You are on page 1of 9

Diana Febriyanti Quraini, Farida Wahyu Ningtyias, dan Ninna Rohmawati

154 Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education
Vol. 8 No. 2 (2020) 154-162 doi: 10.20473/jpk.V8.I2.2020.154-162

Perilaku Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Remaja Putri


di Jember, Indonesia

Compliance Behavior of Iron Tablet Suplement Consumption to


Adolescent Girls In Jember, Indonesia

Diana Febriyanti Quraini1), Farida Wahyu Ningtyias1), Ninna Rohmawati1)


1
Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember,
Kember, Indonesia
Email: farida.fkm@unej.ac.id

ABSTRACT
Background: Anaemia in teenage girls is an important nutritional problem to be
prevented and to overcome since it affects the first 1,000 days of life period. One of the
anaemia precaution strategies in adolecents girls and women of childbearing age (WCA) is
by consuming one iron tablet supplement (ITS) every week. An indicator of the success of
the program is the adherence of teenage girls and WCA in the consumption of ITS. An
individual’s behavior can be predicted from the individual’s intentions formulated in the
theory of planned behavior (TPB). Objective: This study aimed to analyze the relation of
perceived behavioral control factors related to the intention of the adherence of teenage
girls’ regular consumption of ITS. Methods: The method in this research was analytic
observational with a cross-sectional approach. A sample of 328 adolescent girls was taken
by the stratified proportional random sampling method. The research variable was the
perception of behavioral control, and intention to comply with ITS was analyzed by Chi-
Square statistical test. Result: In this study, the results showed that most people who are
≤ 13 years old or the seventh-grade students experienced normal puberty and got the
symptoms of low anaemia, the majority of them had normal nutritional status. There was
a relationship between perceived behavioral control and intentions to compliance
behaviour to regular ITS consumption. The majority of respondnts had strong behaviour
control (52,7%) and intenttion to obey (57%) (P Value = 0.000; OR = 3.906; 95% Cl = 1.906-
6.640). Conclusion: Teenage girls with strong perceived behavioral control will have a
positive intention of the adherence of teenage girls’ regular consumption of ITS 3.906
times compared with teenage girls with weak perceived behavioral control.

Keywords: Anaemia, Perceived behavioral control, Iron Tablet Supplement

ABSTRAK
Latar Belakang: Anemia merupakan masalah gizi pada remaja putri yang perlu dicegah
dan ditanggulangi karena akan berdampak pada periode 1000 hari pertama kehidupan
(HPK). Pemerintah memprioritaskan program suplementasi tablet tambah darah (TTD)
remaja putri dan wanita usia subur (WUS) untuk menurunkan prevalensi anemia pada
kelompok tersebut. Salah satu indikator keberhasilan program tersebut yakni kepatuhan
remaja putri dalam mengonsumsi TTD. Perilaku seorang individu dapat diprediksi dari
niat individu tersebut yang dirumuskan dalam theory of planned behavior (TPB). Tujuan:
Menganalisis hubungan kontrol perilaku dengan niat patuh dalam mengonsumsi TTD
secara teratur.Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 328 remaja putri yang diambil dengan
metode stratified proporsional random sampling. Variabel penelitian adalah persepsi
kontrol perilaku dan niat patuh minum TTD yang dianalisis dengan uji statistik Chi-
Square. Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan 51,2% responden berumur ≤ 13 tahun, 85,7%
responden mengalami pubertas yang normal. Mayoritas responden memiliki kontrol
perilaku (52,7%) dan niat(57%)Terdapat hubungan antara kontrol perilaku (P Value= 0,000;
OR= 3,906; 95 % Cl= 1,906-6,640) dengan niat patuh konsumsi TTD teratur. Kesimpulan:
Remaja yang memiliki kontrol perilaku yang kuat akan memiliki niat patuh konsumsi TTD

©2020. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 05-11-2019, Accepted: 14-09-2020, Published Online:28-09-2020
Diana Febriyanti Quraini, Farida Wahyu Ningtyias, dan Ninna Rohmawati. 155
Perilaku Kepatuhan Konsumsi …

teratur 3,906 kali dibandingkan remaja putri dengan kontrol perilaku lemah terhadap
konsumsi TTD.

Kata Kunci: Anemia, Persepsi Kontrol Perilaku, Niat Patuh, Tablet Tambah Darah (TTD)

PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Kabupaten Jember,


Prevalensi anemia pada ibu hamil Kabupaten Jember telah menjalankan
berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar program tersebut sejak bulan Februari
(RISKESDAS) 2013 sebesar 37,1 %, hal ini 2018 melalui UKS di setiap SMP dan SMA
adalah dampak lanjut dari tingginya sederajat.
prevalensi anemia remaja putri (25%) dan Kepatuhan remaja putri dan WUS
wanita usia subur (17 %) (Kementerian mengkonsumsi TTD merupakan salah satu
Kesehatan RI, 2016). Jenis penyakit indikator keberhasilan program
anemia yang berisiko diderita remaja pencegahan dan penanggulangan anemia
putri pada masa pubertas adalah anemia pada remaja putri dan WUS (Kementerian
gizi besi (Adriani and Wirjatmadi, 2012). Kesehatan RI, 2016). Ketidakpatuhan
Remaja putri yang mengalami dalam meminum tablet tambah darah
anemia memiliki risiko menjadi ibu hamil menghambat manfaat suplementasi zat
anemia. Berbagai upaya perlu dilakukan besi (Fe) tersebut (Yuniarti;
untuk mencegah dan menangani anemia Rusmilawaty; Tunggal, 2015).
pada remaja putri. Kondisi ibu hamil Ketidakpatuhan remaja putri konsumsi
yang mengalami anemia dapat TTD dapat disebabkan perasaan bosan
mempengaruhi periode 1000 hari atau malas, rasa dan aroma yang tidak
pertama kehidupan (HPK). Dampak yang enak dari TTD (Aditianti, Permanasari
ditimbulkan antara lain adanya risiko and Julianti, 2015), efek samping yang
melahirkan bayi berat lahir rendah dirasakan setelah mengkonsumsi TTD,
(BBLR) yang berisiko 3,63 kali menjadi seperti mual dan muntah, nyeri atau
bayi usia dibawah dua tahun (baduta) perih di ulu hati dan tinja berwarna
stunting (Kementerian Kesehatan RI, hitam (Kementerian Kesehatan RI, 2016;
2016). Yuniarti; Rusmilawaty; Tunggal, 2015).
Gerakan Upaya Percepatan Kepatuhan dalam mengonsumsi
Perbaikan Gizi untuk memutus mata TTD merupakan suatu bentuk perilaku
rantai stunting diprioritaskan pada 1000 sehingga kecenderungan remaja putri
HPK melalui intervensi spesifik dan untuk patuh dalam konsumsi TTD secara
sensitif yang antara lain terintegrasi teratur dapat dianalisis menggunakan
dengan program penanggulangan anemia teori perilaku. Teori perilaku yang dapat
kepada sasaran remaja putri dan wanita digunakan salah satunya adalah Theory
usia subur (WUS) (Kementerian of Planned Behavior (TPB). Perilaku
Kesehatan RI, 2016). Salah satu upaya seorang individu dapat diperkirakan dari
intervensi yang dilakukan yakni niat individu tersebut yang dirumuskan
suplementasi zat besi atau tablet tambah dalam TPB (Ajzen, 2005).
darah (TTD). Pemberian asupan zat besi Perilaku patuh merupakan hasil
yang cukup memiliki fungsi yakni untuk dari niat remaja putri tersebut untuk
meningkatkan pembentukan hemoglobin mengkonsumsi TTD dengan frekuensi satu
(Kementerian Kesehatan RI, 2016). tablet setiap minggu sepanjang tahun.
Pemerintah Indonesia melakukan TPB atau teori perilaku terencana
intensifikasi program pencegahan dan menyebutkan dimensi yang
penanggulangan anemia pada remaja mempengaruhi terbentuknya niat
putri dan WUS dengan memprioritaskan individu adalah sikap, norma subjektif,
pemberian TTD satu tablet setiap minggu dan persepsi kontrol perilaku (kontrol
untuk mengurangi 50% prevalensi anemia perilaku) (Ramdhani, 2016).
pada remaja putri dan WUS di tahun Persepsi kontrol perilaku atau
2025. Program suplementasi TTD remaja kontrol perilaku adalah persepsi individu
putri usia 12-18 tahun dilakukan di mengenai sulit atau mudahnya
sekolah melalui unit Usaha Kesehatan mewujudkan suatu perilaku tertentu
Sekolah (UKS). Hasil wawancara dengan (Ajzen, 2005). Semakin besar faktor
pemegang program TTD Remaja putri pendukung dan kesempatan yang ada

©2020. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 05-11-2019, Accepted: 14-09-2020, Published Online:28-09-2020
156 Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education
Vol. 8 No. 2, September 2020, 154-162 doi: 10.20473/jpk.V8.I2.2020.154-162

