You are on page 1of 12

Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (229-240)

HAMBATAN BIDAN DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN


PERSALINAN DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN (PMB)
PADA MASA PANDEMI COVID-19

Siti Zakiah Zulfa*, Linda Suryani


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Payung Negeri
email: zakiahzlf@gmail.com, linda.suryani@payungnegeri.ac.id

Abstract
The emergence of a new virus called Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) at the end of December
2019 had an extraordinary impact on all aspects of life, especially in the world of health. Health
workers such as midwives in Independent Midwife Practices (PMB) must adapt delivery services to the
conditions of the COVID-19 pandemic and often encounter barriers in their implementation. This study
aimed to explore in depth the barriers by midwives in providing delivery services at PMB during the
COVID-19 pandemic. This study uses a qualitative descriptive study through a phenomenological
approach, involving ten informants. Data collection was carried out using one-on-one in-depth online
interviews with a semi-structured interview guide. Data analysis was done manually using thematic
analysis. The results of the data analysis show that midwives encountered barriers while providing
delivery services at PMB during the COVID-19 pandemic, including; difficulties in obtaining Personal
Protective Equipment (PPE) at the beginning of the pandemic, patient non-compliance in implementing
health protocols, midwives infected with COVID-19, and a referral system that did not work well.
Keywords: Barriers, Midwives, Delivery Services, Pandemic COVID-19

Abstrak
Munculnya virus baru yang disebut Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) pada akhir Desember 2019
lalu, memberikan dampak yang luar biasa dalam segala aspek bidang kehidupan, terutama dalam dunia
kesehatan. Tenaga kesehatan seperti bidan di Praktik Mandiri Bidan (PMB) harus menyesuaikan
pelayanan persalinan dengan kondisi pandemi COVID-19 dan seringkali menemui hambatan dalam
pelaksanaannya. Tujuan penelitian ini untuk menggali secara mendalam hambatan yang ditemui bidan
dalam memberikan pelayanan persalinan di PMB pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini
menggunakan studi deskriptif kualitatif melalui pendekatan fenomenologi, dengan melibatkan sepuluh
orang informan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara one on one indepth interview online dengan
panduan wawancara semi terstruktur. Analisa data dilakukan secara manual menggunakan analisis
tematik. Hasil analisis data menunjukkan hambatan yang ditemui bidan selama memberikan pelayanan
persalinan di PMB pada masa pandemi COVID-19 antara lain; kesulitan memenuhi Alat Pelindung Diri
(APD) diawal pandemi, ketidakpatuhan pasien menerapkan protokol kesehatan, bidan terinfeksi
COVID-19, dan sistem rujukan yang tidak berjalan dengan baik.
Keywords: Hambatan, Bidan, Pelayanan Persalinan, Pandemi COVID-19

PENDAHULUAN meninggal sebanyak 65.314 kasus (1,9%).


Coronavirus Disease 2019 Di Indonesia, kasus yang terkonfirmasi
(COVID-19) yang pertama kali muncul di sebanyak 149.408 kasus dan jumlah yang
Cina pada akhir Desember 2019 lalu, telah meninggal sebanyak 6.500 kasus (4,4%),
dinyatakan sebagai pandemi dunia pada kasus sembuh sebanyak 102.991 kasus
tanggal 11 Maret 2020 (World Health (68,9%) dan kasus dalam perawatan
Organization, 2020a). Secara global sebanyak 39.917 kasus (26,7%). Jumlah
konfirmasi virus COVID-19 sebanyak kabupaten kota terdampak sebesar 485
22.536.278 kasus dan jumlah yang kasus dan transmisi lokal sebanyak 232
meninggal sebanyak 789.197 kasus kasus (Kementerian Kesehatan Republik
(3,5%). Wilayah regional Asia Tenggara Indonesia, 2020).
memiliki kasus konfirmasi sebanyak Munculnya virus COVID-19
3.383.904 kasus dengan jumlah yang memberikan dampak yang luar biasa,

Hambatan Bidan Dalam… 229


Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (229-240)

