Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The Joint Decree of four ministers allows face-to-face learning in 2021. The opening of schools in the
midst of a pandemic can lead to school clusters, so identification of the implementation of the
Comprehensive Health School Model (CHSM) is needed. The identification of the implementation of
CHSM can help identify how to prevent COVID-19 in schools. The purpose of this study was to
identify the implementation of CHSM for the prevention of COVID-19 in schools. This type of
research is quantitative research with a descriptive approach. The population in this study was the 22
State Elementary Schools in Ngemplak District with total sampling. CHSM is a series of activities
carried out by schools in terms of Social and Physical Environment, Teaching and Learning, Health
School Policy, Partnership, and Services to prevent the transmission of COVID-19 in schools. Data
were taken using a questionnaire and analyzed using univariate analysis. The results of the study
show that all schools can carry out teaching and learning components, school health policies, and
partnership services. In the social and physical environmental components. Three sub-variables of
the physical environment have been not been implemented. They were windows and open ventilation
are still found, the distance between the benches in the office is at least 1 meter and there is no room
disinfectant available. It can be concluded that the State Elementary School in Ngemplak Sleman
District has implemented three components (CHSM) except the Physical Environment. So that it can
be recommended for public elementary schools to carry out three sub-variables that have not been
implemented and the Department of Education and Culture together with the Health Office to help
provide facilities that are still lacking.
Keywords: CHSM, Prevention, COVID-19, School
ABSTRAK
Surat Keputusan Bersama empat menteri mengijinkan pembelajaran tatap muka pada tahun 2021.
Pembukaan sekolah di tengah pandemik dapat menimbulkan klaster sekolah, sehingga dibutuhkan
identifikasi pelaksanaan Comprehensive Health School Model (CHSM). Teridentifikasinya
pelaksanaan CHSM dapat membantu identifikasi bagaimana pelaksanaan penceahan COVID-19 di
sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pelaksanaan CHSM untuk pencegahan
COVID-19 di Sekolah. Jenis penelitian yang adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ngemplak
berjumlah 22 dengan total sampling. CHSM adalah serangkaian kegiatanyang dilakukan sekolah
dalam hal Social and Physical Environment, Teaching and Learning, Health School Policy,
Partnership and Services untuk pencegahan penularan COVID-19 di Sekolah. Data diambil
menggunakan kuesioner dan dianalisa menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan
semua sekolah dapat melakukan Komponen belajar mengajar, kebijakan kesehatan sekolah dan
partnership services. Pada komponen lingkungan sosial dan fisik terdapat tiga sub variable yang
belum dilaksanakan yaitu lingungan fisik masih ditemukan jendela dan ventilasi terbuka, jarak bangku
di kantor minimal 1 meter dan tidak tersedia disinfektan ruangan. Dapat disimpulkan bahwa Sekolah
Dasar Negeri di Kecamatan Ngemplak Sleman sudah melaksanakan tiga komponen (CHSM) kecuali
Lingkungan Fisik. Sehingga dapat direkomendasikan SD Negeri untuk melakukan tiga sub variable
yang belum dilaksanakan dan Dinas pendidikan dan kebudayaan bersama Dinas Kesehatan membantu
menyediakan sarana yang masih kurang.
Kata Kunci : CHSM, Pencegahan, COVID-19, Sekolah
pendekatan dukungan yang diakui secara tatap muka. Yang diketahui bahwa sekolah
internasional peningkatan hasil pendidikan perlu menyiapkan tempat cuci tangan,
siswa sambil menangani kesehatan sekolah pengukur suhu, jarak antar kursi siswa
secara terencana, terintegrasi, dan holistik. minimal 1 meter. Sejauh ini belum ada
Model ini membahas empat komponen penelitian dalam melihat pelaksanaan
yaitu Lingkungan sosial dan fisik, CHSM untuk pencegahan COVID-19 di
Mengajar dan belajar, Kebijakan sekolah Sekolah. Sehingga peneliti tertarik untuk
yang sehat dan Kemitraan dan layanan. meneliti bagaimana pencegahan COVDI-
(Pan Canadian Joint Consortium for 19 di Sekolah menggunakan pendekatan
School Health, 2008). CHSM.