serta semakin sedikit hambatan yang putri. Responden yang terpilih telah
dimiliki, maka akan semakin besar pula memenuhi kriteria inklusi. Kriteria
persepsi individu untuk dapat mengontrol tersebut antara lain merupakan siswi SMP
atau melakukan perilaku tersebut atau sederajat, tempat tinggal di
sehingga menyebabkan lebih kuat untuk Jember. Syarat yang kedua adalah
mewujudkan niat (Wikamorys and sedang tidak sakit dan masuk sekolah
Rochmach, 2017). saat pengambilan data, serta yang ketiga
Wilayah kerja Puskesmas bersedia menjadi responden penelitian.
Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Variabel bebas dalam penelitian
Kabupaten Jember memiliki jumlah ini adalah persepsi kontrol perilaku
remaja usia sekolah dengan status remaja putri. Variabel terikat dalam
anemia tertinggi dibandingkan puskesmas penelitian ini adalah niat patuh remaja
lain. Jumlah remaja putri usia 10-14 putri untuk konsumsi TTD teratur.
tahun yang mengalami anemia sebesar Sebagai data tambahan juga dilakukan
237 remaja dan usia 15-19 tahun pengambilan data tentang karakteristik
sebanyak 330 remaja berstatus anemia. responden, usia menarche pertama,
Penelitian ini dilakukan untuk gejala anemia, dan status gizi.
menganalisis hubungan kontrol perilaku Teknik pengumpulan data pada
dengan niat patuh konsumsi TTD teratur penelitian ini menggunakan angket
pada remaja putri di wilayah kerja penelitian dengan penilaian scoring.
Puskesmas Sumbersari Kabupaten Variabel persepsi kontrol perilaku
Jember. dengan rentang nilai 0-6, dikategorikan
menjadi kontrol perilaku lemah (0-3) dan
METODE kuat (4-6). Variabel niat memiliki
rentang nilai 0-8 yang dikategorikan
Penelitian ini termasuk dalam menjadi niat tidak patuh konsumsi TTD
penelitian analitik dengan desain cross (0-4) dan niat patuh konsumsi TTD (5-8)
sectional. Penelitian analitik memiliki (Rismalinda, 2017).
tujuan utama untuk mencari hubungan Pengumpulan data juga dilakukan
antara variabel penelitian Desain melalui pengukuran tinggi badan (TB)
penelitian cross sectional mempelajari dan berat badan (BB) untuk menghitung
hubungan antara faktor risiko dengan status gizi menurut Indeks Massa Tubuh
penyakit (efek), pengukuran terhadap (IMT)/umur. Pengukuran tinggi badan
variabel bebas, dan terikat dilakukan menggunakan mikrotoa dengan posisi
sekali dalam satu waktu bersamaan frankfurtplane dan pengukuran berat
(Sastroasmoro and Ismael, 2011). badan memakai timbangan injak dengan
Penelitian ini menggunakan ketelitian 0,1 mm.
teknik pengambilan sampel dengan Data kontrol perilaku dan niat
metode multi stage random sampling. selanjutnya dianalisis secara deskriptif
Langkah pengambilan sampel dalam dan analitik menggunakan uji chi-square
penelitian ini terdiri atas dua tahap. untuk mengetahui hubungan
Tahap pertama dengan menentukan antarvariabel independen dengan
sampel sekolah SMP/Sederajat variabel dependen. Uji statistik tersebut
menggunakan cluster sampling. Tahap menggunakan (α=5%). Data karakteristik
kedua yakni menentukan responden responden yang diperoleh, kemudian
penelitian dari setiap sekolah yang diolah dan disajikan dalam bentuk tabel
terpilih menggunakan teknik stratified dan dianalisis secara deskriptif.
proporsional random sampling. Lokasi
penelitian bertempat di lima sekolah HASIL DAN PEMBAHASAN
yang mewakili wilayah kerja Puskesmas
Sumbersari, yaitu SMPN 3 Jember, SMPS Distribusi frekuensi karakteristik
IT Al Ghozali, SMPS Darul Istiqomah, responden disajikan Tabel 1. Tabel 1
SMPS Agus Salim, dan SMPN 9 Jember. menunjukkan bahwa diketahui mayoritas
Pengambilan data dilakukan selama responden berumur ≤13 tahun (51,2%),
Agustus hingga Oktober 2018. Penelitian mengalami pubertas normal (85,7%),
ini memiliki sertifikat etik dengan nomor mengalami gejala anemia pada level
sertifikat No.278/UN25.8/KEPK/DL/2019. rendah (85,4%), dan mayoritas memiliki
Responden yang terlibat dalam status gizi normal (81,4 %).
penelitian ini yakni 328 orang remaja
©2020. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 05-11-2019, Accepted: 14-09-2020, Published Online:28-09-2020
Diana Febriyanti Quraini, Farida Wahyu Ningtyias, dan Ninna Rohmawati. 157
Perilaku Kepatuhan Konsumsi …

