You are on page 1of 7

Indonesian Journal for Health Sciences

Vol. 6, No. 2, September 2022, Hal. 36-42


ISSN 2549-2721 (Print), ISSN 2549-2748 (Online) 36

PAPARAN KONFERENSI VIRTUAL SELAMA PANDEMI


COVID-19 DENGAN TERJADINYA LEARNING BURNOUT
PADA MAHASISWA KEDOKTERAN TAHAP PREKLINIK
Oktarina1*, Aulia Adilah1
1Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jakarta, Indonesia

ABSTRAK
Riwayat Artikel: Abstract:
Disubmit: 11/01/2022 Learning methods shifts during pandemic to online learning with myriad virtual
Diterima: 10/03/2022 conferences (VC). The study was aimed to explore the distribution of duration and
Diterbitkan: 16/09/2022 frequency of VC exposure and it’s correlation to Learning Burnout (LBO) in
preclinical medical students. The research used a cross-sectional design. in
Kata Kunci: November 2020 with 155 samples of preclinical medical students of University of
Learning burnout, Muhammadiyah Jakarta. The study used the Maslach Burnout Inventory-Student
Paparan, Survey (MBI-SS) and the VC exposure questionnaire compiled by the researchers.
Konferensi virtual Logistic regression was used to analyze the correlation between duration and
frequency of VC with LBO. Most students experienced VC 6-8 hours a day and 5-6
days per-week. There were 68 students (43,9%) who experienced LBO in the low
category and 87 students (56,1%) in the moderate one. A significant relationship was
found between the duration of the VC on the occurrence of LBO with p-value 0,03
(p<0,05). The frequency of exposure did not have a significant relationship (p-value
0,35). The higher the frequency is not always followed by the high amount of
duration, whereas the length of duration means the distress is increased. Further
study with larger samples and various frequencies is needed to strengthen this
research.

Abstrak:
Perubahan metode belajar terjadi selama pandemi, dengan banyaknya pembelajaran
konferensi virtual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran durasi dan
frekuensi paparan konferensi virtual selama pembelajaran di masa pandemi serta
hubungannya terhadap learning burnout (LBO) pada mahasiswa kedokteran tahap
preklinik. Desain penelitian ini merupakan analitik observasional dengan pendekatan
Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan pada November 2020 dengan 155 orang
mahasiswa kedokteran tahap preklinik sebagai sampel. Alat ukur yang digunakan
adalah kuesioner Maslach Burnout Inventory-Student Survey (MBI-SS) dan kuesioner
Konferensi Virtual yang disusun oleh peneliti terdiri dari Durasi paparan (jam/hari)
dan Frekuensi paparan (hari/minggu). Regresi logistik digunakan untuk menganalisis
hubungan antar variabel. Sebagian besar durasi konferensi virtual adalah 6-8 jam/hari
dan frekuensi konferensi virtual 5-6 hari/minggu Terdapat 68 orang (43,9%) yang
mengalami LBO kategori rendah dan 87 orang (56,1%) yang mengalami LBO dengan
kategori sedang. Didapatkan hubungan yang bermakna antara Durasi konferensi
virtual terhadap terjadinya LBO dengan nilai p-value = 0,03 (p<0,05). Sedangkan
Frekuensi paparan konferensi virtual tidak memiliki hubungan bermakna (p-value
0,35). Hal ini disebabkan tingginya variabel frekuensi tidak berbanding lurus dengan
tingginya durasi, sehingga frekuensi tidak menunjukkan tingginya distress yang
menyebabkan terjadinya LBO. Diperlukan adanya penelitian lanjutan dengan sampel
lebih luas dan frekuensi paparan yang lebih bervariasi.

