You are on page 1of 10

Indonesian Collaboration Journal of Community Services

Volume 1, No. 3, Agustus 2021


https://doi.org/10.53067/icjcs

PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS ANAK BERKEBUTUHAN


KHUSUS DENGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN BINGO DI
YAYASAN SLB MARKUS MEDAN

Karisma Erikson Tarigan1, Fiber Yun Almanda Ginting2, Caecilia Adinda Rosa Sitohang3
1,2Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara (Lecturer Authors)
3Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara (Student Author)
Email: erick_tarigan2006@yahoo.com1

Abstract
English learning activities for school-age children could not be separated by game methods that made a child
learned to explore, discovered, expressed feelings, be creative, increased the activity of new thinking patterns,
and provided opportunities to socialize with their environment. One example of a game that was starting to
develop and be used in all areas of English language skills was bingo. The purpose of this community service
was to describe the ability to improve the English language of special school students at the Markus Foundation
through bingo games and as a guide for the implementation of English learning. The method used was the
training in the use of vocabulary and speaking English through cards and powerpoint. The result of this
community service activity was that the students were able to increase their English vocabulary through the
bingo game because the researcher provided pictures and asked them to talk about the activities in the pictures.
Bingo card pictures were able to provide clues to introduce the use of words and students practice a lot of
pronunciation techniques with other students which made learning activities more challenging, motivated, and
increased self-confidence. The existence of this training activity was expected to be able to develop the use of
English as a foreign language in the context of the learning model of children with special needs in the form of
interesting games and it required the responses of other students as a stimulation of the development of affective,
cognitive, and psychomotor intelligence.
Keywords: Bingo Games, English Speaking Ability, English Vocabulary

Abstrak
Aktivitas pembelajaran bahasa Inggris pada anak usia sekolah tidak dapat dipisahkan oleh metode permainan
yang membuat seorang anak belajar bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi,
meningkatkan keaktifan pola pikir yang baru, dan memberikan kesempatan untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya. Salah satu contoh permainan yang mulai banyak berkembang dan digunakan dalam segala
bidang kemampuan bahasa Inggris adalah permainan bingo. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah
mendeskripsikan kemampuan peningkatan bahasa Inggris siswa SLB yayasan Markus melalui permainan bingo
dan sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris. Metode yang digunakan adalah pelatihan
penggunaan kosakata dan berbicara bahasa Inggris melalui kartu dan powerpoint. Hasil dari kegiatan pegabdian
masyarakat ini adalah para siswa mampu meningkatkan kosakata bahasa Inggris melalui permainan bingo karena
peneliti memberikan gambar dan meminta mereka untuk berbicara tentang kegiatan dalam gambar. Gambar kartu
bingo mampu memberi petunjuk untuk memperkenalkan penggunaan kata dan siswa banyak berlatih teknik
pelafalan kata dengan siswa lainnya yang membuat aktivitas pembelajaran menjadi lebih menantang,
termotivasi, dan meningkatkan rasa percaya diri. Adanya kegiatan pelatihan ini diharapkan mampu
mengembangkan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa asing dalam konteks model pembelajaran anak
berkebutuhan khusus yang berupa permainan yang menarik dan membutuhkan respon siswa lain sebagai
stimulasi perkembangan kecerdasan afektif, kognitif, dan psikomotorik.
Kata kunci: Permainan Bingo, Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris, Kosakata Bahasa Inggris

LATAR BELAKANG PELAKSANAAN


Mengajarkan bahasa Inggris untuk anak-anak berkebutuhan khusus adalah sebuah tantangan yang
memerlukan kerjasama dan partisipasi semua pihak di dalam sekolah. Meskipun bisa jadi bahwa ide
untuk mengajarkan bahasa Inggris pada siswa berkebutuhan khusus terdengar aneh atau bahkan tidak
mungkin, tetapi ini adalah bagian dari tanggung jawab dalam pendidikan untuk tetap diterima sebagai