Tabel 1. Karakteristik Responden and Saputri, 2015). Remaja putri pada


berdasarkan Umur, Usia penelitian ini telah mampu berencana
Menarche pertama, Gejala untuk patuh atau tidak mengonsumsi TTD
Anemia, dan Status Gizi teratur seminggu sekali sepanjang tahun
Karakteristik n % dengan benar dan telah mampu
Umur mempertimbangkan konsekuensi atas
≤13 168 51,2 perilaku tersebut.
14 110 33,5
≥15 50 15,3 Usia Menarche Pertama
Usia menarche pertama
Usia menarche mayoritas
Belum menstruasi 38 11,6
responden (85,7 %) terjadi pada umur 12-
Pubertas dini 9 2,7
Pubertas normal 281 85,7 13 tahun sehingga dapat disimpulkan
Gejala anemia remaja putri pada penelitian ini memiliki
Rendah 280 85,4 status pubertas normal. Kebutuhan zat
Tinggi 48 14,6 besi remaja putri pada penelitian ini
Status gizi (IMT) meningkat karena mayoritas responden
Kurus 3 0,9 (88,4 %) telah memasuki usia pubertas
Normal 267 81,4 dan mengalami menstruasi setiap
Gemuk 43 13,1 bulannya (Adriani and Wirjatmadi, 2012).
Obesitas 16 4,6 Remaja putri akan berisiko menderita
Total 328 100 anemia ketika kebutuhan zat besi tidak
terpenuhi. Penelitian yang dilakukan di
Umur Pekanbaru menunjukkan bahwa terdapat
Umur responden dalam hubungan yang signifikan antara
penelitian ini yaitu umur 11-16 tahun. menstruasi dengan kejadian anemia pada
Umur ini termasuk dalam kategori remaja putri (Irianti, 2019).
remaja awal (11-14 tahun) dan remaja Menstruasi dini disebabkan oleh
menengah (15-17 tahun (Irianto, 2014). beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
Ciri khas remaja pada usia ini (12-16 antara lain faktor hormonal yang tidak
tahun) antara lain cenderung lebih seimbang dan asupan makanan yang
mempercayai apa yang ada di dalam berlebihan namun tidak diselingi dengan
pikirannya, tidak mau menerima sebuah aktifitas fisik yang menyebabkan berat
pendapat tanpa alasan yang masuk akal. badan tubuh berlebih (Ekawati and
Ciri khas lainnya yakni remaja Buton, 2018). Hubungan usia menarche
memerlukan orang yang dapat ibu dengan putrinya adalah sangat erat,
mengarahkan mereka pada pematangan faktor lain yang berperan penting adalah
diri yang utuh (Adriani and Wirjatmadi, status gizi, remaja putri gemuk akan
2012). mendapat menarche lebih awal daripada
Hasil penelitian ini didapatkan yang kurus (Irianto, 2014).
paling banyak responden adalah remaja
awal (51,2%) berumur ≤13 tahun. Gejala Anemia
Penelitian sebelumnya mengungkapkan Hasil penelitian ini mendapatkan
bahwa karakteristik remaja awal ditandai sebagian besar responden (85,4%)
oleh terjadinya perubahan-perubahan mengalami gejala anemia yang rendah.
psikologi. Perubahan tersebut antara lain Responden dengan gejala anemia rendah
krisis identitas, jiwa yang labil, bukan berarti tidak mengalami anemia
pentingnya teman dekat, terdapat karena remaja akan merasakan gejala
pengaruh teman sebaya (peer group) anemia ketika penyakit anemia yang
yang dominan seperti bertingkah laku diderita telah parah. Penderita anemia
sama, remaja ini hanya tertarik pada ringan belum memiliki gejala maupun
keadaan sekarang bukan masa depan tanda dari penyakit anemia (WHO, 2011).
(Fishbein and Ajzen, 2011). Remaja Anak usia 12-14 tahun menderita
dapat memahami bahwa tindakan saat ini anemia ringan jika level hemoglobin 11-
dapat memiliki efek pada masa yang 11,9 g/dl, anemia sedang 8-10,9 g/dl,
akan datang, dengan demikian seorang dan anemia berat <8 g/dl. Anemic
remaja mampu memperkirakan syndrome atau gejala anemia umum
konsekuensi dari tindakannya, termasuk dapat dijumpai pada anemia dengan
terdapat kemungkinan yang dapat kadar hemoglobin kurang dari 7-8 g/dl
membahayakan dirinya (Dewi, Oktiawati (WHO, 2011). Gejala yang ditimbulkan
©2020. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 05-11-2019, Accepted: 14-09-2020, Published Online:28-09-2020
158 Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education
Vol. 8 No. 2, September 2020, 154-162 doi: 10.20473/jpk.V8.I2.2020.154-162

