You are on page 1of 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam


bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam
bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan . Kata
entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti
petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang
mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil
ciptaannya.
Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu
yang ada dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih
optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda dimasa
mendatang.
Indonesia entrepreneurial skill untuk bisa menekan sekecil mungkin tingkat
kemiskinan yang tinggi.
Mengandalkan investor asing untuk membuka lapangan kerja
tidaklah cukup, menghimbau kepada perusahaan untuk tidak mem-PHK
karyawan atau buruhnya juga sulit diwujudkan. Salah satu cara atau jalan
terbaiknya adalah mengandalkan sector pendidikan utnuk mengubah pola
pikir

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu kewirausahaan ?
2. Bagaimana karakteristik kewirausahaan dan karakteristik wirausaha ?
3. Bagaimana nilai dan perilaku wirausaha ?
4. Apa saja motif menjadi wirausaha ?
5. Bagaimana proses kewirausahaan
6. Apa saja faktor-faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausaha ?
7. Apakah yang dimaksud ide dan peluang usaha ?

1
1.3 TUJUAN PENULISAN

Untuk mengetahui pengertian kewirausahaan, memahami


karakteristik kewirausahaan maupun karakteristik wirausaha, memahami
hakikat nilai dan perilaku wirausaha, mengetahui motif yang mendasari
menjadi wirausaha memahami proses kewirausahaan serta factor-faktor
penyebab kegagalan dan keberhasilan wirausaha

1.4 MANFAAT PENULISAN

1. Membantu mahasiswa memahami dan mendalami pokok bahasan


khususnya tentang konsep dasar kewirausahaan, karakteristik
kewirausahaan dan wirausaha, nilai dan perilaku wirausaha, motif
menjadi wirausaha, serta proses kewirausahaan dan factor-faktor
penyebab kegagalan dan keberhasilan wirausaha.
2. Memberikan informasi secara mendalam mengenai pengertian
kewirausahaan, karakteristik kewirausahaan dan wirausaha, nilai dan
perilaku wirausaha, motif menjadi wirausaha, serta proses
kewirausahaan dan factor-faktor penyebab kegagalan dan
keberhasilan wirausaha

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jwa yang selalu


aktif dalam usaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka
upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya.
Selain itu kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju sukses.
Sedangkan menurut Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl
dalam buku Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah suatu usaha
yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada
dan bisa dinikmati oleh orang banyak.
Dari beberapa konsep yang ada di atas, ada enam hakekat penting
kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13) :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses,
dan hasil bisnis (Acad Sanusi,1994)

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu


yang baru dan berbeda ( Drucker,1959)

3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi


dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (Zimmerer,1996)

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu


usaha dan perkembangan usaha ( Soeharto Prawiro,1997)

5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang


baru dan sesuatu yang berbeda yang bermanfaat member nilai lebih

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan


mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda
untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan

3
dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan
baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa

2.2 KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN DAN


KARAKTERISTIK WIRAUSAHA

2.2.1 Karakteristik Kewirausahaan

1. Motif Berprestasi Tinggi


Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat
berwirausaha karena adanya motif tertentu,yaitu motif berprestasi. Menurut
Gede Anggan Suhada (dalam Suryana, 2003 : 32) motif berprestasi adalah
suatu nilai social yang menekankan pada hasrat utuk mencapai yan terbaik
guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan
yang harus dipenuhi. Seprti yang dikemukakan oleh Maslow (1943) tentang
teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan-kebutuhan sesuai
dengan tingkatan pemuasannya.
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk
melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan
sebelumnya.Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya
memiliki cirri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34):

1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul


pada dirinya.

2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan


dan kegagalan.

3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi

4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan

5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. Jika tugas


yang diembannya sangat ringan.maka wirausaha merasa kurang tantangan,
tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang
memungkinkan pecapaian keberhasilan sangat rendah.
4
2. Selalu Perspektif
Seorang wirausaha hendaknya seorang yang mampu menatap depan
dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha.
Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang
berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan
pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan
maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya ( Suryana,2003 :
23). Kuncinya pada kemampuan utnuk menciptakan sesuatu yang baru serta
berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun dengan resiko yang mungkin
dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari
peluang tantangan demi pembaharuan masa depan.Pandangan yang jauh ke
depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karya yang sudah ad.
Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.