67
68 Indonesian Collaboration Journal of Community Services
Volume 1, No. 3, Agustus 2021, pp. 67-76
https://doi.org/10.53067/icjcs.v1i3.10
bagian dari tantangan dunia pendidikan. Bahasa Inggris di tingkatan sekolah dasar diajarkan sebagai
muatan lokal, yang memungkinkan sekolah untuk mengembangkan dan memilih sendiri kurikulum
pengajaran bahasa Inggris sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1991 mengenai Pendidikan Luar Biasa, anak
berkebutuhan khusus dapat dibedakan menjadi 4 kategori sebagai berikut:
1. Kelainan fisik yang meliputi tunanetra, tunarungu, dan tunadaksa.
2. Kelainan mental yang meliputi tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang.
3. Kelainan perilaku atau dikenal dengan tunalaras.
4. Kelainan ganda
Berdasarkan perkembangan peserta didik, menurut Piaget (1977), hasil perkembangan kognitif
peserta didik dapat diperoleh dari tindakan individu anak melalui kontak sosial dan fisiknya dan
selanjutnya berkembang melalui asimilasi (proses menggabungkan) informasi baru ke dalam skema
yang ada) dan akomodasi (proses mengubah bentuk yang ada berdasarkan informasi terkini). Hal ini
dapat diperoleh dengan aktivitas bermain game. Menurut Bragg (2003), pembelajaran berbasis game
sejalan dengan teori motivasi dan dapat berperan sebagai mediator untuk memfasilitasi pembelajaran
yang berpotensi menjadikan siswa termotivasi, berpartisipasi aktif, membangun pengetahuan mereka
sebelumnya, menguasai aturan, memprediksi dan menguji kondisi, membuat generalisasi dan resolusi,
dan bebas dari rasa gugup. Hal ini sejalan dengan Crookall (2010) yang mengemukakan bahwa
permainan dapat berkontribusi pada pencapaian pembelajaran dengan komponen sebagai berikut:
keterlibatan pemain yang dilihat dari afektif dan kognitif, sikap dan pengalaman pada saat pelatihan
permainan, tujuan khusus permainan, dan struktur kerjasama dan pola interaksi permainan.
Salah satu permainan yang mendukung proses pembelajaran bahasa ialah bingo. Tujuan bingo
adalah untuk mencerminkan kenyataan dengan partisipasi aktif pemain dalam menerapkan
keterampilan phonics untuk mengeja kata-kata yang bermakna bagi siswa, dengan terlibat dalam
permainan dan pemecahan masalah, memecahkan petunjuk, keterampilan interpretasi pertanyaan,
bertanggung jawab atas pilihan dan keputusan mereka sendiri dan dengan menyadari upaya tersebut,
melatih konsentrasi sebagai atribut keberhasilan pembelajaran bahasa asing. Ketika tujuan
pembelajaran diintegrasikan ke dalam permainan, pemain termotivasi secara intrinsik (Egenfeldt-
Nielsen, 2006).
Berdasarkan hasil observasi di SLB yayasan Markus, guru mengajar bahasa Inggris secara
monoton, dan menggunakan metode konvensional pada topik kemampuan berbicara Bahasa Inggris.
Dalam mengajar berbicara, guru harus menggunakan berbagai metode untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa. Misalnya, guru terkadang mencoba membuat siswa berbicara dengan
menggunakan dialog yang sama yang ditemukan di buku teks dan kemudian berlatih di depan kelas.
Artinya, guru kurang terampil dalam mempersiapkan siswa untuk konteks nyata yang lain, yaitu pola
berbicara itu sendiri. Hal ini berarti siswa belum memiliki pengetahuan bahasa Inggris secara utuh.
Karisma Erikson Tarigan, Fiber Yun Almanda Ginting, Caecilia Adinda Rosa Sitohang
Pembelajaran Bahasa Inggris Anak Berkebutuhan Khusus dengan Menggunakan Permainan Bingo di Yayasan SLB Markus
Medan
69