*Penulis Korespondensi: Cara Mengutip:


Oktarina, Oktarina & A. Adilah, “Paparan Konferensi Virtual
Departmen Pendidikan Kedokteran, Selama Pandemi Covid-19 Dengan Terjadinya
Universitas Muhammadiyah Jakarta, Learning Burnout Pada Mahasiswa Kedokteran Tahap
Jakarta, Indonesia. Preklinik”, Indonesia. J. Heal. Sci., vol. 6, no. 2, hal.
Email: oktarina@umj.ac.id 36-42, 2022.

journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS
Indonesian Journal for Health Sciences Vol. 6, No. 2, September 2022, Hal. 36-42

PENDAHULUAN
Pada tahun 2020, dunia telah pembelajaran jarak jauh ini[2]. Adapun
digemparkan dengan Coronavirus disease masalah yang sering dikeluhkan adalah
2019 (COVID-19). Penyebaran virus ini sulit dalam memahami bahan ajar, merasa
terjadi dengan sangat cepat karena dapat terisolasi, dan lambat dalam memperoleh
menular melalui kontak dari manusia ke feedback pada tugas yang dikerjakan[3].
manusia[1]. Cara terbaik untuk mencegah Learning Burnout adalah sebuah
infeksi virus ini adalah dengan menghindari kondisi mental seseorang ketika mengalami
terpaparnya virus penyebab. Sehingga, rasa jenuh dan kelelahan yang sangat parah
banyak negara di dunia yang memutuskan sehingga timbul rasa lesu, dan tidak
untuk menutup sekolah dan perguruan bersemangat melakukan kegiatan belajar[4]
tinggi untuk memutus rantai penularan [5] [6] [7]. Learning burnout atau kejenuh-
virus ini[2]. an yang terjadi ketika belajar dapat dipicu
Saat ini di Indonesia kampus dan oleh beberapa faktor, antara lain kondisi
sekolah telah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang didominasi oleh
belajar mengajar jarak jauh dengan metode pengajar, kondisi ruang belajar yang tidak
konferensi virtual. Kebijakan ini diambil berubah dari sisi tempat duduk, warna
untuk memutus rantai penularan COVID- ruangan dan media atau sarana pem-
19[2]. Konferensi virtual seperti zoom, belajaran, tugas yang diberikan dosen yang
google meet, Microsoft Team, dan sebagian besar memaksa mereka untuk
sejenisnya merupakan moda komunikasi selalu berfikir logis dan sistematis, metode
yang membutuhkan teknologi dalam pembelajaran yang masih menerapkan
pengaplikasiannya. Dampak yang terjadi komunikasi searah atau ceramah. Banyak-
selama proses pembelajaran jarak jauh ini nya kegiatan dan aktivitas, serta tuntutan
adalah mereka merasa harus melakukan yang harus dialami mahasiswa juga dapat
pembelajaran jarak jauh sesuai ketersediaan menyebabkan mahasiswa merasa lelah di
fasilitas di rumah. Fasilitas sangat penting seluruh bagian inderanya, kurangnya
untuk kelancaran proses pembelajaran, semangat dalam mengikuti aktivitas belajar
karena dapat memudahkan mereka untuk mengajar, timbul kejenuhan, kurangnya
menyimak proses pembelajaran secara motivasi, kurang perhatian, tidak ada
virtual ini. Kendala selanjutnya adalah para minat, dan pencapaian yang tidak memuas-
mahasiswa belum terbiasa dengan adanya kan serta berdampak pada buruknya
pembelajaran jarak jauh karena sistem komunikasi inter dan intrapersonal
pembelajaran selama ini dijalankan secara mahasiswa[8].
tatap muka. Dengan adanya metode Sebuah Penelitian yang dilakukan
pembelajaran jarah jauh ini, mereka perlu oleh Agustin, Setiyadi, dan Puspita pada
waktu untuk beradaptasi guna menghadapi Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah
perubahan yang juga akan mempengaruhi Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
daya serap belajarnya[2]. menyatakan bahwa dari 53 mahasiswa
Dalam sistem pembelajaran seperti Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
ini, mereka dituntut untuk belajar secara dipilih secara acak menunjukan bahwa
mandiri dari buku teks (modul) yang telah terdapat 60,38% mahasiwa mengalami
disediakan sesuai dengan waktu dan burnout dengan kategori tinggi, dimana
kesempatan masing-masing dan mengikuti dari hasil penelitian tersebut menunjukan
kegiatan-kegiatan pembelajaran dengan bahwa 22,64% dipengaruhi oleh karakter-
metode konferensi virtual. Namun, pada istik dari mahasiswa, 43,40% dipengaruhi
kenyataannya, tidak semua mahasiswa oleh lingkungan belajar, dan 27,00%
mampu mengikuti kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh faktor keterlibatan
seperti ini, sehingga banyak mahasiswa emosional dengan lingkungan belajar[8].
yang mengalami masalah selama proses Dari hasil penelitian tersebut, lingkungan