3. Memiliki Kreatifitas Tinggi


Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk
berfikir yang baru dan berbeda. Oleh karena itu menurutnya kewirausahaan
adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang
lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis
Suryana (2003 : 24), mengungkapkan bahwa ide kreativitas sering muncul
ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru
dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari
asalnya tidak ada.
Dari definisi di atas, kreativitas mengandung pengertian yaitu :

1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.

2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara
baru

3. Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih


baik
5
4. Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi

4. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung


Jawab

Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya


dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatiannya pada usaha
yang akan digelutinya, di dalam menjalankan usaha tersebut wirausaha
yang sukses terus memiliki tekad yang menggebu-gebu dan menyala-nyala
dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengah-setengah dalam
berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras dan tidak takut
menghadapi peluang-peluang yang ada di pasar. Tanpa usaha yang
sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang digeluti maka wirausaha sehebat
apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu
pentng sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan
pekerjaannya, serta memiliki etos keja dan tanggung jawab yang baik.

5. Mandiri atau Tidak Ketergantungan


Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berfikir kreatif dan
bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan
hidup, maka seorang wirausaha harus mempuyai kemampuan kreatif dalam
mengembangkan ide dan pikirannya terutama dalam menciptakan peluang
usaha dalam pikrannya, dia dapat mandiri dalam usaha yang digelutinya
tanpa harus bergantung pada orang lain. Seorang wirausaha harus dituntut
untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber yang ada.

7. Berani Mengambil Resiko


Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah
entrepreneur di awal abad ke 18, mengatakan bahwa wirausaha adalah
seseorang yang menanggung resiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan
hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitugan yang
6
matang. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah
diperhitungkan. Oleh sebab itu wirasaha selalu berani engambil resiko yang
moderat, artinya resiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
rendah. Keberanian resiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong
wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil.
Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan obyektif, dan merupakan umpan
balik bagi kelancaran kegiatannya ( Suyana, 2003 : 14-15 ).

8. Selalu Mencari Peluang


Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang
untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang
lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif
untuk mencapai tujuan serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan
yang positif tersebut.

9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan


Wirausahawan yang berhasil juga merupakan pemimpin yang
berhasil. Dikatakan sebagai pemimpin karena mereka harus mencari
peluang-peluang, mengumpulkan sumber daya ( bahan, manusia ,
teknologi, dan modal ) yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan,
menentukan tujuan, baik untuk mereka
Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha
adalah kemampuan untuk managerial usaha yang sedang digelutinya,
seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha,
mengkoordinasikan usaha, mengelola usaha dan sumer daya manusia,
mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi
perusahaannya yang kesemuannya itu adalah merupakan kemampuan
managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua
maka bukan eberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan usaha yang
diperoleh.

2.2.2 Karakteristik Wirausaha


7
Menurut McGraith & Mac Milan (2000), ada tujuh karakter dasar yang
perlu dimiliki setiap calon wirausaha. Ketujuh karakter tersebut adalah
sebagai berikut.

1. Action oriented.
Seorang entrepreneur selalu ingin segera bertindak, sekalipun
situasinya tidak pasti (uncertain). Prinsip yang mereka anut adalah see and
do. Bagi mereka, resiko bukanlah untuk dihindari, melainkan untuk
dihadapi dan ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian.

2. Berpikir simpel.
Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat kompleks, mereka
selalu belajar menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu tinggi, mereka
bukanlah manusia teknis yang ribet dan menghendaki pekerjaan yang
kompleks. Mereka melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan
masalah satu demi satu secara bertahap
. 3. Mereka selalu mencari peluang-peluang baru.
Apakah itu peluang usaha yang benar-benar baru, atau peluang dari
usaha yang sama. Untuk usaha-usaha yang baru, mereka selalu mau belajar
yang baru, membentuk jaringan dari bawah dan menambah landscape atau
scope usahanya. Sedangkan dalam usaha yang sama, mereka selalu tekun
mencari alternatif-alternatif baru, seperti model, desain, platform, bahan
baku, energi, kemasan, dan struktur biaya produksi. Mereka meraih
keuntungan bukan hanya dari bisnis atau produk baru, melainkan juga
dengan cara-cara baru

4. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi.