terutama terhadap sistem kesehatan. non kesehatan (0,43%) (Zheng et al.,


Sebanyak 105 negara melaporkan hampir 2020). Faktor resiko tenaga kesehatan
setiap negara atau sekitar 90% mengalami terinfeksi COVID-19 antara lain
gangguan pada layanan kesehatan dengan kurangnya APD, terpapar pasien yang
tingkat kesulitan terbesar dialami oleh terinfeksi COVID-19, beban kerja yang
negara berpenghasilan rendah dan berlebihan, pengendalian infeksi yang
menengah. Sebagian besar negara buruk dan riwayat kesehatan yang sudah
melaporkan banyak layanan rutin dan ada sebelumnya (Mhango et al., 2020).
elektif yang ditangguhkan, sementara Hasil studi pendahuluan di Dinas
untuk perawatan kritis beresiko tinggi Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman
mengalami gangguan terutama di negara menunjukkan terdapat 148 PMB dengan
berpenghasilan rendah selama masa jumlah bidan delima sebanyak 90 PMB di
pandemi (World Health Organization, Kabupaten Sleman. Selama pandemi
2020b). COVID-19 sebanyak sembilan PMB tutup
Selama masa pandemi COVID-19 pelayanan, empat bidan isolasi mandiri,
banyak Praktik Mandiri Bidan (PMB) dua bidan dalam perawatan COVID-19 di
memutuskan untuk menutup pelayanan. RS, satu bidan meninggal karena terinfeksi
Sebanyak 9.296 PMB di 18 provinsi, COVID-19 dan sebanyak 41 bidan
terdapat 974 (10.5%) PMB yang tutup dan dinyatakan sembuh atau selesai menjalani
8.322 (90%) PMB tetap buka atau pemantauan.
memberikan pelayanan. Alasan PMB yang Berdasarkan wawancara dengan
tutup pada masa pandemi COVID-19 petugas kesekretariatan kantor Pengurus
adalah APD tidak memadai, bidan Cabang Ikatan Bidan Indonesia (PC IBI)
melakukan isolasi mandiri, bidan menjadi Kabupaten Sleman menyebutkan, pada
Orang Dalam Pemantauan (ODP) atau awal pandemi COVID-19 bidan
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) atau mengalami kesulitan dalam pengadaan
sedang menjalani perawatan COVID-19, APD dan juga kebutuhan barang medis
adanya pemberlakuan pembatasan jam dan lainnya karena tingginya harga jual barang
jenis pelayanan serta adanya larangan dari dan sedikitnya stok yang ada di pasaran.
keluarga (Ikatan Bidan Indonesia, 2020). Selain itu, pada awal pandemi COVID-19
Memberikan pelayanan selama belum tersedia pemeriksaan rapid test di
pandemi COVID-19 merupakan tantangan PMB, sehingga perlu adanya rujukan
tersendiri bagi bidan di PMB yang sumber pemeriksaan ke Puskesmas terdekat.
dana serta fasilitasnya disediakan secara Dengan demikian maka kesadaran dan
mandiri. Semua fasilitas pelayanan kepedulian dari pasien yang tidak disiplin
kesehatan termasuk PMB diharuskan dalam menerapkan protokol kesehatan
untuk memodifikasi sistem pelayanan COVID-19, seperti kebiasaan mencuci
mereka dan mengikuti prosedur pelayanan tangan dan juga kedisiplinan dalam
persalinan yang sudah ditetapkan menggunakan masker turut menjadi
pemerintah pusat untuk mencegah hambatan dalam memberikan pelayanan
penyebaran virus COVID-19. Dalam selama pandemi. Penelitian ini bertujuan
pelaksanaannya banyak hambatan yang untuk menggali secara mendalam
ditemui, salah satu hambatan terberat hambatan yang ditemui bidan dalam
adalah ketika bidan terinfeksi COVID-19. memberikan pelayanan persalinan di PMB
Hasil penelitian menyebutkan terdapat pada masa pandemi COVID-19.
2.457 tenaga kesehatan di Wuhan, Cina
terinfeksi COVID-19 pada awal pandemi. METODE PENELITIAN
Berdasarkan tingkat infeksi COVID-19, Penelitian ini menggunakan studi
petugas kesehatan yang terinfeksi jauh deskriptif kualitatif dengan pendekatan
lebih tinggi (2,10%) dibandingkan petugas fenomenologi. Penelitian dilakukan di tiga

Hambatan Bidan Dalam… 230


Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (229-240)

PMB bidan delima di Kabupaten Sleman. Banyak hambatan yang dialami, salah
Penelitian ini melibatkan 10 informan satunya adalah kesulitan memenuhi
dengan rincian; satu orang ketua PC IBI kebutuhan APD.
Kabupaten Sleman sebagai informan kunci Hasil analisis data menunjukkan
dan tiga orang pemilik PMB sebagai [PMB1, PMB2] pernah tidak memiliki
informan utama, tiga orang bidan stok masker bedah di fasilitas pelayanan
pelaksana sebagai informan utama, dan kesehatan mereka pada awal pandemi
tiga orang pasien bersalin sebagai informan COVID-19. Begitu juga dengan APD
pendukung yang memenuhi kriteria lainnya seperti handscoon, apron,
inklusi. Penentuan jumlah informan dalam coverall, dan handsanitizer sulit dicari
penelitian ini berdasarkan pada kecukupan karena ketersediaan APD di pasaran
data dan prinsip saturasi data dengan menjadi langka. Kondisi ini semakin
menggunakan teknik purposive sampling buruk ketika harga jual APD menjadi
dan convenience sampling untuk mahal semenjak kebutuhan APD selama
prosedur pengambilan informan. pandemi COVID-19 meningkat tajam
Pengumpulan data primer sementara ketersediaan APD sangat
dilakukan dengan cara one-on-one in- langka.
depth interview online menggunakan “Waktu di awal pandemi memang
teknik synchronous interview melalui kami kesusahan, yang jelas apron ya,
aplikasi Zoom Cloud Meetings dan voice APD itu kan memang sangat terbatas ya,
note pada aplikasi Whatsapp. Wawancara handscoon menjadi langka, masker ya
dilakukan berdasarkan panduan menjadi langka. Waktu itu memang
wawancara semi terstruktur yang telah hazmatnya sangat terbatas ya” [Pm.1].
melewati uji konstruk dengan bantuan “Dulu pada awal pandemi, kita
expert judgement, serta telah dilakukan memang sempat sebentar menggunakan
piloting interview kepada dua orang masker kain dikarenakan harga jual
informan. Pengumpulan data sekunder yang tinggi dan stok di penjual tidak
dilakukan dengan menggunakan logbook ada, sulit mencari, sementara kita di
kegiatan penelitian, catatan field note, [PMB1] sudah tidak memiliki masker
lembar checklist observasi, dan bukti bedah” [Bd.1].
dokumentasi (gambar). Analisis data “Kami sempat sulit, cari sarung
dilakukan secara manual menggunakan tangan aja susah. Masker dulu juga
analisis tematik. Penelitian ini dilakukan susah untuk dicari, sempat kehabisan itu
setelah mendapat surat kelayakan etik paling cuma masker bedah, terus kita
penelitian dari Komite Etik Penelitian pakai masker kain. Tapi itu hanya di
Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah awal-awal pandemi itu kita pakai
Yogyakarta dengan No.1834/KEP- masker kain” [Pm.2].
UNISA/VII/2021. Hal ini sejalan dengan beberapa
penelitian sebelumnya yang
HASIL DAN PEMBAHASAN menyebutkan salah satu hambatan bidan
Hasil temuan penelitian, dijabarkan di US saat menolong persalinan pada
dalam empat sub tema bahasan yaitu Alat masa pandemi COVID-19 adalah tidak
Pelindung Diri (APD), kepatuhan pasien, adanya preferensi APD serta pasokan
terinfeksi COVID-19 dan sistem rujukan. normal APD tidak tersedia di pasaran
Penjelasan lebih rinci dari empat sub tema (Davis-Floyd et al., 2020). Tidak jauh
tersebut sebagai berikut: berbeda dengan kondisi di Indonesia,
1. Alat Pelindung Diri (APD). kebutuhan APD di fasilitas pelayanan
Memberikan pelayanan persalinan kesehatan juga tidak dapat terpenuhi
selama pandemi COVID-19 merupakan karena sedikitnya ketersediaan APD di
tantangan tersendiri bagi bidan di PMB. lapangan. Sementara harga jual APD