Masalah lainnya ialah guru menerapkan teknik yang tidak tepat tentang durasi dalam proses belajar
mengajar. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk angkat bicara karena porsi
pembicaraan guru di kelas lebih besar dari siswa. Guru seharusnya mengingat bahwa kelas bahasa
seharusnya mendorong siswa untuk berbicara. Oleh karena itu, guru sebaiknya perlu menyemangati
siswa dengan beberapa kegiatan yang membuat siswa termotivasi belajar bahasa Inggris terutama
berbicara. Selain itu, siswa juga tidak dapat berbicara berdasarkan kemauan mereka karena apa yang
ingin siswa katakan sudah diatur oleh guru, dengan kata lain mereka hanya mengulang kata yang telah
dihasilkan. Masalah-masalah tersebut kemudian membuat siswa menjadi bosan atau kurang mampu
menerapkan bagaimana sebaiknya proses pembelajaran bahasa yang baik dan benar.
Hal ini mendasari peneliti untuk mengambil topik bingo sebagai aktivitas proses pembelajaran
bahasa. Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat mengembangkan strategi proses
pembelajaran bahasa, yaitu: strategi memperkenalkan kosakata baru, strategi rangsangan motivasi
belajar, strategi pelafalan kosakata baru, dan strategi untuk mengembangkan kolaborasi dan
keterampilan sosial.

METODE PELAKSANAAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di ruang kelas SLB Yayasan Markus Medan
yang beralamat di Jl. Kapten Muslim No.226, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan, Sumatera
Utara. Kegiatan ini dilaksanaan pada bulan April –Juni 2021. Alat yang digunakan pada metode
permainan Bingo ialah kartu Bingo, slide powerpoint, spidol, dan papan tulis.