Seorang wirausahabukan hanya awas, memiliki mata yang tajam
dalam melihat peluang, atau memiliki penciuman yang kuat terhadap
keberadaan peluang itu, tetapi mereka bergerak ke arah itu. Peluang bukan
hanya dicari, diciptakan, dibuka, dan diperjelas. Karena wirausaha
8
melakukan investasi dsn menanggung resiko, maka seorang wirausaha
harus memiliki disiplin yang tinggi. Wirausah-wirausaha yang sukses
bukanlah pemalas atau penunda pekerjaan. Mereka ingin pekerjaannya
beres, dan apa ya g dipikirkan dapat dikerjakan segera. Mereka bertarung
dengan waktu karena peluang selslu berhubungan dengan waktu. Apa yang
menjadi peluang pada suatu waktu, belum tentu masih menjadi peluang di
lain waktu. Sekali kesempatan itu hilang, belum tentu akan kembali lagi.
Setiap gagasan brilliant dan inovasi biasanya harus dibangun dari bawah
dan disusun seluruh mata rantai nilainya (value chain).

5. Hanya mengambil peluang yang terbaik.


Cara penilaian peluang tersebut ada pada nilai-nilai ekonomis yang
terkandung didalamnya, masa depan yang lebih cerah, kemampuan
menunjukkan prestasi, dan perubahan yang dihasilkan. Semua itu biasanya
dikaitkan dengan "rasa suka" terhadap objek usaha atau kepercayaan bahwa
dia "mampu" merealisasikannya. Pada akhirnya, sukses yang diraih setiap
orang ditentukan oleh keberhasilan orang itu dalam memilih.

6. Fokus pada eksekusi.


Wirausaha bukanlah orang yang bergulat dengan pikiran, merenung
atau menguji hipotesis, melainkan orang yang fokus pada eksekusi. Mereka
tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran atau berputar-putar dalam
pikiran penuh keraguan. "Manusia dengan entrepreneur mindset
mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan merealisasikan yang
dipikirkan daripada menganalisa ide-ide baru sampai mati" (McGraith dan
Mac Millan,2000,hlm.3). Mereka juga adaptif

7. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti.


Seorang wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia menggunakan tangan dan
pikiran setiap orang, baik dari dalam maupun luar perusahaannya. Mereka
membangun jaringan daripada melakukan impiannya sendiri. Ibarat seorang
orkestraktor atu dirigen musik, dia mengumpulkan pemusik-pemusik yang
ahli dalam memainkan instrumen-instrumen yang berbeda-beda untuk
9
menghasilkan nada-nada musik yang disukai penonton. Untuk itu, dia harus
memiliki kemampuan mengumpulkan orang, membangun jaringan,
memimpin, menyatukan gerak, memotivasi, dan berkomunikasi.

2.3 NILAI DAN PERILAKU WIRAUSAHA

2.3.1 Nilai Wirausaha


Menurut Suryana (2001:15) ada beberapa nilai hakiki penting dari
kewirausahaaan yaitu :

1.Percaya diri, kepercayaan diri berpengaruh pada gagasan, karsa, inisiatif,


kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, dan kegairahan
berkarya.

2.Berorientasi tugas dan hasil, seseorang yang selalu mengutamakan tugas


dan hasil adalah seseorang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif
berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja
keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan berinisiatif.

3.Keberanian mengambil resiko, tergantung pada daya tarik setiap


alternatif, persediaan untuk rugi dan kemungkinan relative untuk sukses
atau gagal. Kemampuan utnuk mengambil resiko ditentukan oleh keyakinan
diri, kesediaan untuk menggunakan kemampuan, dan kemampuan untuk
menilai resiko.

4.Kepemimpinan kewirausahaan memiliki sifat sifat kepeloporan


keteladanan, tampil berbeda, lebih menonjol dan lebih menonjol, dan
mampu berfikir divergen dan konvergen.

2.4 MOTIF MENJADI WIRAUSAHA

Ada beberapa alasan seseorang berwirausaha menurut Wirasasmita (1994)


yakni :
1. Alasan keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk
mencari pendapatan tambahan, sebaagai jaminan stabilitas keuangan.

10
2. Alasan social yaitu memperoleh gengsi/status, untuk dapat dikenal dan
dihormati, untuk menjadi panutan, agar dapat bertemu dengan orang
banyak.

3. Alasan pelayanan, yaitu memberi pekerjaan kepada masyarakat,


membantu anak yatim, membahagiakan orang tua, demi masa depan
keluarga

4. Alasan memenuhi diri, untuk menjadi atasan/mandiri, untuk mencapai


sesuatu yang di inginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang
lain, agar lebih produktif dan untuk menggunakan kemampuan pribadi.

