ini dilihat sebagai suatu hal yang
kritis untuk persepsi pasien dari kualitas DAFTAR PUSTAKA
pelayanan secara keseluruhan. Khususnya
ketika banyak pemberi jasa sulit untuk Hidayat, A. A., & Alimun, A. (2012). Metode
membedakan dirinya sendiri hanya pada Penelitian Keperawatan dan Teknis
pelayanan inti kemudian menjadi komoditas Analisis Data Jakarta: Salemba Medika.
saat persaingan meningkat dan industri menjadi Edisi.
dewasa, maka dimensi kualitas fungsional
Kemenkes RI. (2020). Petunjuk Teknis
menjadi semakin penting sebagai alat
Pelayanan Puskesmas Pada Masa Pandemi
menciptakan keuntungan kompetitif yang dapat
Covid-19. In kemenkes RI.
didukung. Maka dapat disimpulkan bahwa
https://covid19.kemkes.go.id/protokol-
pelayanan merupakan suatu bentuk sistem,
covid-19/petunjuk-teknis-pelayanan-
prosedur atau metode tertentu diberikan kepada
puskesmas-pada-masa-pandemi-covid-
orang lain, dengan harapan atau keinginan
19/#.X6z9Be77TIU
pelanggan dengan tingkat persepsi mereka.
Faktor yang menyebabkan timbulnya pelayanan Marnah, M., Husaini, H., & Ilmi, B. (2017).
yaitu: adanya rasa cinta dan kasih sayang, Analisis Perilaku Masyarakat Dalam
adanya keyakinan bahwa berbuat baik kepada Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Peserta
orang lain (Mardikanto, dkk. 2016). Program Keluarga Harapan (Pkh) Di
Kecamatan Paminggir. Jurnal Berkala
Puskesmas Rambung Binjai Selatan
Kesehatan, 1(2), 130.
selalu berusaha menciptakan manusia yang
https://doi.org/10.20527/jbk.v1i2.3152
bersedia mengorbankan apa yang ada padanya
sesuai kemampuannya, diwujudkan menjadi Peratiwi, N. I., Ithing, Rahayu, S., &
layanan dan pengorbanan dalam batas ajaran Ambariani. (2021). Hubungan Empati
agama, norma, sopan santun, dan kesusilaan Dengan Kepuasan Pasien Di Instalasi
yang hidup dalam masyarakat. Kepada semua Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Sri
petugas khususnya petugas ruang rawat inap Pamela Tebing Tinggi. Nuevos Sistemas
ditanamkan sikap peduli kepada sesama, dan de Comunicación e Información, X No.2,
memberikan pelayanan kepada pasien dan 2013–2015.
keluarga secara komprehensif tanpa
membedakan agama, suku, dan status sosial. Sharma, N., & Patterson, P. G. (2012) The
Semua harus mendapatkan pelayanan dan impact of communication effectiveness
perawatan yang adil serta bermutu sehingga and service quality on relationship
mereka tetap memilih puskesmas tersebut untuk commitment in consumer, professional
berobat. services. Journal of Services Marketing,
13(2), 151–170.
Kotler menyatakan bahwa empati perawat https://doi.org/10.1108/088760499102660
yang dimaksud adalah kesediaan untuk lebih 59

28
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 7, No. 2, Oktober 2022
ISSN 2599-1841

Utama, A. (2003). Analisis Pengaruh Persepsi


Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Pelanggan Rumah Sakit Umum Cakra
Husada Klaten. Opsi, 1(2), 1–15.
Wiwin Junitavia Dame Johnny Posumah Novie
R. A Palar. (2020). Kualitas Pelayanan
Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas
Manganitu Kecamatan Manganitu
Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Gastronomía Ecuatoriana y Turismo
Local., 1(69), 5–24.

29

You might also like