Hambatan Bidan Dalam… 231


Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (229-240)

juga mengalami kenaikan drastis mengalami penurunan dan menjadi


sehingga memberatkan pihak RS, normal kembali.
puskesmas maupun klinik untuk 2. Kepatuhan Pasien.
memenuhi kebutuhan APD (Suryandari Kepatuhan pasien dalam
& Trisnawati, 2020). menerapkan prokes juga menjadi
Mengatasi hal tersebut, bidan di hambatan bidan selama memberikan
PMB melakukan beberapa inovasi pelayanan persalinan pada masa
sebagai bentuk pemecahan masalah pandemi COVID-19. Pada
yang mereka hadapi. Salah satu contoh kenyataannya di lapangan, pasien tidak
seperti yang dilakukan [PMB1] yaitu sepenuhnya menerapkan prokes dengan
untuk mengatasi stok masker bedah baik. Hasil analisis data menunjukkan
yang habis, mereka menggunakan mayoritas pasien bersalin melepas
masker kain yang dilapisi tisu di masker mereka saat berada di kamar
dalamnya serta di kombinasikan dengan nifas tanpa sepengetahuan bidan jaga.
penggunaan face shield. Beruntungnya Meskipun bidan jaga telah memberikan
kondisi ini tidak bertahan lama. Selain edukasi dan selalu mengingatkan untuk
itu, bidan di [PMB1] juga membuat jas menggunakan masker saat berada di
seperti kimono untuk melapisi baju fasilitas pelayanan kesehatan. Selain itu
seragam kerja yang mereka gunakan. masih ada beberapa pasien bersalin yang
Sama halnya dengan [PMB1], untuk datang ke PMB tanpa menggunakan
mengatasi permasalahan APD di awal masker, walaupun sudah ada peringatan
pandemi, [PMB2] menggunakan masker dan poster penerapan prokes yang
kain ketika stok masker bedah mereka dipasang di depan pintu masuk PMB.
habis. Mereka juga membuat jas anti air Pada akhirnya bidan memberikan
untuk melapisi baju yang mereka masker kepada pasien agar dapat
gunakan. Hal ini dilakukan sebagai dilayani.
bentuk tindak lanjut adanya peraturan “Hanya untuk menggunakan
menggunakan baju rangkap di awal masker saja, kalau pasien yang tidak
pandemi COVID-19. terbiasa dan suka dilepas-lepas gitu ya
Selain itu, untuk mengatasi kita yang jangan bosen-bosen untuk
ketersediaan coverall yang terbatas di mengingatkan gitu” [Bd.2].
[PMB1], mereka juga menerapkan “Selalu diingatkan untuk pakai
sistem re-use coverall dengan cara di masker. Pas di kamar nifas juga, tapi
cuci atau di rendam menggunakan kalau di kamar tidak ada bidannya ya
detergen kemudian dilakukan sterilisasi tidak saya pakai (tertawa)” [Ps.1].
menggunakan sinar UV-C. Bidan di Meskipun bidan sudah menerapkan
[PMB1] juga membuat handsanitizer pembatasan jumlah pendamping
sendiri ketika mereka kesulitan persalinan dan mengedukasi pasien akan
menyediakan handsanitizer di fasilitas hal tersebut, tetap saja ada pasien
pelayanan kesehatan mereka. bersalin yang datang ke PMB secara
Pembuatan handsanitizer dengan rombongan. Bahkan ada juga keluarga
mencampurkan cairan alkohol 70% dan pasien yang sudah diingatkan agar tidak
Aloe vera menggunakan perbandingan masuk PMB, tetapi masih berusaha
2:1. Aturan pembuatan handsanitizer ini masuk ke PMB tanpa sepengetahuan
mereka buat berdasarkan informasi yang bidan dengan alasan ingin menjenguk
tersebar dari grup IBI saat itu. Semakin sebentar saja. Hal-hal seperti ini sering
berjalannya waktu di tahun 2021 kondisi terjadi di PMB dan mengharuskan bidan
mulai stabil, stok APD di pasaran mulai untuk selalu aktif memberikan edukasi
tersedia sehingga harga APD mulai secara terus-menerus kepada pasien dan
keluarga agar melaksanakan prokes

Hambatan Bidan Dalam… 232


Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (229-240)