37
Indonesian Journal for Health Sciences Vol. 6, No. 2, September 2022, Hal. 36-42

belajar menduduki presentase tertinggi exhaustion yang mengacu pada perasaan


sebagai faktor yang mempengaruhi kelelahan karena terdapat tuntutan studi
learning burnout. Hal ini didukung oleh atau pelajaran; cynicism mengacu pada
penelitian oleh Panagiotis dkk (2020) sikap sinis atau berjarak terhadap suatu
bahwa pembelajaran digital meningkatkan studi; dan reduced academic efficacy yang
risiko terjadinya learning burnout[2]. mengacu pada perasaan tidak kompeten
Merujuk pada penelitian Panagiotis (2020) sebagai mahasiswa. Variabel ini diukur
paparan konferensi virtual sebagai bentuk menggunakan Maslach Burnout Inventory-
pembelajaran digital dapat menjadi faktor Student Survey (MBI-SS) yang di-
risiko terjadinya learning burnout, kembangkan oleh Schaufeli et al, 2002 dan
Pembelajaran kedokteran memiliki stres telah diterjemahkan secara legal oleh
akademik yang tinggi, lingkungan pendidi- lembaga bahasa Universitas Negeri
kan yang kompetitif, kurikulum pendidikan Semarang[8]. Total skor MBI-SS dengan
yang kompleks, dan kurangnya waktu tidur skala kategorik digunakan dalam penyajian
akibat tingginya tuntutan belajar dan variable dependen Status LBO. Terdapat 5
penugasan. Selain itu, selama masa kategori Status LBO berdasarkan total skor
pandemi banyak mahasiswa mengeluh MBI-SS yaitu sangat rendah (MBI-SS
merasa terisolasi, dan lambat dalam mem- <36), rendah (MBI-SS 36-51), sedang
peroleh feedback pada tugas yang (MBI-SS 52-67), tinggi (MBI-SS 68-83),
dikerjakan. Oleh karena itu, penelitian ini dan sangat tinggi (MBI-SS >84). Paparan
bertujuan untuk mengetahui gambaran konferensi virtual (seperti zoom, google
paparan durasi dan frekuensi konferensi meet, Microsoft Team, dan sejenisnya)
virtual selama pembelajaran di masa terdiri dari 2 variabel yaitu durasi dan
pandemi covid-19 serta hubungannya frekuensi. Durasi didefinisikan lamanya
terhadap learning burnout pada mahasiswa pelaksanaan konferensi virtual dalam
kedokteran tahap preklinik UMJ. jam/hari. Variable ini dibagi menjadi 6
kategori yaitu durasi <2 jam, 2-4 jam, 4-6
METODE PENELITIAN jam, 6-8 jam, 8-10 jam, dan >10 jam.
Penelitian ini merupakan penelitian Sedangkan Frekuensi merupakan tingkat
analitik observasional dengan pendekatan keseringan konferensi virtual dalam
cross sectional dengan satu kali hari/minggu dibagi menjadi 6 kategori
pengukuran. Penelitian telah mendapatkan yaitu durasi tidak selalu dilakukan dalam 1
persetujuan kaji etik no 115/PE/KE/FKK- minggu, 1-2 hari/minggu, 2-3 hari/minggu,
UMJ/XI/2020 yang kemudian dilaksana- 3-4 hari/minggu, 4-5 hari/minggu, 5-6 hari,
kan pada bulan November 2020 dengan dan 6-7 hari/minggu. Alat ukur variabel ini
pengumpulan data secara dalam jaringan adalah kuesioner yang telah diuji validitas
(daring). Subyek penelitian ini adalah dan reliabilitas oleh peneliti pada 30 orang
mahasiswa aktif Kedokteran tahap mahasiswa kedokteran preklinik angkatan
preklinik FKK UMJ angkatan 2017, 2018, 2020 dan didapatkan nilai α-Chronbach
2019, 2020. Pengambilan sampel dalam 0,66. Data primer diambil dengan
penelitian ini menggunakan Purposive menyebarkan link Google Form untuk diisi
Sampling. Peneliti menyebarkan kuesioner secara mandiri oleh responden.
kepada 174 responden. Namun, terdapat 19
responden yang memenuhi kriteria HASIL DAN PEMBAHASAN
eksklusi karena pengisian kuesioner yang Karakter responden disajikan
tidak lengkap, sehingga analisis dilakukan berdasarkan jenis kelamin dan angkatan
pada data 155 sampel. Besar sampel tiap mahasiswa. Terdapat 121 orang (78%)
angkatan tidak diambil sama. responden perempuan, dan laki-laki
Learning Burnout (LBO) yaitu sebanyak 34 orang (21,9 %). Proporsi
penilaian diri pada 3 dimensi yaitu: responden terbesar berasal dari angkatan