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN


Kemampuan Siswa SLB Yayasan Markus melalui Bingo Games
Setelah menerapkan permainan Bingo, peneliti mendapatkan beberapa hasil yang berhubungan
dengan keduanya penguasaan kosakata dan situasi kelas. Hasilnya disajikan dalam presentasi siswa
peningkatan penguasaan kosakata. Sebelum tindakan, ditunjukkan bahwa siswa telah masalah dalam
penguasaan kosakata. Nilai rata-rata pre-test siswa tidak lulus kelas yaitu 60. Setelah penerapan
permainan Bingo pada siklus 1, ditemukan bahwa siswa mendapat peningkatan nilai rata-rata mereka,
meskipun hanya ada tiga indikator yang memenuhi passing grade. Ketiga indikator tersebut membaik
melalui beberapa perlakuan yaitu:
1. Peneliti menggunakan prosedur dalam memainkan permainan Bingo.
2. Peneliti meminta siswa untuk mencocokkan kata dengan gambar di kartu Bingo. Para
siswa dapat mencocokkan dan mengucapkan kata dengan gambar dengan benar. Dengan
demikian, para siswa bisa menghafal arti kata dengan mudah melalui permainan Bingo.
70 Indonesian Collaboration Journal of Community Services
Volume 1, No. 3, Agustus 2021, pp. 67-76
https://doi.org/10.53067/icjcs.v1i3.10
Aspek penggunaan kata-kata dapat dicapai melalui pemberian petunjuk oleh peneliti
kepada siswa dari gambar di kartu Bingo.
3. Peneliti memberikan petunjuk atau kalimat sederhana untuk menceritakan maksud dari
gambar. Dengan menggunakan cara ini, siswa merasa kegiatan ini menyenangkan dan
memotivasi mereka untuk belajar kosakata dengan pengucapan yang benar.
Peneliti menyiapkan dua pertemuan untuk siklus berikutnya. Dalam siklus ini peneliti sebagai
guru menggunakan topik yang berbeda sesuai dengan materi di sekolah. Peneliti merevisi rencana
tindakan selanjutnya untuk mengatasi permasalahan yang muncul pada siklus I. Di dalam siklus dua,
peneliti akan fokus pada bagaimana membuat semua siswa menjadi lebih aktif, untuk menjaga
antusiasme mereka, dan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pengucapan dan ejaan dengan
cara sebagai berikut:
1. Peneliti akan memberikan lebih banyak aktivitas untuk berlatih ejaan siswa.
2. Peneliti akan mengubah kerja kelompok menjadi kerja individu.
3. Peneliti juga memberikan lebih banyak aktivitas untuk melatih pengucapan siswa.
4. Peneliti akan menunjuk siswa yang masih pasif dan memotivasi mereka untuk menjadi
percaya diri dalam menjawab atau memberikan pendapat.
Kemudian, setelah siklus 2, temuan menunjukkan bahwa skor kosakata siswa penguasaan
meningkat. Hampir semua skor indikator penguasaan kosakata memenuhi passing grade dari masing-
masing indikator. Dari peningkatan tersebut, terlihat bahwa penguasaan kosakata siswa ditingkatkan
oleh game bingo. Permainan bingo memberi siswa kesempatan untuk mengeksplorasi pengetahuan atau
kosa kata yang berhubungan dengan topik. Penggunaan permainan bingo dapat digunakan secara efektif
untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa melalui beberapa tahapan:
1. Gambar, pengucapan dan teknik pemrosesan motorik dalam permainan bingo digunakan
untuk mendukung proses menghafal dan kata-kata penolong dalam memori jangka
panjang. Kosakata menjadi bertahan lama ketika kata-kata itu cukup sering diulang.
2. Guru dapat ditiru sebagai model atau penutur asli sehingga membantu siswa belajar
pengucapan dengan lebih mudah dan efektif.
3. Jenis permainan bingo lainnya (permainan bingo ejaan) dapat meliputi latihan ejaan. Ini
membantu siswa mengeja kata-kata lebih mudah dan lebih menyenangkan.
4. Memberi petunjuk gambar dalam kartu bingo dinyatakan untuk memperkenalkan
penggunaan kata.
Temuan kedua adalah motivasi siswa meningkat. Motivasi para siswa ditingkatkan melalui
beberapa perlakuan yang dilakukan oleh peneliti:
1. Peneliti menggunakan gambar berwarna yang dapat diubah-ubah untuk menjaga fokus
siswa.
Karisma Erikson Tarigan, Fiber Yun Almanda Ginting, Caecilia Adinda Rosa Sitohang
Pembelajaran Bahasa Inggris Anak Berkebutuhan Khusus dengan Menggunakan Permainan Bingo di Yayasan SLB Markus
Medan
71