Berbagai upaya untuk
mengendalikan pandemi tersebut METODE PENELITIAN
menimbulkan dampak signifikan di sektor Jenis penelitian yang digunakan
ekonomi, kegiatan sehari-hari, dan seluruh dalam penelitian ini adalah penelitian
aspek kehidupan anak. Dampak tersebut kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.
bisa jadi melekat seumur hidup pada Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah
sebagian anak. Meskipun risiko kesehatan Dasar Negeri di Kecamatan Ngemplak
akibat infeksi COVID-19 pada anak lebih pada bulan November 2021. Populasi
rendah dibandingkan dengan kelompok dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar
usia yang lebih tua, terdapat 80 juta anak Negeri di Kecamatan Ngemplak
di Indonesia (sekitar 30 persen dari seluruh Kabupaten Sleman Yogyakarta berjumlah
populasi) yang berpotensi mengalami 22. Sampel dalam penelitian ini adalah
dampak serius akibat beragam dampak semua Sekolah Dasar Negeri di
sekunder yang timbul baik dalam jangka Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman
pendek maupun jangka panjang (UNICEF, Yogyakarta yang bersedia menjadi sampel
2020). penelitian. Teknik sampling yang
Belum ada penelitian yang digunakan adalah total sampling.
mengidentifikasi sejauh mana pelaksanaan Comprehensive Health School
pencegahan penularan COVID-19 di Model adalah serangkaian kegiatanyang
sekolah dalam menghadapi pembelajaran dilakukan sekolah dalam hal Social and
tatap muka dengan pendekatan CHSM. Physical Environment, Teaching and
Kecamatan Ngemplak merupakan salah Learning, Health School Policy,
satu kecamatan di Kabupaten Sleman Partnership and Services untuk
dengan angka kejadian COVID-19 yang pencegahan penularan COVID-19 di
tinggi. Di Kecamatan Ngemplak terdapat Sekolah. Peneliti mendatangi responden
22 SD Negeri dan 4 swasta (Kemedikbud satu per satu. Kepala Sekolah atau guru
Sleman, 2021). Ngemplak merupakan yang ditugaskan menjawab kuesioner dari
salah satu kecamatan di Kab Sleman peneliti. Kuesioner penelitian sebelumnya
dengan angka kejadian COVID-19 yang dilakukan Uji Validity Content Analisa.
tertinggi Uji validitad dilakukan pada dua expert di
Hasil wawancara dengan salah satu Keperawatan Komunitas dengan hasil nilai
guru SD negeri menyebutkan bahwa rata-rata dua penguji 0,85. Penelitian ini
sekolah belum melakukan persiapan menggunakan Analisis univariat.
bagaimana saat pelaksanaan pembelajaran
Yogyakarta. Pada tabel dapat dilihat Pan Canadian Joint Consortium for
bahwa tiga komponen CHSM sudah School Health(2008) menyebutkan
dilaksanakan oleh SD Negeri dan terdapat Kompenen CHSM yang pertama adalah
satu komponen yang belum. Komponen Lingkungan social dan fisik. Lingkungan
CHSM yang sudah dilaksakan yaitu sosial dapat dilihat dari pelaksanaan
Teaching and Learning, Health School Policy, kepemimpinan, iklim yang positif dan
dan Partnership and Services. Social and kondusif di sekolah dan kesejahteraan
Physical Environment merupakan komponen emosional. Lingkungan fisik teridiri dari
belum dapat dilaksanakan oleh semua SD bangunan, fasilitas, kenyamanan dan
Negeri di Kecamatan Ngemplak Sleman keamanan sekolah
Yogyakarta. Sub variable pada komponen Tidak mudah melakukan perilaku
Social and Physical Environment yang tidak sehat di sekolah. Salah satu faktonya
dilaksanakan semua SD Negeri yaitu Jendela perilaku sehat dapat muncul karena
dan Ventilas Terbuka, Jarak Bangku di kepemimpinan kepala sekolah. Masyarakat
Kantor minimal 1 m dan Tersedia sekolah akan menjadi baik kalau dipimpin
Disinfektan ruangan oleh kepala sekolah dengan kepemimpinan
yang baik (Prasetya, 2021). Lensufiee
PEMBAHASAN (2010) menyebutkan bahwa
Comprehensive health school model kepemimpinan yang baik mempunyai ciri
merupakan model kesehatan sekolah yang memiliki tujuan yang sama denga yang
tidak hanya membahasa tentang kondisi dipimpin, mampu memberi motivasi
kelas tetapi mencakup empat pilar yang dan menjadi motivasi bagi yang
berbeda namun saling kait mengkait yang dipimpin serta terjadinya perubahan
memberikan fondasi yang kuat untuk prestasi menuju prestasi yang lebih baik.