38
Indonesian Journal for Health Sciences Vol. 6, No. 2, September 2022, Hal. 36-42

2017 dan 2018 dengan jumlah 59 orang dan Distribusi durasi paparan konferensi
57 orang. virtual berdasarkan angkatan ditampilkan
dalam Gambar 3. Tampak bahwa mayoritas
Table 1. mahasiswa mengalami durasi konferensi
Distribusi karakteristik responden virtual 6-8 jam. Sedangkan pada angkatan
Karakteristik N % 2017, 2019, dan 2020 durasi didominasi
Jenis Kelamin durasi selama 4-6 jam. Frekuensi paparan
Perempuan 121 78 konferensi virtual berdasarkan angkatan
Laki-Laki 34 21,94 ditampilkan dalam Gambar 4. Sebagian
Angkatan
2017 59 38,1 besar mahasiswa mengalami frekuensi
2018 57 36,8 konferensi virtual sebanyak 4-6 dan 6-7
2019 29 18,7 hari/minggu.
2020 10 6,4

Sebagian besar responden mengalami


pembelajaran dengan konferensi virtual
(zoom, google meet, Microsoft Team, dan
sejenisnya) dengan durasi 6-8 jam per hari.
Sedangkan, 43% responden mengalami
paparan konferensi virtual selama 6 hari
dalam 1 minggu.

Gambar 3. Distribusi Durasi Konferensi virtual


berdasarkan angkatan

Gambar 4. Distribusi Frekuensi Paparan


Konferensi berdasarkan angkatan
Gambar 1. Durasi paparan konferensi virtual
Status LBO yang dialami responden
hanya terdapat pada kategori rendah dan
sedang, sedangkan 3 kategori lainnya 0,
seperti dalam tabel berikut:

Tabel 2.
Status LBO
Kategori Jumlah Persentase
Sangat rendah 0 0
Rendah 68 43,9
Sedang 87 56,1
Tinggi 0 0
Sangat tinggi 0 0
Gambar 2. Frekuensi konferensi virtual Total 155 100

39
Indonesian Journal for Health Sciences Vol. 6, No. 2, September 2022, Hal. 36-42

Tabel 3.
Distribusi Status LBO berdasarkan Jenis Kelamin dan Angkatan
Status LBO
Variabel Total
Rendah Sedang
Jenis Kelamin
Perempuan 48 73 121
31% 47,1% 78,1%
Laki-laki 20 14 34
12,9% 9% 21,9%
Angkatan
2017 23 36 59
14,8% 23,2% 38,1%
2018 31 26 57
20% 16,8% 36,8%
2019 10 19 29
6,4% 12,3% 18,7%
2020 4 6 10
2,6% 3,9% 6,4%
Total 68 87 155
43,9% 56,1% 100%

Tabel 4.
Hasil regresi logistik
95% CI for
Exp
B S.E Wald Sig. Exp(B)
(B)
Lower Upper
Step 1 Durasi konferensi virtual 0,41 0,19 4,57 0,03 1,51 1,04 2,21
Frekuensi konferensi virtual 0,09 0,09 0,86 0,35 1,09 0,91 1,31
Constant -1,65 0,74 4,96 0,26 0,19