terutama saat berada di fasilitas berinteraksi dengan bayinya terlebih


pelayanan kesehatan. dalam situasi pandemi COVID-19.
“Kadang ada pasien sudah kita Informan merasa suami saja sudah
jadwalkan hanya dua yang masuk ke cukup menemani saat persalinan, hal ini
PMB misalnya, tapi ada juga yang juga dapat menjaga privasi informan.
datang rombongan, akhirnya ya kita Selain itu informan juga selalu update
selalu mengingatkan gitu” [Pm.2]. informasi terkait COVID-19 secara
Melihat situasi tersebut, peran bidan mandiri melalui berita dan sosial media
dalam mengedukasi pasien dan keluarga serta mencari informasi melalui bidan
untuk menerapkan prokes menjadi saat kontrol kehamilan.
sangat penting untuk dilakukan. Sesuai Berbeda dengan [Ps.3] yang
dengan pedoman pelayanan persalinan mengatakan melahirkan saat pandemi
pada masa pandemi COVID-19 dari rumit karena harus selalu menggunakan
Gugus Tugas Percepatan Penanganan masker, sementara informan tidak
COVID-19 dengan Nomor B-4 (05 April terbiasa memakai masker. Ditambah lagi
2020) menyebutkan petugas kesehatan harus ada pemeriksaan rapid test yang
mampu melakukan edukasi kepada dahulu sebelum pandemi pemeriksaan
pasien bersalin dan pendamping agar tersebut tidak ada. Saat informan datang
patuh menggunakan masker ketika ke PMB juga ditemani tiga orang
berkunjung ke fasilitas pelayanan pengantar yaitu suami dan dua orang
kesehatan. Tenaga kesehatan juga harus saudara informan, meskipun saat proses
mampu memberikan edukasi kepada persalinan hanya suami saja yang
keluarga dan masyarakat agar diperbolehkan mendampingi oleh bidan.
mendukung ibu bersalin dan Sementara dua orang lainnya dianjurkan
pendamping memahami penggunaan untuk pulang ke rumah oleh bidan jaga.
masker dan etika batuk, menjaga Informan hanya mencari informasi
kebersihan diri dan lingkungan di rumah tentang COVID-19 melalui bidan saat
dan ketika berkunjung ke fasilitas melakukan pemeriksaan kehamilan saja.
pelayanan kesehatan (Gugus Tugas Berdasarkan penelitian yang
Percepatan Penanganan COVID-19, dilakukan oleh Harlianty et al., (2020)
2020). menyebutkan salah satu perilaku penting
Perilaku pasien yang tidak yang berkontribusi dalam pencegahan
mematuhi aturan prokes selama penyebaran COVID-19 adalah
pandemi COVID-19 bisa saja kesadaran terkait COVID-19 dan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan perilaku kepatuhan masyarakat terhadap
pasien tersebut. Berdasarkan hasil himbauan social distancing. Kelompok
analisis data penelitian diketahui [Ps.1] yang perlu mendapat perhatian lebih
yang memiliki latar belakang terkait dengan kesadaran akan COVID-
pendidikan S2 psikologi lebih mudah 19 yang lebih rendah dan lebih berisiko
menerima edukasi dan menerapkan mengalami kecemasan yaitu kelompok
prokes COVID-19 dibandingkan dengan usia yang lebih muda, berpendidikan
[Ps.3] yang memiliki latar belakang rendah, dan tidak bekerja. Penelitian ini
pendidikan SD. Terbukti saat informan melibatkan 404 responden berusia 18
bersalin di PMB hanya ditemani oleh hingga 63 tahun, memiliki latar
suami saja dan informan juga merasa belakang pendidikan mulai dari SMA
setuju dengan kebijakan yang diterapkan hingga Pascasarjana, dan responden
di PMB bahwa pendamping persalinan yang tidak bekerja maupun yang
hanya satu orang. Informan merasa bekerja.
kebijakan tersebut sangat bagus karena 3. Bidan terinfeksi COVID-19.
informan tidak ingin banyak orang yang

Hambatan Bidan Dalam… 233


Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (229-240)

Diantara banyaknya hambatan yang PMB3] adalah satu orang bidan


dialami bidan dalam memberikan pelaksana.
pelayanan persalinan pada masa “Setelah ada bidan yang dinyatakan
pandemi, terinfeksi COVID-19 menjadi positif, mau gak mau akhirnya PMB kita
hambatan terberat yang dirasakan bidan. tutup” [Pm.2].
Penelitian yang dilakukan oleh “Kebetulan saya isolasi mandiri
Zheng et al., (2020) menyebutkan dari (isoman), keluhannya kalau dari awal
145 RS yang ada di Wuhan, Cina flu sama anosmia, selain itu tidak ada”
terdapat sebanyak 2.457 petugas [Bd.2].
kesehatan yang terinfeksi COVID-19 “Yang positif itu tiga mbak, bidan
dan 17 petugas kesehatan meninggal saya satu orang, pembantu saya dan
karena COVID-19. Mayoritas petugas suami saya. Saya suruh isoman semua,
kesehatan yang terinfeksi adalah jadi saya tutup” [Pm.3].
perawat (52,06%), sedangkan 33,62% Penularan infeksi di [PMB2,
kasus terinfeksi adalah dokter dan PMB3] terjadi setelah bidan terpapar
sisanya 14,33% kasus terinfeksi petugas pasien bersalin yang terinfeksi COVID-
kesehatan dari profesi lain. 19. Hal ini sejalan dengan hasil
Zheng et al., (2020) menjelaskan penelitian yang dilakukan oleh Mhango
secara lebih rinci bahwa sebanyak et al., (2020) yang menyebutkan
72,28% petugas kesehatan yang kurangnya APD, paparan pasien yang
terinfeksi adalah perempuan. Selain itu, terinfeksi, beban kerja yang berlebihan,
mayoritas petugas kesehatan yang pengendalian infeksi yang buruk dan
terinfeksi berasal dari RSU (89,26%), kondisi medis yang sudah ada
sebanyak 5,70% petugas kesehatan dari sebelumnya diidentifikasi sebagai faktor
RS khusus dan 5,05% petugas kesehatan risiko COVID-19 di antara petugas
dari RS komunitas. Diketahui tingkat kesehatan. Dalam konteks COVID-19,
infeksi COVID-19 petugas kesehatan petugas kesehatan menghadapi risiko
jauh lebih tinggi (2,10%) dibandingkan kesakitan dan kematian dalam pekerjaan
petugas non kesehatan (0,43%). Hal ini mereka yang belum pernah terjadi
menunjukkan risiko infeksi petugas sebelumnya.
kesehatan jelas lebih tinggi daripada Berbeda dengan bidan di [PMB1],
petugas non kesehatan. Padahal petugas bidan yang terkonfirmasi COVID-19
kesehatan memainkan peranan penting belum diketahui secara pasti sumber
dalam melawan pandemi COVID-19. penularannya. Bidan menyampaikan
Berdasarkan dokumen PC IBI dalam wawancara bahwa dirinya
Kabupaten Sleman tentang data bidan terinfeksi COVID-19 justru setelah
terdampak COVID-19 versi 3 juga melakukan vaksinasi. Bidan melakukan
menyebutkan terdapat 54 bidan vaksinasi jenis Sinovac dosis pertama
terinfeksi COVID-19. Sebanyak 4 bidan tanggal 28 Januari 2021 dan setelah itu
sedang melakukan isolasi mandiri, 2 merasa tidak enak badan. Kemudian
bidan dalam perawatan RS, 1 bidan bidan melakukan pemeriksaan di RS dan
meninggal karena COVID-19 dan 41 dilakukan PCR pada tanggal 30 Januari
bidan dinyatakan sembuh atau selesai 2021 dinyatakan positif atau
menjalani pemantauan. Bila merujuk terkonfirmasi COVID-19. Anggapan
hasil analisis data, ditemukan fakta salah bidan bahwa dirinya terinfeksi COVID-
satu bidan di masing-masing PMB 19 setelah melakukan vaksinasi adalah
pernah terinfeksi COVID-19. Bidan pendapat yang salah.
yang pernah terinfeksi di [PMB1] yaitu Berdasarkan laporan isu hoaks dari
pimpinan PMB, sedangkan di [PMB2, Kementerian Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia

Hambatan Bidan Dalam… 234


Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (229-240)

(Kominfo RI) tentang 299 hoaks vaksin tracing berakhir baik [PMB2] maupun
COVID-19 yang dirilis tanggal 23 [PMB3] membuka pelayanan seperti
Agustus 2021 pukul 06.00 WIB semula.
menyebutkan, ahli patologi klinis dari Berbeda dengan PMB lain, proses
Universitas Sebelas Maret (UNS) tracing dari Puskesmas di [PMB1] tidak
menjelaskan virus yang ada dalam berjalan. Tidak ada tindak lanjut dari
vaksin adalah virus non aktif. Virus ini Puskesmas setelah bidan melaporkan
tidak akan menyebabkan hasil rapid test adanya kasus bidan (pimpinan PMB)
antigen maupun PCR menjadi reaktif yang terkonfirmasi COVID-19. Hal ini
atau positif. Jika seseorang melakukan terjadi karena pada akhir tahun 2020
pemeriksaan tes COVID-19 dan sampai dengan Maret 2021 kebijakan
hasilnya menunjukkan reaktif atau tracing sedang dihentikan karena
positif setelah melakukan vaksinasi, itu adanya ledakan kasus COVID-19 yang
dikarenakan ia telah terpapar virus menyebabkan RS dan shelter COVID-
COVID-19 sebelumnya tanpa ia sadari 19 tidak mampu laksana. Baru setelah
(Kominfo, 2021). bulan April 2021 proses tracing berjalan
Bentuk tindak lanjut bidan di PMB kembali.
setelah mengetahui terdapat kasus ibu Langkah yang diambil bidan di
bersalin yang terkonfirmasi COVID-19 [PMB1] untuk mengatasi hal tersebut
[PMB2, PMB3] dan bidan yang dengan melakukan tracing mandiri
terkonfirmasi COVID-19 [PMB1] berupa pemeriksaan rapid test antibody
adalah dengan melaporkan kejadian kepada semua orang yang kontak erat
tersebut ke Puskesmas wilayah dengan bidan (pimpinan PMB) yang
setempat. Setelah mendapat laporan terkonfirmasi COVID-19. Pemeriksaan
tersebut, pihak Puskesmas di bawah rapid test antibody dilakukan di [PMB1]
instruksi DPJP menyarankan PMB sehari setelah menerima informasi
untuk tutup pelayanan sementara selama tersebut. Kemudian melanjutkan
1 minggu. Selanjutnya SATGAS pemeriksaan dengan rapid test antigen
COVID-19 dari Puskesmas melakukan tiga hari setelah pemeriksaan rapid test
tracing untuk mencegah penyebaran antibody. Hasil tracing mandiri
virus COVID-19 di PMB. Tepat tiga hari menunjukaan tidak ada bidan yang
setelah mendapat laporan dari PMB reaktif selain pimpinan PMB yang
SATGAS COVID-19 melakukan rapid terkonfirmasi COVID-19. Selanjutnya
test antibody kepada semua orang yang bidan yang terkonfirmasi melakukan
kontak erat dengan penderita COVID-19 isolasi di shelter COVID-19 dan
dan melanjutkan pemeriksaan PCR jika mendapatkan perawatan intensif di RS
didapatkan hasil pemeriksaan rapid test selama 17 hari. Sementara pelayanan di
antibody menunjukkan reaktif. [PMB1] tetap berjalan seperti semula
Hasil tracing SATGAS COVID-19 dan pengelolaan PMB dilakukan secara
menemukan hanya satu bidan yang bersama-sama oleh bidan pelaksana di
terkonfirmasi COVID-19 di [PMB2, PMB tersebut.
PMB3]. Bidan yang terkonfirmasi Tingginya kasus konfirmasi
COVID-19 selanjutkan melakukan COVID-19 di masyarakat menyebabkan
isolasi mandiri di bawah pemantauan kekhawatiran tersendiri bagi semua
Dinkes Kabupaten Sleman dan bidan di PMB, terlebih bagi bidan yang
organisasi PC IBI Kabupaten Sleman. memiliki riwayat penyakit dan
Sementara bidan yang tidak komorbid yang mereka miliki. Hasil
terkonfirmasi COVID-19 tetap dapat wawancara dengan informan
memberikan pelayanan kesehatan menyebutkan selama pandemi COVID-
kepada masyarakat. Setelah proses 19 bidan membatasi pelayanan yang