kesehatan sekolah yang komprehensif. Pada tabel 1 menunjukkan bahwa kepala
Empat pilar tersebut yaitu ) Lingkungan sekolah pada semua SD Negeri di
social dan fisik; 2) Proses mengajar dan Kecamatan Ngemplak Sleman Yogyakarta
belajar; 3) Kebijakan sekolah; dan 4) sudah meunjukkan kepemimpinan yang
Kemitraan dan Pelayanan. Pelaksanaan baik sehingga dapa berpengaruh pada
keempat pilar mewujudkan potensi penuh perilaku masyarakat sekolah. Kepala
mereka sebagai peserta didik dan sebagai sekolah sudah responsive, memberikan
anggota masyarakat sekolah yang sehat motivasi kepada masayrakat sekolah dan
dan produktif. (Pan Canadian Joint tidak takut untuk memberikan
Consortium for School Health, 2008). penghargaan kepada siswa dan guru yang
Pemberdayaan siswa, guru dan mau melakukan protocol kesehatan dengan
masyarakat lingkungan sekolah untuk baik. Hasil akhirnya masyarakat sekolah
mau perilaku sehat dapat menciptakan merasa senang dan pusa dengan protocol
sekolah sehat. Lingkungan yang bersih kesehatan yang selama ini sudah
dan sehat, meningkatkan proses belajar dilakukan.
mengajar dan para siswa, guru serta Hasil Penelitian Suhendra (2012)
masyarakat lingkungan sekolah menjadi menyatakan bahwa pemberian reward
sehat. Pembiasaan perilaku hidup bersih mempunyai hubungan signifikan dengan
dan sehat menjadi kunci keberhasilan motivasi melakukan sesuatu. Pemberian
pelaksanaan pembelajaran tatap muka penghargaan atau umpan balik
terbatas. Perilaku sehat di sekolah merupakan informasi yang berhubungan
merupakan kebutuhan mutlak, terutama dengan penampilan atau tindakan yang
dalam pencegahan dan penularan covid- diharapkan (Isnaeni, Sahar, & Mulyono,
19 di lingkungan Sekolah. 2008). Tindakan kesehatan bergantung
(Puspitaningsih, Mawadah dan Fatmawati,
2021)
Pelaksanaan Comprehensive Health… 56
Health Care : Jurnal Kesehatan 11 (1) Juni 2022 (52-62)
pada adanya motivasi yang cukup untuk merupakan salah satu protocol dalam
melakukan tindakan. (Ahmad, 2017) mencegah penyebaran COVID-19 yang
Tabel 1 menunjukkan SD Negeri di disampaikan oleh WHO.Disinfeksi adalah
Kecamatan Ngemplak Sleman Yogyakarta proses pengurangan jumlah
juga sudah menerapkan CHSM pada mikroorganisme ke tingkat bahaya
komponen Lingkungan fisik dengan baik lebih rendah pada permukaan yang
kecuali pada tiga sub variable yaitu jendela terindikasi kontaminasi oleh
dan ventilasi terbuka, jarak bangku di mikroorganisme dengan menggunakan
kantor minimal 1 meter dan tersedia bahan (disinfektan) yang dapat berfungsi
disinfektan ruangan. Pada komponen untuk mengendalikan, mencegah, bahkan
lingkungan fisik masih ditemukan Masih menghancurkan mikroorganisme
ditemukan SD Negeri yang tidak berbahaya. (Athena, Laelasari, & Puspita,
membuka jendela/ventilasi selama 2020)
pelaksanaan pembelajaran, jarak bangku di Lingkungan fisik ssebagian besar
kantor belum berjarak 1 meter dan di sudah dijalankan dengan baik dan dapat
ruangan tidak ditemukan disinfektan. dikatakan SD Negeri dalam melakukan
Maulidina, Purnomo dan Rahmah pencegahan COVID-19 adalah tersedianya