Berdasarkan Tabel 3 tampak bahwa Frekuensi konferensi yang tinggi tidak


sebagian besar mahasiswi mengalami LBO selalu diikuti dengan durasi yang panjang.
kategori sedang, namun sebagian besar Risiko LBO lebih tinggi pada durasi
mahasiswa mengalami LBO kategori kontinyu yang tidak diikuti dengan istirahat
rendah. Proporsi status LBO pada hampir cukup.
setiap angkatan mahasiswa menunjukkan Penelitian ini dilakukan pada 155
sebagian besar mengalami LBO kategori mahasiswa kedokteran tahap preklinik
sedang, kecuali angkatan tahun 2018 FKK UMJ dari angkatan 2017, 2018, 2019,
seperti ditunjukkan dalam Tabel 3. Analisis dan 2020. Status LBO kategori sedang dan
regresi logistik dilakukan untuk menguji rendah dialami oleh reponden, dan tidak
hubungan antara LBO dengan paparan ada responden dalam kategori sangat
konferensi virtual yaitu durasi dan rendah. Dengan demikian, seluruh sampel
frekuensi. Kedua prediktor memiliki mengalami LBO rendah-sedang, Dominasi
hubungan positif terhadap LBO. Durasi status LBO kategori sedang dialami oleh
memiliki hubungan positif yang signifikan mahasiswi. Hal ini sejalan dengan sejalan
terhadap LBO (p value <0,05), dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh
asumsi bahwa Durasi meningkatkan Dianti dan Findyartini (2019) yang
kategori status LBO sebesar 0,14. Namun, menyatakan bahwa secara psikologis
frekuensi tidak menunjukkan adanya perempuan memiliki kecenderungan
hubungan yang signifikan terhadap LBO tingkat stres lebih tinggi dibandingkan laki-
karena p-value 0,35. Hal ini disebabkan laki[5] [6] [9] [10]. Penelitian mengenai
karena tidak adanya berbanding lurusnya burnout yang dilakukan oleh Raggio et al
Frekuensi dengan Durasi paparan. pada dokter dan perawat di Unit Perawatan