2.5 PROSES KEWIRAUSAHAAN

Menurut Srie Sulastri (2008) ,pengembangan kewirausahaan di awali dari


proses sebagai berikut :
1. Proses Inovasi
Faktor yang mendorong terjadinya inovasi,yaitu keinginan
berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, dan
pengalaman

2. Proses Pemicu
Faktor yang mendorong seseorang terjun ke dunia bisnis yaitu
adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya pemutusan
hubungan kerja,keberanian menanggung resiko, dan komitmen yang tinggi
terhadap bisnis
3. Proses Pelaksanaan
Faktor yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis yaitu
kesiapan mental wirausaha secara total, adanya manager sebagai
pelaksana kegiatan, dan adanya visi jauh kedepan untuk mencapai
keberhasilan
4. Proses Pertumbuhan
Proses pertumbuhan didorong factor organisasi,yaitu adanya tim
yang kompak dalam menjalankan usaha, adanya strategi yang mantap,

11
adanya struktur dan budaya organisasi yang baik dan adanya produk yang
menjadi unggulan.
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha terdiri dari :
1. Tahap Memulai
Tahap ini dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala seuatu yang diperlukan,di awali dengan melihat
peluang usaha baru yang mungkin,apakah membuka usaha baru atau
melakukan franchising. Juga memilih usaha yang akan dilakukan apakah di
bidang pertanian,industri atau manufaktur, maupun produksi atau jasa.
2. Tahap melaksanakan usaha
Tahap ini seseorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang
terkait dengan usahanya. Mencakup aspek-aspek : Pembiayaan, SDM,
Kepemilikan, Organisasi, Kepemimpinan yang meliputi bagaimana
pengambilan resiko dan mengambil keputusan pemasaran dan melakukan
evaluasi.
3. Mempertahankan usaha
Tahap ini dimana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai
untuk ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4. Mengembangkan usaha
Tahap dimana jika hasil yang diperoleh tergolong psitif atau
mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha yang
menjadi salah satu pilihan yang mungkin di ambil.

2.6 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN


KEGAGALAN WIRAUSAHA

2.6.1 Faktor Penyebab Keberhasilan Wirausaha


Menurut Hendro ( 2011 : 47-50 ) ada beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha berhasil adalah :
1. Faktor Peluang

2. Faktor SDM

3. Faktor Keuangan

4. Faktor Organisasional
12
5. Faktor Perencanaan

6. Faktor Pengelolaan usaha

7. Faktor Pemasaran dan Penjualan

8. Faktor Administrasi

9. Faktor Peraturan Pemerintah, Politik, Sosial, dan Budaya Lokal

10. Catatan Bisnis

2.6.2 Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha


Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003:44-45) ada beberapa
faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya :

1. Tidak kompeten dalam manajerial


Tidak kompeten atautidak memiliki kemampuan dan pengetahuan
mengelola usaha merupakan factor penyebab utama yang membuat
perusahaan kurang berhasil

2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan


Mengkoordinasikan, ketrampilan mengelola SDM, maupun
kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan


Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik factor yang paling
utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Yaitu mengatur
pengeluaran dan penerimaan secara cermat.

4. Gagal dalam perencanaan


Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal
dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan

13
5. Lokasi yang kurang memadai
Lokasi usaha yang strategis merupakan factor yang menentukan
keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakiatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

6. Kurangnya pengawasan peralatan


Pengawasan erat hubungannya dengan efisiensi dan efektifitas.
Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan
efektif.

7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha


Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan
usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah
hati,kemungkinan gagal menjadi besar.

8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.


Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melaksanakan
perubahan,tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam
berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan
dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

2.7  Pengertian ide dan peluang usaha


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ide adalah rancangan
yang tersusun di pikiran. Sedangkan Peluang menurut kamus besar bahasa
Indonesia kesempatan (ruang gerak) baik dalam bentuk konkret maupun
dalam bentuk abstrak (Taufan, 1998: 34). Sehingga peluang kewirausahaan
dapat diartikan kesempatan pasti yang bisa didapatkan seseorang atau lebih
dengan mengandalkan potensi diri yang ada serta memanfaatkan berbagai
kesempatan atau peluang yang dengan segera diambil.Peluang
kewirausahaan dalam pengertian lebih mendalam dapat dibagi menjadi dua
yakni peluang internal dan peluang eksternal
. Peluang internal merupakan peluang yang memang sudah ada
dalam diri wirausaha sehingga menjadi dasar untuk membaca keadaan
14
sesuai dengan potensi yang dimiliki. Sedangkan peluang eksternal
merupakan peluang yang lahir dari proses pembacaan kondisi atau respon
seorang wirausaha atas situasi yang menurutnya berpotensi untuk menjadi
peluang (kesempatan pasti).