antara lain badan terasa lemah, telinga memiliki kontrol perilaku yang baik
mendenging, mata berkunang-kunang, (Cahyaningrum, 2014). Kontrol perilaku
cepat lelah, serta lesu. mengindikasikan bahwa motivasi
seseorang dipengaruhi oleh bagaimana
Status Gizi menurut IMT/U individu tersebut memandang tentang
Hasil penelitian menunjukkan ada atau tidaknya faktor yang
mayoritas memiliki status gizi normal memudahkan atau mempersulit jika
(81,4%). Hasil ini sejalan dengan suatu perilaku dilakukan (Ajzen, 2005).
penelitian di SMAN 2 Jember bahwa
status gizi remaja putri mayoritas adalah Tabel 2. Karakteristik Responden
normal (78,1%) (Nurcahyani, 2014). Hasil berdasarkan Kontrol Perilaku
penelitian ini juga didukung oleh data dan Niat Konsumsi TTD Teratur
RISKESDAS 2013, prevalensi status gizi Variabel n %
(IMT/U) remaja putri umur 13-15 tahun Kontrol Perilaku
di Indonesia sebesar 80,8% berstatus gizi Lemah 155 47,3
normal (Kementerian Kesehatan RI, Kuat 173 52,7
2013). Niat
Berat badan normal adalah Niat Tidak Patuh 141 43
Niat Patuh 187 57
idaman setiap individu agar tercapai
Total 328 100
tingkat kesehatan optimal. Keuntungan
yang didapatkan dengan berat badan
Kontrol perilaku adalah persepsi
normal diantaranya penampilan baik,
individu mengenai mudah atau sulitnya
lincah, dan memiliki risiko rendah
mewujudkan suatu perilaku yang
terutama penyakit infeksi maupun
ditentukan dua faktor. Faktor yang
degeneratif. Responden penelitian
pertama yakni keyakinan individu
mayoritas memiliki status gizi normal,
terhadap ketersediaan sumber daya
namun bukan berarti tidak memiliki
berupa peralatan, kompatibilitas,
risiko anemia. Hasil penelitian di
kompetensi. Faktor kedua yakni
Peterongan, Jombang menunjukkan tidak
kesempatan (control belief strength)
ada hubungan yang bermakna antara
yang mendukung atau menghambat
status gizi, energy, protein, dan vitamin
perilaku yang akan diprediksi dan
C dengan kejadian anemia pada remaja
besarnya peran sumber daya (power of
putri. Artinya, meskipun mayoritas
control factor) dalam mewujudkan
responden memiliki status gizi yang
perilaku tersebut (Ramdhani, 2016).
normal tidak menutup kemungkinan
Kontrol perilaku kuat terhadap
remaja putri tersebut untuk mengalami
konsumsi TTD teratur seminggu sekali
anemia (Sya’Bani and Sumarmi, 2016).
akan timbul jika responden setuju
Pernyataan ini didukung oleh
dengan pernyataan yang mendukung
hasil penelitian mendapatkan bahwa
(favorable) terhadap perilaku patuh
tingkat konsumsi protein, lemak, dan
konsumsi tablet tambah darah teratur,
karbohidrat berhubungan dengan status
yaitu pertanyaan tentang TTD selalu
gizi remaja putri. Karbohidrat, lemak,
tersedia dari puskemas, efek samping
dan protein merupakan zat gizi penyuplai
yang dirasakan setelah mengonsumsi
energi terbesar bagi tubuh (Nurcahyani,
tablet tambah darah adalah hal yang
2014). Zat besi adalah zat gizi mikro dan
tidak membahayakan bagi kesehatan,
asupan zat gizi mikro tidak
memiliki kewajiban untuk konsumsi TTD
mempengaruhi status gizi berdasarkan
seminggu sekali sepanjang tahun. Hasil
IMT/U karena memiliki kandungan energi
angket menunjukkan responden yang
yang sedikit, dan jika terjadi kekurangan
memiliki kontrol perilaku kuat, sebagian
mungkin sudah berlangsung lama
besar setuju dengan tablet tambah darah
(Rosmalina and Ernawati, 2010).
selalu tersedia dari puskemas dan tidak
setuju pada pernyataan efek samping
Kontrol Perilaku
yang dirasakan setelah mengonsumsi
Hasil penelitian pada Tabel 2
tablet tambah darah adalah hal yang
menunjukkan 173 respoden (52,7%)
tidak membahayakan bagi kesehatan.
memiliki kontrol perilaku yang kuat
Hasil ini selaras dengan hasil penelitian
untuk konsumsi TTD teratur. Hasil ini
(Putra, Sukaatmadja and Yasa, 2016).
sejalan dengan penelitian yang
Kontrol perilaku lemah
menyebutkan sebanyak 62% remaja putri
responden akan muncul jika setuju
©2020. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 05-11-2019, Accepted: 14-09-2020, Published Online:28-09-2020
Diana Febriyanti Quraini, Farida Wahyu Ningtyias, dan Ninna Rohmawati. 159
Perilaku Kepatuhan Konsumsi …

dengan pernyataan yang negatif dengan penelitian sebanyak 57,7%


(unfavorable) terhadap konsumsi tablet remaja putri memiliki niat yang baik
tambah darah teratur, yaitu: dalam mengonsumsi TTD (Cahyaningrum,
2014).
“Efek samping yang dirasakan Niat patuh mengonsumsi TTD
setelah mengonsumsi TTD membuat pada remaja putri akan muncul jika
saya ingin berhenti mengonsumsi responden setuju dengan pernyataan
tablet tambah darah secara teratur, yang mendukung (favorable) terhadap
saya akan kesulitan untuk perilaku patuh konsumsi tablet tambah
mendapatkan tablet tambah darah darah teratur, yaitu:
pada masa liburan semester sekolah, 1. Rencana untuk saling mengingatkan
dan saya tidak bersalah jika saya dengan teman dekat dalam konsumsi
mengonsumsi tablet tambah darah TTD teratur
dua minggu sekali ketika masa libur 2. Rencana untuk mengatur alarm hp
sekolah”. milik remaja atau keluarga atau
membuat tulisan pengingat di
Responden dengan kontrol kalender untuk jadwal minum tablet
perilaku yang lemah sebagian besar tambah darah agar dapat teratur
setuju pada pernyataan efek samping meminumnya saat libur sekolah
yang dirasakan membuat ingin berhenti 3. Meminta keluarga mengingatkan
dan merasa tidak bersalah jika responden untuk minum TTD pada saat libur
mengonsumsi tablet tambah darah dua sekolah
minggu sekali ketika masa libur sekolah. 4. Mengonsumsi sumber protein hewani
Perceived behavior control (PBC) seperti hati, ikan, telur atau sumber
merupakan persepsi individu terhadap vitamin C seperti jeruk dan pepaya
mudah atau tidaknya individu tersebut setelah minum tablet tambah darah
dalam melakukan perilaku dan agar penyerapan zat besi dalam
diasumsikan merupakan refleksi dari tubuh menjadi maksimal.
pengalaman yang telah terjadi Sebaliknya, niat tidak patuh
sebelumnya juga berbagai hambatan responden akan muncul jika setuju
yang diantisipasi. Semakin banyak faktor dengan pernyataan yang negatif
pendukung dan sedikit faktor (unfavorable) terhadap konsumsi tablet
penghambat yang dirasakan oleh individu tambah darah teratur, yaitu antara lain:
dalam berperilaku, maka semakin besar 1. Berencana untuk menghindari jadwal
kontrol yang mereka rasakan atas minum TTD di sekolah karena tidak
perilaku tersebut, begitu pula ingin meminumnya
sebaliknya. Persepsi tersebut ditentukan 2. Berencana tidak mengonsumsi TTD
oleh keyakinan seseorang, untuk secara teratur seminggu sekali ketika
mengendalikan faktor yang menghambat hari libur semester ganjil atau
ataupun yang mendorong munculnya kenaikan kelas
perilaku (Ajzen, 2005). Keyakinan ini 3. Jika memiliki aktivitas yang padat di
dapat diakibatkan oleh pengalaman masa hari jadwal minum TTD, tidak akan
lalu dengan tingkah laku tersebut, tetapi meluangkan waktu untuk
juga dapat dipengaruhi oleh informasi meminumnya
yang tidak langsung akan tingkah laku 4. Akan minum tablet tambah darah
tersebut yang diperoleh dengan dengan minum teh atau kopi atau
mengamati pengalaman orang yang susu.
dikenal atau teman, sedangkan faktor Hasil angket pada pernyataan
yang dikontrol adalah faktor internal dan niat, responden yang memiliki niat patuh
eksternal (Lestarina, 2018). untuk konsumsi TTD mayoritas setuju
pada pernyataan (rencana untuk saling
Niat Patuh Konsumsi TTD mengingatkan dengan teman dekat
Niat merupakan pendahulu dari dalam konsumsi TTD teratur dan akan
suatu perilaku yang sudah direncanakan meminta keluarga mengingatkan untuk
sebelumnya (Ajzen, 2005). Hasil minum tablet tambah darah pada saat
penelitian pada Tabel 2 menunjukkan libur sekolah). Responden dengan niat
sebanyak 187 respoden (57%) dari total tidak patuh konsumsi TTD sebagian besar
328 respoden memiliki niat patuh setuju dengan pernyataan (berencana
konsumsi TTD teratur. Hasil ini sejalan tidak mengonsumsi tablet tambah darah
©2020. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 05-11-2019, Accepted: 14-09-2020, Published Online:28-09-2020
160 Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education
Vol. 8 No. 2, September 2020, 154-162 doi: 10.20473/jpk.V8.I2.2020.154-162