Hambatan Bidan Dalam… 235


Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (229-240)

mereka berikan kepada pasien. Salah penelitian yang dilakukan oleh Heath et
satu contohnya ketika mereka al., (2020) menyebutkan salah satu
melakukan pemeriksaan atau konseling strategi yang dilakukan untuk mengelola
waktu yang mereka sediakan hanya 5 tekanan psikologis antar petugas
menit, sehingga terkesan terburu-buru. kesehatan selama pandemi COVID-19
Hal ini dilakukan sebagai bentuk dengan memfasilitasi kelompok diskusi.
penerapan prokes dan anggapan mereka Kegiatan kelompok diskusi membahas
bahwa semua orang adalah OTG. pengalaman masing-masing tenaga
Contoh lain di [PMB3] bidan kesehatan, saling memberikan
menerapkan aturan bagi ibu bersalin perhatian, melakukan refleksi diri dan
yang memiliki riwayat pemeriksaan kegiatan belajar bersama. Hasil
rapid test antibody maupun rapid test penelitian menunjukkan pengurangan
antigen reaktif, maka akan dilakukan burnout yang signifikan, terutama dalam
rujukan ke RS meskipun saat domain depersonalisasi.
pemeriksaan PCR hasil menunjukkan Hasil wawancara dengan ketua PC
non-reaktif. IBI Kabupaten Sleman menyebutkan
Hasil penelitian yang dilakukan salah satu program pemerintah untuk
oleh Semaan et al., (2020) menyebutkan mencegah infeksi COVID-19 pada
mayoritas petugas kesehatan mengalami tenaga kesehatan dengan melakukan
tingkat stres yang jauh lebih tinggi dari vaksinasi ketiga atau vaksinasi booster.
sebelumnya selama pandemi COVID- Kegiatan ini diawali dengan pendataan
19. Penyebabnya antara lain karena sulit jumlah tenaga kesehatan. Program lain
mencapai tempat kerja akibat lockdown, yang serupa yaitu program vaksinasi
pembatasan transportasi, beban kerja COVID-19 untuk ibu hamil dan anak
meningkat, jadwal kerja tidak menentu, prasekolah. Pelaksanaan program ini
kekurangan tenaga kesehatan dan isolasi akan dilaksanakan di PMB-PMB di
mandiri setelah potensi terpapar bawah koordinasi BKKBN pusat.
COVID-19. Hal ini sejalan dengan 4. Rujukan.
penelitian yang dilakukan oleh Wen-rui Memberikan pelayanan persalinan
Zhang, et al (2020) menyebutkan selama di PMB tentu tidak bisa lepas dari sistem
wabah COVID-19, petugas kesehatan rujukan, terutama pada masa pandemi
medis lebih banyak memiliki masalah COVID-19. Tidak hanya ibu bersalin
psikososial dibandingkan dengan dengan kegawatdaruratan obstetrik,
petugas kesehatan non-medis. Masalah melainkan ibu bersalin dengan status
psikososial yang dialami petugas COVID-19 juga menjadi pertimbangan
kesehatan medis yaitu insomnia, perlunya melakukan rujukan pada
kecemasan, depresi, somatisasi, gejala situasi pandemi saat ini. Berdasarkan
obsesif-kompulsif. hasil analisis data, proses rujukan
Meskipun semua bidan di PMB dilakukan dengan cara menghubungi
memiliki kekhawatiran terinfeksi virus tempat rujukan (RS PONEK atau RS
COVID-19, akan tetapi semua bidan rujukan COVID-19) terlebih dahulu. Hal
dapat mengatasi kekhawatiran mereka ini dilakukan bertujuan untuk
masing-masing tanpa perlu melakukan melaporkan kasus terkait kondisi pasien
konsultasi dengan Psikolog. Salah satu dan perawatan yang telah diberikan serta
cara yang mereka lakukan adalah memastikan bahwa tempat rujukan
sharing bersama bidan-bidan di PMB dapat menerima pasien yang akan
lain dan berbagi pengalaman dirujuk. Selanjutnya bidan menunggu
memberikan pelayanan persalinan konfirmasi dari RS, jika RS dapat
selama pandemi COVID-19 melalui menerima pasien rujukan maka kita
grup Whatsapp. Sejalan dengan lakukan rujukan dengan cara mengantar

Hambatan Bidan Dalam… 236


Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (229-240)