2.7.1  Keterkaitan ide dan peluang kewirausahaan


Seorang wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa
melalui inovasi. Keberhasilan wirausaha dicapai apabila wirausaha
menggunakan produk, proses dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk
menggali perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan instrument penting
untuk memberdayakan sumber-sumber agar menghasilkan sesuatu yang
baru dan menciptakan nilai tersendiri. Ketangguhan kewirausahaan
sebagai penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk
menciptakan nilai secara terus-menerus. Wirausaha dapat menciptakan nilai
dengan cara mengubah semua tantangan menjadi peluang melalui ide-
idenya dan akhirnya ia menjadi pengendali usaha (business driven)
(Suryana, 2003).
 
2.7.2  Sumber Ide
1.      Pengalaman pribadi
Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja maupun
di rumah. Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang terakhir
maupun yang sekarang seringkali membuat seseorang untuk melihat
kemungkinan memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki
pelayanan, menduplikasi konsep dalam lokasi yang berbeda.
2.      Minat/hobi
Kadangkala minat tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan menjadi
bisnis. Seseorang yang memiliki suatu minat/hobi terhadap suatu bidang
tertentu, akan melahirkan suatu ide untuk mendirikan usaha yang berkaitan
dengan hobi tersebut
3.      Penemuan secara tidak sengaja
Melibatkan sesuatu yang disebut SERENDEPITAS (kemampuan
menemukan sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat penemuan
15
yang diinginkan secara tidak sengaja.
4.      Pencarian ide dengan penuh pertimbangan
Sebuah ide awal dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh
wirausaha untuk menemukan ide baru. Usaha pencarian sedemikian rupa
dapat berguna karena hal tersebut merangsang kesiapan pikiran.
 
Sedangkan Menurut hasil survey Peggy Lambing (2000:90),sekitar
43% responden (wirausahawan) mendapatkan ide bisnis dari pengalaman
yang diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat
profesional lainnya.
Sebanyak 15% responden telah mencoba dan mereka merasa mampu
mengerjakannya dengan lebih baik.sebanyak 1 dari 10 responden (11%)dari
wirausaha yang disurvey memulai usaha untuk memenuhi peluang
pasar,sedangkan sebanyak 46% lagi karena hobi
 
2.7.3  Metode-metode untuk memunculkan ide
1.      Kelompok fokus
Hal ini dilakukan dengan membentuk sebuah kelompok yang terdiri
dari  konsumen, potensial dari berbagai latar belakang atau karakteristik
sosial ekonomi yang ditargetkan perusahaan berjumlah 8 hingga 14 orang,
dipimpin oleh seorang moderator guna mendiskusikan suatu permasalahan
yang dilontarkan salah seorang anggota kelompok guna memunculkan ide
tentang produk baru yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat
dipasarkan.
Metode ini sangat berguna untuk menyaring beberapa konsep produk yang
ada agar selanjutnya dapat dianalisis menggunakan pendekatan kuantitatif.
2.      Bertukar pikiran
Metode ini dapat digunakan dalam pengembangan produk baru
didasarkan fakta bahwa peningkatan kreativitas orang dapat dirangsang
dengan cara dipertemukan dengan orang lain dan diikutsertakan dalam
suatu diskusi berkelompok. Dengan cara ini ide-ide baru dapat muncul.
Metode ini dapat lebih efektif jika didiskusikan didasarkan pada kategori
produk atau wilayah pasar tertentu.
16
Adapun peraturan dalam metode ini adalah:
a.       Tidak diperkenankan adanya komentar negatif/kritik terhadap
pendapat seseorang
b.      Diharapkan berpikir sebebas mungkin
c.       Diusahakan memperoleh sejumlah besar ide-ide baru
d.      Diperbolehkan adanya kombinasi dari ide-ide yang dikemukakan
dalam diskusi untuk memunculkan suatu ide baru

3.      Analisis masalah


Metode ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner pada para
konsumen atau calon konsumen potensial untuk memperoleh tanggapan
mengenai kinerja suatu produk pada kategori tertentu atau persepsi terhadap
suatu konsep produk baru yang akan dipasarkan. Hasil yang diperoleh
kemudian dianalisis secara mendalam agar keputusan yang dibuat benar-
benar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen.

