You are on page 1of 2

TEXT #4

KING FAISAL

King Faisal bin Abdulaziz Al Saud was born in Riyadh


in 1906. He is the third son of the Kingdom’s founder, King
Abdulaziz bin Abdulrahman Al Saud. His mother, Tarfa bint
Abdullah bin Abdullatif Al Sheikh, passed away when he was
five months old. He was raised by his maternal grandmother,
Haya Al Muqbil, at the house of his grandfather Abdullah bin
Abdullatif, a descendant of Sheikh Muhammad ibn Abd al-
Wahhab.

He developed high morals and was known for his


courage, civility, and intelligence since his childhood. At early
ages, he was delegated by his father to represent him at
international events, and he continued to serve his father, his
nation, and his people throughout his life. After his ascension to the throne, King Saud appointed
his brother Crown Prince Faisal as Prime Minister. Faisal was the architect of reform,
development, and modernization of Saudi Arabia in its new form after the death of its founder,
King Abdulaziz. In 1962, Faisal presented to King Saud his plan known as the Ten Points of
Reform.

In Riyadh, Saudi Arabia, King Faisal is shot to death by his nephew, Prince Faisal. As
king, he sought to modernize his nation, and lent financial and moral support to anti-Israeli
efforts in the Middle East. In 1975, Faisal was assassinated for reasons that remain obscure, and
his brother, Crown Prince Khalid, ascended to the throne.
TRANSLATE;

Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud lahir di Riyadh pada tahun 1906. Ia adalah putra ketiga dari
pendiri Kerajaan, Raja Abdulaziz bin Abdulrahman Al Saud. Ibunya, Tarfa binti Abdullah bin
Abdullatif Al Sheikh, meninggal dunia saat ia berusia lima bulan. Ia dibesarkan oleh nenek dari
pihak ibu, Haya Al Muqbil, di rumah kakeknya Abdullah bin Abdullatif, keturunan Syekh
Muhammad bin Abd al-Wahhab.

Dia mengembangkan moral yang tinggi dan dikenal karena keberanian, kesopanan, dan
kecerdasannya sejak kecil. Pada usia dini, dia diutus oleh ayahnya untuk mewakilinya di acara
internasional, dan dia terus melayani ayahnya, bangsanya, dan rakyatnya sepanjang hidupnya.
Setelah naik tahta, Raja Saud mengangkat saudaranya Putra Mahkota Faisal sebagai Perdana
Menteri. Faisal adalah arsitek reformasi, pembangunan, dan modernisasi Arab Saudi dalam
bentuk barunya setelah kematian pendirinya, Raja Abdulaziz. Pada tahun 1962, Faisal
menyampaikan kepada Raja Saud rencananya yang dikenal sebagai Sepuluh Poin Reformasi.

Di Riyadh, Arab Saudi, Raja Faisal ditembak mati oleh keponakannya, Pangeran Faisal. Sebagai
raja, dia berusaha memodernisasi bangsanya, dan memberikan dukungan finansial dan moral
untuk upaya anti-Israel di Timur Tengah. Pada tahun 1975, Faisal dibunuh dengan alasan yang
tidak jelas, dan saudaranya, Putra Mahkota Khalid, naik tahta.

You might also like