secara teratur seminggu sekali ketika square. Hasil uji chi-square antara
hari libur semester ganjil atau kenaikan variabel norma subjektif dengan niat
kelas dan berencana untuk menghindari didapatkan P Value 0,000, artinya Ho
jadwal minum TTD di sekolah karena ditolak. Hasil tersebut menunjukkan
tidak ingin meminumnya). terdapat hubungan yang signifikan antara
variabel kontrol perilaku dengan niat
Kontrol Perilaku dengan Niat Patuh patuh konsumsi TTD secara teratur
Konsumsi TTD pada Remaja Putri karena nilai P Value (0,000) < α (0,05).
Hubungan kontrol perilaku dengan niat Nilai OR yang diperoleh sebesar 3,906,
patuh konsumsi TTD teratur diperoleh hasil analisis tersebut menunjukkan
melalui analisis bivariabel dengan bahwa remaja yang memiliki kontrol
menggunakan uji chi-square. Hasil uji perilaku yang kuat akan 3,906 kali
statistik didapatkan tidak ada cell memiliki niat patuh konsumsi TTD teratur
dengan nilai expected <1 dan tidak dibandingkan dengan remaja yang
terdapat cell dengan nilai expected <5 mempunyai kontrol perilaku yang lemah.
lebih dari 20%, sehingga memenuhi
persyaratan menggunakan uji chi-

Tabel 3. Tabulasi Silang antara Kontrol Perilaku dan Niat Konsumsi TTD Teratur
Niat
Kontrol Total
Tidak patuh Patuh
Perilaku
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Lemah 93 28,4 62 18,9 155 47,3
Kuat 48 14,6 125 38,1 173 52,7
Total 141 43 187 57 328 100