2.7.4  Jenis-jenis ide untuk memulai suatu usaha


1.      Ide jenis A
Ide awal yang pada penyedian produk yang sudah ada tapi belum tersedia
pasar bagi konsumen
2.      Ide jenis B
Ide awal yang melibatkan tekhnologi baru yang didasarkan bagi penyediaan
produk baru pada konsumen
3.      Ide jenis C
Ide awal yang didasarkan pada penyedian produk yang telah diperbarui bagi
konsumen
 
2.7.5  Alasan utama kegagalan usaha baru
1.      Pengetahuan pasar yang tidak memadai
kelemahan ini termasuk juga kurangnya informasi mengenai potensi
permintaan untuk produk, ukuran pasar sekarang dan masa yang akan
datang, pangsa pasar yang bisa diharapkan secara realistis, dan metode
distribusi yang memadai
17
2.      Kinerja produk yang salah
seringkali produk baru tidak berfungsi seperti yang disebutkan yang
disebabkan terlalu cepatnya pengembangan produksi dan uji coba produk,
atau kendali mutu yang tidak memadai.
3.      Usaha pemasaran dan penjualan yang tidak efektif
Hasil yang buruk sering menunjukkan usaha promosi yang salah
arah dan tidak memadai dan kurangnya kemampuan memecahkan masalah
yang ada dalam penjualan, pelayanan, atau kedekatan dengan pasar.
4.      Tidak disadarinya tekanan persaingan
Usaha baru sering gagal karena wiraswastawan tidak
memperhitungkan reaksi yang mungkin dilakukan pesaing, seperti
potongan harga yang tinggi dan diskon khusus kepada pengecer.
5.      Keusangan produk yang terlalu cepat
Daur hidup produk baru cenderung menjadi semakin pendek pada
banyak industry kemajuan tekhnologi demikian cepat sehingga produk baru
cepat menjadi usang sesudah ia diluncurkan 
6.      Waktu memulai usaha baru yang tidak tepat
Pemilihan waktu yang salah untuk meluncurkan usaha baru sering
menyebabkan kegagalan komersial. Produk baru mungkin diperkenalkan
sebelum adanya keinginan riil pasar dan tekhnologi baru atau produk
tersebut mungkin terlambat diperkenalkan di pasar, ketika minat dari
konsumen mulai turun.
7.      Kapitalisasi yang tidak memadai, pengeluaran operasi yang tidak
diprediksi, investasi yang berlebihan pada asset tetap dan kesulitan
keuangan.

Cara menjadikan ide sebagai peluang usaha:


·         Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan
cara-cara/metoda yang lebih baik untuk dapat memenuhi kepuasan
pelanggan.
·         Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
·         Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi, bagaimana pekerjaan
dilakukan atau dimodifikasi cara melakukan suatu pekerjaan.
18
2.7.6  Sumber-sumber Potensial Peluang
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka
wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara
terus-menerus. Proses penjaringan ide disebut screening yang merupakan
suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk atau
jasa riil. Adapun langkah-langkah dalam penjaringan ide (screening) ide
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.       Menciptakan Produk Baru dan Berbeda
Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk
itu wirausaha harus benar-benar mengenal perilaku konsumen dipasar.
b.      Mengamati Pintu Peluang
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing. Pintu
peluang usaha baru dapat diperoleh dengan cara (Zimmerer):
·         Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang
relative singkat.
·         Kerugian teknik harus rendah.
·         Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi
produknya.
·         Pesaing tidak memiliki teknologi yang canggih.
·         Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan
posisi pasarnya.
·         perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk
menghasilkan produk barunya.
c.       Memperhitungkan Resiko yang Mungkin Terjadi
Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan
posisi pasarnya :
·         Kesamaan dan keunggulan dalam produk yang dikembangkan
pesaing.
·         Tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan
produknya.
·         Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan
produk baru.
19
d.      Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan
Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus
dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak
kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau
kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan
pengalaman.