(2020) menyebutkan bahwa Ventilasi dan sarana prasarana. SD Negeri sudah dapat
jendela yang buruk dapat meningkatkan menyediakan sarana dan prasarana yang
resiko penularan COVID-19 yang dibutuhkan dalam melakukan pencegahan
ditularkan melalui airbone. Jarak antar COVID-19 di sekolah. Tersedianya alat
bangku guru dan staf kurang dari 1 meter saranan dan prasaranan tersebut dapat
juga ditemukan di beberapa sekolah. Hal disebabkan adanya dana BOS yang
ini dikarenakan keterbatasan ruang dialihkan untuk penyediaan sarana dan
sehingga bangku tidak bisa diatur dalam prasana. Sebelum pandemi dana BOS
batas minimal. Penerapan physical digunakan untuk program kesiswaan dan
distancing yang umum dilakukan yaitu: pengembangan ekstrakurikuler, sedangkan
bekerja dari rumah; belajar di rumah pada saat pandemi dana BOS dialokasikan
secara online bagi siswa sekolah dan untuk pembayaran honorarium, membeli
mahasiswa; dan tidak melakukan sarana penunjang pembelajaran jarak jauh
pertemuan atau acara yang dihadiri orang dan sarana protokol kesehatan. (Alfiani,
banyak, seperti konferensi, seminar, rapat, 202)
atau pesta pernikahan. Ketika menerapkan Komponen kedua CHSM adalah
physical distancing, seseorang tidak Belajar dan Mengajar. Kurikulum formal
diperkenankan untuk berjabat tangan serta dan informal provinsi / teritorial, sumber
menjaga jarak setidaknya 1 meter saat daya, dan aktivitas terkait: 1) Pengetahuan,
berinteraksi dengan orang lain, terutama pemahaman, dan keterampilan bagi siswa
dengan orang yang sedang sakit atau untuk meningkatkan kesehatannya dan
berisiko tinggi menderita Covid-19. kesejahteraan serta meningkatkan hasil
(Mulyadi, 2020) belajar mereka, dan 2) Kesempatan
Penemuan terakhir terakait faktir pengembangan profesional untuk staf yang
lingkungan adalah tidaj ditemukannya berhubungan dengan kesehatan dan
disinfektan ruangan secara tersendiri. kesejahteraan (Pan Canadian Joint
Dikarenakan disinfektan disiapkan secara Consortium for School Health, 2008).
menyeluruh. Disinfeksi ruangan Pada penelitian ini komponen kedua
menunjukkan keefektifannya dalam komponen yang diteliti yaitu kegiatan
menurunkan jumlah bakteri di RSUD promosi kesehatan di sekolah terkait
Tugurejo Semarang (Ariani, Setiani, & covid-19 dan tersedianya media promosi
Joko, 2015). Disinfektan ruangan kesehatan. Hasil penelitian pada tabel 1
menunjukkan bahwa SD Negeri sudah agar dilatih dan dibiasakan hidup teratur,
menyiapkan media edukasi untuk bertanggung jawab dan dewasa (Hardianti,
masyarakat sekolah terkait pencegahan 2017). Dengan adanya peraturan sekolah
COVID-19 dan secara rutin ada edukasi tentang protocol kesehatan maka
untuk pencegahan COVID-19 di sekolah. masyarakat sekolah memiliki panduan
Penelitian Zukmadini, Karyadi & Kasrina dalam melaksanakan perilaku yang
(2020) menyebutkan pemberian edukasi diharapk dan konsekuensi jika perilaku
dapat meningkatkan pengetahuan anak- tersebut tidak dilakukan. Hal ini
anak mengenai pencegahan COVID-19. mendorong terjadinya perilaku kesehatan
Penyuluhan kesehatan merupakan yang baik.