Hasil uji chi-square antara berhubungan dengan niat untuk konsumsi


variabel kontrol perilaku dengan niat TTD (Aprianti, Sari and Kusumaningrum,
menunjukkan terdapat hubungan 2018). Sama dengan persepsi positif
bermakna secara statistika, artinya remaja putri akan ketersediaan TTD dan
responden yang memiliki keinginan untuk kemudahan untuk mendapatkannya
patuh konsumsi TTD teratur memiliki terutama saat libur semester akan
kontrol perilaku yang kuat. Penelitian ini membentuk kontrol perilaku yang tinggi
sejalan dengan hasil penelitian di Jakarta sehingga membentuk niat untuk patuh
mendapatkan terdapat pengaruh variabel konsumsi TTD teratur sepanjang tahun
kontrol perilaku terhadap niat merokok dengan benar. Remaja putri yang sedikit
pada remaja di Jakarta (Rosdiana, 2011). merasakan faktor pendukung dan banyak
Penelitian lain mendapatkan bahwa faktor penghambat untuk dapat
kontrol perilaku berhubungan positif melakukan perilaku konsumsi TTD teratur
dengan niat merokok pada siswa SMP di dengan patuh, maka remaja putri akan
kota Bandung. Artinya, semakin tinggi cenderung mempersepsikan diri sulit
kontrol perilaku yang dirasa remaja untuk melakukan perilaku tersebut.
terhadap perilaku merokok, maka Remaja putri yang merasakan banyak
semakin tinggi pula niat untuk merokok. faktor pendukung dan sedikit faktor
Persepsi remaja mengenai mudah atau penghambat untuk dapat melakukan
sulitnya mewujudkan suatu perilaku perilaku patuh konsumsi TTD teratur,
berasal dari keyakinan mengenai maka lebih besar kontrol yang mereka
ketersediaan sumberdaya dalam hal ini rasakan atas perilaku tersebut sehingga
batang rokok yang mudah didapatkan dan menghasilkan niat untuk patuh konsumsi
dengan harga yang masih dapat TTD teratur.
dijangkau (Sagitania, 2017). Hasil tabulasi silang pada
Kontrol perilaku mirip seperti responden yang memiliki kontrol perilaku
self efficacy atau efikasi diri (Ajzen, kuat (173 remaja putri) didapatkan 14,6%
2005). Efikasi diri adalah keyakinan memiliki niat tidak patuh. Artinya,
individu bahwa ia akan berhasil meskipun remaja putri memiliki persepsi
menguasai keterampilan yang dibutuhkan yang kuat akan kemudahan dalam
untuk menyelesaikan tugas-tugas berperilaku patuh mengonsumsi TTD
tertentu. Penelitian yang dilakukan pada teratur namun tetap memutuskan untuk
remaja di Surabaya mendapatkan bahwa berniat tidak patuh. Penjelasan dari hal
efikasi diri yang dirasa remaja putri tersebut dapat dilihat dari analisis
©2020. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 05-11-2019, Accepted: 14-09-2020, Published Online:28-09-2020
Diana Febriyanti Quraini, Farida Wahyu Ningtyias, dan Ninna Rohmawati. 161
Perilaku Kepatuhan Konsumsi …

jawaban angket responden yang memiliki Adriani, M. and Wirjatmadi, B. (2012)


kontrol perilaku kuat namun berniat ‘Peranan Gizi dalam Siklus
tidak patuh. Hasil angket menunjukkan Kehidupan’, Jakarta: Kencana
mayoritas responden memberikan skor 0 Prenada Media Group, 2, pp. 245–
pada aspek efek samping yang akan 278.
dirasakan (pernyataan postif dan Ajzen, I. (2005) Atttudes, Personality
negatif). Hasil ini menunjukkan bahwa and Behavior Second Edition.
efek samping yang dirasakan adalah Second. Berkshire: Open University
faktor penghambat terbesar sehingga Press.
responden memutuskan untuk berniat Aprianti, R., Sari, G. M. and
tidak patuh konsumsi TTD. Keyakinan Kusumaningrum, T. (2018) ‘Factors
tersebut dapat didasari oleh pengalaman Correlated with the Intention of Iron
individu yang berkaitan dengan perilaku Tablet Consumption among Female
konsumsi TTD, maupun oleh informasi Adolescents’, 13(1).
lain mengenai perilaku yang diperoleh Cahyaningrum, T. D. (2014) ‘Faktor-
dari pengalaman orang-orang yang faktor yang berhubungan dengan
dikenalnya, teman-temannya dan oleh intensi (niat) remaja puteri dalam
faktor lain yang meningkatkan persepsi mengkonsumsi tablet Fe di SMP
kesulitan untuk melakukan suatu perilaku Negeri 1 Karangawen Kabupaten
konsumsi TTD teratur (Ajzen, 2005). Demak (Skripsi)’, Semarang: Program
Studi S1 Keperawatan dan Kesehatan
SIMPULAN Universitas Muhammadiyah
Semarang.
Mayoritas responden memiliki Dewi, R. C., Oktiawati, A. and Saputri, L.
persepsi kontrol perilaku kuat dan D. (2015) ‘Teori & Konsep Tumbuh
memiliki niat untuk patuh konsumsi TTD Kembang Bayi, Toddler, Anak dan
teratur. Ada hubungan antara kontrol Usia Remaja’, Yogyakarta: Nuha
perilaku dengan niat patuh dalam Medika.
mengonsumsi TTD secara teratur. Ekawati, Y. and Buton, L. D. (2018)
Remaja yang memiliki kontrol perilaku ‘Faktor Risiko Kejadian Kanker
yang kuat akan memiliki niat untuk patuh Payudara di RSU Bahteramas’, Jurnal
konsumsi TTD teratur 3,906 kali MJPH, 1(2), pp. 1–17.
dibandingkan remaja putri dengan Fishbein, M. and Ajzen, I. (2011)
kontrol perilaku lemah terhadap Predicting and changing behavior:
konsumsi TTD. Peningkatan pengetahuan The reasoned action approach.
dan persepsi kepada remaja putri Taylor & Francis.
tentang efek samping TTD perlu Irianti, B. (2019) ‘Hubungan Volume
dilakukan melalui pendidikan kesehatan Darah pada saat Menstruasi dengan
disekolah UKS secara kontinyu tentang Kejadian Anemia pada Mahasiswa
pentingnya minum TTD dan manfaat yang Akademi Kebidanan Internasional
dirasakan ketika minum TTD secara Pekanbaru Tahun 2014’, Ensiklopedia
rutin. Penguatan niat untuk of Journal, 1(2), pp. 257–261.
mengkonsumsi TTD secara rutin dan Irianto, K. (2014) ‘Gizi Seimbang dalam
penguatan persepsi kontrol perilaku dari Kesehatan Reproduksi’. Alfabeta.
pihak sekolah dalam bentuk Kementerian Kesehatan RI (2013) ‘Riset
pengumuman waktu minum TTD melalui Kesehatan Dasar 2013’, Badan
Whats app group maupun alarm di Penelitian dan Pengembangan
sekolah sebagai tanda minum TTD yang Kesehatan Departemen Kesehatan
dapat dipantau oleh guru. Republik Indonesia, (Penyakit
Menular), p. 103. doi:
DAFTAR PUSTAKA 10.1007/s13398-014-0173-7.2.
Kementerian Kesehatan RI (2016)
Aditianti, Permanasari, Y. and Julianti, Pedoman Pencegahan dan
E. D. (2015) ‘Pendampingan Minum Penanggulangan Anemia pada
Tablet Tambah Darah (TTD) dapat Remaja Putri dan Wanita Usia Subur
Meningkatkan Kepatuhan Konsumsi (WUS). Jakarta: Direktorat Kesehata
TTD pada Ibu Hamil Anemia’, Masyarakat.
Penelitian Gizi dan Makanan, 38(1), Lestarina, N. N. W. (2018) ‘Theory of
pp. 71–78. Planned Behavior sebagai Upaya
©2020. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 05-11-2019, Accepted: 14-09-2020, Published Online:28-09-2020
162 Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education
Vol. 8 No. 2, September 2020, 154-162 doi: 10.20473/jpk.V8.I2.2020.154-162

