Professional Documents
Culture Documents
KING FAISAL
In Riyadh, Saudi Arabia, King Faisal is shot to death by his nephew, Prince Faisal. As
king, he sought to modernize his nation, and lent financial and moral support to anti-Israeli
efforts in the Middle East. In 1975, Faisal was assassinated for reasons that remain obscure, and
his brother, Crown Prince Khalid, ascended to the throne.
TRANSLATE;
Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud lahir di Riyadh pada tahun 1906. Ia adalah putra ketiga dari
pendiri Kerajaan, Raja Abdulaziz bin Abdulrahman Al Saud. Ibunya, Tarfa binti Abdullah bin
Abdullatif Al Sheikh, meninggal dunia saat ia berusia lima bulan. Ia dibesarkan oleh nenek dari
pihak ibu, Haya Al Muqbil, di rumah kakeknya Abdullah bin Abdullatif, keturunan Syekh
Muhammad bin Abd al-Wahhab.
Dia mengembangkan moral yang tinggi dan dikenal karena keberanian, kesopanan, dan
kecerdasannya sejak kecil. Pada usia dini, dia diutus oleh ayahnya untuk mewakilinya di acara
internasional, dan dia terus melayani ayahnya, bangsanya, dan rakyatnya sepanjang hidupnya.
Setelah naik tahta, Raja Saud mengangkat saudaranya Putra Mahkota Faisal sebagai Perdana
Menteri. Faisal adalah arsitek reformasi, pembangunan, dan modernisasi Arab Saudi dalam
bentuk barunya setelah kematian pendirinya, Raja Abdulaziz. Pada tahun 1962, Faisal
menyampaikan kepada Raja Saud rencananya yang dikenal sebagai Sepuluh Poin Reformasi.
Di Riyadh, Arab Saudi, Raja Faisal ditembak mati oleh keponakannya, Pangeran Faisal. Sebagai
raja, dia berusaha memodernisasi bangsanya, dan memberikan dukungan finansial dan moral
untuk upaya anti-Israel di Timur Tengah. Pada tahun 1975, Faisal dibunuh dengan alasan yang
tidak jelas, dan saudaranya, Putra Mahkota Khalid, naik tahta.