pasien ke RS atau menunggu ambulance transportasi, ibu bersalin di Nepal


dari RS menjemput pasien di PMB. mengalami komplikasi dalam perjalanan
Pada pelaksanaannya dilapangan ke RS dan meninggal di fasilitas
proses rujukan tidaklah mudah, banyak kesehatan sebelum menerima perawatan
hambatan yang ditemui bidan dalam yang tepat. Bahkan ibu yang berhasil
melakukan rujukan kepada pasien mencapai fasilitas kesehatan juga tidak
selama pandemi COVID-19. Beberapa mendapatkan perawatan tepat waktu.
hambatan yang ditemui seperti proses Kekurangan petugas kesehatan juga
konfirmasi RS lama, RS penuh, tidak terjadi di beberapa fasilitas kesehatan
ada bed atau kamar yang kosong, IGD karena banyak petugas kesehatan yang
tutup, tidak ada ambulance dari RS yang terlibat merawat pasien COVID-19.
bisa menjemput pasien, proses Sementara di fasilitas pelayanan
penjemputan pasien dari RS lama, kesehatan lain yang menerima layanan
keterbatasan fasilitas, keterbatasan esensial, layanan kesehatan ibu dibatasi.
petugas kesehatan dan lainnya. Hasil Pant et al., (2020) juga menjelaskan
wawancara dengan ketua PC IBI kurangnya kesiapsiagaan fasilitas
Kabupaten Sleman menyebutkan saat ini kesehatan menjadi faktor lain yang
beberapa RS rujukan sedang kesulitan menghambat pemberian layanan pada
dalam memenuhi kebutuhan oksigen di masa pandemi COVID-19 di banyak
fasilitas pelayanan kesehatan mereka. negara. Selain itu, fasilitas kesehatan
“Kadang kami telfon RSnya sudah belum memiliki infrastruktur dan
penuh karena memang keterbatasan peralatan yang memadai untuk
SDM, keterbatasan fasilitas. Ketika kita penanganan pasien COVID-19. Bahkan
sudah siap merujuk tetapi ternyata RS di negara maju seperti Amerika Serikat,
sudah penuh atau justru malah sudah beberapa fasilitas telah mengubah
mau kepakai bednya walaupun kadang bangsal bersalin menjadi unit COVID-
pasien belum sampai di RS begitu 19, guna menampung peningkatan
mbak” [Pm.1]. jumlah pasien COVID-19. Kondisi yang
“Rujukan itu kadang lama untuk memprihatinkan terjadi di India dan
konfirmasi ke RSnya, ada ruangan atau Nepal, sebagian besar fasilitas
tidak itukan membutuhkan waktu yang pelayanan kesehatan tidak diperlengkapi
lumayan dan kita sebenarnya juga untuk menangani pandemi COVID-19.
berlomba antara pasien yang mungkin Hasil wawancara dengan ketua PC
pembukaan sudah aktif atau gimana, IBI Kabupaten Sleman menyebutkan
dan kendalanya yang agak susah itu salah satu langkah Pemerintah Daerah
disitu sebenarnya” [Bd.1]. (Pemda) untuk menangani
“Kalau merujuk telfon dulu. Terus permasalahan terkait sistem rujukan
saya tanya “yang jaga siapa? mau rujuk yaitu dengan meresmikan RS Medika
IGD. Terus di jawab “tidak usah rujuk Respati menjadi Rumah Sakit Darurat
ke IGD, IGD tutup” misalnya seperti itu. COVID-19 (RSDC) di Kabupaten
Terus mau rujuk ke RS Murangan, nanti Sleman. Langkah ini diambil Pemda
diinfokan “tidak usah merujuk kesana, karena terjadi ledakan kasus COVID-19
sekarang penuh sampai pelataran” di provinsi DIY dan banyak RS yang
[Pm.3]. kewalahan serta tidak mampu lagi
Kondisi yang sama juga terjadi di menangani pasien COVID-19.
banyak negara, dimana akses layanan Peresmian RS ini dilakukan pada
kesehatan ibu selama pandemi COVID- tanggal 19 Juli 2021 oleh Kustini Sri
19 terganggu. Hasil penelitian yang Purnomo yang menjabat sebagai ketua
dilakukan oleh Pant et al., (2020) Bupati Sleman. RS Medika Respati akan
menyebutkan karena kurangnya menerima pasien yang mendapat

Hambatan Bidan Dalam… 237


Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (229-240)

rujukan dari fasilitas pelayanan Bidan-bidan di PMB berharap


kesehatan tingkat pertama, seperti adanya pemeriksaan rapid test rutin
puskesmas yang masuk dalam kasus untuk menjamin kesehatan mereka
COVID-19 kategori sedang. Pasien yang selama memberikan pelayanan
masuk dalam kategori berat dan persalinan pada masa pandemi COVID-
membutuhkan penanganan lebih lanjut 19. Bidan juga berharap Dinkes
akan dirujuk ke RS rujukan COVID-19. Kabupaten Sleman menyediakan
Meskipun banyak hambatan yang fasilitas kebutuhan APD dan barang
ditemui bidan di PMB dalam medis lainnya agar pengadaannya tetap
memberikan pelayanan persalinan stabil di Sleman. Hal ini perlu dilakukan
selama pandemi COVID-19, akan tetapi mengingat saat ini barang medis seperti
semua bidan di PMB tetap termotivasi oksigen dan obat-obatan sulit dicari,
untuk memberikan pelayanan kepada sementara fasilitas pelayanan kesehatan
masyarakat. Alasan bidan-bidan tersebut seperti PMB juga membutuhkan oksigen
karena kecintaan terhadap profesi bidan meskipun tidak banyak akan tetapi wajib
dan juga sudah menjadi tugas serta cita- menyediakan untuk antisipasi kasus-
cita yang sudah mereka tanamkan sejak kasus kegawatdaruratan.
kecil. Selain itu, kehadiran mereka di
masyarakat masih sangat dibutuhkan Penelitian ini hanya melibatkan tiga
terutama situasi pandemi COVID-19 PMB bidan delima di Kabupaten Sleman,
saat ini, sehingga perasaan ingin sehingga tidak dapat digeneralisasikan
menolong dan tidak ingin pada seluruh PMB. Selain itu, studi
mengecewakan pasien membuat mereka dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan
tetap terus berusaha memberikan secara online dan sangat bergantung pada
pelayanan terbaik mereka dalam situasi informan sebagai pihak pemberi data.
pandemi saat ini. Demi untuk melayani Meskipun demikian, penelitian ini
masyarakat dan mencegah agar tidak dilakukan bertujuan untuk menggali secara
menularkan atau tertular virus COVID- mendalam hambatan yang ditemui bidan
19 semua bidan berusaha menerapkan dalam memberikan pelayanan persalinan di
prokes di fasilitas pelayanan kesehatan PMB pada masa pandemi COVID-19,
mereka masing-masing. sehingga dapat memberikan gambaran
Hal terakhir yang bidan-bidan tentang topik tersebut.
harapkan saat ini adalah keselamatan
bagi semua orang yang sedang berjuang SIMPULAN
melawan pandemi COVID-19. Oleh Hambatan yang ditemui bidan di
karena itu, bidan sebagai tenaga PMB selama memberikan pelayanan
kesehatan yang memberikan pelayanan persalinan pada masa pandemi COVID-19,
langsung di masyarakat menaruh antara lain: kesulitan memenuhi kebutuhan
harapan besar kepada para pemangku APD diawal pandemi karena ketersediaan
kepentingan seperti Dinkes Kabupaten barang terbatas dan harga jual mahal,
Sleman, organisasi IBI atau yang ketidakpatuhan pasien dalam menerapkan
lainnya agar dapat mewujudkan prokes selama di PMB, dan adanya bidan
keselamatan bersama. Bidan menyadari yang terinfeksi COVID-19 sehingga
keterbatasan yang mereka miliki dan mengharuskan bidan menutup sementara
berharap pandemi segera berakhir pelayanan di PMB. Selain itu, hambatan
dengan kerjasama dari semua pihak. lain yang ditemui seperti sistem tracing di
Beberapa harapan yang disampaikan Puskesmas yang sempat berhenti dan
berhubungan dengan kesejahteraan sistem rujukan tidak berjalan dengan baik.
bidan yang memberikan pelayanan Penelitian ini tidak melibatkan
persalinan di PMB. Dinkes Kabupaten Sleman sebagai pihak