Ø  Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai – nilai potensial


(peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua
resiko yang mungkin terjadi dengan cara: 
1.      Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif
2.       Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin
3.       Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
 
Ø  Kegagalan Didalam Memilih Peluang Bisnis Baru
ü  Kurangnya obyektivitas
ü  Kurangnya kedekatan dengan pasar
ü  Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai
ü  Diabaikannya kebutuhan finansial
ü  Kurangnya diferensiasi produk
ü  Pemahaman terhadap masalah-masalah hukum yang tidak memadai
Ø  Mengidentifikasi Peluang Usaha
·         Mengidentifikasikan peluang usaha dapat dilakukan dengan cara :
a.       Belajar ilmu manajemen usaha
b.      Meminta jasa konsultan manajemen
c.       Meminta jasa keluar dan kenalan yang pintar dalam usaha

Dengan adanya informasi wirausaha dapat mengetahui peluang, ancaman


usaha, kekuatan, kelemahan usaha (SWOT)
·         Persyaratan utama untuk menggali peluang usaha :
a.       Kerjasama dan optimism
b.      Keterbukaan dan kreatif
c.       Bekerja prestatif
20
d.      Mendengarkan saran orang lain
e.       Mengakui kesalahan sendiri dan percaya diri

Ø  Menangkap Peluang Usaha


Menurut James L. Hessbet, kekuatan-kekuatan peluang usaha yang memacu
pada penawaran dan permintaan jasa antara lain :
a.       Meningkatnya sistem distribusi yang didasarkan atas informasi
b.      Adanya deregulasi
c.       Berkurangnya hambatan perdagangan
d.      Meningkatnya teknologi informasi
e.       Perkembangan pasar modal
f.       Konsumen semakin menghargai nilai dan waktu

Ø  Analisis Peluang Usaha


1.      Persiapan dan langkah-langkahnya :
Persiapan dalam melaksanakan analisis usaha :
a.       Meneliti luas usaha yang dipilih
b.      Bentuk usaha dan jenis usaha yang ditekuni
c.       Mengenal informasi usaha yang diterima
d.      Memiliki peta peluang usaha yang menguntungkan

Langkah-langkah peluang usaha :


a.       Membuat skestsa bidang usaha yang ditekuni
b.      Penyediaan modal dan mengurus izin usaha
c.       Menyiapkan tenaga kerja dan menyiapkan sarana
d.      Menyiapkan bahan baku dan Menetapkan lokasi
e.       Menetapkan metodelogi dan teknologi usaha
f.       Menetapkan manajemen dan mencari mitra usaha
2.      Menganalisis peluang usaha berdasarkan produk/jasa :
a.       Menganalisis bidang produk ada 3 klasifikasi produk :
§  Produk primer (penggalian SDA)
§  Produk sekunder (pengolahan/proses bahan baku)
§  Produk tersier (peralatan dan pelayanan jasa)
21
Tujuan diadakan analisis terhadap jenis produk :
§  Memenuhi keinginan dan minat konsumen
§  Memenangkan persaingan
§  Meningkatkan jumlah penjualan
§  Mendayagunakan sumber-sumber produksi
§  Mencegah kebosanan konsumen
b.      Menganalisis bidang jasa, upaya dibidang usaha jasa dapat menarik
konsumen :
§  Memasang reklame/iklan yang mencolok dan menarik
§  Memasang lampu yang terang dan menarik
§  Menyebar pamphlet
§  Mengadakan demonstrasi
§  Memberikan potongan harga
 
 
2.7.7  Orientasi Eksternal dan Internal
Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi didunia merangsang
orientasi eksternal. Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya
– sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang venture baru.
Orientasi Eksternal didapat dari :
a.       Konsumen
b.      Perusahaan yang sudah ada
c.       Saluran distribusi
d.      Pemerintah
e.       Penelitian dan pengembangan

Orientasi Internal didapat dari :


Tiga tahap penggunaan sumber daya- sumber daya internal yaitu :
a.       Analisis konsep hingga bisa terdifinisi dengan jelas, termasuk
penguraian masalah yang perlu dipecahkan.
b.      Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsur
yang nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalah-masalahnya.
c.       Rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat
22
untuk memecahkan masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa
dipraktekan.
 
2.7.8  Sumber Gagasan Bagi Produk dan Jasa Baru
Ø  Kebutuhan akan sumber penemuan
Ø  Membuat inovasi baru
Ø  Sesuai keahlian
Ø  Hobi atau kesenangan pribadi
Ø  Menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar
Ø  Memanfaatkan koneksi dan relasi
Ø  Mengamati kecenderungan-kecenderungan
Ø  Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada
Ø  Mengapa tidak terdapat?
Ø  Kegunaan lain dari barang-barang biasa
Ø  Pemanfaatan produk dari perusahaan lain
Ø  Usaha warisan
Ø  Ikut-ikutan
Ø  Coba-coba