salah satu cara untuk meningkatkan Komponen terakhir CHSM adalah
pengetahuan masyarakat. Pengetahuan Kemitraan dan Pelayanan. Kemitraan
yang baik dapat membantu masyarakat meliputi 1) hubungan antara sekolah dan
untuk berperilaku sehat dalam mengatasi keluarga siswa; 2) hubungan kerja yang
masalah kesehatannya dan serta dapat mendukung antar sekolah, dan antar
menyumbangkan tenaga dan sekolah dan organisasi masyarakat dan
kemampuannya untuk kepentingan kelompok perwakilan lainnya, dan 3)
keluarga dan masyarakat (Asmarani, Kesehatan, pendidikan, dan sektor lain
2019). Perilaku sehat bertujuan untuk bekerja sama untuk memajukan sekolah
menghindari dan memutus rantai kesehatan. Layanan adalah layanan
penularan penyakit. Perilaku sehat berbasis komunitas dan sekolah yang
dapat muncul karena adanya penyuluhan mendukung dan mempromosikan siswa
kesehatan melalui beberapa media dan kesehatan dan kesejahteraan staf. (Pan
seperti ceramah, media video, Canadian Joint Consortium for School
bernyanyi, dan menggunakan Health, 2008). Hasil penelitian pada tabel
gambar. (Setiawan, Asmarani, dan Sari, 1 menunjukkan bahwa semua SD Negeri
2017) di Kecamatan Ngemplak Sleman
Komponen ketiga CHSM adalah Yogyakarta memiliki komunikasi denga
Kebijakan Kesehatan Sekolah. Kebijakan, orang tua siswa dengan baik, memiliki
pedoman, dan praktik yang jaringan di masyarakat untuk membantu
mempromosikan dan mendukung siswa sekolah dan adanya layanan kesehatan
kesejahteraan dan prestasi serta yang diberikan oleh organisasi pemerintah
membentuk sikap hormat, ramah, dan dan non pemerintah.
peduli lingkungan sekolah untuk semua Guru adalah motor dalam
anggota komunitas sekolah (Pan Canadian menggerakkan pendidikan di sekolah.
Joint Consortium for School Health, Sebagai motor sekaligus komunikator guru
2008). Hasil penelitian menunjukkan berinteraksi dengan berbagai komponen
bahwa semua SD Negeri di Kecamatan pendidikan, diantaranya anak, orang tua
Ngemplak Sleman Yogyakarta sudah dan guru lain. Guru dan siswa merupakan
memiliki aturan / kebijakan sekolah yang bagian dari sistem pendidikan yang
tertulis terkait pelaksanaan protokel membutuhkan interaksi yang tinggi. Oleh
kesehatan di sekolah. karena itu, guru dan siswa perlu menjalin
Peraturan/kebijakan merapakan komunikasi positif, guru harus memiliki
sebuah aturan yang ditata secara tersusun, kemampuan berkomunikasi yang efektif
dengan tujuan semua orang yang dengan siswa dan orang tua. Komunikasi
melaksanakan peraturan ini melakukannya yang efektif idealnya dapat
sesuai dengan aturan-aturan yang telah mengoptimalkan interaksi antara berbagai
dibuat. Penerapan dan pelaksanaan komponen pendidikan sehingga tercipta
peraturan sekolah, menolong para siswa kebersamaan dalam proses belajar