2. Peneliti menggunakan banyak jenis permainan Bingo seperti Bingo gambar, Bingo kata,
dan ejaan.
3. Bingo yang didesain dengan gambar kartun berwarna-warni.
4. Peneliti memberi lebih banyak memperhatikan siswa pasif melalui mengarahkan mereka
untuk menjawab pertanyaan.
Setelah melaksanakan penelitian ini, siswa menunjukkan respon yang baik terhadap Bingo
permainan. Hal ini terlihat dari partisipasi mereka yang aktif. Proses belajar mengajar menunjukkan
bahwa partisipasi mereka meningkat. Peningkatan itu terlihat dari perilaku mereka. Murid-murid
menjadi senang dan antusias selama proses belajar mengajar. Dengan kata lain, permainan bingo
mengurangi kecemasan siswa dalam belajar dan meningkatkan motivasi belajar. Persaingan dalam
permainan Bingo dapat merangsang dan mendorong para siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan
karena secara alami mereka akan mengalahkan tim lainnya. Misalnya, ketika menggunakan permainan
bingo, siswa bekerja secara kooperatif dan mengikuti prosedur, aktif saling bertanya, menanggapi,
mengoreksi kesalahan, dan memberikan umpan balik kepada siswa lainnya.
Identifikasi Pelaksanaan Bingo Games di SLB Yayasan Markus
Adapun identifikasi prosedur implementasi permainan bingo pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Prosedur bagi guru:
a. Membagikan satu kartu bingo untuk setiap siswa.
b. Memastikan setiap siswa melakukan setidaknya satu gerakan bertanya dan satu gerakan
menjawab.
c. Memastikan siswa menambahkan pertanyaan lebih lanjut setelah jawaban YA atau
TIDAK dari teman mereka.
d. Memberikan hadiah untuk pemenang.
2. Prosedur bagi siswa:
a. Menggunakan bahasa Inggris hanya selama permainan Bingo bermain,
b. Mengambil pertanyaan secara acak dari Kartu Bingo dan berkeliling kelas untuk
mencari teman untuk menjawab pertanyaan,
c. Jika seorang siswa menjawab “YA”, lanjutkan bertanya dengan menggunakan
pertanyaan WH terkait dengan pertanyaan sebelumnya dari kartu Bingo. Misalnya:
pertanyaan kartu Bingo adalah: “Apakah kamu pernah membuat origami?” dan teman
anda menjawab YA. Kamu harus mengajukan pertanyaan lebih lanjut seperti “Apa saja
bentuk origami yang telah kamu ketahui?”
d. Jika siswa tersebut menjawab “TIDAK”, tetap harus terus bertanya padanya
menggunakan WH question terkait dengan pertanyaan sebelumnya dari kartu Bingo,
Misalnya: “Berapa banyak origami yang bisa kamu susun?”
72 Indonesian Collaboration Journal of Community Services
Volume 1, No. 3, Agustus 2021, pp. 67-76
https://doi.org/10.53067/icjcs.v1i3.10
e. Tuliskan nama temanmu siapa jawab YA di kotak pertanyaan anda kartu bingo. Jangan
menulis apapun di kartu Bingo anda jika teman Anda menjawab TIDAK.
f. Berkeliling kelas untuk bertanya lebih banyak pertanyaan sampai anda mendapatkan 5
jawaban YA yang dapat membentuk baris di kartu bingo anda mulai dari bentuk
vertikal, horizontal, maupun diagonal.
g. Berteriak BINGO!! Ketika anda sudah mendapat 5 YA jawaban sehingga membentuk
baris pada kartu Bingo anda untuk menyatakan bahwa anda adalah pemenangnya.

Gambar 1. Contoh Kartu Permainan Bingo untuk Kemampuan Berbicara

Gambar 2. Contoh Kartu Permainan Bingo untuk Melatih Tenses


Karisma Erikson Tarigan, Fiber Yun Almanda Ginting, Caecilia Adinda Rosa Sitohang
Pembelajaran Bahasa Inggris Anak Berkebutuhan Khusus dengan Menggunakan Permainan Bingo di Yayasan SLB Markus
Medan
73