Peningkatan Kepatuhan pada Klien the Correlation of Micronutrient and


Diabetes Melitus’, Media Kesehatan Nutritional Status’, hubungan status
Masyarakat Indonesia, 14(2), p. 201. gizi mikro dengan status gizi anak
doi: 10.30597/mkmi.v14i2.3987. rremaja SLTP, 33(1), pp. 14–22.
Nurcahyani, F. D. (2014) Hubungan Sagitania (2017) ‘Intensi Merokok Siswa
Antara Body Image Dan Konsumsi SMP’, Jurnal Psikologi Insight, 1(1),
Makanan Dengan Status Gizi Remaja pp. 96–108. doi:
Putri. Universitas Jember. 10.5281/zenodo.579558.
Putra, I. K. T. E., Sukaatmadja, I. P. . Sastroasmoro, S. and Ismael, S. (2011)
and Yasa, N. N. . (2016) ‘Perilaku Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Konsumen Mengonsumsi Beras Klinis. Jakarta: Sagung Seto.
Organik di Kota Denpasar berdasar Sya’Bani, I. R. N. and Sumarmi, S. (2016)
Theory of Planned Behavior’, E- ‘Hubungan Status Gizi dengan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Kejadian Anemia pada Santriwati di
Universitas Udayana, 5(8), pp. 2609– Pondok Pesantren Darul Ulum
2638. Peterongan Jombang’, Jurnal
Qamariyah, B. and Nindya, T. S. (2018) Keperawatan Muhammadiyah, 1(1),
‘Hubungan Antara Asupan Energi , pp. 7–15.
Zat Gizi Makro dan Total Energy WHO (2011) ‘Haemoglobin concentrations
Expenditure dengan Status Gizi Anak for the diagnosis of anaemia and
Sekolah Dasar Correlation between assessment of severity’, Geneva,
Energy Intake , Macro Nutrients and Switzerland: World Health
Total Energy Expenditure and Organization, pp. 1–6. doi: 2011.
Nutritional Status of Elementary Wikamorys, D. . and Rochmach, T. .
Students’, Amerta Nutrition, 2(1), (2017) ‘Aplikasi Theory of Planned
pp. 59–65. doi: Behavior Dalam Membangkitkan Niat
10.20473/amnt.v2.i1.2018.59-65. Pasien Untuk Melakukan Operasi
Ramdhani, N. (2016) ‘Penyusunan Alat Katarak’, Jurnal Administrasi
Pengukur Berbasis Theory of Planned Kesehatan Indonesia, 5(1), pp. 32–40.
Behavior’, Buletin Psikologi, 19(2), doi: 10.1037/0022-3514.51.6.1173.
pp. 55–69. doi: 10.22146/bpsi.11557. Yuniarti; Rusmilawaty; Tunggal, T.
Rismalinda (2017) Buku Ajar Psikologi. (2015) ‘Hubungan antara kepatuhan
Jakarta: TIM. minum tablet Fe dengan kejadian
Rosdiana, S. (2011) Faktor-faktor anemia pada remaja putri di MA
psikologis yang mempengaruhi Darul Imad Kecamatan Tatah Makmur
intensi merokok pada remaja. Kabupaten Banjar’, Jurnal Publikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Kesehatan Masyarakat Indonesia,
Hidayatullah. 2(1), pp. 31–36.
Rosmalina, Y. and Ernawati, F. (2010) ‘(

©2020. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 05-11-2019, Accepted: 14-09-2020, Published Online:28-09-2020

You might also like