40
Indonesian Journal for Health Sciences Vol. 6, No. 2, September 2022, Hal. 36-42

Intensif yang melaporkan bahwa ini disebabkan karena frekuensi paparan


perempuan lebih rentan mengalami ke- tidak selalu disertai dengan durasi kontinyu
lelahan emosional yang tinggi, sedangkan yang panjang.
laki-laki rentan mengalami sinisme yang
lebih tinggi[11]. UCAPAN TERIMA KASIH
Distribusi status LBO terhadap Ucapan terima kasih kepada Fakultas
angkatan dalam penelitian ini tidak sejalan Kedokteran dan Kesehatan Universitas
dengan systematic review yang dilakukan Muhammadiyah Jakarta dan semua pihak
oleh Chunming (2017) pada mahasiswa yang telah mendukung hingga artikel ini
kedokteran tahap preklinik di China. Pada tersusun.
penelitian tersebut didapatkan bahwa
angkatan lebih senior memiliki risiko lebih DAFTAR PUSTAKA
tinggi untuk mengalami learning burnout. [1] E. Burhan et al., Pneumonia Covid-19
Perbedaan ini dapat dipahami karena pada Diagnosis & Penatalaksanaan Di
artikel yang digunakan penelitian tersebut Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru
belum mengandung aktivitas pembelajaran Indonesia. Jakarta: Perhimpunan
daring ataupun konferensi virtual[6] [7]. Dokter Paru Indonesia, 2020.
Durasi paparan konferensi virtual [2] P. Zis, A. Artemiadis, P. Bargiotas, A.
dalam jam/hari memiliki hubungan Nteveros, and G. M. Hadjigeorgiou,
bermakna dengan terjadinya learning “Medical studies during the COVID-
burnout. Hal ini sejalan dengan penelitian 19 pandemic: The impact of digital
yang dilakukan oleh Panagiotis dkk tahun learning on medical students’ Burnout
2021 yang menyatakan bahwa pem- and mental health,” Int. J. Environ.
belajaran secara digital pada mahasiswa Res. Public Health, vol. 18, no. 1, pp.
kedokteran meningkatkan risiko penurunan 1–9, 2021, doi:
interaksi langsung dengan dosen dan 10.3390/ijerph18010349.
meningkatkan sinisime[2]. Meskipun pada [3] S. Sugiran, P. Daulay, B. Zaman, F.
penelitian tersebut tidak menunjukkan Effendy, and L. Amalia, “Evaluasi
bagaimana detil paparan termasuk Tutor Online untuk Meningkatkan
perbandingannya dengan hasil frekuensi Kualitas Layanan Tutorial Tatap Muka
paparan konferensi virtual (hari/minggu) pada Pendidikan Jarak Jauh,” J. Inf.
dalam penelitian ini yang tidak memiliki Syst. Eng. Bus. Intell., vol. 2, no. 1, p.
hubungan bermakna terhadap terjadinya 1, 2016, doi: 10.20473/jisebi.2.1.1-10.
LBO. [4] A. Findyartini, L. Hawthorne, G.
McColl, and N. Chiavaroli, “How
KESIMPULAN clinical reasoning is taught and
Terdapat hubungan bermakna antara learned: Cultural perspectives from the
durasi paparan konferensi virtual selama University of Melbourne and
pembelajaran di masa pandemi COVID-19 Universitas Indonesia,” BMC Med.
dengan terjadinya learning burnout pada Educ., vol. 16, no. 1, 2016, doi:
mahasiswa Kedokteran tahap preklinik 10.1186/s12909-016-0709-y.
FKK UMJ dengan nilai p-value 0,03 (nilai [5] B. A. Al Ubaidi, G. Jassim, and A.
p<α). Frekuensi paparan konferensi selama Salem, “Burnout Syndrome in Medical
pembelajaran di masa pandemi COVID-19 Students in the Kingdom of Bahrain,”
tidak memiliki hubungan signifikan dengan Glob. J. Health Sci., vol. 10, no. 11, p.
terjadinya learning burnout pada 86, 2018, doi:
mahasiswa Kedokteran tahap preklinik 10.5539/gjhs.v10n11p86.
FKK UMJ dengan nilai p-value 0,35. Hal

41
Indonesian Journal for Health Sciences Vol. 6, No. 2, September 2022, Hal. 36-42

[6] N. B. Pokhrel, R. Khadayat, and P. [9] N. A. Dianti and A. Findyartini,


Tulachan, “Depression, anxiety, and “Hubungan Tipe Motivasi terhadap
burnout among medical students and Kejadian Burnout pada Mahasiswa
residents of a medical school in Nepal: Fakultas Kedokteran Universitas
A cross-sectional study,” BMC Indonesia pada Masa Transisi dari
Psychiatry, vol. 20, no. 1, pp. 1–18, Pendidikan Preklinik ke Klinik Tahun
2020, doi: 10.1186/s12888-020-02645- 2018,” eJournal Kedokt. Indones., vol.
6. 7, no. 2, 2019, doi:
[7] W. M. Chunming, R. Harrison, R. 10.23886/ejki.7.10771.
MacIntyre, J. Travaglia, and C. [10] Y. Altannir et al., “Assessment of
Balasooriya, “Burnout in medical burnout in medical undergraduate
students: A systematic review of students in Riyadh, Saudi Arabia,”
experiences in Chinese medical BMC Med. Educ., vol. 19, no. 1, 2019,
schools,” BMC Med. Educ., vol. 17, doi: 10.1186/s12909-019-1468-3.
no. 1, pp. 1–11, 2017, doi: [11] R. Fatmawati, “Burnout Staf
10.1186/s12909-017-1064-3. Perpustakaan Bagian Layanan di
[8] M. Agustin, R. Setiyadi, and R. D. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
Puspita, “Burnout Profile of (BPAD) Provinsi DKI Jakarta,”
Elementary School Teacher Education Universitas Indonesia, 2012.
Students (Estes): Factors and
Implication of Guidance and
Counseling Services,” PrimaryEdu - J.
Prim. Educ., vol. 4, no. 1, p. 38, 2020,
doi: 10.22460/pej.v4i1.1640.

42

You might also like