Gambar 3. Suasana Kelas Ketika Siswa Bertukar Bingo

Gambar 4. Slide Powerpoint tentang Instruksi Menggunakan Bingo

Aspek berbicara Bahasa Inggris adalah peningkatan yang paling dominan pada saat
mengajar dan proses pembelajaran terdiri atas dua bagian, yaitu kosakata dan tata bahasa. Para
siswa bisa meningkatkan kosakata mereka dalam permainan bingo karena peneliti memberikan
gambar dan meminta mereka untuk berbicara tentang kegiatan dalam gambar.
Dalam pelatihan ini, guru menggunakan suaranya sendiri dan huruf fonetik sebagai
model untuk ditiru oleh siswa. Sebagian besar dari mereka bisa mengucapkan kata-kata dengan
benar di periode ketiga atau keempat. Kemudian siswa harus berlatih mengucapkan kata-kata
dalam banyak kegiatan, seperti dalam kegiatan menjodohkan. Para siswa harus bertanya kepada
teman-teman mereka apa yang mereka miliki. Para siswa memiliki kesempatan untuk
mendengarkan dan mengucapkan kata-kata target, sehingga mereka tingkat pengucapan mereka
berkembang. Siswa menjadi percaya diri dalam berbicara dan mengemukakan gagasan.
74 Indonesian Collaboration Journal of Community Services
Volume 1, No. 3, Agustus 2021, pp. 67-76
https://doi.org/10.53067/icjcs.v1i3.10
Di dalam kegiatan pencocokan dalam permainan Bingo, sebagian besar siswa dapat
menemukan pasangan mereka. Siswa yang lebih lemah juga menemukan pasangan mereka, tapi
cukup lambat. Namun, mereka lebih cepat ketika mereka akrab dengan kosakata. Siswa terlihat
gugup dan cemas saat melakukan aktivitas untuk pertama kali, kemudian mereka merasa lebih
percaya diri untuk kedua kalinya. Kegiatan ini mendorong siswa untuk menggunakan kosakata
dan kalimat bahasa dari pola yang telah mereka pelajari.
Siswa menikmati waktu berjalan-jalan dan menanyakan apa yang dimiliki teman-teman
mereka karena mereka ingin mengetahui informasi dari teman sekelas mereka. Permainan
bingo sangat membantu siswa untuk bekerja di antara teman, berbagi ide, dan mengikuti aturan.
Dalam mendeskripsikan dan menggambar gambar, siswa berlatih mendengarkan, berbicara,
dan melatih imajinasi mereka. Siswa terlihat antusias ketika menebak gambar temannya. Siswa
juga berlatih komunikasi spontan dan pola kalimat bahasa Inggris, misalnya, ketika seorang
siswa memilih gambar dokter, mereka bertanya 'Apakah kamu bercita-cita menjadi seorang
dokter?' Permainan bingo ini direkomendasikan untuk belajar mengeja dan pelafalan Bahasa
Inggris karena siswa dapat mengevaluasi diri mereka sendiri dalam pelafalan berdasarkan
umpan balik dari guru dan siswa lainnya.

KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Yayasan SLB Markus Medan mengenai
penerapan metode permainan bingo untuk meningkatkan aktivitas belajar dalam pembelajaran
kemampuan kosakata, berbicara, dan mendengar dalam Bahasa Inggris, maka peneliti dapat
memberikan kesimpulan bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar peserta didik pada pembelajaran
kosakata dan ejaan Bahasa Inggris dengan menggunakan metode permainan bingo. Para siswa
termotivasi agar menjadi pemenang dan memberikan yang terbaik dalam proses komunikasi
menggunakan bahasa Inggris dalam permainan itu. Siswa juga merasa tertantang untuk menjelaskan
makna kata baruyang mereka jumpai pada gambar tersebut.
Peneliti juga mengusulkan beberapa saran untuk guru, siswa, sekolah dan peneliti lainnya. Bagi
guru, guru dapat menggunakan permainan Bingo dalam mengajar untuk membuat siswa lebih
termotivasi, menarik dan aktif mengikuti pelajaran. Penting bagi seorang guru untuk membuat situasi
proses belajar mengajar yang menyenangkan agar mereka bersemangat untuk meningkatkan Bahasa
Inggris. Bagi siswa, mereka harus lebih disiplin dalam waktu agar pengajarannya proses pembelajaran
menggunakan permainan bingo dapat dimulai dan selesai tepat waktu. Mereka harus lebih percaya diri
ketika memberikan atau menjawab pertanyaan. Para siswa juga harus meningkatkan kemampuan
kerjasama dalam mengerjakan tugas dalam kelompok. Bagi sekolah, adanya dukungan terhadap guru
bahasa Inggris melalui aktivitas pelatihan permainan dapat meningkatkan kualitas pengajaran mereka.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyediakan fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar.
Karisma Erikson Tarigan, Fiber Yun Almanda Ginting, Caecilia Adinda Rosa Sitohang
Pembelajaran Bahasa Inggris Anak Berkebutuhan Khusus dengan Menggunakan Permainan Bingo di Yayasan SLB Markus
Medan
75