2.7.9  Pemilihan Bidang Usaha


Ada beberapa hal yang bisa anda gunakan sebagai patokan awal dalam
memilih suatu bidang usaha yang akan anda tekuni dalam jangka panjang:
1.      Lihat karakter usaha Anda dan sesuaikan dengan karakter pribadi
anda, tujuannya adalah untuk melihat apakah karakter dasar anda sesuai
dengan karakter usaha anda. 
2.      Lihat apakah Anda menyukai usaha tersebut
kenyataan ini menunjukkan bahwa rasa suka pada usaha akan membuat
seseorang lebih giat, tekun, dan pantang menyerah dalam menjalankannya
sehingga nantinya akan membuahkan hasil yang baik.
3.      Lihat apakah Anda mampu menjalankan usaha tersebut
Tujuannya kita bisa mengukur kemampuan diri kita dengan mengadakan
beberapa analisis atau riset sederhana mengenai usaha tersebut.
4.      Analisis risk-return dan potensi pengembangan usaha tersebut
23
Dalam memilih bidang usaha yang Anda geluti, sudah pasti Anda harus
memperhitungkan beberapa pengembalian modal (return) yang akan Anda
dapatkan dari usaha tersebut.

2.7.10  Proses Perencanaan dan Pengembangan Produk


·         Tahap Gagasan
·         Tahap Konsep
·         Tahap Pengembangan Produk
·         Tahap Uji Pemasaran
·         Tahap Komersialisasi

BAB III
KESIMPULAN

Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan kreatif maupun


inovativ dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang dibuat
sebagai dasar maupun kiat dalam usaha supaya tetap hidup.Hakikat dasar
dari kewirausahaan yaitu suatu kreatifitas dan keinovasian.Kreatifitas
merupakan sesuatu yang baru sedangkan keinovasian merupakan berbuat
sesuatu yang baru.Ada beberapa alas an mengapa seseorang melakukan
maupun berminat berwirausaha,yaitu karena adanya factor social atau
alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup. peluang kewirausahaan dapat
diartikan kesempatan pasti yang bisa didapatkan seseorang atau lebih
dengan mengandalkan potensi diri yang ada serta memanfaatkan berbagai
kesempatan atau peluang yang dengan segera diambil.Peluang
kewirausahaan dalam pengertian lebih mendalam dapat dibagi menjadi dua
yakni peluang internal dan peluang eksternal

24
. Peluang internal merupakan peluang yang memang sudah ada
dalam diri wirausaha sehingga menjadi dasar untuk membaca keadaan
sesuai dengan potensi yang dimiliki. Sedangkan peluang eksternal
merupakan peluang yang lahir dari proses pembacaan kondisi atau respon
seorang wirausaha atas situasi yang menurutnya berpotensi untuk menjadi
peluang (kesempatan pasti).

25
DAFTAR PUSTAKA
Hendro.2011.Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Kasali Rhenald.2010. Modul Kewirausahaan. Jakarta Selatan : PT Mizan
Publika.
Kamrianti (2012). Mengenal Tentang Kewirausahaan. (Online),
(http://www.kamriantiramli.wordpress.com). 24 Januari 2012
Cholichul (2012). Karakteristik Kewirausahaan, (Online),
(http://www.cholichul-fpsi.web.unair.ac.id ). 16 Desenber 2011.
Erni (2012). Proses Kewirausahaan,(Online),
(http://www.ernirismayana.blogspot.com). 27 Desember 2011

Dr.Suryana, M.Si. , Kewirausahaan pedoman praktis: Kiat dan Proses


Menuju Sukses. Salemba Empat.2006
Dr. Suryana, M.Si, Kewirausahaan, Jakarta: Salemba Empat, Cet: keempat,
2008
Geoffrey G Meredith et al, Kewirausahaan teori dan praktek: PPM. 2000
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/310999102_1978-0168.pdf,
(online),diakses 01/01/2013
http://yasinnda.wordpress.com/2010/05/19/ide-dan-peluang-
kewirausahaan/,(online),diakses 01/01/2013.
Longenecker, Justin G,dkk.2001.Kewirausahaan Manajemen usaha Kecil,
jilid 1, Edisi pertama,.Jakarta:Salemba Empat.
Prof. Dr. Mas’ud Machfoedz MBA, kewirausahaan, metode, manajemen
dan implementasi”BPFE UGM. 2005/2006
Susanto,Adi.2002.Kewiraswastaan.Jakarta: Ghalia Indonesia
Wijadi,Soesarsono.2004.Pengantar Kewiraswastaan.Cetakan
keempat.Bandung: Sinar Baru Algensindo
www.google/ide dan peluang dalam wirausaha.com

26

You might also like