Hambatan Bidan Dalam… 238


Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (229-240)

yang merumuskan kebijakan teknis dalam Sternberg, B. S. (2020). Resilience


bidang kesehatan di Kabupaten Sleman, Strategies to Manage Psychological
sehingga diharapkan peneliti selanjutnya Distress Among Healthcare Workers
dapat meneliti lebih jauh terkait hambatan During the COVID-19 Pandemic: a
yang ditemui bidan dalam memberikan Narrative Review. Anaesthesia,
pelayanan persalinan di PMB pada masa 75(10), 1364–1371.
pandemi COVID-19, dengan melibatkan https://doi.org/10.1111/anae.15180
Dinkes Kabupaten Sleman untuk Ikatan Bidan Indonesia. (2020). Situasi
meminimalisir adanya kemungkinan bias Pelayanan Kebidanan pada Masa
dalam penelitian. Pandemi COVID-19. 1–32.
Kementerian Kesehatan Republik
UCAPAN TERIMA KASIH Indonesia. (2020, August 22). Home »
Penulis mengucapkan terima kasih Info Infeksi Emerging Kementerian
kepada keluarga atas dukungan yang tidak Kesehatan RI. Kementerian
pernah putus, dan mengucapkan terima Kesehatan Republik Indonesia.
kasih kepada para informan yang terlibat https://infeksiemerging.kemkes.go.id/
dalam penelitian ini karena telah Kominfo. (2021). Hoaks Vaksin COVID-
memberikan kami waktu dan kesempatan 19.
untuk berbagi pengalaman mereka. https://web.kominfo.go.id/sites/defaul
t/files/Total Isu Hoaks Vaksin Covid-
REFERENSI 19 sd 23 Agustus 2021.pdf
Davis-Floyd, R., Gutschow, K., & Mhango, M., Dzobo, M., Chitungo, I., &
Schwartz, D. A. (2020). Pregnancy, Dzinamarira, T. (2020). COVID-19
Birth and the COVID-19 Pandemic in Risk Factors Among Health Workers:
the United States. Medical A Rapid Review. Safety and Health at
Anthropology: Cross Cultural Studies Work, 11(3), 262–265.
in Health and Illness, 39(5), 413–427. https://doi.org/10.1016/j.shaw.2020.0
https://doi.org/10.1080/01459740.202 6.001
0.1761804 Pant, S., Koirala, S., & Subedi, M. (2020).
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Access to Maternal Health Services
COVID-19. (2020). Protokol Petunjuk during COVID-19. Europasian
Praktis Layanan Kesehatan Ibu dan Journal of Medical Sciences, 2(2), 48–
Bayi Baru Lahir Selama Pandemi 52.
COVID-19. Protokol Gugus Tugas https://doi.org/10.46405/ejms.v2i2.11
Percepatan Penanganan Covid-19 RI, 0
4(April), 1–11. Semaan, A., Banke-Thomas, A., Blencowe,
https://covid19.go.id/p/protokol/proto H., R Campbell, O. M., Tina Day, L.,
kol-b-4-petunjuk-praktis-layanan- Graham, W., Kascak, P., Matsui, M.,
kesehatan-ibu-dan-bbl-pada-masa- Health, G., Sarah Moxon, J. G.,
pandemi-covid-19 Pembe, A. B., & Radovich, E. (2020).
Harlianty, R. A., Widyastuti, T., Mukhlis, Voices from the frontline: findings
H., & Susanti, S. (2020). Study on from a thematic analysis of a rapid
Awareness of Covid-19, Anxiety and online global survey of maternal and
Compliance on Social Distancing in newborn health professionals facing
Indonesia During Coronavirus the COVID-19 pandemic. Antwerp
Disease 2019 (COVID-19) Pandemic. Belgium Center for Research on
Research Square, 2019, 1–16. Population and Health, 1–34.
https://doi.org/10.21203/rs.3.rs- https://doi.org/10.1101/2020.05.08.20
44598/v1 093393
Heath, C., Sommerfield, A., & von Ungern- Suryandari, A. E., & Trisnawati, Y. (2020).

Hambatan Bidan Dalam… 239


Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (229-240)

Studi Deskriptif Perilaku Bidan


Dalam Penggunaan Apd Saat
Pertolongan Persalinan Selama
Pandemi Covid-19. Jurnal Bina Cipta
Husada, 4(2), 119–128.
https://stikesbinaciptahusada.ac.id/file
jurnalbch/index.php/filejurnalbch/arti
cle/view/38
World Health Organization. (2020a, March
11). WHO Director-General’s
opening remarks at the media briefing
on COVID-19 - 11 March 2020.
World Health Organization.
https://www.who.int/dg/speeches/deta
il/who-director-general-s-opening-
remarks-at-the-media-briefing-on-
covid-19---11-march-2020
World Health Organization. (2020b,
August 31). In WHO global pulse
survey, 90% of countries report
disruptions to essential health services
since COVID-19 pandemic. World
Health Organization.
https://www.who.int/news-
room/detail/31-08-2020-in-who-
global-pulse-survey-90-of-countries-
report-disruptions-to-essential-health-
services-since-covid-19-pandemic
Zheng, L., Wang, X., Zhou, C., Liu, Q., Li,
S., Sun, Q., Wang, M., Zhou, Q., &
Wang, W. (2020). Analysis of the
Infection Status of Healthcare
Workers in Wuhan during the
COVID-19 Outbreak: A Cross-
sectional Study. Clinical Infectious
Diseases, 71(16), 2109–2113.
https://doi.org/10.1093/cid/ciaa588

Hambatan Bidan Dalam… 240

You might also like