Sekolah juga harus menyediakan buku pegangan untuk siswa dalam untuk membantu siswa lebih
mudah untuk belajar. Hal ini juga untuk mengatur waktu dengan mudah. Akhirnya, bagi peneliti
lainnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan untuk penelitian
lebih lanjut dalam konteks yang berbeda yang akan memberikan kontribusi yang berharga untuk
mengajar dan belajar bahasa Inggris.

DAFTAR PUSTAKA
Boutot, E. A., Guenther T., Crozier, S. (2005). Let’s Play: Teaching Play Skills to Young
Children with Autism. New York: Education and Training in Developmental Disabilities.
Bragg, L. (2003). Children’s perspectives on mathematics and game playing. Dalam
Mathematics Education Research: Innovation, Networking, Opportunity, Proceedings of
the 26th Annual Conference of the Mathematics Education Research Group of
Australasia, held at Deakin University. N.S.W.: MERGA Inc., Pymble, 160-167.
Coco, A, Ian W., Kirstyn S., Alex C., Gillian L., & Andrew A. G. (2001). Bingo for beginners:
a game strategy for facilitating action learning, Teaching Sociology, 29(4), 1-12.
Crookall, D. (2010) Serious games, debriefing and simulation/gaming as a discipline.
Simulation & Gaming, 41(6), 898-920.
Egenfeldt-Nielsen, S. (2006). Overview of research on the educational use of video games.
Nordic Journal of Digital Literacy, 3. Diambil dari:
http://www.idunn.no/ts/dk/2006/03/overview_of_research_on_the_educational
useof_video_games
Franklin, S., Peat, M., & Lewis, A. (2003). Non-traditional interventions to stimulate
discussion: the use of games and puzzles. Journal of Biological Education, 37(2),79-84.
Harmer, J. (2003). The Practice of English Language Teaching. Essex: Longman.
Hornby, H. S. (2010). Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Oxford: Oxford University
Press.
Jia-Jiunn Lo & Fang-Li Tseng. (2011). A Bingo game for English vocabulary learning,
Communications in Information Science and Manage ment Engineering /CISME, 1(8),
1-4.
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1991 Tentang Pendidikan Luar Biasa. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Piaget, J. (1977). Equilibration of Cognitive Structures. New York: Viking.
76 Indonesian Collaboration Journal of Community Services
Volume 1, No. 3, Agustus 2021, pp. 67-76
https://doi.org/10.53067/icjcs.v1i3.10

Pui Kuet Poh. (2015). Using emoji word slide and bingo game to improve pronunciation of
long vowel /i:/ among year four pupils. Jurnal Penyelidikan Tindakan IPGK BL Tahun
2015, 99(1), 42-58.
Puspita, N., & Losari, A. H. (2016). The influence of using Bingo game towards students’
vocabulary mastery at the first semester of the seventh grade of MTs N 2 Bandar
Lampung in the academic year of 2016/2017. English Education: Jurnal Tadris Bahasa
Inggris, 9(2), 380-394.
Silberman, L. M. (1996). Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject. Boston: Allyn
and Bacon.
Thornburry, S. (2002). How to Teach Vocabulary. England: Pearson Education Limited.
Tulung, G. (2013). Oral discourse generated through peer-interaction while completing
communicative tasks in an efl classroom. TEFLIN Journal, 24(2).
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Wright, A., Betteridge, D., & Buckby, M. (2006). Games for language learning. Cambridge:
Cambridge University Press.
Zheng, R., & Michael, K. (2016). Handbook of Research on Serious Games for Educational
Applications. New York: IGI Global Disseminator of Knowledge.

You might also like